Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KESEHATAN MASYARAKAT
OLEH
Angelius N. Matarau
1307011076
1. KOMPILASI, ANALISIS, DAN INTERPRETASI DATA SURVELANS
Kompilasi, analisis dan interpretasi data merupakan rangkaian dari langkah-langkah
surveilans. Dalam pengolahan data, terdapat langkah yang penting yaitu Kompilasi Data,
yang bertujuan untuk menghindari duplikasi (doble) data dan untuk menilai kelengkapan
data. Proses kompilasi data dapat dilakukan secara manual (dengan kartu pengolah data
atau master table), atau komputerisasi (dengan aplikasi pengolah data, misalnya Epi-info).
Variabel yang dikompilasi meliputi orang, tempat, dan waktu. Selanjutnya analisis dan
interpretasi yang bertujuan untuk membantu dalam penyusunan perencanaan program,
monitoring, evaluasi, dan dalam upaya pencegahan serta penanggulangan penyakit.
Penganalisis data harus memahami dengan baik data yang akan dianalisa. Data yang
telah diolah dan disusun dalam format tertentu umumnya lebih mudah dipahami.
Beberapa cara berikut biasanya dilakukan untuk memahami data dengan baik, antara
lain :
a. Pada data sederhana dan jumlah variabel tidak terlalu banyak, cukup dengan
mempelajari tabel saja; dan
b. Pada data yang kompleks, selain mempelajari tabel juga dilengkapi dengan peta dan
gambar. Peta dan gambar berfungsi untuk mempermudah pemahaman akan trend,
variasi, dan perbandingan.
Beberapa teknik berikut umumnya dipakai dalam analisa data surveilans, seperti :
a. Analisis univariat, yaitu teknik analisis terhadap satu variable saja dengan menghitung
proporsi kejadian penyakit dan menggambarkan deskripsi penyakit secara statistik
(mean, modus, standar deviasi);
b. Analisis Bivariat, yaitu teknik analisis data secara statistik yang melibatkan dua
variable. Untuk menggambarkan analisis ini bisa digunakan tools seperti Tabel
(menghitung proporsi dan distribusi frekuensi), Grafik (menganalisis kecenderungan),
dan Peta (menganalisis kejadian berdasarkan tempat dan waktu); dan
c. Analisis lebih lanjut dengan Multivariat, yaitu teknik analisis statistik lanjutan
terhadap lebih dari dua variable, untuk mengetahui determinan suatu kejadian
penyakit.
DAN
INTERPRETASI
DATA PADA
PENYAKIT MENULAR :
A. Surveilans Epidemiologi Penyakit TB Paru berdasarkan Tempat, orang dan
waktu di wilayah Puskesmas Birobuli pada tahun 2011-2012.
a. Pelaksanaan Survelans TB Paru
Pada Puskesmas Birobuli, pelaksanaan surveilans TB Paru pada periode
2010 sampai dengan 2012 dapat dikatakan berjalan dengan baik. Kegiatan
surveilans pertama dilakukan dengan cara mengumpulkan data, pengamatan
secara terus menerus, analisis atau interpretasi data, penanggulangan dalam proses
menjelaskan atau penyebaran, serta memantau peristiwa kejadian penyakit
khususnya penyakit TB Paru yang terjadi di 3 wilayah yakni Birobuli utara, Lolu
Utara dan Lolu Selatan di Kecamatan Birobuli.
b. Univariat
1) Distribusi Penyakit TB Paru Menurut Tempat
Distribusi Penyakit TB Paru Menurut Tempat di Puskesmas Birobuli Tahun
2011-2012
No
Kelurahan
Birobuli Utara
2 Lolu selatan
3 Lolu Utara
Jumlah
60
50
48.94
40
30
2023
10
0
Birobuli Utara
23
48.94
12
12
47
25.53
25.53
100
25.53
25.53
12
12
Lolu selatan
Lolu Utara
Frekuensi
Presentase
Grafik Distribusi Penyakit TB Paru Menurut Tempat di Puskesmas Birobuli Tahun 2011-2012
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
80
60
40
20
0
Laki-Laki
Frekuensi
Perempuan
Presentase
Grafik distribusi penyakit TB Paru menurut jenis kelamin di Puskesmas Birobuli tahun 20112012
Tahun kejadian
2011
2012
Jumlah
Jumlah
Kasus
25
22
47
Presentase
(%)
53.2
46.8
100
60
50
40
30
20
10
0
2011
2012
Jumlah Kasus
Presentase
Grafik distribusi penyakit TB Paru menurut tahun di Puskesmas Birobuli tahun 20112012
Berdasarkan data dari tabel, bahwa angka kejadian TB Paru pada tahun
2011 lebih tinggi dibandingkan angka kejadian tahun 2012. Jumlah kasus
pada tahun 2011 yaitu 25 jiwa dengan presentase 53.2%, sedangkan pada
tahun 2012 yaitu 22 jiwa dengan presentase 46.8%.
c. Bivariat
1) Distribusi TB Paru Menurut Tempat
Distribusi Penyakit TB Paru Menurut Tempat di Puskesmas Birobuli Tahun
2011-2012
Jumlah Kasus Tahun 2011-1012
No
1
2
3
Wilayah
Birobuli Utara
Lolu Utara
Lolu Selatan
Jumlah
2011
Frekuensi
Presentase
11
8
6
25
44
32
24
100
2012
Frekuens
Presentase
i
12
54.5
4
18.2
6
27.3
22
100
Jumla
h
23
12
12
47
60
50
40
30
20
10
0
Birobuli Utara
Lolu Utara
Lolu Selatan
Grafik distribusi penyakit TB Paru menurut tempat di Puskesmas Birobuli tahun 2011-2012
Berdasarkan data dari tabel diperoleh hasil bahwa angka kejadian TB Paru
yang tertinggi adalah pada wilayah birobuli utara pada tahun 2011 maupun 2012.
Pada tahun 2011 wilayah birobuli utara terdapat 11 kasus dengan presentase 44%
dan pada tahun 2012 wilayah birobuli utara terdapat 12 kasus dengan presentase
54.5%. Pada Wilayah Lolu Utara, pada tahun 2011 terdapat 8 kasus dengan
presentase 32% dan pada tahun 2012 terdapat 4 kasus dengan presentase 18.2%.
Dan pada Wilayah Lolu Selatan, pada tahun 2011 terdapat 6 kasus dengan
presentase 24% dan pada tahun 2012 terdapat 6 kasus dengan presentase 27.3%
2) Distribusi TB Paru Menurut Orang
Distribusi Penyakit TB Paru Menurut Jenis Kelamin di Puskesmas Birobuli
Tahun 2011-2012
Jumlah Kasus per Tahun
Presentase
2012
Presentase
Jumlah
Jenis
Kelamin
2011
Laki-Laki
13
52
14
63.6
27
Perempuan
12
48
36.4
20
Jumlah
25
100
22
100
47
380
360
340
320
300
280
Laki-Laki
Perempuan
2011
2012
Grafik distribusi penyakit TB Paru menurut Jenis Kelamin di Puskesmas Birobuli tahun 20112012
dilakukan melalui berbagai jenis media seperti buku, majalah, surat kabar, film,
televisi, radio, musik, game dan sebagainya. Dengan kata lain, diseminasi merupakan
kegiatan penyebaran informasi ke dalam lingkungan masyarakat. (Soleman, 2013).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014,
Diseminasi informasi dapat disampaikan dalam bentuk buletin, surat edaran, laporan
berkala, forum pertemuan, termasuk publikasi ilmiah. Diseminasi informasi dilakukan
dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi yang mudah diakses. Diseminasi
informasi dapat juga dilakukan apabila petugas surveilans secara aktif terlibat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi program kesehatan, dengan
menyampaikan hasil analisis.
Diseminasi informasi merupakan proses penyebarluasan informasi epidemiologi
ke berbagai unit atau pihak yang membutuhkan.