Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KEGIATAN F6

Upaya Pengobatan Dasar

OSTEOARTHRITIS GENUE

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Program Internship

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


DOKTER INTERNSHIP INDONESIA

Oleh:
dr. Adha Nurjanah

Pusat Kesehatan Masyarakat Kapuan


Kabupaten Blora - Jawa Tengah
Periode November 2015 Maret 2016

LATAR
BELAKANG

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit persendian yang


kasusnya paling umum dijumpai secara global. Diketahui bahwa OA
diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta
jiwa di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2004). Prevalensi OA juga
terus meningkat secara dramatis mengikuti pertambahan usia
penderita. Berdasarkan temuan radiologis, didapati bahwa 70% dari
pasien yang berumur lebih dari 65 tahun menderita OA. Prevalensi
OA lutut pada pasien wanita berumur 75 tahun ke atas dapat
mencapai 35% dari jumlah kasus yang ada. Diperkirakan juga
bahwa satu sampai dua juta lanjut usia di Indonesia menjadi cacat
karena OA.
Berat badan sering dikaitkan sebagai faktor yang memperparah
OA pasien. Pada sendi lutut, dampak buruk dari berat badan berlebih
dapat mencapai empat hingga lima kali lebih besar sehingga
mempercepat kerusakan struktur tulang rawan sendi. Fakta tersebut
menyimpulkan bahwa obesitas merupakan suatu faktor risiko
terjadinya OA, terutama pada sendi lutut. Obesitas juga dianggap
sebagai salah satu faktor yang meningkatkan intensitas nyeri yang
dirasakan pasien OA lutut. Peningkatan dari rasa nyeri dan
ketidakmampuan fungsi pada lutut pasien penderita OA semakin
meningkat seiring dengan berjalannya waktu.
Dapat disimpulkan bahwa meningkatnya rasa nyeri yang
dirasakan oleh pasien OA selain dipengaruhi oleh tingkat keparahan
penyakit dan umur, status obese yang diderita pasien turut
mempengaruhi.

PERMASALAHA

Kasus

Identitas
Nama

: Ny. SR

Usia

: 55 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Gondel, Kedungtuban

No Reg

: 009

Anamnesis
RPS
Pasien mengeluh nyeri pada kedua lututnya, nyeri dirasakan
berdenyut dan tertusuk-tusuk, terutama pada perubahan posisi dari
duduk ke berdiri dan saat berjalan. Setiap pagi hari pasien mengeluh
kaku di kedua sendi lututnya sekitar setengah jam. Keluhan ini
sudah sejak 1 tahun yang lalu dan dirasakan semakin lama semakin
memberat. Pasien sering mengkonsumsi obat penghilang nyeri di
warung, tetapi keluhan itu muncul lagi saat reaksi obat habis.
Pekerjaan pasien di pasar dan sering mengangkat beban berat.
Pasien juga gemuk dan merasa sulit menurunkan berat badanya.
RPD
Riwayat alergi (-)
Riwayat asma (-)
Riwayat darah tinggi (-)
Riwayat kencing manis (-)
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Respiration Rate : 24 x/menit


Nadi

: 80 x/menit

Suhu

: afebril

Status gizi

: Kesan gizi cukup

BB / TB

: 79 kg / 145cm

BMI

: 37,57 (obesitas)

Keadaan Umum : compos mentis


Kepala

: Konjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)

Leher

: JVP tidak meningkat

Thorax
-

Inspeksi

tidak tampak, retraksi (-)


Palpasi
: ictus cordis teraba di SIC 5 LMCS
Perkusi
: sonor (+/+)
Auskultasi : SDV (+/+), rhonkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi

: simetris, tidak ada gerakan tertinggal, ictus cordis

jantung I-II tunggal, bising (-)


Abdomen
-

Inspeksi : normal
Auskultasi : bising usus 12x/menit
Perkusi : timpani di seluruh lapang
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)

Ekstremitas
-

Akral hangat (+/+)


Oedem (-/-)

Status Lokalis Genue Dextra et Sinistra


PERENCANAAN

Look: rubor (-/-), oedem (-/-), alignment genue dex et sin (baik)
Feel: kalor (-/-), krepitasi (+/+)
Move: ROM terbatas (+/+), nyeri (+/+)

Diagnosis:

DAN PEMILIHAN - Anamnesis


INTERVENSI

- Pemeriksaan fisik
- Penatalaksanaan:
1. Non medikamentosa :
- Edukasi atau penjelasan kepada pasien perlu dilakukan
agar pasien dapat mengetahui serta memahami tentang
penyakit yang dideritanya, bagaimana agar penyakitnya
tidak bertambah semakin parah, dan agar persendiaanya
-

tetap terpakai.
Terapi fisik atau rehabilitasi. Pasien dapat mengalami
kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini dilakukan
untuk melatih pasien agar persendianya tetap dapat
dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang

sakit.
Penurunan Berat Badan, karena berat badan yang berlebih

merupakan faktor yang memperberat OA.


Kontrol secara teratur

2. Medikamentosa :
- NSAIDs (Non Steroid Anti Iflamatory Drugs), Inhibitor
-

Siklooksigenase-2 (COX-2), dan Asetaminofen


Asam Hialuronat disebut Viscosupplement karena dapat
memperbaiki viskositas cairan sinovial. Obat ini diberikan
secara

intraartikular

dan

berperan

penting

dalam

pembentukan matriks tulang rawan sendi melalui agregasi


-

dengan proteoglikan.
Glikosaminoglikan dapat menghambat sejumlah enzim
yang berperan dalam degradasi tulang rawan dan
merangsang sintesis proteoglikan dan asam hialuronat

pada kultur tulang rawan sendi.


Kondroitin sulfat, merupakan bagian proteoglikan pada
tulan rawan sendi dan bermanfaat sebagai anti inflamasi,
efek metabolik terhadap sintesis hialuronat serta anti

degradatif.
Vitamin C, dapat menhambat aktivitas enzim lisozim.

3. Terapi Pembedahan
Terapi ini diberikan jika terapi farmakologis tidak berhasil
untuk menurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi
apabila terjadi deformitas sendi yang menggangu aktivitas
sehari-hari.
PELAKSANAAN

Diagnosis:
Diagnosis

OA ditetapkan

berdasarkan

atas

anamnesis

dan

pemeriksaan fisik
1. Terapi non medikamentosa :
Pasien diberikan edukasi untuk menurunkan berat badan dan
mengurangi kerjaan yang mengangkat beban berat karena
dapat memperparah derajat OA. Pasien juga disarankan

mengikuti rehabilitasi fisik dan melakukan kontrol rutin


untuk OA yan dideritanya.
2. Terapi medikamentosa :
Na Diklofenak 25mg 3x1
Glukosamin 500mg 3x1
Vitamin C 2x1
MONITORING
DAN EVALUASI

Pasien diminta untuk rutin kontrol ke puskesmas minimal dua


minggu sekali.

Komentar /Umpan Balik:

Peserta,

Kapuan, Maret 2016


Dokter Pendamping,

dr. Adha Nurjanah

dr. Budy Cahayany Halimatun N

Anda mungkin juga menyukai