Anda di halaman 1dari 46

UPTD

Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

PROSEDUR
TETAP

TES HEMOGLOBIN (Hb)


NO. DOKUMEN
REVISI
HALAMAN
LAB-01-10
TANGGAL
1-10-2010

1/2

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Awaru

NS.H.Muallim.S.Sos,S.Kep,M.Kes
Nip.19600815 198311 1 004

PENGERTIAN

Tes hemoglobin (Hb) adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar


Hb dalam darah.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan


hemoglobin

PROSEDUR

Pra Analitik
Metode: Sahli

Prinsip : Hemoglobin yang dilepaskan akibat lisis eritrosit


akan bereaksi dengan Asam Klorida membentuk acid
hematin yang kemudian diukur dengan membandingkan
pada skala.

Alat :
1. Hemaoglobinometer set
2. Pipet Tetes
3. Clinepette 20 ul
4. Botol kecil/tabung

Bahan : - Darah Kapiler atau darah EDTA

Reagen

Larutan HCl 0,1 N

Aquadest

Bahan Pemeriksaan

Darah vena yang sudah diberi antikoagulan


Analitik
Cara Kerja
1. Kedalam tabung Hb dimaksukkan larutan HCL 0,1 N.
Sampai tanda 2
2. dihisap darah dengan pipet sampai tanda 20 Hapus
kelebihan darah yang melekat pada bagian luar dengan
tissue.
3. Campur darah dengan larutan dalam tabung, Pipet dibilas
beberapa kali dengan larutan tersebut.
4. Campuran

larutan

ini

sampai

homogen

dengan

menggoyang tabung secara perlahan-lahan biarkan selama


5 menit
5. Baca Hb dengan membandingkan pada standar sambil
ditambahkan larutan aguadest sampai didapatkan warna
yang sesuai
6. Kadar Hb ditentukan membaca skala pada tabung.
Pasca Analtik
Nilai Rujukan :
o Laki-laki (>15 tahun) : 12- 14 gr/dl
o Perempuan

: 12 - 14 gr/dl

o 5 9 tahun

: 11,5 gr/dl

o 10 14 tahun

: 12 gr/dl

o Anak-anak (0,6 4 th): 11 gr/dl


Interprestasi
Anemia apabila Hb kurang dari nilai normal
o Catat hasil di buku arsip

UPTD
Puskesmas Ulaweng

HITUNG JUMLAH LEUKOSIT


NO. DOKUMEN
REVISI
HALAMAN

Jl. Makassar No.17


Tacipi, Kec Ulaweng

LAB-02-10

PROSEDUR

TANGGAL

TETAP

1-10-2010

1/3

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Hitung leukosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar


leukosit dalam darah.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan hitung


jumlah lekosit

PROSEDUR

Pra Analitik
Metode neubouer
Prinsip
Darah diencerkan lalu dihitung jumlah leukosit dalam volume
pengenceran tertentu. Dengan mengalikan terhadap faktor
perhitungan, diperoleh jumlah leukosit dalam satuan volume
darah
Alat :
1. Mikroskop dengan lensa objektif 10X
2. Counter
3. Pipet mikro 20 ul / pipet sahli
4. Kit Improved neubaver yang di lengkapi dengan kaca
penutup khusus
5. Pipet Pasteur
6. Tabung reaksi
Reagen/Bahan Pemeriksaan : larutan turk siap pakai dan darah
vena yang sudah di beri antikoagulan.
Analtik
Cara Kerja
Mengisi Pipet Leukosit

Isaplah darah (Kapiler, EDTA) sampai kepada garis


tanda 0,5 tepat

Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung


pipet

Masukkan ujung pipet dalam larutan turk diisap


perlahan-lahan sampai garis tanda 11. hati-hati
jangan sampai terjadi gelembung.

Angkat pipet dari cairan tutup ujung pipet dengan


ujung jari lalu lepaskan karet pengisap.

Kocoklah pipet selama 15-30 menit

Mengisi Kamar Hitung


1. Letakkan kamar hitung yang sudah bersih benar dengan
kaca penutupnya terpasang mendatar diatas meja.
2. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit
Buang cairan 3 atau 4 tetes dan sentuhkan ujung pipet
dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar hitung
dengan menyingung pinggir kaca penutup. Kamar hitung
terisi cairan perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya.
3. Biarkan kamar hitung selama 2 menit supaya leukosit
dapat mengendap.
Menghitung jumlah sel
1. Hitung semua leukosit yang terdapat dalam 4 bidang pada
sudut-sudut permukaan.
2. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas terus kekanan,
kemudian turun ke bawah, dari kanan kekiri lalu turun lagi
kebawah dan mulai lagi dari kiri kekanan dan seterusnya.
Cara ini berlaku untuk ke 4 bidang besar.
3. Sel-sel yang letaknya menyinggung garis batas sebelah
atas dan kiri harus di hitung.
4. dan sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis batas

bawah dan kanan tidak di hitung.


Perhitungan
1. Pengenceran darah dalam pipet = 20 X, sedangkan luas
tiap bidang besar = 1 mm2 dan tinggi kamar hitung = 0,1
mm. leukosit dihitung X faktor perhitungan
Faktor Perhitungan = 20 x 50
4x1x0,1
Jadi jumlah leukosit per ul darah = jumlah leukosit yang
dihitung dalam 4 bidang besar x 50
Pelaporan
Jumlah leukosit = Nx50 = /mm3
Pasca Analitik
Nilai normal
4000-10.000/mm3 darah

UPTD
Puskesmas Ulaweng

HITUNG JUMLAH ERITROSIT

Jl. Makassar No.17


Tacipi, Kec Ulaweng

PROSEDUR
TETAP

NO. DOKUMEN

REVISI

HALAMAN

LAB-03-10

1/3

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

TANGGAL
1-10-2010

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Hitung jumlah eritrosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui


kadar eritrosit dalam darah.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan hitung


jumlah eritrosit.

PROSEDUR

Pra Analitik

Metode : Neubauer

Prinsip
Darah diencerkan kemudian di hitung jumlah eritrosit yang
ada

dalam

volume

pengenceran

tertentu.

Dengan

mengalikan terhadap faktor perhitungan yang diproleh


jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.

Alat
1. Pipet mikro 20 ul/ pipet sahli.
2. Pipet volumetrik 5 ml.
3. Kamar hitung improved nuebauer yang dilengkapi
kaca penutup khusus.
4. Pipet Pasteur
5. Mikroskop dengan lensa 10x, 40x.
6. Counter
7. Botol kecil

Reagen : Larutan Hayem

Bahan Pemeriksaan
Darah vena yang sudah diberi antikoagulan

Analitik
Cara Kerja:
o Mengisi Pipet Eritrosit
1. Pipetlah 4 ml larutan Hayem dengan pipet volumtrik
masukkan dalam botol kecil
2. Hisaplah darah yang akan diperiksa dengan pipet
mikro 20 ul.
3. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian
luar pipet dengan kertas tissue
4. Masukkan ujung pipet tersebut kedalam wadah yang
berisi larutan Hayem. Bilaslah pipet tersebut dengan
larutan Hayem sebanyak 3x, kemudian wadah ditutup
kembali dengan karet penutup dan kocok memutar +- 2
menit.
o Mengisi Kamar Hitung
1. Ambil kamar hitung yang bersih, kering dan
letakkan dengan kaca penutup terpasang mendatar.
2. Dengan pipet Pasteur teteskan 1-2 tetes larutan
dengan cara menyentukan ujung pipet pada pinggir
kaca penutup.
3. Biarkan kamar hitung terisi sendiri secara perlahanlahan dengan sendirinya.
o Menghitung jumlah sel
1. Letakkan kamar hitung diatas meja mikrosof
2. Dengan

menggunakan

lensa

objektif

10

kemudian dengan lensa objektif 40 x, hitung semua


eritrosit yang terdapat dalam bidang kecil 5 kotak
yang terbagi lagi dalam 16 bidang kecil-kecil.
3. Mulailah mengitung dari sudut kiri atas terus
kekanan kemudian turun kebawah, dari kiri lalu
turun kebawah dan mulai lagi dari kiri kekanan dan

seterusnya. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung


garis bawah dan kanan tidak dihitung.
Perhitungan
Pengenceran darah dalam pipet eritrosit = 20 x
Sedangkan luas tiap bidang kecil = 1/400 mm2 dan
tinggi kamar hitung 1/10 mm.
Eritrosit dihitung dalam 5x16 bidang kecil-kecil
sehingga jumlah luasnya = 80 X I/400 mm2 = 1/5 mm2
Faktor perkalian = 5 X 10 X 200 = 10.000
Jadi Jumlah Eritrosit = N X 10.000 / mm darah
N = Jumlah eritrosit yang dihitung dalam 5 bidang
Pelaporan :
Eritrosit = ../mm
Pasca Analitik
o Nilai normal

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

Pria

: 4,5 5,5 juta/cmm darah

Wanita

: 4,0 5,0 juta/cmm darah

HITUNG TROMBOSIT
NO. DOKUMEN
REVISI
LAB-04-10

HALAMAN
1/3

PROSEDUR

TANGGAL

TETAP

1-10-2010

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Hitung trombosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar


trombosit dalam darah.

TUJUAN

Sebagai

acuan

dalam

menerapkan

langka-langka

dalam

pemeriksaan trombosit
KBIJAKAN

Keputusan direktur No. RSUD.2010 tentang standar prosedur


operasional dilingkungan RSUD Tenriawaru Bone.

PROSEDUR

Pra Analitik

Metode : Indirek

Prinsip
Setelah darah dipaparkan pada objek glass lalu dicat
giemsa dan di hitung per 10 lapangan pandang

Alat
1. Mikroskop
2. Kaca objektif yang kering, bebas lemak dan debu
3. Minyak imersi
4. Kaca pengeser
5. Pensil kaca
6. Rak pengecetan
7. Rak pengerin

Reagen
-

Larutan Giemsa

Alkohol 96 %

Bahan pemeriksaan
1. Darah vena dengan antikoagulan
2. Darah Kapiler

Analitik

Pembuatan sediaan hapus darah

1. Teteskan 1 tetes darah diatas objek +- 2 cm dari tepi.


Letakkan kaca tersebut diatas meja dengan darah disebelah
kanan.
2. Dengan tangan kanan letakkan tangan pengeser disebelah
kiri tetesan.
3. Gerakkan kekanan hingga menyentuh tetesan darah.
4. Biarkan darah menempel dan menyebar rata dipinggir kaca
pengeser.
5. Segera geserkan kaca tersebut kekiri dengan sudut 30-40
derajat. Jagan menekan.
6. Biarkan sediaan tersebut kering diudara, lalu tulislah nama
pasien/ no kode pada bagian tebal sediaan dengan pensil
kaca.

Pewarnaa tersediaan hapus

1. Fiksasi dengan alkohol 965 selama 2-3 menit, biarkan


kering.
2. Letakkan sediaan pada rak pewarnaan dengan lapisan
darah diatas.
3. Teteskan larutan gemsa sampai seluruh sediaan tertutup
dengan biarkan 5-10 mennit, dengan larutan gimsa yang
sudah diencerkan dengan aquades dengan perbandingan
1:5
4. Buang larutan gimsa, cuci dengan air mengalir sampai
hilang kelebihan warnanya
5. Letekan pada rak pengering dengan posisi tegak biarkan
mongering

Perhitungan
Pilih daerah dimana trombosit tersebar merata dan jelas,
yaitu pada bagian halusan yang tipis dengan lensa objektif

10X, periksa dengan objektif 100X, setelah sediaan ditetesi


dengan minyak emersi. Hitung jumlah trombosit pada 10
lapangan pandang, missal N, hasil dikali1000
Trombosit = N x 1000

Pelaporan : Jumlah Trombosit = ../mm3

Pasca Analitik
Nilai Normal = 150.000-400.000/mm3 darah

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

PROSEDUR

NO. DOKUMEN
LAB-05-10
TANGGAL

HITUNG HEMATOKRIT
REVISI

HALAMAN

1/2
Ditetapkan

TETAP

1-10-2010

Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Hitung Hematrokit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar


hematokrit dalam darah.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan hitung


hematokrit

PROSEDUR

Pra Analitik

Metode
Mikro hematokrit

Prnisip
Mengetahui volume eritrosit dalam 100 ml darah,
dinyatakan dalam %

Alat

1. Centrifuge
2. Tabung Wintrobe
3. Pipet Pasteur

Bahan Pemeriksaan
Darah dengan antikoagulan

Analitik
Darah di campur dengan seksama hingga homogen
1.

Dengan menggunakan pipet Pasteur darah dimaksukkan


kedalam tabung wintrobe hingga mencapai garis tanda
100, dimulai dari dasar tabung dan hindari terjadinya
gelembung udara didalam tabung

2.

Sebelum di putar tabung wintrobe dibalut dengan kertas


tissue untuk menhindari benturan

3.

Tabung yang berisi darah dipusing selama 30 menit


dengan kecepatan 2000-2300 g

Perhitungan
Tinggi

kolom

eritrosit

yang

dibaca

sebagai

nilai

hematrokrit dinyatakan dalam %


Pasca Analitik
Nilai Normal
Laki-laki : 40-50 %
Perempuan : 37-43 %

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

PROSEDUR

TES LAJU ENDAP DARAH WESTERGREN (LED)


NO. DOKUMEN
REVISI
HALAMAN
LAB-06-10
TANGGAL

1/2
Ditetapkan

TETAP

1-10-2010

Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Tes Laju Endap Darah adalah pengukuran kecepatan pengendapan


eritrosit dalam suatu tabung dari sediaan darah yang mengandung
antikoagulan.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan laju


endap darah

PROSEDUR

Pra Analitik

Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus

Persiapan sampel: Menggunakan sampel darah EDTA

Alat dan Bahan:


1. Pipet Westegreen
2. Antikoagulan

natrium

sitrat

3,8%

dengan

perbandingan 1 : 4
3. Sampel darah vena
4. Rak pipet Westegreen
Analitik
Cara Kerja :
1. Siapkan sampel yang akan diperiksa, 4 bagian darah
dicampur dengan 1 bagian larutan Na, Sitrat. (1,6 ml darah
+ 0,4 ml Na. Sitrat).
2. Pipet sampel darah sampai tanda 0, letakkan pada rak pipet
tepat menutup darah diatas karet agar sampel tidak tumpah
3. Tegakkan pipet (90%) pad raknya.
4. Setelah 1 jam pertama, dan 1 jam kedua dibaca jarak dari
permukaan meniskus sampai puncak kolom eritrosit yang
mengendap (dalam mm), catatan sebagai LED
5. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil, dan tanda
tangani oleh dokter

Pelaporan :
Laju Endap Darah (LED) : ................mm/jam
Pasca Analitik
Nilai rujukan : Perempuan : < 20 mm/jam
Laki-laki : < 10 mm/jam

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

TES WAKTU PEMBUKUAN DARAH (CT)


NO. DOKUMEN
REVISI
HALAMAN

PROSEDUR

LAB-07-10
TANGGAL

TETAP

1-10-2010

1/2

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030.

PENGERTIAN

Dengan tes ini dapat ditentukan lamanya waktu yang diperlukan


darah untuk membeku

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk mengetahui faktorfaktor koagulasi darah, terutama faktor pembentuk tromboplastin
dan trombosit.

PROSEDUR

Pra Analitik

Persiapan pasien :

a. Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk menentukan


waktu pembukuan.
b. Jelaskanlah bahwa tidak ada larangan makan atau minum
sebelum tes.
c. Ditanyakan apakah mengkomsumsi obat sebelum tes
seperti thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antiokoagen
atau anti inflamasi.
d. Jelaskan untuk tidak takut waktu diambil darahnya
walaupun ada sedikit rasa sakit dan tidak enak.

Alat : tabung reaksi 100 x 10 mm, 4 buah : stop watch dan


waterbath.

Analitik
Cara Kerja :
1. Tempatkan keempat tabung reaksi dalam waterbath (37
2. Ambil darah vena, jalankan stopwatch saat darah tampak
di dalam spoit. Tuangkan 1 ml ke dalam setiap tabung.
3. Setelah 3 menit, mulailah mengamati keempat tabung
4. Angkat tabung tegak lurus lalu miringkan tiap 30 detik
sampai darah terlihat membeku.
5. Catat selang waktu saat pengembalian darah sampai darah

membeku.
Pasca Analitik
Nilai rujukan : 4-10 menit
Waktu bekuan memanjang (trombosis)

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

TES WAKTU PERDARAHAN DARAH (BT)


NO. DOKUMEN
REVISI
HALAMAN

PROSEDUR

LAB-08-10
TANGGAL

TETAP

1-10-2010

1/2

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos

Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Dengan tes ini dapat ditentukan lamanya perdarahan setelah


dibuat tusukan atau insist kecil pada permukaan kulit kuping
telinga atau bagian volar lengan bawah.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langka-langkah dalam pemeriksaan


waktu perdarahan dan Untuk menilai faktor-faktor hemostasis
ektravaskuler.

PROSEDUR

Pra Analitik

Persiapan pasien :

e. Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk mengukur waktu


berhentinya perdarahan atau terjadinya koagulasi.
f. Jelaskanlah bahwa tidak ada larangan makan atau minum
sebelum tes.
g. Ditanyakan apakah mengkomsumsi obat sebelum tes
seperti thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antiokoagen
atau anti inflamasi, aspirin.
h. Jelaskan hal yang diperlukan seperti dipasangi alat
pengukur tekanan darah, diinsisi kecil dua garis dan akan
ada perdarahan sekitar 10-20 menit.

Alat dan bahan : Lanset, antiseptik, kertas saring, plester,


stop watch dan tensi meter

Analitik
1. Cara duke

Disinfeksi kuping telinga dengan antiseptik sebagai


tempat tusukan.

Tusuk sedalam 2-4 mm dengan lanset dan jalankan


stop watch.

Lap dengan kertas saring tiap 30 detik damapi


perdarahan berhenti, tanpa menyentuh permukaan

kulit

Catat waktu anatara tusukan sampai perdarahan


berhenti.

Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu pada 3


tusukan tersebut.

2. Cara IVY-Template
Hampir sama dengan cara duke, tetapi tusukan diganti
dengan insisi pada bagian volar lengan bawah yang bebas
vena berupa dua garis insisi dengan kedalaman 1 mm dan
panjang 4 mm. Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu
perdarahan pada 2 garis tersebut. Bekas insisi didisinfeksi
dan ditutup dengan plaster.
Pasca Analitik
Nilai rujukan :
1. Cara duke : 3-7 menit
2. Cara IVY : 2,5-9,5 menit

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

PROSEDUR
TETAP

NO. DOKUMEN
TANGGAL

TES CHOLESTEROL
REVISI

HALAMAN

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TesCholesterol adalah tes untuk mengetahui kadar lipid dalam


darah. tes untuk mengetahui kadar lipid dalam darah.yang
berhubungan dengan penyakit vascular yang mencakup penyakit
jantung koroner ,penyakit pembuluh darah otak dan penyakit
pembuluh darah perifer.

TUJUAN

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan


Cholesterol

PROSEDUR

Pra Analitik :
PERSIAPAN PASIEN
-

Penderita puasa 10-14 jam sebelum pemeriksaan


termasuk menghentikan merokok dan olah raga
tetapi diperbolehkan minum air putih.

Pasien dalam keadaan stabil,tidak mendapat obatyg


mempengarungi kadar lipid dalam 2 minggu
terakhir.

Pasien tdk mengalami strees oleh penyakit akut.

Prinsip test :
Test kolesterol total dilakukan dengan metode kolorometrik
enzimatik ( CHOD/ PAP ).
Cholesterol ester + H2O Cholesterol Esterase

Cholesterol

+RCOOH
Cholesterol + O2 Cholesterol oxidase 4 cholestone-3-one + H2O2
antipyrine

2 H2O2 + 4 amino

Bahan : Serum, plasma EDTA


Reagen :

Alat :
Analitik
Pasca Analitik : nilai normal : < 200 mg/dl

PEMERIKSAAN : GDP, 2 JAM PP, GDS


NO. DOKUMEN
REVISI
HALAMAN
PROSEDUR
TETAP

TANGGAL

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Pemeriksaan Glukosa darah merupakan test saring pada penderita

diabetes mellitus.
TUJUAN

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan


Glukosa darah dalam darah.

PROSEDUR

Pra Analitik
GDP : Pasien dipuasakan 8 12 jams ebelum pemeriksaan
GDPP 2 jam dilakukan 2 jam setelah GDP
Pasien diberikan makanan yang mengandung 100 gr karbohidrat
sebelum pemeriksaan
Metode : Kolometrik Enzymatrik (uricase pAP methide)
Prinsip :
Glucose + O2 + H2O GOD Glokonik acid + H2O2
H2O + 4 - aminophenazon phenol POD quinoneimin + 4H2O

(warna merah)
Material pemeriksaan : Serum, plasma EDTA
Alat :
Pasca Analitik :
Nilai normal
GDS : < 180 mg/dl
GDP : < 110 mg/dl
UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

GDPP 2 jam : <110 mg/dl


TES KEHAMILAN
NO. DOKUMEN
REVISI

PROSEDUR

LAB-07-10
TANGGAL

TETAP

1-10-2010

HALAMAN
1/2

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Tes kehamilan (plano tes) adalah merupakan suatu tahap test strip
yang menggunakan urine seara immunokromatografi untuk
mendeteksi adanya HCG dalam urine dan juga mendeteksi

adamnya kehamilan
TUJUAN

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan


test Kehamilan.

PROSEDUR

Pra Analitik

Persiapan sampel
Sampel yang digunakan sebaiknya urine pertama pagi hari

Prinsip tes : immunokromatografi

Alat dan bahan :


-

Pot urine

Kit EXCEL Hcg

Urine (sebaiknya urine pagi hari)

Analitik
Cara kerja
1. Alat tes dilepas dari tutupnya dan dicelupkan kedalam pot
urine
2. Tunggu pada garis merah muncul pada alat tes ( C/T)
Pasca Analitik
Interprestasi hasil
Positif : terbentuk 2 garis mareh pada bagian control (C)
dan tes (T)
Negatif : hanya 1 garis merah yang muncul pada bagian
kontrol (C)
Invalid : tidak timbul garis merah sama sekali atau timbul
hanya pada bagian tes (T)

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

NO. DOKUMEN

PROSEDUR

LAB-08-10
TANGGAL

TETAP

1-10-2010

TES WIDAL
REVISI

HALAMAN

1/2

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Widal adalah pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit typoid

TUJUAN

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan


widal.

PROSEDUR

Pra Analitik
Metode : Slide
Prinsip
Jika antigen dengan antibodi yang homolog dari penderita
tipoid fever akan terjadi aglutinasi
Alat :
1. Gelas objek
2. Pengaduk
3. Mikroskop
4. Mikropipet ukuran 80 ul, 40 ul, 20 ul, 10 ul 5 ul
Reagen
1. Antigen Ty O
2. Antigen Ty H
3. Antigen Ty HA
4. Antigen Ty HB
Analitik
Cara Kerja
1. Teteskan serum penderita pada gelas objek dengan
mengunakan clinipett masing-masing 80 ul, 40 ul, 20 ul,
10 ul, 5 ul.
2. Tambahkan antigen Ty O satu tetes pada masing-masing
serum tersebut diatas.
3. Kerjakan seperti tersebut diatas dengan mengunakan
antigen Ty H, HA, HB.
4. Campurkan serum dan antigen pada gelas objek dengan
menggunakan pengaduk, dimulai dari gelas objek yang
berisi serum penderita 5 ul.
5. Reaksi aglutinasi dibaca tidak boleh lebih dari 1 menit.
Pembacaan
1. Uji widal dikatakan positif bila terjadi aglutinasi dalam

waktu 1 menit.
2. Pengenceran dihitung dari kiri kekanan sbb:1/20, 1/40,
1/80, 1/160, 1/320.
3. Titer dari serum adala pengenceran tertinggi yang masih
memberi reaksi aglutinasi.
Pasca Analitik
Pelaporan
1. Hasil ditulis berdasarkan pengenceran terakhir yang masih
aglutinasi.
2. Contoh :
Aglutinasi

terakhir

pada

gelas

objek

pengenceran

dilaporkan A Ty O positif 1/80


Nilai Normal = Negatif

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

PROSEDUR

NO. DOKUMEN

URINALISIS
REVISI

HALAMAN

1/6

LAB-09-10
TANGGAL

TETAP

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Urinalisis atau analisis urin adalah tes laboratorium terhadap


spesimen urin yang dapat memberikan informasi keadaan ginjal dan
saluran kemih, baik prerenal, renal maupun post renal. Urinalisis
terdiri dari tes makroskopik, mikroskopik dan kimia.

TUJUAN

Sebagai acuan Penerapan


urinalisa

langkah-langkah dalam pemeriksaan

PROSEDUR

1. Prosedur dilaksanakan oleh analis laboratrium yang


bertugas.
2. Analis tersebut memakai sarung tangan, masker serta baju
laboratrium karena sampel adalah bahan efeksius.
Pra Analitik
1. Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus, kecuali untuk
tes urin post prandial, pasien berkemih setelah makan 1 -3
jam
2. Persiapan sampel
-

wadah penampung bersih dan kering

identifikasi sampel : nama, nomor, alamat, umur

urin diperiksa dalam waktu 2 jam setelah dikemihkan

sampel urin sewaktu, untuk tes esbach : urin 24 jam atau 12


jam

3. Alat dan bahan


-

wadah penampung urin bersih dan kering atau steril untuk


tes mikrobiologi

gelas volume / gelas takar

tabung reakksi

pipet tetes

mikroskop

kaca obyek dan kaca penutup

sentrifus

alat uriscan dan reagen stripnya

tabung esbach, reagen esbach, asam sulfosalisilat 20 %


untuk tes protein kuantitatif

thermometer, asam asetat 50 % untuk tes protein bence


jones

Analitik
Cara kerja

1. Tes makroskopik:
-

Perhatikan warna / kejernihan dan bau

Ukur volume urin menggunakan gelas takar

2. Tes Kimia
-

Celup 1 lembar reagen strip kedalam urin sampai urin


mengenai area reaksi

Letakan pada alat uriscan, jalankan sesuai prosedur

Hasil keluar dalam bentuk lembar print out, berupa: berat


jenis (BJ), pH, Leukosit, Nitrit, protein, glukosa, keton,
urobilinogen, bilirubin, dan hemoglobin, vitamin C

3. Tes mikroskopik / sedimen


-

masukkan 10 15 ml urin kedalam tabung reaksi, sentrifus


selama 5 menit pada 1500-2000 rpm

Buang cairan di bagian atas tabung, sehingga volume cairan


dan sendimen tingga 0,5-1 ml

Kocok tabung untuk meresuspensikan sedimen

Letakkan 2 tetes suspensi tersebut diatas kaca obyek lalu


tutup dengan kaca penutup

Periksa sedimen dibawah mikroskop dengan lensa objektif


10X untuk LPK untuk melaporkan jumlah rata-rata
sediment, serta lensa obyektif 40X untuk LPB untuk
melaporkan jumlah rata-rata eritrosit dan leokosit

Tulis hasil yang diperoleh berupa : Elemen organik yaitu


jumlah sel erosit, leukosit, epitel, silinder, bakteri, jamur,
parasit; dan elemen anorganik berupa kristal, zat lemak,

4. Tes protein kuantitatif secara esbach


1. Tambahkan 3-5 tetes as. Asetat glacial ke dalam urin
2. Isi tabung Esbach dengan sampel urin sampai garis bertanda
U
3. Tambahkan reagen esbach pada sampel tersebut sehingga
garis bertanda R

4. Tutup tabung lalu bolak-balikkan tabung 12 kali (jangan


dikocok)
5. Letakkan tabung pada Rak dalam posisi tegak dan biarkan
selama

18-24

jam.

Tinggi

kekeruhan

dibaca

dan

menunjukkan banyaknya gram protein perliter urin


5. Tes protein bence jones
Sebelum melakukan penetapan ada tidaknya protein dengan tes
asam sulfosalisilat yaitu dengan cara:
1. Masukkan masing-masing 2 ml urin yang jernih kedalam 2
tabung reaksi.
2. Tambahkan 8 tetes asam sulfosalisilat 20 % kedalam salah
satu tabung lalu kocok.
3. Bandingkan kedua tabung, jika tetap sama jernihnya, maka
hasil tes negatif.
6. Jika tabung pertama lebih keruh dari tabung kedua, maka
panasi tabung tersebut diatas nyala api sampai mendidih lalu
dinginkan kembali dengan air mengalir
7. Jika kekeruhan tetap ada saat pemanasan dan terus menetap
sampai dingin kembali, maka tes terhadap protein positif.
Protein ini mungkin albumin atau globilin atau keduanya
8. Jika kekeruhan hilang saat pemanasan tetapi timbul kembali
setelah dingin, lanjutkan dengan tes protein bance jones
9. Jika tes protein dengan asam sulfosallisilat negatif, maka
protein bance jones pasti tidak ada
Lakukan tes protein bence jones
1. Masukkan kira-kira 5 ml urin dan sebatang termometer
kedalam tabung reaksi, lalu masukkan tabung itu kedalam
gelas kimia berisi air.
2. Panasi gelas kimia tersebut dan perhatikan suhu pada
termometer
3. Catat suhu saat mulai timbul kekeruhan sampi kekeruhan

maksimal
4. Angkat tabung reaksi dari air lalu panaskan langsung diatas
nyala api sampai isinya mendidih dan perhatikan kekeruhan:
a. Jika kekeruhan lenyap, biarkan urin itu mendingin dan catat
suhu saat kekeruhannya timbul lagi.
b. Jika kekeruhan tidak hilang saat dipanasi, tambahkan 1 ml
asam asetat 50 % tetes demi dan teruskan pemanasan
sampai urin mendidih. Jika kekeruhannya menetap,
saringlah urin tersebut dalam keadaan mendidih dengan
kertas saring lalu perhatikan kekeruhan pada filtratnya. Jika
kekeruhan timbul lagi saat urin mendingin dan menghilang
lagi jika dipanaskan maka tes protein bence jones positif
Pasca Analitik
Nilai rujukan:

tes makrosopik dan tes kimia

10. Warna/kejernihan : kuning jernih atau sedikit keruh


11. Bau

: berbau khas asam organik

12. Berat jenis (BJ)

: 1, 010 1,020

13. pH

: 4,5 8,0

14. Leukosit

: negatif

15. Nitrit

: negatif

16. Protein

: negatif

17. Glukosa

: negatif

18. Keton

: negatif

19. Urobilinogen

: negatif

20. Urobilin

: negatif

21. Eritrosit

: negatif

Tes sedimen

22. Eritrosit

: <5/LPB

23. Lekosit

: <5/LPB

24. Torak

: negatif atau positif torak hialin

25. Bakteri

: <2 /LPB atau <1000 ml

26. Sel

: Epitel pipih

27. Kristal

: kalsium oksalat, asam urat, amorf,


tripelfosfat

28. Lemak

: negatif

29. Sperma

: negatif

Tes protein kuantitatif dengan cara esbach : <0,5 gr/hari

Tes protein bence jones

Interprestasi Hasil
30. Warna/kejernihan: keruh: mungkin piuria
31. Berat Jenis (BJ)

: pekat diabetes mellitus


Encer diabetes insipidus

32. pH

: < diet protein


> dietsayur, alkalosis, infeksi

33. Leokosit

: + inflamasi, infeksi

34. Nitrit

: + infeksi

35. Protein

: + albumin: penyakit ginjal


globulin: myeloma
multipel

36. Glukosa

: + diabetes militus

37. Keton

: + puasa, diet lemak, ketoasidosis

38. Urobilinogen

: + pada gangguan hati

39. Urobilin

: + pada obstruksibilier

40. Eritrosit

: + penyakit ginjal dan saluran kemih

Tes Sedimen

Eritrosit : abnormal: batu atau penyakit ginjal dan saluran kemih


Lekosit : abnormal: batu atau penyakit ginjal dengan inflamasi
Torak

: > pada penyakit ginjal dan saluran kemih

Bakteri : + infeksi saluran kemih bila > 105 / ml


Sel

: abnormal: sel bulat, sel ganas

Kristal : asam urat >> gout

Tes protein kuantitatif dengan cara esbach abnormal: penyakit


ginjal
Tes protein bence jones : positif pada myeloma multiple,
amyloidosis, sindrom fanconi (dewasa) dan makroglobulinemia
waldenstrom
Catat hasil pada buku hasil dan formulir hasil

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

NO. DOKUMEN

PROSEDUR

LAB-10-10
TANGGAL

TETAP

1-10-2010

TES TINJA
REVISI

HALAMAN

1/5

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Tes tinja adalah tes laboratrium terhadap spesimen tinja yang dapat
memberikan kelainan pada sistem traktus gastro intensital seperti
diare, infeksi parasit, pendarahan gastro-intensital, ulkus peptikum,
karsinoma dan sidroma malabsorbi. Tes tinja terdiri dari tes
makrokopik, mikroskopik dan kimia (tes darah samar).

TUJUAN

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan Tes


Tinja.

PROSEDUR

1. Prosedur dilaksanakan oleh analisis laboratrium yang

bertugas.
2. Analis tersebut memakai sarung tangan, masker serta baju
laboratrium karena sampel adalah bahan infeksius..
3. Hasil dievaluasi oleh dokter yang bertugas
Pra Analitik
1. Persiapan pasien :
-

Pasien tidak dibenarkan makan obat pencahar sebelumnya.

Preparat besi akan mempengaruhi warna tinja dan sebaiknya


dihentikan

4-6

hari

sebelum

pengambilan

sampel.

Begitupun dengan obat-obat antidiare, golongan tetacyclin,


barium,

bismuthminyak

atau

magnesium

akan

mempengaruhi hasil.
-

Untuk tes kimia, perlu dihindari zat-zat yang mengandung


besi,

vitamin

C,

bromida,

iodida,

makanan

yang

mengandung mioglobin (daging), klorofil dan peroksidase


tumbuhan selama 2-3 hari.
2. Persiapan sampel :
Sampel sebaiknya tidak segar (pagi hari) sebelum sarapan
pagi, atau tinja baru, defekasi spontan dan diperiksa di
laboratrium dalam waktu 2-3 jam setelah defekasi (warm
stool).
Wadah berupa pot plastik yang bermulut lebar, tertutup rapat
dan bersih.
Wadah diberi label : nama, tanggal, nomor pasien, sex,
umur, diagnosis awal. Tinja tidak boleh mengenal bagian
luar wadah dan diisi jangan terlalu penuh.
3. Alat dan bahan:
-

lidi atau spatel kayu, kapas lidi

mikroskop

kaca objek, kaca penutup

larutan eosin 2%

larutan lugol

larutan NaCL 0,9%

tabung reaksi

serbuk gum guaiac 3 gram

alkohol 95%

asam asetat glacial

hidrogen peroksidase (H2O2)

Analitik
Cara kerja:
Tes makroskopik
sampel diperiksa ditempat yang terang
perhatikan warna, bau, konsistensi, adanya darah, lendir,
nanah, cacingg, dll.
Tes makroskopik/sedimen
-

tetesi kaca objek disebelah kiri dengan 1 tetes NaCL 0,9%


dan sebelah kanan dengan 1 tetes larutan Eosin 2% atau
larutan lugol

ambil tinja dibagian tengahnya atau pada permukaan yang


mengandung lender, darah atau nanah seujung lidi

aduk sampai rata pada masing-masing larutan

tutupi dengan kac penutup


Periksa dibawah mikroskop, mula-mula dengan pembesaran
10X kemudian 40X. Amati apakah ada telur cacing amuba,
leukosit, sel epitel, kristal, sisa makanan dll

Tes kimia
1. Buatlah emolsi tinja dalam tabung reaksi dengan air atau
dengan larutan garam kira-kira 5-10 ml dan panasilah
hingga mendidih.
2. Saringlah emulsi yang masih panas dan bbiarkan filtrat
sampai menjadim dingin, dan tambahkan 1 ml asam aseatat
galcial, campur.....

3. Dalam tabung reaksi kedua masukkan sepucuk pisau serbuk


guaiacdan 2 ml alkohol 95%, campur.
4. Tuanglah secara hati-hati isi tabung kedua jenis campuran
tetap sebagai lapisan terpisah.
5. Berikan 1 ml hidrogen peroxidase 3%, campur.
6. Hasil terlihat dari warna biru yang terjadi pada batas kedua
apisan itu.
7. Hasil dibaca dalam waktu 5 menit (jangan lebih lama),
perhatikan warna yang timbul.
Nilai rujuk:
-

Warna : normal berwarna kuning coklat

Bau

: bau normal tinja disebabkan oleh indol, skatol dan

asam butirat
-

Konsistensi : tinja normal agak lunak dan mempunyai


bentuk seperti sosisi

Lendir : normal tidak ada lendir

Darah : normal tinja tidak mengandung darah

Sel epitel : beberapa sel epitel, yaotu yang berasal dari


dingding usus bagian distal dapat ditemukan dalam
keadaaan normal

Leukosit : normal tidak terdapat leukosit

Eritrosit: normal tidak terdapat erotrosit

Krisrtal normal mungkin terlihat kristal-kristal tripelfosfat,


calcium oxalat dan asam lemak

Pasca Analitik
Interprestasi:
-

Warna tinja yang abnormal dapat disebabakan atau berubah


oleh pengaruh jenis makanan, obat-obaatan dan adanya
pendarahan pada saluran pencernaan

Tinja yang abnormal mempunyai bau tengik, asam, besi

Lendir: adanya lender berarti ada iritasi atau radang dinding

usus. Lender pada bagian luar tinja, lokasi iritasi mungkin


pada usus besar dan bila bercampur dengan tinja, iritasi
mungkin pada usus kecil
-

Darah : perhatikan apakah darah itu segar (merah muda),


coklat atau hitam,m apakah bercampur atau hanya dibagian
luar tinja saja

Parasit : cacing mungkin dapat terlihat

Sel epitel: kalau sel episel berasal dari bagian yang lebih
proximal, sel-sel itu sebagian atau seluruhnya rusak. Jumlah
sel epitel bertambah banyak kalau ada perangsangan atau
peradangan dinding usus

Makrofag. Sel-sel segar berinti satu memiliki daya


fagositosis; dalam plasmanya sering dilihat sel-sel lain
(leukosit, eritrosit) atau benda-benda lain. Dalam preparat
natif (tanpa pewarna) sel-sel itu menyerupai amuba;
perbedaannya ialah sel ini tidak dapat bergerak

Leukosit. Lebih jelas terlihat kalau tinja dicampur dengan


beberapa tetes larutan asam acetate 10%. Kalau hanya
dilihat beberapa dalam seluruh sediaan, tidak ada artinya.
Pada dysenteri basiler, colitis ulcerosa dan peradangan lainlain, jumlah leukosit yang ditemukan banyak menjadi besar

Eritrosit. Hanya dilihat kalau lesi mempunyai lokalisasi


dalam colon, rectum atau anus. Keadaan ini selalu bersifet
patologis

Kristal-kristal. Sebagai kelainan mungkin dijumpai kristal


Charcot-Leyden dan kristal hematoidin. Kristal CharcotLeyden biasanya ditemukan pada keadaan kelainan ulceratif
ususnya, khususnya amubiasis. Kristal hematoidin dapat
ditemukan pada perdarahan usus

Sisa makanan. Hampir selalu dapat ditemukan tertentu


dikaitkan dengan sesuatu hal yang abnormal. Sisa makanan

itu sebagian berasal dari makanan daun-daunan dan


sebagaian lagi makanan berasal dari hewan, seperti serat
otot, serat elastik, dll.
Catat hasil pada buku hasil dan formulir hasil

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

PENGECATAN GRAM SEKRET GO


NO. DOKUMEN
REVISI
HALAMAN

PROSEDUR

LAB-11-10
TANGGAL

TETAP

1-10-2010

1/2

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Pengecetaan gram GO (secret) adalah untuk mendeteksi penyakit


GO

TUJUAN

Sebagai acuan Penerapan

langkah-langkah dalam Pengecatan

Gram sekret GO
PROSEDUR

Pra Analitik
Persiapan

sampel:

sampel

yang

diambil

dengan

mengunakan kapas lidi diputar berlawanan dengan arah


jarum jam
Metode: mikroskopis

Prinsip : dengan pewarnaan kuman Neisseria Gonorhonea


akan nmenyerap zat karbon fuksin sehingga akan berwarna
merah
Alat
1. Kaca objek
2. Mikroskop
3. Lampu spritus
4. Kapas lidi
5. Rak pewarna
6. Spidol
Bahan:
Zat berisi:
-

Gentian violet

Lugor

Alkohol 96%

Fuchsin

Minyak emersi
Analitik
Cara kerja:
1. Bahan sediaan / preparat secret dicat dengan carbolgentian
violet (tunggu sampai 3 menit)
2. Cuci dengan air mengalir sampai bersih dan tuangi dengan
zat lugol (tunggu sampai 3 detik)
3. Cuci dengan alcohol 96% sampai zat yang tidak berguna
larut
4. Cat dengan air fuchtion selama 3 menit, kemudian cuci
dengan air mengalir sampai bersih dan keringkan. Teteskan
1 tetes minyak emirsi diatas sediaan
5. Periksa dibawah mikroskop dengan pembersiahan objektif
100X dan okuler 10x
6. Cari kuman GO berbentuk diplococcus berwarna merah

Pasca Analitik
Gram:
1. Ditemukan kuman diplococcus gram negatif / GO (+). Bila
ada kuman GO.
2. Tidak ditemukan kuman diplocuccos gram negatif / GO (-).
Bila tidak ada kuman GO

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

PENGECATAN BTA METODE ZN


NO. DOKUMEN
REVISI
HALAMAN
LAB-12-10

PROSEDUR

TANGGAL

TETAP

1-10-2010

1/3

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Pemeriksaan BTA adalah pemeriksaan untuk menentukan adanya


bakteri tahan asam pada penderita TBC

TUJUAN

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam Pengecatan BTA


metode ZN

PROSEDUR

Pra Analitik

Persiapan sampel

1. Spesimen sputum dikumpulkan dalam pot sputum bermulut


lebar berpenampungan 6 cm atau lebih dengan tutup berulir,
tidak mudah pecah dan tidak bocor

2. Diperlukan 3 kali pengambialn sputum, 2 kali kunjungan,


yaitu sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) sbb:
-

Sewaktu (S) sputum dikumpulkan sewaktu suspek TBC


datang berkunjung pertama kali pada saat pulang, suspek
membawa pot sputum untuk mengumpulkan sputum hari
kedua

Pagi (P) dahak yang sudah dikumpulkan pada pagi hari


kedua, segera setelah bangun tidur. Dibawah ke LAB dan
diserahkan kepada petugas LAB.

Sewaktu (S) sputum dikumpulkan di LAB pada pagi hari


kedua, saat menyerahkan sputum pagi

3. Pot sputum diberi label yang memuat tanggal pengambilan


sampel, identitas pasien

Prinsip tes
Basil tahan asam akan memberikan warna merah pada
pewarnaan ZN

Alat

Ose
Kaca objek
Lampu spiritus
Mikroskop
Rak pewarnaan
Sampel dahak
Spidol

Bahan

Larutan Karbol Fucsin


Larutan Larutan HCl Alkohol 3%
Larutan Metilen Blue
Analitik
Cara kerja

1) Beri nomor pada sediaan


2) Bakar ose sampai pijar, ambil sputum dengan ose
3) Oles dan ratakan di atas kaca objek
4) Biarkan sediaan kering
5) Celupkan ose dalam alkohol 70% bakar ose sampai pijar
6) Fiksasi Sediaan dengan cara di lewatkan diatas nyala api
dengan cepat sebanyak 3X
7) Letakkan diatas Rak pewarnaan
8) Tuang larutan Karbol Fucsin sampai menutupi seluruh
sediaan, panaskan dengan cara melewatkan api dibawah
sediaan sampai sediaan beruap. Dilakukan sebanyak 3 kali
sampai 5 menit,
9) Cuci dengan air mengalir
10) Lunturkan dengan larutan HCl alkohol 3%sampai warna
merah hilang, cuci dengan air mengalir.
11) Tuang larut metilen blue selama 2 menit
12) Cuci dengan air mengalir
13) Biarkan kering
14) Setelah

kering

periksa

dibawah

mikroskop

dengan

pembesaran 100X dengan oil imersi


15) Cari BTA berwarna merah, berbentuk batang
16) Rendam dan cuci semua alat yang terkontaminasi sputum
dengan larutan disinfektaan
Pasca Analitik
Pembacaan

hasil

tes

sediaan

sputum

dilakukan

dengan

menggunakan skala IUATLD, sbb:


1) Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang di
Laporkan Negatif (-)
2) Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis
jumlah bakteri yang ditemukan
3) Ditemukan 10-99 BTA dalam lapang pandang, disebut +

atau (1+)
4) Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++
atau (2+), minimal dibaca 50 lapang pandang
5) Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapangan pandang, disebut ++
+ atau (3+), minimal dibaca 20 lapang pandang

UPTD
Puskesmas Ulaweng
Jl. Makassar No.17
Tacipi, Kec Ulaweng

PEMERIKSAAN MALARIA
NO. DOKUMEN
REVISI
HALAMAN

PROSEDUR

LAB-13-10
TANGGAL

TETAP

1-10-2010

1/4

Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.Sos
Nip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

Tes malaria adalah tes laboratorium yang dapat memberikan


informasi tentang parasit genus plasmodium sebagai penyebab
penyakit malaria. Tes malaria meliputi: tes apusan darah tebal dan
tes apusan darah tipis

TUJUAN

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam Tes malaria.

PROSEDUR

Pra Analitika.
a. Persiapan pasien:
-

Pengambilan

sampel

dilakukan

menggunakan obat antimalaria

sebelum

pasien

Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada saat


deman
b. Persiapan sampel :

Darah dapat berupa darah kapiler atau darah vena yang diberi
antikoagulan EDTA
c. Alat dan bahan :
-

Kapas alkohol 70%

Blood lancet

Metanol absolut

Objek glass

Larutan giemsa dengan larutan buffer ph 7, 2

Air kran/aquades

Mikroskop

Analitik
A. Cara pembuatan sediaan darah tebal dan tipis
1. Bersihkan ujung jari atau anak telinga dengan kapas alcohol
70%. Biarkan mengering.
2. Tusuk kulit dengan jarum (blood lancet) dengan cepat,
cukup dalam sehingga darah dapat mengalir secara bebas
tanpa diperas (dipijat). Tetesan darah pertama dibuang
3. Buat sediaan darah tebal dengan cara meneteskan sebanyak
sebanyak 3-4 tetes darah pada daerah dekat ujung objek
glass yang bersih dan bebas dari lemak
4. Dengan sudut objek glass yang lain campurkan tetesan
darah tersebut secara membuat sehingga diameternya sekitar
20 mm. Ketebalannya demikian rupa sehingga masih bisa
membaca Koran yang diletakkan dibelakang sediaan
tersebut
5. Buatlah sediaan darah tipis pada sisa tempat diobjek glass
yang sama
6. Tempatkan di kotak sediaan atau Letakkan horizontal agar

mengering. Lindungi terhadap pengotoran oleh debu atau


ganguan lalat, dan kecoa. Sediaan darah tebal kadangkadang perlu waktu 2 jam untuk menjadi kering
B. Prosedur pewarnaan
Cara Pembuatan Larutan Buffer
Larutan Buffer terdirir atas 2 stok larutan yaitu:
Dinatrium phosphate, anhydrous (Na2HPO4) 9,5 gr per liter
Natrium asam phosphate (NaH2PO4H2o) 9,2 gr per liter
Dari stok larutan ini dibuat larutan buffer dalam air
Untuk pewarnaan dan pencucian sediaan, sebagai berikut:
Formula untuk 1 (satu) liter
pH
Na2HPO4
6,8
49,6cc
7,0
61,1cc
7,2
72,,0cc
7,4
80,3cc
1. Sediaan darah tipis

NaH2PO4H2O
50,4cc
38,9cc
28,0cc
19,7cc

Aquadest
900cc
900cc
900cc
900cc

a. Sediaan darah tipis difikasi dengan direndam metanol


selama 2-3 menit.
b. Rendam sediaan dalam larutan campuran 1 (satu) cc stok
giemza dengan 50 cc larutan buffer air selama 10-45 menit
c. Cuci dengan aquadest dan biarkan mengering
2. Sediaan darah tebal
Pada sediaan darah tebal, tidak dilakukan perendaman dengan
metanol absolut tetapi langsung dengan penawaran. Kemudian
cuci dengan aquades dengan hati-hati.
C. Pemeriksaan sediaan apusan
Periksaan sediaan apusan darah dibawah mikroskop dengan
lengsa objektif 100x untuk melihat ada atau tidak parasit
malaria, dan untuk mengidentifikasi ada/tidak plasmodium
vivax, falcifarum, malariae, atau plasmodium ovale.
Nilai rujukan:

Hasil tes positif jika ditemukan parasit malaria, negatif jika


tidak ditemukan parasit malaria
Pasca Analitik
Interprestasi
Pemeriksaan mikroskopis yang terbaik adalah berdasarkan hitung
parasit dengan identifikasi parasit yang tepat
Hitung parasit pada tetes darah tebal : dihitung berdasarkan
leukosit (eritrosit sudah lisis), yaitu per 200 leukosit
Contoh : Hasil : 1500 parasit/200 leukosit
Bila leukosit 8000/ul, hitung parasit 8000/200x1500 par = 60.000/ul
Penilaian : Hitung parasit < 100,000/ul, mortalitas< 1%
Hitung parasit < 500.000/ul, mortalitas >50%
Catatan: - baik untuk parasitemia rendah
-

kurang baik bila parasit padat

Secara kasar pada pemeriksaan tetes darah tebal sering


dilaporkan dengan kode plus 1 (+) satu sampai dengan
kode plus 4 (++++), yang artinya ialah:
+

: 1-10 parasit per 100 lapang pandang

++

: 11-100 parasit per 100 lapang pandang

+++

: 1-10 parasit satu lapang pandang

++++

: lebih dari 10 parasit per satu lapang pandang

Anda mungkin juga menyukai