Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
D DENGAN
DIAGNOSIS OBS CIDERA KEPALA SEDANG
DI INSTALASI RAWAT DARURAT
RSUD WONOSARI
Disusun oleh :
Arsinda Prastiwi
P07120213007
P07120213037
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Arsinda Prastiwi
P07120213007
P07120213037
Pembimbing Pendidikan
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A; Pengertian
tengkorak.
b; Sekunder : akibat lanjut dari benturan berupa edema otak, peninggian
tekanan intra kranial, herniasi dan lain-lain
D; Manifestasi klinik
1; Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih
2; Kebungungan
3; Iritabel
Pucat
5; Mual dan muntah
6; Pusing kepala
7; Terdapat hematoma
8; Kecemasan
9; Sukar untuk dibangunkan
10; Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung
(rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.
E; Patofisiologi
Menurut Tarwoto, dkk (2007 : 127) adanya cedera kepala dapat
mengakibatkan kerusakan struktur, misalnya kerusakan pada parenkim otak,
kerusakan pembuluh darah, perdarahan, edema, dan gangguan biokimia otak
seperti penurunan adenosis tripospat, perubahan permeabilitas vaskuler.
Patofisiologi cedera kepala dapat digolongkan menjadi 2 proses yaitu
cedera kepala primer dan cedera kepala sekunder. Cedera kepala primer
merupakan suatu proses biomekanik yang dapat terjadi secara langsung saat
kepala terbentur dan memberi dampak cedera jaringan otak.
Pada cedera kepala sekunder terjadi akibat cedera kepala primer,
misalnya akibat hipoksemia, iskemia dan perdarahan.Perdarahan serebral
menimbulkan hematoma, misalnya pada epidural hematoma yaitu
berkumpulnya antara periosteum tengkorak dengan durameter, subdural
hematoma akibat berkumpulnya darah pada ruang antara durameter dengan sub
4;
G; Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan mencakup pemeriksaan laboratorium
darah dan pemeriksaan radiologi.
1; Pemeriksaan Laboratorium
Adapun pemeriksaan laboratorium darah yang berguna pada kasus cedera
kepala yaitu :
a; Hemoglobin : Sebagai salah satu fungsi adanya perdarahan yang berat
b; Leukositosis : Untuk salah satu indikator berat ringannya cedera kepala
yang terjadi
c; Golongan Darah : Persiapan bila diperlukan transfusi darah pada kasus
perdarahan yang berat
d; GDS : Memonitor agar jangan sampai terjadi hipoglikemia maupun
hiperglikemia
e; Fungsi Ginjal : Memeriksa fungsi ginjal, pemberian manitol tidak boleh
dilakukan pada fungsi ginjal yang tidak baik
f; Analisa Gas Darah : PCO2 yang tinggi dan PO2 yang rendah akan
memberikan prognosis yang kurang baik, oleh karenanya perlu dikontrol
PO2 tetap > 90 mmHg, SaO2 > 95 % dan PCO2 30-50 mmHg. Atau
mengetahui adanya masalah ventilasi perfusi atau oksigenisasi yang
dapat meningkatkan TIK.
Bersihkan jalan nafas dari debris dan muntahan, lepaskan gigi palsu,
pertahankan tulang servikal segaris dengan badan dengan memasang
kolar servikal.
furosemid (lasik).
b; Antikonvulsan : Untuk menghentikan kejang misalnya dilantin,
fegretol, valium.
c; Kortikosteroid : Untuk menghambat pembentukkan edema misalnya
dengan dexamethasone.
d; Antagonis histamin : Mencegah terjadinya iritasi lambung karena
hipersekresi akibat trauma kepala misalnya dengan cimetidine,
ranitidine.
e; Antibiotik : Jika terjadi luka yang besar.
I; Asuhan Keperawatan teoritis
1. Pengkajian Primer
a; Airway
Kaji adanya obstruksi jalan antara lain suara stridor, gelisah karena
hipoksia, penggunaan otot bantu pernafasan, sianosis
b; Breathing
Inspeksi frekuensi nafas, apakah terjadi sianosis karena luka tembus
dada, fail chest, gerakan otot pernafasan tambahan. Kaji adanya suara
nafas tambahan seperti ronchi, wheezing.
c; Sirkulasi
Kaji adanya tanda-tanda syok seperti: hipotensi, takikardi, takipnea,
hipotermi,pucat, akral dingin, kapilari refill>2 detik, penurunan produksi
urin.
d; Disability
Kelainan atau luka kulit kepala dan bola mata, telinga bagian luar dan
membrana timpani, cedera jaringan lunak periorbital
b Leher
Adanya luka tembus leher, vena leher yang mengembang
c Neurologis
Penilaian fungsi otak dengan GCS
d Dada
Pemeriksaan klavikula dan semua tulang iga, suara nafas dan jantung,
pemantauan EKG
e Abdomen
Kaji adanya luka tembus abdomen, pasang NGT dengan trauma tumpul
abdomen
f Pelvis dan ekstremitas
Kaji adanya fraktur, denyut nadi perifer pada daerah trauma, memar dan
cedera yang lain
3.Diagnosa Keperawatan
a; Nyeri akut b.d agen injuri fisik
b; Resiko infeksi b.d trauma, tindakan invasife, immunosupresif, kerusakan
jaringan
c; Ketidak seimbangan nutrisi kurang kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
pemasukan makanan atau mencerna makanan dan atau mengabsorbsi zatzat gizi karena faktor biologis.
d; PK : Peningkatan TIK
e; Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit dan perawatannya b.d
kurang paparan terhadap informasi, keterbatasan kognitif
f; Sindrom defisit self care b.d kelemahan, penyakitnya
No
1
Diagnosa
Tujuan
dilakukan
keperawatan
jam
Intervensi
AsuhanManajemen nyeri :
tingkat
Klien
melaporkan
muncul.
Evaluasi efektifitas analgetik,
2
dilakukan
tubuhkeperawatan
samping.
asuhanKonrol infeksi :
jam
tidak
Bersihkan lingkungan setelah dipak
primer
menurun,terdapat faktor risiko infeksi
Batasi pengunjung bila perlu.
prosedur invasive,dengan Kriteria :
Intruksikan kepada pengunjung un
adanya luka
Tidak ada tanda-tanda infeksi
berkunjung dan sesudahnya.
Angka Leukosit normal
Gunakan sabun anti miroba untuk m
Tanda-tanda vital normal
Ketidakseimbangan Setelah
dilakukan
jam
klien
status
nutrisi
inadekuat
BB stabil,
nilai
laboratorium
normal,
respon
klien
ter
dilakukan
PK:
Setelah
PeningkatanTIK
Kurang
pengetahuan tentangpengetahuan
penyakit
klien
meningkat
dandengan Kriteria :
b.d
Klien dapat mengungkapkan
kurang
paparan
kembali yg dijelaskan.
terhadap informasi,
Klien
kooperatif
saat
keterbatan kognitif
dilakukan tindakan
perawatannya
dan
keluarga
dapat
klien
merawat diri
DAFTAR PUSTAKA
Arief mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Jakarta, FKUI.
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan
Klasifikasi.
Oierce A. Grace & Neil R. Borley, 2016, Ilmu Bedah, Jakarta : Erlangga
Tarwoto, dkk. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : Sagung Seto.
BAB II
TINJAUAN KASUS
I;
Jam
: 11.00 WIB
Oleh
Sumber Data
Metode
A. Identitas Klien
Nama
: Tn. D
Tanggal.Lahir/Usia
Warga Negara
: Indonesia
Pendidikan
:-
Dx. Medis
No.RM
: 006295xx
B. Penanggung Jawab
Nama
: Tn. S
: Anak
Alamat
: Pringombo Rongkop
Pekerjaan
: Petani
II;
Tidak ada sekret, tidak ada obstruksi jalan nafas, tidak ada trauma
pada jalan nafas, tidak ada benda asing pada jalan nafas, auskultasi
area trakhea : vesikuler, tidak ada perdarahan dari hidung dan mulut.
2; Breathing
Terdapat perdarahan eksternal pada kepala, dan tidak terdapat tandatanda yang menunjukan perdarahan internal, TD: 120/ 80 mmHg, Nadi
kuat 98 x/menit, kekuatan nadi teratur, RR 28 x/menit, S: 37 0 C. Tidak
ada sianosis pada area bibir, capillary refill < 2 detik.
B; Focus Assessment
b; Medication
mengonsumsi obat
apapun.
c; Post medical history
a; Atas
: Tidak ada luka, tidak ada jejas, tidak ada deformitas antara
Warna kulit sama dengan sekitar, tidak ada jaringan parut dan
distensi.
b; Auskultasi
7; Muskuloskeletal
E; Terapi
1; Infus NaCl 0,9% 20 tpm
2; Inj Citicholine 500 mg
3; Inj Piracetam 1000 mg
4; Inj Ketorolac 30 mg
5; Inj Anti Tetanus Serum 1500 UI
6; Oksigen 3 lpm
HEMATOLOGI
Pemeriksaan
Hasil
Pemeriksaan Darah
Hemoglobin
14
Angka Leukosit
10.300
Trombosit
HCT/HMT
334. 000
43
Golongan darah
Normal
Lk 14-18 gr%
Pr 12-16gr%
Lk 4700-10.300 u/l
Pr 4300-11.400u/l
150.000-450.000
Lk..44%
Pr.37%
KIMIA DARAH
Pemeriksaan
Glukosa/Gula darah
Glukosa sesaat
Hasil
Normal
162
8-140 mg/dl
Lemak
Cholesterol Td
Enzim dan Lain - lainnya
HBsAg
201
50-220 mg/dl
Non Reaktif
Non Reaktif
Data
DS : DO :
RR 28 kali/menit
Nafas dangkal pendek
Terdapat retraksi intercosta
Masalah
Penyebab
Pola nafas tidakGangguan
efektif
neurologis
(trauma kepala)
Resiko
defisitKehilangan
volume cairan
volume cairan
Luka 10 cm di kepala bagian temporal dan
secara aktif
perdarahan pada luka 300 cc.
Pasien latergis
Interaksi menurun
Terpasang drain pada luka di bagian pelipis
HB : 14 gr %
DS:
- Pasien mengeluh nyeri di kepala
- Penilaian nyeri
P: trauma/cidera
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: kepala bagian temporal
S: skala nyeri 8
T: nyeri setiap saat
Nyeri akut
Luka
agen
cidera
fisik
(trauma kepala)
DO:
-
DS:
-
DO:
-
bagian temporal
DS :
Resiko Infeksi
DO :
Terdapat luka 10 cm di kepala bagian
temporal
Trauma
jaringan
RR 28 kali/menit
2;
Pasien latergis
3; Resiko defisit volume cairan dengan faktor resiko kehilangan cairan secara
Pasien latergis
Interaksi menurun
Terpasang drain pada luka di bagian pelipis
HB : 14 %
4; Nyeri akut berhubungan dengan luka agen cidera fisik (trauma kepala)
ditandai dengan:
DS:
-
Penilaian nyeri
P: trauma/cidera
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: kepala bagian temporal
S: skala nyeri 8
T: nyeri setiap saat
DO:
Nadi 98 x/menit
RR 28 x/menit
5; Kerusakan inegritas jaringan berhubungan dengan fraktur terbuka ditandai
dengan:
DS:
-
DO:
DS :
DO :
-
S: 370 C
V;
RASIONAL
Kaji pola nafas dapat memberikan
gambaran perkembangan
Menunjukkan adanya suara nafas
tambahan
Peningkatan RR menunjukkan
adanya dyspnea
Menunjukkan adanya tanda-tanda
kurangnya oksigen dalam darah
Mempertahankan pernafasan yang
adekuat
O2 tambahan dapat memenuhi
kebutuhan O2 akibat jalan nafas
terganggu
2; Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak dengan faktor resiko Penurunan ruangan untuk perfusi serebral (trauma
kepala)
NOC (NURSING OUTCOME)
RASIONAL
19 April 2016
19 April 2016
11:00 WIB
11:00 WIB
b;
Circulation status
Managemen sensasi perifer
c;
Tissue Prefusion
a; Monitor adanya paretese
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 jam,b; Monitor GCS
c; Monitor adanya tromboplebitis
perfusi jaringan otak adekuat dengan kriteria hasil :
a; Tenakan sistole dan diastole dalam rentang normal d; Batasi gerakan pada kepala, leher dan
d;
b; Klien dapat berkomunikasi dengan jelas dan sesuai punggung
e; Kolaborasi pemberian Inj Citicholine e;
dengan kemampuan
c; Klien menunjukkan perhatian. Konsentrasi dan 500 mg, Inj Piracetam 1000 mg
komunikasi
d; Kesadaran klien membaik, tidak ada gerakangerakan involunter
3; Resiko defisit volume cairan dengan faktor resiko kehilangan cairan secara aktif
NIC (NURSING
INTERVENTION)
19 April 2016
19 April 2016
a;
11:00 WIB
11:00 WIB
Fluid balance
Fluid management
b;
Hydration
a; Monitor
status
hidrasi
Nutrional status
(kelembaban membran mukosa,
Food and fluid
turgor kulit, nadi adekuat)
c;
Intake
b; Monitor vital sign
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 jam, c; Kelola pemberian infus NaCl
RASIONAL
Mukosa dan turgor merupakan
indikasi awal adanya dehidrasi
Penurunan tekanan darah dan nadi
menunjukkan adanya tanda-tanda
syok
Pemberian cairan tambahan dapat
mencegah dehidrasi
0,9% 20 tpm
4; Nyeri akut berhubungan dengan luka agen cidera fisik (trauma kepala)
b; Melaporkan nyeri berkurang dengan manajemenc; Berikan posisi nyaman pada pasien
nyeri non farmakologi
d; Motivasi pasien untuk melakukan
c; Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, manajemen nyeri non farmakologi
rangsangan nyeri
Infection control:
a; Instruksikan dan ajarkan kepada keluarga
serta pengunjung untuk mencuci tangan
sebelum dan setelah mengunjungi klien
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama di
b; Cuci tangan sebelum dan sesudah
IGD, tidak terjadi risiko infeksi dengan kriteria
tindakan keperawatan
hasil:
c; Pertahankan teknik aseptik dalam
d; Klien bebas dari gejala dan tanda infeksi (rubor,
melakukan tindakan medis dan
kalor, dolor, tumor, functio laesa)
keperawatan
e; Keluarga
menunjukan kemampuan untuk d; Kelola Inj Anti Tetanus Serum 1500 UI
mencegah timbulnya infeksi: mencuci tangan
sebelum dan sesudah menyentuh klien.
f; Jumlah leukosit dalam batas normal (4,5-11 xInfection Protection :
d;
e;
f;
g;
h;
i;
j;
RASIONAL
Keluarga merupakan orang
terdekat yang sering kontak engan
pasien
Cuci tangan dapat mencegah
adanya bakteri pada tangan
Teknik aseptik mencegah
pertumbuhan mikroba pada alat
yang kontak dengan klien
Aniti Tetanus Serum dapat
mencegah terjadinya Tetanus
Monitoring dapat dilakukan untuk
memberikan gambaran pasien
Angka leukosit dapat menunjukan
status infeksi seseorang
TTV memberikan gambaran
103/uL)
g; Tidak ada peningkatan Suhu
VI; IMPLEMENTASI
No.
1.
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
Pola nafas tidak efektifSelasa, 19 April 2016
Selasa, 19 April 2016
berhubungan
dengan
14:00 WIB
gangguan neurologis (trauma11:00 WIB
kepala)
a; Mengkaji
pernafasan (irama, frekuensi,S:kedalaman) catat adanya otot bantu nafas
O:
b; Melakukan auskultasi suara nafas adanya suara - RR :24 x/menit
nafas tambahan (ronchi/weezing)
- Tidak ada suara nafas tambahan
c; Mengukur TTV
- TD: 110/ 70 mmHg,
d; Melihat sianosis perifer
Nadi 80 x/menit
e; Mempertahankan jalan nafas yang paten
- Tidak ada sianosis
f; Mengelola pemberian oksigen 3 lpm
- Terpasang oksigen 3 lpm
A: Ketidakefektifan pola nafas
Nurin sebagiam
P: Monitor RR
teratasi
Nurin
2.
Resiko
ketidakefektifanSelasa, 19 April 2016
Selasa, 19 April 2016
perfusi jaringan otak dengan
14:00 WIB
faktor
resiko
Penurunan11:30 WIB
ruangan untuk perfusi serebral
a; Mengkaji adanya paretese
S: Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk(trauma kepala)
b; Mengukur GCS
tusuk
c; Mengkaji adanya tromboplebitis
O:
d; Menganjurkan klien untuk membatasi gerakan - E:3 M:5 V:5
pada kepala, leher dan punggung
- Tidak ada inflamasi
e; Mengelola pemberian Injeksi Citicholine 4 - Pasien terbaring dengan posisi supinasi
3.
Nurin
a; Memonitor
Nyeri
akut
berhubunganSelasa, 19 April 2016
dengan luka agen cidera fisik
12:00 WIB
(trauma kepala)
b;
c;
d;
e;
Penilaian nyeri
P: trauma/cidera
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: kepala bagian temporal
S: skala nyeri 7
T: nyeri setiap saat Pasien terbaring dengan
posisi supinasi
Pasien terlihat menahan nyeri
Ketorolac diberikan kepada Tn.D dengan
dosis 30 mg diberikan melalui IV pada
pukul 12.30 WIB
Terpasang balutan luka di kepala
Terdapat luka 10 cm di kepala bagian
temporal
Arsinda
5.
terbuka
12:00 WIB
14:00 WIB
pasien
mengatakan
melakukan cuci tangan
O:
-
akan
melakukan tindakan medis dan keperawatan e; Menilai adanya tanda dan gejala infeksi lokal maupun sistemik
f; Memonitor angka leukosit
g; Mengelola pemberian obat injeksi Anti Tetanus Serum 1500 UI
Nurin
S: 36,70 C
Terdapat luka 10 cm di kepala bagian
temporal
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian kegawatdaruratan pada Tn. D maka
ditemukan 5 diagnosis keperawatan, yaitu tentang :
1; Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis (trauma
kepala)
2;
3; Resiko defisit volume cairan dengan faktor resiko kehilangan cairan secara
aktif
4; Nyeri akut berhubungan dengan luka agen cidera fisik (trauma kepala)
5; Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka
6; Resiko infeksi dengan faktor resiko trauma jaringan