Ikterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
Disusun oleh :
I Made Dhama Kanaka A / 1115048
Pembimbing:
dr. Christianus W.H., M.Si, Med, Sp.A
Identitas Pasien
II.
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Umur
Tanggal mulai dirawat
Tanggal pemeriksaan
Anamnesis
II.1.
II.2.
II.3.
dari mata lalu menjalar ke seluruh tubuh, tidak disertai demam, muntah, kejang,
mencret.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada yang pernah sakit seperti ini
Usaha berobat : Sudah ke dokter, dianjurkan untuk dijemur. Tapi tidak dijemur
karena tidak ada matahari, badan makin terlihat kuning.
II.4.
II.5.
Sebelum Waktunya
Berat badan lahir : 3200gram ; Panjang badan lahir 50cm
Vaksinasi
BCG I dan HepB I
II.6.
Asma
Penyakit darah
(-)
(-)
Ginjal
Kencing manis
(-)
(-)
TBC
(-)
Lainnya (-)
III.
Pemeriksaan Fisik
: 11 hari
: 3250 gr
: 50 cm
: 13
: cukup
Perkusi
Genital
Anus dan Rektum
Ekstremitas
: timpani
: tidak ada kelainan
: tidak ada kelainan
: akral hangat
Penilaian status gizi bayi berdasarkan indeks Z-Score untuk usia merefleksikan
kondisi pertumbuhan linier dan menggambarkan gangguan tumbuh jangka panjang pada bayi
R, didapatkan:
TB/U
: 50 (normal)
BB/U
: 3,25 (normal)
BMI/U
: 13 (normal)
Terlihat bahwa status gizi bayi R adalah normal.
IV.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Bilirubin Total
Bilirubin Direct
Harga Normal
<5
0 0,3
29/3/2016
19,7
0,42
Bilirubin Indirect
Pemeriksaan
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Hitung Jenis
Basofil
Eosinofil
Neutrofil staf
Neutrofil segmen
Limfosit
Monosit
Metameilosit
0,3 1,1
18,75
Harga Normal
15,0 24,0
44 - 70
9.100 34.000
84.000 - 478.000
3,8-6,1x106
99-115
33-39
32-36
31/3/2016
21,3
65
9.870
341.000
6,0x106
115
36
31
0 0.75
1-3
3-5
54-62
25-33
3-7
0
0,0
5,0
1,0
19,0
68
5,0
2
SADT :
-
Eritrosit
retikulosit (+)
Leukosit
: Jumlah cukup, masih ada metamelanosit
Trombosit
: Jumlah cukup, anisositosis, trombosit
Kesan
: Anisositosis trombosit
Pemeriksaan
Bilirubin Total
Bilirubin Direct
Bilirubin Indirect
V.
Resume
Nilai Normal
<5
0 0,3
0,3 1,1
1/4/2016
10,73
0,27
10,46
Seorang bayi 11 hari dengan BB 3250 gr dan PB 50 cm, status gizi cukup
VI.
Diagnosis
Diagnosis kerja : Ikterus neonatorum patologis
VII. Pembahasan
Definisi
Neonatal hiperbilirubinemia adalah keadaan klinis bayi yang ditandai dengan warna
kuning pada kulit dan sclera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih.
Secara klinis akan tampak pada bayi batu lahir bila kadar bilirubin serum 5-7 mg/dl.
Etiologi
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Secara garis besar, ikterus neonatarum dapat dibagi:
a. Produksi yang berlebihan
Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya, misalnya pada
hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas Rh, ABO, golongan darah lain,
defisiensi G6PD, piruvat kinase, perdarahan tertutup dan sepsis.
b. Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar
Gangguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya substrat untuk
konjugasi bilirubin, gangguan fungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau
tidak terdapatnya enzim glukorinil transferase(Sindrom Criggler-Najjar). Penyebab lain
adalah defisiensi protein Y dalam hepar yang berperanan penting dalam uptake bilirubin
ke sel hepar.
c. Gangguan transportasi
Bilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar. Ikatan
bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat, sulfarazole.
Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubin indirek yang bebas
dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.
d. Gangguan dalam eksresi
Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar.
Kelainan di luar hepar biasanya diakibatkan oleh kelainan bawaan. Obstruksi dalam hepar
biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.
Klasifikasi
A. Ikterus Fisiologis
Ikterus yang timbul pada hari ke-2 dan ke-3 yang tidak mempunya dasar
patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau mempunyai
potensi menjadi krenikterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
Dalam keadaan normal, kadar bilirubin indirek dalam serum bilirubin serum tali
pusat sebesar 1-2mg/dl dan akan meningkat dengan kecepatan kurang dari 5
mg/dl/24 jam, dengan demikian ikterus baru terlihat pada hari ke 2-3, biasanya
mencapai puncaknya antara hari ke 2-4, dengan kadar 5-6 mg/dl untuk selanjutnya
menurun sampai kadarnya lebih rendah dari 2mg/dl biasanya pada hari ke 5-7
kehidupan. Ikterus fisiologis diduga sebagai akibat hancurnya eritrosit janin yang
disertai dengan pembatasan sementara pada konjugasi dan eksresi bilirubin oleh
hati.
Pada bayi premature kenaikan bilirubin serum cenderung sama atau sedikit
lebih lambat daripada bayi aterm, tetapi berlangsung lebih lama, pada umumnya
mengakibatkan kadar yang lebih tinggi, puncaknya dicapai antara hari ke 4-7, pola
yang diperlihatkan bergantung pada waktu yang diperlukan oleh bayi preterm
mencapai pematangan mekanisme metabolism eksresi bilirubin. Kadar puncak
sebesar 8-12 mg/dl tidak dicapai sebelum hari ke 5-7 dan kadang ikterus
ditemukan setelah hari ke-10.
Diagnosis ikterus fisiologik pada bayi aterm atau preterm, dapat ditegakan
dengan menyingkirkan penyebab ikterus berdasarkan anamnesis dan temuan klinis
dan laboratorium. Pada umumnya untuk menentukan penyebab ikterus jika :
- Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan
- Bilirubin serum meningkat dengan kecepatan < 5 mg/dl/24 jam
- Kadar bilirubin serum < 12mg/dl pada bayi aterm dan <14 mg/dl pada
-
bati pretem.
Ikterus persisten sampai melewati minggu pertama kehidupan atau
Bilirubin direk < 1mg/dl.
B. Ikterus Patologis
Ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya mencapai
suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Adapun tanda-tandanya sebagai
berikut :
1. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama.
2. Kadar bilirubin melebihi 10 mg/dl pada neonatus cukup bulan atau melebihi
3.
4.
5.
6.
Faktor Risiko
berlebihan
Ras Asia Timur
Kadar bilirubin serum total atau bilirubin transkutaneus terletak pada daerah
risiko rendah
Usia kehamilan > 41 minggu
Bayi mendapat susu formula penuh
Kulit hitam
Bayi dipulangkan sesudah 72 jam
Patofisiologi
Bilirubin adalah produk penguraian heme. Sebagian besar (85-90%) terjadi dari
penguraian hemoglobin dan sebagian kecil (10-15%) dari senyawa lain seperti mioglobin.
Sel retikuloendotel menyerap kompleks haptoglobin dengan hemoglobin yang telah
dibebaskan dari sel darah merah. Sel-sel ini kemudian mengeluarkan besi dari heme
sebagai cadangan untuk sintesis berikutnya dan memutuskan cincin heme untuk
menghasilkan tertapirol bilirubin, yang disekresikan dalam bentuk yang tidak larut dalam
air (bilirubin tak terkonjugasi, indirek). Karena ketidaklarutan ini, bilirubin dalam plasma
terikat ke albumin untuk diangkut dalam medium air. Sewaktu zat ini beredar dalam
tubuh dan melewati lobulus hati ,hepatosit melepas bilirubin dari albumin dan
menyebabkan larutnya air dengan mengikat bilirubin ke asam glukoronat (bilirubin
terkonjugasi, direk).
Dalam bentuk glukoronida terkonjugasi, bilirubin yang larut tersebut masuk ke sistem
empedu untuk diekskresikan. Saat masuk ke dalam usus ,bilirubin diuraikan oleh bakteri
kolon menjadi urobilinogen. Urobilinogen dapat diubah menjadi sterkobilin dan
diekskresikan sebagai feses. Sebagian urobilinogen direabsorsi dari usus melalui jalur
enterohepatik, dan darah porta membawanya kembali ke hati. Urobilinogen daur ulang ini
umumnya diekskresikan ke dalam empedu untuk kembali dialirkan ke usus, tetapi
sebagian dibawa oleh sirkulasi sistemik ke ginjal, tempat zat ini diekskresikan sebagai
senyawa larut air bersama urin.
Pada dewasa normal level serum bilirubin <1mg/dl. Ikterus akan muncul pada dewasa
bila serum bilirubin >2mg/dl dan pada bayi yang baru lahir akan muncul ikterus bila
kadarnya >7mg/dl.
Hiperbilirubinemia dapat disebabkan oleh pembentukan bilirubin yang melebihi
kemampuan hati normal untuk ekskresikannya atau disebabkan oleh kegagalan hati
(karena rusak) untuk mengekskresikan bilirubin yang dihasilkan dalam jumlah normal.
Tanpa adanya kerusakan hati, obstruksi saluran ekskresi hati juga akan menyebabkan
hiperbilirubinemia. Pada semua keadaan ini, bilirubin tertimbun di dalam darah dan jika
konsentrasinya mencapai nilai tertentu(sekitar 2-2,5mg/dl), senyawa ini akan berdifusi ke
dalam jaringan yang kemudian menjadi kuning. Keadaan ini disebut ikterus atau
jaundice.
Manifestasi Klinis
Bayi baru lahir (neonatus) tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya kira-kira
6mg/dl. Ikterus sebagai akibat penimbunan bilirubin indirek pada kulit mempunyai
kecenderungan menimbulkan warna kuning muda atau jingga. Sedangkan ikterus
obstruksi (bilirubin direk) memperlihatkan warna kuning-kehijauan atau kuning kotor.
Perbedaan ini hanya dapat ditemukan pada ikterus yang berat.
Gambaran klinis ikterus fisiologis:
a)
b)
c)
d)
e)
Diagnosis
Anamnesis
beberapa hari. Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup. Ikterus akan
terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang
kurang, terutama pada neonatus yang berkulit gelap. Penilaian ikterus akan lebih sulit lagi
apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar.
Salah satu cara memeriksa derajat kuning pada neonatus secara klinis, mudah dan
sederhana adalah dengan penilaian menurut Kramer (1969). Caranya dengan jari telunjuk
ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung,dada,lutut
dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning. Penilaian kadar
bilirubin pada masing-masing tempat tersebut disesuaikan dengan tabel yang telah
diperkirakan kadar bilirubinnya.
Zona
1
2
3
4
5
4-7 mg/dl
5-9 mg/dl
10-12 mg/dl
12-14 mg/dl
>15 mg/dl
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan serum bilirubin(direk dan indirek) harus dilakukan pada neonatus yang
mengalami ikterus. Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang tergolong
resiko tingggi terserang hiperbilirubinemia berat.
Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab
ikterus antara lain adalah golongan darah dan Coombs test, darah lengkap dan hapusan
darah, hitung retikulosit, skrining G6PD dan bilirubin direk. Pemeriksaan serum bilirubin
total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin.
Kadar serum albumin juga harus diukur untuk menentukan pilihan terapi sinar atau
transfusi tukar.
Waktu
Hari ke-1
Hari ke-2
Diagnosis Banding
Infeksi intrauterine, sferositosis, penyakit
hemolitik
Anjuran Pemeriksaan
Kadar bilirubin, Hb, gol. Darah ibu &
bayi, uji Coombs, Ht, darah perifer
lengkap
Seperti hr pertama ditambah : darah
muncul
Fisiologis
Lebih dari 5 hr /
menetap > 10 hr
Penatalaksanaan
Prinsipnya segera menurunkan bilirubin indirek untuk mencegah bilirubin
ensefalopati dengan fototerapi. Beberapa terapi yang dapat diberikan, antara lain :
1. Terapi sinar dan transfusi tukar
Diindikasikan sesuai pada kadar bilirubin total bayi. Terapi sinar atau fototerapi
menggunakan pancaran sinar (460-490 nm) pada kulit bayi untuk menkonversi
molekul bilirubin menjadi isomer larut air yang dapat dieksresikan tubuh melalui urin.
Sedangkan transfuse tukar adalah prosedur yang menggantikan sebagian volume
darah bayi dengan darah atau plasma dari donor. Biasanya volume yang digantikan
sekitar 2 kali volume darah bayi yaitu 80-90 mL/KgBB dan pemasangan kateter
pembuluh darah dilakukan divena umbilikalis.
2. Lanjutkan pemberian ASI pada bayi setiap 2-3 jam pastikan ibu menyusui dengan
metode yang benar. Pada kasus yg disebabkan breastmilk jaundice ibu disarankan
tetap menyusui bayi
3. Evaluasi berkala (follow up) sesuai dengan usia bayi dan kadar bilirubin saat
dipulangkan.
Tidak
Ya
Ya
Ya
A
Bay
Ukur TS
Apakah kad
Usia
(jam)
24
25-48
49-72
72
Dipertimbangkan
Fototerapi*
***
12
15
17
Fototerapi
***
15
18
20
Tabel. Pengelolaan Bayi Kuning pada Bayi Baru Lahir Cukup Bulan dan Sehat Menurut Usia dan
Kadar Bilirubin
*Terapi sinar pada kadar bilirubin darah ini bergantung pada keadaan klinis bayi kuning tsb
**Terapi sinar seharusnya dapat menurunkan kadar bilirubin sehingga berada pada kadar
dibawah untuk melakukan transfuse ganti, tetapi jika tidak terjadi maka fototerapi dianggap
gagal, sehingga dipertimbangkan untuk transfuse ganti
***Bayi baru lahir cukup bulan menunjukan keadaan kuning kurang dari 24 jam tidak
dianggap sehat dan memerlukan pemantauan lebih lanjut
Ruam kulit
histamin
Prognosis