Oleh:
Stefina Veronika (120100161)
Thelazia Calcarina Gurky (120100335)
LEMBAR PENGESAHAN
Nilai :
Penguji
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul Congestive Heart Failure (CHF).
Penulisan laporan kasus ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing, dr. Zainal Safri, Sp.PD, Sp.JP yang telah meluangkan waktunya
dan memberikan banyak masukan dalam penyusunan laporan kasus ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya.Semoga makalah laporan kasus ini bermanfaat, akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular menjadi masalah kesehatan yang utama dalam
masyarakat di beberapa negara industri maju dan negara berkembang seperti
Indonesia.
Gagal
jantung
kongestif
merupakan
satu-satunya
penyakit
yang berbeda bergantung pada usia, jenis kelamin, ras atau etnis, fungsi left
ventricular ejection fraction (LVEF), dan penyebab gagal jantung.
1.2
Tujuan
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Untuk memahami tinjauan ilmu teoritis penyakit Congestive Heart
Failure (CHF).
2. Untuk mengintegrasikan ilmu kedokteran yang telah didapat terhadap
Congestive Heart Failure (CHF) serta melakukan penatalaksanaan
yang tepat, cepat, dan akurat sehingga mendapatkan prognosis yang
baik.
1.3
Manfaat Penulisan
Beberapa manfaat yang didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Untuk lebih memahami dan memperdalam secara teoritis tentang
Congestive Heart Failure (CHF).
2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca mengenai
Congestive Heart Failure (CHF).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi CHF
Congestive heart failure (CHF) atau sering disebut gagal jantung kongestif
adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu memompakan darah dalam
jumlah yang cukup untuk kebutuhan metabolisme tubuh. Congestive Heart
Failure disertai dengan disfungsi ventrikel kiri, kanan, atau keduanya dan
perubahan regulasi neurohormonal sehingga jantung tidak mampu memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya
hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal. 3
2.2.
Etiologi
ketidakmampuan
jantung
untuk
mengisi
darah
(tamponade,
yaitu:
-
gagal jantung
Stadium C: Terdapat kelainan struktural jantung dan gejala gagal jantung
Stadium D: Terjadi gagal jantung refrakter yang membutuhkan pengobatan
khusus.
2.3.
Etiologi CHF
Penyebab CHF dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) kelainan
fungsi kontraksi ventrikel, (2) peningkatan afterload, atau (3) gangguan relaksasi
dan pengisian ventrikel.4
2.4.
Patofisiologi CHF
Gagal jantung yang disebabkan karena kelainan pengosongan ventrikel,
yang dapat disebabkan oleh kelainan kontraksi atau afterload yang berlebihan,
disebut disfungsi sistolik.4 Pada disfungsi sistolik terjadi gangguan pada ventrikel
kiri yang menyebabkan terjadinya penurunan cardiac output. Hal ini
menyebabkan aktivasi mekanisme kompensasi neurohormonal, sistem Renin
Angiotensin Aldosteron (RAA) serta kadar vasopressin dan natriuretic peptide
yang bertujuan untuk memperbaiki lingkungan jantung sehingga aktivitas jantung
dapat terjaga. Aktivasi sistem simpatis melalui tekanan pada baroreseptor menjaga
cardiac output dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas
serta vasokonstriksi perifer (peningkatan katekolamin). Apabila hal ini timbul
berkelanjutan dapat menyebabkan gangguan pada fungsi jantung.Aktivasi
relaksasi
miokard,
dengan
kekakuan
dinding
ventrikel
dan
Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari penyakit gagal jantung kongestif terdiri dari:
Diagnosis
Kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk diagnosis gagal jantung
yaitu dengan terpenuhinya 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria
minor. Adapun kriteria Framingham sebagai berikut:
Kriteria Mayor :
o Paroksismal nocturnal dispnu
o Penurunan berat badan 4,5 kg dalam 5 hari dalam respon
o
o
o
o
o
o
o
o
pengobatan
Distensi vena leher
Ronki basah
Edema paru akut
Refluks hepatojugular
Gallop S3
Peninggian tekanan vena jugularis
Kardiomegali
Edema pulmonal atau kardiomegali pada otopsi
Kriteria Minor:
o Batuk malam hari
o Dispnea deffort
o Efusi pleura
o Takikardia (> 120 x/menit)
o Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal.5
Pada pemeriksaan fisik pada pasien gagal jantung kongestif dapat ditemui
beberapa hal, yaitu:
1. Karotid : normal atau penurunan volume
2. Tekanan vena jugular : normal atau meningkat
3. Refluks hepatojugular : + atau
4. S3, S4 : + atau
5. Ronkhi basah : + atau
6. Edema : + atau
7. Asites : + atau
8. Hepatomegali : + atau
Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan adalah:
1. Ekokardiogram
Untuk membedakan disfungsi sistolik dan disfungsi diastolic dengan
mengukur ejection fraction, untuk menentukan penyakit katup jantung.
2. B-type Natriuretic Peptide (BNP)
Disekresi oleh ventrikel dalam jantung sebagai reaksi terhadap peregangan
sel otot-otot jantung. Membedakan penyebab sesak akibat kegagalan jantung dan
penyebab sesak yang lain.
3. Chest X-rays
Mampu menggambarkan pembesaran jantung (kardiomegali).
4. EKG
Menentukan aritmia, penyakit jantung iskemik, hipertrofi ventrikular
kanan dan kiri serta kejadian conduction delay atau gejala yang abnormal.8
5. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin pada pasien diduga gagal jantung adalah
darah perifer lengkap (hemo-globin, leukosit, trombosit), elektrolit, kreatinin, laju
filtrasi glomerulus (GFR), glukosa, tes fungsi hati dan urinalisis. Pemeriksaan
tambahan lain dipertimbangkan sesuai tampilan klinis. Gangguan hematologis
atau elektrolit yang bermakna jarang dijumpi pada pasien dengan gejala ringan
Penatalaksanaan
10
siklooksigenase-2
atau
menurunnya
fungsi
ginjal
atau
perfusi.Manfaat terapi diuretic yaitu dapat mengurangi edema pulmo dan perifer
dalam beberapa hari bahkan jam.Diuretik merupakan satu-satunya obat yang
dapat mengontrol retensi cairan pada gagal jantung.Meskipun diuretik dapat
mengendalikan gejala gagal jantung dan retensi cairan, namun diuretik saja belum
11
12
badannya.Asupan NaCl harus dibatasi menjadi 2-3 g Na/hari, atau < 2 g/hari
untuk gagal jantung sedang sampai berat. Restriksi cairan menjadi 1,5-2 L/hari
hanya untuk gagal jantung berat.
2. Istirahat
Dianjurkan untuk gagal jantung akut atau tidak stabil.
3. Berpergian
Hindari tempat-tempat tinggi dan tempat-tempat yang sangat panas atau
lembab.10
BAB 3
STATUS ORANG SAKIT
Kepaniteraan Klinik RSUP. H. Adam Malik
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan 2016
No. RM : 00.67.31.62
Hari : Rabu
Umur : 66 tahun
Jenis Kelamin : P
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat: Padang
Agama : Islam
Tlp : -
Sidempuan
Hp : 085297409229
Anamnesis:
Autoanamnesi
13
Alloanamne
Sesak Napas
Anamnesa
-
Status Presens :
KU : Baik
Kesadaran : CM
RR : 22 x/m
Suhu : 36
TD : 110/80 mmHg
HR : 96 x/m
Sianosis : (-)
ikterus (-)
edema (+)
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Leher
: JVP
: R+2 cm H2O
pucat (-)
14
Dinding Toraks
: Inspeksi
: simetris
Palpasi
: fremitus normal
Perkusi
: Sonor
Batas Jantung
Atas : ICS LMCS
Bawah : Diafragma
Kanan : LPSD
Kiri
: 1 cm ke arah LMCS
Auskultasi
Jantung : S1 (+) S2 (+) S3(-) S4 (-) Reguler
Murmur : (-)
Paru
Punctum Maximum
: Ictus Cordis
: Suara Pernapasan
: Vesikuler
Suara Tambahan
: Ronki (-)
Wheezing
: (-)
15
Superior
: N sianosis (-)
Inferior
: N edema (-)
Akral
: Hangat
Clubbing
: (-)
Pulsasi ateri
: (-)
Interpretasi
EKG :
Irama : sinus
rhytme
Rate : 100 x /i
Axis : LAD
Gel P
Bentuk :
normal
Axis :
normal
Durasi : 0,04 s
16
17
: 0,03 mg/ml
-CK-MB
: 17 U/L
-KGD Sewaktu
: 101 mg/dl
HbA1C
: 5,7%
Lipid Profile
Kolesterol total
: 211 mg/dl
TG
: 126 mg/dl
Kolesterol HDL
: 35 mg/dl
Kolesterol LDL
: 137 mg/dl
: NYHA Fc III
: Left Ventrikel
: Hipertensi
Diferensial Diagnosa
1. Pneumonia
2. PPOK
3. CKD
Pengobatan
-
Bed Rest
O2 2-4 L 10 gtt/i
IVFD Nacl 0,9% 10 9h/I (infus)
Spironolakton 1x25 mg
Injeksi Furosemid 20 mg /12 jam
Ramipril 1x2,5 mg
Ciprofloxacin 2x500 mg
18
FOLLOW UP
Tanggal
20/04/2016
S
Sesak
napas (+),
Batuk
berdahak
O
Sens : CM
TD : 110/70
mmHg
HR : 110 x / i
RR : 22x/i
T : febris
Pemeriksaan
A
P
CHF
Fc
IIIec CAD,
HHD
+
Pneumonia
-
Bed rest
O2 2-4 L via nasal
kanul
IVFD Nacl 0,9 %
10 gtt/i (mikro)
Inj. Furosemid 20
mg/8 jam
Spironolakton
19
21/04/2016
Fisik
Kepala:
Mata
:
anemis (-/-)
Ikterik (-/-)
Leher : TVJ
R+2
Thorax
Cor:
S1 (+), S2
(+), S3 (-),
S4
(-)
regular,
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo :
Vesikuler
ST :
Ronkhi (+/+)
kasar
Abdomen
Soepel , BU
(+) N
Ekstremitas
: normal ,
oedem
pretibial (+/
+)
Sesak
Sens : CM
napas (+), TD : 120/80
Batuk
mmHg
berdahak HR : 76 x/i
RR : 22x/i
T : febris
Pemeriksaan
fisik :
Kepala
Mata
:
anemia (-/-)
Ikterik (-/-)
1x25 mg
Rampiril 1x2,5 mg
Bisoprolol 1x1,25
mg
Aftor 1x 100 mg
Simvastatin 1x 20
mg
Ciprofloxacin 2x
500 mg
N asetyl sistein
3x200 mg
CHF Fc III
ec
CAD,
HHD
+
Pneumonia
Bed rest
O2 2-4 L via nasal
kanul
IVFD Nacl 0,9 %
10 gtt/i (mikro)
Inj. Furosemid 20
mg/8 jam
Spironolakton
1x25 mg
Rampiril 1x2,5 mg
Bisoprolol 1x1,25
mg
Aftor 1x 100 mg
20
22/04/2016
Leher : dbn
Thoraks
Cor :
S1 (+) S (+)
S3 (-) S4 (-)
reguler,
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo :
SP : vesikuler
ST:
+/+
basah basal
Abdomen :
Soepel, BU
(+) N
Ekstremitas
:
normal,
oedema
pretibial (+/
+)
Sesak
Sens : CM
nafas (+), TD : 120/80
Batuk
mmHg
berdahak HR : 76 x/i
RR : 22x/i
T : afebris
Pemeriksaan
fisik :
Kepala
Mata
:
anemia (-/-)
Ikterik (-/-)
Leher : dbn
Thoraks
Cor :
S1 (+) S (+)
S3 (-) S4 (-)
reguler,
murmur (-),
gallop (-)
CHF Fc III
ec
CAD,
HHD
+
Pneumonia
Simvastatin 1x 20
mg
Ciprofloxacin 2x
500 mg
N asetyl sistein
3x200 mg
Bed rest
O2 2-4 L via nasal
kanul
IVFD Nacl 0,9 %
10 gtt/i (mikro)
Inj. Furosemid 20
mg/8 jam
Spironolakton
1x25 mg
Rampiril 1x2,5 mg
Bisoprolol 1x1,25
mg
Aftor 1x 100 mg
Simvastatin 1x 20
mg
Ciprofloxacin 2x
500 mg
N asetyl sistein
3x200 mg
21
23/04/2016
Pulmo :
SP : vesikuler
ST:
ronkhi
(+/+)
Abdomen :
Soepel, BU
(+) N
Ekstremitas
:
normal,
oedema
pretibial (+/
+)
Sesak
Sens : CM
nafas (-), TD : 120/70
Batuk
mmHg
berdahak HR : 80 x/i
RR : 20x/i
T : afebris
Pemeriksaan
fisik :
Kepala
Mata
:
anemia (-/-)
Ikterik (-/-)
Leher : Thoraks
Cor :
S1 (+) S (+)
S3 (-) S4 (-)
reguler,
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo :
SP : vesikuler
ST: (-/-)
Abdomen :
Soepel, BU
(+) N
Ekstremitas
-CHF Fc III
ec
CAD,
HHD
+
Pneumonia
Bed rest
O2 2-4 L via nasal
kanul
IVFD Nacl 0,9 %
10 gtt/i (mikro)
Inj. Furosemid 20
mg/8 jam
Spironolakton
1x25 mg
Rampiril 1x2,5 mg
Bisoprolol 1x1,25
mg
Aftor 1x 100 mg
Simvastatin 1x 20
mg
Ciprofloxacin 2x
500 mg
N asetyl sistein
3x200 mg
R/
pemeriksaan
angiografi
pada
hari Senin, 25
April 2016
22
24/05/2016
:
normal,
oedema
pretibial (+/
+)
Sesak
Sens : CM
nafas (-), TD : 120/80
Batuk
mmHg
berdahak HR : 80 x/i
RR : 20x/i
T : afebris
Pemeriksaan
fisik :
Kepala
Mata
:
anemia (-/-)
Ikterik (-/-)
Leher : dbn
Thoraks
Cor :
S1 (+) S (+)
S3 (-) S4 (-)
reguler,
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo :
SP : vesikuler
ST: -/Abdomen :
Soepel, BU
(+) N
Ekstremitas
:
normal,
oedeman
pretibial (-/-)
CHF
Fc
IIIec CAD,
HHD
+
Pneumonia
Bed rest
O2 2-4 L via nasal
kanul
IVFD Nacl 0,9 %
10 gtt/i (mikro)
Inj. Furosemid 20
mg/12 jam
Spironolakton
1x25 mg
Ramipiril
1x2,5
mg
Bisoprolol 1x1,25
mg
Aftor 1x 100 mg
Simvastatin 1x 20
mg
Ciprofloxacin 2x
500 mg
N asetyl sistein
3x200 mg
23
24/05/2016
25/05/2016
Sesak
nafas (-),
Batuk
berdahak
Sens : CM
TD : 120/80
mmHg
HR : 80 x/i
RR : 20x/i
T : afebris
Pemeriksaan
fisik :
Kepala
Mata
:
anemia (-/-)
Ikterik (-/-)
Leher : dbn
Thoraks
Cor :
S1 (+) S (+)
S3 (-) S4 (-)
reguler,
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo :
SP : vesikuler
ST: -/Abdomen :
Soepel, BU
(+) N
Ekstremitas
:
normal,
oedeman
pretibial (-/-)
Sesak
Sens : CM
nafas (-), TD : 110/80
Batuk
mmHg
berdahak HR : 80 x/i
RR : 20x/i
T : afebris
Pemeriksaan
fisik :
Kepala
Mata
:
CHF
Fc
IIIec CAD ,
HHD
+
Pneumonia
CHF Fc III
ec HHD +
Pneumonia
Bed rest
O2 2-4 L via nasal
kanul
IVFD Nacl 0,9 %
10 gtt/i (mikro)
Inj. Furosemid 20
mg/12 jam
Spironolakton
1x25 mg
Ramipiril
1x2,5
mg
Bisoprolol 1x1,25
mg
Aftor 1x100 mg
Simvastatin 1x20
mg
Ciprofloxacin 2x
500 mg
N asetyl sistein
3x200 mg
Bed rest
O2 2-4 L via nasal
kanul
IVFD Nacl 0,9 %
10 gtt/i (mikro)
Inj. Furosemid 20
mg/12 jam
Spironolakton
1x25 mg
Ramipiril
1x2,5
mg
24
anemia (-/-)
Ikterik (-/-)
Leher : dbn
Thoraks
Cor :
S1 (+) S (+)
S3 (-) S4 (-)
reguler,
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo :
SP : vesikuler
ST: -/Abdomen :
Soepel, BU
(+) N
Ekstremitas
:
normal,
oedeman
pretibial (-/-)
Ciprofloxacin 2x
500 mg
N asetyl sistein
3x200 mg
BAB 4
DISKUSI KASUS
TEORI
Etiologi CHF4
KASUS
Pada kasus ini, pasien memiliki
25
olahraga
Orthopnea
Paroxysmal Nocturnal Dyspnea
Mudah lelah
Edema
Sakit perut atau distensi
Palpitasi
Pada kasus :
Diagnosis5
Kriteria mayor:
1. PND
3. Kardiomegali
Kriteria minor:
Kriteria mayor: paroxysmal
nocturnal dyspnea,
penurunan berat badan 4,5
kg dalam 5 hari dalam respon
pengobatan, distensi vena
leher, ronki basah, edema
paru akut, refluks
hepatojugular, gallop bunyi
jantung III, peningkatan
tekanan vena jugularis,
kardiomegali.
26
Tatalaksana10
ACE Inhibitor
Konsep dasar pemakaian inhibitor ACE
sebagai vasodilator dalam pengobatan
gagal jantung adalah karena
kemampuannya untuk:
(a) Menurunkan retensi vaskular
periferyang tinggi akibat tingginya
tonusarteriol dan venul (peripheral
vascularresistance).
(b) Menurunkan beban
tekananpengisian ventrikel yang
tinggi(ventricular filling pressure).
Antagonis Aldosteron
Obat golongan antagonis aldosterone
bila digunakan dalam kombinasi
dengan tiazid atau diuretika Ansa Henle
akan efektif dalam mempertahankan
kadar kalium yang normal dalam
serum.
Beta Blocker
Pemberian - bloker pada gagal jantung
sistolik akan mengurangi kejadian
iskemia miokard, mengurangi stimulasi
sel-sel automatik jantung dan efek
antiaritmia lainnya, sehingga
(mikro)
Inj. Furosemid 20 mg/12 jam
Spironolakton 1x25 mg
Ramipiril 1x2,5 mg
Ciprofloxacin 2x 500 mg
N asetyl sistein 3x200 mg
27
28
mempunyai
angka
mortalitas
BAB 5
KESIMPULAN
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Davis RC, Hobbs FDR, Lip GYH. ABC of heart failure: History and
epidemiology. BMJ 2000;320:39-42.
2. Anh L. Bui, Tamara B. Horwich, Gregg c. Fonarow. Epidemiology and
risk profile of heart failure. NCBI. 2011.
3. Crawford MH, ed. Current Diagnosis & Treatment in Cardiology. 2 nd ed.
Scottsdale: McGraw-Hill. 2002.
4. Lilly LS, ed. Pathophysiology of Heart Disease. 5th ed. Massachusetts:
Lippincolt Williams & Wilkins. 2011.
5. Dumitru I. Heart Failure.
Medscape.http://reference.medscape.com/article/163062-overview#a1
[Accessed 29 March 2016].
6. Mariyono HH, Santoso Anwar. Gagal Jantung. SMF Kardiologi FK Unud.
2007.
7. Rodeheffer RJ, Redfield MM. Heart Failure: Diagnosis and Evaluation. In:
Murphy JG, Lloyd MA. Mayo Clinic Cardiology. Canada: Mayo Clinic
Scientific Press. 2007.
30
[Accessed
30
March
2016].
11. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.
Available from: www.litbang.depkes.go.id.download [Accessed 18 March
2016].