Anda di halaman 1dari 13

REAKTOR YANG DISEPAKATI OLEH INTERNASIONAL

(Reaktor Generasi IV)

1. LFR (Lead-Cooled Fast Reactor)


LFR merupakan PLTN jenis Reaktor Cepat Pendingin Timbal. LFR
memiliki spektrum netron cepat dan siklus bahan bakar tertutup. Pendingin berupa
Pb atau Pb/Bi. PLTN jenis ini merupakan PLTN modular dengan interval isi ulang
yang sangat panjang (15 30 tahun). Bahan bakarnya berupa logam yang
mengandung uranium fertil dan transuranik. PLTN ini memiliki pendinginan
konveksi alamiah dengan temperature pendingin keluar sebesar 550 OC, dan
memungkinkan meningkat sampai temperatur 800 OC, yang memungkinkan dapat
digandengkan dengan instalasi produksi hidrogen dengan proses termokimia.
Ukuran sebagai PLTN tetap sekitar 150- 1200 MWe, sedangkan untuk PLTN yang
dapat bergerak sekitar 50-150 MWe.
LFR adalah sistem energi nuklir terakhir dengan spectrum neutron cepat.
LFR juga memiliki potensi pemanfaatan siklus bahan bakar tertutup dengan daur
ulang aktinida penuh. Karakteristik LFR yang dapat melakukan self breeding
membuat reaktor jenis ini mempunyai waktu operasi yang sangat lama, yakni 1530 tahun. LFR mirip sekali dengan SFR dengan perbedaan utama terletak pada
pemilihan pendingin, timbal (Pb) atau timbal-bismuth (Pb-Bi) digunakan dalam
LFR sedangkan sodium dimanfaatkan dalam SFR.

Gambar 1. Desain LFR


Untuk parameter reaktor cepat berpendingin timbal (LFR) dapat dilihat pada tabel
1.
Tabel 1. Parameter LFR

Sedangkan untuk komposis atomik LFRnya dapat dilihat sebagai berikut :


Tabel 2. Komposisi atomik LFR, SFR dan GFR

2. SFR (Sodium Cooled Fast Reactor)


SFR merupakan PLTN jenis yang mirip dengan yang sudah ada yakni
PLTN jenis the liquid metal fast breeder reactor dan the Integral Fast Reactor.
Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi pemakaian uranium dengan jalan
pembiakan plutonium dan menghilangkan kebutuhan isotop transuranik. Desain
reaktor ini tidak menggunakan moderator. Konsep PLTN jenis Reaktor Cepat
memiliki pendingin natrium dan bahan bakar berupa logam alloy uranium dan
plutonium. Bahan bakar dibungkus dengan kelongsong baja yang diisi dengan
natrium cair di dalam ruang kelongsong. Ukuran sebagai PLTN Besar berdaya
sekitar 600-1500 MWe, PLTN Medium berdaya sekitar 300-600 MWe dan sebagai
PLTN Modular berdaya sekitar 50 MWe
SFR adalah sistem energi nuklir kedua dengan spektrum neutron cepat
yang memiliki potensi pemanfaatan siklus bahan bakar tertutup dengan daur ulang
aktinida penuh. Pendingin SFR adalah sodium (Na) dan temperatur outlet-nya
diharapkan mencapai 550

C. Bahan bakar SFR adalah paduan metalik dari

plutonium dan uranium. Karena SFR menggunakan siklus bahan bakar tertutup,
aktinida minor dan transuranium tidak akan pernah meninggalkan reactor dan
akan dibakar selama reaktor beroperasi. Desain SFR diperlihatkan dalam Gambar
2.

Gambar 2. Desain SFR

Komposisi atomik SFR dapat dilihat pada Tabel 1.


3. GFR (Gas-cooled Fast Reactor)
GFR merupakan sistem reaktor yang memiliki spektrum netron cepat dan
siklus bahan bakar tertutup dengan konversi uranium fertile dan pengelolaan
aktinida. PLTN ini berpendingin helium dengan temperature keluaran sebesa 850
O

C dan menggunakan siklus langsung gas turbin Brayton dengan tingkat

efisiensi thermal yang tinggi. Besar daya optimalnya sebesar 1100 MWe.
Beberapa bentuk bahan bakar telah menjadi pertimbangan untuk dapat beroperasi
dengan temperature sangat tinggi dan dapat menjamin retensi produk fisi. Bentuk
bahan bakar yang digunakan berupa keramik.
GFR adalah sistem energi nuklir berpendingin gas helium(He) dengan
spektrum neutron cepat. Karakteristik spektrum neutron yang sangat keras
dihasilkan
oleh U-238, karena GFR menggunakan bahan bakar berlapis keramik yang
terdispersi dalam matriks bahan bakar. Reaktor ini memiliki potensi dalam
memanfaatkan siklus bahan bakar tertutup dengan daur ulang aktinida penuh. Ciri
utama reaktor ini adalah temperatur operasinya tinggi sehingga temperature outlet
dimungkinkan mencapai 850_C.
Pada umumnya, operasi temperatur tinggi dari sebuah reaktor nuklir akan
menghasilkan efisiensi yang relatif tinggi, namun dibutuhkan material yang
advanced untuk menopang kondisi operasi. Saat ini pin, pelat dan blok prismatik
sedang dipertimbangkan sebagai konfigurasi teras. Desain GFR diperlihatkan
dalam Gambar 3 dengan kompilasi data parameter ditabulasikan dalam Tabel 3.

Gambar 3. Desain GFR

Tabel 3. Parameter GFR

4. MSR (Molten Salt Reactor)


MSR merupakan PLTN dengan pendinginnya berupa garam cair. Konsep
awalnya merupakan PLTN dengan bahan bakar nuklir campuran dimana garam
flourida cair bercampur sebagai uranium tetraflourida (UF4). Temperatur
keluarannya berkisar 700-800

C dan daya optimalnya sebesar 1000 MWe.

Tekanan operasinya rendah berkisar kurang dari 0,5 MPa.


MSR merupakan jenis reaktor yang menggunakan lelehan garam fluorida.
Susunan struktur teras reactor MSR terdiri dari grafit yang digunakan untuk mem
membuat bahan bakar aliran lelehan garam. Litbang fisika reaktor yang
berkembang pada jenis reaktor MSR yaitu :
(a) Data nuklir yang berkaitan dengan aktinida dan unsur penyusun garam
seperti fluorine (F2) dan fluorida (F)
(b) Neutron kasip (delayed neutron precursor) dari produk fisi yang mudah
hilang dari teras
(c) Aliran produk fisi sebelum mengeluarkan neutron kasip atau menangkap
neutron.
Instalasi PLTN dengan sistem MSR ini menggunakan bahan bakar uranium
fluoride dan natrium cair yang bersirkulasi melalui kanal-kanal struktur teras
dengan inti grafit untuk memproduksi netron termal (thermal neutron).
Keseluruhan inti reaktor dirancang dari bahan bukan logam (non metal) terutama
grafit, sehingga temperatur yang sangat tinggi sekalipun dapat diterima di dalam
sistem ini. Jumlah grafit yang besar di dalam MSR ini memiliki kapasitas panas
sedemikian tinggi sehingga dapat menyerap semua energi panas dari produk fisi
tanpa menimbulkan masalah terjadinya pelelehan inti.
Bahan bakar uranium fluoridedisirkulasikan melalui sebuah alat penukar
kalor intermediet (Intermediate Heat Exchanger / IHX) dan kemudian
dipompakan kembali ke teras reaktor. Dalam IHX, panas yang dihasilkan dari
bahan bakar cair diserap oleh pendingin garam natrium cair. Garam cair panas

yang diperoleh dialirkan melalui alat penukar kalor (Heat Exchanger / HX) untuk
selanjutnya dipompakan kedalam IHX lagi. Dalam HX, panas dari pendingin
garam cair ditransfer ke helium dalam siklus tertutup turbin gas.
Siklus tertutup turbin gas ini merupakan sistem pendingin sekunder pada
PLTN jenis MSR dengan komponen utama yaitu turbin, kompresor, recuperator,
pre-cooler, dan intercooler, dan media kerja yang digunakan adalah gas helium.
Untuk proses yang dianggap ideal maka proses dalam kompresor dan proses
dalam turbin dianggap isentropik yaitu tidak ada kerugian panas karena entropi
tidak berubah akibat gesekan, dan penurunan tekanan melalui penukar kalor
dihitung. Efisiensi thermal dari siklus tertutup turbin gas ini akan meningkat
karena perbandingan tekanan ditingkatkan. Dalam sistem pendingin sekunder ini,
kompresor dan turbin diletakkan pada satu poros dimana sebagian besar kerja
yang dihasilkan oleh turbin akan digunakan untuk memutar kompresor dan
selebihnya untuk menggerakkan generator listrik. Studi lebih lanjut tentang siklus
tertutup turbin gas pada sistem pendingin sekunder untuk PLTN jenis MSR
dengan kondisi kerja pada temperatur tinggi akan dilakukan dalam memperbaiki
efisiensi termal yang dihasilkan.

Gambar 4. Desain MSR

5. SCWR (Supercritical Water Reactor)


SCWR konsep reaktor yang memanfaatkan air superkritik sebagai fluida kerja.
PLTN tipe Reaktor Air Superkritik pada dasarnya adalah jenis PLTN Air Ringan yang
beroperasi pada temperatur dan tekanan tinggi (374 OC dan 22,1 MPa) dengan siklus
pendingin langsung. Sehingga memiliki Balance Of Plant yang sederhana. Sebagian
besar PLTN jenis ini memiliki operasi siklus mirip dengan PLTN jenis Reaktor Air Didih
(Boiling Water Reactor, BWR), tetapi memanfaatkan air superkritik sebagai fluida
kerjanya. PLTN jenis Air Superkritik menjajikan sebagai sistem nuklir masa depan
dengan tingkat efisiensi pembangkit mencapai 45 %. PLTN jenis Air Superkritik memiliki
misi sebagai pembangkit listrik biaya rendah.PLTN ini juga dibangun berdasarkan
teknologi yang sudah proven.
Jenis reaktor SCWR menggunakan air sebagai moderatornya. Air (H2O) yang
digunakan adalah air yang berada dalam fase superkritis pada sistem tekanan tinggi (_25
MPa). Bentuk bahan baker SCWR adalah UO2 biasa dengan bahan kelongsong dari
stainless steel. Perangkat bahan bakar mempunyai kolom tempat air yang sangat luas
untuk menjaga dan mengkompensasi moderasi air yang mempunyai densitas sangat
rendah pada daerah superkritis. Litbang seputar fisika reaktor yang berkembang pada
jenis reactor SCWR antara lain: peningkatan heterogenitas yang disebabkan oleh kolom
air yang sangat luas, arus neutron yang kuat (neutron streaming) yang disebabkan oleh
densitas pendingin yang sangat rendah pada arah aksial dan kopel termalhidrolikneutronik yang kuat dikarenakan oleh variasi densitas moderator yang sangat besar
terhadap temperatur serta potensial terhadap
instabilitas daya yang disebabkan oleh densitas aliran.

Gambar 5. Desain SCWR

6. VHTR (Very High Temperature Reactor)


Very High Temperature Reactor (VHTR) adalah salah satu jenis sistem reaktor
nuklir generasi IV yang secara khusus didesain dengan konsep kogenerasi untuk
pembangkit listrik dan untuk proses produksi gas hidrogen. VHTR didesain berpendingin
heliumyang bertekanan 7 MPa. Komponen konversi energi yang utama dalam sistem
kogenerasi reaktor termasuk system reaktor VHTR adalah penukar panas tengah
(Intermediate Heat Exchanger / IHX). Melalui sistem IHX, energi termal dipindahkan
dari system reaktor ke sistem kogenerasi untuk pembangkitan listrik dan untuk proses
produksi gas hydrogen ataupun untuk aplikasi lainnya. Salah satu tolok ukur keberhasilan
proyek desain sistem reactor termasuk sistem kogenerasi reaktor generasi IV secara kritis
ditentukan oleh unjuk kerja system IHX[2,3]. Beberapa parameter unjuk kerja rancangan
sistem IHX yang dominan antara lain: efektifitas sistem IHX, efisiensi sistem IHX baik
secara sendiri maupun dalam konfigurasi system kogenerasi. Selain itu, konfigurasi
sistem kogenerasi dan penempatan IHX dalam system kogenerasi tersebut juga dapat
menentukan besarnya efisiensi IHX dalam sistem kogenerasi.
VHTR merupakan jenis reaktor termal berpendingin gas helium yang dapat
memproduksi panas hingga 1000 oC. Dengan temperatur keluaran yang tinggi tersebut
reaktor jenis VHTR sangat cocok untuk meningkatkan efisiensi dari sistem konversi
energy pada sistem produksi hidrogen menggunakan proses pemisahan air secara
termokimia. Reaktor VHTR memanfaatkan bahan bakar partikel TRISO dengan kernel
UO2 (uranium dioksida) atau UCO (uranium oksikarbida) yang dilapisi oleh coating SiC
atau ZrC. Grafit digunakan sebagai bahan moderator untuk operasi pada temperatur
tinggi. Litbang seputar
fisika reaktor yang berkembang pada jenis reaktor VHTR diantaranya adalah bentuk
bahan bakar jenis partikel berlapis tiga (TRISO) dengan heterogenitas ganda (double
heterogeneous) dan batang bahan bakar berbentuk silinder di dalam blok grafit atau bahan
pebble, penanganan terhadap kemungkinan resonansi yang sangat berbeda dari bentuk
dan tipe geometri konvensional serta pemodelan transportasi produk fisi di dalam sistem
pendingin reaktor. Reaktor jenis VHTR menggunakan turbin gas dengan siklus langsung
atau dikopel langsung dengan sistem produksi hidrogen.

Gambar 6. Desain VHTR


Sedangkan untuk parameter desain bahan bakarnya sendiri dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Parameter desain kernel bahan bakar VHTR

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ign. Djoko Irianto. 2010. Pengaruh Konfigurasi IHX terhadap Efisiensi dan Efektivitas
Sistem Kogenerasi Reaktor VHTR. Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan
Nuklir
Sri Sudadiyo.2010 Studi Siklus Pendingin Sekunder Reaktor Garam Cair pada
Temperatur Tinggi. Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir
Suwoto dan Zuhair. 2010. Studi dan Observasi Awal Kebutuhan Data Nuklir untuk
Generasi IV. Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir
Zuhair. 2012. Studi Model Teras Reaktor Generasi IV dengan Spektrum NeutronCepat
dalam Perhitungan Multiplikasi Neutron. Pusat Teknologi Nuklir BATAN.
Tangerang
Wikipedia

MAKALAH
FISIKA REAKTOR
REAKTOR YANG DISEPAKATI OLEH DUNIA
(REAKTOR GENERASI IV)

OLEH
MARZI DAYANA
0910441007

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai