Banjir dalam kasus ini adalah disebabkan oleh kesalahan system dan konstruksi drainase. Pembuatan
saluran drainase yang salah dan tidak teratur akan memperbesar peluang banjir.
Saluran drainse dikatakan bermasalah ketika tidak mampu mengakomodir debit ketika banjir. Banyak
factor yang menyebabkan konstruksi drainase tidak memenuhi criteria aman. Pertumbuhan kota dan
perkembangan industry menimbulkan dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi sehingga
berpengaruh besar terhadap system drainasi. Sebagai contoh ada perkembangan beberapa kawasan hunian
yang disinyalir sebagai penyebab banjir dan genangan di lingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena
perkembangan urbanisasi, menyebabkan perubahan tata guna lahan, sedangkan siklus hidrologi sangat
dipengaruhi oleh tata guna lahan. Oleh karena itu setiap perkembangan kota atau wilayah harus diikuti
dengan perbaikan system drainase, tidak cukup hanya pada lokasi yang dikembangkan, melainkan harus
meliputi daerah sekitarnya juga.
Jaringan drainase perkotaan meliputi seluruh alur air, baik alur alam maupun alur buatan yang hulunya
terletak di kota dan bermuara di sungai yang melewati kota tersebut
Analisis hidrologi diperlukan untuk perencanan drainase maupun jembatan yang melintas ungai atau
saluran. Perencanaan fasilitas transportasi bukan satu-satunya kegiatan yang harus mempertimbangkan
kelancaran air akibat hujan. Setiap kegiatan yang melibatkan lahan sebagai objek, seperti perumhan,
perkantoran, dan industri harus mempertimbangkan aliran air hujan. Pengembangan lahan biasanya
diikuti penambahan lapisan kedap air yang berakibat pada peningkatan laju dan volume aliran
permukaan.
Pada beberapa lokasi pengembangan lahan, dimana penambahan lapisan kedap air besar, pembangunan
kolam penahan mungkin diperlukan untuk mengontrol kenaikan aliran permukaan. Besarnya beban aliran
yang diterima oleh sungai-sungai pada musim penghujan menyebabkan sering terjadinya banjir akibat
luapan air sungai. Banjir juga umumnya disebabkan oleh kurangnya daerah resapan air dan daerah retensi,
seperti rawa dan tambak yang direklamasi menjadi kawasan pemukiman dan industri. Selama ini disetiap
musim hujan selalu timbul masalah banjir yang meresahkan masyarakat di sepanjang saluran drainase.
Pemanfaatan tanggul dan bantaran sungai oleh masyarakat setempat menjadi daerah hunian dengan
membangun rumah-rumah permanen/semi permanen berdampak terjadinya hambatan aliran dan
berkurangnya kapasitas tampung saluran drainase itu sendiri. Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka
dipandang perlu untuk melakukan suatu perencanaan normalisasi sungai yang berdasarkan pada prinsip
partisipatif dengan kesepakatan dari pihak yang terkait sehingga pengendalian daya rusak air yang terjadi
dapat dilaksanakan bersama.
Untuk mengatur permasalahan infrastruktur tersebut, diperlukan system drainase yang berwawasan
lingkungan, dengan prinsip dasar mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga dapat dialirkan secara
terkendali dan lebih banyak memiliki kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Hal ini dimaksudkan
agar konservasi air tanah dapat berlangsung dengan baik dan dimensi struktur bangunan sarana drainase
dapat lebih efisien. Untuk dapat memadukan berbagai tingkat kepentingan, maka perlu diupayakan
adanya koordinasi antara instansi atau lembaga yang terkait dengan masyarakat.
Peran serta masyarakat dilakukan dengan pendekatan partisipasif dengan melibatkan seluruh masyarakat
yang ada dalam pembangunan system drainase. Di samping itu peraturan yang menjangkau perilaku
masyarakat harus berjalan dengan baik dan konsekuen, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
memelihara sistem drainase, meningkatkan rasa memiliki dan eningkatkan sifat peduli terhadap
lingkungan. Untuk itu mulai sekarang segala kebijakan publik harus elibatkan masyarakat baik itu yang
berupa pembangunan fisik maupun non fisik, sejak awal unculnya ide pembangunan infrastruktur sampai
dengan pengoperasiannya.
Kesalahan konstruksi,kesalahan ini bisa terjadi ketika saluran drainasi dalam pengerjaannya tidak sesuai
dengan perencanaan. Karena kesalahan pengerjaan bisa saja menyebabkan daya tampung debit yang kecil.
Atau dalam kasus lain umur saluran drainasi yang pendek dimana saluran rentan kerusakan, dengan
kerusakan saluran tentunya berimbas pada layanan aliran. Kemungkinan ini terjadi akibat kenakalan
kontaktor.
Kesalahan akibat kurangnya perawatan dan penjagaan sungai
Di perkotaan kasus pemukiman liar marak terjadi dimana-mana tak terkecuali di bantaran sungai. Proses
urbanisasi pemukiman liar ini menyebabkan peningkatan aktifitas di pinggir sungai, dan lambat laun
pemukiman semakin menjorok ke sungai dan yang terjadi adalah penyempitan penampang aliran sungai.
Saat debit banjir datang keadaan ini berpeluang menyebabkan luapan banjir.
Upaya-upaya penanngulangan banjir pada saluran drainasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Memperbaiki kebijakan tata guna lahan baik di daerah hulu maupun hilir.
Menjaga kelestarian sungai dari sampah-sampah dan pendangkalan.
Membuat tanggul-tanggul yang tinggi dan aman di pinggir sungai.
Sosialiasi biopori dan konsep bio retention oleh pemerintah agar debit limpasan berkurang karena
infiltrasi.
Mengkaji ulang data curah hujan, kemiringan saluran dan debit rencana.
Ketika banjir telah terjadi upaya yang bisa dilakukan adalah memperbesar dimensi saluran yang mana
rawan terjadi banjir.
Memodifikasi system drainasi mulai dari saluran tersier, sekunder dan primer.
Menjaga kualitas material pembuatan saluran drainase.
Normalisasi(pelurusan) sungai di daerah hilir untuk mempercepat pembuangan air ke laut.
Menjaga kondisi meander sungai di daerah bagian tengah, agar limpasan yang terjadi dapat tertahan
lebih lama sebelum masuk daerah hilir (debit puncak semakin lama dan debitnya lebih kecil)
Pembuatan bangunan air waduk pada suatu aliran sungai.
Membangun tendon-tandon air pada saluran primer.
Penertiban pedagang kaki lima agar tidak merusak saluran dengan cara menutup. Yang mana hal ini
sulit untuk mendeteksi sumbatan-sumbatan saluran.
14. Membangun system banjir kanal di daerah hilir , dan system polder di daerah pesisir.
Sumber referensi:
Catatan kuliah
E-Book, Drainase Perkotaan, Gunadarma Press
http://adipandang.files.wordpress.com/2011/02/03_banjir-manajemen-keruanganpenanganannya-copy.pdf
http://pplp-dinciptakaru.jatengprov.go.id/drainase/file/749053951_prinsip
_dasar_drainase_perkotaan.pdf
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/artikel-tentang-banjir/agus-maryono/
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7958-3303109013-bab1.pdf
Tentang iklan-iklan ini
Tag: banjir, berwawasan lingkungan, drainase perkotaan, kesalahan drainase, penyebab, siklus hidrologi,
solusi drainase, tata guna lahan
1 | titianmc
Juni 20, 2012 pada 9:06 pm
nambah pengetahuan nih, nice gan..
http://titianmc.co.id/
0
0
i
Rate This
Balas
2 | yuuripico
Oktober 7, 2012 pada 6:50 am
makasihh infonya kaka
1
0
i
Rate This
Balas
fadlyfauzie
Oktober 7, 2012 pada 8:13 am
sama2..
0
0
i
Rate This
Balas
3 | Pak Iksan
Januari 15, 2013 pada 8:23 pm
banyak drainase yg beralih fungsi jadi warung pinggir jalan
1
0
i
Rate This
Balas
fadlyfauzie
Januari 18, 2013 pada 6:07 pm
Iya benar paksalahnya warung2 itu membuang limbah kering,basah,dan cair ke saluran drainase
0
0
i
Rate This
Balas
4 | Fitri susilowati
April 9, 2013 pada 2:04 am
Right Fadly..tulisannya keren banget. Lain kali bahas juga tentang Green Building ya.tulisanmu ini bisa
buat referensi komunitasku. Sukses 3x Anak Muda !!!
i
Rate This
Balas
Blog di WordPress.com.
Tema Albeo.
2
0