Anda di halaman 1dari 10

Prosedur Pemeriksaan Tanda Vital

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem
tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan
darah. Tanda vital mempunyai nilai sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan
tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh;
denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular; frekuensi
pernapasan dapat menunjukkan fungsi pernapasan; dan tekanan darah dapat menilai
kemampuan sistem kardiovaskular, yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Semua tanda
vital tersebut saling berhubungan dan saling memengaruhi. Perubahan tanda vital dapat
terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas berat/dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut
merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh.
Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan untuk memantau
perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada klien,
tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh.
Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada semua klien berbeda satu dengan yang lain.
Tingkat kegawatan pasien seperti pada kondisi pasien yang kritis akan membutuhkan
pengawasan terhadap tanda vital yang lebih ketat dibanding pada kondisi pasien yang tidak
kritis demikian sebaliknya. Prosedur pemeriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien
meliputi pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernapasan, dan
pengukuran tekanan darah.
1.1 Pengukuran Suhu
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara
pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila
pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi,
berkeringat, hiperventilasi dan lain-lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas
meningkat maka nilai suhu tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan
metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, rektal,
dan aksila.
1.1.1 Tujuan tindakan
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
1.1.2 Alat dan Bahan
1. Termometer
2. Tiga buah botol
botol pertama berisi larutan sabun
botol kedua berisi larutan desinfektan
botol ketiga berisi air bersih
3. Bengkok
4. Kertas/tisu
5. Vaselin
6. Buku catatan suhu
7. Sarung tangan
1.1.3 Prosedur kerja

1.1.3.1 Pemeriksaan suhu oral


1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Atur posisi pasien (manusia coba).
5. Tentukan letak bawah lidah.
6. Turunkan suhu termometer di bawah 34 - 35C.
7. Letakkan termometer di bawah lidah sejajar dengan gusi.
8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit.
9. Angkat termometer dan baca hasilnya.
10. Catat hasil.
11. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
12. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
1.2 Pemeriksaan Denyut Nadi
Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular. Denyut nadi
dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dapat juga dilakukan
dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat
dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brakhialis pada siku
bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis
pedis, dan pada arteri frontalis pada bayi.
1.2.1 Tujuan
1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan).
2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular.
1.2.2 Alat dan Bahan
1. Arloji (jam) atau stop-watch
2. Buku catatan nadi
3. Pena
1.2.3 Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien (manusia coba).
4. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung).
6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari
manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan.
7. Catat hasil.
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
1.3 Pemeriksaan Pernapasan
Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi
sistem pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida
dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.
1.3.1 Tujuan
1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.

2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan.


1.3.2 Alat dan bahan
1. Arloji (jam) atau stop-watch
2. Buku catatan
3. Pena
1.3.3 Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien (manusia coba).
4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
5. Catat hasil.
6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
1.4 Pemeriksaan Tekanan Darah
Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskular bersamaan
dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan dua metode, yaitu
metode langsung: metode yang menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan ke dalam
pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang
paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian
khusus; metode tak langsung: metode yang menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran
tak langsung ini menggunakan dua cara, yaitu palpasi yang mengukur tekanan sistolik dan
auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini memerlukan alat
stetoskop.
1.4.1 Tujuan
Mengetahui nilai tekanan darah.
1.4.2 Alat dan bahan
1. Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdiri dari:
manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
manset udara
slang karet
pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup
2. Stetoskop
3. Buku catatan tanda vital
4. Pena
1.4.3 Prosedur kerja
1.4.3.1 Cara palpasi
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien (manusia coba).
4. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
5. Lengan baju di buka.
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu
ketat maupun terlalu longgar).
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba

9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba.
10. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara manset
secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara
berlawanan arah jarum jam.
11. Catat mm Hg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
12. Catat hasil.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
1.4.3.2 Cara auskultasi
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien (manusia coba).
4. Letakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi telentang.
5. Buka lengan baju.
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu
ketat maupun terlalu longgar).
7. Tentukkan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg dari titik radialis tidak teraba.
10. Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis dan dengarkan.
11. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan
memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
12. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut.
13. Catat tinggi air raksa pada manometer:
Suara Korotkoff I: menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi.
Suara Korotkoff IV/V: menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.
14. Catat hasilnya pada catatan pasien.
15. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Vital Sight

Vital Sight (Prosedur Pemeriksaan Tanda Vital)


1. Tekanan darah
2. Suhu
3. Pernapasan
4. Denyut nadi

1. Pemeriksaan Tekanan Darah

Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system kardiovas kular bersamaan
dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat di ukur dengan dua metode
yaitu: metode langsung : Metode yang yang menggunakan kanula atau jarum yang
dimasukkan kedalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer. Metode ini
merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tapi memerlukan
persyaratan dan keahlian khusus. Metode tak langsung : metode yang menggunakan sfig
momanometer. Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara. Yaitu palpasi yang
mengukur tekanan sistolik dan diastolic dan cara ini memerlukan alat stetoskop.

Tujuan tindakan:
Mengetahui nilai tekanan darah
Persiapan alat :
1. Sfigmamometer (tensimeter) yang terdiri dari:
- manometer air raksa + ktep penutup dan pembuka
- manset udara
- slang karet
- pompa udara dari karet dan sekrup pembuka dan penutup.
1. stetoskop
2. buku catatan tanda vital
3. pena

Prosedur Kerja
1. jelaskan prosedur pada klien
2. cuci tangan
3. atur posisi klien

4. letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.


5. lengan baju dibuka.
6. pasang manset pada lengan kanan / kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti (jangan
terlalu ketat maupun longgar)
7. tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra / sinistra.
8. pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9. pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba.
10. letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara
manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa
udara berlawanan arah jarum jam
11. catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
12. catat hasil
13. cuci tangan setelah prosedur dilakukan

2. Pengukur Suhu
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara
pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukan peningkatan bila
pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebakan oleh vasodilatasi,
berkeringat, hiperventinasi dan lain-lain.
Demikian sebaliknya, bila pemebentukan panas meningkat maka nilai suhu lisme dan
kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, retal, dan aksila.

Tujuan Tindakan
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui tentang suhu tubuh.

Persiapan alat
1. thermometer
2. tiga buah botol
- botol pertama berisi larutan sabun
- botol kedua berisi larutan desinfektan
- botol ketiga berisi air bersih

1. bengkok
2. kertas 1 tisu
3. vaselin
4. buku catatan suhu
5. sarung tangan (apabila diperlukan)

Prosedur kerja (pemeriksaan suhu aksila)


1. jelas prosedur pada klien
2. cuci tangan
3. gunakan sarung tangan
4. atur posisi klien
5. tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu.
6. turunkan thermometer dibawah suhu 34 - 35 c.

7. letakkan thermometer pada daerah aksila dan lengan klien fleksi di atas dada.
8. setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan dibaca hasilnya.
9. catat hasil.
10. bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
11. cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.
12. cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

3. Pernapasan (Pemeriksaan Pernapasan)


Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi
system pernapasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida
dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa.
Tujuan Tindakan
1. mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
2. menilai kemampuan fungsi penapasan.

Persiapan alat
1. arloji (jam) atau stop watch.
2. buku catatan.
3. pena.

Prosedur kerja
1. jelaskan prosedur pada klien
2. cuci tangan.
3. atur posisi pasien.

4. hitung frekuensi dan irama pernapasan.


5. catat hasil.
6. cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

4. Denyut nadi (pemeriksaan denyut nadi)


Nilai denyut nadi merupakan indicator untuk menilai sistem kardi ovaskular. Denyut nadi
dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) ataua dapat juga dilakukan
dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat
dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri berakhialis pada siku
bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis,
dan pada arteri frontalis pada bayi.

Tujuan Tindakan
1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi dan kekuatan)
2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler

Persiapan Alat
1. Arloji atau stopwatch
2. Buku catatan
3. Pena
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. cuci tangan
3. atur posisi klien
4. letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh

5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)


6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, tulunjuk, jari
tengah dan jari manis. Tentukan frekuensinya permenit dan keteraturan irama, dan
kekuatan denyutan.
7. catat hasil
8. cuci tangan setelah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai