Efektifitas Terapi Bekam PDF
Efektifitas Terapi Bekam PDF
Abstract
The aim of this research is to analize the effect of cupping therapy in reducing primary
hypertension patientss blood pressure. The research was conducted at the Pusat
Pengobatan Al-Jawad, Kereta Api Street, Pekanbaru. The design used in this research was
pre-experimental method with one group pretest-posttest design which consisted of only
the experimental group. The sampling technique explored was purposive sampling with 15
hypertension patients which were selected based on inclusion criteria. Measuring
instruments used are sphygmomanometer. Respondents were given the intervention with
cupping therapy 1 time a week for 2 weeks. Data analysis applied in the research were
univariate and bivariate by using dependent sample t test, independent sample t test,
wilcoxon, and mann-whitney. The result showed that mean of blood pressure before
cupping therapy was 166/96,67, while the mean of blood pressure after cupping therapy
was 140/75,67. The result of the research indicated decrease of blood pressure after
intervention given with P value = 0,000. The conclusion of the research is that cupping
therapy can help patient with primary hypertension to reduce their blood pressure.
Keywords
Reference
PENDAHULUAN
Kasus hipertensi sangat sering
dijumpai
diberbagai
belahan
dunia,
prevalensi hipertensi dunia mencapai 29,2%
pada laki-laki dan 24,8 % pada perempuan
(World Health Statistic, 2012). Berdasarkan
data Lancet (2008), penderita hipertensi di
India mencapai 60,4 juta orang pada tahun
2002 dan diperkirakan mencapai 107,3 juta
orang pada tahun 2025, sementara di Cina
pada tahun 2002 sebanyak 98,5 juta orang
mengalami hipertensi dan bakal menjadi
151,7 juta orang pada tahun 2025
(Muhamaddun, 2010).
Hipertensi primer merupakan kasus
terbanyak
untuk
penyakit
sistem
kardiovaskuler di rumah sakit di seluruh
Indonesia pada tahum 2004-2005 (Ana,
2007). Menurut World Health Statistic
(2012) prevalensi hipertensi di Indonesia
.
pada laki-laki sebanyak 32,5 % dan pada
wanita sebanyak 29,3 % pada perempuan.
Berdasarkan
data
dari
Dinas
Kesehatan Provinsi Riau dalam Profil
Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2010, kasus
Penyakit Tidak Menular (PTM) di unit rawat
jalan seluruh rumah sakit di Riau di temukan
2.414 kasus hipertensi primer yang
merupakan kasus tertinggi. Data yang
didapatkan dari unit rawat inap PTM,
hipertensi menempati urutan kedua dengan
819 kasus. Berdasarkan pola penyakit rawat
jalan di seluruh rumah sakit di Riau,
hipertensi primer menempati urutan ketiga
dengan prevalensi 9.847 kasus (9,4 %) dari
15 penyakit lainnya serta menurut pola
penyakit rawat inap di rumah sakit, kasus
hipertensi primer menempati urutan kedua
dengan 11,6 % dari 15 penyakit lainnya
(Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2012).
HASIL
Tabel 1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
karakteristik
Karakteristik
Usia
40-45
46-50
51-55
56-60
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Tingkat
Pendidikan
SMP
SMA
PT
Jenis Pekerjaan
PNS
Swasta
Wiraswasta
IRT
Lama menderita
hipertensi primer
1 tahun
2 tahun
3 tahun
Persentase
4
3
4
4
26,7 %
20 %
26,7 %
26,7 %
8
7
53,3 %
46,7 %
6
6
3
40 %
40 %
20 %
3
5
6
1
20 %
33,3 %
40 %
6,7 %
5
6
4
33,3 %
40 %
26,7 %
Tabel 2
Rata-rata tekanan darah responden sebelum
diberikan terapi bekam
Variabel
Tekanan
darah
responden
sebelum
terapi
bekam
Sistol
Diastol
15
166,00
96,67
Tekanan
darah
sesudah
terapi
bekam
Minggu I
Minggu II
Sistol
Diastol
Sistol
Diastol
152,
0
92,67
140,0
75,67
15
Sesudah
Variabel
Mean
SD
Mean
SD
Sistol
166,0
12,984
152,0
9,599
0,000
Diastol
96,67
6,172
92,67
7,988
0,014
Sesudah
Variabel
Mean
SD
Mean
SD
Sistol
158,3
3
11,5
98
140,0
13,62
8
0,001
Diastol
86,33
4,80
6
75,67
6,230
0,001
Minggu I
Minggu II
Mean
SD
Mean
SD
Sistol
166,0
12,98
4
158,33
11,5
98
0,124
Diastol
96,67
6,172
86,33
4,80
6
0,000
Berdasarkan
tabel
6
diatas,
didapatkan hasil uji statistik mann-whitney
tekanan darah sistol sebelum terapi bekam
pada minggu pertama yaitu mean 166,0
dengan standar deviasi 12,984, sedangkan
pada minggu kedua didapatkan mean 158,33
dengan standar deviasi 11,598. Pada tekanan
darah diastol sebelum terapi bekam pada
minggu pertama, didapatkan mean 96,67
dengan standar deviasi 6,172 dan pada
minggu kedua didapatkan mean diastol 86,33
dengan standar deviasi 4,806. Hasil analisis
didapatkan P value sistol = 0,124 dimana
berarti nilai tersebut lebih besar dari 5 %
(p<0,05) sehingga tidak ada perbedaan yang
signifikan pada tekanan darah sistol sebelum
terapi bekam pada minggu pertama dan
kedua. Pada tekanan darah diastol didapatkan
p value diastol = 0,000 dimana berarti ada
perbedaan yang signifikan pada tekaanan
darah diastole setelah terapi bekam pada
minggu pertama dan kedua.
Tabel 7
Perbedaan rata-rata tekanan darah
responden sesudah terapi bekam pada
minggu pertama dan minggu kedua
Variabel
Sistol
Minggu I
Minggu II
Mean
SD
Mean
SD
152,0
9,5
99
140,0
13,62
8
Diasto
l
92,67
7,9
88
75,67
6,230
0,000
Berdasarkan
tabel
7
diatas,
didapatkan hasil uji statistik T independent
untuk tekanan darah sistol sesudah terapi
bekam pada minggu pertama dengan mean
152,0 dan standar deviasi 9,599, sedangkan
pada minggu kedua didapatkan mean 140,0
dan standar deviasi 13,628. Pada tekanan
darah diastol sesudah terapi bekam
digunakan
uji
mann-whitney
yang
didapatkan hasil mean 92,67 dengan standar
deviasi 7,988 untuk minggu pertama,
sedangkan untuk minggu kedua didapatkan
mean 75,67 dengan standar deviasi 6,230.
Hasil analisis didapatkan p value sistol =
0,009 dan p value diastol = 0,000 dimana
berarti nilai sistol dan diastol sesudah terapi
bekam pada minggu pertama dan minggu
kedua lebih kecil dari 5 % (p<0,05)
sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan
yang signifikan pada tekanan darah sistol
dan diastol sesudah terapi bekam pada
minggu pertama dan kedua.
Tabel 8
Perbedaan tekanan darah responden
sesudah terapi bekam pada minggu pertama
dengan sebelum terapi bekam pada minggu
kedua
Sesudah
terapi
bekam pada
minggu
pertama
Sebelum
terapi
bekam pada
minggu
kedua
Mean
SD
Mean
SD
Sistol
152,0
9,59
9
158,3
3
11,5
98
0,147
Diastol
92,67
7,98
8
86,33
4,80
6
0,017
Variabel
0,009
Variabel
Sebelum
terapi
bekam
pada
minggu
pertama
Sesudah
terapi
bekam
pada
minggu
kedua
Mean
SD
Mean
SD
Sistol
166,0
12,
984
140,0
13,
628
0,000
Diastol
96,67
6,1
72
75,67
6,2
30
0,000
bekam.
data