Pendahuluan
Fraktur atau patah tulang merupakan masalah yang sangat menarik
perhatian masyarakat. Banyak kejadian yang tidak terduga yang dapat
menyebabkan terjadinya fraktur, baik itu fraktur tertutup maupun
fraktur terbuka.
Terjadinya kecelakaan secara tiba-tiba yang menyebabkan fraktur
seringkali membuat orang panik dan tidak tahu tindakan apa yang
harus dilakukan. Ini disebabkan tidak adanya kesiapan dan kurangnya
pengetahuan terhadap fraktur tersebut. Seringkali untuk penanganan
fraktur ini tidak tepat, mungkin dikarenakan kurangnya informasi yang
tersedia. Contohnya ada seseorang yang mengalami fraktur. Tetapi,
karena
kurangnya
pengetahuan
dalam
penanganan
pertolongan
agama) dan pastikan bahwa setiap rekam medis, catatan, hasil tes, dan sebagainya memang
milik pasien tersebut. Tahap berikutnya adalah anamnesis keluhan utama. Anamnesis keluhan
utama biasanya memberikan informasi terpenting untuk mencapai diagnosis banding, dan
memberikan wawasan vital mengenai gambaran keluhan yang menurut pasien paling
penting.1
Riwayat penyakit sekarang juga sangat penting untuk ditanyakan kepada pasien.
Riwayat penyakit sekarang merupakan cerita yang kronologis yang berkaitan dengan keadaan
kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat. Anamnesis
selanjutnya mengenai riwayat penyakit dahulu, obat dan alergi. Anamnesis bagian ini
memberikan kita informasi mengenai semua masalah medis yang pernah timbul sebelumnya
dan terapi yang pernah diberikan terhadap pasien, obat apa yang sedang atau sudah
dikonsumsi pasien, apakah pasien alergi terhadap sesuatu, dan apakah pasien merokok
ataupun mengkonsumsi alkohol. Setelah itu, seorang dokter juga penting untuk menanyakan
riwayat pribadi pasien yang mencakup data-data sosial, ekonomi, pendidikan, dan kebiasaan.
Pemeriksaan fisik
Dibagi menjadi dua: satu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk mendapatkan
gambaran umum dan kedua pemeriksaan setempat (status lokasi). Hal ini perlu untuk dapat
melaksanakan Total Care karena ada kecenderungan di mana spesialisasi hanya
memperhatikan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.
a. Gambaran umum:
Perlu menyebabkan:
i.
Keadaan umum (K.U): baik/buruk, yang dicatat adalah tanda-tanda vital yaitu:
ii.
iii.
b. Keadaan lokal:
Harus dipertimbangkan keadaan proksimal serta distal dari anggota terutama yang
mengenai status neurovaskuler. Pada pemeriksaan orthopedi yang penting adalah:
i.
Look (inspeksi)
ii.
Feel (palpasi)
iii.
Move (pergerakan terutma mengenai lingkup gerak)
iii.
c. Move (gerak)
Setelah memeriksa feel pemeriksaan diteruskan dengan menggerakkan anggota gerak
dan dicapai apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pada anak periksalah
bagian yang tidak sakit dahulu, selain untuk mendapatkan kooperasi anak pada waktu
pemeriksaan. Apabila terdapat fraktur tentunya akan terdapat gerakan yang abnormal
di daerah fraktur (kecuali pada incomplete fracture). Gerakan sendi dicatat dengan
ukuran derajat gerakan dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 atau dengan ukuran
metric. Pencatatan ini penting untuk mengetahui apakan ada gangguan geraj.
Kekakuan sendi disebut ankylosis dan hal ini dapat disebabkan oleh faktor intra
articuler atau extra articuler.
Selain diperiksa susuk, berbaring juga perlu dilihat waktu berdiri dan jalan. Jalan
perlu dinilai untuk mengetahui apakah pincang disebabkan karena:
-instability
-nyeri
-Discrepancy
-Fixed deformity
Tes Khusus- Tes stabilitas sendi lutut yaitu:
Anterior Drawer design
Magnetic resonance imaging (MRI) adalah teknik pencitraan khusus yang noninvasif, menggunakan medan magnet, gelombang radio dan computer untuk melihat
abnormalitas berupa tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak, seperti otot, tendon dan
tulang rawan. Oleh karena yang di gunakan electromagnet, pasien yang mengenakan implant
logam, brace atau pacemaker tidak dapat menjalanin pemeriksaan ini. Perhiasan harus di
lepas, pasien yang menderita klaustrofobia biasanya tidak mampu menghadapi rungan
tertutup pada peralatan MRI tanpa penerangan.2,3
Working diagnosis
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang,didapatkan diagnosa pasti kondisi
pasien yaitu adanya Fraktur Terbuka Os Tibia 1/3 tengah ventral.
Fraktur adalah patah tulang, putusnya kontinuitas dari tulang, tulang rawan sendi atau
tulang rawan epifisis. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah kanan di
bawahsendi lutut dan setelah pemeriksaan fisik dilakukan,didapatkan status lokalis pada
pasien di regio cruris dextra 1/3 tengah bagian ventral, ada deformitas, kelihatan memendek,
ukuran 10x2 cm, tepi luka tidak rata, sudut luka tumpul, tampak jembatan ringan dan adanya
penonjolan fragmen tulang. Diagnosis diperkukuh dengan foto Rontgen di bagian sendi yang
sakit dan jelas terlihat adanya fraktur di os tibia 1/3 ventral dextra pasien(Gambar 3). Fraktur
ini dikatakan sebagai terbuka karena terdapat luka pada kulit di atasnya disebut fraktur
terbuka (compound fracture) yang berukuran 10x2 cm.
Epidemiologi
Fraktur tulang panjang yang paling sering terjadi adalah fraktu rpada tibia. Pusat
Nasional Kesehatan di luar negeri melaporkan bahwa fraktur ini berjumlah 77.000 orang,
dan ada di 569.000 rumah sakit tiap hari/tahunnya. Pada fraktur tibia, dapat terjadi fraktur
pada bagian diafisis, kondiler, dan pergelangan kaki. Penanganan patah tulang terbagi
menjadi dua macam yaitu secara konsevatif atau dilakukan tanpa pembedahan dan dilakukan
dengan pembedahan. Dalam hal ini akan dibahas penanganan fraktur dengan pembedahan
dan pemasangan plate and screw sebagai alat fiksasi atau penyambung tulang yang patah.
Dengan tujuan agar fragment daritulang yang patah tidak terjadi pergeseran dan dapat
sambung lagi dengan baik.Terjadinya fraktur akan berpengaruh besar terhadap aktifitas
penderita khususnya yang berhubungan dengan gerak dan fungsi anggota yang mengalami
cedera akibat fraktur..4
Etiologi
Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera(trauma), seperti kecelakan
mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih
besar daripada kekuatan tulang. Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba
tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran, penekukan atau
terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan. Jenis dan beratnya patah tulang
dipengaruhi oleh:
o Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang.
o Usia penderita
o Kelenturan tulang
o Jenis tulang.
Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan
jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya menyebabkan
fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya sedangkanpenghancuran kemungkinan
akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.
Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang
jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu jadi kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur
mungkin tidak ada.
Tekanan yang berulang-ulang atau trauma ringan(fraktur kelelahan) pada tulang
menyebabkan tulang menjadi retak, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat tekanan
berulang-ulang.
Kelemahan abnormal pada tulang (Fraktur patologik) Fraktur dapat terjadi oleh
tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu
sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget ). Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang
rapuh karena kelainan seperti osteoporosis,osteomyelitis atau tumor seperti Ewings sarcoma
atau metastase myeloma bisa mengalami patah tulang.
Berdasarkan kasus,fraktur terjadi karena kecelakaan sepeda motor sehingga pasien
tidak dapat berjalan atau berdiri.4
Patofisiologi
Mekanisme Trauma:
Trauma
yang
dapat
menyebabkan
patah
tulang
dapat
berupa
trauma
langsung,misalnya benturan pada tungkai bawah menyebabkan patahnya tulang tibia dan
dapat juga berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang
menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Akibat trauma pada tulang tergantung
pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya. Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul
yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang(fraktur
terbuka).5,7
Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum
tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut Terjadi perdarahan, kerusakan
tulang dan jaringan sekitarnya.
Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanalis medullaris antara tepi tulang
dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur. Terjadinya respon
inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik yang ditandai: vasodilatasi dari plasma
dan leukosit.
Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk
memperbaiki cedera, tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang.5
Hematom yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum
tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut
masuk ke dalam pembuluh darah yang mensuplai darah pada organ-organ yang lain.
Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan
kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskemia dan menyebabkan
protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya
edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung saraf, yang bila berlangsung lama
bisa menyebabkan Compartment Syndrome.
Tulang yang mengalami fraktur,jaringan
lunak
di
sekitarnya
mengalami
JenisFraktur
Linier
Penjelasan
Frakturberbentuk 1 garislurusbiasanyapadaantebrachii, crurisatau
cranium.
Fraktur
yang
tegaklurusterhadapsumbupanjangtulang.
Padafrakturinimudahdikontroldenganbidai gips.
Biasapada
trauma
hebatatauterkenapeluru.
Cominutiva
Terputusnyakeutuhanjaringandenganlebihdariduafragmentulang.
dan Traumanyabersifat
rotary
Spiral
oblique
dandiikutiinterposisidenganjaringansekitarnya,
biasapadaantebrachiidancruris.
Yang
oblique,
garispatahnyamembentuksudutterhadaptulang.
Fraktur yang disertaidenganrobekan ligament, tendon, danotot
Avulsi
(memisahkanfragmentulangpadatempatinsersi
tendon
ataupun
Epifise
ligament)
Merupakan
Impresi/Kompre
Salter&Harrismembagikanfrakturinikepada 5 tipe.
Frakturberbentuk linier ataukominutivadimanaadafragmen
si
menekankedalam.
Greenstick
FrakturKompresibiasaterjadipadacolumnavertebralis.
Frakturtidaksempurna,
seringterjadipadaanak-
pure
cartilaginous
fraktur
Kortekstulangnyasebagianmasihutuhbegitu
yang
juga
mengenaiepifise.
yang
anak,
periosteumnya.
Frakturiniakansegerasembuhdanmengalamiremodelingkebentukdanfu
Segmental
ngsi normal.
Duafrakturberdekatanpadasatutulang
yang
menyebabkanterpisahnyasegmensentraldarisuplaidarah.
Sulitditanganikarenabiasanyasalahsatuujung
yang
tidakmemilikipembuluhdarahmenjadisulituntukmenyembuhsehingga
perlu proses pembedahan.
Tabel 2: Jenis Fraktur Menurut Garis Patah Tulang
Gejala Fraktur Tulang:
1) Nyeri: Dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme
otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.5
2) Bengkak/oedema: Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang
terlokalisir pada daerah fraktur dan daerah di jaringan sekitarnya.
3) Memar : Disebabkan karena pendarahan dibawah kulit.
Lokal:
-Kulitabrasi,laserasi,penetrasi
-Pembuluhdarahrobek
-Sistem saraf: Sumsum tulang belakang, saraf tepi motorik dan
sensorik.
-Otot
-Organ dalam:Jantung,
kemih(fraktur pelvis)
Umum:
-Rudapaksa/fraktur multiple
Komplikasi Dini
-Syok: Hemoragik,neurogenik
Lokal:
(Komplikasi yang
terjadibeberapaharisetelahkejadi
nekrosiskulit,gangren,compartmentsyndrome,thrombosisvena,i
an)
nfeksisendi, osteomyelitis.
Umum:
Komplikasi Lama
(Komplikasiterjadisetelahfraktur
-sendi: ankilosisfibrosa,ankilosisosal.
tulang lama)
Tujuan pengobatan fraktur adalah mengembalikan fungsi tulang yang patah dan
ekstremitasnya dalam keadaan normal, dalam jangka waktu sesingkat mungkin dengan
cara konservatif atau operatif6:
Konservatif:
1
Dengan imobilisasi dengan memasang gips atau bidai pada fraktur yang inkomplit
atau fraktur dengan keadaan baik.
Perbaikan gizi atau asupan calcium yang lebih untuk memperkuat tulang.
Operatif :
1
Reposisi terbuka (ORIF)-menggunakan plate & screw serta Intramedullary rod untuk
menstabilkan tulang yang mengalami fraktur.
Fiksasi externa
o Peranti fiksasi luaran yang melekat pada tulang dengan menggunakan pin atau
kabel dan terdiri daripada frame luaran. Alat fiksasi eksterna terdiri dari pelbagai
jenis dari frame uniaksial sederhana hingga ke frame lingkaran kompleks untuk
masalah fraktur yang lebih sukar.
o Keuntungan utama adalah operasi minimal invasif dan aplikasi lebih fleksibel.
Kekurangan menggunakan fiksasi externa adalah infeksi pada pin-track,
penerimaan pasien yang rendah dan tahap yang lebih tinggi untuk timbulnya
malunion.
o Alat ini sangat sesuai untuk digunakan dalam situasi di mana pelaksanaan fiksasi
dalaman mungkin sukar atau berisiko. Contohnya termasuk fraktur metafisis distal
tulang di mana telah ada sebelumnya osteomyelitis, fraktur multipel atau
kerosakan kulit luas dan pembengkakan berikutan trauma energy tinggi. Fiksasi
luaran boleh digunakan untuk sementara dalam situasi ini sampai fiksasi dalaman
dianggap selamat.6
o Antara indikasi untuk fiksasi luaran adalah:
Fraktur tertutup dengan cedera jaringan lunak di sekitarnya.
Beberapa fraktur terbuka
Fraktur Juxta-artikular dimana nail&plate secara teknikal sukar.
Stabilisasi sementara fraktur tulang panjang pada multipel trauma
Kaki memanjang selepas pemendekkan pasca-trauma
Koreksi deformitas sudut / putaran kompleks pasca-trauma.
4
Fiksasi Interna
o Peranti fiksasi dalaman terbahagi dalam dua kategori utama: peranti intramedulla
dan plate. Variasi lain yang digunakan, seperti skru atau teknik pengkabelan.
Intramedulla nail banyak digunakan dalam rawatan patah tulang tungkai bawah
tulang panjang pada orang dewasa. Implant ini boleh dimasukkan dengan operasi
minimal invasif dan sangat baik untuk memulihkan keselarasan panjang dan
putaran. Peranti ini mempunyai tahap potensi yang sangat rendah terhadap
malunion serta komplikasi lain, seperti jangkitan.6
o Fiksasi interna merupakan pilihan rawatan menggantikan fraktur tidak stabil di
mana reduksi yang lemah akan lebih compromise untuk penyembuhan dan
memberikan hasil yang fungsional. Hal ini sering digunakan dalam patah tulang
terbuka
high energy trauma dan patah tulang dengan saraf yang berkaitan
o Excisional arthroplasty (membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi) dan
eksisi fragmen.7
Prognosis
Prognosis tergantung pada jenis dan lokasi usia dan status kesehatan individu serta
adanya cedera secara bersamaan. Pemulihan umumnya memang sudah dijangka, namun,
individu-individu di atas usia 60 dengan fraktur femur tertutup memiliki tingkat kematian
17%. Tingkat non-union adalah sekitar 1%. Masalah permanen dengan gaya berjalan
mungkin terjadi, dan kecacatan/defromitas dapat diakibatkan dari cedera lain yang
berkelanjutan pada saat fraktur.
Kesimpulan
Fraktur tulang panjang yang paling sering terjadi adalah fraktur pada tibia yang bisa
disebabkan oleh benturan keras oleh kecelakaan. Fraktur terbuka pada tibia termasuk luka
kompleks, sehingga tentunya penanganannya juga tidak sederhana.Sebagai dokter umum,
anamnesis dan pemeriksaan fisik yanglengkap diperlukan jika terjadi fraktur.Selain itu,
pemeriksaan radiologis juga penting.Penatalaksanaan dari fraktur tergantung dari kondisi
frakturnya, bisa dengan operatif maupun non operatif.
Dan pada kasus laki-laki30 tahun tersebut mengalami kecelakaan sepeda motor dan
didapati mengalami luka terbuka pada region krurisdextra 1/3 tengah ventral dengan ukuran
10x2 cm, tepi luka tidak rata, sudut luka tumpul, tampak jembatan jaringan, tidak tampak
adanya pendarahan aktif dan adanya penonjolan fragmen tulang.
Daftar Pustaka