TUGAS ke V
Dosen:
Disusun oleh :
NAMA
NIM
: 15013106
Denah
Potongan Memanjang
Potongan Melintang
Peredam
JAWABAN
Got miring adalah bangunan berupa saluran pasangan dengan kemiringan dasar
saluran yang cukup terjal, sehingga aliran yang terjadi adalah aliran superkritis. Got miring
ini digunakan kalau trase saluran melewati medan dengan kemiringan yang tajam dan dengan
jumlah perbedaan tinggi yang cukup besar. Got Miring berupa potongan saluran yang diberi
pasangan (lining) dan umumnya mengikuti medan alamiah. Walaupun got miring ini mampu
mengalirkan dengan kecepatan yang cukup besar, namun tidak boleh melampaui kecepatan
ijin sesuai dengan bahan yang digunakan. Seperti halnya bangunan terjun, got miring ini
harus
dilengkapi
dengan
kolam
olakan
pada
bagian
hilirnya.
(http://www.pu.go.id/glossary/show/4/30
Untuk mendesain got miring, digunakan data berikut dengan beberapa asumsi yang
digunakan.
3
Q=20 m /s
h=6 m
g=9.81m/s 2
Bentuk got miring yang didesain adalah bentuk trapesium yang paling ekonomis. Asumsikan
bahwa tinggi saluran (h) sebesar 1.3 m. Berikut ini adalah perhitungan dimensi saluran
trapesium tersebut.
2
2
B= h 3= (1.3 ) 3=1.5011 m
3
3
2
A=h
m=
h 1.3
= =0.7506
3 3
d=
luas potongan
A 2.9272
= =
=0.8478
lebar atas potongan T 3.4526
Got miring yang direncanakan memiliki tinggi jagaan (freeboard) yaitu sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut.
Berdasarkan ketentuan di atas, karena Q > 17 m3/s, maka tinggi jagaannya adalah 0.5 m.
Dari hasil perhitungan di atas, untuk merancang got miring di lapangan, digunakan
pembulatan agar mempermudah pengerjaan yaitu sebagai berikut.
h=1.3 m
B=1.5 m
T =3.5 m
f =0.5 m
Aliran dalam got miring adalah superkritis dan bagian peralihannya harus licin dan
berangsung agar tidak terjadi gelombang. Gelombang ini bisa menimbulkan masalah di
dalam potongan got miring dan kolam olak karena gelombang sulit diredam.
Berdasarkan Kriteria Perencanaan Irigasi 04 (Bangunan) pada bab V subbab 5.8, ditentukan
dahulu faktor kecepatan K dengan asumsi digunakan lantai peralihan pada kurva parabola.
Harga K dihitung dengan persamaan berikut.
K=
Keterangan :
hv
Lt
: percepatan peralihan, m
h v =2m
L=20
0=30
Berdasarkan USBR 1978, nilai K dibatasi sampai maksimum 0.5 untuk menjamin agar
tekanan positif pada lantai tetap ada. Karena diasumsikan lantai peralihan pada parabola,
maka kemiringan lantai akan berubah-ubah pada tiap titik. Berikut ini adalah tabel hasil
perhitungan nilai K dan Fr.
K=0.01015
Untuk menghitung besarnya bilangan Froude pada tiap titik peralihan luas potongan, maka
digunakan persamaan berikut ini.
Fr =
v
( 1K ) g d cos
dimana :
Fr
d:
dengan satuan m
: faktor percepatan
v
3
=
( 1K ) g d cos ( 10.01015 ) ( 9.81)(0.8478) cos 30
Fr =1.1235
USBR (1978) mengajurkan agar aturan aturan berikut diikuti dalam perencanaan geometris
bagian peralihan (masuk dan keluar). Salah satunya adalah kotangen sudut lentur permukaan
air () tidak boleh kurang dari 3.375 kali bilangan Froude aliran. Namun, bila kriteria ini
tidak berhasil mengontrol pelenturan, maka pelenturan maksimum sebaiknya 30o pada
peralihan masuk dan 25o pada peralihan keluar.
cot 3.375 Fr
Setelah melakukan iterasi berkali-kali untuk mendapatkan nilai yang memenuhi persamaan
di atas, tidak didapat nilai yang sesuai. Maka, digunakan pelenturan maksimum pada
peralihan masuk sebesar 30o dan pada peralihan keluar sebesar 25o.
Sudut
Lentur
Lebar
Atas
Saluran
Panjang
Peraliha
n
25
2.927165
865
1.3
1.50111
07
3.45255
461
Tipe kolam olak yang akan direncana di sebelah hilir bangunan bergantung pada energi air
yang masuk, yang dinyatakan dengan bilangan Froude, dan pada bahan konstruksi kolam
olak. Berdasarkan ketentuan pada Buku Kriteria Perencanaan Irigasi 04 (Bangunan) Bab VI
subbab 6.1, untuk nilai Fr 1,7 tidak diperlukan kolam olak; pada saluran tanah, bagian hilir
harus dilindungi dari bahaya erosi; saluran pasangan batu atau beton tidak memerlukan
lindungan khusus. Karena pada tabel sebelumnya semua nilai Fr 1,7, maka perencanaan got
miring ini tidak memerlukan kolam olak.
GAMBAR
a. Denah
b. Potongan Memanjang
d. Peredam Energi