D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
MARIA LENA BR SITANGGANG
012013023
DOSEN PEMIMBING:
Sr.M.ANCILLA SARAGIH,FSE.Skep,NS
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan perkembangan
menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan tingkat yang paling rendah dan
kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran (Whalex dan Wone.2000)
Dalam Tumbang anak perlu dilakukan berbagai macam imunisasi, dimana imunisasi
merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke
dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang di pakai untuk merangsang pembentukan
zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak,
dan melalui mulut seperti vaksin Polio. Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak
menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
B. Tujuan penulisan
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak tumbuh kembang.
2.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Pengertian tumbuh kembang.
b. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.
c. Untuk mengetahui periode perkembangan.
d. Untuk mengetahui perkembangan anak balita
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.KONSEP MEDIS
a.pengertian
Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya
tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua peristiwa
yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
1. Pertumbuhan
(growth)
berkaitan
dengan
masalah
perubahan
dalam
jumlah,
besar,
ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat, panjang, umur
tulangdan keseimbangan elektrolit.
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil antara lain
proses pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil
dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologis, psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbedabeda yang memberi cirri tersendiri pada setiap anak.
Diantara sekian banyaknya imunisasi yang diperlukan anak, satu diantaranya adalah
imunisasi BCG.
a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat
sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah
dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada
selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru), atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini
merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian
imunisasi BCG adalah 1 kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0 11 bulan, akan
tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 3 bulan, kemudian cara pemberian imunisasi
BCG melalui intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan
dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas.
1.
2.
Faktor Lingkugan
a) Lingkungan Internal
1. Intelegensi
Pada umunya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik dibandingkan jika intelegensi rendah
2. Hormon
Ada 3 jenis hormone yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk pertumbuhan tinggi
badan terutama pada masa kanak-kanak, hormone tiroid menstimulasi pertumbuhan sel
interstitial testis, memproduksi testosterone dan ovarium memproduksi estrogen yang
mempengaruhi perkembangan dan reproduksi.
3. Emosi
Hubungan yang hangat dengan orangtua, saudara teman sebaya serta guru berpengaruh terhadap
perkembangan emosi, sosial, intelektual anak, cara anak berinteraksi dengan keluarga akan
mempengaruhi interaksi anak diluar rumah.
Lingkungan Eksternal
1) Kebudayaan
Budaya keluarga /masyarakat mempengaruhi bagaiman anak mempersepsikan dan memahami
kesehatan berprilaku hidup sehat.
2) Status sosial ekonomi keluarga
Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sosial ekonomi yang rendah
serta banyak punya keterbataan untuk memenuhi kebutuhan primernya.
3) Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang didapat dari makanan
bergizi
4) Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak
5) Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak.
6) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu akan mempengaruhi pola
anak setelah diasuh dan dididik dalam keluarga
c. Periode Perkembangan
Menurut Donna L. Wong (2000) perkembangan anak secara umum terdiri dari :
1. Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi pembentukan organ dan
system organ anak. Selain itu hubungan antara kondisi itu memberi dampak pada
pertumbuhannya.
2. Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan). Pada periode ini
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, motorik dan social.
3. Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut toddler dan pra sekolah 3-6 tahun. Toddler
menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut pada usia pra sekolah. Perkembangan
fisik lebih lambat dan relative menetap.
4. Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih meningkat
daripada perempuan dan perkembangan motorik lebih sempurna.
5. Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia 11-18 tahun.
Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah kematangan identitas seksual dengan
perkembangannya organ reproduksi.
d. Perkembangan Anak Balita
Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, dan keadaan social emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar
kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini sehingga setiap kelainan/penyimpangan seksual
apapun. Apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik maka akan mengurangi kualitas
perkembangan.
Kratenburg, dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening Test)
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembanagn anak
balita yaitu :
1. Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungan.
2. Fine motor adaptif (gerakan motorik halus)
Aspek yang b/d kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh dan
dilakukan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang cermat missal: ketrampilan menggambar.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberi respon terhadap suara, mengikuti perintah berbicara spontan.
4. Gross motor (motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa Milestone pokok yang
harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan secara awal. Milestone adalah tingkat
perkembangan yang harus dicapai anak umur tertentu misalnya:
a.
4-6 minggu :tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemuadian.
b.
c.
d. 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
e.
9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan jari telunjuk dan ibu jari.
f.
B. KONSEP KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
1.
a.
Nama
b.
Alamat
c.
Telepon
d.
e.
Ras/kelompok entries
f.
Jenis kelamin
g.
Agama
h.
Tanggal wawancara
i.
Informan
b.
c.
Alergi.
d.
Pengobatan terbaru.
e.
Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang
pernah didapat sebelumnya.
f.
Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan imunisasi dapat pula dikaji
pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi
serta pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola perilaku anak baik ditujukan
secara langsung pada anak ataupun keluarganya).
g.
Menyeluruh/umum
b.
Integument
c.
Kepala
d.
Mata
e.
Telinga
f.
Hidung
g.
Mulut
h.
Tenggorokan
i.
Leher
j.
Dada
k.
Respirasi
l.
Kardiovaskuler
m.
Gastrointestinal
n.
Genitourinaria
o.
Ginekologik
p.
Muskuluskeletal
q.
Neurologik
r.
Endokrin
Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu dan sebagai anggota
keluarga dan komunitas. Pengkajian juga berfokus pada sejauh mana keluarga memahami
tentang imunisasi yang akan diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi, alasan diimunisasi,
manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan sangat membantu jika keluarga telah
memahami pentingnya imunisasi sebagai langkah penting yang diperlukan untuk mencegah
penyakit pada anaknya. Untuk beberapa keluarga yang belum begitu memahami imunisasi, hal
ini dapat dijadikan patokan untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam pemahaman terhadap
imunisasi.
Pengkajiaan Nutrisi
Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan kebutuhan nutrisi anak dalam
kaitannya dengan kesehatan anak saat ini sebelum ia mendapatkan imunisasi dan dapat dijadikan
bahan untuk pendidikan kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi meliputi pengkajian
terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis.
2.
a.
b.
Sebelum pengkajiaan sebaiknya disediakan waktu untuk bermain agar anak menjadi
kooperatif. Dalam hal ini, bukan berarti mengabaikan tugas utama, tetapi untuk pendekatan agar
anak tidak takut sehingga memudahkan pemeriksaan.
c.
Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian tubuh yang mudah dan tidak menakutkan anak.
d.
Jika ada beberapa anak, mulailah dengan anak yang kooperatif sehingga akan mengurangi rasa
takut dari anak yang lain.
e.
Libatkan anak dalam proses pemeriksaan. Kita bisa menjelaskan pada anak mengenai hal-hal
yang perlu dilakukan pada dirinya. Apabila mungkin, beri kesempatan anak untuk membantu
proses pemeriksaan.
f.
Buat posisi pemeriksaan senyaman mungkin. Anak dapat berbaring di pangkuaan orang tua.
g.
Berikan pujiaan kepada anak yang kooperatif. Hal ini dapat merangsang anak yang lain agar
tidak takut untuk diperiksa.
h.
Berikan pujian pada orang tua apabila anak maju dan ibunya mengetahui nasehat petugas.
Prinsip-prinsip tersebut hendaknya dipahami oleh setiap perawat sehingga memudahkannya
dalam melaksanakan pemeriksaan dan meminimalkan kecemasan pada anak. Setelah memahami
prinsip-prinsip ini, berikutnya adalah melakukan pengkajiaan pada anak. Hal-hal yang perlu
dikaji adalah
a.
Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti terinfeksi
TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah ehamilannya dipantau
berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu tumbuh
kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat diperkirakan.
b.
Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara normal, dan
bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila
kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps, partuss lama,
atau kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak.
c.
Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan pengukuran
antropometri dan pemeriksaan fisik. Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya, pengukuran
antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh kembang anak adalah
TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan lingkar lengan dan lingkar dada baru digunakan bila
dicurigai adanya gangguan pada anak. Apabila petugas akan mengkaji pertubuhan fisik anak,
maka petugas tersebut cukup mengukur BB, TB, dan lingkar kepala. Meskipun tidak semua
ukuran antropometri digunakan, berikut ini akan dijelaskan cara pengukuran dari masing-masing
ukuran antropometri:
a)
1)
Pengukuran
dilakukan
dengan
memakai
alat
timbangan
yang
telah
ditera
(distandardisasi/dikalibrasi) secara berkala. Timbangan yang digunakan dapat berupa dacin atau
timbangan injak.
2) Untuk menimbang anak yang berusia kurang 1 tahun, maka hal tersebut dilakukan dengan posisi
berbaring. Untuk anak yang berusia 1-2 tahun, dilakukan dengan posisi duduk dengan
menggunakan dacin. Untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun, penimbangan berat badan dapat
dilakukan dengan posisi berdiri.
Sedangkan cara pengukuran berat badan anak adalah:
1) Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup pakaian
dalam saja.
2) Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan anak
dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan.
Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri di atas timbangan injak tanpa
dipegangi.
3)
Ketika menimbang berat badn bayi, tempatkan tangan petugas di atas tubuh bayi (tidak
menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
4) Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih dulu,
kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang.
Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan
anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut.
BB anak = (BB ibu dan anak) BB ibu
Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi
horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
c)
Lingkar Kepala
Ukuran kepala dinyatakan normal bila berada di antara batas tertinggi dan terendah dari
kurva lingkar kepala. Bila ukuran kepala berada di atas kurva normal, berarti ukuran kepala besar
(macrocephali), sedangkan bila ukuran kepala di bawah kurva normal, berarti ukuran kepala
kecil (microcephali). Kurva lingkar kepala ini dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Adapun
cara pengukuran lingkar kepala :
a.
b.
Lingkakan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supraorbita bagian antrior
menuju oksiput pada bagian posterior kemudian tentukan hasilnya
c.
d)
1) Tentukan lokasi lengan yang akan diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu
pertengahan pangkal lengan dengan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan
bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dari pada lengan kanan, sehingga ukurannya lebih stabil.
2) Lingkarkan alat pengukur pada lengan bagian atas (dapat digunakan pita pengukur). Hindari
penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.
3) Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukur.
4) Catat hasil pengukuran pada Kartu Menuju Sehat (KMS) atau status anak.
e)
Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarang dilakukan. Pengukurannya
dilakukan pada saat bernapas biasa (mid respirasi) pada tulang Xifoidius (incisura subternalis).
Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar,
sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring. Cara pengukuran lingkar dada adalah sebagai
berikut :
keseluruhan. Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut, genetalia,
ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu dikaji. Pemeriksaan fisik pada
pertumbuhan dan perkembangan ini adalah sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan
anak. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian ini.
e. Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini dapat
diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam keadaan
normal, meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila anak memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut, maka dapat dilakukan DDST yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang oleh
Soetjiningsih (1996).
f.
Data lain
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data penunjang lainnya,
seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang diperlukan terutama apabila anak berada di
klinik.
Interpretasi Hasil Pengukuran dan Tindakan yang Diperlukan
Setelah dilakukan pengkajian terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita,
terdapat interpretasi hasil sebagai berikut:
a.
menggunakan tes DDST, anak dapat melewati tugas-tugas perkembangannya sesuai usia.
Demikian juga untuk pemeriksaan lainnya.
b.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang
terjadi di lingkungan
2. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peran
3.
4.
5.
6.
D. PERENCANAAN
1.
Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan situasi yang terjadi
di lingkungan
a.
Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia
Rasional: agar orang tua mampu melakukan tugas tumbang pada anak
b.
Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan dalam tempat tidur anak.
Rasional: mainan dapat meningkatkan rangsangan anak dalam tumbang
c.
d.
2.
Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peran
sebagai orangtua baru.
a.
Jelaskan pada orang tua tentang perawatan anak seperti makanan yang baik sesuai umur anak,
cara menggendong, cara memberikan ASI yang baik dan bagaimana menyendawakan bayi.
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap perawatanan anak
b.
Jelaskan bahwa keberadaan kedua orang tua sangat penting sebagai role model anaknya.
Rasional: memberi pemahaman orang tua supaya bias memberi contoh yang baik bagi anaknya
c.
Jelaskan pada orang tua tentang tahapan tumbuh kembang yang harus dilewati anak sesuai
dengan umurnya
Rasional: meningkatkan pemahaman orang tua terhadap tumbang
3.
a.
b.
c.
d.
4.
Potensial orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak berdasarkan tumbuh kembangnya.
a.
b.
Bantu ibu/ orang tua untuk mengerti dan mengetahui tentang tahapan tumbang yang dilewati
anak dengan masa pertumbuhandan perkembangan
Rasional: agar orang tua mengetahui tentang tumbuh kembang anaknya
c.
5.
Gangguan rasa aman (cemas) b/d kurang pengetahuan ibu tentang tumbang anak
a.
Bantu ibu mengetahui tahapan yang seharusnya terjadi pada anak saat ini sesuai umur
c.
Beri dukungan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya dan tetap memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak
Rasional: agar kesehatan anak tetap terjaga
6.
a.
b.
Memberi penjelasan tentang imunisasi tambahan yang dapat diberikan kepada anaknya selain
imunisasi yang harusnya didapatkan
Rasional: memberikan pemahaman tentang imunisasi tambahan
c.
Menganjurkan ibu untuk memberikan imunisasi tambahan untuk mencegah penyakit yang bisa
diderita oleh anaknya
Rasional: mencegah penyakit yang mungkin diderita anak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.PENGKAJIAN
a.pengumpulan data
I.BIODATA
A.Identitas anak:
1. Inisial anak
2. Tempat ,tanggal,lahir
3. Jenis kelamin
:By.j
:binjai,25 februari 2015
:perempuan
4. Agama
5. Pendidikan
6. Alamat
7. Tgl masuk
8. Tgl pengkajian
9. Diagnosa medis
10. No RM
11. Dokter yang merawat
:islam
::jln.binjai
:26 juni 2015
:26 juni 2015
::00-12-13-15
: perawat
Nama
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
Hubungan dengan klien
:Ny.L
:22 thn
:SMA
:ibu rumah tangga
:islam
: jln.binjai
:ibu kandung.
C. GENOGRAM
Ibu pasien mengatakan,bahwa tidak mempunyai penyakit keturunan baik dari kakek
maupun nenek pasien,begitu pula dengan bapak pasien,ibu pasien mengatakan,bahwa pasien
adalah anak pertama nya.
2.Pengkajian Dasar
a.Pengumpulan data
1. pola manajemen kesehatan-persepsi terhadap kesehatan
a.ibu pasien mengatakan kesehatan anaknya secara umum baik-baik saja.
b.ibu pasien mengatakan anak di bawa ke rumah sakit karena ingin di berikan vaksin DPT III.
2.Sistem integumen
1. rambut dan kulit kepala
Rambut berwarna hitam,menyebar merata di atas kepala pasien,sutura pasien sudah menyatu dan
keras ,tekstur halus,tidak tampak adanya lesi,dan tidak tampak adanya kotoran di kulit kepala.
2.kulit
Kulit kepala berwarna putih,tekstur halus,turgor kulit pada saat di cubit dapat kembali<2 detik.
3.kuku
Dasar kuku berwarna transparan,tekstur halus,bentuk cembung,tidak tampak adanya
sianosis,tidak tampak adanya kotoran,kuku pendek,pengisian kapiler baik,terbukti setelah
dilakukan penekanan dapat kembali <2 detik.
3. sistem penglihatan
mata kanan dan mata kiri simetris,konjungtiva berwarna merah muda,sclera berwarna
putih,kornea tampak jernih,pupil mengecil saat di ransang oleh cahaya,keadaan mata tampak
cembung,tidak tampak adanya serumen,pada kedua mata pasien.
4. system pendengaran
telinga kanan dan kiri pasien tampak simetris,tekstur halus,warnanya sama dengan warna
kulit,fungsi pendengaran pasien baik,tampak pada saat di panggil nama pasien,dan pasien
menoleh kea rah yang memanggil namanya.
5.sistem pernafasan
posisi hidung simetris,hidung kanan dan kiri,warna sama dengan warna kulit muka,tekstur
halus,tidak tampak adanya serumen di lubang hidung hidung pasien,pernafasan:50 kali
permenit,dengan bunyi vesikuler.
6.sistem kardiovaskuler
posisi dada simetris antara dada kanan dan dada kiri,pada saat inspirasi.nadi104 kali permenit
7.sistem gastroentestial
bibir pasien berwarna merah muda,mikosa bibirtampak lembab,tidak tampak rsih tidak ad
kotoran.
8. system reproduksi
pada alat genitlia pasien ampak bahwa labia mayor menutupi labia minora.
9.sistem muskulokletal
tangan kanan dan tangan kiri pasien dapat di gerakkan secara bersamaan,dan dengan
bebas,begitu pula dengan ekstremitas bawah,yaitu kedua kaki pasien.
10.riwayat persalianan dan kehamilan
1. prenatal
Ibu pasien mengatakan tidak mengalami penyakit pada masa kehamilan,dan ibu pasien
mengatakan hanya mengalami mual-mual pada saat hamil 4 bulan,ibu pasien mengatakan ia
mendapatkan imunisasi TT 2 kali yaitu pada pada saat kehamilan 4 bulan dan 6 bulan.selama
kehamilan ia selalu rutin setiap bulan memeriksa kehamilannya ke bidan.
2. Prenatal
Ibu pasien mengatakan bayi lahir dalam keadaan sehat dengan berat badan
3500gram,panjang badan:50 cm.bayi lahir dengan apgar score:pada menit pertama: 7 ,pada
menit kedua :8 dan pada menit ketiga: 9.
3. Pemeriksaan fisik
A.keadaan umum:
Kesadaran :compos mentis.
Penampilan :pasien tampak sehat.
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah:-
4. Aktifitas sehari-hari
-ibu pasien mengatakan bayi di beri minum dengan asi esklusif.
-ibu pasien mengatakan anak bab 2 kali perhari,feces lembek,berwarna kuning,dan buang air
kecil 4-6 kali perhari urine berwarna kuning jernih.
-ibu pasien mengatakan anak mandi 2 kali sehari,yaitu pagi dan sore hari.
-ibu pasien mengatakan pada malam hari anak tidur 10 jam,dan pada siang hari anak tidur 2
jam.
-ibu pasien mengatakan anaknya sering di ajak bermain oleh bapaknya di rumah.
5. Data psikologi,social dan spiritual
a. Kesehatan psikologi/mental
1. Pola interaksi
Ibu pasien mengatakan anaknya lebih banyak berinteraksi dengan ia dari pada
ayahnya.
2. Pola emosi
Ibu pasien mengatakan anak menangis apabila di pegang oleh orang tidak ia kenal.
3. Pola pertahanan keluarga
Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan anaknya terpenuhi karena anaknya adalah
anak pertamanya,dan kedua orang tua pasien sangat memanjakan pasien.
b. Kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan.
c. Aspek spiritual
Ibu pasien mengatakan anaknya sering di bawa ke mesjid untuk mendengar ceramahan
di mesjid.
d. Therapy
Akan di berikan vaksin DPT III:0,5 {v/im}
b.pengelompokkan data
a.data subjektif
-ibu pasien mengatakan kesehatan anaknya secara umum baik-baik saja.
-ibu pasien mengatakan anak di bawa ke rumah sakit karena ingin di berikan vaksin DPT III.
- ibu pasien mengatakan pasien sudah mendapatkan imunisasi BCG,polio,{1,2},DPT{1,2},dan
sekarang akan mendapatkan imunisasi DPT III.
-ibu pasien mengatakan bayi di beri minum dengan asi esklusif.
-ibu pasien mengatakan anak bab 2 kali perhari,feces lembek,berwarna kuning,dan buang air
kecil 4-6 kali perhari urine berwarna kuning jernih.
-ibu pasien mengatakan anak mandi 2 kali sehari,yaitu pagi dan sore hari.
-ibu pasien mengatakan pada malam hari anak tidur 10 jam,dan pada siang hari anak tidur 2 jam.
-ibu pasien mengatakan anaknya sering di ajak bermain oleh bapaknya di rumah.
- Ibu pasien mengatakan tidak mengalami penyakit pada masa kehamilan,dan ibu pasien
mengatakan hanya mengalami mual-mual pada saat hamil 4 bulan,ibu pasien mengatakan ia
mendapatkan imunisasi TT 2 kali yaitu pada pada saat kehamilan 4 bulan dan 6 bulan.selama
kehamilan ia selalu rutin setiap bulan memeriksa kehamilannya ke bidan.
-Ibu pasien mengatakan anaknya lebih banyak berinteraksi dengan ia dari pada ayahnya.
-Ibu pasien mengatakan anak menangis apabila di pegang oleh orang tidak ia kenal.
-Ibu pasien mengatakan semua kebutuhan anaknya terpenuhi karena anaknya adalah anak
pertamanya,dan kedua orang tua pasien sangat memanjakan pasien.
-Ibu pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai penyakit keturunan.
-Ibu pasien mengatakan anaknya sering di bawa ke mesjid untuk mendengar ceramahan di
mesjid.
-Akan di berikan vaksin DPT III:0,5 {v/im}
b.data objektif
- Berat badan lahir:3500 gram
-Berat badan sekarang:7000 gram.
-Panjang badan lahir:50cm
-Panjang badan sekarang:64 cm
-pada personal social:pasien sudah dapat menggapai mainan.
-pada bahasa :menoleh kearah bunyi atau suara,bicara satu silabel,meniru bunyi kata-kata.
-pada adaptif,motorik halus:anak dapat mengikuti arah,meraih,mengamati,
-pada motorik kasar:anak dapat menumpu beban pada kaki,dada terangkat menumpu
lengan,membalik,dan kepala bangkit tegak.
-bayi masih minum asi esklusif.
- Kesadaran :compos mentis.
-Penampilan :pasien tampak sehat.
Tanda-tanda vital :
-Tekanan darah:nadi:104 kali permenit.
Pernafasan:50 kali permenit.
-Berat badan :7000 gram. Panjang badan :64 cm.
-.bayi lahir dengan apgar score:pada menit pertama: 7 ,pada menit kedua :8 dan pada menit
ketiga: 9.
ANALISA DATA
N
O
1
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
Pertumbuhan dan
kesejahteraan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
1
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kesejahteraan berhubungan dengan
TANGGAL
DI TEMUKAN
TERATASI
26 juni 2015
-
PARAF
M
kata-kata.
-pada adaptif,motorik halus:anak dapat
N
A
mengikuti arah,meraih,mengamati,
-pada motorik kasar:anak dapat menumpu
beban pada kaki,dada terangkat menumpu
lengan,membalik,dan kepala bangkit
tegak.
-nadi:104kalipermenit.
-Pernafasan:50 kali permenit.
-Berat badan :7000 gram.
-Panjang badan :64 cm.
INTERVENSI KEPERAWATAN
N
O
1
DATA
:pada personal
social:pasien sudah
dapat menggapai
DIAGNOSA
NOC
NIC
PARAF
KEPERAWATAN
Kesejahteraaan
setelah
1.pantau
berhubungan dengan
dilakukan
tumbuh
pertumbuhan dan
asuhan
kembang anak
mainan.
-pada bahasa :menoleh
perkembangan anak
keperawatan
2.beritahu
selama 15
hasil
menit ibu
pemeriksaan
dapaat
anak kepada
mengenai
kata-kata.
-pada adaptif,motorik
(memahami
tumbuh
halus:anak dapat
kembang anak)
mengikuti
ibunya
3.stimulasi
pertumbuhan
perkembangan
dengan criteria
arah,meraih,mengamati
hasil:
,
-pada motorik
-ibu mengenai
4.pemberian
imunisasi
kasar:anak dapat
apa yang
dasar
dijelaskan
5.pertumbuha
kaki,dada terangkat
perawat
n dan
menumpu
-ibu dapat
perkembangan
lengan,membalik,dan
memantau
anaknya
tumbuh
sesuai usia.
kembang
anaknya
permenit.
-Berat badan :7000
gram.
-Panjang badan :64 cm.
TGL/JAM
O
1
26/07/2015
08.30
IMPLEMENTASI
EVALUASI
PARAF
Pukul:10.30
anak meliputi
-motorik halus
-motorik kasar
-personal social
-bahasa
2
09.00
anaknya.
O:-Hasil pemeriksaan
anakl tumbuh dan
berkembangnya sesuai
dengan usianya
-Anak dapat
usia nya
melakukanstimulasi sesuai
usianya
09.10
A:Masalah kesejahteraan
anaknya seperti:
berkembang sesuai
dengan anaknya.
kembang anak
P: Pertahankan Renpra
DAFTAR PUSTAKA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
MARIA LENA BR SITANGGANG
012013023
DOSEN PEMIMBING:
Sr.M.ANCILLA SARAGIH,FSE.Skep,NS
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Diare merupakan suatu penyakit dengan frekuensi kedua terbanyak di seluruh dunia
setelah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Perkiraan para peneliti, penyakit diare ditemukan
sekitar satu milyar kasus pertahun dan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
anak-anak di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Hasil survei Program Pemberantasan (P2) Diare di
Indonesia menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 301
per 1000 penduduk dengan episode diare balita adalah 1,0 1,5 kali per tahun. Tahun 2003
angka kesakitan penyakit ini meningkat menjadi 374 per 1000 penduduk dan merupakan
penyakit dengan frekuensi KLB (Kejadian Luar Biasa) kedua tertinggi setelah DBD (Demam
Berdarah Dengue). Survei Departemen Kesehatan pada tahun 2003 mendapatkan bahwa
penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi, dan
nomor lima pada semua umur.
Diare adalah buang air besar (defekasi) encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar
encer tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah. Diare akut merupakan diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari. Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi
(bakteri, parasit, virus), keracunan makanan, efek obat-obatan, dan lain-lain. Diare dapat
disebabkan oleh satu atau lebih patofiologi, antara lain :
Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik ;
Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretorik ;
Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi; dan lain-lain. Yang berperan pada terjadinya diare
akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausal (agent) dan faktor pejamu (host). Diagnosis diare
akut ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Dehidrasi perlu diwaspadai karena merupakan salah satu penyebab kematian pada pasien diare.
Penentuan derajat dehidrasi sangat perlu dilakukan untuk menentukan seberapa besar terapi
cairan yang diberikan.
Penatalaksanaan diare akut menurut WHO terdiri dari rehidrasi (cairan oralit osmolaritas
rendah), diet, zink, antibiotik selektif (sesuai indikasi), dan edukasi kepada orang tua pasien.
Selain itu, beberapa randomized controlled trials (RCT) dan meta-analisis menyatakan bahwa
probiotik efektif untuk pencegahan primer maupun sekunder serta untuk mengobati diare.
Mekanismenya secara singkat yaitu dengan meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam
lumen saluran cerna, sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik
melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk bakteri patogen
untuk melekatkan diri pada sel epitel usus dan akhirnya kolonisasi bakteri patogen tidak terjadi.
Pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pemanfaatan probiotik untuk mengobati
diare akut pada bayi dan anak.
1.
2.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Pengertian Diare
b. Untuk mengetahui Etiologi Diare
c. Untuk mengetahui Patofisiologi
d. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Diare
e. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik
f. Untuk Mengetahui Pencegahan Diare
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.KONSEP MEDIS
2.1 pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat
disertai frekuensi yang meningkat.
Diare sesuaidengan defenisi hippocrates, maka diare adalah buang air besar dengan
frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair
(Nelson dkk,1969; Morley, 1973) berpendapat bahwa istilah gastroenteritis hendakny
dikesampingkan saja, karena memberikan kesan terdapatnya suatu radang sehingga selama ini
penyelidikan tentang diare cenderung lebih ditekankan pada penyebabnya.
Diare akut : Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi yang lebih
lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2
minggu.
Diareadalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari (WHO 1980).Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).
2.2 Etiologi
1.
Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3.
4.
Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak
kutang matang.
5.
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofiologi, antara lain :
1). Osmolaritasintraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik ;
2). Sekresi cairan dan elektrolitmeninggi, disebut diare sekretorik ;
3). Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi ;
4).Malabsorbsi asam empedu ;
5). Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif dienterosit;
6). Motilitas dan waktu transit usus abnormal ;
7). Gangguan permeabilitas usus;
8).inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik.
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas tiga tingkatan:
a. Dehidrasi ringan (hilang cairan 2 3% BB): gambaran klinisnya turgor kurang, suara
serak, pasien belum jatuh dalam presyok.
b. Dehidrasi sedang (hilang cairan 5 8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien jatuh
dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.
c. Dehidrasi berat (hilang cairan 8 10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia,
nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa
rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan
hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang
kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang
pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala
ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang
mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi
pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan
tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur.
Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan
kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan tinja.
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan
dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan.
b. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting:
sebelum makan,
setelah buang air besar,
sebelum memegang bayi,
setelah menceboki anak dan
sebelum menyiapkan makanan;
b . M i n u m a i r m i n u m s e h a t a t u a i r ya n g t e l a h d i o l a h
c . Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga(lalat, kecoa, kutu,
lipas, dan lain-lain);
d. membuang air kecil atau air besar sebaiknya pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik. Menurut WHO (1995), orang dapat mencegah diare bila mereka
memahami disebabkan oleh apa diare itu dan bagaimana serta tindakan apa yang dapat
dilakukan terhadap penyakit itu. Mereka dapat menghentikan diare dan menyelamatkan anak
dari kematian akibat penyakit ini bila mereka belajar bagaimana mengobati diare, maka
orang-orang harus mengetahui:
- air yang diambil dari empang sungai atau sumber air yang telah dikotori oleh manusia, hewan
dll itu mengandung bibit penyakit diare
-bahwa makanan aka membawa bibit penyakit bila tidak segar, ditinggaldi tempat hangat,
dihinggapi lalat, serangga, tikus dan binatang lain.
-bahwa makanan dapat membawa bibit penyakit diare bila makanan itutidak dicuci dengan baik
setelah berak dan atau setelah bekerja.
1. Memberikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk mencegah dehidrasi.
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makanan yang cair dan atau air
matang. Jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik
diberikan oralit dan air matang daripada makanan cair.Berikan larutan ini sebanyak anak mau
dan teruskan hingga diare berhenti.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
1.
Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden
paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan
terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada anak yang
lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus
karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enterik menyebar terutama klien tidak menyadari
adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
2.
Keluhan Utama
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
4.
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang
(perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA
campak.
5.
Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan
3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat
rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan,
kebiasan cuci tangan,
6.
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat
tinggal.
8.
a.
Pertumbuhan
Kenaikan BB karena umur 1 -3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm
(rata-rata 8 cm) pertahun.
Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya
berjumlah 14 16 buah.Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
b.
Perkembangan
Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya, cinta diri
sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan,
perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal,
bermain).
Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan
keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui
dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif
menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga
halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.
Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3
tahun :
1.
2.
3.
4.
9.
Pemeriksaan Fisik
pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala,
lingkar abdomen membesar,
keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih
Laboratorium :
Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida Serum elektrolit : Hipo natremi,
Hipernatremi,hipokalemi.
AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun)
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2)
2.Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA
NOC
NIC
O
1
Kekurangan
Kekurangan
volume Manajemencairan:
2X24
jam
-tingkatkanasupan
oral
(misalnya:
sediakansedotan,
dengankriteria:
bericairandiantarawaktumakan)
frekuensinadidaniramajan
tungdalamrentang normal
ubahposisipasientelentangatautinggikantungkai
pasienbilahipotensi
frekuensidaniramanafasda
lamrentang normal
-elektrolit
-berikancairansesuaidengankebutuhan
-tentukanjumlahcairan yang masukdalam 24
serum
jam,
hitungasupan
dalambatas normal
Perubahannutrisiku
Asupanmakanandancairan Manajemennutrisi:
rangdarikebutuhant
dapatterpenuhidalamwakt
ubuh
b/d
output u
yang berlebihan
2x
24
jam
yang
tentukankemampuanpasienuntukmemenuhikeb
dibuktikandengan:
utuhannutrisi
-asupanmakanan
yang
oral
adekuat
-berikanpesienminumandankudapanbergizi
-berikaninformasi
yang
tepattentangkebutuhannutrisidanbagaimaname
menuhinya
diskusikandengandokterkebutuhanstimulasinaf
sumakan,
makananpelengkap,
pemberianmakananmelaluislan,
parenteral
total
agar
ataunutrisi
asupankalori
yang
adekuatdapatdipertahankan
-suapipasienjikaperlu
3
(hiperperistalsis)
Manajemennyeri:
erkurangatauhilangdalam
waktu 2x 24 jam yang
dibuktikandengan:
Ajarkanpenggunaantekniknonfarmakologis(mis
alnyarelaksasi,kompreshangatataudinginselama
-tidakadagelisah
aktivitas
yang
menimbulkannyeri
sebelumnyeriterjadiataumeningkat).
tidakadamerintihdanmena
-lakukanmasaseperutbilaperut
ngis
-lakukanperubahanposisi
ekspresinyeripadawajahri
ngan/tidakada
diskusikandengandokterdalampemberiananalge
pasienmelaporkannyeribe
rkurangatauhilang
sik
BAB III
TINJAUAN KASUS
A.PENGKAJIAN
I.BIODATA
A.Identitas anak:
12. Inisial anak
13. Tempat ,tanggal,lahir
14. Jenis kelamin
15. Agama
16. Pendidikan
17. Alamat
18. Tgl masuk
19. Tgl pengkajian
20. Diagnosa medis
21. No RM
22. Dokter yang merawat
:An.A
:Nias,16 mei 2014
:perempuan
:protestan
::jln.binjai
:20 juni 2015
:21 juni 2015
:gastroenteritis akut
:00-33-82-34
: prof,bistok,saing.
Nama
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
:Tn.A
:30 thn
:SMA
:pegawai swasta
:protestan
: jln.andalas raya no.10 binjai
Nama
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
:Ny.A
:31 thn
:AMK
:pegawai swasta
2. Ibu
a)
b)
c)
d)
e) Agama
f) Alamat
:protestan
: jln.andalas raya no.10 binjai
C. GENOGRAM
Ibu pasien mengatakan,bahwa tidak mempunyai penyakit keturunan baik dari kakek maupun
nenek pasien,begitu pula dengan bapak pasien,ibu pasien mengatakan,bahwa pasien mempunyai
2 saudara kandung ,ibu pasien mengatakan pasien adalah anak kedua dari 3 bersaudara,kakak
pasien berumur 5 tahun dengan keadaan sehat,pasien berumur 1 tahun yang sedang mengalami
diare,dan adik pasien berumur 2 bulan,dalam keadaan sehat.
D.Pengkajian Dasar
a.Pengumpulan data
1. pola manajemen kesehatan-persepsi terhadap kesehatan
a.ibu pasien mengatakan kesehatan anaknya secara umum baik-baik saja.
b.ibu pasien mengatakan anak dibawa kerumah sakit karena pasien sejak 2 hari yang lalu
mencret dengan buang air besar cair,berbau,berampasZ dengan frekuensi 6 kali/hari,dan ibu
berharap bahwa anaknya akan cepat sembuh.
2.pola nutrisi metabolik
a.ibu pasien mengatakan anak selalu menghabiskan makananya,dan pada umur 6 bulan anak
sudh di beri minum susu formula,dan di beri makan biscuit.
b.ibu pasien mengatakan sejak sakit anak menjadi tidak selera makan,dan setiap di berikan
makan atau minum anak langsung muntah.
3. pola eliminasi
a.ibu
pasien
mengatakan
biasanya
anaknya
buang
air
besar
kali/hari,berwarna
b.ibu pasien mengatakan sejak sakit pasien buang air besar 6 kali/hari,dengan konsistensi
cair,berampas,dan berbau,dan buang air kecil 5 kali/ perhari.
4.pola aktivitas latihan
a.ibu pasien mengatakan anak sudah bisa minum dengan cangkir sendiridan bermain bola sendiri
di rumah.
b.ibu pasien mengatakan anak sudah bisa bicara 3 kata.
5. pola tidur dan istirahat
a.ibu pasien mengatakan anak tidur 9 jam pada saat malam hari,dan 2 jam pada saat siang hari.
6. pola persepsi-kognitif
a.Ibu pasien mengatakan anak tidak pernah menggunakan alat bantu penglihatan maupu
pendengaran.
7. pola persepsi-konsep diri
a.Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya suka bermain bersama kakak dan adiknya di rumah.
8.pola peran hubungan
a.Ibu
pasien
mengatakan
anaknya
mempunyai
kebiasaan
tidur
dengan
boneka
a.ibu pasien mengatakan anak sering di bawa kegereja bersama kakak dan adiknya.
E. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
4. Kulit
5. Kepala
6. Muka
7. Mata
da
9. Mulut
10. Tenggorokan
11. Leher
bau.
:tampak tidak ada peradangan.
:inspeksi;kelenjar tiroid tampak tidak ada pembesaran,
palpasi:tampak tidak ada kaku kuduk,dan tidak ada pembesaran
12. Thorax
pada limfe.
:inspeksi:bentuk dada simetris,irama pernafasan
teratur,pengembangan dada teratur pada dada kanan dan kiri,tipe
13. Jantung
14. Abdomen
pernafasan dada.
:inspeksi:ictus cordis tidak ada pembesaran pada jantung.
:inspeksi:perut tampak simetris,dan tak tampak adanya
odema,tidak ada luka,tidak ada nyeri tekan,kulit pada adomen
lecet,berwarna kemerahan .
:a. motorik
Aktivitas pasien sesuai dengan di pola aktivitas dan latihan.
Hasil laboratorium
Nama
hasil
normal
Leucocyte
6,110/mm3
3.6-11.0
Erytrosit
4,6610/mm3
3.8-5.2
Hematocrit
12,3g/dl
1.7-15.5
36,3%
35-47
80-100
Rdw
16.4
34-36
Plt
53.9g/dl
6.0-10.00
b.pengelompokkan data:
A.data subjektif
- ibu pasien mengatakan anak dibawa kerumah sakit karena pasien sejak 2 hari yang lalu mencret
dengan buang air besar cair,berbau,berampasZ dengan frekuensi 6 kali/hari.
- ibu pasien mengatakan sejak sakit anak menjadi tidak selera makan,dan setiap di berikan
makan atau minum anak langsung muntah.
- ibu pasien mengatakan sejak sakit pasien buang air besar 6 kali/hari,dengan konsistensi
cair,berampas,dan berbau,dan buang air kecil 5 kali/ perhari.
-ibu pasien mengatakan anus tidak langsung di bersihkan pada saat anak bab.
B.data objektif
-keadaan anak tampak lemah.
DATA
ETIOLOGI
PROLEM
Kekurangan
cairan
konsistensi
volume
kulit
kembali
lama
Ketidakseimbangan
nutrisi
konsistensi
kebutuhan tubuh
cair,berampas,dan
kurang
dari
berikan
makan
atau
minum
anak
langsung muntah.
DO:-pasien
tampak
lemah,tak
bersemangat.
- peristaltik 40 kali permenit
3
Kerusakan
kulit
integritas
bab.
DO:-
-anus
tampak
lecet,berwarna
kemerahan .
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama /umur
;AN.A/1 tahun
dr.yang merawat
;Pof.bistok saing
Kamar /ruangan
:st.theresia/22-1
no rm
:00-33-82-34
Diagnose media
:gastroenteritis akut
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PARAF
DX
1
TANGGAL
DITEMUKAN TERATASI
21 juni 2015
minum.
2
RENCANA KEPERAWATAN
Nama /umur
;AN.A/1 tahun
dr.yang merawat
;Pof.bistok saing
Kamar /ruangan
:st.theresia/22-1
no rm
:00-33-82-34
Diagnose media
:gastroenteritis akut
DATA
DIAGNOSA
ibu pasien
KEPERAWATAN
Kekurangan
mengatakan
NOC
NIC
PAR
Manajemen
AF
M
volume cairan
hipovolemia
sejak sakit
berhubungan
-berikan cairan
dengan
secara bergantian
besar 6
Kehilangan cairan
dengan indicator:
dengan rendah
kali/hari,dengan
aktif,darigastrointe -suhu:36-37.c
natrium,sep:asi,susu
konsistensi
-bab 2 kali
cair,berampas,da
atau muntahan
perhari,konsistensi
n berbau,dan
sesering mungkin.
kali/ perhari.
DO:-tugor kulit
normal,500cc,perhari
terus,segera
kembali lama 3
kolaborasi dengan
detik,Pada
detik.
dokteruntuk
punggung tangan
pemberian cairan
dan daerah
infuse dan
abdomen.
pemberian preperat
- peristaltik 40
kali permenit.
dengan program
- anak tampak
dokter.
tidak selera
-instruksikan kepada
keluarga agar
menghindari cairan
setiap mau
jernih
makan dan
seperti:jus,minuman
minum.
bersoda,dan banyak
mengandung hidrat
arang.
Pemantauan cairan:
-pantau terus intake
dan output pasien.
-timbang berat
badan anak setiap
hari.
-pantau status
hidrasi pasien,yaitu
tanda-tanda vital
pasien.
- berikan makanan
seperti biasa
selamamakan
tersebut dapat di
toleransi untuk
program kesehatan
DS:-ibu pasien
Ketidakseimbanga
pasien.
Ketidak seimbangan nutrisi Manajemen nutrisi:
mengatakan
n nutrisi kurang
sejak sakit
dari kebutuhan
tubuh
besar 6
berhubungan
indicator:
-ketahui makanan
kali/hari,dengan
dengan anoreksia
kesukaan pasien.
konsistensi
-berikan pasien
cair,berampas,da
makanan dan
n berbau,dan
kali/ perhari.
permenit.
-tawarkan hygiene
- ibu pasien
mulut sebelum
mengatakan
makan.
-instruksikan pada
menjadi tidak
selera
keluarga untuk
makan,dan
menyediakan makan
setiap di berikan
yang sehat,bergizi
makan atau
minum anak
-kolaborasi dengan
langsung
muntah.
menentukan
asupupan gizi yang
DO:-pasien
sesuai dengan
tampak
keutuhan pasien.
lemah,tak
-kolaborasi dengan
bersemangat.
dokter dalam
- peristaltik 40
pemberian
kali permenit
penstimulasi nafsu
Kerusakan integritas kulit
makan pasien.
Manajemen
perawatan luka:
lakukan tindakan
bersihkan pada
dengan
kelembapan
-pertahankan a
DO:- -anus
indicator:
Jaringan
sekitar
tampak
terhindar
dari
lecet,berwarna
lembab
kelembapan.
kemerahan
kemerahan.
untuk
daerah
lembab,dan kering.
Kerusakan
mengamati L
luka,atau E
anus pasien.
Nama /umur
;AN.A/1 tahun
dr.yang merawat
;Pof.bistok saing
Kamar /ruangan
:st.theresia/22-1
no rm
:00-33-82-34
Diagnose media
:gastroenteritis akut
Tanggal No
/pukul
21-062015
09.10
dx
1
Implementasi
1. memberikan oralit 1 gelas,anak hanya
minum 124 cc,dan langsung di
muntahkan.
2. memasang infuse kaen 1B,30
tts/menit,segera memberitahu dokter dan
10.30
Evaluasi
Pukul:13.40
S:-keluarga mengatakan
masih mencret,namun
Paraf
O :-suhu:37.c
-urine 100 cc.
10.40
L
N
A
A :masalah kekurangan
volume caira belum
teratasi.
11.30
7.
P :lanjutkan rencana
tindakan keperawatan
pasien.
kurang200cc.
memantau status hidrasi pasien dengan
12.00
minimal 125cc.
9. mengkaji kembali intake dan out put
13.30
pasien,
Intake:200cc infuse+500 cc air
putih+300cc bubur:1000cc.
Out put:urine 100 cc+muntah 150
cc+500 ccbab,mencret:750cc. intake dan
22-06-
2015
07.30
07.40
08.00
menganjurkan
pasien
L
tampak menghabiskan makanan porsi.
O:-anak tampak lemah.
E
5. Mengajarkan dan menjelaskan kepada
-Reaksi muntah masih N
keluarga mengenai makanan bergizi dan
ada 1 kali saat setelah A
tidak harus mahal,dan menganjurkan
makan siang
pasien untuk memasak makanan
-peristaltik usus 28 kali
kesukaan pasien,ibu dan keluarga
permenit.
tampak antusias dalam menyediakan
kudapan untuk pasien.
6. Menghubungi
ahli
berkolaborasi
11.00
dalam
gizi
dan A:masalah
sesuai
dengan
penyakit
rencana
11.00
11.30
kebutuhan pasien.
-pantau keadaan umun
7. Menyajikan makan siang pasien,dan
pasien.
menganjurkan pasien makan.pasien
-kolaborasi dengan dokter
mengikuti anjuran perawat.
dalam pemberian obat
8. Mengontrol makan pasien,pasien masih
penambah nafsu makan
tampak hanya dapat menghabiskan
pasien.
makanan porsi,dan minum sedikit 200
cc,dan ada reaksi muntah lebih kurang
200 cc.
9. Berkolaborasi dengan dokter mengenai
obat
atau
menstimulasi
13.00
Dokter
vitamin
selera
yang
dapat
makan
pasien.
mengenjurkan
untuk
10. Mengontrol
kembali
keadaan
2015
08.00
09.00
11.00
13.00
R
I
A
bagaimana cara
mengajarkan
membersihkan
daerah.
ibu
bagaimana
cara
dalam
kembali
keadaan
13.10
Daftar Pustaka