Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kanker payudara adalah kanker yang paling sering pada perempuan dan

merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker
leher rahim.1 Menurut WHO, diperkirakan sekitar 519.000 wanita meninggal di
tahun 2004 karena kanker payudara.2,3 Sedangkan data dari American Cancer
Society, sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis kanker payudara, dan tiap tahunnya di
seluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal karena penyakit ini.4
Data dari International Agency Research on Cancer (IARC) Globocan 2008,
didapatkan estimasi insidens kanker payudara di Indonesia

sebesar 36

per

100.000 perempuan. Sedangkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
di Indonesia pada tahun 2007 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan
pertama pasien rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%) atau lebih
tinggi dibandingkan dengan kanker leher rahim (17%).5 Jumlah yang ada di RS
Kanker Dharmais juga terus meningkat, pada tahun 2003 tercatat ada 221 kasus,
lalu pada tahun 2008 naik tiga kali lipat menjadi 657 kasus.6
Penatalaksanaan keganasan kanker payudara telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat, walaupun demikian angka kematian dan angka keganasan kanker
payudara masih tetap tinggi, hal ini disebabkan penderita ditemukan pada stadium
lanjut, maka dalam hal ini deteksi dini dan diagnosis keganasan memegang
peranan sangat penting untuk memperbaiki prognosis disamping faktor klinis
lainnya. Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta pada tahun
2005 menunjukkan 80% masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini
payudara. Sebanyak 70% kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut
sehingga angka kesembuhannya rendah. Hal ini dikarenakan masih rendahnya
kesadaran, pengertian, dan pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara,
sementara penanganan kanker payudara secara lintas sektoral belum mendapat
prioritas dari pemerintah.7
Prognosis kanker payudara tergantung pada tingkat pertumbuhan Oleh
sebab itu, penanggulangan kanker payudara dititikberatkan pada deteksi tumor

stadium dini yang biasanya berukuran kecil.8 SADARI merupakan salah satu
langkah deteksi dini untuk menemukan kanker payudara stadium awal yang akan
lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin, sebab 85% kelainan di payudara
justru pertama kali dikenali oleh penderita bila tidak dilakukan penapisan secara
massal.9
Oleh karena itu penulis melakukan penelitian tentang gambaran tingkat
pengetahuan tentang kanker payudara dan sikap terhadap periksa payudara sendiri
(sadari) pada wanita usia produktif di wilayah kerja Puskesmas Indrajaya.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan tentang
kanker payudara dan sikap terhadap periksa payudara sendiri (sadari) pada wanita
usia produktif di wilayah kerja Puskesmas Indrajaya ?
3

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum


Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan tentang kanker payudara dan sikap terhadap periksa payudara sendiri
(sadari) pada wanita usia produktif di wilayah kerja Puskesmas Indrajaya.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia produktif tentang
kanker payudara di wilayah kerja Puskesmas Indrajaya sebelum dan
sesudah intervensi.
2. Untuk mengetahui sikap wanita usia subur terhadap periksa payudara
sendiri di wilayah kerja Puskesmas Indrajaya sebelum dan sesudah
intervensi.

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
2

Bagi Peneliti
Sebagai proses pembelajaran dalam melakukan penelitian dan menerapkan
pengetahuan teoritis pada kenyataan yang ada di masyarakat

Bagi Puskesmas Indrajaya


Sebagai bahan acuan dalam pengembangan program kesehatan wanita
khususnya kanker payudara dan tindakan promotif dan preventif dengan
SADARI.

Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang berharga untuk
menyusun kerjasama lintas program dengan instansi terkait dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya melalui Puskesmas.

Bagi Masyarakat Kecamatan Indrajaya


Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan masyarakat khususnya
mengenai kanker payudara dan kesadaran melakukan tindakan preventif
SADARI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3

2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu
dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan What. Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba.
Pengatahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior).10
Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan seseorang
untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti
jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi
dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan.10
Pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk mental yang
menggambarkan obyek dengan tepat dan mempresentasikannya dalam aksi
yang dilakukan terhadap obyek. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh menusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya. Atau dengan pengertian lain bahwa pengetahuan adalah
informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.11
2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif
Menurut Hidayat (2008)12 pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
a.

Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat


kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat
pengatahuan yang paling rendah.
b.

Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara


benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c.

Aplikasi (Application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).


d.

Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur


organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e.

Sintesis
Menunjukkan

pada

suatu

kemampuan

untuk

meletakkan

atau

menyambungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,


dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f.

Evaluasi
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek.


2.1.3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu10:

a. Faktor Internal
1)

Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan


dapat mempengaruhi termasuk pola hidup terutama dalam memotivasi untuk
berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.10
2)

Pekerjaan
Menurut Thomas pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.


3)

Usia
Menurut Elisabeth BH usia adalah umur individu yang terhitung mulai

saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock semakin


cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam dalam berfikir dan bekerja.
b.

Faktor Eksternal
1)

Faktor lingkungan
Menurut Ann.Mariner lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada

disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan


dan perilaku orang atau kelompok.
2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
sikap dalam menerima informasi.
2.1.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2010) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :13
a. Baik

: Hasil persentase 76%-100%.

b. Cukup

: Hasil persentase 56% - 75%.

c. Kurang : Hasil persentase 55%.

2.2 Sikap
2.2.1 Definisi
Terdapat beberapa pendapat diantara para ahli apa yang dimaksud dengan
sikap. Ahli yang satu mempunyai batasan lain bila dibandingkan dengan ahli
lainnya. Untuk memberikan gambaran tentang hal ini, diambil beberapa
pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli, antara lain:
a.

Thustone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik


bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek
psikologis, seperti: simbul, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan
gagasan.14

b.

Howard Kendle mengemukakan, bahwa sikap merupakan kecendrungan


(tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi (avoid), atau melakukan
sesuatu, baik secara positif maupun secara negatif terhadap suatu lembaga,
peristiwa, gagasan atau konsep.

c.

Paul Massen dan David Krech, berpendapat sikap merupakan suatu sistem
dari tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi (pengenalan),
feeling (perasaan), dan action tendency (kecendrungan untuk bertindak).15

d.

Sarlito Wirawan Sarwono mengemukakan, bahwa sikap adalah kesiapan


seseorang bertindak terhadap hal-hal tertentu.16
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap

adalah kecenderungan yang dipelajari untuk bertingkah laku secara konsisten


terhadap seseorang, sekelompok orang atau suatu objek, yang mempunyai arti
baik bersifat positif, netral atau negatif.
2.2.2 Unsur (Komponen) Sikap
Menurut Yusuf (2006) unsur (komponen) yang membentuk struktur sikap,
yaitu:15
a. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan
dengan pengetahuan, pandangan keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek sikap. Merupakan
representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Berisi persepsi
dan kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali
komponen kognitif disamakan dengan pandangan (opini) apabila menyangkut
masalah issu atau problem controversial.
b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan
dengan rasa senang atau rasa tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang
merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang
negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.
Merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah
emosi. Aspek emosional ini yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh
yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Komponen afeksi disamakan

dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.


c. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component, yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecendrungan bertindak terhadap objek
sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar
kecilnya kecendrungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek
sikap. Merupakan aspek kecendrungan berperilaku sesuai dengan sikap yang
dimiliki seseorang. Berisi tendensi untuk bertindak atau bereaksi terhadap
sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang akan
dihadapi.
2.2.3 Kategori Sikap
a. Menurut Purwanto (2002), sikap terdiri dari:17
1) Sikap Positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
menghadapkan objek tertentu.
2) Sikap Negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, tidak menyukai objek tertentu.
b. Menurut Azwar (2011), sikap terdiri dari:16
1) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek). Misalnya, sikap orang terhadap gizi dapat
dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap gizi.
2) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap. Karena dengan suatu
usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
lepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti orang tersebut menerima
ide tersebut.
3) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah suatu indikasi tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak
ibu lain (tetangga, saudara, dan sebagainya) untuk pergi menimbang
anaknya ke Posyandu adalah bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai
sikap positif terhadap gizi anak.
4) Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala


risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu
mau menjadi akseptor KB, meskipun ibu tersebut mendapatkan tantangan
dari mertua dan orang tuanya sendiri.
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap
Menurut Purwanto (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
sikap, yaitu:17
a.

Faktor intern, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang


yang bersangkutan. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar
melalui persepsi, oleh karena itu kita harus memilih rangsang-rangsang mana
yang akan kita teliti dan mana yang harus diajauhi. Pilihan ini ditentukan oleh
motif-motif dan kecendrungan-kecendrungan dalam diri kita.

b.

Faktor ekstern, yang merupakan faktor di luar manusia yaitu:


1)

Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap.

2)

Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap tersebut.

3)

Sifat orang/kelompok yang mendukung sikap tersebut.

4)

Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan


sikap.

5)

Situasi pada saat sikap dibentuk.

2.2.5 Pengukuran Sikap Model Guttman


Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan
ya, dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala
guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian,
apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisisnya dapat
dilakukan seperti skala Likert.12
2.3

Kanker Payudara

2.3.1 Definisi

Kanker yang terbentuk dalam jaringan payudara, biasanya duktus (saluran


yang membawa susu ke puting) dan lobulus (kelenjar yang menghasilkan susu).
Sel kanker dikarakteristikkan dengan pembelahan sel yang tidak terkontrol dan
kemampuan sel-sel ini untuk invasi jaringan normal secara lokal atau menyebar
melalui tubuh, yang melalui prosesnya disebut metastasis.18
2.3.2 Etiologi dan Faktor Resiko
Tidak seperti kanker leher rahim yang dapat diketahui

etiologi dan

perjalanan penyakitnya secara jelas, penyakit kanker payudara belum dapat


dijelaskan. Akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa
faktor yang berhubungan dengan peningkatan faktor resiko atau kemungkinan
terjadinya kanker payudara. Perlu diingat, apabila seorang perempuan mempunyai
faktor resiko, bukan berarti perempuan tersebut pasti akan menderita kanker
payudara, tetapi faktor tersebut akan meningkatkan kemungkinannya untuk
terkena kanker payudara. Banyak perempuan yang mempunyai satu atau beberapa
faktor resiko tetapi tidak pernah menderita kanker payudara sampai akhir
hidupnya.4
Faktor resiko yang utama berhubungan dengan keadaan hormonal
(estrogen dominan) dan genetik. Penyebab terjadinya keadaan estrogen dominan
karena beberapa faktor resiko dibawah ini dan dapat digolongkan berdasarkan :
A. Faktor diet (asupan makanan) yang memperberat terjadinya kanker :4,19
Peningkatan berat badan yang bermakna pada saat pasca menopause.
Sering mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak / junk food
Minuman beralkohol
Kurangnya asupan serat seperti sayur dan buah-buahan
B. Hormon dan faktor reproduksi4, 20
Menarche atau menstruasi pertama pada usia relatif muda (kurang dari 12

tahun).
Menopause atau mati haid pada usia relatif lebih tua (lebih dari 50 tahun).
Nullipara/belum pernah melahirkan
Melahirkan anak pertama pada usia relatif lebih tua/ lebih dari 30 tahun.
Pemakaian kontrasepsi oral( pil KB) dalam waktu lama (=7 tahun). Masih
terdapat kontroversi sampai saat ini terkait peran kontrasepsi oral dalam
perkembangan kanker payudara. Namun, beberapa studi menunjukkan
bahwa kontrasepsi oral berperan dalam meningkatkan

resiko kanker

10

payudara pada wanita pramenopause, tetapi tidak ada wanita dalam pasca
menopause.

Studi cohort yang dilakukan Gabrick, melaporkan bahwa

ternyata penggunaan kontrasepsi oral berhubungan dengan peningkatan


risiko kanker yang signifikan (RR=3.3).
Wanita yang tidak pernah menyusui (ASI)
C. Riwayat keluarga.4,19,21
Pada kanker payudara, telah diketahui beberapa gen yang dikenali
mempunyai kecenderungan untuk terjadinya kanker payudara, yaitu gen
BRCA1, BRCA2 dan juga pemeriksaan histopatologi faktor proliferasi p53
germline mutation.
Pada masyarakat umum yang tidak dapat memeriksakan gen dan faktor
proliferasinya, maka riwayat kanker pada keluarga merupakan salah satu
faktor resiko terjadinya penyakit.
D. Memiliki riwayat penyakit tumor jinak pada payudara.21
Dengan mengetahui faktor resiko yang ada, akan memudahkan kita untuk
mengidentifikasi apakah wanita tersebut tergolong resiko tinggi atau tidak,
mengintervensi serta memodifikasi faktor resiko yang ada.4
2.3.3

Manifestasi Klinis
Sebagian terbesar bermanifestasi sebagai massa mamma yang tidak nyeri,

seringkali ditemukan secara tak sengaja. Lokasi massa kebanyakan di kuadaran


lateral atas, umumnya lesi soliter, konsistensi agak keras, batas tidak tegas,
permukaan tidak licin, mobilitas kurang (pada stadium lanjut dapat terfiksasi ke
dinding toraks). Massa cenderung membesar bertahap, dalam beberapa bulan
bertambah besar secara jelas.22
Pada stadium lanjut bisa ditemukan adanya perubahan pada kulit payudara
dimana kulit menjadi tampak semakin merah dan terdapat perubahan kulit seperti
kulit jeruk (peau d orange).22 Gejala pada putting meliputi perubahan pada bentuk
putting (nipple retraction) dan putting mengeluarkan cairan atau darah. Adanya
pembesaran pada kelenjar limfe aksilar juga dapat menjadi suatu tanda dari kanker
payudara, yang mana seiring perkembangan penyakit, kelenjar akan semakin
besar.22

11

2.3.4 Pencegahan
Kanker payudara dapat menyebar secara signifikan dan sering menimbulkan
gejala yang berarti. Pada saat terdiagnosis sebagai kanker payudara, 5-15% pasien
telah terjadi metastasis dan hampir 40% telah terjadi penyebaran secara regional.
Karena pengobatan terkadang tidak memberikan hasil yang baik atau terlambat
dalam memberikan terapinya, maka pencegahan merupakan langkah yang
diperlukan.19
Pencegahan yang aman dan efektif lebih dipilih daripada menjalani terapi
dengan menggunakan radiasi dari agen sitotoksik yang meskipun efektif
menimbulkan berbagai efek samping.
a. Pencegahan primer4,19
Promosi dan edukasi pola hidup sehat.
Menghindari faktor resiko (riwayat keluarga, tidak punya anak, tidak
menyusui, riwayat tumor jinak sebelumnya, obesitas, kebiasaan makan
tinggi lemak, kurang serat, perokok aktif dan pasif, pemakaian obat
hormonal >5 tahun).
b. Pencegahan sekunder 4,19
SADARI
Pemeriksaan Klinis Payudara (CBE/Clinical Breast Examination), untuk
menemukan ukuran benjolan kurang dari 1 cm.
USG, untuk mengetahui batas-batas tumor.
Mammografi, menemukan adanya kelainan sebelum adanya gejala tumor
dan adanya keganasan.
Pengobatan23

2.3.5

Pada stadium I, II, IIIa (stadium operabel), sifat pengobatan adalah kuratif.
Pengobatannya yaitu operasi(primer) dan terapi yang bersifat adjuvan.
1. Stadium I pengobatannya adalah radikal mastektomi atau modified radikal
mastektomi dengan atau tanpa radiasi dan kemoterapi.
2. Stadium II pengobatannya adalah radikal mastektomi atau modified radikal
mastektomi dengan atau tanpa radiasi dan kemoterapi.
3. Stadium IIIa adalah dengan
simple mastektomi dengan radiasi dan
kemoterapi.
4. Stadium IIIb dan IV, sifat pengobatannya adalah paliasi, yaitu terutama untuk
mengurangi penderitaan penderita dan memperbaiki kualitas hidup. Dengan
pengobatan radiasi, kemoterapi dan hormonal.

12

5. Stadium IV pengobatan yang primer adalah yang bersifat sistemik yaitu


kemoterapi dan hormonal.
2.4 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Upaya deteksi dini kanker adalah usaha untuk menemukan adanya kanker
yang masih dapat disembuhkan, yaitu kanker yang belum lama tumbuh, masih
kecil, masih lokal, belum menimbulkan kerusakan berarti, pada golongan
masyarakat tertentu dan waktu tertentu.24 Upaya ini sangat penting, sebab apabila
kanker payudara dapat dideteksi pada stadium dini dan diterapi secara tepat maka
tingkat kesembuhan yang cukup tinggi (80-90%).4,19
Penemuan dini dimulai dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang
perubahan bentuk atau adanya kelainan di payudara mereka sendiri, dengan cara
memasyarakatkan program SADARI bagi semua perempuan dimulai sejak usia
subur, sejak 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh penderita
bila tidak dilakukan penapisan missal. 4,19 SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali
selesai menstruasi (hari ke-7 sampai ke-10, terhitung hari pertama haid ).
Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sejak umur 20 tahun. Sensitivitas
pemeriksaan ini adalah 20-30%.25 Sensitivitas juga dipengaruhi oleh cara
melakukan SADARI dan variasi berdasarkan ukuran, lokasi, bentuk, komposisi
dari massa yang terpalpasi, akan tetapi lebih tergantung kepada ukuran dan tipe
tumor.25
Cara melakukan SADARI :
1. Perhatikan dan amati :
a.Perhatikan dengan teliti payudara anda dimuka cermin tanpa berpakaian
sambil berdiri tegak, dengan kedua lengan lurus kebawah disamping
badan. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan
puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Perhatikan juga bila ada
benjolan di payudara. Amati dengan teliti.
b. Angkatlah kedua lengan lurus keatas dan ulangi periksa. Mengangkat
kedua lengan dimaksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor
terhadap otot atau fascia di bawahnya.

13

c. Dengan kedua siku mengarah kesamping tekanlah telapak tangan anda


di pinggang. Cara ini akan menegangkan otot-otot dada dan axilla agar
perubahan-perubahan, misalnya cekungan dan benjolan akan lebih
kelihatan.
2. Tindakan berikutnya lakuakan perabaan payudara dalam posisi berbaring
dengan cara :
a. Rabalah dengan tiga ujung jari tengah yang dirapatkan.
b. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap
dimulai dari pinggir dengan mengkuti arah putaran jarum jam. Memeriksa
seluruh bagian payudara dengan cara sirkuler atau radier.
c. Lakukan perabaan pada payudara kanan dengan cara berbaring dengan
tangan kanan dibawah kepala dan letakkanlah bantal kecil dibawah
punggung kanan. Raba seluruh permukaan payudara kanan dengan
gerakan pada memutar dari luar ke dalam atau radier.
d. Lakukan hal yang sama seperti di atas tetapi dengan tangan kiri di
bawah kepala, sedang tangan kanan meraba payudara kiri.
e. Perhatikan bila ada benjolan yang mencurigakan.
f. Pencetlah pelan-pelan daerah sekitar putting dan amatilah apakah keluar
cairan yang tidak normal (tidak biasa).
g. Pemeriksaan ketiak. Bagilah payudara menjadi 4 bagian, atas dekat
axilla. Beri perhatian khusus karena ditempat tersebut sering ditemukan
tumor payudara serta lakukan juga pemeriksaan ketiak. Letakkan tangan
kanan ke samping dan rasakan ketiak dengan teliti, apakah teraba benjolan
abnormal atau tidak.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.

Rancangan Penelitian
Penelitian dengan judul gambaran tingkat pengetahuan tentang kanker

payudara dan sikap terhadap pemeriksaan payudara sendiri (sadari) pada wanita

14

usia subur di wilayah kerja Puskemas Indrajaya ini adalah bersifat deskriptif
kuantitatif dengan metode cross sectional dengan kuesioner.
3.2.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Indrajaya pada bulan April sampai

dengan Mei 2016.


3.3

Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1

Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah semua wanita yang berada di

kecamatan Indrajaya yang berusia 20-49 tahun.


3.3.2

Sampel Penelitian
Pada penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah dengan metode

total sampling yaitu seluruh populasi menjadi anggota yang akan diamati sebagai
sampel serta memenuhi kriteria penelitian.
a. Kriteria inklusi
1. Responden yang berusia 20-50 tahun
2. Ibu yang bertempat tinggal di Kecamatan Indrajaya dan hadir dalam acara
penyuluhan imunisasi
3. Dapat membaca dan menulis dengan baik
4. Bersedia mengisi kuesioner yang diajukan
b. Kriteria ekslusi
1. Tidak bersedia menjadi responden penelitian

3.4.

Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
2. Sikap

3.5.

Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Definisi
Variabel
Operasional

Alat Ukur

Hasil Ukur

Skala
Ukur

15

Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner - Baik, jika skor


diketahui
atau
jawaban
dijawab responden,
76-100%
dalam penelitian ini
- Cukup, jika skor
tentang imunisasi
jawaban 56-75%
- Rendah/kurang,
jika skor jawaban
55%
Sikap
Kecenderungan yang Kuesioner- Positif, jika total
dipelajari
untuk
skor nilai
bertingkah
laku
median
Negatif,
jika jika
secara
konsisten
total skor < nilai
terhadap suatu objek,
median
dalam penelitian ini
terhadap imunisasi
3.6

Metode Pengumpulan Data

3.6.1

Prosedur Pengumpulan Data

Ordinal

Ordinal

Pengumpulan data pada mini project ini menggunakan data primer sebagai
informasi, yaitu melalui kuesioner terstruktur yang berisi data identitas responden
dan 25 pertanyaan, 20 pertanyaan tentang pengetahuan kanker payudara dan 5
pertanyaan tentang sikap terhadap pemeriksaan payudara sendiri (sadari).
3.6.2

Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner

3.7

Metode Pengolahan Data


Pengolahan data pada penelitian ini didasarkan pada teori menurut

Arikunto (2010), pengolahan data pada penelitian ini dilaksanakan dengan tahaptahap sebagai berikut:
a. Editing
Editing data dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang
sudah diisi. Editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan
konsistensi dari setiap jawaban. Edting dilakukan segera setelah

peneliti

16

menerima kuesioner yang telah diisi oleh responden sehingga apabila terjadi
kesalahan data dapat segera diperbaiki.
b. Coding
Coding adalah sebuah dari jawaban responden akan diberi kode sebelum
data dimasukkan ke software komputer untuk dilakukan pengolahan data lebih
lanjut.
c. Scoring (Penilaian)
Pada tahap ini peneliti memberi nilai pada data sesuai dengan skor
yang telah ditentukan berdasarkan hasil lembar kuesioner dari responden.
d. Entry data (memasukkan data)
Entery data merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam perangkat
komputer, yaitu dengan memasukkan variable-variabel yang ada

dalam

penelitian ini yaitu pengetahuan ibu tentang imunisasi ke dalam perangkat


komputer dengan cara dikategorikan.
e. Processing
Setelah diedit dan diberi kode, data diproses melalui program
Microsoft Excel.
f. Tabulating
Kegiatan atau langkah memasukkan data-data hasil penelitian ke
dalam tabel sesuai dengan kriteria.
g. Clearing
Membuang data atau membersihkan data yang sudah tidak dipakai.

3.8

Analisis Data
Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dengan bantuan

Microsoft Excel dan program software SPSS, yaitu untuk melihat distribusi
frekuensi variabel yang diteliti dan uji normalitas data. Data disajikan dalam
bentuk tabel dan ditentukan persentase perolehan untuk tiap-tiap kategori dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
P=

fi
n

100%

Keterangan:
17

P = Persentase
fi = Frekuensi teramati
n = Jumlah responden yang menjadi sampel penelitian
Berdasarkan Arikunto 2010, maka hasil pengukuran tingkat pengetahuan
dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
Baik

= Jika jawaban benar 76-100 %

Cukup

= Jika jawaban benar 56-75 %

Rendah

= Jika jawaban benar 55 %

Skoring sikap ditentukan berdasarkan skala Guttman dengan pilihan


jawaban setuju atau tidak setuju. Untuk jawaban setuju diberikan skor 1
sedangkan tidak setuju diberikan skor 0. Data yang diperoleh terlebih dahulu
ditentukan distribusi data. Jika data normal maka penentuan sikap menggunakan
nilai mean, namun jika distribusi data tidak normal maka digunakan nilai median.
Total skor sikap dalam penelitian ini adalah 13 dan dilakukan penilaian sebagai
berikut:
Sikap positif = Jika total skor nilai median
Sikap negatif = Jika total skor < nilai median

18

Anda mungkin juga menyukai