A. Latar Belakang
Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan
masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada saat kehamilan
dan persalinan. Dinegara-negara berkembang dengan pelayanan kebidanan
yang masih jauh dari keaadaan sempurna kejadian infeksi nifas masih
besar. Infeksi nifas umumnya disebabkan oleh bakteri yang dalam keadaan
normal berada dalam usus dan jalan lahir. Salah satu contoh infeksi nifas
yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu endometritis.
Endometritis yaitu peradangan yang terjadi pada endometrium
pada lapisan sebelah dalam. Sama-sama kita ketahui bahwa peradangan
endometrium pada masa nifas diindonesia masih tinggi karena kurangnya
ketelitian dan kecermatan dalam penanganan mengenai hal ini baik dalam
masa kehamilan maupun persalinan .
Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
personal higiene, kurangnya pengetahuan tentang dampak jangka pendek
dan jangka panjang endometritis bagi ibu menjadi salah faktor atau dasar
bagi penulis untuk membahas tentang infeksi nifas mengenai endometritis.
B. Pengertian
Endometritis adalah suatu peradangan endoetrium yang biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. Endometritis paling sering
ditemukan setelah seksio sesaria, terutama bila sebelumnya pasien
menderita koridamionitis, parkus dalam, atau pecahnya ketuban yang
lama(Jones, L. Derek, 2002).
Endometritis merupakan infeksi polimikroba pada endometrium
yang sering menyerang miometrium yang ada dibawahnya(Norwitz,
2007). Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya
yang
nampaknya
sehat.
Kuman
ini
biasanya
pada
perineum,
vulva,
dan
endometrium.
Kuman
america
college
of
obsetricians
andgynekologists
celcius.
seropurulenta
8. Hitung sel darah putih mungkin meningkat di luar leukositisis
puerperium fisiologis
9. Perdarahan pervaginam
10. Shock sepsis maupun hemoragik
11. Abdomen distensi atau pembengkakan.
dibantu
dengan
pelepasan
lapisan
fungsional
dari
Terapi :
a. Uterotonika.
b. Istirahat, letak fowler.
c. Antibiotika.
d. Endometritis senilis perlu dikuret untuk menyampingkan corpus
carsinoma. Dapat diberi estrogen.
2. Endometritis kronika
Radang ini jarang dijumpai , namun biasanya terjadi pada
wanita yang masih menstruasi. Dimana radang dapat terjadi pada
lapisan
basalis
yang
tidak
terbuang
pada
waktu menstruasi.
maka
dapat
seperti
bakteri
non
spesifik
(E.
coli,
Staphilylococcus,
implantasi
plesenta,
desidua,
dan
miometrium
yang
10
11
12
13
2. Peritonitis
Peritonitis pasca sesar mirip dengan peritonitis bedah, kecuali rigiditas
abdomen biasanya tidak terlalu mencolok karena peregangan
abdomen yang berkaitan dengan kehamilan. Nyeri mungkin hebat.
Jika infeksi berawal di uterus dan meluas hanya ke peritonium di
dekatnya (peritonitis panggul),terapi biasanya medis. Sebaliknya
peritonitis abdomen generalisata akibat cedera ususatau nekrosis insisi
uterus, sebaiknya diterapi secara bedah .
3. Parametrial phlegmon
Pada sebagian wanita yang mengalami metritis setelah sesar , terjadi
selulitis
parametrium
yang
intensif.
Hal
ini
menyebabkan
terbentuknya daerah indursi yang disebut flegmon, di dalam lembarlembar ligamentum latum (parametria)atau dibawah lipatan kandung
kemih yang berada di atas insisi uterus. Selulitis ini umumnya
unilateral dan dapat meluas ke lateral ke dinding samping panggul.
Infeksi ini harus dipertimbangkan jika demam menetap setelah 72 jam
meskipun pasien sudah mendapat terapi untuk endomiometritis pasca
sesar.
4. Panggul abses
Flegmon parametrium dapat mengalami supurasi, membentuk abses
ligamentum latum yang fluktuatif. Jika abses ini pecah, dapat timbul
peritonitis yang mengancam nyawa. Dapat dilakukan drainase abses
dengan menggunakan tuntunan computed tomography, kolpotami,
ataumelalui abdomen, bergantung pada lokasi abses.
5. Abses subfasia dan Terbukanya jaringan parut uterus
Kompilkasi serius endometritis pada wanita yang melahirkan sesar
adalah terbukanya insisi akibat infeksi nekrosis disertai perluasan ke
dalam ruang subfasia di sekitar dan akhirnya pemisahan insisi fasia .
14
15