BAB I
PENDAHULUAN
aging,
faktor
yang
BAB II
PEMBAHASAN
hidup sehat dan kualitas hidup bagi semua orang tua dengan bertambahnya usia
mereka (Nugroho. 2000).
penyakit
MaKondisi kronis utama yang mempengaruhi lanjut usia di seluruh dunia (WHO.
2002)
Beberapa faktor seperti penyakit menular, kondisi maternal dan perinatal dan
kurang gizi adalah penyebab utama kematian. Di usia separuh baya (usia 45)
penyakit tidak menular bertanggung jawab pada sebagian besar kematian dan
penyakit (lihat Angka 5 dan 6). Penelitian ini semakin menunjukkan bahwa risiko
kondisi kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung,dimulai pada anak usia dini
atau bahkan lebih awal. risiko ini kemudian dibentuk dan dimodifikasi oleh
beberapa faktor, seperti status sosial ekonomi dan pengalaman di masa hidup.
risiko tersebut mengembangkan penyakit tidak menular terus meningkat di usia
lanjut. Tetapi penggunaan tembakau, kurangnya aktivitas fisik, diet yang tidak
memadai dan lainnya sebagai faktor risiko saat dewasa yang akan menempatkan
individu yang berisiko relatif lebih besar terkena penyakit tidak menular di usia
tua (lihat Gambar 7). Dengan demikian, penting untuk mengatasi risiko penyakit
tidak menular, penyakit dari kehidupan awal untuk kehidupan akhir, yaitu
sepanjang perjalanan hidup. (WHO. 2002)
2.4 Kebijakan dan Program Pelayanan sosial lanjut usia di Indonesia
2.4.1 Kebijakan
Ditetapkannya Undang-Undang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia dapat dijadikan salah satu indikasi tentang makin besarnya perhatian
yang
akan
melandasi
pemberian
10
lanjut
usia;
pelayanan
kesehatan;
bimbingan
adalah usia, jenis kelamin, usia dalam kebijakan WHO dikelompokkan sebagai
personal determinants. Factor-faktor yang mungkin berubah tetapi sangat sulit
diubah berkaitan dengan keyakinan dan landasan kepercayaan yaitu budaya,
lingkungan sosial. Faktor-faktor yang dapat diintervensi maupun di ubah yaitu
perilaku, ekonomi, lingkungan fisik, pelayanan sosial dan kesehatan. WHO
dalam
UN
Assembly
2002
11
12
lingkungan
dan
dan
keterbatasan
migrasi
ketersediaan
orang-orang
muda
di
pedesaan sehingga
orang
dengan
segala
usia
dapat
pada lingkungan
fisik
menyebabkan
kelemahan
dan
cidera yang menyakitkan diantara lanjut usia. Cidera dari jatuh, terbakar,
kecelakaan lalu lintas adalah yang paling sering. (WHO, 2002)
Perumahan yang aman dan nyaman merupakan hal yang penting bagi
semua usia terutama bagi lanjut usia. Untuk lanjut usia, lokasi
termasuk jumlah anggota keluarga, pelayanan dan transportasi dapt
membawa perbedaan yang nyata antara interaksi social positif dan
isolasi.
13
cukup
uang
untuk
kehidupan
sehari-hari.
Hal
ini
utama
pada
lingkungan
social
yang
meningkatkan
sangat
erat hubungannya
dengan
peningkatan
kematian,
14
kesakitan
dan
depresi
keseluruhan. (WHO.2013)
Lansia yang tidak mendapatkan dukungan sosial yang cukup 1,5 kali
lebih besar kemungkinan untuk mengalami kematian pada tiga tahun
kedepan daripada mereka yang mendapatkan dukungan sosial yang
cukup, menurut laporan di Jepang. (Sugiswawa et al, 1994 dalam WHO,
2002) (WHO.2013)
2.6 Aktivitas fisik pada Lansia
Ada mitos yang mengatakan bahwa orang yang sudah lanjut usia sebaiknya
lebih banyak tinggal di rumah dan tidak perlu melakukan aktivitas fisik, apalagi
harus melakukan olahraga. Mitos tersebut telah banyak ditentang oleh para lansia
sendiri, dengan bukti banyaknya lansia yang melakukan olahraga baik secara
sendiri maupun bersama terutama pada pagi hari. Perkumpulan Senam Sehat
Indonesia misalnya beranggotakan ribuan orang yang sebagian besar para lansia.
Latihan fisik akan memberi manfaat baik pada fisik maupun kejiwaan (Stanley.
2006).
2.6.1
jantung dan memperbesar bilik jantung. Kedua hal ini akan meningkatkan
efisiensi kerja jantung. Elastisitas pembuluh darah akan meningkat sehingga
jalannya darah akan lebih lancar dan tercegah pula keadaan tekanan darah
tinggi dan penyakit jantung koroner. Lancarnya pembuluh darah juga akan
membuat lancar pula pembuangan zat sisa sehingga tidak mudah lelah. Otot
rangka akan bertambah kekuatan, kelentukan dan daya tahannya, sehingga
mendukung terpeliharanya kelincahan serta kecepatan reaksi. Dengan kedua
hal ini kecelakaan lebih dapat terhindarkan. Kekuatan dan kepadatan tulang
akan bertambah karena adanya tarikan otot sewaktu latihan fisik, dan
tercegahlah pengeroposan tulang. Persendian akan bertambah lentur, sehingga
gerakan sendi tidak akan terganggu. Dengan manfaat fisik ini, berbagai
15
Manfaat Kejiwaan
Beberapa ahli mendapatkan kesimpulan bahwa aktivitas fisik dapat
16
perut bagian tengah dengan arah vertikal dan melingkar dimaksudkan untuk
memperlancar aliran darah ke usus dan merangsang peristaltik usus. Desakan
dan tarikan di perut bagian tengah maupun bawah akan menambah efektif
perangsangan tersebut. Dengan aliran darah yang baik, kelenjar pencernaan
akan dapat memproduksi enzim dengan kuantitas yang cukup dan kualitas
baik. Kesulitan buang air besar pada lansia, selain diatasi dengan makanan
berserat dan banyak minum, perlu ditambah dengan aktivitas fisik perangsang
peristaltik usus. (Depkes. 2003)
2.6.6 Aktifitas Fisik Untuk Mengatur Pengeluaran Energi
Keseimbangan antara input dan output perlu banyak dipertimbangkan
pada lansia, untuk mendapatkan berat badan yang sesuai. Kegemukan pada
lansia akan memperberat atau bahkan memicu timbulnya berbagai penyakit
degeneratif, mulai dari Diabetes Mellitus sampai Hipertensi dan Penyakit
Jantung Koroner. Disamping itu kegemukan juga akan memperberat beban
sendi penyangga badan terutama lutut dan pergelangan kaki. Lansia gemuk
cenderung malas untuk melakukan aktivitas fisik, dan kurang aktivitas fisik
akan menyebabkan bertambah gemuk. Hal tersebut terjadi bolak-balik,
sehingga akan semakin melemahkan lansia kegemukan. Pengaturan diet dan
aktivitas fisik merupakan kombinasi ideal. Aktivitas fisik bagi lansia yang
kegemukan disarankan untuk menggunakan sepeda stasioner, atau latihan di
air untuk mengurangi beban di sendi lutut. Jenis latihan yang dilakukan adalah
yang bersifat aerobik, yaitu intensitas rendah dengan waktu minimal 30 menit.
Dengan waktu minimal 30 menit diharapkan lebih banyak energi dari lemak
akan terbakar, dan nafsu makan tertekan. Bagi mereka yang terlalu kurus,
disarankan untuk melakukan aktivitas fisik ringan dalam waktu 20 - 30 menit.
17
Aktivitas yang tidak melelahkan ini akan merangsang nafsu makan. (Depkes.
2003)
2.6.7 Aktifitas Fisik Untuk Kebugaran Otak
Penurunan daya ingat dan konsentrasi pada lansia dapat dicegah
dengan senam otak, sekaligus untuk mencegah stroke. Pada dasarnya banyak
menggerakkan jari-jari dan wajah. Sinkronisasi kedua tangan untuk
mengaktifkan otak kanan maupun kiri dan gerakan menyilang banyak
memberi manfaat (Depkes. 2003).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Active aging adalah proses mengoptimalkan peluang bagi kesehatan,
partisipasi dan keamanan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup usia
orang. Ini berlaku baik bagi perorangan dan kelompok masyarakat. Tujuan
dari active aging yaitu untuk memperluas harapan
meningkatkan
kualitas
hidup
semua
hidup
sehat
dan
18
Daftar Pustaka
1. Stanley, Mickey, and Patricia Gaunhett Beare. Buku Ajar Keperawatan
Geronik. Jakarta. EGC. 2006.
2. Maryam Siti Etal. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta.
Salemba Medika. 2008.
3. Azizah, M. Malik. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta. Graha Ilmu.
2011.
4. Darmojo, B & M.Hadi. Geriatri; Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta.
Balai Penerbit FKUI. 2004.
5. Departemen Kesehatan RI. Pola Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut di
Panti Wredha. Jakarta. 1997.
6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pengelolaan: Kegiatan Kesehatan di
Kelompok Usia Lanjut. Jakarta. 2003.
7. Nugroho,W. Keperawatan Gerontik. Edisi ke-2. Jakarta. EGC.
2000&2008.
8. Pudjiastuti,S & Utomo. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta. EGC.2003.
9. Departemen Sosial RI. Kebijakan & Program Pelayanan Sosial Lanjut
Usia di Indonesia. Jakarta. 2003.
10. WHO. Active aging. Jakarta. 2013
11. WHO. Active aging:A policy framework.2002