Anda di halaman 1dari 8

SI-4231 Bangunan Air

TUGAS ke V
Dosen:

Dr. Ir. Sri Legowo Wignyo Darsono


Prof. Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc., Ph.D

Disusun oleh :

NAMA

: Siti Raudhatul Fadilah

NIM

: 15013106

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
2016
SOAL

Rencanakan got miring!


a.
b.
c.
d.

Denah
Potongan Memanjang
Potongan Melintang
Peredam

JAWABAN
Got miring adalah bangunan berupa saluran pasangan dengan kemiringan dasar
saluran yang cukup terjal, sehingga aliran yang terjadi adalah aliran superkritis. Got miring
ini digunakan kalau trase saluran melewati medan dengan kemiringan yang tajam dan dengan
jumlah perbedaan tinggi yang cukup besar. Got Miring berupa potongan saluran yang diberi
pasangan (lining) dan umumnya mengikuti medan alamiah. Walaupun got miring ini mampu
mengalirkan dengan kecepatan yang cukup besar, namun tidak boleh melampaui kecepatan
ijin sesuai dengan bahan yang digunakan. Seperti halnya bangunan terjun, got miring ini
harus

dilengkapi

dengan

kolam

olakan

pada

bagian

hilirnya.

(http://www.pu.go.id/glossary/show/4/30
Untuk mendesain got miring, digunakan data berikut dengan beberapa asumsi yang
digunakan.
3

Q=20 m /s
h=6 m
g=9.81m/s 2
Bentuk got miring yang didesain adalah bentuk trapesium yang paling ekonomis. Asumsikan
bahwa tinggi saluran (h) sebesar 1.3 m. Berikut ini adalah perhitungan dimensi saluran
trapesium tersebut.
2
2
B= h 3= (1.3 ) 3=1.5011 m
3
3
2

A=h
m=

3=( 1.3 )2 3=2.9272m2

h 1.3
= =0.7506
3 3

T =B+ 2mh=1.5011+2(0.7506) (1.3 )=3.4526 mm

d=

luas potongan
A 2.9272
= =
=0.8478
lebar atas potongan T 3.4526

Got miring yang direncanakan memiliki tinggi jagaan (freeboard) yaitu sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut.

Berdasarkan ketentuan di atas, karena Q > 17 m3/s, maka tinggi jagaannya adalah 0.5 m.
Dari hasil perhitungan di atas, untuk merancang got miring di lapangan, digunakan
pembulatan agar mempermudah pengerjaan yaitu sebagai berikut.
h=1.3 m
B=1.5 m

T =3.5 m
f =0.5 m

Aliran dalam got miring adalah superkritis dan bagian peralihannya harus licin dan
berangsung agar tidak terjadi gelombang. Gelombang ini bisa menimbulkan masalah di
dalam potongan got miring dan kolam olak karena gelombang sulit diredam.
Berdasarkan Kriteria Perencanaan Irigasi 04 (Bangunan) pada bab V subbab 5.8, ditentukan
dahulu faktor kecepatan K dengan asumsi digunakan lantai peralihan pada kurva parabola.
Harga K dihitung dengan persamaan berikut.
K=

( tan L tan 0 ) 2 h v cos 2 0


Lt

Keterangan :
hv

: tinggi kecepatan pada pangkal (permulaan) kurva, m

: jari-jari lengkung lantai, m

: kecepatan pada titik yang bersangkutan, m/s

: kemiringan sudut lantai

L : kemiringan sudut lantai di ujung (akhir) kurva


0 : kemiringan sudut lantai pangkal kurva

: percepatan gravitasi, m/s2

Lt

: percepatan peralihan, m

Asumsi saluran terdiri dari pasangan beton, maka

v =3 m/s . Asumsi lain yang digunakan

adalah sebagai berikut.


Lt=2m/s 2
r=10 m

h v =2m
L=20
0=30
Berdasarkan USBR 1978, nilai K dibatasi sampai maksimum 0.5 untuk menjamin agar
tekanan positif pada lantai tetap ada. Karena diasumsikan lantai peralihan pada parabola,
maka kemiringan lantai akan berubah-ubah pada tiap titik. Berikut ini adalah tabel hasil
perhitungan nilai K dan Fr.

Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai K di atas.


K=

( tan Ltan 0 ) 2 h v cos 2 0 ( tan30tan 20 ) 2(2)cos 2 30


Lt

K=0.01015

Untuk menghitung besarnya bilangan Froude pada tiap titik peralihan luas potongan, maka
digunakan persamaan berikut ini.

Fr =

v
( 1K ) g d cos

dimana :
Fr
d:

: bilangan Froude di pangkal dan ujung peralihan luas potongan


luas potongan
lebar atas potongan

dengan satuan m

: percepatan gravitasi, m/s2

: faktor percepatan

: kecepatan aliran pada titik yang bersangkutan (m/s)

: sudut kemiringan lantai pada titik yang bersangkutan

Contoh perhitungan Fr untuk kemiringan lantai = 30 :


Fr =

v
3
=
( 1K ) g d cos ( 10.01015 ) ( 9.81)(0.8478) cos 30

Fr =1.1235
USBR (1978) mengajurkan agar aturan aturan berikut diikuti dalam perencanaan geometris
bagian peralihan (masuk dan keluar). Salah satunya adalah kotangen sudut lentur permukaan
air () tidak boleh kurang dari 3.375 kali bilangan Froude aliran. Namun, bila kriteria ini
tidak berhasil mengontrol pelenturan, maka pelenturan maksimum sebaiknya 30o pada
peralihan masuk dan 25o pada peralihan keluar.
cot 3.375 Fr
Setelah melakukan iterasi berkali-kali untuk mendapatkan nilai yang memenuhi persamaan
di atas, tidak didapat nilai yang sesuai. Maka, digunakan pelenturan maksimum pada
peralihan masuk sebesar 30o dan pada peralihan keluar sebesar 25o.

Sudut
Lentur

Bangunan Peralihan Keluar


Lebar
Kecepat
Luas
Tinggi
Dasar
an
Pemukaa
Muka
Salura
Saluran
n
Air
n

Lebar
Atas
Saluran

Panjang
Peraliha
n

25

2.927165
865

1.3

1.50111
07

3.45255
461

Tipe kolam olak yang akan direncana di sebelah hilir bangunan bergantung pada energi air
yang masuk, yang dinyatakan dengan bilangan Froude, dan pada bahan konstruksi kolam
olak. Berdasarkan ketentuan pada Buku Kriteria Perencanaan Irigasi 04 (Bangunan) Bab VI
subbab 6.1, untuk nilai Fr 1,7 tidak diperlukan kolam olak; pada saluran tanah, bagian hilir
harus dilindungi dari bahaya erosi; saluran pasangan batu atau beton tidak memerlukan
lindungan khusus. Karena pada tabel sebelumnya semua nilai Fr 1,7, maka perencanaan got
miring ini tidak memerlukan kolam olak.

GAMBAR
a. Denah

b. Potongan Memanjang

c. Potongan Melintang (satuan dalam m)

d. Peredam Energi

Anda mungkin juga menyukai