3.1 PENDAHULUAN
Sebagai konsekuensi desentralisasi pendidikan,saat ini sejumlah pembaharuan pendidikan
terusdilaksanakan uoaya meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu fokus pembaharauan pendidikan
pada tingkat sekolah adalah digunakan dan dikembangkannya kurikulum yang beroreantasi pada
kompetensi yang akan dicapai dan haraus dimiliki oleh peserta didik.pembaharuan tersebut tentu saja
membawa pembaharuan pada strategi pembelajaran yang digunkan yang juga akan diiringi
denganperubahan kegiatan penilaian yang dilakukan.
Kurikulum,proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi yang sangat penting
dalam pendididkan. Ketiga dimensi tersebut salaing berkaitan antara satu dengan yang
lainnya.kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program
pembelajaran. Sedangkan proses pembelajaran adalah upaya yang dilakukan guru untuk mencapai
tujuan yang dirumuskan dalamkurikulum. Dalam hal ini,guru membutuhkan penilaian yang dilakukan
pada satu kegiatan untuk mengukur tingkat pencapaian kurikulumdan berhasiltidaknya suatu proses
pembelajaran.
Penilaian selain digunaka untuk mengukur suatu pencapain juga untuk mengetahui ketakutan
dan kelemahanyang ada dalamproses pembelajaran.sehingga dapat dijadikan sebagai dasar
untukpengambilan keputusan.misalnya penilaian dalam memutuskan apakah suatu proses pembeljaran
sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih perlu adanya perbaikan. Oleh menurut sumarna (2004 ),
penilaian kelasmerupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan penga,bilan keputusan dalam
penilapencapaian kompetensi atau hasil belajarpeserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran
tertentu.tentu dalam halini diperlukan data sebagai informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan sudah atau belumberhasilnya perserta didik dalam
mencapai atau kompetensi.penilaian kelaspada dasarnay lebih mengarah pada prosespengumpulan
dan analisis informasi yang dilakukan guru untuk memberikan keputusan, dalam hal ini keputusan
terhadap hasil belajar peserta dididk berdasarkan tahapan belajarnya yang berbentuk nilai. Dari
prosesini akan diperoleh gambaran kemampuan peserta dididk dalam mencapai sejumlah
standarkompetensi dan kompetensi dasar tercantum dalam kurikulum.
Proses penilaian kelasdilakukan melalui langkah langkah perencanaan,penyususnan alat
penilaian,pengumpulan informasi yang berisi pencapain hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan
penggunaaan informasi. Terdapat berbagai cara yang dilakukan dalam penialain untuk kerja
(performance), penilaian sikap, penialain tertulis ( paper andpencil test ),penilaian proyek, penilaian
produk,peniilaian hasil kerja (portofolio),dan penilaian diri.
Menurut hatta (2004) dalammelaksanakan penilaian berbasis kelas,guru perlu memperhatikan
prinsip-prinsip dasar yag\ng harus digunakan terutama dalam rangka pencapaian kompetensi yaitu
sebagai berikut :
1. Motivasi
Motivasi Merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya ransangan dari dalam maupun
dari luar sehiu\ngga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau
aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya (Hamzah, 2009:9).penilaian dapat
menjadi motivasi bagi peserta didik maupun guru dalam memperbaiki pelaksanaan
pembelajaran demi mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diharapkan. Hal
ini didasarkan pada upaya penilaian berbasis kelas untuk mengenal kekuatan dan kelemehan
yang dimiliki oleh guru atau peserta didik sehingga perlu didakannya perbaikan secara terus
menerus.
2. Validitas dan raeabilitas
Penilaian berbasis kelas yang baik adalah penilaian yang sesuai dengan kebenaran yang ada
pada proses pembelajaran dikelas. Dalam hal ini,yang menjadi tolak ukur bahwa penialian itu
dinyatakan baik jika telash divaliditasi. Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai
dengan menggunkan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Agardapat diperoleh data
yang valid maka istrumen atau alat ukurnya valid. Dengan kata lain, istrumen penilaian
dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan penilian juga valid.alat yang
digunakan untuk menilai dalam proses pembelajaran berbentuk tes.
Terdapat tiga jenis validitasdan butir tes yaitu validitas isi, validitas konstruk dan validitas
kriteria validitasisis adalah sejauh materi testersebut dapatmengukur keseluruhan bahan atau
materi yang telah diajarkan.validitas konstruk adalah sejauh mana alatukur tersebut dapat
mengungkap keseluruhan konstruk digunakan sebagai dasar dlam penyususnan testersebut.
Banyak digunakan padamengukur psikologi (minat,bakat. Tingkah laku dsb). Adapun
validitas kriteria adalah sejauh mana tes untuk memprediksi keberhasilan seseorang di masa
yang akan datang atau untuk mengetahui kesesuaian antara pengetahuan atau keterampilan
yang dimiliki. Untuk memperoleh penjelasan lebih mendalam mengenai macam macam uji
validitas para calon guru dapat melalui acuan acuan referensi tentang evaluasi belajara.
Berikut ini akan diberikan contoh cra melakukan anlisis butir tes secara statistic untuk
mengetahui validitas butir dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
testersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka dari itu dibutuhkan realibilitas tes guna
mengukur konsistensi taraf kepercayaan tes tersebut. Relibilitas tes sangat berhubungan
dengan konsistensi, kestabilan atau ketetapan. Reabilitas adalah derajat keajegan yang
menunjukkan hasil yang sama dalam waktu yang berlainan atau orang yang berbeda dalam
waktu yang sama. Tes demikian dapat dipercaya atau dapat diandalkan (sumadi, 1992 )
berdasarkan pendapat Djemari mardapi (1996 ) pada reliabilitas suatu alat ukur bukti yang
diperlukan perlu ditunjukkan adalah besarnya konsistensi antar penilai (inter-rater). Misalnya
suatu tugas yang dikerjakan seseorang diamati atau dinilai oleh tiga orang, hasil tiga
perangkat skor tersebut dikorelasikan, bila harganya tinggi berarti penilaian tersebut bisa
dipercaya dalam arti berhak melakukan penilaian. bila koefisiennya rendah, maka hasil
pengukuran mengandung kesalahan yang besar.
3. Adil dan terbuka
Penilaian berbasis kelas menekankn pada adanya perlakuan yang adil kepada semua peserta
didik. Artinya, semua peserta didik harus mendapat kesempatan yang sama untuk dinilai
tanpa membedakan latar belakang sosek, budaya, bahasa, dan jenis kelamin. Menekankan
adanya keterbukaan, dimana semua pihak baik pendidik maupun peserta didik perlu
mengenali kemampuan masing-masing, jenis penilaian, maupun format penilaian yang akan
digunakan.
4. Berkesinambungan
Tidak ada ketentuan umum tentang berapa kali penilain kelas dilakukan dalam satu
semester atau satu tahun. Penggunaan penilaian berbasis kelas sangat bergatung pada
seberapa luas materi yang dibahas dalam satu semester. Hal yang paling adalah
berbasis kelas tentunya harus dilakukan secara
umpan balik bagi guru dan peserta didik dalam memperbaiki proses pembelajaran di
kelas.
Beragam teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan infomasi kemajuan
belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar
teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan
belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indicator indicator
pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Berdasarkan indikator
tersebut dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai, misalnya melalui tes tertulis,
obsevasi pratek, dan penungasan individu atau kelompok. Oleh karena itu, ada beberapa
teknik penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur pencapain peserta didik antara
lain penilaian unjuk kerja , penilaian sikap, penilaian sikap, , penilaian portofolio,
penilaian proyek , penilaian proses dan proyek, peneliaian proses dan produk, penilaian
diri, dan pemberian tugas.
3.2 PENILAIAN UNJUK KERJA
hasil
(produk)
dari
suatu
kegiatan
praktik.Mengukurdimaksudkan
dalam bentuk angka. Pada pengukuran unjuk kerja yang digunakan adalah lembar
pengamatan. Pengukuran unjuk kerja dipergunakan untuk mencocokkan kesesuaian
antara pengetahuan mengenai teori dan keterampilan di dalam praktek sehingga hasil
evaluasinya menjadi lebih jelas. Penilaian penguasaan kompetensi aspek keterampilan
ataupsikomotor yang dimiliki oleh seseorang atau peserta didik,hanya ada satu bentuk
tes yang tepat yaitu tes perbuatan (performanceassessment).Artinya orang yang akan
dinilai kemampuan skillnya harus menampilkan atau melakukan skill yang
dimilikinya di bawah persyaratan- persyaratan kerja yang berlaku.
1. Pengertian Penilaian Unjuk Kerja ( Perpromance Assement )
Menurut Trespeces (Depdiknas 2003), Performance Assessment adalah berbagai
macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman
dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai
macam
konteks
sesuai
dengan
kriteria
yang
diinginkan.Berdasar
pendapat
Dilakukan
secara
kelompok
berarti
guru
menghadapi
sekelompok
testee,sedangkan secara individual berarti seorang guru seorang testee. Tes unjuk kerjadapat
digunakan untuk mengevaluasi mutu suatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakan,
keterampilan ,kemampuan merencanakan sesuatu pekerjaan dan mengidentifikasikan bagianbagian sesuatu piranti mesin misalnya. Hal yang penting dalam penilaian unjuk kerja adalah
cara mengamati dan menskor kemampuan kinerja peserta didik. Guna meminimumkan faktor
subyektifitas keadilan dalam menilai kemampuan kinerja peserta didik, biasanya rater atau
penilai jumlahnya lebih dari satu orang sehingga diharapkan hasil penilaian mereka menjadi
lebih valid dan reliabel. Di samping itu, dalam pelaksanaan penilaian diperlukan suatu
pedoman penilaian yang bertujuan untuk memudahkan penilai dalam menilai, sehingga
tingkat subyektifitas bisa ditekan. Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang
peserta
didikmelakukan
tugas
tertentu,
seperti:
praktek
di
besar penilaian pembelajaran keterampilan pada dasarnya dapat dilakukan terhadap dua hal,
yaitu :
1. proses pelaksanaan pekerjaan, yang mencakup : langkah kerja dan aspek personal
2. produk atau hasil pekerjaan.
Penilaian terhadap aspek proses umumnya lebih sulit dibanding penilaian terhadap
produk atau hasil kerja. Penilaian proses hanya dapat dilakukan dengan cara pengamatan
(observasi), dan dilakukan seorang demi seorang. Penilaian proses pada umumnya cenderung
lebih subyektif dibanding penilaian produk, karena tidak ada standar yang baku. Namun
demikian, penilai dapat lebih meningkatkan obyektivitas penilaiannya dengan cara analisis
tugas (analisis skill).Sementara itu, penilaian produk pada umumnya lebih mudah dilakukan
daripada penilaian proses, karena dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen yang
lebih valid dan reliabel, seperti alat-alat ukur mikrometer, meteran dan sebagainya. Dalam
penilaian produk, karakteristik yang digunakan sebagai standar biasanya adalah berhubungan
dengan
kemanfaatan,
kesesuaian
dengan
tujuan,
dimensi,
nampak
luar,
tingkat
Unjuk menentukan Jenis tugas yang dirikan untuk penilaian untuk kerja digunakan sejumlah
kriteria menurut poham (1995) dala mardapi (2000), ada tujuh kriteria yang dapat digunakan
untuk menilai tugas tes untuk kerja yaitu:
1. Generalizability : sejuah mana untuk kerja peserta didik padatugas yang dikerjakan ?
2. Authenticty : apakah tugasyang dikerjakn peserta didik sama atau setara dengan tugas
yang di dunia luar?
3. Multiple face : apakah tugasyang diberikan mengukur hasil pembelajasran yang banyak ?
4. Teachability : apakah kemampuan atau keterampilan peserta didik meningkat sebagai
akibat dari usahapendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran ?
5. Fairness : apakah tugasyang diberika kepada semua peserta didik cukup adil, tidak
biasgender entrik ,status sosial ekonomi ?
6. Feasibility : apakah tugas yang diberikan peserta didik realistik ditinjau dari biaya, ruang,
waktu dan peralatan yang diberikan ?
7. Scorability : apakah tugasyang diberikan akan memberi hasil yang berkualitasdan akaurat
?
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam sebagai konteksuntuk menetapkan
tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk mengamati unjuk kerja
pesertadidik dapat menggunakan alat atau istrumen berikut :
a. Daftarcek ( check list )
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik tidak
baik ). Dengan menggunakan daftar cek peserta didik mendapat nilai jika kriteria
penguasaaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Ju\ika tidak dapat diamati maka
peserta didik tidak mendapat nilai .kelemahan caraini adalah peniali hanya mempunyai dua
pilihan mutlak, misalnya benar benarsalah dapat diamati tidak dapat diamati dengan baik
tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftarcek lebih praktis
digunakan untuk mengamati subjek dalam jumlah besar.
b. Skala penilaian (rating scale )
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skla penilaian memungkinkan penilai memberi
nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontiniu
dimana pilihan katagori lebvih dari dua.skala penilaian terentang dari tidak sempurna
misalnya : 1=tidak kompeten , 2= cukup kompeten, 3 = kompeten,4 samngat kompeten untuk
memperkecil faktor subjektivitas perlu dilakukan penialaian oleh lebih dari satu orang
agarhasil penilaain lebih akurat.