Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN KINERJA INTERNAL PUSKESMAS

NAMA KEGIATAN

BP Anak

TEMPAT

PUSKESMAS PASIR NANGKA

TANGGAL

23 Oktober 2014

Deskripsi Kegiatan

Kegiatan di BP anak dimulai sejak jam 08.00 pagi. Di sini kami


di bolehkan untuk periksa pasien hingga memberikan obat.
Biasanya yang bertugas di BP anak adalah bidan. Sehingga apa
yang kami lakukan disini tidak didampingi oleh dokter. Jadi
kasus yang saya ambil sewaktu saya berja di BP anak adalah
seorang ibu yang membawa anaknya perempuan yang berusia 4
tahun 5 bulan, ibu pasien mengeluhkan anaknya demam sejak 2
hari yang lalu, demam dirasakan terus menerus dan cukup tinggi
tapi ibu tidak memeriksakan suhunya. Deman turun jika
diberikan obat penurun panas tetapi demam naik kembali.
Demam tidak disertai dengan kejang. Pasien juga mengeluhkan
adanya batuk pilek yang bersamaan dengan demam, batuk
disertai dahak yang bewarna putih dan tidak disertai darah.
Pasien juga tidak mau makan semenjak sakit, dikatakan bahwa
anaknya mengeluh sakit jika makan. Keluhan demam tidka
disertai dengan adanya keluhan nyeri pada telinga atau keluar
cairan dari telinga. Buang air besar dan kecil dalam batas
normal.
Pada pemeriksaan fisik :
Keadaan umum tampak sakit ringan, composmentis
Berat badan : 15 kg
Status generalis dalam batas normal
Pemeriksaan THT
Telinga kanan : normotia, hiperemis (-), nyeri tekan tragus dan
mastoid (-), liang telinga lapang, serumen minimal (+), sekret
(-)
Telinga kiri : normotia, hiperemis (-), nyeri tekan tragus dan

mastoid (-), liang telinga lapang serumen minimal (+), sekret (-)
Hidung : simetris, deformitas (-), sekret (+) warna putih, deviasi
(-), konka hiperemis (+)
Mulut : arkus faring simetris, hiperemis (+), post nasal drip (-),
uvula ditengah, hiperemis (+), tonsil T3-T3, hiperemis
Nomor Rekam Medis

76398

Diagnosis Holistik

Aspek Personal : anak perempuan, 4 tahun, demam sejak 2 hari


yang lalu
Aspek Klinis : tonsilofaringitis akut e.c susp infeksi virus
Aspek Faktor Intrinsik : kekebalan imun, usia anak yang masih
4 tahun
Aspek Faktor Ekstrinsik: minum es, makan snack seperti ciki,
coklat, jajanan pinggir jalan
Aspek Skala Fungsi Sosial : 2

Tatalaksana

Non-Farmakologi
Edukasi :
-

minum air putih hangat, hindari minum dingin atau

makan eskrim
makan makanan yang sehat dan bergizi, hindari jajan

ciki maupun jajanan warung lainnya.


Minum obat teratur dan kontrol bila tidak ada perbaikan
atau gejala yang semakin memburuk

Farmakologi
Parasetamol sirup 3 x 150 mg (diberikan bila masih demam)

Nama Mahasiswa

Reani Zulfa
TTD

Nama Pembimbing

dr Marita Ph. D / dr Witri Ardini M, gizi, Sp. GK

TTD

FORM REFLEKSI KEGIATAN


KINERJA INTERNAL PUSKESMAS
Nama Kegiatan

BP Dewasa

Tempat

Puskemas Pasir Nangka

Tanggal

17 Oktober 2014

Refleksikan perbedaan antara

Kegiatan di BP Anak merupakan kegiatan memeriksa

teori dengan praktik yang

pasien rawat jalan. Disini kita melakukan anamnesis,

dilakukan

pemeriksaan

fisis,

diagnosis

tatalaksana

baik

nonmedikamentosa

dan

memberikan
maupun

medikamentosa. Semua kegiatan diatas harus dilakukan


secara singkat dan cermat dikarenakan keterbataasan
yang ada. Pada pasien anak kita butuh perhatian lebih
karena anak belum bisa menyampaikan keluhannya,
kita biasanya akan bertanya kepada ibunya, pemberian
obat juga harus hati-hati sesuai dosis per berat badan.
Anak juga masih dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan sehingga kita harus melihat suatu kasus
anak secara keseluruhan. Ruangan anak terdiri dari 2
meja sehingga terkadan dua pasien bisa diperiksa
sekaligus. Sehingga disini privacy pasien terganggu,
terutama pasien anak terkadang menangis bila sedang
diperiksa tentunya hal ini aka menganggu pemeriksaan
pada pasien yang lainnya. Pada kasus yang saya ambil,
karena saya menduga bahwa penyebab tonsilofaringitis
pada anak ini disebabkan oleh virus maka sejauh ini
obat yang diberikan hanya untuk demamnya saja, tapi
tetap diedukasi ke ibunya jika masih berlanjut atau

semakin parah misalnya disertai dengan lendir yang


bewarna hijau, kemungkinan penyebabnya adalah
bakteri dan sudah bisa diberikan antibiotika.
Mengapa itu terjadi

1. Kurangnya fasilitas yang ada


2. Kurangnya tenaga medis di puskesmas

Apa yang dapat saya pelajari

Memeriksa pasien anak memerlukan ketelatenan

dari kasus ini

tersendiri, karena anak terkadang tidak kooperatif


untuk diperiksa, sehingga terkadang kita tidak dapat
mendapatkan hasil pemeriksaan fisik secara lengkap.
Pemberian obat sesuai pengetahuan dan kompentensi
kita sebagai dokter umum.

Apa yang perlu saya pelajari

Penyakit terbanyak pada anak, obat-obatan yang sering

lebih kanjut

diberikan pada pasien anak

Bagaimana melakukannya

Mempelajari ringkasan penyakit tersering dan juga


anamnesis dan pemeriksaan fisik pendukung maupun
yang untuk menyingkirkan diagnosis dari sumber ilmu
kesehatan anak seperti buku Nelson, IDAI ataupun dari
jurnal.

Nilai agama dan

Pada kasus yang saya ambil merupakan salah satu

profesionalisme apa yang dapat

contoh kasus yang sering pada anak. dimana hal ini

saya masukkan dalam kasus ini

dapat disebabkan karena sistem imun anak yang belum


sempurna, sehingga menjadi lebih mudah sakit oleh
karena faktor-faktor seperti jajan sembarangan dan
minum es. Sebenarnya faktor-faktor ini merupakan hal
yang sangat bisa dicegah, seperti yang ktia ketahui
bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati
sehingga pentingnya edukasi pada pasien adalah lebih
fokus untuk mencegah hal ini terjadi secara berulangulang.

Apakah masih ada hal yang


belum terjawab/belum diketahui

Feedback dari pembimbing:

Nama Mahasiswa

Reani Zulfa
TTD

Nama Pembimbing

dr Marita Ph. D / dr Witri Ardini M, gizi, Sp. GK


TTD

Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai