Pendahuluan
Prevalensi Hepatotoksik
Pengobatan Penyakit Hati
Pencegahan alternatif dari tanaman obat
Keladi tikus memiliki efek hepatoprotektor
Rumusan Masalah
Senyawa apakah yang terkandung didalam tanaman keladi tikus ?
Metodologi Penelitian
Pengumpulan,
Determinasi dan
Pengolahan bahan
Pembutan ekstrak
(maserasi)
Skrining fitokimia
dan Standarisasi
Penyiapan hewan
uji
Pembutan sediaan
uji
Perlakuan hewan
uji
Pengolahan data
Determinasi
Standarisasi
Simplisia
Uji In vivo
Skrining fitokimia
Sortasi kering
dan penghalusan
Ekstrak kental
Pemekatam menggunakan
Rotary evaporator dan water
bath pada suhu 40 -50C
Adaptasi 7 hari
KP (n=5)
KN (n=5)
Pembanding
(n=5)
D1 (n=5)
D2 (n=5)
D3 (n=5)
CMC 0,5%
CMC 0,5%
Cursil
Ekstrak 200
mg/kg bb
Ekstrak 300
mg/kg bb
Ekstrak 400
mg/kg bb
Lanjutan,,,
Perlakuan dilakukan selama 7 hari dan pada hari ke 8 diberikan parasetamol kecuali kontrol negatif
Parameter pengujian terhadap kadar enzim SGOT, SGPT dan Histopatologi hepar
Golongan senyawa
Keladi tikus
Alkaloid
Flavanoid
flagelliforme)
Saponin
Kuinon
Tanin
Steroid/Triterpenoid
Karakterisasi
Kadar (%)
7,64
1,97
Kadar Air
64,88
88,09
Hasil &
Pembahasan
Hasil perhitungan dan rata-rata pengukuran kadar SGOT dan SGPT pada hewan uji
No.
Kelompok
Rata-rata Aktivitas
SGOT (U/l)
Rata-rata Aktivitas
SGPT (U/l)
Kontrol Negatif
8,14 0,4*
1,3 0,2*
13,1 1,2#
6,6 0,3#
8,3 0,1*
1,2 0,2*
12,1 1,4
3,1 0,2*
9,7 1,1*
2,1 0,1*
9,1 1,4*
1,6 0,1*
13,11,2
14
12,11,4
12
10
9,71,1
8,30,1
8,140,4
9,11,4
6,60,3
SGOT
SGPT
3,10,2
2,10,1
1,20,2
1,30,2
1,60,1
0
KN
KP
DI
DII
DIII
Perlakuan
Keterangan :
KN : Kontrol normal, KP : Kontrol Positif, P : Pembanding, D1 : Dosis Uji 1 200 mg/kg bb, DII :
Dosis uji II 300 mg/kg bb dan DIII : Dosis Uji III 400 mg/kg bb.
Berat (gram)
Kelompok
Hati
177
6,5
3,67
214,5
12
5,59
186
3,76
Dosis I
208
11
5,29
Dosis II
195,5
4,60
Dosis III
198,5
4,03
Kontrol negatif
Kontrol positif (Parasetamol 2,5 g/kg bb)
Kontrol negatif
Dosis Uji I
Kontrol positif
Dosis Uji II
Pembanding
Kesimpulan
Pemberian dosis dan lama pemberian ekstrak etanol keladi tikus (Typhonium flagelliforme)
memberikan pengaruh terhadap kadar transaminase (SGOT dan SGPT) pada hepar tikus.
Dosis yang efektif menurunkan kadar SGOT dan SGPT pada hepar tikus adalah dosis
3 (400 mg/kg BB)
Saran
Parameter pemeriksaan dalam serum perlu ditambahkan dengan mengukur kadar enzim
lainnya selain SGOT dan SGPT
Ekstrak etanol keladi tikus (Typhonium flagelliforme) dapat diformulasikan menjadi sediaan
obat sebagai alternatif upaya pencegahan pada penyakit hepar
Terima Kasih
Daftar Pustaka
Anonim,2009. Keladi Tikus. CCRC Farmasi UGM. Tanggal akses 26 Desember 2014.
www.ugm.ac.id/ccrc
Mudahar, H., Widowati, L., Sundari, D. (2006). Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 50% Umbi
Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme (Lood) B1) terhadap Sel Kanker Payudara (MCF-7
Cell Line) secara In-Vitro. Jakarta : Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Litbang
Kesehatan.
Palupi, D., 2005. Isolasi Identifikasi dan Uji Hayati Salah Satu Kandungan Kimia
dalam Fraksi n-heksan dari Ekstrak Metanol Herba Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme
Lodd)Araceae. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta.
Price, S.A., dan Wilson L. M., 1995, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses proses
Penyakit, alih bahasa oleh Peter Anugerah, Edisi 4, Penerbit EGC, Jakarta, 68-81.
Lai, Choon-Sheen, Rosemal Dan N.K. Nair. 2008. Typhonium Flagelliforme Inhibits
Cancer Cell Growth In Vitro And Induces Apoptosis: An Evaluation By The Bioactivity
Guided Approach. Journal Of Enthopharmacology 118 (2008): 14-20.
Mohan, Syam, Ahmad Busataman And Adel Sharaf. 2008. Antibacterial And
Antioxidant Activities Of Typhonium Flagelliforme (Lodd.) Blume Tuber. American
Journal Of Biochemistry And Biotechnology 4 (4): 402- 407.
Mundari, Erma Wanda. 2013. Uji Aktivitas dan Uji Toksisitas pada Ekstrak Kental
dan Kering Etanol Berbagai Konsentrasi Dari Daun Keladi Tikus (Typhonium
flagelliforme Lood). Skripsi Universitas Pancasila fakultas Farmasi. Jakarta