Latar Belakang.
Penghematan pemakaian air, saat sekarang ini banyak diserukan oleh berbagai pihak,
antara lain oleh instansi pemerintah yang secara resmi menganjurkan penghematan air maupun
oleh pemerhati lingkungan baik nasional maupun internasional.
Berbagai metode penghematan pemakaian air telah banyak di temukan, telah diproduksi
untuk berbagai kebutuhan dan telah dipasarkan. Produk penghemat air tersebut umumnya
diterapkan pada pencuci tangan ditempat-tempat umum seperti misalnya supermarket, mal, hotel,
terminal bus, stasiun kereta dan tempat lain-lain nya. Selain menggunakan peralatan penghemat air,
pada tempat-tempat umum juga ditambah dengan adanya petugas kebersihan yang bertugas pula
menjaga agar air tidak terbuang sia-sia.
Berbeda dengan tempat-tempat umum tersebut, pemborosan air seringkali terjadi tanpa
disadari oleh pengguna yang berasal dari kalangan rumah tangga, yang disebabkan oleh karena
kelalaian mematikan keran air. Jika kelalaian terjadi pada tempat cuci tangan / piring, akan segera
ditanggulangi karena mudah dilihat oleh penghuni lain yang akan segera mematikan keran air.
Berbeda halnya jika kelalaian menutup keran terjadi pada tempat-tempat yang tertutup seperti
misalnya kamar mandi atau kakus yang tidak dapat diketahui kalau tidak ada yang masuk ke
tempat tersebut.
Oleh karena itu, pada seminar ini akan disampaikan hasil penelitian Sistem Kendali
Pemakaian Air untuk Penghematan Air.
Tinjauan Pustaka
Penghematan pemakaian air saat ini menjadi perhatian diseluruh dunia, termasuk
pemerintah Indonesia. Kiat-kiat melakukan penghematan pemakaian air, disebarluaskan oleh
berbagai media massa (http://sains.kompas.com, 2 Oktober 2012), untuk mengurangi pemakaian
jumlah air didalam melakukan seluruh aktifitas baik pada rumah tangga, tempat kerja maupun pada
tempat-tempat umum. Seluruh kiat-kiat tersebut harus dilakukan dengan penuh rasa sadar dari
pelaku pengguna air.
Banyak industri yang memproduksi peralatan penghemat air yang sesuai kegunaannya
seperti misalnya peralatan penyiram air pada WC, tempat cuci tangan memiliki keran air yang
dilengkapi solenoide dan sensor tangan, sehingga air akan mengalir apabila tangan diposisi cuci,
dan air akan langsung berhenti saat tangan ditarik, sehingga lebih nyaman bagi pengguna.
Sedangkan pengendali air pada pengisian bak kamar mandi umum, sampai saat ini hanya
menggunakan pelampung, yang menutup keran air saat air telah penuh, sehingga tidak luber.
Berdasarkan pengamatan, apabila air pada bak kotor, maka untuk mencuci bak harus membuang
air terlebih dahulu, yang merupakan pemborosan. Keadaan inilah yang sering terjadi pada kamar
mandi umum yang menggunakan bak penampung air, sehingga perlu perubahan sistem
pengeluaran air yang dapat menghemat penggunaan air.
Untuk penghematan air, pada kamar mandi umum sebaiknya menggunakan penampung air
relatif kecil, seperti misalnya menggunakan ember/kontainer dengan kapasitas 30 sampai dengan
40 liter sehingga habis untuk sekali mandi. Oleh karena itu pengisian air pada kontainer
membutuhkan waktu relatif singkat tergantung pada kapasitas pompa dan jumlah keran air yang
dibuka (debit air). Sedangkan pembukaan keran air dibatasi oleh waktu, sehingga kontainer tidak
luber saat diisi air. Jika pengguna berikut ingin mencuci kontainer maka jumlah air yang
dipergunakan tidak sebanyak membuang air pada bak penampung.
Pada penelitian ini dirancang rangkaian pewaktu yang membatasi selang waktu
pengeluaran air pada keran air untuk beberapa kamar mandi sekaligus, sehingga tepat untuk
dipergunakan pada rumah yang memiliki banyak kamar mandi yang merupakan kecenderungan
saat ini yaitu setiap kamar tidur dilengkapi dengan kamar mandi, atau pada rumah kos yang
memiliki banyak kamar mandi.
Pengguna yang ingin menggunakan air, harus menekan tombol yang diletakkan pada
kamar mandi, sehingga air keluar pada keran kamar mandi tersebut. Jika ternyata pengisian air
berlebih sehingga luber, maka pengguna dapat mematikan keran air atau dengan menekan tombol
yang sama maka air akan berhenti mengalir, sehingga air tidak terbuang sia-sia. Jika pengguna
tidak mematikan air yang telah luber, maka air yang terbuang sia-sia tidak terlalu banyak seperti
halnya pada keran air yang dibuka maupun ditutup secara manual yang ditinggal dalam keadaan
terbuka.
Perancangan rangkaian dalam penelitian ini, menggunakan mikrokontroler ATMega16
yang dipilih sebagai komponen kontrol karena mudah diperoleh di Indonesia, memiliki teknologi
yang terbuka secara luas dari segi pustaka, bahasa pemrograman serta peralatan pemrogram-nya
relatif murah sehingga cocok untuk dipergunakan dalam penelitian ini.
Perancangan Sistem
Perancangan prototype rangkaian pengendali dilakukan dengan menganalisis kapasitas dari
mikrokontroler ATMega16, khususnya pada jumlah I/O yang dimilikinya. Pada peralatan,
ditambahkan keypad yang membutuhkan 7 jalur I/O, dan tampilan LCD yang membutuhkan 7 jalur
I/O. Sehingga tersisa sebanyak 18 jalur I/O. Oleh karena untuk pasangan tombol dan solenoide
pembuka air hanya dapat ditambahkan 8 pasang saja, karena 1 buah jalur dipergunakan sebagai
output untuk menggerakkan pompa yang dibutuhkan seperti halnya pada pemakaian yang umum
dilakukan didalam menyalurkan air dari penampungan air ataupun pada pemakaian air sumur. Pada
gambar berikut, dijelaskan hubungan antara mikrokontroler dengan masing-masing blok, dan
rangkaian driver untuk mengaktifkan solenoid vale.
Gambar.1. Diagram Blok Rangkaian Sistem Kendali Pemakaian Air untuk Penghematan Air
berbasis Mikrokontroler ATMega16 dan Rangkaian kendali Penggerak solenoide
Berdasarkan perancangan rangkaian, maka dirancang PCB yang dapat diintall dengan
mudah dan hemat tempat sehingga dapat disusun sebagai berikut:
Gambar.2. Layout PCB Sistem Kendali Pemakaian Air untuk Penghematan Air berbasis
Mikrokontroler ATMega16
Dengan perancangan ini, rangkaian driver solenoid (Virendra Kumar, 2006) diletakkan
dibawah dan rangkaian kontroler yang terdiri dari mikrokontroler, LCD dan Keypad berada diatas
seperti pada gambar berikut:
Gambar.3. Prototype Sistem Kendali Pemakaian Air untuk Penghematan Air berbasis
Mikrokontroler ATMega16
Agar dapat menunjukkan bahwa perancangan ini bekerja dengan baik, maka dibuat model
peraga sehingga dapat memperagakan kinerjanya sebagai berikut:
Gambar.4. Model alat peraga tampak depan dan tampak belakang Sistem Kendali Pemakaian Air
untuk Penghematan Air berbasis Mikrokontroler ATMega16
Sistem Kendali Pemakaian Air untuk Penghematan Air berbasis Mikrokontroler
ATMega16 (Atmel Corporation, 2003) didukung oleh program (Pavel Haiduc and HP InfoTech
S.R.L, Copyright 1998-2008) yang digambarkan dalam flowchart sebagai berikut:
Start
Wellcome
note
Tampilan awal.
Data awal timer dari
EEPROM untuk solenoid
Menu Button?
Yes
Seting
waktu?
No
Seting
pompa?
No
Lihat
Seting?
No
No
No
Button
Yes
Baca no solenoid
Catat data waktu
Yes
Catat kaitan pompa
dengan solenoid
Yes
Tampilkan data
setting diminta
Yes
Tampilkan waktu
on solenoid
Gambar.5. Flowchart Sistem Kendali Pemakaian Air untuk Penghematan Air berbasis Mikrokontroler
ATMega16
Dengan dukungan dari program, sistem mampu bekerja sesuai dengan kebutuhan masingmasing pengguna, dan dapat dengan leluasa diubah sesuai dengan perkembangan kebutuhan.
Dari flowchart tersebut, maka cara pengoperasian Sistem Kendali Pemakaian Air untuk
Penghematan Air berbasis Mikrokontroler ATMega16 sebagai berikut:
Cara setting waktu setiap kamar mandi:
1. Tekan tombol * pada keypad
2. Tekan angka Nomor Kamar Mandi melalui keypad
3. Masukkan Setting Selang Waktu yang diinginkan melalui keypad
4. Akhiri dengan menekan tombol # pada keypad
Untuk memeriksa hasil setting yang telah dilakukan, dengan prosedur berikut:
1. Tekan tombol # pada keypad
2. Tekan angka Nomor Kamar Mandi melalui keypad untuk melihat setting waktu
3. Akhiri dengan menekan tombol # pada keypad
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Faktor keamanan pengguna terhadap bahaya listrik sangat diutamakan dengan menggunakan
tegangan 5 voltdc pada tombol pengeluaran air.
Pemakaian air pada saat bersamaan menurunkan jumlah air setiap keran, oleh karena itu, jumlah
penekanan tombol untuk memperoleh air tidak dibatasi.
Dari hasil penerapan, tagihan PAM adalah mendekati kesesuaian perhitungan, sedang pada bulan
lain, angka tagihan berkisar antara 7 sampai dengan 10 m3 karena sesuai dengan aktifitas dan
perubahan jumlah penghuni karena berpergian maupun kedatangan tamu.
Kesimpulan
Penelitian terapan dalam bentuk pengembangan prototype Sistem Kendali Pemakaian
Air untuk Penghematan Air Berbasis Mikrokontroller ATMega 16 telah berhasil dilakukan
dengan baik sebagaimana telah dituliskan pada bagian sebelumnya dari laporan penelitian ini.
Pemakaian konsep sistem yang sama didalam dunia nyata khususnya dalam rumah tangga sangat
mungkin untuk dilakukan dengan berbagai catatan yang perlu dilakukan antara lain:
1. Unjuk kerja sistem akan sangat dipengaruhi oleh besarnya tekanan air didalam pipa
penyaluran yang secara tidak langsung akan mempengaruhi unjuk kerja sistem
pengendalian pemakaian air tersebut. Hal ini berarti, semakin banyak pemakaian pada saat
yang bersamaan untuk satu aliran pipa air yang sama akan menurunkan nilai tekanan air
pada tiap katup selenoide valve yang digunakan.
2. Pemakaian pompa air yang berbeda type mempengaruhi debit air, sehingga penentuan
waktu kerja selenoide dilakukan setelah perangkat sistem pengendalian dipasang pada
instalasi air dan dengan membebaskan pemakai untuk menekan tombol pembuka solenoid
jika kekurangan air.
3. Prototype yang dikembangkan menggunakan 1 (satu) solenoide valve untuk 1 (satu) katup
pemakaian air. Rangkaian digital dari sistem kendali yag dikembangkan dengan
menggunakan Mikrokontroller AtMega 16 ini mampu untuk mengendalikan 8 buah katup
pemakaian air dengan pengaturan waktu yang dapat diatur secara individual dan berbedabeda tanpa tergantung pada lokasi katup tersebut didalam instalasi pipa air yang
digunakan.
4. Untuk meningkatkan keterbatasan jumlah katup yang dapat dikendalikan serta menurunkan
biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan solenoide valve maka perlu dilakukan
pengelompokan katup pemakaian yang berarti mengubah sistem instalasi pipa air yang ada.
Saran
1. Kesadaran akan penghematan pemakaian air harus dimiliki oleh seluruh anggota
masyarakat saat ini dan sudah harus diterapkan secara nyata didalam kehidupan seharihari.
2. Sistem pengendalian yang telah dikembangkan dapat digunakan untuk pemakaian pada
tempat-tempat isi ulang air minum dengan pengaturan waktu yang lebih mudah dilakukan
mengingat ukuran galon air minum yang sama besar.
Daftar Pustaka
1. Atmel Corporation, ATmega8535, 8-bit Microcontroller with 8K Bytes In-System
Programmable Flash, Atmel Corporation, 2003.
2. http://sains.kompas.com/read/2012/05/02/17424871/Mahasiswa.Ciptakan.Keran.Hemat
.Air.Wudu 2 Oktober 2012.
3. Pavel Haiduc and HP InfoTech S.R.L, CodeVisionAVR C cross-compiler, Integrated
Development Environment for the Atmel AVR family of microcontrollers. Copyright 19982008
4. Virendra Kumar, Digital Electronics, Theory and Experiments, , New Age International
Publisher, 2006 New Delhi, India.