Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam

praktiknya harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam
kandungan,

sedangkan

kewajiban

merupakan

suatu

keharusan

kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga Negara

/
guna

mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan
kewajiban

tidak

berjalan

seimbang

dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak
masyarakat

dalam

pelaksanaan

kehidupan

individu baik

dalam

kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.


Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki
hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya
banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya.
Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak
daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat
akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini,
maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan
terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui
posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya. Seorang
pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah
tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan
terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini
tidak akan pernah seimbang. Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para

pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini.
Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai
saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya
untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.
Ada

sebagian

masyarakat

yang

merasa

dirinya

tidak

tersentuh

oleh pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan diriny adan keluarganya, tidak mengobati
penyakit yang dideritanya dan lain sebagainya yang menggambarkan seakan-akan pemerintah
tidak melihat penderitaan yang dirasakan mereka.
Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum didapat, ada juga
orang-orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga negara telah didapat, akan tetapi
mereka tidak mau menunaikankewajibannya sebagai warga negara. Mereka tidak mau membela
negaranya dikala hak-hak negeri ini dirampas oleh negara seberang,mereka tidak mau tahu
dikala hak paten seni-seni kebudayaan Indonesiadibajak dan diakui oleh negara lain, dan bahkan
mereka mengambil danmencuri hak-hak rakyat jelata demi kepentingan perutnya sendiri.
Sungguh masih banyak sekali fenomena-fenomena yang menimpa negeri ini. Hal ini
terjadi karena masyarakat kurang paham tentang hakdan kewajibannya sebagai warga negara.
Atau mereka paham tetapi hawa nafsu telah menguasai akal pikiran mereka sehingga tertutup
kebaikan didalam jiwa mereka.
1.2

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia di dalam UUD 1945 ?
2. Apa yang dimaksud dengan Kewarganegaraan, Naturalisasi, Apatrik dan Hepatrik ?
3. Bagaimana syarat menjadi Warga Negara Indonesia ?

1.3

TUJUAN
1. Memahami hak dan kewajiban warga Negara Indonesia yang terkandung dalam UndangUndang Dasar 1945.
2. Mengetahui tentang naturalisasi, kewarganegaraan, apatrik dan hepatrik.
3. Mengetahui syarat syarat menjadi Warga Negara Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1

Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia dalam UUD 1945


Sebagai warga negara yang baik kita wajib membina dan melaksanakan hak dan

kewajiban kita dengan tertib. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 yang
meliputi :
1. Hak dan kewajiban dalam bidang politik
Pasal 27 ayat (1) menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemeritahan itu dengan tidak
ada kecualinya. Pasal ini menyatakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu :

Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.


Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.

Pasal 28 menyatakan, bahwa Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran


dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Arti pesannya :

Hak berserikat dan berkumpul.


Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat).

Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi dan melaksanakan aturan-aturan lainnya, di


antaranya: Semua organisasi harus berdasarkan Pancasila sebagai azasnya, semua media pers
dalam mengeluarkan pikiran.
2. Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya
Pasal 31 ayat (1) menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.
Pasal 32 menyatakan bahwa Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
Arti pesan yang terkandung adalah :

Hak memperoleh kesempatan pendidikan pada segala tingkat, baik umum maupun

kejuruan.
Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah.
Kewajiban mematuhi peraturan-peraturan dalam bidang kependidikan.
Kewajiban memelihara alat-alat sekolah, kebersihan dan ketertibannya.
Kewajiban ikut menanggung biaya pendidikan.
Kewajiban memelihara kebudayaan nasional dan daerah.

Selain dinyatakan oleh pasal 31 dan 32, Hak dan Kewajiban warga negara tertuang pula pada
pasal 29 ayat (2) yang menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
Arti pesannya adalah :

Hak untuk mengembangkan dan menyempurnakan hidup moral keagamaannya,


sehingga di samping kehidupan materiil juga kehidupan spiritualnya terpelihara

dengan baik.
Kewajiban untuk percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Hak dan kewajiban dalam bidang Hankam

Pasal 30 menyatakan, bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara. Arti pesannya : bahwa setiap warga negara berhak dan wajib dalam usaha
pembelaan negara.
3. Hak dan kewajiban dalam bidang Ekonomi
Pasal 33 ayat (1), menyatakan, bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas azas kekeluargaan.
Pasal 33 ayat (2), menyatakan bahwa Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Pasal 33 ayat (3), menyatakan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 34 menyatakan bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Hak Asasi Manusia Bidang Ekonomi.

Di dalam Pasal 27 ayat (2) Perubahan UUD 1945 ditentukan : Tiap-tiap warga Negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam Pasal 28D ayat (2)
Perubahan UUD 1945 ditentukan :Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan
dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Selanjutnya khusus mengenai
perekonomian diatur dalam Pasal 33 Perubahan UUD 1945 yaitu :
(1). Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara.
(3). Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Penelusuran dalam
kepustakaan ditemukan bahwa hak asasi manusia bidang ekonomi adalah hak yang berkaitan
dengan akitivitas perekonomian, perburuhan, hak mempero!eh pekerjaan, perolehan upah dan
hak ikut serta dalam serikat buruh.
4. Hak memperoleh Pekerjaan.
Deklarasi Umum Persenkatan Bangsa-dangsa (PBB) tentang HAM, dalam pasal 23 ayat
(1) menentukan setiap orang berhak atas pekerjaan berhak dengan bebas memilih pekerjaan,
berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik dan atas perlindungan terhadap
pengangguran. Dalam International Covenant on Economc, Social and Cultural 1966, pasal 6
ayat (1) menentukan negara-negara peserta perjanjian ini mengakui hak untuk bekerja yang
meliputi setiap orang atas kesempatan memperoleh nafkah dengan melakukan pekerjaan yang
secara bebas dipilihnya atau diterimanya dan akan mengambil tindakan-tindakan yang layak
dalam melindungi hak ini. Kecuali itu, dalam pasal 38 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999
menentukan :setiap warga negara sesuai dengan bakat, kecakapan dan kemampuan, berhak atas
pekerjaan yang layak (ayat 1). Selain itu ditentukan setiap orang berhak dengan bebas memilih
pekerjaan yang disukainya dan berhak pula atas syarat-syarat ketenagakerjaan yang adil (ayat 2).
Setiap orang baik. pria maupun wanita yang melakukan pekerjaan yang sama, sebanding, setara
atau serupa berhak atas upah serta syarat-syarat perjanjian kerja yang sama (ayat 3). Sedangkan
ayat 4 menentukan setiap orang baik pria maupun wanita dalam rnelakukan pekerjaan yang

sepadan dengan martabat kemanusiaannya berhak atas upah yang adil sesuai dengan prestasinya
dan dapat menjamin kelangsungan kehidupan keluarga.
5. Hak mendapat upah yang sama.
Untuk menciptakan keadilan, maka perolehan upah antara pria dan wanita diharapkan tidak
berbeda dalam hal jenis kelamin dan kualitas pekerjaan yang sama. The Universal Declaration of
Human Rights 1948, dalam pasal 23 ayat (2) menentukan setiap orang dengan tidak ada
perbedaan, berhak atas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang sama. Hal yang sama juga
diatur secara rinci dalam pasal 7 International Covenant on Economic, Social and Cultural
menetukan negara-negara pesertaperjanjian mcngakui hak setiap orang akan kenikmatan
kondisi kerja yang adil dan menyenangkan yang mejamin :
Pemberian upah bagi semua pekerja, sebagai minimum dengan :
1) Gaji yang adil dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya tanpa perbedaan
apapun, terutama wanita yang dijamin kondisi kerjanya tidak kurang dan kondisi yang dinikmati
oleh pria, dengan gaji yang sama untuk pekerjaan yang sama.
2) Penghidupan yang layak untuk dirinya dan keluarganya sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam perjanjian.
Kondisi keja yang aman dan sehat;
Persamaan kesempatan untuk setiap orang untuk dipromosikan pekerjaannya ke tingkat yang
lebih tinggi, tanpa pertimbangan lain kecuali senioritas dan kecakapan;
Istirahat, santai dan pembatasan dan jam kerja yang layak dan liburan berkala.dengan upah dan
juga upah pada hari libur umum. Hal yang sama dalam hukum positif Indonesia diatur dalam
pasal 38 Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia.

6. Hak ikut serta dalam Serikat Buruh.


Piagam dalam Dekiarasi Umum Perserikatan Bangsa Bangsa 1948, pada pasal 23 ayat (4)
menentukan :setiap orang herhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat kerja untuk
melindungi kepentingannya.

7. Hak Asasi Manusia di bidang Sosial dan Budaya


Hak asasi Manusia di bidang Sosial
Hak asasi manusia bidang sosial adalah hak asasi manusia yang berkaitan dengan hak
atas jaminan sosial, hak atas perumahan dan hak atas pendidikan. Dalam Perubahan UUD 1945
ditentukan sebagai berikut :
a. Pasal 28H ayat (3) Perubahan UUD 1945 menentukan :
Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang bermantabat.
b. Pasal 28H ayat (1) Perubahan UUD 1945 menentukan:
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
c. Pasal 31 Perubahan UUD 1945 menentukan tentang pendidikan dan kebudayaan yaitu :
1) Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan
2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta aklak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-undang.
4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari anggaran
pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tehnologi dengan menjungjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan
umat manusia.
Hak Asasi manusia di bidang Budaya
Hak asasi manusia dalam bidang budaya dapat diidentifikasi sebagai berikut.
a. Pasal 28C Perubahan UUD 1945 menentukan bahwa :
Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan tehnologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

b. Pasal 28I ayat (3) Perubahan UUD 1945 menentukan bahwa:


Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman
dan peradaban.
c. Pasal 32 Perubahan UUD 1945 menentukan :
1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.
2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
Di dalam Perubahan UUD 1945 ditegaskan bahwa setiap orang wajib menghormati hak
asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan Undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
Berangkat dari ketentuan tersebut, maka perlindungan , pemajuan, penegakan, dan
pemenuhan hak asasi manusia adalah merupakan tanggung jawab Negara, terutama pemerintah.
Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip Negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam
peraturan perundangundangan. Maka dalam rangka memenuhi semua itu dikeluarkan antara lain:

2.2

Perubahan UUD 1945 (Bab XA tentang Hak Asasi Manusia)


UU RI NO.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
UU RI NO.26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak asasi manusia.
Dan peraturan-peraturan lainnya
Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia

Syarat - Syarat Menjadi WNI (Warga Negara Indonesia) - Warga Negara Indonesia
(WNI) adalah orang yang diakui oleh Undang-Undang sebagai warga negara Republik
Indonesia. Orang tersebut akan diberikan sebuah Kartu Tanda Penduduk yang berdasarkan pada
Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk atau warga.
Berdasar penetapan UU Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia telah dijelaskan bahwa orang asing dapat menjadi warga negara Indonesia (WNI)
setelah memenuhi beberapa syarat - syarat dan tata cara yang sudah diatur dalam peraturan serta

undang-undang. Disebutkan pada pasal 8, yaitu Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat


juga diperoleh melalui pewarganegaraan. Sedangkan untuk pengertian Pewarganegaraan adalah
tata cara bagi orang asing untuk memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
suatu permohonan. Proses permohonan tersebut dinamakan dengan Pewarganegaraan atau
Naturalisasi.
Syarat Menjadi WNI (Warga Negara Indonesia). Permohonan Pewarganegaraan dapat
dibedakan menjadi dua, diantaranya:
Naturalisasi Biasa
Bagi Warga Negara Asing (WNA) yang ingin mengajukan permohonan pewarganegaraan
dengan cara naturalisasi biasa harus memenuhi syarat dan berbagai tahapan proses yang perlu
dilalui, sebagaimana telah ditentukan oleh pasal 9 Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2006,
sebagai berikut:
1. Berusia 18 tahun atau sudah menikah.
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah Negara Republik
Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturutturut.
3.Sehat jasmani dan Rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara satu tahun lebih.
6. Jika dengan memperoleh
berkewarganegaraan ganda

Kewarganegaraan

Republik

Indonesia,

tidak

menjadi

7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.


8. Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.
Proses selanjutnya antara lain permohonan harus ditulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas
bermaterai. Keputusan akhir atas permohonan adalah pada Presiden. Bila dikabulkan oleh
Presiden maka status WNI tersebut dinyatakan berlaku efektif terhitung sejak pemohon
mengucapkan sumpah atau janji setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Naturalisasi Istimewa
Naturalisasi istimewa diberikan kepada Warga Negara Asing (WNA) sesuai dengan
ketentuan Pasal 20 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006. Naturalisasi
Istimewa diberikan kepada orang asing yang memiliki jasa sangat besar terhadap negara atau
yang dianggap penting bagi bangsa dan negara dengan alasan kepentingan negara, setelah
memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Naturalisasi istimewa
dapat dibatalkan apabila orang asing tersebut berkewarganegaraan ganda.

Anda mungkin juga menyukai