PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Menurut PPNI (2006), pelayanan keperawatan adalah salah satu faktor terpenting dalam
pemberian pelayanan kesehatan klien di rumah sakit, oleh karena itu profesi keperawatan
harus sejalan dengan kualitas asuhan yang diberikan. Pengembangan ilmu dan teknologi
memungkinkan perawat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka
menerapkan asuhan bagi klien dengan kebutuhan yang kompleks. Pelayanan keperawatan di
rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh yang
merupakan salah satu tolak ukur bagi keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit.
Pelaksanaan pelayanan keperawatan suatu rumah sakit tak akan berjalan dengan baik apabila
manajemen proses keperawatan yang dilaksanakan tidak terstruktur dengan baik pula
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2007) Manajemen
keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan
untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber- sumber yang
ada baik SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
.
Komponen utama dalam manajemen keparawatan adalah fokus pada sumber daya
manusia dan materi secara efektif dan tujuannya untuk meningkatkan serta mempertahankan
kualitas pelayanan keperawatan, untuk kepuasan pasien melalui peningkatan produktifitas
dan kualitas kerja perawat. Pengkajian yang dilakukan menggunakan metode 5M + 1E yaitu
man, media, methode, machnie, material dan environment.
Rumah sakit umum Siloam (RSUS) merupakan salah satu rumah sakit umum swasta
yang berada di kota Tangerang. RSUS mempunyai visi yakni international quality, scale,
reach, godly compassion dan misi yakni the trusted destination of choice for holistic, word
class healthcare, health education, dan research. Nilai-nilai yang dianut di RSUS yaitu love,
caring, integrity, honesty, emphaty, compassion, dan profesionalism. Mahasiswa-mahasiswi
1
program profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Pelita Harapan, melaksanakan
praktik manajemen keperawatan di RSUS ruang surgikal yang adalah ruang rawat inap
dewasa untuk pasien pre operasi dan post operasi serta untuk one day care. Di ruang surgikal
terdapat 56 kapasitas tempat tidur yang terbagi dalam hole B, C untuk one day care, dan
hole F sampai G untuk surgikal.
1.2 TUJUAN PENULISAN
a. Menerapkan konsep, teori, dan prinsip manajemen keperawatan dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan dan pelayanan pengelolaan manajemen asuhan keperawatan pada
klien di tingkat unit atau ruang rawat di suatu tatanan pelayanan kesehatan.
b. Berpikir kritis di dalam menganalisa situasi dan masalah di dalam praktek keperawatan.
c. Berperan sebagai agen pembaharuan dan model peran dalam kepemimpinan dan
pengelolaan pelayanan keperawatan professional tingkat dasar.
d. Mengidentifkasi tantangan permasalahan yang akan dihadapi oleh kepala ruangan dan
mendiskusikan hal-hal apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
1.3 MANFAAT PENULISAN
a. Rumah sakit umum Siloam adalah sebagai bahan informasi tambahan dan masukan
dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam pelayanan rumah
sakit dan kualitas manajemen di setiap ruangan.
b. Ruangan surgikal adalah sebagai masukan dan informasi kepada perawat ruangan untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
terutama dalam efektifitas pengisian pengkajian keperawatan.
c. Mahasiswa Keperawatan adalah sebagai pembelajaran ini bagi mahasiswa praktik untuk
meningkatkan pengetahuan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif
kepada pasien.
d. Masyarakat adalah untuk meningkatkan kepuasan dalam pemberian pelayanan asuhan
keperawatan di unit rawat inap.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOAL
Menurut The Joint Commisions Patient Safety 2013 tujuannya adalah untuk
3
meningkatkan
perkembangan
spesifik
keselamatan
pasien.
Tujuan
tersebut
marking)
b. Read back sebelum operasi untuk memverifikasi apakah lokasinya, prosedur,
dan pasien sudah benar dan bahwa seluruh dokumen dan peralatan yang
dibutuhkan sudah ada, tepat, dan fungsional.
5. Mengurangi resiko infeksi karena pelayanan kesehatan
Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air atau bahan yang berbasis
alkohol saat:
1) Sebelum menyentuh pasien
2) Sebelum melakukan tindakan aseptik
3) Setelah terpapar cairan pasien
4) Setelah menyentuh pasien
5) Setelah menyentuh lingkungan pasien
6. Mengurangi resiko cidera pasien akibat jatuh
a. Melakukan pengkajian resiko jatuh saat pasien baru masuk dan pengkajian ulang
setiap ada perubahan kondisi pasien
b. Pasang gelang resiko jatuh dan tanda resiko jatuh di meja atau dekat kepala
pasien
c. Pastikan posisi posisi tempat tidur paling rendah, pagar pengaman tempat tidur
terpasang, bel dekat dengan pasien, rem tempat tidur terkunci, lantai tidak basah
dan penerangan cukup.
d. Berikan edukasi pada keluarga
B. KEAMANAN PENGOBATAN
Obat merupakan salah satu bentuk intervensi klinis yang paling sering digunakan dalam
bidang perawatan kesehatan. Masalah keamanan pengobatan juga terkait salah satu IPSG
yaitu IPSG pertama.
Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat menjadi
salah satu tugas perawat yang paling penting. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam
proses pemberian obat kepada pasien. Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu
5
diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum. Bila ada obat yang diberikan
kepada pasien, hal itu harus menjadi bagian integral dari rencana keperawatan. Perawat
yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan. Misalnya,
pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu (dalam bentuk
kapsul). Faktor gangguan visual, pendengaran, intelektual atau motorik, yang mungkin
menyebabkan pasien sukar makan obat, harus dipertimbangkan. Rencana perawatan
harus mencangkup rencana pemberian obat, bergantung pada hasil pengkajian,
pengetahuan tentang kerja dan interaksi obat, efek samping, lama kerja, dan program
dokter (PPNI, 2010)
Terdapat istilah/prinsip enam benar dalam keamanan pemberian obat. Para tenaga
kesehatan harus menerapkan aturan ini demi menghindari kesalah pengobatan.
Enam benar terdiri dari:
1. Benar obat.
Selalu membaca dengan seksama label yang tertera pada obat. Memperhatikan nama
obat ketika memberikannya atau meminumnya.
a. Apakah benar obat adalah yang diresepkan dokter
b. Apakah obat merupakan obat generiknya
2. Benar dosis
Selalu memeriksa dosis obat yang akan diberikan
c. Berapa tablet atau dosis yang diperlukan dalam sehari
d. Berapa kali dalam sehari obat diberikan
e. Berapa lama pasien harus mengkonsumsi obat itu
3. Benar waktu
Diperhatikan kapan atau jam obat harus diberikan dan apakah obat diberikan sebelum
makan, saat makan, atau setelah makan.
4. Benar rute pemberian
Selalu memperhatikan bagaimana atau dengan apa obat diberikan apakah diminum,
diinjeksi baik IV, IM atau SC atau topikal
5. Benar pasien
6
Selalu memastikan bahwa obat yang diberikan untuk pasien yang benar dengan cara
identifikasi pasien (IPSG 1).
6. Benar dokumentasi
a. Mencatat nama pasien, nama obat, dosis, cara, dan waktu pemberian obat
b. Mencantumkan nama/ inisial dan paraf
c. Mencatat keluhan pasien
d. Mencatat penolakan pasien
e. Mencatat jumlah cairan yang digunakan untuk melarutkan obat (pada pasien yang
memerlukan pembatasan cairan
f. Mencatat segera setelah memberikan obat
Selain prindip enam benar perlu dilakukan pula standar precaution yaitu:
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan obat
b. Menggunakan sarung tangan saat memberikan obat pada pasien dengan diagnosa
tertentu
c. Membuang jarum suntik bekas pada tempat khusus dalam keadaan terbuka
Metode Penugasan
.
1.
Metode Fungsional
Definisi
Menurut
(2005),
Arwani
metode
&
Kelebihan
Supriyatno
fungsional
ini
Pelayanan keperawatan
terpilah-pilah sehingga
proses keperawatan sulit
Mudah memperoleh
Kekurangan
dilakukan.
non keperawatan.
tugas
yang
dibebankan
kepada
Memudahkan kepala
ruangan untuk mengawasi staf
Kepuasan kerja
keseluruhan sulit dicapai dan
sulit diidentifikasi
kontribusinya terhadap
profesional
masalah
yang
pasien.
berdasarkan
Perawat
senior
asuhan
keperawatan
perawat
pelayanan.
keterampilan saja.
Tugas-tugas mudah
Tidak efektif
Membosankan
Komunikasi minimal
2.
Metode Kasus
Menurut
metode
Sitorus
ini
satu
(2006),
pada
perawat
akan
komprehensif
memberikan
bergantung
asuhan
pada
keperawatan
kemampuan
kebutuhan klien.
3.
Metode Alokasi
Yaitu
pengorganisasian
intensive care
Fokus keperawatan sesuai
Klien/Keperawatan
pelayanan/asuhan
Total
orang
keperawatan
perawat
pada
saat
Memberikan kesempatan
untuk melakukan keperawatan
yang
yang komprehensif.
sederhana terlewatkan.
Pendelegasian perawatan
dalam
dan
perawat penanggung
bukan perawat.
pembagian
tugas
Mendukung penerapan
proses keperawatan.
Metode Tim
Keperawatan/
Keperawatan
perawat
Kelompok
sekelompok
puas.
dalam
profesional
tenaga
memberikan
memimpin
keperawatan
asuhan
dapat meningkatkan
dapat mengakibatkan
melalui
tugas,
upaya
kooperatif
dan
10
terhambat.
memungkinkan adanya
mengembangkan
berpengalaman selalu
asuhan keperawatan
metode
meningkatkan pengetahuan
asuhan keperawatan
Membutuhkan banyak
kerjasama dan komunikasi
interpersonal
Membingungkan bila
komposisi tim sering dirubah
Memungkinkan menyatukan
kemampuan anggota tim yang
berbeda-beda dengan aman dan
efektif.
Metode
Keperawatan
Primer/Utama
(Primary Nursing)
asuhan keperawatan
menggunakan perawat
profesional.
keperawatan
pasien
mulai
dari
yang
merencanakan,
koordinasi
ditugaskan
melakukan,
asuhan
untuk
dan
keperawatan
teknologi
kesehatan/kedokteran
kewenangan
Memungkinkan asuhan
keperawatan yang
berjalan parallel
Masalah komunikasi
komprehensif dengan
pertanggungjawaban yang
jelas.
Metode Modular
Metode modular merupakan bentuk
Lebih mencerminkan
otonomi
Memfasilitasi pelayanan
atau
tiga
orang
perawat
keperawatan
menggunakan metode
modifikasi
pada
dengan pertanggungjawaban
yang
yang jelas.
sederhana terlewatkan.
Memungkinkan pencapaian
perawat penanggung
interpersonal
Memungkinkan menyatukan
berbeda-beda dengan aman dan
efektif.
profesional.
Pendelegasian perawatan
klien hanya sebagian selama
sekelompok
dengan
keperawatan yang
proses keperawatan
merasa kehilangan
atau diterapkan.
kewenangan
Masalah komunikasi
Moral perawat
bagi perawat
Lebih mencerminkan
otonomi
Metode Kasus
Yaitu pengorganisasian
pelayanan/asuhan keperawatan
perawatan
Sederhana dan langsung
profesional melakukan
jelas
Menurunkan dana
terpenuhi
Memudahkan perencanaan
Membingungkan
tugas
15
BAB III
ANALISA SITUASI
Lantai empat Rumah Sakit Umum Siloam terdiri dari 84 kapasitas tempat tidur yang dibagi
menjadi tiga ruang yaitu ruang pediatrik, ruang surgical dan ruang one day care. Ruang One
Day care terdiri dari hole B dan C, ruang surgical terdiri dari hole D sampai G sedangkan
ruang pediatrik terdiri dari hole H dan I.
Tenaga kesehatan di ruangan ini terdiri dari dokter umum, perawat, assisten perawat (HCA).
Jumlah tenaga keperawatan di ruang pediatrik sebanyak sembilan orang, di ruang surgical
dan one day care sebanyak 30 perawat. Khusus ruang surgical dan one day care, terdapat
perawat dengan tingkat pendidikan S1 keperawatan sebanyak satu orang, Ners sebanyak
tujuh orang dan D3 keperawatan sebanyak 21 orang. Metode asuhan keperawatan yang
digunakan adalah metode alokasi pasien. Pembagian kerja perawat menggunakan sistem
rasio dimana jumlah perawat yang bertugas dalam satu shift dibagi dengan jumlah pasien
yang ada. Ratio jumlah perawat yang berdinas di ruangan surgikal RSUS yaitu dinas pagi
1:7, dinas sore 1:7, dinas malam 1:10.
Telah dilakukan pengkajian yaitu pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan
kuisioner selama empat hari khusus di ruang surgical. Hasil pengkajian yang menjadi
perhatian observer adalah pertama tentang metode asuhan keperawatan, kedua tentang
pelaksanaan IPSG terutama IPSG 1, 5 dan 6, dan ketiga tentang enam benar pemberian obat
dengan hasil pengkajian di bawah ini. Pengkajian dengan observasi dilakukan dengan cara
satu mahasiswa mengikuti satu perawat tiap shift pagi dan siang. Mahasiswa mengobservasi
semua tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat tersebut apakah sesuai dengan
SOP atau tidak. Sebelumnya mahasiswa menanyakan terlebih dahulu tindakan keperawatan
yang akan dilakukan oleh perawat tersebut kemudian mahasiswa membaca SOP tentang
tindakan yang akan dilakukan sehingga bisa mengetahui tindakan yang dilakukan sesuai
atau tidak. Pengkajian dengan wawancara dilakukan kepada HN, PP dan PA, begitu juga
dengan pengkajian menggunakan kuisioner diberikan kepada HN, PP dan PA.
Berdasarkan hasil observasi pada 16 PA (59,2%) dari total keseluruhan 27 PA, tidak
16
melaksanakan enam benar pemberian obat dan IPSG terutama IPSG 1, 5 dan 6. Hasil
wawancara dengan dua PP (66%) dari tiga PP di ruang surgical tentang metode asuhan
keperawatan, mereka mengatakan bahwa metode asuhan keperawatan yang digunakan saat
ini masih membingungkan dan tidak jelas. Begitu juga dengan hasil wawancara dengan 14
PA (51,8%), mereka mengatakan bahwa metode yang digunakan sekarang tidak jelas.
17