BAB I
PENDAHULUAN
Variasi anatomi seperti Haller cell, deviasi septum nasi dan concha
bullousa diduga menjadi faktor predisposisi terhadap kejadian rhinosinusitis
maxillaris kronis. Variasi anatomi tersebut dapat menyebabkan obstruksi terhadap
complex ostiomeatal dan mengganggu pembersihan oleh mucocilia sehingga
memungkinkan terjadinya rhinosinusitis maxillaris (Pinheiro et al., 2001).
Haller cell adalah pneumatisasi extramural cell ethmoid di bawah dinding
dasar orbita (aspek superomedial sinus maxillaris). Haller cell terlihat pada 10
40 % pasien rhinosinusitis. Pada sebagian besar pasien adanya Haller cell
biasanya asimptomatik. Secara radiologis Haller cell dapat diklasifikasikan
menjadi kecil, sedang dan besar (Balasubramanian, 2012).
Haller cell terbentang dari sinus ethmoidalis anterior sampai inferomedial
dasar orbita dan aspek superior sinus maxillaris. Lokasi Haller cell di atap sinus
maxillaris, dekat dan di atas ostium sinus maxillaris di dinding inferior orbita dan
batas lateral infundibulum (Khayam E, 2013).
Pada penelitian Dua et al, (2005) terhadap 50 orang dengan rhinosinusitis
terdapat beberapa variasi anatomi sinus paranasalis yang dapat berperan dalam
timbulnya rhinosinusitis yaitu deviasi septum nasi 44%, agger nasi cell 40%,
concha bullousa 16%, Haller cell 16%, overpneumatisasi bulla ethmoid 14%,
concha medius paradoxical 10%, onodi cell 6%, processus uncinatus bengkok 6%,
septum sinus maxillaris 6%, lamina papyracea terdorong ke lateral 4% dan
pneumatisasi vomer 2% ( Dua et al., 2005).
B. Perumusan Masalah
1. Rhinosinusitis maxillaris adalah peradangan pada mukosa sinus maxillaris
yang biasanya ditandai dengan adanya cairan eksudat, air fluid level,
maupun penebalan mukosa sinus maxillaris, merupakan penyakit yang
banyak dijumpai di masyarakat dan membutuhkan banyak biaya untuk
pengobatannya.
2. Haller cell merupakan salah satu variasi anatomi di sinus paranasalis yang
diduga berperan pada timbulnya rhinosinusitis maxillaris.
C. Pertanyaan Penelitian
Berapa besar korelasi antara temuan adanya Haller cell dengan kejadian
rhinosinusitis maxillaris pada pemeriksaan Multislice Computed Tomography
kepala?
D. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai korelasi antara temuan adanya Haller cell dengan
kejadian rhinosinusitis maxillaris pada pemeriksaan Multislice Computed
Tomography kepala menurut sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan di
Instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Dari penelusuran kepustakaan oleh penulis, ada beberapa penelitian
mengenai variasi anatomi sinus paranasalis dan rhinosinusitis pada pemeriksaan
Computed Tomography kepala yang digunakan sebagai acuan pustaka,
diantaranya dapat dilihat pada tabel 1.
Tempat
Subyek
Topik
Hasil
70 pasien
Prevalensi frontal
cell dan hubungan
nya dengan
sinusitis frontalis
(Tahun)
Eweiss
Khalil
(2013)
& Mesir
Madani et al.
(2013)
Iran
206 pasien
Hubungan antara
variasi anatomi
regio sinonasal
dengan
rhinosinusitis
Wani et al.
(2009)
India
150 pasien
Evaluasi CT scan
variasi anatomi
pada
complex
ostiomeatal
Ameri et al.
(2005)
Iran
148 pasien
Variasi anatomi
sinus paranasal
dengan sinusitis
kronis.
Dua et al
(2005)
India
50 pasien
Variasi CT scan
sinusitis maxillaris
3. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan peneliti
dalam
pemeriksaan
Multislice
Computed
Tomography
kepala