a. bahwa
dengan
adanya
penetapan
peraturan
Pengelolaan
berimplikasi
Keuangan
terhadap
tata
Daerah,
cara
yang
pengelolaan
berdasarkan
dimaksud
pada
pertimbangan
huruf
a.,
perlu
sebagaimana
menetapkan
1
Daerah-daerah
Kabupaten
dalam
Nomor
19,
Tambahan
Lembaran
Negara
Tingkat
Republik
II
Surabaya
Indonesia
Tahun
(Lembaran
1965
Negara
Nomor
19,
Negara
Indonesia
Tahun
(Lembaran
2003
tentang
Negara
Nomor
47,
Republik
Tambahan
Undang-Undang
Nomor
Tahun
2004
tentang
Tahun
2004
Nomor
5,
Tambahan
Pengelolaan
Negara
dan
(Lembaran
Tanggung
Negara
Jawab
Republik
Indonesia
Tahun
2004
Nomor 66
, Tambahan
Tahun
2004
Nomor
125,
Tambahan
2004
Nomor
126,
Tambahan
Lembaran
Peraturan
Perundang-Undangan
Pinjaman
Pemerintah
Daerah
Pemerintah
(Lembaran
Pusat
Negara
dan
Republik
Indonesia
tahun
2003
Nomor
48,
Tambahan
Kerja
Pemerintah
Republik
Indonesia
(Lembaran
tahun
2004
Negara
Nomor
74,
Keuangan
Badan
Layanan
Umum
Indonesia
tahun
2005
Nomor
49,
58 Tahun 2005
(Lembaran
Pembinaan
dan
Penyelenggaraan
Pemerintah
Negara
2005
Tahun
Nomor
Pengawasan
Daerah
(Lembaran
165,
Tambahan
Keuangan
dan
Kinerja
Instansi
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
DAERAH
KABUPATEN
GRESIK
ketentuan
dalam
Peraturan
Daerah
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Kepala
Daerah
selaku kepala
pemerintahan
daerah
dan
mewakili
pemerintah
dipisahkan.
Selaku
Pemegang
Pengelolaan
Kekuasaan
Keuangan
Umum
Daerah,
Bupati
tagihan
dan
pembayaran.
Kekuasaan
Pengelolaan
memerintahkan
Keuangan
Daerah
Koordinator
(5)
berdasarkan
kewenangan
penguji,
antara
dan
yang
prinsip
yang
pemisahan
memerintahkan,
menerima
atau
yang
mengeluarkan uang.
2. Ketentuan Pasal 12 ayat (1) diubah, sehingga pasal 12
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 12
(1) Koordinator
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
dan
pelaksanaan
kebijakan
pengelolaan APBD;
b. penyusunan dan
pelaksanaan
kebijakan
APBD,
perubahan
tugas-tugas
keuangan
daerah
koordinasi
lainnya
7
berdasarkan
kuasa
yang
dilimpahkan
oleh
Bupati.
(3) Koordinator
pengelolaan
bertanggungjawab
atas
keuangan
daerah
pelaksanaan
tugas
Pejabat
Pengelola
Keuangan
Daerah
mempunyai tugas :
a. menyusun
dan
melaksanakan
kebijakan
pengelolaan APBD;
b. menyusun rancangan APBD dan rancangan
perubahan APBD;
c. melaksanakan
pemungutan
daerah
yang
telah
pendapatan
ditetapkan
dengan
Peraturan Daerah;
d. melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;
e. menyusun laporan keuangan yang merupakan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
f. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh Bupati.
(3) PPKD dalam melaksanakan fungsinya sebagai
Bendahara Umum Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d. berwenang :
a. menyiapkan
kebijakan
dan
pedoman
pelaksanaan APBD;
b. mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;
c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
d. memberikan
sistem
petunjuk
penerimaan
teknis
dan
pelaksanaan
pengeluaran
Kas
Daerah;
e. melaksanakan pemungutan pajak daerah;
f. memantau pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran
APBD
oleh
bank
dan
/atau
berdasarkan
pinjaman
dan
selaku
lingkungan
BUD
satuan
menunjuk
kerja
pejabat
pengelola
di
keuangan
(4) Kuasa
BUD
selain
sebagaimana
melaksanakan
dimaksud
melaksanakan
ayat
tugas
(3)
kewenangan
juga
sebagaimana
Satuan
Kerja
Perangkat
Daerah
Satuan Kerja
sebagaimana
dimaksud
melaksanakan
tugasnya
Perangkat
ayat
Daerah
(1),
selaku
dalam
pengguna
anggaran, berwenang :
a.
menyusun RKA-SKPD;
b.
menyusun DPA-SKPD;
c.
melakukan
mengakibatkan
tindakan
pengeluaran
yang
atas
beban
anggaran
SKPD
anggaran belanja;
d.
melaksanakan
yang dipimpinnya;
10
e.
f.
melaksanakan
pemungutan
mengadakan
ikatan/perjanjian
menandatangani SPM;
i.
tanggung
jawab
SKPD
yang
dipimpinnya;
j.
mengelola
daerah/kekayaan
barang
milik
yang
menjadi
daerah
menyusun
dan
menyampaikan
m.
melaksanakan
tugas-tugas
kuasa
yang
dilimpahkan
oleh
bertanggung
jawab
atas
bertindak
sebagai
Pejabat
Pembuat
7. ketentuan
Pasal
17
ayat
(1)
diubah,
dan
diantara
pengguna
anggaran/pengguna
barang
SKPD
selaku
kuasa
pengguna
yang
dikelola,
kompetensi,
beban
rentang
kerja,
kendali,
lokasi,
dan/atau
tindakan
yang
mengakibatkan
anggaran
unit
kerja
yang
dipimpinnya;
c. melakukan
pengujian
atas
tagihan
dan
memerintahkan pembayaran;
d. mengadakan
ikatan/perjanjian
kerjasama
pengguna
anggaran/kuasa
pengguna
atas
pelaksanaan
tugasnya
bertindak
sebagai
Pejabat
Pembuat
Komitmen.
pengguna
anggaran
anggaran/kuasa
dalam
melaksanakan
pengguna
program
dan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
perkembangan
pelaksanaan
kegiatan;
c.
menyiapkan
dokumen
anggaran
atas
beban
18
ayat
(1)
berdasarkan
pertimbangan
rentang
kendali
dan
pertimbangan
obyektif lainnya.
(2) dihapus
(3) PPTK
yang
ditunjuk
oleh
pejabat
pengguna
kepada
pengguna
anggaran/pengguna
barang.
(4) PPTK
yang
ditunjuk
anggaran/kuasa
oleh
pengguna
kuasa
barang
pengguna
sebagaimana
tugasnya
kepada
kuasa
pengguna
rangka
melaksanakan
wewenang
atas
kepala
SKPD
menetapkan
pejabat
yang
penatausahaan
keuangan
SKPD
jasa
yang
disampaikan
oleh
bendahara
14
yang
diajukan
oleh
bendahara pengeluaran;
c. melakukan verifikasi SPP;
d. menyiapkan SPM;
e. melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
f. melaksanakan akuntansi SKPD; dan
g. menyiapkan laporan keuangan SKPD.
(3) Pejabat penatausahaan keuangan SKPD tidak boleh
merangkap
sebagai
pejabat
melakukan
pemungutan
yang
penerimaan
bertugas
daerah,
pendapatan Daerah;
belanja daerah; dan
pembiayaan daerah.
dan
menurut
organisasi
urusan
yang
Pemerintahan
bertanggungjawab
yang
ditetapkan
dengan
Peraturan
perundang-undangan.
15
menambah
ekuitas
dana
lancar,
yang
meliputi
semua
pengeluaran
yang
untuk
menutup
defisit
atau
untuk
memanfaatkan surplus.
12. Ketentuan Pasal 23 diubah, sehingga Pasal 23 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 23
Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud pasal 22
ayat (2) huruf a dikelompokkan menjadi :
a. pendapatan asli daerah;
b. dana perimbangan; dan
c.
16
pendapatan
asli
daerah
sebagaimana
hasil
pengelolaan
kekayaan
daerah
yang
dipisahkan, dan
d. lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
(2) Jenis
pajak
daerah
dan
retribusi
daerah
hasil
pengelolaan
kekayaan
daerah
yang
laba
atas
penyertaan
modal
pada
modal
pada
laba
atas
penyertaan
laba
atas
penyertaan
modal
pada
untuk
menganggarkan
penerimaan
hasil
penjualan
jasa giro;
c.
pendapatan bunga;
d.
penerimaan
atas
penerimaan
komisi,
penjualan
dan/atau
pengadaan
barang
penerimaan
keuntungan
dari
selisih
nilai
tukar
rupiah
h.
pendapatan
denda
pendapatan
denda
pendapatan
hasil
pendapatan
dari
fasilitas
dan
pajak;
i.
retribusi;
j.
eksekusi atas jaminan;
k.
pengembalian;
l.
sosial
fasilitas umum;
m.
pendapatan
dari
Pasal 25
(1) Kelompok
Pendapatan
dana
perimbangan
lain-lain
pendapatan
daerah
yang
sah
hibah
pemerintah
organisasi
daerah
swasta
berasal
lainnya,
dalam
dari
pemerintah,
badan/lembaga/
negeri,
kelompok
b.
c.
d.
e.
16. Ketentuan Pasal 28 ayat (1), ayat (5) dan ayat (7) diubah,
sehingga Pasal 28 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 28
(1) Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal
27 ayat (1) diklasifikasikan menurut organisasi,
program, kegiatan, akun, kelompok, jenis, obyek dan
rincian obyek belanja.
(2) Klasifikasi belanja menurut organisasi sebagaimana
dimaksud ayat (1) disesuaikan dengan organisasi
pemerintah daerah.
(3) Klasifikasi
belanja
menurut
fungsi
sebagaimana
belanja
berdasarkan
urusan
sesuai
dengan
ketentuan
perundang-
undangan.
20
(5) Klasifikasi
belanja
menurut
fungsi
sebagaimana
tujuan
keselarasan
dan
keterpaduan
ekonomi;
d. lingkungan hidup;
e.
f.
kesehatan;
g.
h. agama;
i.
pendidikan; dan
j.
perlindungan sosial.
urusan
pemerintahan
yang
menjadi
belanja
menurut
kelompok
belanja
Kelompok
belanja
dimaksud
dalam
tidak
Pasal
langsung
28
ayat
sebagaimana
(7)
huruf
a
21
(3)
Kelompok
belanja
tidak
langsung
sebagaimana
hasil
penjualan
kekayaan
daerah
yang
dipisahkan;
d. penerimaan pinjaman Daerah;
e.
penerimaan
kembali
pemberian
pinjaman
Daerah; dan
f.
(3) Pengeluaran
pembiayaan
sebagaimana
dimaksud
19.
daerah
menyusun
penjabaran
dari
RKPD
RPJMD
yang
dengan
yang
disusun
berdasarkan
evaluasi
pelayanan
minimal
sesuai
dengan
disusun
konsistensi
untuk
antara
menjamin
keterkaitan
perencanaan,
dan
penganggaran,
rancangan
kebijakan
umum
APBD
tahun
anggaran
berikutnya
sebagaimana
24
kepada
DPRD
selambat-lambatnya
bersama
DPRD
dalam
pembicaraan
disepakati
menjadi
kebijakan
umum
APBD.
(5) Rancangan kebijakan umum APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup kebijakan bidang
pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi
yang mendasarinya.
22. Ketentuan Pasal 35 ayat (1) diubah, sehingga Pasal
35 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 35
(1) Kebijakan
anggaran
umum
APBD,
sementara
yang
prioritas
dan
telah
dibahas
plafon
dan
ayat
(1)
menerbitkan
pedoman
25
disusun
pendekatan
dengan
kerangka
menggunakan
pengeluaran
jangka
prosedur
penyusunan
Rencana
Kerja
dan
dimaksud
pasal
36
ayat
(1)
dimaksud
ayat
(1),
sebagaimana
disampaikan
kepada
tim
anggaran
untuk
menelaah
kesesuaian
antara
RKA-SKPD
keputusan
melaksanakan
sebesar
bersama,
pengeluaran
angka
Bupati
setinggi-tingginya
untuk
setinggi-tingginya
untuk
keperluan
diterimanya
rancangan
Peraturan
Bupati
Bupati
tentang
penjabaran
APBD
diterimanya
rancangan
peraturan
daerah
dimaksud
peraturan
daerah
tentang
APBD
dan
tinggi,
Bupati
menetapkan
rancangan
hasil
evaluasi
Gubernur
Jawa
Timur
penjabaran
kepentingan
umum
APBD
dan
bertentangan
peraturan
dengan
perundang-
hari
terhitung
sejak
diterimanya
hasil
evaluasi tersebut.
(5) Hasil penyempurnaan sebagaimana dimaksud ayat
(4) ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPRD
dan disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur
paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah keputusan
tersebut ditetapkan.
(6) Keputusan pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud
ayat (5) dijadikan sebagai dasar penetapan peraturan
daerah tentang
paripurna berikutnya.
(7) Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD
dan rancangan peraturan Bupati tentang penjabaran
APBD menjadi peraturan daerah tentang APBD dan
29
sebagaimana
dimaksud
ayat
(1)
kepada
(1) Tim
anggaran
verifikasi
pemerintah
rancangan
daerah
DPA-SKPD
melakukan
sebagaimana
yang
telah
disahkan
oleh
PPKD
30
dimaksud
Pasal
76
ayat
(1)
dan
Perubahan
APBD
sebagaiamana
hasil
evaluasi,
maka
Bupati
dapat
hasil
menyatakan
evaluasi
hasil
Gubernur
evaluasi
Jawa
rancangan
Timur
peraturan
pemerintah
DPRD
daerah
melakukan
bersama
panitia
penyempurnaan
dengan
Keputusan
Pimpinan
DPRD
31
APBD
dan
dilaporkan
pada
sidang
paripurna berikutnya.
(5) Keputusan Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) disampaikan kepada Gubernur Jawa
Timur paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah
Keputusan tersebut ditetapkan.
31. Ketentuan Pasal 78 ayat (2) diubah, sehingga Pasal
78 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 78
(1) Dalam keadaan darurat, pemerintah daerah dapat
melakukan
pengeluaran
yang
belum
tersedia
darurat
sebagaimana
dimaksud
dalam
d. memiliki
anggaran
dampak
dalam
yang
rangka
signifikan
terhadap
pemulihan
yang
Daerah
APBD
dan/atau
32
pengeluaran
atas
pendanaan
keadaan
pada
rancangan
ayat
(3)
peraturan
dicantumkan
daerah
dalam
tentang
Pasal 79
(1) Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam
keadaan luar biasa.
(2) Keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 75 ayat (2) huruf e adalah keadaan yang
menyebabkan
estimasi
penerimaan
dan/atau
34.
Pasal 93
(1) Laporan
keuangan
bagi
entitas
pelaporan
laporan
keuangan
sebagaimana
34
rangka
memenuhi
pertanggung
jawaban
pelaksanaan APBD.
(2) Laporan keuangan pemerintah daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a.
b. neraca;
c.
keuangan
badan
usaha
milik
daerah/perusahaan daerah.
(5) Ikhtisar
laporan
keuangan
Badan
Usaha
Milik
daerah
sebagaimana
dimaksud
ayat
(5),
35
hasil
pemeriksaan
BPK
sebagaimana
memberikan
tanggapan
penyesuaian
terhadap
sebagaimana
dimaksud
dan
laporan
Pasal
97
melakukan
keuangan
ayat
(2)
(3) Berdasarkan
laporan
keuangan
sebagaimana
daerah
tentang
Pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
(4) Rancangan
peraturan
daerah
tentang
peraturan
daerah
tentang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(4)
BPK
belum
menyampaikan
laporan
hasil
39. Ketentuan Pasal 100 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 100
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 100
(1) Laporan kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
92 berisi tentang ringkasan keluaran dari masingmasing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing37
masing
program
sebagaimana
ditetapkan
dalam
sebagaimana
ditetapkan
dengan
dimaksud
Peraturan
pada
ayat
Bupati
(1)
dengan
program
sebagaimana
ditetapkan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara.
38
41. Ketentuan Pasal 110 ayat (4) diubah, sehingga Pasal 110
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 110
(1) Piutang daerah dapat dihapuskan secara mutlak
atau
bersyarat
dari
untuk
jumlah
sampai
dengan
dari
Rp.5.000.000.000,00
(lima
milyar
rupiah).
(3) Perubahan atas jumlah uang sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(2)
mengikuti
ketentuan
perundang-
undangan.
(4) Tata cara penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 109 ayat (5) dan penghapusan piutang daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Bupati dengan berpedoman pada
ketentuan perundang-undangan.
39
42.
jangka
pendek
sebagaimana
dimaksud
dimaksudkan
untuk
dimiliki
secara
tidak
40
dengan
Peraturan
Bupati
dengan
44. Ketentuan Pasal 123 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 123
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 123
(1) Pemindahtanganan
tanah
dan/atau
barang
milik
bangunan
daerah
dengan
berupa
persetujuan
barang
milik
daerah
berupa
dihapuskan
karena
anggaran
untuk
daerah
yang
berdasarkan
telah
memperoleh
Keputusan
kekuatan
41
yang
jika
status
untuk
memperoleh
persetujuan
DPRD
barang
mlik
daerah
berupa
45. Ketentuan Pasal 128 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 128
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 128
(1) Dana cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
127 ayat (1) ditempatkan dalam rekening tersendiri
yang dikelola oleh PPKD.
(2) Dalam hal Dana Cadangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) belum digunakan sesuai dengan
peruntukannya, dapat ditempatkan dalam porto folio
yang memberikan hasil tetap dengan resiko rendah.
(3) Hasil dari penerimaan dalam porto folio sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) menambah dana cadangan.
42
atau
pejabat
lain
yang
nyata-nyata
pengakuan
bahwa
kerugian
tersebut
diperoleh
atau
tidak
dapat
menjamin
Daerah
mengeluarkan
penggantian
yang
Surat
kerugian
bersangkutan
Keputusan
sementara
segera
pembebanan
kepada
yang
bersangkutan.
47. Ketentuan Pasal 148 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
43
Pasal 148
Kepala daerah dapat menetapkan SKPD atau Unit Kerja
pada
SKPD
yang
tugas
dan
fungsinya
bersifat
Umum
Daerah
sesuai
dengan
peraturan
meningkatkan
pelayanan
perundang-undangan.
Pasal 149
(1) BLUD
kepada
dibentuk
untuk
masyarakat
dalam
rangka
memajukan
kegiatan
BLUD
yang
Badan
Layanan
Umum
bersangkutan.
(3) Pembinaan
Pemerintah
keuangan
Daerah
dilakukan
oleh
PPKD
dan
44
Pasal 149A
Dalam menyelenggarakan dan meningkatkan layanan
kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
149 ayat (1), SKPD atau Unit Kerja pada SKPD yang
menerapkan PPK-BLUD diberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan.
Pasal II
Peraturan
Daerah
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
BUPATI GRESIK,
Ttd.
Diundangkan di Gresik
pada tanggal 30 Oktober 2013
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN GRESIK,
Ttd.
Ir. MOCH. NADJIB, MM
Pembina Utama Madya
45
46
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK
NOMOR 8 TAHUN 2013
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK
NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
I.
UMUM
Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah mendefinisikan Keuangan Daerah sebagai semua
hak
dan
kewajiban
daerah
dalam
rangka
penyelenggaraan
pemerintah
daerah
yang
merupakan
daerah
otonom
dari
pemerintah
provinsi,
pemerintah
kabupaten
dan
Pengelolaan
keuangan
daerah
sebagaimana
pelaksanaan,
penatausahaan,
pelaporan,
yang
karena
jabatannya
mempunyai
kewenangan
Perangkat
Daerah
pengguna
dalam melaksanakan
anggaran;
penambahan
pengaturan,
tugasnya
Dalam
selaku
rangka
pengadaan
daerah;
perubahan pengaturan tentang belanja kebutuhan keadaan
darurat;
Pengaturan tentang pengelolaan investasi;
Perubahan pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
dan
Perubahan teknik penyusunan terutama pada teknik pengacuan
pada Perda 10 Tahun 2006.
II
Pasal II
Cukup jelas.
49