Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat
2.
3.
4.
kecil.
Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel-sel target.
Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat pula memengaruhi
beberapa sel target yang berlainan.
Istilah Hormon berasal dari kata Yunani horman yang berarti menggairahkan,
membangkitkan, atau menggerakkan. Hal ini mencerminkan peran hormon yang bertindak
sebagai katalis untuk perubahan kimia lainnya pada tingkat sel yang diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan energi. Hormon beredar bebas dalam aliran darah,
menunggu untuk dikenali oleh sel target yang menjadi tujuan mereka. Sel target memiliki
reseptor yang hanya dapat diaktifkan dengan jenis hormon tertentu. Setelah diaktifkan, sel
tahu untuk memulai fungsi tertentu, misalnya mengaktifkan gen atau memproduksi energi
kembali.
Berdasarkan senyawa kimia pembentuknya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok sebagai berikut.
1.
Peptida/protein
Hormon peptida memiliki tiga sampai lebih dari 200 residu asam amino, termasuk
hipotalamus dan pituitari, demikian juga insulin dan glokagon dari pankreas. Kelompok
2.
3.
(androgen dan estrogen), ovarium, testis, dan plasenta. (Lehninger, 1982; Soewoto:2009)
B. Hormon Insulin
1. Definisi, Struktur, dan Fungsi Insulin
Insulin merupakan sejenis hormon peptida yang dihasilkan oleh sel beta dari
Langerhans pankreas. Sel beta adalah sejenis sel yang terdapat dalam kelompok sel yang
digelar membentuk pepulau (islet of) Langerhans dalam pankreas (Indah: 2004,
Wilcox:2005).
difosforilasi oleh reseptor insulin termasuk protein yang disebut IRS-1 atau Insulin Receptor
Substrate 1. Terfosforilasinya ikatan IRS-1 akan meningkatkan afinitas molekul transporter
glukosa di membran luar jaringan yang responsif terhadap insulin seperti sel otot dan jaringan
lemak, sehingga meningkatkan masuknya glukosa ke dalam sel.
Reseptor insulin dikode oleh gen yang disebut gen IRS 1. Gen IRS 1 ini terletak pada
kromosom 2q3536.1 yang terdiri 2 ekson yang mengandung 64.538 basa. Kodon 927
terletak pada ekson 1. Molekul protein IRS 1 terdiri atas 1.242 residu asam amino dengan
berat molekul 131.592 kDa. Fungsi gen tersebut adalah menyandi sintesis protein IRS 1 yang
diekspresikan secara luas pada jaringan yang peka insulin, yaitu otot skelet, hepar, jaringan
adiposa, dan sel beta pankreas (Djoko, dkk:2010).
3. Biosintesis Insulin
Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada
retikulum endoplasma kasar oleh sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase, preproinsulin
mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang kemudian dihimpun dalam
gelembung-gelembung (secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini, dengan bantuan enzim
peptidase, proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah
siap untuk disekresikan secara bersamaan melalui membran sel (Manaf:2006).
4. Sekresi insulin
Sekresi insulin adalah proses yang membutuhkan energi dan melibatkan sistem
mikrotubulus mikrofilamen dalam sel pulau Langerhans. Sejumlah perantara (mediator)
terlibat dalam proses pelepasan insulin. Insulin disekresikan dalam sel normal sebagai
reaksi terhadap stimulus glukosa dengan mode bifasik dengan lonjakan dini (fase awal) yang
diikuti dengan peningkatan sekresi insulin secara progresif (fase kedua) sepanjang ada
stimulus hiperglikemik.
Setelah adanya rangsangan oleh molekul glukosa. Tahap pertama sekresi insulin adalah
proses glukosa (masuk ke dalam sel) melewati membran sel. Glukosa masuk ke dalam sel
secara difusi dengan bantuan GLUT-2 glucose transporter. Glucose transporter adalah
senyawa asam amino yang terdapat di dalam berbagai sel yang berperan dalam proses
metabolisme glukosa yang berfungsi sebagai kendaraan pengangkut glukosa masuk dari
luar kedalam sel jaringan tubuh. Kemudian intraseluler glukosa dimetabolisme (glikolisis dan
fosforilasi) membentuk ATP. Molekul ATP yang terbentuk, dibutuhkan untuk tahap
selanjutnya yakni proses mengaktifkan penutupan K channel pada membran sel.
Pembentukan ATP yang telah berlangsung akan mengakibatkan terjadinya peningkatan rasio
ATP/ADP dan kadar glukosa intraseluler yang tinggi menyebabkan depolarisasi membran sel
serta menginduksi penutupan KATP channel pada permukaan sel. Kemudian diikuti oleh
tahap pembukaan Cell-surface voltage dependent Calsium channels (Ca channel). Keadaan
inilah yang memungkinkan masuknya ion Ca ke dalam sel sehingga menyebabkan
peningkatan kadar ion Ca intrasel dan memicu exocytosis insulin. Selanjutnya molekul
insulin masuk ke dalam sirkulasi darah terikat dengan reseptor. Ikatan insulin dan reseptornya
membutuhkan GLUT-4 glucose transporter untuk dapat masuk ke dalam sel otot danjaringan
lemak, serta uptake glukosa dengan efisien, yang akhirnya menurunkan kadar glukosa dalam
plasma (Manaf:2006).
Sekresi insulin
Sumber: http://eprints.undip.ac.id
Berikut beberapa faktor yang memengaruhi sekresi insulin.
a.
Glukosa
Peningkatan konsentrasi glukosa dalam plasma merupakan faktor fisiologik paling penting
yang mengatur sekresi insulin. Konsentrasi ambang bagi sekresi tersebut adalah kadar
glukosa puasa plasma (80-100 mg/dl) dan respon maksimal diperoleh pada kadar glukosa
yang berkisar dari 300 hingga 500 mg/dl. Dua buah mekanisme yang berbeda pernah
dikemukakan untuk menjelaskan bagaimana glukosa mengatur sekresi insulin. Salah satu
hipotesis mengatakan bahwa pengikatan glukosa dengan reseptor yang kemungkinan terletak
pada membran sel
mengemukakan bahwa metabolit intrasel atau kecepatan aliran metabolit lewat suatu lintasan
seperti jalan pintas pentosa fosfat, siklus asam sitrat atau pun lintasan glikolisis turut terlibat.
b.
c.
terakhir kehamilan.
Preparat farmakologi
Banyak obat merangsang sekresi insulin, tetapi senyawa sulfonilurea digunakan paling sering
untuk pengobatan pada manusia.
5. Mekanisme Kerja Insulin
Pankreas tetap dapat menghasilkan insulin, tetapi jumlahnya tidak memadai, atau jumlah
produksi insulin masih normal, tetapi sel tubuh tidak dapat menggunakannya (resisten).
Keadaan terakhir ini disebut diabetes tipe 2 (Warta Medika, 2008).
Diabetes tipe 1 maupun tipe 2, sama-sama mengakibatkan meningkatnya kadar glukosa
dalam darah. Jika keadaan ini berlangsung lama dan tidak diobati, akan timbul berbagai
komplikasi seperti kebutaan, kerusakan saraf, kerusakan ginjal, dan luka yang tidak kunjung
sembuh. Penderita diabetes tipe 1 biasanya mutlak membutuhkan insulin. Berbeda halnya
dengan diabetes tipe 2. Insulin baru diberikan jika obat-obatan antidiabetes sudah tidak
mempan lagi (Warta Medika, 2008).
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, insulin dapat diperoleh dari
luar tubuh dan diproduksi secara massal melalui rekayasa genetika. Pada tahun 1978, para
ilmuwan dari Genetch dan Duerte California Medical Center berhasil melakukan kloning gen
untuk insulin manusia. Dua tahun berikutnya, para peneliti berhasil memasukkan gen
manusia, yaitu gen pengkode produksi protein interferon ke dalam bakteri. Tahun 1982, US
FDA menyetujui obat pertama hasil rekayasa genetika yaitu insulin yang diproduksi oleh
bakteri.
D. Daftar Pustaka
Davidson. 2002. My Favorite Protein: Insulin, diakses dari http://www.bio.davidson.edu pada
tanggal 14 Juli 2013.
Djoko, dkk. 2010. Protein Reseptor Tirosin Kinase (Insulin Reseptor Substrate 1 (IRS 1)), diakses
dari http://id.shvoong.com pada tanggal 15 Juli 2013.
Hafiz, Soewoto. 2009. Hormon-hormon yang Berperan dalam Proses Metabolisme. Dep. Biokimia
dan Biologi Molekuler F.K.U.I
Indah, Mutiara. 2004. Mekanisme Kerja Hormon. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara,
diakses dari http://www.usu.ac.id pada tanggal 31 Mei 2010.
Lehninger, A.L. 1982. Dasar Dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta.
Manaf, Asman. 2006. Insulin: Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hal 1890, diakses
dari http://www.scribd.com pada tanggal 15 Juli 2013.
Prabawati, R. K. 2012. Mekanisme seluler dan Molekuler Resistensi Insulin. Program
Pascasarjana Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Warta Medika. 2008. Peran Hormon Insulin, diakses dari http://www.wartamedika.com pada
tanggal 31 Mei 2010.
Wilcox, Gisela. 2005. Insulin and Insulin Resistance. Clin Biochem Rev. 2005 May: 26(2): 19-39.
Http://eprints.undip.ac.id/30688/3/Bab_2.pdf
2. Fungsi
Fungsi insulin yang mengikat :
Aktivitas hormon
binding protein
Proses metabolisme glukosa
korsitol dalam jumlah berlebihan. Sebaiknya jika kadar insulin rendah, maka
ikatan reseptor akan mengalami peningkatan. Kondisi ini terlihat pada keadaan
latihan fisik dan puasa
4. Pengaturan sekresi
Sekresi insulin terutama di atur oleh konsentrasi glukosa darah. akan tetapi
asam amino darah dan faktor-faktor lain juga memengang peranan penting.
seperti kita akan lihat.
Perangsang Sekresi Insulin Oleh Glukosa Darah.
Kadar glukosa darah normal waktu puasa adalah 80 sampai 90 mg/100 ml
kecepatan sekresi insulin minumun. Waktu konsentrasi glukosa darah meningkat
di atas 100 mg/100 ml darah, kecepatan sekresi insulin meningkat cepat
mencapai puncaknya yaitu 10 sampai 20 kalitingkat basal konsentrasi glukosa
darah antara 300 dan 400 ml,jadi peningkatan sekresi insulin akibat rangsangan
glukosa adalah dramatis dalam kecepatan dan sangat tingginya kadar sekresi
yang di capai. selanjutnya penghentian sekresi insulin hampir sama cepat terjadi
dalam beberapamenit setelah pengurangan konsentrasi glukosa darah kembali ke
tingkat puasa.
5. Kelainan sekresi/ efek
Jika disuntikkan dosis yang cukup besar dari insulin sintetis itu terjadi
penurunan pada tingkat gula dalam tubuh-jadi, ia mulai mengganggu hipo-glicemic,
yang ditandai dengan kelemahan total, kaki gemetar, kebocoran konsentrasi,
berlebihan keringat. Itu mungkin memiliki efek hilangnya hati nurani yang dapat
menyebabkan koma. Penelitian ini membuktikan bahwa dalam kasus administrasi
yang benar dari insulin, dikombinasikan dengan hormon lain, meningkatkan
perubahan energi pada hal itu mempercepat membangun kembali, itu adalah
meningkatkan kapasitas asimilasi makanan dan nafsu makan.
Pada bentuk glicemic hipo-dimoderasi, dalam tubuh manusia berlangsung
reaksi-defensif mengintensifkan dalam sekresi hormon tumbuh. Dalam beberapa
kasus tingkat bisa meningkat hingga 5-7 kali dibandingkan dengan tingkat normal.
Penggunaan steroid anabolik mengintensifkan aksi insulin sintetik: itu adalah
sintesis matriks intensifyed protein, AND dan ARN. Ini adalah mempercepat
tindakan siklus pentophosphatyc, di mana sintesis protein terjadi.
B. Hormon Glukagon
1. Pengertian
Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas, meningkatkan
kadar glukosa darah.
Glukosa disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen, yang merupakan patiseperti polimer rantai terdiri dari molekul glukosa. Sel-sel hati (hepatosit)
memiliki reseptor glukagon. Ketika glukagon mengikat pada reseptor glukagon,
sel-sel hati mengubah glikogen menjadi polimer molekul glukosa individu, dan
melepaskan mereka ke dalam aliran darah, dalam proses yang dikenal sebagai
glikogenolisis. Seperti toko-toko menjadi habis, glukagon kemudian mendorong
hati untuk mensintesis glukosa tambahan oleh glukoneogenesis. Glukagon
mematikan glikolisis di hati, menyebabkan intermediet glikolisis akan shuttled
untuk glukoneogenesis.
2. Fungsi
Fungsi molekul reseptor yang mengikat :
Aktivitas hormon
glukagon reseptor yang mengikat
Komponen seluler
ekstraseluler wilayah
ekstraseluler wilayah
ruang ekstraseluler
fraksi larut
sitoplasma
membran plasma
membran plasma
Proses biologis
proses metabolisme cadangan energi
sinyal transduksi
G-protein reseptor ditambah protein signaling jalur
G-protein signaling, ditambah dengan utusan cAMP kedua nukleotida
perilaku makan
proliferasi sel
negatif pengaturan nafsu makan
regulasi sekresi insulin
seluler respon terhadap stimulus glukagon
3. Mekanisme kerja/ fisiologi
berperan menaikkan kadar gula yang rendah, dan cara kerja hormon ini
merupakan kebalikan hormon insulin.
Hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang berguna untuk meningkatkan kadar
glukosa darah.
Glukagon memiliki efek yang berkebalikan dengan insulin. Insulin dikenal sebagai
hormon yang menurunkan kadar glukosa darah.
Pankreas melepaskan glukagon bila kadar gula darah (glukosa) terlalu rendah.
Glukagon menyebabkan hati mengubah cadangan glikogen menjadi glukosa yang
kemudian dilepaskan ke aliran darah.
Glukagon dan insulin merupakan bagian dari sistem umpan balik yang membuat
kadar glukosa darah berada pada tingkatan yang stabil
4. Pengaturan sekresi
Peningkatan sekresi glukagon disebabkan oleh:
* Penurunan glukosa plasma (tidak langsung)
* Peningkatan katekolamin - norepinefrin dan epinefrin
* Asam amino plasma Peningkatan (untuk melindungi dari hipoglikemia jika
semua protein-makanan dikonsumsi)
* Sistem saraf simpatis
* Asetilkolin
* Cholecystokinin
2. Fungsi
Hormon pertumbuhan digunakan sebagai obat resep dalam pengobatan untuk
mengobati gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan
dewasa.
3. Mekanisme kerja/fisiologi
Hormon pertumbuhan manusia (HGH) adalah hormon yang bertanggung jawab
atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah
manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan
tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi
yang prima. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH adalah
kelenjar pituitary.
HGH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama-tama mengalir melalui
pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH dirubah menjadi IGF 1
(insulinlike Growth Factor 1). Lalu melalui peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan
keseluruh organ-organ yang ada di tubuh manusia. IGF 1 inilah yang bertanggung
jawab untuk memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh
karena terpeliharanya organ-organ di dalam tubuh manusia, maka system
imunisasi di dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara. Tidak heran mengapa
seseorang pada usia muda yang dimana produksi HGH-nya masih banyak, mereka
lebih tahan terhadap serangan penyakit dan hampir tidak dijumpai adanya
penyakit-penyakit yang biasa ditemukan pada orang yang sudah berumur cukup
tua.
Hormon Pertumbuhan Manusia akan berkurang seiring dengan pertambahan usia.
Pada umur 60 tahun volume Hormon Pertumbuhan hanya tinggal sebesar 25% jika
dibandingkan dengan usia 21 tahun. Faktor-faktor yang membuat proses penuaan
manusia jauh lebih cepat dari yang seharusnya adalah factor pola hidup yang
tidak sehat.
Ramuan alami yang berfungsi untuk merangsang Kelenjar Pituitary agar terus
memproduksi Hormon Pertumbuhan, sehingga terjadi perbaikan system
metabolisme tubuh, regenerasi sel, maka akan terjadi Pembalikan Usia Biologis
serta juga meningkatkan aktivitas seksual serta stamina, dan juga meningkatkan
kekebalan tubuh. KANDUNGAN MELIA BIYANG
1. Kolustrum (susu awal)
2. Vitamin B Kompleks
3. Asam Amino
4. Calsium
4. Pengaturan sekresi
Sekresi hormon pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus.
Hipotalamus menghasilkan faktor penglepas hormon pertumbuhan (GHRF growth hormone releasing factor) yg merangsang sekresi hormon pertumbuhan.
Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai somatostatin (GH-RIH -growth
hormone releasing inhibitory hormone) yang menghambat sekresi beberapa
hormon antara lain hormon pertumbuhan. Dg demikian hipotalamus memegang
peran dwifungsi dalam pengaturan hormon ini.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormon pertumbuhan 1-2 ng/mt,
sedangkan pada keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan mencapal 8
ng/ml. Kadar Ini selalu meningkat segera setelah seseorang tertidur. Pada orang
dewasa kadar hormon pertumbuhan meningkat terutama hanya waktu tidur;
sedangkan pada remaja juga meningkat waktu bangun. Kadar pada anak dan
remaja lebih tinggi dibanding kadar pada dewasa. Pada anak, hipoglikemia
merupakan perangsang yg kuat shg menyebabkan kadar hormon pertumbuhan
meningkat. Pada hipoglikemia karena insulin misalnya, kadar hormon pertumbuhan
dpt mencapai 50 ng/ml.
Kerja fisik, stress dan rangsangan emosi merupakan perangsangan (stimulus)
fisiologis utk meningkatkan sekresi hormon ini.
Sekresi hormon pertumbuhan yg berlebihan dpt ditekan dg pemberian agonis
dopamin. Dopamin diketahui merangsang sekresi hormon pertumbuhan pada
orang normal, tetapi pada akromegali dopamin justru menghambat sekresi
hormon tsb. Bromokriptin, suatu agonis dopamin derivat ergot, dipakai utk
menekan sekresi hormon pertumbuhan pada penderita tumor hipofisis. Efek
bromokriptin tidak segera terlihat, penurunan kadar hormon dalam darah terjadi
setelah pengobatan dalam jangka panjang. Sekresj hormon pertumbuhan kembali
berlebihan setelah pemberian bromokriptin dihentikan. Bromokriptin juga
menekan sekresi prolaktin yg berlebihan yg terjadi pada tumor hipofisis.
Antagonis serotonin (5-HT) misalnya siproheptadin dan metergolin, antagonis
adrenergik misalnya fentolamin, juga dpt menghambat sekresi hormon
pertumbuhan, tetapi efeknya lemah dan tidak konsisten. Somatostatin meskipun
dpt menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tidak digunakan utk pengobatan
akromegali terutama karena menghambat sekresi hormon-hormon lain.
5. Kelainan sekresi/efek
Ada 2 efek yang mempengaruhi :
1.
Efek langsung adalah hasil dari hormon pertumbuhan yang mengikat reseptor
pada sel target. Sel-sel lemak (adiposit), misalnya, memiliki reseptor hormon
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.
4. Pengaturan sekresi
5. Kelainan sekresi/efek
F. Hormon SS somatostatin
1. Pengetian
Somatostatin (SS) adalah peptida yang dihasilkan oleh beberapa jaringan
tubuh, termasuk hipotalamus. Somatostatin menghambat pelepasan hormon
pertumbuhan dalam menanggapi peningkatan GHRH dan faktor-faktor stimulasi
lain seperti konsentrasi glukosa darah rendah.
2. Fungsi
3. Mekanisme kerja/fisiologi
4. Pengaturan sekresi
5. Kelainan sekresi / efek
otot polos dan aliran darah di dalam usus. Secara kolektif, kegiatan ini
tampaknya memiliki efek keseluruhan penurunan tingkat penyerapan gizi.