Revisi Executive Summary (B.1.2.01)
Revisi Executive Summary (B.1.2.01)
01
RINGKASAN EKSEKUTIF
22/04/2015
TANGGAL
RR
DISIAPKAN
OLEH
AN
CHECK
1
PI
RS
CBR/AI
CHECK 2
APPR.
PEMBIMBING
B.1.2.01
Alimatun Nashira
Pratama Istiadi
Religia Shaliha
Reiner Raditya
13011018
13011048
13011074
13011110
Revisi ke- :
LAPORAN AKHIR
6 Hal
1 dari 6
B.1.2.01
RINGKASAN EKSEKUTIF
I.
Pendahuluan
Kelangkaan BBM di Indonesia semakin membuat bahan bakar alternatif mulai dikembangkan.
Berbagai pengembangan produksi dan pengaplikasian bahan bakar alternatif ke dalam sistem
transportasi mulai diminati. Salah satu alternatif bahan bakar yang dapat digunakan adalah metanol.
Dibandingkan dengan BBM, metanol memiliki beberapa keunggulan, diantaranya angka oktan yang
tinggi (Research Octane Number : 109) dan emisi pembakaran yang bersih. Berbagai keunggulan
tersebut membuat metanol menjadi semakin diminati.
Produksi metanol di Indonesia masih sangat minim, dimana hanya PT. Kaltim Methanol Industri yang
saat ini masih beroperasi. Kebutuhan metanol di Indonesia sendiri masih dipenuhi oleh aktivitas impor.
Dari tahun 2010 hingga tahun 2014, impor metanol Indonesia rata-rata naik 33% pertahunnya
(www.bps.go.id). Pada tahun 2014 sendiri, nilai impor metanol Indonesia mencapai 190 juta US$. Nilai
ini diperkirakan akan terus meningkat, sehingga perlu ada pabrik yang mampu memproduksi metanol
untuk kebutuhan domestik.
Salah satu alternatif produksi metanol adalah dari batubara kelas rendah (lignit). Alternatif produksi
ini cukup strategis, dikarenakan cadangan batubara di Indonesia yang cukup banyak, mencapai 21
milyar ton (Kementrian Energi dan Sumber Daya Alam, 2011). Sekitar 58% dari cadangan ini
merupakan batubara lignit, sehingga pabrik metanol berbahan baku batubara lignit berpotensi untuk
dikembangkan di Indonesia.
II.
PT Coalindo Methanasia direncanakan untuk dibangun di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera
Selatan. Batubara untuk bahan baku pabrik didapat dari situs tambang air laya milik PT Tambang
Batubara Bukit Asam (PTBA) yang berjarak 10 km dari pabrik. Pabrik ini mengkonsumsi 1.55 juta ton
batubara per tahun. Batubara yang diperoleh setara dengan batubara peringkat rendah (lignit) yang
memiliki spesifikasi pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Proksimat Batubara Umpan Pabrik
Parameter
Unit
Nilai (as received basis)
High Heating Value
kcal/kg
4200
Kandungan Karbon
%
40
Kelembapan Total
%
35
Pabrik dirancang dengan kapasitas produksi 800.000 ton metanol per tahun dengan spesifikasi
produk yang disajikan pada Tabel 2.
Parameter
Kemurnian
High Heating Value
Kapasitas Panas
Unit
%-wt
kcal/kg
kJ/kg oC
Nilai
99.9
5367
3.69
Produk ini dapat langsung ditransportasikan melalui Pelabuhan Indonesia II PT Palembang Kertapati
Port, yang berjarak 195 km dari lokasi pabrik. Untuk kebutuhan air utilitas pabrik, didapat dari Sungai
Lematang yang berjarak 1 km dari lokasi pabrik.Peta lokasi pabrik ditunjukkan pada Gambar 1.
2 dari 6
B.1.2.01
Gambar 1. Peta lokasi kawasan Pabik Produksi Fuel-Grade Methanol Berbahan Baku Batubara
Jenis Lignit
III.
Proses pabrik diawali dengan reduksi ukuran batubara ke ukuran 0,5 5 mm, untuk kemudian
diumpankan ke proses gasifikasi. Proses gasifikasi yang digunakan adalah HTW (High Temperature
Winkler) Gasification, dimana gasifikasi batubara dijalankan pada suhu 1200oC dan tekanan 25 bar
untuk mengasilkan syngas. Syngas ini kemudian dikondisikan melalui proses water-gas shift (WGS)
dan dibersihkan dari gas asam melalui proses absorpsi pada Acid Gas Removal Unit (AGRU) dengan
3 dari 6
B.1.2.01
pelarut SELEXOL dan adsorpsi dengan adsorben ZnO. Syngas yang sudah bersih kemudian
diumpankan ke dalam reaktor metanol berbasis proses ICI (Imperial Chemical Industries). Melalui
proses ini, syngas dikonversikan menjadi metanol di dalam sebuah reaktor isotermal dengan bantuan
katalis Cu/ZnO/Al2O3, dengan tekanan 60 bar dan suhu maksimal 240oC. Metanol yang dihasilkan
kemudian dimurnikan melalui distilasi dua tahap, sehingga dihasilkan metanol dengan kemurnian
99,9%-wt. Diagram alir blok dari pabrik ini disajikan pada Gambar 3. Kondisi operasi setiap blok proses
disajikan pada Tabel 3.
Steam
F=20 ton/jam
Batubara lignite
F = 194 ton/jam
Preparasi
Umpan
Purge gas
F= 22 ton/jam
Acid gas
F= 147 ton/jam
Uap air
F = 68 ton/jam
Syngas kotor
F= 210 ton/jam
CO/H2= 1,61
Batubara
1% moisture
F = 126 ton/jam
Gasifikasi
Syngas
conditioning
Steam
F= 68 ton/jam
Syngas bersih
F= 131 ton/jam
CO/H2 = 0,5
CO/CO2 = 10
Methanol
synthesis
loop
Fuel grade-methanol
99,9%-wt methanol
F= 106 ton/jam
Crude methanol
98%-wt methanol
F= 108 ton/jam
Methanol
purification
Ash
F= 7 ton/jam
Nitrogen 95%-wt
F = 264 ton/jam
Bottoms Water
8,6 ppm methanol
F = 2 ton/jam
Udara
F = 335 ton/jam
ASU
Oksigen 99%-wt
F=71 ton/jam
Terdapat banyak utilitas yang dibutuhkan oleh pabrik ini, diantaranya kukus, air proses, dan listrik,
serta udara proses. Air mentah dipasok dari Sungai Lematang, kemudian air ini diolah menjadi air
pendingin dan air demineralisasi. Udara bertekanan dibutuhkan untuk kebutuhan instrumentasi.
Kukus digunakan untuk proses gasifikasi dan WGS, serta dibutuhkan juga untuk pembangkitan listrik.
Listrik dipasok dari coal fired power plant yang terintegrasi di dalam pabrik. Selain itu, untuk
kebutuhan ASU, dibutuhkan juga udara yang sudah terpurifikasi dari gas karbondioksida dan uap air.
Kebutuhan utilitas pabrik disajikan pada Tabel 4.
4 dari 6
B.1.2.01
Limbah yang dihasilkan dari pabrik ini relatif sedikit. Limbah padat berupa abu sisa gasifikasi
sebanyak 6 ton/jam dijual ke perusahan semen seharga Rp.20.000,00 per 30 kg. Limbah cair yang
dihasilkan sebanyak 11 m3/jam, dimana air ini sudah relatif jernih, hanya mengandung metanol dan
glikol dalam bentuk trace. Limbah gas yang dihasilkan utamanya terdiri dari gas karbondioksida,
dimana limbah ini kemudian diinsinerasi. Hasil pengolahan limbah gas ini masih memenuhi PERMEN
LH NO.13/2009, dimana emisi pabrik ini masih sebesar 2107 ppm, dimana baku mutunya adalah
2600 ppm.
V.
Ekonomi Pabrik
Untuk harga jual metanol US$ 600, pabrik ini cukup menguntungkan untuk dibangun, dengan NPV
US$ 325,143,595 dan dengan IRR 15.53%. Payback period dari pabrik ini adalah 8.81 tahun, cukup
lama untuk sebuah pabrik. Sayangnya pabrik ini sangat sensitif terhadap perubahan harga jual
metanol, dimana pabrik ini dinyatakan tidak menguntungkan apabila harga jual metanol turun ke
angka US$ 540. Kedepannya, agar pabrik ini dapat terwujud, perlu ada intervensi pemerintah melalui
subsidi harga jual metanol. Ringkasan dari analisis ekonomi pabrik PT Coalindo Methanasia disajikan
pada Tabel 5
5 dari 6
B.1.2.01
Coal price
Total production
(tonne/year)
Product Yield (kg methanol/kg coal)
Coal price
Internal Rate of Return
Return on Investment
Percent equity of total investment
US$ 36.14
20 years plant operating life and 2 year construction period
Methanol 600 US$/ton
Capital Costs
Section 1 (Gasification Section)
Section 2 (Syngas Conditioning)
Section 3 (Methanol Synthesis Section)
Section 4 (Air Separation Unit)
Total Purchased Equipment Cost
$4,535,507
$49,719,849
$19,317,553
$36,999,988
$110,572,897
Component
Plant Cost Factor
Cost
Purchased Equipment
1 $ 110,572,897.98
Equipment Erection
0.45 $ 49,757,804.09
Piping
0.45 $ 49,757,804.09
Instrumentation
0.15 $ 16,585,934.70
Electrical
0.1 $ 11,057,289.80
Yard and Jetty
0.1 $ 11,057,289.80
Building, Process
0.2 $ 11,057,289.80
Utilities
0.45 $ 175,757,804.09
Storages, Warehouse
0.2 $ 22,114,579.60
Site Development
0.05 $ 22,114,579.60
Subtotal Physical Plant Cost (PPC)
$ 479,833,273.53
Design and Engineering
0.25 $ 122,393,379.61
Contractor's Fee
0.05 $ 24,478,675.92
Contingency
0.1 $ 48,957,351.84
Subtotal
$
200,725,152
Fixed Capital Cost
$
690,298,660
Working Capital
0.15FCI
$
103,544,799
Investment Without Land
$
793,843,460
Revenue
57,139,631
29,039,541
1,153,084
302,432,614
207,555
41,417,919
6,212,687
9,072,978
$
$
$
$
87,332,257
20,072,514
6,423,204
41,336,091
$
$
$
$
$
$
124,742,948
10,334,022
33,267,587
15,121,630
58,723,239
270,971,970
90600
90600
0
511,162,773.41
80
8000
6 dari 6