Gejala hipertensi:
HIPERTENSI
Sakit kepala
Keletihan
Mudah lelah
- Sakit di tengkuk
- Nafas pendek
- Sulit tidur
Penyakit jantung
Serangan otak/ stroke
Penglihatan menurun
Gangguan gerak dan keseimbangan
Kerusakan ginjal
Kematian
PENGOBATAN :
Farmakologi : Menggunakan obatobatan sesuai indikasi/ resep
dokter , dan melakukan konsultasi,
bila akan minum obat lain
Non farmakologi
1. Menurunkan berat badan (bagi
yang kegemukan)
2. Mengurangi asupan garam dan
lemak
3. Menghindari ketegangan/ stress
4. Menghindari faktor pemicu yang
dapat memperberat hipertensi
(merokok dan minum alkohol)
5. Melakukan usaha pencegahan
terhadap resiko komplikasi
6. Memiliki gaya hidup sehat
7. Olahraga yang cukup
Daun salam
Blewah
Mengkudu
Buah mentimun
Buah belimbing
Monitoring hipertensi:
Memonitor tekanan darah di klinik
tetap
merupakan
standar
untuk
pengobatan hipertensi. Respon terhadap
tekanan darah harus di evaluasi 2 sampai
4 minggu setelah terapi dimulai atau
setelah adanya perubahan terapi. Pada
kebanyakan pasien target tekanan darah
< 140/90 mmHg, dan pada pasien
diabetes dan pasien dengan gagal ginjal
kronik < 130/80 mmHg.
Golongan obat
Monitor
ACE
(Angiotensin
Converting
Enzyme)
inibitor
ARB
(Angiotensin
Receptor
Blocker)
Hipotensi
pada
pemberian
dosis
pertama,
pusing,
batuk, tekanan darah.
Antagonis
kalsium
Denyut nadi
(verapamil,
diltiazem), edema
perifer, sakit
kepala (terutama
dengan
dihidropiridin), gejala
gagal
jantung, tekanan
darah
Beta-blocker
(Penyekat
beta)
Hipotensi
pada
pemberian
dosis
pertama,
pusing,
batuk, tekanan darah.