Anda di halaman 1dari 1

Nama : Fuad Al Fajrin Bafadal

NIM : 13521095
Energi Alternatif Biogas dari kulit buah cokelat
Biogas dapat dihasilkan dari berbagai macam bahan organik yang terdekomposisi,
misal limbah limbah dari: rumah tangga dan industri yang diuraikan oleh bakteri kelompok
metanogen yang akan menghasilkan biogas, yang sebagian besar berupa metana. Kulit
buah coklat merupakan limbah dari buah coklat yang cukup banyak jumlahnya.
Pemanfaatan kulit buah coklat saat ini banyak diolah sebagai pakan ternak dan pupuk
organik.
Sebagai alternative lain dalam pemanfaatan kulit buah coklat, telah ada beberapa
percobaan dari beberapa peneliti antara lain: pembuatan asam oksalat dari kulit buah coklat
(Rachmat, Alif, Yeni. 2005), yang menjelaskan bahwa hasil asam oksalat terbaik terjadi pada
suhu pemanasan 210 0C, penelitian ekstraksi pektin dari kulit buah coklat (Mariana, Tri.
2005), yang menjelaskan bahwa pektin yang diperoleh dari buah coklat merupakan pektin
dengan kadar metoksil tinggi. Pemanfaatan limbah organik sebagai bahan baku pembuatan
biogas lainnya, yaitu sampah organik (Hudha, Istnaeny, 2007), bahwa bakteri memegang
peranan yang sangat penting dalam memproduksi biogas yang berasal dari sampah organik
tapi memerlukan penambahan rumput sebagai tambahan karbohidratnya. Penelitian oleh
Billah dkk (2009) tentang pembuatan biogas dari kotoran sapi dapat menghasilkan kadar
biogas hingga 74%. Biogas (metana) dapat terjadi dari penguraian limbah organik yang
mengandung protein, lemak, dan karbohidrat. Pada dasarnya, kulit buah kakao dapat
dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara tanaman dalam bentuk kompos, pakan ternak,
produksi biogas dan sumber pektin. Sebagai bahan organik, kulit buah kakao mempunyai
komposisi hara dan senyawa yang sangat potensial sebagai medium tumbuh tanaman.
Kadar air dan bahan organik pada kakao lindak sekitar 86%, pH 5,4, N total 1,30%, C
organik 33,71%, P2O5 0,186%, K2O 5,5%, CaO 0,23%, dan MgO 0,59% (Soedarsono dkk,
1997). Kandungan protein kulit bnuah kakao mencapai 20,4 % yang jika dibenamkan ke
dalam tanah akan meningkatkan jumlah hara yang dibutuhkan tanaman, disamping itu kulit
buah kakao juga dapat digunakan sebagai sumber gas bio dan bahan pembuatan pektin
(Tumpal dkk,2003). Rachman Sutanto(2002) mengemukakan bahwa dengan pupuk organik
sifat fisik, kimia dan biologi tanah menjadi lebih baik. Kompos mempunyai sifat drainase dan
aerasi yang lebih baik dibandingkan dengan kascing, namun demikian kascing mempunyai
kandungan unsur hara yang tersedia untuk tanaman dan kemampuan sebagai penyangga
(buffer) pH tanah. Secara biologis keduanya mempunyai mikroba yang penting bagi medium
tumbuh bibit kakao. Mikroba yang terdapat pada kascing dapat menghasilkan enzim-enzim
(amilase, lipase, selulase dan chitinase) yang secara terus menerus dapat merombak
kompos kulit buah kakao sehingga unsur hara yang terkandungnya menjadi tersedia untuk
tanaman.
Penguraian ini dilakukan oleh bakteri anaerob secara proses fermentasi, oleh karena
itu bejana yang digunakan untuk fermentasi limbah ini sebaiknya ditutup agar udara (O2)
tidak masuk ke biodigester yang mengakibatkan penurunan produksi metana. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan biogas dari kulit buah coklat yang dapat digunakan sebagai
energi alternatif, serta mencari kondisi operasi yang baik untuk menghasilkan kadar CH 4
sesuai standart di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai