Anda di halaman 1dari 19

1 Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2016

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM DAN


KONSENTRASI CAMPURAN K2Cr2O7-KMnO4 MENGGUNAKAN
SPEKTRONIK 20D+
Siti Nurkilah (G44130011)1, Dini Novita1, dan Budi Riza Putra2
1
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680,
Indonesia
2
Divisi Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB
Dramaga Bogor 16680, Indonesia
ABSTRAK
Spekrofotometri UV-Vis merupakan metode analisis kuantitatif
dan kualitatif dengan prinsip interaksi materi dan cahaya yang
melewatinya pada panjang gelombang yang spesifik. Konsentrasi
larutan yang akan dianalisis berbanding lurus terhadap absorbansi
cahaya pada larutan dan berbanding terbalik pada nilai transmitan.
Nilai transmitan yang terukur dapat diubah menjadi absorbansi
menggunakan hukum Lambert-Beer. Penentuan konsentrasi campuran
K2Cr2O7-KMnO4 dilakukan menggunakan spektronik 20D+ dengan
menentukan panjang gelombang maksimum dan membuat kurva
kalibrasi larutan standar terlebih dahulu. Nilai konsentrasi yang
diperoleh menggunakan menggunakan spektronik 20D+ dihasilkan
dari persamaan matematis antara absorbansi dan nilai k (slope) pada
dua panjang gelombang maksimum berbeda, kemudian nilai
konsentrasi ini dihitung % ketelitiannya.Nilai % ketelitian yang
mendekati angka dapat dijadikan indikasi bahwa metode dalam
menentukan konsentrasi menggunakan spektronik 20D+ dapat
dinyatakan akurat.
Kata Kunci :Spekrofotometri UV-Vis, Spektronik 20D+, larutan
standar, larutan campuran, panjang gelombang maksimal
PENDAHULUAN
Cahaya adalah suatu bentuk energi radiasi yang mempunyai
sifat sebagai gelombang dan partikel. Sifatnya sebagai gelombang
dapat dilihat dengan terjadinya pembiasan dan pemantulan cahaya
oleh suatu medium, sedangkan sifatnya sebagai partikel dapat dilihat
dengan terjadinya efek fotolistrik. Energi radiasi terdiri dari sejumlah
besar gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang

2 Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2016

berbeda. Bagian-bagian suatu radiasi dapat dipisahkan menjadi


spektrum elektromagnetik atau spektrum absorbsi. Cahaya tampak
merupakan bagian kecil dari seluruh radiasi elektromagnetik.
Spektrum cahaya tampak terdiri dari komponen-komponen merah,
jingga, kuning, hijau, biru dan ungu, dimana masing-masing warna
mempunyai panjang gelombang yang berbeda. Satuan yang banyak
dipergunakan untuk menyatakan panjang gelombang adalah
Angstrom, 1 A = 10-10 meter = 10 nm. Banyak zat organik yang
menunjukkan absorpsi khusus, misalnya permanganat, ion nitrat, ion
kromat, dan ruthenium, molekul iodium dan ozon. Banyak pereaksi
yang akan bereaksi dengan zat yang tidak mengabsorpsi, sehingga
memberikan hasil absorbansi pada sinar ultraviolet atau sinar
tampak yang kuat. Pereaksi organik yang membentuk kompleks
berwarna yang stabil adalah o-phenanthrolin untuk besi, dimetil
glioksim untuk nikel, dietil thio karbamat untuk tembaga. Salah satu
metode sederhana untuk menentukan zat organik dan anorganik
secara kualitatif dan kuantitatif dalam contoh air laut, yaitu dengan
metode spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak (Triyati 2006).
Spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan untuk
menentukan suatu senyawa secara kuantitatif maupun kualitatif
dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu contoh
sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrofotometri UV-Vis adalah
teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi
elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak
(380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer
(Khopkar 2003). Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding
dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam
larutan tersebut. Hukum Lambert-Beer dapat menyatakan hubungan
antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan dengan
persamaan Lambert-Beer: A = - log T = .b.c
dengan A= Absorbansi ; T= Transmitan; = absorvitas molar (Lcm 4
mol-1); c= konsentrasi zat (mol/jam); b= panjang sel (cm) (Day dan
Underwood 2002). Menurut Suliyanti (2010), analisis multivariat dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai metode pengolahan variabel
dalam jumlah banyak untuk mencari pengaruhnya terhadap suatu
objek secara simultan. Percobaan bertujuan menentukan panjang
gelombang maksimum larutan dan konsentrasi K2Cr2O7, KMnO4 dalam
suatu campuran melalui analisi multivariat. Larutan K2Cr2O7 dan
KMnO4 menghasilkan warna komplementer yang dapat menyerap
cahaya.

3 Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2016

METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan adalah spektronik
20D+, kuvet, labu takar 25 mL dan 50 mL, dan gelas piala. Bahanbahan yang digunakan adalah KMnO4 0.0001 M, K2Cr2O7 0.01 M,
H2SO4 0.5 M, sampel 1, sampel 2, sampel 3, dan sampel 4.
Prosedur
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Beberapa Zat
Spektrum absorpsi KMnO4 dan K2Cr2O7 (Spektronik 20D+)
Pertama, kuvet diisi dengan larutan KMnO4 0.001 M atau K2Cr2O7
0.001 M. Kuvet blanko diisi dengan larutan H 2SO4 0.5 M. Lalu,
absorbansi larutan diukur pada kisaran panjang gelombang 400-700
nm, dengan interval 5 nm (pada setiap pergantian panjang
gelombang serapan dinolkan dengan larutan blanko). Kemudian,
kurva hubungan panjang gelombang dengan absorbansi dibuat dan
panjang gelombang maksimum dapat ditentukan untuk masingmasing zat.
Penentuan konsentrasi campuran K2Cr2O7 dan KMnO4
Penentuan Kurva Kalibrasi.
Masing-masing larutan standar KMnO4 0.001 M dan K2Cr2O7 0.01
M dibuat secara terpisah, sebanyak 1.00, 2.00, 3.00, 4.00, dan 5.00
mL. Larutan baku tersebut diencerkan dengan larutan H 2SO4 0.5M
dalam labu takar 25 mL. Absorbansi kedua larutan dibaca pada
panjang gelombang maksimum yang telah diperoleh untuk KMnO4
dan K2Cr2O7 dengan H2SO4 sebagai blanko. Kurva standar masingmasing larutan dibuat pada dua panjang gelombang maksimum.
Kemudian ditentukan nilai konstantanya (k) untuk mengetahui
konsentrasi dari Mn dan Cr yang ada dalam campuran.
Penentuan Konsentrasi campuran.
Larutan analat dipindahkan secara kuantitatif sebanyak 5 mL ke
dalam labu takar 50 mL, lalu diencerkan dengan H 2SO4 0.5 M.
Pengerjaan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Absorbansinya dibaca
pada dua panjang gelombang. Konsentrasi masing-masing zat
dihitung dengan harga k dari kurva kalibrasi beserta standar deviasi
dan nilai ketelitiannya.
Hasil dan Pembahasan
Spektrofotometer UV-Vis menggunakan prinsip interaksi antara
materi dengan cahaya yang dilewatkan pada panjang gelombang

4 Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2016

tertentu.
Percobaan
dilakukan
dengan
menggunakan
jenis
.
spektrofometer spektronik 20D+ Selain dengan instrumen tersebut,
ada juga isntrumen bernama spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700
PC untuk mengukur panjang gelombang maksimum dan campuran
K2Cr2O7-KMnO4. Spektonik 20D+ merupakan jenis spektrofotometer
single-beam dengan prinsip cahaya hanya melewati satu arah,
sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbans dari larutan yang
dimasukkan saja. Kelebihan spektrofotometer single-beam daripada
double-beam yaitu sederhana dan lebih murah peralatan yang
digunakannya Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC merupakan
jenis spektrofotometer double-beam dengan prinsip nilai blanko dapat
langsung diukur bersamaan dengan satu kali proses yang sama
karena adanya chopper yang akan membagi sinar menjadi dua, salah
satu melewati blanko dan yang lainnya melewati larutan.
Spektrofotometer
double-beam
memiliki
keunggulan
lebih
dibandingkan single-beam, karena nilai absorbansi larutan telah
mengalami pengurangan terhadap nilai absorbansi blanko dan
pengukuran lebih lama (Tirono dan Mahfudloh 2010).
Pengukuran panjang gelombang maksimum dilakukan karena
absorpsi cahaya mempunyai nilai maksimal atau cahaya yang
dipancarkan oleh spektrofotometer paling banyak diserap larutan dan
menghasilkan pengukuran yang akurat (Triyati 2006). Panjang
gelombang () maksimum terhadap larutan KMnO 4 0.001 M
menggunakan spektronik 20D+ pada =545 nm dengan absorbansi
sebesar 1,4948 (Tabel 1 dan Gambar 1), sedangkan larutan K2Cr2O7
0.01 M pada =450 nm dengan absorbansi sebesar 3,0000 (Tabel 2
dan Gambar 2). Nilai absorbansi yang diperoleh terhadap kedua
larutan menggunakan hukum Lambert-Beer yang mengubah nilai
transmitan terukur dengan rumus A= - log %T = .b.c, sehingga nilai
konsentrasi berbanding lurus terhadap absorbansi pada kedua larutan
tersebut (Day dan Underwood 2002). Pengukuran larutan standar
KMnO4 0.001 M menggunakan spektronik 20D+ pada =545 nm
memiliki nilai rerata absorbansi lebih besar daripada =450 nm nm.
Nilai absorbansi yang tinggi menyebabkan persamaan garis kurva
kalibrasi larutan standar dengan kemiringan (m) pada y=mx-c lebih
besar dan linearitas (R2) lebih kecil (Gambar 1 dan Gambar 2).
Menurut Sriyanti(2007) nilai panjang gelombang maksimum
menunjukkan
nilai
kepekaan
tertinggi
pada
instrument
spektrofotometer, untuk larutan KMnO4 0.001 M adalah 450 nm ,
sedangkan untuk larutan K2Cr2O7 0.01 M adalah 540 nm. Adapun nilai

5 Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2016

ketepatan pengukuran panjang gelombang maksimum untuk


keduanya berturut-turut adalah 78.89 % dan 80,00 %.
Standar KMnO4 0.001 M pada panjang gelombang 545 nm dan
450 nm memiliki nilai ketelitian sebesar 48,31 % dan 17,71 %. Nilai
ketelitian pada panjang gelombang 450 nm rendah dikarenakan nilai
standar deviasi dan nilai rerata absorbansi larutan tersebut juga
rendah (Tabel 3). Perbedaan nilai ketelitian sangat jauh antara dua
jarak panjang gelombang tersebut, sebesar 31 %. Hal ini dapat
disebabkan oleh larutan KMnO4 0.001 M yang sudah rusak. Nilai
ketelitian K2Cr2O7 0.01 M pada panjang gelombang 545 nm dan 450
nm adalah 56,64 % dan 48,77 % dengan nilai standar deviasi dan
absorbansi tertera pada (Tabel 4). Nilai ketelitian standar K2Cr2O7 0.01
M dalam menyerap cahaya lebih tinggi dapat menjadi acuan bahwa
spectrometer 20D+ masih dapat menghasilkan presisi yang tinggi
untuk digunakan. Pengukuran kedua larutan tersebut dilakukan pada
dua instumen spektronik 20D+ oleh masing-masing kelompok kecil.
Penentuan konsentrasi campuran menggunakan spektronik
20D+ pada =545 nm menunjukkan nilai konsentrasi terhadap empat
sampel bernilai positif (Tabel
5). Hal ini berarti dalam sampel
campuran tersebut terdapat konsentrasi larutan KMnO4 karena pada
panjang gelombang tersebut terjadi adsorpsi maksimum terhadap
larutan KMnO4. Sampel campuran tersebut diukur kembali
menggunakan kedua spektrofotometer pada panjang gelombang
maksimum larutan K2Cr2O7 yaitu 450 nm pada spektronik 20D+. Hasil
penentuan dengan panjang gelombang maksimum tersebut
menunjukkan nilai konsentrsi sampel campuran bernilai positif adanya
larutan K2Cr2O7 (Tabel 6). Nilai konsentrasi tersebut diketahui dari
pengukuran terhadap transmitan yang selanjutnya diperoleh nilai
absorbans dan konsentrasi dari hubungan linear keduanya pada
persamaan garis kurva larutan standar. Konsentrasi sampel dilakukan
pengenceran sebanyak 10 kali terhadap larutan standar yang
sebelumnya mengalami pengenceran 5 kali agar perlakuan yang
dilakukan sama. Sampel tidak diencerkan sebanyak 5 kali karena
transmitan yang terukur lebih kecil daripada larutan standar pada
percobaan. Cara menentukan nilai absorbans pada praktikum kali ini
menggunakan prinsip analisis multivariate dengan membuat
persamaan matematika (contoh perhitungan table 5 dan 6), variable
yang dicari dapat diketahui dengan metode eliminasi dan substitusi
yang pada dua persamaan dengan nilai kemiringan (slope) serta
empat hasil absorbansi dari kurva absorbansi dua larutan pada

6 Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2016

panjang gelombang 545 nm dan 450 nm. Konsentrasi campuran


menunjukkan hasil yang bernilai positif artinya sampel mengandung
Mn dan Cr, nilai konsentrasi campuran ini tertera pada (table 5 untuk
Mn dan table 6 untuk Cr). Ketelitian yang diperoleh dari analisis
multivariate ini cenderung baik, mendekati 100% 9tabel 5 dan 6).
Artinya, menentukan konsentrasi campuran menggunakan spektronik
20D+ dapat direkomendasikan.
Simpulan
Nilai panjang gelombang yang dihasilkan dengan percobaan
terhadap hasil teori berbeda cukup signifikan dan menghasilkan
ketepatan yang kecil disebabkan oleh menurunnya tingkat sensitifitas
spektrofotometer spektronik 20D+ seiring berjalannya waktu.
Penetapan konsentrasi dengan analisis multivariat pada campuran
KMnO4 0.001 M dan K2Cr2O7 0.01 M menggunakan spektronik 20D+
pada maksimum menghasilkan ketelitian yang tinggi. Standar dua
larutan yang digunakan yaitu KMnO4 0.001 M maksimum percobaan
545 nm dan larutan K2Cr2O7 0.01 M pada maksimum percobaan 450
nm menghasilkan nilai ketelitian dan absorbansi yang cukup baik dan
peka.
Daftar Pustaka
Day RA, Underwood AL. 2002. Analisis Kimia Kuantitaif. Hillarius WH,
penerjemah;
Lemeda S, editor. Jakarta (ID): Erlangga.
Terjemahan dari: Quantitative Analysis.
Khopkar SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta (ID): UI Press.
Sriyanti.2007. Pengujian kandungan merkuri dalam sediaan kosmetik
dengan spektrofotometri serapan atom. Prosiding Sains,
Teknologi, dan Kesehatan. 2(1): 71-78.
Suliyanti, MM. 2010. Aplikasi laser dalam menganalisa unsur dengan
teknik pembangkitan plasma dan metode pelapisan. 10(1):22-24.
Tirono M, Mahfudloh TY. 2010. Perancangan dan pembuatan alat ukur
kadar krom dalam air dengan menggunakan prinsip spektroskopi
serapan atom. Jurnal Neutrino. 3(1): 77-93.
Triyati, E. 2006. Spektrofotometer ultraviolet dan sinar tampak serta
aplikasinya
dalam
oseanologi.
Oseana.X(1):39-47.

7 Laporan Praktikum Analisis Instrumental 2016

LAMPIRAN PERHITUNGAN
Tabel 1 Penentuan panjang gelombang maksimum larutan KMnO4
0.001M (Spektronik 20D+)

(nm)

%T

400

66,8

405

74,6

410

81,6

415

83,2

420

87,0

425

91,0

430

89,2

435

88,6

440

85,8

445

82,8

450

77,8

455

73,4

460

64,6

465

59,2

470

51,4

475

42,6

480

33,6

485

27,2

490

20,6

495

15,2

A
0,175
2
0,127
2
0,088
3
0,079
8
0,060
4
0,040
9
0,049
6
0,052
6
0,066
5
0,081
9
0,109
0
0,134
3
0,189
8
0,227
7
0,289
0
0,370
6
0,473
6
0,565
4
0,686
1
0,818

(nm)

%T

505

9,0

510

7,2

515

5,6

520

5,0

525

4,6

530

4,8

535

4,0

540

3,4

545

3,2

550

3,8

555

4,2

560

4,8

565

6,2

570

10,0

575

16,2

580

17,4

585

24,4

590

34,0

595

44,4

600

54,8

A
1,043
8
1,142
7
1,251
8
1,301
0
1,337
2
1,397
9
1,197
9
1,468
2
1,494
8
1,420
2
1,376
7
1,318
8
1,207
6
0,974
7
0,790
5
0,759
4
0,612
6
0,468
5
0,352
6
0,261

(nm)

%T

610

61,6

615

63,2

620

65,2

625

66,4

630

66,8

635

68,4

640

68,8

645

70,2

650

71,4

655

73,0

660

80,4

665

76,4

670

78,0

675

79,4

680

81,8

685

82,8

690

84,0

695

85,2

700

86,0

A
0,210
4
0,199
3
0,185
8
0,177
8
0,175
2
0,164
9
0,162
4
0,153
7
0,146
3
0,136
7
0,094
7
0,116
9
0,107
9
0,100
2
0,087
2
0,081
9
0,075
7
0,069
6
0,065
5

500

1
0,943
0

11,4

605

58,0

2
0,236
6
RATA-RATA
SD

0,47
78
0,48
83

Contoh perhitungan:
Absorbansi untuk panjang gelombang maksimum (545 nm)
%T
A = -log ( 100 )
3,2
= -log ( 100 )
= 1,4938

Ketepatan pgmaks= 1

(TeoriPercobaan)
100
Teori

(450545)
100 =78,89
450

maks = 545 nm
Amaks = 1,4948
Absorbansi (A)
f(x) = - 0x + 0.81
R = 0.01
400

450

500

550

600

650

700

Panjang maksimum (nm)

Ga
mbar 1 Spektrum absorpsi KMnO4 0.001 M (Spektronik 20D+)

Tabel 2 Penentuan panjang gelombang maksimum larutan K2Cr2O7

(nm)
400
405
410
415
420
425
430
435
440
445
450
455
460
465
470
475
480
485
490
495
500

%T

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

0,0

3,00
00
2,69
90
2,39
79
2,39
79
2,22
18
2,09
69
2,00
00
1,61
98
1,52
29
1,39
79
1,20
76

0,1
0,2
0,4
0,4
0,6
0,8
1,0
2,4
3,0
4,0
6,2

(nm)
505
510
515
520
525
530
535
540
545
550
555
560
565
570
575
580
585
590
595
600
605

%T
9,8
15,0
19,4
27,6
38,6
48,8
57,8
67,2
75,8
80,2
86,4
90,2
93,0
94,6
95,8
96,0
97,2
97,2
97,6
98,4
99,0

A
1,008
8
0,823
9
0,712
2
0,559
1
0,413
4
0,311
6
0,238
1
0,172
6
0,120
3
0,095
8
0,063
5
0,044
8
0,031
5
0,024
1
0,018
6
0,017
7
0,012
3
0,012
3
0,010
6
0,007
0
0,004
4

(nm)
610
615
620
625
630
635
640
645
650
655
660
665
670
675
680
685
690
695
700

%T
97,2
98,4
98,2
99,2
99,2
99,8
99,6
97,4
98,2
99,2
98,8
99,0
99,4
99,0
99,4
98,6
99,2
99,4
100,
0

A
0,0123
0,0070
0,0079
0,0035
0,0035
0,0009
0,0017
0,0114
0,0079
0,0035
0,0052
0,0044
0,0026
0,0044
0,0026
0,0061
0,0035
0,0026
0,0000

0.01M (Spektronik 20D+)

RATA-RATA
SD

0,44
85
0,81
76

Contoh perhitungan:
Absorbansi untuk panjang gelombang maksimum (450 nm)
%T
A = -log ( 100 )
0,10
= -log ( 100 )
= 3,0000
3.5
3
2.5
2
Absorbansi (A) 1.5
1
0.5

f(x) = - 0x + 2.68
R = 0.19

0
400

450

500

550

600

650

700

Panjang gelombang (nm)

( (TeoriPercobaan)
) 100
Teori
540450
(1
100 =80,00
450 )

Ketepatan= 1

Gambar 2 Spektrum absorpsi K2Cr2O7 0.01 M (Spektronik 20D+)


maks = 450 nm
Amaks = 2,6990

Tabel 3 Pengukuran absorbansi larutan standar KMnO4 pada panjang


gelombang 545 nm dan 450 nm (Spektronik 20D+)
(545 nm)

Konsentr
asi (M)

%T
84,
4
70,
4
59,
6
50,
0
43,
4

A
Contoh perhitungan:
0,073
[standar 1] =
Standar 1
0,0004
1
0,152
Standar 2
0,0008
4
0,224
Standar 3
0,0012
7
0,301
Standar 4
0,0016
0
0,362
Standar5
0,0020
5
0,222
Rerata
7
0,115
SD
1
48,31
Ketelitian
%
Konsentr
(450 nm)
%T
A
asi (M)
98, 0,061
Standar 1
0,0004
6
2
97, 0,096
Standar 2
0,0008
8
6
96, 0,015
Standar 3
0,0012
6
0
95, 0,019
Standar 4
0,0016
6
5
95, 0,022
Standar 5
0,0020
0
2
0,042
Rerata
9
0,035
SD
3
17,71
Ketelitian
%
Volume KMnO 4 0,001 M x 0,001 M
1 mL x 0,001 M
=
=0,0004 M
25 mL
25 mL
Absorbansi untuk standar 3 pada panjang gelombang 545 nm

%T
A = -log ( 100 )
59,6
= -log ( 100 )
= 0,2247
Rerata ( A ) pada 545 nm=

1
( A)
n

1
Rerata ( x )= ( 0,0737+ 0,1524+0,2247+ 0,3010+ 0,3625 )=
5
0,2227
0,2247

0,2227
0,3010

0,2227
0,3625
2+
2
( 0,07370,2227 ) + ( 0,15240,2227 )2 +

( x x i )
S D pada 545 nm=
=
n1

= = 0,1151

Ketelitian pada 545 nm= 1

SD
100
x

0,1151
100 =48,31
0,2227

0,2227

0.4
f(x) = 181.85x + 0
0.3
R = 1
0.2
Absorbansi (A) pada 545 nm

0.12
0.1
0.08
f(x) = - 38.78x0.06
+ 0.09
R pada
= 0.48450 nm
Absorbansi (A)
0.04
0.02

0.1

0
0

0
00

Konsentrasi (M)

Konsentrasi (M)

Gambar 3 Kurva kalibrasi larutan standar KMnO4 (Spektronik 20D+)


pada
panjang gelombang 545 nm dan 450 nm
Tabel 4 Pengukuran absorbansi larutan standar K2Cr2O7 pada panjang
gelombang 545 nm dan 450 nm (Spektronik 20D+)
(545 nm)

Konsentras
i (M)

Standar 1

0,0004

Standar 2

0,0008

Standar 3

0,0012

Standar 4

0,0016

Standar5

0,0020

%T
96,
2
94,
2
91,
0
89,
8
87,
6

Rerata
SD
Ketelitian
(450 nm)

Konsentras
i (M)

Standar 1

0,004

Standar 2

0,008

A
0,016
8
0,025
9
0,041
0
0,046
7
0,057
5
0,03
76
0,01
63
56.6
4%

%T

54,
6
30,
8

0,262
8
0,514
5

Standar 3

0,012

16,
6

Standar 4

0,016

9,6

Standar 5

0,020

5,6
Rerata
SD

Ketelitian

0,779
9
1,017
7
1,251
8
0,76
53
0,39
24
48,7
2%

Contoh perhitungan:
[standar 1] =

Volume K 2 Cr 2 O7 x 0,01 M
25 mL

1 mL x 0,01 M
=0,004 M
25 mL

Absorbansi untuk standar 3 pada panjang gelombang 450 nm


%T
A = -log ( 100 )
16,6
= -log ( 100 )
= 0,7799
Rerata ( A ) pada 450 nm=

1
( A)
n

1
Rerata ( x )= ( 0,2628+0,5145+ 0,7799+ 1,0177+1,2518 )=
5

0,7653

0,7653
0,7799

0,7653
1,0177

0,7653
1,2518
2+
2
( 0,26280,7653 ) + ( 0,51450,7653 )2 +

( x x i )
S D pada 450 nm=
=
n1

= 0,3924

Ketelitian pada 450 nm= 1

SD
100
x

0,3924
100 =48,72
0,7653

1.4
1.2
f(x) = 62.03x + 0.02
1
R = 1
0.8
0.6
Absorbansi (A) pada 450 nm
0.4
0.2
0
0.02
0
Absorbansi (A) pada 545 nm

Konsentrasi (M)

Konsentrasi (M)

Gambar 4 Kurva kalibrasi larutan standar K2Cr2O7 (Spektronik 20D+)


pada
panjang gelombang 545 nm dan 450 nm

Tabel 5 Penentuan konsentrasi campuran pada panjang gelombang


545 nm (Spektronik 20D+)
Larut
an

Ulang
an

F
P

1
Samp
el 1

%T
82,6

1
0

82,6
82,8
RERATA

1
Samp
el 2

96,2
1
0

95,8
96,0
RERATA

1
Samp
el 3

91,6
1
0

92,4
92,2
RERATA

1
Samp
el 4

2
3

93,8
1
0

93,8
93,6
RERATA

A
0,083
0
0,083
0
0,082
0
0,082
7
0,016
8
0,018
6
0,017
7
0,017
7
0,037
2
0,034
3
0,035
3
0,035
6
0,027
8
0,027
8
0,028
7
0,028

Konsentras
i (M)
1,2769 x
10-3
1,2769 x
10-3
1,2759 x
10-3
1,2765 x
10-3
1,2770 x
10-3
1,2762 x
10-3
1,2753 x
10-3
1,2761 x
10-3
4,9503 x
10-4
4,9500 x
10-4
4,9499 x
10-4
4,9500 x
10-4
8,8280 x
10-3
8,8280 x
10-3
8,8271 x
10-3
8,8277 x

SD

Keteliti
an

5,7735
x 10-4

99,99
%

8,5049
x 10-7

99,99
%

2,0817
x 10-8

99,99
%

5,1961
x 10-7

99,99
%

1
10-3
Keterangan
: FP = Faktor Pengenceran
A = Absorbansi
Contoh perhitungan :
Konsentrasi (M)
didapatkan dari persamaan garis
A1 = k1CMn + k2CCr
A2 = k3CMn + k4CCr
Keterangan :
A1 : Absorbansi sampel pada 440 nm
A2 :Absorbansi sampel pada 530 nm
k1 : Slope KMnO4 (440 nm)
k2 : Slope K2Cr2O7 (440 nm)
k3 : Slope KMnO4 (545 nm)
k4 : Slope K2Cr2O7 (545 nm)
Untuk sampel 1 ulangan 1 :
0,2204 = -38,775 CMn +
181,85 CCr
0,0830 = 62,03 CMn + 2,555
CCr

2,55
5
181,
85

0,5631 = -99,0701 CMn +


464,6268 CCr
15,0936 = 11.280,1555 CMn +
464,6268 CCr
-14,5305 = - 11379,2256CMn
CMn = 1,2769 x 10-3 M

Tabel 6 Penentuan konsentrasi campuran pada panjang gelombang


450 nm (Spektronik 20D+)
Larut
an

Ulang
an
1

Samp
el 1

2
3

1
Samp
el 2

2
3

F
P

%T

0,220
4
1
0,220
60,2
0
4
0,219
60,4
0
0,219
RERATA
9
0,341
45,6
0
1
0,341
45,6
0
0
0,339
45,8
1
60,2

Konsentras
i Cr (M)
1,4849 x
10-3
1,4849 x
10-3
1,4835 x
10-3
1,4844 x
10-3
1,4824 x
10-3
1,4824 x
10-3
1,4805 x
10-3

SD

Keteliti
an

8,0829
x 10-7

99,94
%

1,0970
x 10-6

99,99
%

0,340 1,4817 x
4
10-3
0,031
1
93,0
5
0,0204
Samp
1
0,031
1,1547
2
93,0
el 3
0
5
0,0204
x 10-4
0,029
3
93,4
6
0,0202
0,030
RERATA
9
0,0203
0,552 2,0348 x
1
28,0
8
10-3
Samp
1
0,552 2,0348 x
5,9467
2
28,0
el 4
0
8
10-3
x 10-6
0,555 2,0245 x
3
27,8
9
10-3
0,553 2,0313 x
RERATA
8
10-3
Keterangan
: FP = Faktor Pengenceran
A = Absorbansi
Contoh perhitungan :
Konsentrasi Cr untuk larutan sampel 1 ulangan ke 1
Substitusi CMn
= 1,2769 x 10-3 M ke pers.2
0,0830 = 62,03 CMn + 2,555 CCr
0,0830 = 62,03 (1,2769 x 10-3 ) + 2,555 CCr
CCr
= 1,4849 x 10-3 M
SD
Ketelitian pada sampel 1= 1
100
x
RERATA

8,0829 x 107
100 =99,94
0,7651,4844 x 103

99,43
%

99,99
%

Anda mungkin juga menyukai