Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah


Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan

hipergilkemia yang berhungungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat,lemak, dan


protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak
pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.Penyakit ini tidak hanya
berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada
survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat
Indonesia diperkirakan penderita DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur
dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit
DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan,walaupun diketahui
dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antaralain komplikasi kronik pada penyakit
jantung kronis, hipertensi, otak, systemsaraf, hati, mata dan ginjal.
DM

atau

kencing

manis

adalah

suatu

penyakit

yang

disebabkan

oleh

peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormoninsulin baik
absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin samasekali sedangkan relatif berarti
jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi ataudaya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat
dalam pancreas. Ada 2 macam type DM :
DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini disebabkan akibat
kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta pankreas. Gejala
yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan
sering haus, sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau kurus.
Biasanya

terjadi

pada

usia

muda

dan

memerlukan

insulin

seumur

hidup.

DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini disebabkan insulin
yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan
bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada atau kurang.
Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75%
daripenderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui
DM setelah usia 30 tahun.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atasdapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Apa pengertian Diabetes Militus(DM)?
2. Apa saja type Diabetes Militus?
3. Apa saja tanda tanda dan gejala Diabetes Militus?
4. Apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
5. Apa saja terapi farmakologi Diabetes mellitus?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang dicapai dari
penelitian ini adalah :
1.Untuk mengetahui pengertian Diabetes Militus
2.Untuk mengetahui apa saja type Diabetes Militus
3. Untuk mengetahui apa saja tanda tanda dan gejala Diabetes Militus
4. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes Militus.
5. Untuk mengetahui terapi farmakologi Diabetes Melitus.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diabetes Militus
Diabetes

mellitus,

DM

(bahasa

Yunani:

, diabanein, tembus atau pancuran air)


(bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal
di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula
adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh
banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia
kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein, sebagai akibat dari:

Defisiensi sekresi hormon insulin


Aktivitas insulin
Defisiensi transporter glukosa.

Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan


hipergilkemia yang berhungungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin.
kriteria diagnosis diabetes diabetes adalah kadar glukosa 126 mg/dL atau pada 2 jam
setelah makan 200 mg/dl. Jika kadar glukosa 2 jam setelah makan 140 mg/dl tetapi lebih
kecil dari 200 mg/dl dinyatakan glukosa toleransi lemah.
DM yaitu kelainan metabolic akibat dari kegagalan pancreas untuk mensekresi insulin
(hormone yang responsible terhadap pemanfaatan glukosida) secara adekuat. Akibat yang
umum adalah terjadinya hiperglikemia. DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan
defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat.
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal
dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya
berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL
pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat
lainnya.

2.2 Type Type Diabetes Militus


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus
berdasarkan perawatan dan simtoma:
1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di
dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat
idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau
defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai
dengan sindrom resistansi insulin
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, dan
menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:
Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.

Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresiinsulin endogenus tidak
cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan
hormon dari luar tubuh.

Not insulin requiring diabetes.


2.2.1. Diabetes Mellitus Tipe 1 (IDDM)
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset

diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang
terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta
penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhanspankreas. IDDM dapat diderita oleh anakanak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan
dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan
berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun
respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama
pada tahap awal.
4

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan
reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut
dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.
2.2.2 Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related
diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes
mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah,
melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada
banyak

gen,

termasuk

yang

mengekspresikan

disfungsi

sel

gangguan

sekresihormoninsulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi


GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama
pada hati menjadi kurang peka terhadap insulinserta RBP4 yang menekan penyerapan
glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen
tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang
ditemukan pada manusia.
Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas
terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan
sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun
semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan
insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan
mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor
predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran
dari adipokines ( nya suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosaObesitas
ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2
kencing manis. Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di
dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk memengaruhi anak remaja
dan anak-anak.
Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes
tipe 2 awalnya diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet
(umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini
dapat memugar kembali kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat atau
5

beban adalah rendah hati, sebagai contoh, di sekitar 5 kg ( 10 sampai 15 lb), paling
terutama ketika itu ada di deposito abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya,
jika perlu,, perawatan dengan lisan [antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab]
produksi hormon insulin adalah pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan ( sering
yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk meningkatkan produksi
hormon insulin ( e.g., sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release yang tidak
sesuai tentang glukosa oleh hati ( dan menipis pembalasan hormon insulin sampai
taraf tertentu ( e.g., metformin), dan pada hakekatnya menipis pembalasan hormon
insulin ( e.g., thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu pengobatan hormon insulin
akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau dekat tingkatan glukosa yang
normal. Suatu cara hidup yang tertib tentang cek glukosa darah direkomendasikan
dalam banyak kasus, paling terutama sekali dan perlu ketika mengambil kebanyakan
pengobatan.
2.2.3 Diabetes mellitus tipe 3
Diabetes mellitus gestasional atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama
kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein
reaktif C pada lintasan patogenesisnya.[29] GDM mungkin dapat merusak kesehatan
janin atau ibu, dan sekitar 2050% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 25% dari semua
kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah
melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang
cermat selama masa kehamilan.
Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat
membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh
bayi meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung
bawaan dan kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon
insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom
gangguan pernapasan. Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan sel darah
merah. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat terjadi, paling
umum terjadi sebagai akibat dari perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan
vaskular. Induksi kehamilan dapat diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta.

Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau
peningkatan resiko luka yang berhubungan dengan makrosomia, seperti distosia bahu.

2.3 Tanda dan gejala Diabetes Militus


Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar
gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing
manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti
semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini
meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
2.4 Faktor penyebab Diabetes Militus
Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu, diantaranya:
Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak
diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar
gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.
Obesitas (kegemukan)
7

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih
besar untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi
untuk terserang diabetes mellitus.

Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.
Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas,
radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis
residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi
hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti
kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.
Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang
malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus
karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori
yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes mellitus selain
disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negaranegara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. Dalam 10 tahun
belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota
ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda, kata Dr Gauden Galea,
Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya,
mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka
yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
8

Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah
melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900
kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori.
Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita
kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan
adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular,
diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya
penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah
dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan
kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat
disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak,
termasuk gorengan.
Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri
dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua
potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan
kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang
memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi.
Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam
menaikkan kadar gula dalam darah.
Kurang tidur.
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari
University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan
kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat.
Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan.
Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi
yang membuat kadar gula darah naik.
9

Stress
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres
datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula
darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang
sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi
karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita
menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan
pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya
hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin,
atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut
dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon
pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas
dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas
menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
Soda
Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses Health Study II terhadap 51.603
wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda
membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan,
kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda.
Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum
lebih banyak.
2.5 Patofisiologi DM (Diabetes Melitus)
DM tipe 1 insulin Dependen Diabetes mellitus (IDDM) terjadi pada 10% dari semua
kasus diabetes .Secara umum, DM tipe ini berkembang pada anak-anak atau pada awal masa
dewasa yang disebabkan oleh kerusakan sel pancreas akibat auto imun, sehingga terjadi
defisiensi insulin absolut . Reaksi auto imun umumnya terjadi setelah waktu yang panjang (913tahun) yang ditandai oleh adanya parameter-paraameter system imun ketika terjadi
10

kerusakan sel . Hiperglikemia terjadi bila 80%-90% dari sel rusak. Penyakit DM dapt
menjadi penyakit menahun dengan risiko komplikasi dan kematian. Faktor-faktor yang
menyebkan terjadinya auto imun tidak diketahui tetapi proses itu diperantarai oleh makrofag
dan limfosit T dengan autoantibodi yang bersirkulasi ke berbagai anti gen sel (misalnya
antibody sel islet, antibody insulin)
DM tipe II non insulin Dependen Diabetes Militus (NIDDM) terjadi pada 90% dari
semua kasus diabetes dan biasanya ditandai dengan resistensi insulin dan defisiensi insulin
relative. Resistensi insulin ditandai dengan peningkatan lipolysis dan produksi asam lemak
bebas, peningkatan produksi glukosa hepatic, dan penurunan pengambilan glukosa pada otot
skelet. Difungsi sel mengakibatkan gangguan pada pengontrolan glukosa darah. DM tipe 2
lebih disebabkan karena gaya hidup penderita diabetes ( kelebihan kalori, kurangnya olah
raga, dan obesitas) dibandingkan pengaruh genetic.
Diabetes yang disebabkan oleh factor lain (1-2% dari semua kasus diabetes) termasuk
gangguan endokrin (misalnya akromegali, sindrom cushing), diabetes mellitus gestational
(DMG), penyakit pancreas eksokrin (pankreatitis) , dan karena obat glukokortikoid,
pentamidine,niazin,dan interferon.
Gangguan glukosa puasa dan gangguan toleransi glukosa terjadi pada pasien dengan
kadar glukosa plasma lebih tinggi dari normal tetapi tidak termasuk dalam DM. Gangguan ini
merupakan factor resiko untuk berkembang menjadi penyakit DM dan kardiofaskuler yang
berhubungan dengan sindrom resistensi insulin.
Komplikasi mikrofaskuler berupa retinopat, leuropati, dan nefropati sedangkan
komplikasi makrofaskuler berupa penyakit jantung coroner, sruk dan penyakit vaskuler
periveral.
2.6 Manivestasi Klinik
DM TIPE 1
1. Penderita DM TIPE 1 biasanya memiliki tubuh yang kurus dan cenderung
berkembang menjadi diabetes ketoasidosis { DKA }
Karena insulin sangat kurang disertai peningkatan hormone glucagon.
2. Sejumlah 20-40% pasien mengalami DKA setelah beberapa hari mengalami polyuria,
polydipsia,polifagia, dan kehilangan bobot badan.
DM TIPE 2

11

1. Pasien dengan DM TIPE 2

sering asimtomatik munculnya komplikasi dapat

mengindikasikan bahwa pasien telah enderita DM selama bertahun-tahun umumnya


muncul neuropati.
2. Pada diagnosis umumnya terdeteksi adanya letargi ,polyuria ,nokturia, dan polydipsia
sedangkan penurunan bobot badan secara siknifikan arang terjadi.
2.7 Terapi Farmakologi
A. Insulin
Mekansme Kerja
Insulin menurunkan kadar gula darah dengan menstimulasi pengambilan glukosa periver
dan menghambat produksi glukosa hepatic. Waktu paruh insulin pada orang normal sekitar
5-6 menit dan memanjang pada pasien DM yang membentik antibody pada insulin.
Hormone ini dimetabolisme terutama dihati, ginjal, dan otot . sehingga dapat mengalami
filtrasi diginjal kemudian diserap kembali ditubulus ginjal yang juga merupakan tempat
metabolismenya . gangguan fungsi ginjal yang berat lebih berpengaruh terhadap kadar
insulin di darah dibandingkan gangguan fungsi hati .
Indikasi
Di indikasikan untuk DM tipe 1 , DM tipe 2 , yang gula darahnya tidak dapat
dikendalikan dengan diet dan anti diabetic oral DM dengan berat badan yang menurun
cepat, dm dngan komplikasi akut ,DM paska bedah pancreas , ketoasidosis dan koma
hyperosmolar , DM dengan kehamilan.
B. Sulfonilurea
Mekanisme kerja
Sulfonylurea bekerja merangsang sekresi insulin pada pancreas sehingga hanya
efektif bila sel pancreas masih dapat berproduksi.mengurangi kadar glucagon dalam
serum, meningkatkan pengikatan insulin pada jaringan target dan reseptor.
Contoh obat
A. Klorpropamid
Indikasi
: NIDDM ringan sedang
Kontraindikasi
: Wanita menyusui, profiria, dan ketoasidosis.
Efek samping
: Gejala saluran cerna dan sakit kepala.
Sediaan beredar
: Diabenese Pfizer, Tesmel Phyto Kemo Agung
B. Glikazid
Indikasi
: NIDDM ringan sedang
Kontraindikasi
: Wanita menyusui, profiria, dan ketoasidosis.
Efek samping
: Gejala saluran cerna dan sakit kepala
Sediaan beredar
: Diamikron, Glibet, Glikab
C. Glibenklamid
Indikasi
: NIDDM ringan sedang
Kontraindikasi
: Wanita menyusui, profiria, dan ketoasidosis.
Efek samping
: Gejala saluran cerna dan sakit kepala.
12

C.

Sediaan beredar
D. Glipizid
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Sediaan beredar
E. Glikuidon
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Sediaan beredar
F. Glimepirid
Indikasi

: Abenon heroic, flamega embamegafarma, Daonil

Kontraindikasi

: Wanita menyusui, profiria, dan ketoasidosis.

Efek samping
Sediaan beredar
G. Tolbutamid
Indikasi
Kontraindikasi

: Gejala saluran cerna dan sakit kepala.


: Amaril Aventis

Efek samping

: Gejala saluran cerna dan sakit kepala.

Sediaan beredar

: Recodiabet

: NIDDM ringan sedang


: Wanita menyusui, profiria, dan ketoasidosis.
: Gejala saluran cerna dan sakit kepala.
: Aldiab, Minidiab, Glucotrol
: NIDDM ringan sedang
: Wanita menyusui, profiria, dan ketoasidosis.
: Gejala saluran cerna dan sakit kepala.
: Glurenirm
: NIDDM ringan sedang

: NIDDM ringan sedang


: Wanita menyusui, profiria, dan ketoasidosis.

Biguanida

Mekanisme Kerja
Biguanda bekerja

menghambat

gluconeogenesis

dan

meningkatkan

penggunaan glukosa di jaringan .bioafaibilitas absolud medformin IR 500 mg yang


diberikan dalam kondisi puasa adalah sekitar 50-60%. Makanan menghambat
absorbs medformin. Medformin dieskresikan tidak berubah kedalam urin dan tidak

mengalami metabolism hepatic atau eskresi melalui kantung empedu .


Contoh Obat
A. Metformin Hydroclorida
Indikasi
: NIDDM yang gagal dikendalikan degan diet dan sulfonylurea
terutama pada pasien yang gemuk .
Kontra indikasi

: Gangguan fungsi ginjal atau hati. Prediposisi asidosis laktat,


Gagal jantung, dehidrasi, alkoholisme , wanita hamil wanita
menyusui

Efek Samping

: Mual- muntah .diare ,gangguan penyerapan vitamin B12

Sediaan Beredar

: Diabex, Glucophage

13

D. Tiazolidindion
Mekanisme Kerja
Tiazolidindion meningkatkan sensitivitas insulin pada otot dan jaringan

adipose dan menghambat gluconeogenesis hepatic.


Contoh Obat
a. Pioglitazone
Indikasi
Kontraindikasi
Efek Samping

: Hiperglikemia
: Hipersensitivitas Terhadap Pioglitazone
: Odema, Sakit Kepala, Hipoglikemia, Mialgea,
Faringitis,Sinusitis,Gangguang Gigi,Ispa.
Sediaan Bereadar : Actos
b. Rosiglitazone
Indikasi
Kontraindikasi
Efek Samping
Sediaan Beredar

: Hiperglikemia
: Hipersensitf Terhadap Rosiglitazone,
: Nyeri Punggung, Sakit Kepala, Luka, Sinusitis, Anemia
Ketika Digunakan Bersamaan Dengan Metformin, Odema
Ketika Digunakan Bersamaan Dengan Insulin.
: Avandia

E. Penghambat glucosidase
Mekanisme Kerja Obat
Akarbose bekerja menghambat glucosidase sehingga mencegah penguraian
sukrosa dan karbohidrat kompleks dalam usus halus. Dengan demikian, agen ini akan
memperlambat dan menghambat penyerapan karbohidrat. Konsentrasi plasma puncak
akan bertahan 14-24 jam setelah konsumsi obat, sedangkan konsentrasi plasma puncak
dari zat aktif akan bertahan sekitar 1 jam. Acarbose dimetabolisme saluran cerna oleh
bakteri intestinal dan enzim pencernaan. Fraksi metabolit ini diabsorbsi dan
diekskresikan melalui urin.
Contoh obat
a. Acarbose
Indikasi
: Sebagai tambahan terhadap sulfonylurea atau biguanida pada
DM yang tidak dapat dikendalikan dengan obat dan diet.
Kontraindikasi
: Anak usia dibawah 12 tahun, wanita hamil, wanita
menyusui,obstruksi usus, ganguan fungsi hati, gangguan
fungsi ginjal.
Efek samping
: Flatulensi, perut kembung dan nyeri, hepatitis
Sediaan beredar : glucobay
b. Miglitol
indikasi

: Sebagai tambahan terhadap sulfonylurea atau biguanida pada


DM yang tidak dapat dikendalikan dengan obat dan diet.
14

Kontraindikasi
Efek samping
Sediaan beredar

: Anak usia dibawah 12 tahun, wanita hamil, wanita


menyusui,obstruksi usus, ganguan fungsi hati, gangguan fungsi
ginjal.
: Flatulensi, perut kembung dan nyeri, hepatitis
: Glyset

2.8 Komplikasi
Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan
kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan,
serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko
amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

Komplikasi jangka panjang dari diabetes


Organ/jaringan

Yang terjadi

yang terkena

Komplikasi

Plak aterosklerotik terbentuk &


menyumbat arteri berukuran besar
atau sedang di jantung, otak, Sirkulasi yg jelek menyebabkan
tungkai
Pembuluh darah

&

penis. penyembuhan luka yg jelek & bisa

Dinding pembuluh darah kecil menyebabkan


mengalami

kerusakan

penyakit

jantung,

sehingga stroke, gangren kaki & tangan,

pembuluh tidak dapat mentransfer impoten & infeksi


oksigen

secara

normal

&

mengalami kebocoran
Mata

Terjadi kerusakan pada pembuluh Gangguan penglihatan & pada


darah kecil retina

akhirnya bisa terjadi kebutaan

Penebalan pembuluh darah

ginjal
Ginjal

Protein bocor ke dalam air Fungsi

kemih

ginjal

yg

buruk

Gagal ginjal

Darah tidak disaring secara

normal
Saraf

Kerusakan saraf karena glukosa Kelemahan tungkai yg terjadi

15

secara
tidak dimetabolisir secara normal
& karena aliran darah berkurang

tiba-tiba

atau

secara

perlahan
Berkurangnya rasa, kesemutan
& nyeri di tangan & kaki
Kerusakan saraf menahun

Sistem

saraf

otonom

Kerusakan

pada

saraf

yg

mengendalikan tekanan darah &


saluran pencernaan

Tekanan darah yg naik-turun

perubahan

menelan

fungsi

&

pencernaan

disertai serangan diare

Berkurangnya aliran darah ke kulit


Kulit

Kesulitan

Luka, infeksi dalam (ulkus

& hilangnya rasa yg menyebabkan diabetikum)


cedera berulang

Darah

Gangguan fungsi sel darah putih


Gluka tidak dimetabolisir secara

Jaringan ikat

normal sehingga jaringan menebal


atau berkontraksi

Penyembuhan luka yg jelek


Mudah terkena infeksi, terutama
infeksi saluran kemih & kulit

Sindroma terowongan karpal

Kontraktur Dupuytren

2.9 Cara pengobatan dan penanganan Diabetes Militus


Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah
dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan
difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah
adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan
berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet
akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak
mengatasi pengontrolan kadar gula darah.
Perawatan Preventiv
1.Identifikasi
Penderita membawa keterangan tentang : jenis DM, komplikasi, regimen Pengobatan
2.Vaksinasi
16

Merupakan tindakan yang baik terutama terhadap pnemokokus dan Influensa


3. Tidak merokok
4. Deteksi dan Penatalaksanaan hipertensi dan hiperlipidemia
5.Perawatan kaki.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian Diabetes Militus


Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hipergilkemia

yang

berhungungan

dengan

abnormalitas

metabolism

karbohidrat,lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi

insulin atau penurunan sensitivitas insulin


Tipe Diabetes Militus
DM TIPE 1
Penderita DM TIPE 1 biasanya memiliki tubuh yang kurus dan cenderung
berkembang menjadi diabetes ketoasidosis { DKA }
Karena insulin sangat kurang disertai peningkatan hormone glucagon.
Sejumlah 20-40% pasien mengalami DKA setelah beberapa hari mengalami
polyuria, polydipsia,polifagia, dan kehilangan bobot badan
DM TIPE 2
Pasien dengan DM TIPE 2 sering asimtomatik munculnya komplikasi dapat
mengindikasikan bahwa pasien telah enderita DM selama bertahun-tahun
umumnya muncul neuropati.
DIABETES GESTASIONAL
17

Meliputi gestational impaired glucose tolerance, dan menurut tahap klinis

tanpa pertimbangan patogenesis


Tanda Tanda dan gejala Diabetes Militus
1. Jumlah

urine

yang

dikeluarkan

lebih

banyak (Polyuria)
2. Sering
atau
cepat
merasa

haus/dahaga

(Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan
atau

makan

banyak

(Polyphagia)
4. Frekwensi

urine

meningkat/kencing
terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan
yang

tidak

6. Kesemutan/mati
pada

ujung

rasa
syaraf

ditelapak tangan & kaki


7. Cepat lelah dan lemah
setiap waktu.
8. Mengalami

rabun

penglihatan secara tibatiba.


9. Apabila

luka/tergores

(korengan)

lambat

penyembuhannya.
10. Mudah terkena infeksi
terutama pada kulit.

jelas

sebabnya

Faktor penyebab Diabetes Militus.


1.
2.
3.
4.
5.

Teh manis
Gorengan
Suka ngemil
Kurang tidur.
Stress

6. Kecanduan rokok
7. Menggunakan pil
kontrasepsi
8. Soda

18

.
3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Selalu berhati hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
2.

yang cukup.
Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.

Anda mungkin juga menyukai