Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 13

POLIMER DAN PLASTIK


AJI NAUFAL

1510631140151

EKO SURATNO

1510631140043

ELA NUR RAHAYU


EVITA PUTRI

1510631140044
1510631140047

FACHRY DWI AGUNG

1510631140048

GINANJAR MUHARAM

1510631140059

HENGKY

1510631140067

ILHAM HERLAMBANG

1510631140070

POLIMER DAN PLASTIK


REAKSI POLIMERISASI
pakar kimia USA menggolongkan mekanisme polimerisasi ke dalam dua golongan,
yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
Polimerisasi adisi melibatkan reaksi rantai. Penyebab reaksi rantai dapat berupa
radikal bebas atau ion. Polimerisasi adisi terjadi pada senyawa yang memiliki
ikatan
rangkap, seperti etena.
Polimerisasi kondensasi adalah reaksi dua molekul bergugus fungsi lebih dari
satu
menghasilkan molekul besar dengan gugus fungsi yang juga lebih dari satu
diikuti
penyingkiran molekul kecil.

A. POLIMERISASI ADISI
Polimerisasi adisi terjadi dalam tiga tahap, yaitu pemicuan,
perambatan, dan pengakhiran. Oleh karena pembawa rantai
dapat berupa ion atau radikal bebas maka polimerisasi adisi
digolongkan ke dalam polimerisasi radikal bebas dan
polimerisasi ion.
1) Radikal Bebas
Radikal bebas biasanya dibentuk melalui penguraian zat
kurang stabil dengan energi tertentu. Radikal bebas menjadi
pemicu pada polimerisasi. Zat pemicu berupa senyawa
peroksida, seperti dibenzoil peroksida dan azodiisobutironitril.

Gambar 1.Dibenzoil peroksida


mudah menjadi radikal bebas.

Jika radikal bebas dinyatakan dengan R dan molekul


monomer dinyatakan denganCH2=CHX maka tahap pemicuan
dapat digambarkan sebagai berikut.
R + H2C = CHX R CH2 CHX
Tahap perambatan adalah perpanjangan (elongasi) radikal
bebas yang terbentuk pada tahap pemicuan dengan monomermonomer lain:
R CH2 CHX + CH2=CHX R CH2 CHX CH2 CHX
Tahap pengakhiran dapat terjadi dengan cara berikut.
atau melalui reaksi disproporsionasi:
atau melalui reaksi disproporsionasi:

Laju polimerisasi dapat dikendalikan dengan menggunakan zat


penghambat (inhibitor) dan pelambat (retarder). Penghambat bereaksi
dengan radikal bebas ketika radikal bebas terbentuk. Polimerisasi
tidak akan berlanjut sebelum seluruh zat penghambat habis terpakai.
Kuinon dapat bertindak sebagai zat penghambat bagi banyak sistem
polimerisasi sebab kuinon bereaksi dengan radikal bebas
menghasilkan radikal yang mantap akibat resonansi. Radikal bebas
yang mantap ini tidak dapat memicu polimerisasi lebih lanjut.
Zat pelambat yang biasa digunakan adalah gas oksigen. Gas ini kurang
reaktif dibandingkan dengan penghambat. Cara kerja zat pelambat
adalah melalui persaingan dengan monomer untuk bereaksi dengan
radikal bebas sehingga laju polimerisasi menurun. Persamaannya:

2) Polimerisasi Ionik
Polimerisasi adisi dapat terjadi melalui mekanisme yang tidak melibatkan radikal bebas.
Dalam hal ini, pembawa rantai dapat berupa ion karbonium (polimerisasi kation) atau ion
karbanion (polimerisasi anion).
Dalam polimerisasi kation, monomer pembawa rantai adalah ion karbonium. Katalis untuk
reaksi ini adalah asam Lewis, sepertiAlCl 3, BF3, TiCl4, SnCl4, H2SO4,dan asam kuat lainnya.
Polimerisasi radikal bebas memerlukan energi atau suhu tinggi, sebaliknya polimerisasi
kation paling baik dilakukan pada suhu rendah.
Misalnya, polimerisasi 2metilpropena berlangsung optimum pada 100 oCdengan adanya
katalisBF3 atau AlCl3.
Polimerisasi kation terjadi pada monomer yang memiliki gugus yang mudah melepaskan
elektron. Dalam polimerisasi yang dikatalis oleh asam, tahap pemicuan dapat
digambarkan sebagai berikut.

HA adalah molekul asam, seperti HCl,H2SO4, dan HClO4.Pada


tahap pemicuan, proton dialihkan dari asam ke monomer
sehingga menghasilkan ion karbonium (C+).
Tabel 1. Beberapa Singkatan Polimer

Perambatan berupa adisi monomer terhadap ion karbonium,


prosesnya hampir sama dengan perambatan pada radikal
bebas.

Pengakhiran rantai dapat terjadi melalui berbagai proses.


Proses paling sederhana
adalah penggabungan ion karbonium dan anion pasangannya
(disebut ion lawan).

Dalam polimerisasi anion, monomer pembawa rantai adalah suatu


karbanion (C-). Dalam hal ini, monomer pembawa rantai adalah yang
memiliki gugus dengan keelektronegatifan tinggi, seperti propenitril
(akrilonitril), 2metilpropenoat (metil metakrilat), dan feniletena
(stirena).
Seperti polimerisasi kation, reaksi polimerisasi anion optimum pada
suhu rendah. Katalis yang dapat dipakai adalah logam alkali, alkil, aril,
dan amida logam alkali.

Contohnya adalah kalium amida (KNH2) yang dalam pelarut


amonia cair dapat mempercepat polimerisasi
monomerCH2=CHXdalam amonia. Kalium amida akan
terionisasi kuat sehingga pemicuan dapat berlangsung seperti
berikut.
Perambatan merupakan adisi monomer pada karbanion yang
dihasilkan, yaitu:

Proses pengakhiran pada polimerisasi anion tidak begitu


jelas seperti pada polimerisasi kation sebab penggabungan
rantai anion dengan ion lawan (K+) tidak terjadi. Namun
demikian, jika terdapat sedikit air, karbon dioksida, atau
alkohol akan mengakhiri pertumbuhan rantai.

POLIMERISASI KONDENSASI
Polimerisasi kondensasi melibatkan penggabungan molekul
kecil membentuk molekul besar melalui reaksi kondensasi. Jika
etanol dan asam asetat dipanaskan dengan sedikit asam sulfat
pekat, akan terbentuk ester etil asetat disertai penyingkiran
molekul air. Reaksi esterifikasi akan berhenti, sebab tidak ada
gugus fungsi lagi yang dapat membentuk polimer.
Namun demikian, jika setiap molekul pereaksi mengandung
dua atau lebih gugus fungsional maka reaksi berikutnya boleh
jadi terbentuk. Misalnya, reaksi antara dua monomer asam
heksanadioat (asam adipat) dan etana1,2diol (etilen glikol).

Dapat dilihat bahwa hasil reaksi masih mengandung dua gugus fungsional.
Oleh karenanya, reaksi berikutnya dengan monomer dapat terjadi, baik pada
ujung hidroksil maupun pada ujung karboksil.
Polimer yang terbentuk mengandung satuan berulang (OCH 2CH2OOHCH
(CH2)4CO). Massa molekul bertambah secara bertahap dan waktu reaksi
sangat lama jika diharapkan massa molekul polimer yang terbentuk sangat
besar. Jadi, polimerisasi kondensasi berbeda dengan polimerisasi adisi.
Pada polimerisasi kondensasi tidak terjadi pengakhiran. Polimerisasi
berlangsung terus sampai tidak ada lagi gugus fungsi yang dapat membentuk
polimer. Namun demikian, reaksi polimerisasi dapat dikendalikan dengan
mengubah suhu. Misalnya, reaksi dapat dihentikan dengan cara didinginkan,
tetapi polimerisasi dapat mulai lagi jika suhu dinaikkan.
Cara menghentikan reaksi yang lebih kekal adalah dengan menggunakan
penghentian ujung. Misalnya, penambahan sedikit asam asetat pada reaksi
pertumbuhan polimer. Oleh karena asam asetat bergugus fungsional tunggal,
sekali asam itu bereaksi dengan ujung rantai yang sedang tumbuh maka tidak
akan terjadi lagi reaksi lebih lanjut. Jadi, polimerisasi yang sedang berlangsung
dapat dikendalikan.

R
U
T
K
R
U
E
R
M
T
I
S L
O
P

SKEMA REPRESENTASI
Skema representasi dari
susunan rantai
molekul untuk wilayah
kristal polietilen yang
berwarna hitam serta
abu-abu berbentuk
bola mewakili masingmasing karbon dan
atom hidrogen.

SKEMA DIAGRAM
Skema diagram polimer
rantai berlipat
lapisan kristal yang
berbentuk wilayah
kristal dimana rantai
molekul melipat
kembali dan lipatan nya
kembali seperti
semula lagi, lipatan ini
terjadi pada wajah
kristal.

STRUKTUR SPHERULITE
Struktur spherulite yang ditemukan
di
beberapa semicrystalline Polimer
merupakan
rantai kristal yang berlipat dapat
beradiasi
keluar dari pusat umum. Kristal
tersebut
dapat memisahkan dan
menghubungkan
daerah yang berbahan amorphous,
Dimana
rantai molekul (kurva merah)
menganggap
berkonfigurasi sejajar dan teratur.

M
SU

R
E
B

KE

N
A
T
A
U
K

KEKUATAN (STRENGTH)
Kekuatan merupakan salah satu sifat mekanik dari polimer. Ada
beberapa macam kekuatan dalam polimer, diantaranya yaitu
sebagai berikut:
a. Kekuatan Tarik (Tensile Strength)
Kekuatan tarik adalah tegangan yang dibutuhkan untuk mematahkan
suatu sampel. Kekuatan tarik penting untuk polymer yang akan
ditarik, contohnya fiber, harus mempunyai kekuatan tarik yang baik.
b. Compressive strength
Adalah ketahanan terhadap tekanan. Beton merupakan contoh
material yang memiliki kekuatan tekan yang bagus. Segala sesuatu
yang harus menahan berat dari bawah harus mempunyai kekuatan
tekan yang bagus.
c. Flexural strength
adalah ketahanan pada bending (flexing). Polimer mempunyai
flexural strength jika dia kuat saat dibengkokkan.
d. Impact strength :
adalah ketahanan terhadap tegangan yang datang secara tiba-tiba.
Polimer mempunyai kekuatan impak jika dia kuat saat dipukul
dengan keras secara tiba-tiba seperti dengan palu.

POLIMER KRISTALIN
Polimer kristalin adalah keluarga dari polimer yang ditandai
dengan suatu susunan
memerintahkan molekul yang cocok erat bersama-sama.
Biasanya, polimer kristalin
yang lebih padat dari polimer amorf. Suatu polimer dalam
keadaan kristal yang solid,
karena kristal padat, yang memiliki bentuk geometris tertentu.
Polimer kristalin menampilkan pola difraksi sinar-X. Derajat
kristalinitas menentukan
intensitas pola. Pola ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi polimer.

POLIMER AMORF
Polimer amorf adalah keluarga dari polimer yang ditandai
dengan rantai polimer yang
terjerat terikat longgar. Istilah ini amorf menunjukkan bahwa
ada orientasi yang
diutamakan dari molekul, relatif satu sama lain, tanpa
kekuatan eksternal.
Selama polimer amorf injection molding memiliki orientasi.
Polimer amorf berada dalam keadaan cair super dingin dan
umumnya menyusut
kurang dari semi-kristal polimer. Polimer amorf tidak
menunjukkan pola difraksi
sinar-x, karena mereka tidak kristal di alam.

RHEOLOGY POLIMER LINIER


Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaiturheodanlogos. Rheo
berarti mengalir, dan
logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang aliran zat
cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan
viskositas.
Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu
cairan untuk
mengalir; semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya
untuk mengalir.
Viskositas dinyatakan dalam simbol .

POLIMER HUBUNGAN SILANG

K
I
T
S
LA

Berbagai macam jenis dari


plastik sekarang dipergunakan
untuk industri, masing-masing
mempunyai komposisi atau
kombinasi tersendiri sesuai
dengan penggunaannya. Plastik
sangat membantu sekali untuk
pembuatan bentuk yang sulit
yang dilaksanakan secara cepat
dan berulang-ulang yang
mungkin memerlukan perakitan
dari bagian lain.

Termoplastikadalah jenis
plastik yang dapat didaur ulang,
yaitu jika dipanaskan lagi
memiliki sifat plastis sehingga
dapat dicetak lagi.
Termoset adalah polimer
yangjika dipanaskan akan
langsung mengeras dan menjadi
arang, sehingga tidak dapat
didaur ulang.
Elastomer adalah polimer yang
bila kita berikan sedikit saja
stress mekanik, polimer ini akan
bisa melar luar biasa dibanding
ukuran panjang semula, dan
akan kembali ke ukuran aslinya
bila stress dilepaskan.
Data teknis dari beberapa
jenispolymerditunjukkan oleh
tabel disamping :

THERMOPLASTIK
Thermoplastik merupakan jenis plastik yang dapat didaur ulang, yaitu
dapat dicairkan dan dialirkan bila dipanasi sehingga dapat dibentuk
atau membeku kembali bila pemanasnya dihentikan. Bahan-bahan yang
termasuk thermoplastik antara lain :
A.
POLYSTERENE (PS)
Jenis : General Purpose (GP-PS), High impact (HI-PS) dan Expandable
Foam.
Bentuk bahan : Butiran (Granular).
Sifat-sifat umum:
1.
Murah
2.
Mudah diolah
3.
Tahan terhadap bahan kimia
4.
Menjadi lembek dengan bahan hidrocarbon
5.
Bening
6.
Berdaya guna
Aplikasi :
General purpose: untuk botol, kemasan stoples, lampu kristal kotak
kaset, tutup botol, wadah produk, lembaran, mainan anak-anak, dsb.
High Impact: untuk kabinet TV, radio, lemari es, mesin cuci, gantungan
baju, alat elektronika, rumah pita kaset, dsb.
Expandable Foam : untuk busa pelapis sebagai peredam benturan untuk
produk yang dikemas dalam kotak (misal TV, radio, alat ukur dsb).

B.POLYETHYLENE (PE)
Jenis : plastik polyethelene memiliki 2 jenis utama, yaitu LDPE (Low Density
Polyethylene) dan HDPE (hight density polyethylene). Bentuk bahan : Butiran.
Sifat-sifat umum :
1.Daya tahan kimianya sangat baik.
2.Faktor tenaga yang rendah
3.Ketahanan mekanikal yang rendah
4.Daya tahan kelembaban uap yang tangguh dan sangat luwes.
Aplikasi :
Film dan lembaran untuk kemasan, insulasi kawat dan kabel, pipa, lapisan, pembalut,
caetakan, mainan anak-anak dan alat-alat rumah tangga.

C.POLYPROPHYLENE (PP)
Bentukbahan:Butiran
Sifat-sifat:
1.Tanpabaudanwarna
2.Tahanpanas
3.Keraspermukaanyangsangatbaik
4.Sangattahankimia
5.Sifatelektrikalyangbaik
Aplikasi :
Alat-alatrumahtangga,kesehatan,mainananak-anak,komponenelektronika,tabungdanpipa,
seratdanfilamenpembalut.

THERMOSETTING
Thermosetting merupakan jenis plastik
yang tidak dapat didaur ulang karena
plastik jenis ini akan langsung mengeras
dan menjadi arang jika dipanaskan.
Plastik thermosetting meliputi
Phenol Formaldehyde (PF), Urea
Formaldehyde (UF),Melamine
Formaldehyde (MF), Alkyds, Epoxy
resin (EP), Polyurethane (PUR),
Silicones serta Acrylic. Polycarbonat
(PC), teflon, PVC, nylon, cellulosics,
polyfluorocarbon, stryrene acrylonitrile
(SAN), acetal

ELASTOMER PLASTIK
Elastomer , atau bahan karet,
mempunyai struktur cross-linked
longgar. Jenis struktur rantai
menyebabkan elastomer untuk
memiliki memori atau ruang.
Biasanya, sekitar 1 dalam 100
molekul adalah cross-linked ratarata. Ketika jumlah rata-rata lintaslink meningkat menjadi sekitar 1
dari 30 materi menjadi lebih kaku
dan rapuh. Alam dan karet sintetis
kedua contoh umum elastomer.
Getah asli (cis-1,4-poliisoprena)
adalah contoh elastomer yang
paling sesuai. Ia mengandungi
rantai-rantai panjang yang
fleksibel, daya intermolekul yang
lemah, dan sebilangan kecil kaitan
silang sahaja. Tanpa kumpulankumpulan pengganti yang berkutub
tinggi, tarikan intermolekul adalah
jenis daya Van der Waals sahaja.

Anda mungkin juga menyukai