Anda di halaman 1dari 13

AGAMA ISLAM

KONSEP IBADAH DALAM ISLAM


KELOMPOK 3

- SAJID MUHAMMAD WILDAN 1515015226


- DENNY ADI SISWANTO

1515015217

UNIVERSITAS MULAWARMAN
TEKNIK INFORMATIKA

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Yang berjudul
IBADAH DALAM ISLAM
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
berhasil menyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman teman yang sudah memberi
kontribusi dan partisipasinya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Samarinda, April 2016
Tim Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan segala
pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya
tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan Dzat Allah swt yang telah
memberikannya. Sebab itu, manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam
kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan Allah swt atau memanfaatkan anugerah
Allah SWT. Hidup yang dibimbing oleh syariah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku
yang sesuai dengan tuntuan Allah swt dan Rasul Nya, salah satu cara untuk mencapai tuntunan
tersebut adalah dengan beribadah.
Ibadah merupakan suatu perkara yang perlu adanya perhatian terhadapnya, karena ibadah itu
tidak bisa dimain-mainkan apalagi disalahgunakan. Dalam islam ibadah harus berpedoman pada
apa yang telah Allah perintahkan dan apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammmad SAW
kepada umat islam, yang dilandaskan pada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad berupa kitab suci Al-Quran dan segala perbuatan, perkataan, dan ketetapan nabi
atau dengan kata lain disebut dengan hadits nabi
Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk beribadah kepada
sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syariat Nya. Dalam ibadah, kita harus
memperhatikan jenis-jenis ibadah yang kita lakukan. Apakah ibadah tersebut termasuk dalam
ibadah wajib, sunnah, mubah, dan makruh
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dalam makalah ini akan membahas mengenai
ibadah dalam islam beserta hikmahnya.

1.
2.
3.
4.
5.

1.2 .Rumusan Masalah


Apa pengertian pengertian ibadah dan hakikatnya?
Apa saja dasar dasar ibadah dan fungsi dari ibadah?
Apa saja ruang lingkup ibadah dan apa syarat diterimanya ibadah?
Apa hikmah dari beribadah?
Apa saja keutamaan dari ibadah?

1.
2.
3.
4.
5.

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui pengertian pengertian ibadah dan hakikatnya?
Untuk mengetahui dasar dasar ibadah dan fungsi dari ibadah?
Untuk mengetahui ruang lingkup ibadah dan apa syarat diterimanya ibadah?
Untuk mengetahui hikmah dari beribadah?
Untuk mengetahui keutamaan dari ibadah?

BAB II
ISI
2.1 Pengertian dan Hakikat Ibadah
2.1.1 Pengertian Ibadah
Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa arab yaitu abida-ya`budu-`abdan-`ibadatan,
yang berarti taat, tunduk, patuh,dan merendahkan diri. Kesemua pengertian itu mempunyai
makna yang berdekatan. Seseorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang
disembah disebut abid (yang beribadah).
Kemudian pengertian ibadah secara terminologi atau secara istilah adalah sebagai berikut :
a.
Menurut ulama tauhid dan hadis ibadah yaitu:
Mengesakan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghinakan diri dan
menundukkan jiwa kepada-NyaSelanjutnya mereka mengatakan bahwa ibadah itu sama dengan
tauhid. Ikrimah salah seorang ahli hadits mengatakan bahwa segala lafadz ibadah dalam AlQuran diartikan dengan tauhid.
b. Para ahli di bidang akhlak mendefinisikan ibadah sebagai berikut:
Mengerjakan segala bentuk ketaatan badaniyah dan melaksanakan segala bentuk syariat
(hukum)Akhlak dan segala tugas hidup (kewajiban-kewajiban) yang diwajibkan atas pribadi,
baik yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat, termasuk kedalam
pengertian ibadah
c.
Menurut ahli fikih ibadah adalah:
Segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT dan
mengharapkan pahala-Nya di akhirat.
Jadi dari pengertian, Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai
dan diridhai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan
maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya.
Pengertian ibadah tersebut termasuk segala bentuk hukum, baik yang dapat dipahami
maknanya (maqulat al-mana) seperti hukum yang menyangkut dengan muamalah pada
umumnya, maupun yang tidak dapat dipahami maknanya (ghair maqulat al-mana), seperti
shalat, baik yang berhubungan dengan anggota badan seperti rukuk dan sujud maupun yang
berhubungan dengan lidah seperti dzikir, dan hati seperti niat.
2.1.2 Hakikat Ibadah
Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ibadah dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah adalah
sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT berupa
perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang dhahir (nyata).
Adapun hakekat ibadah yaitu:
1.
Ibadah adalah tujuan hidup kita, seperti yang terdapat dalam surat adz-dzariat ayat 56, yang
menunjukkan bahwa tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada allah.
2.
Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh
ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.

3.

Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan
larangan-Nya.
Hakikat ibadah sebagai cinta.
Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang dicintai
Allah).
Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis
makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.

4.
5.
6.

2.2

dasar-dasar ibadah dan fungsi ibadah


2.2.1 dasar-dasar ibadah
Ibadah harus dibangun atas tiga dasar. Pertama, cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dengan
mendahulukan kehendak, perintah, dan menjauhi larangan-Nya. Rasulullah saw. Bersabda,
Ada tiga hal yang apabila terdapat dalam seseorang niscaya ia akan mendapatkan
manisnya iman, yaitu bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; bahwa ia
tidak mencintai seseorang melainkan semata karena Allah; dan bahwa ia membenci kembali
kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia membenci untuk
dilemparkan ke dalam neraka. (HR Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik)

2.2.2 fungsi ibadah


Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam.
1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya
menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang
muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta menyandarkan
segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. Demikianlah ikrar seorang muslim seperti
tertera dalam Al-Quran surat Al-Fatihah ayat 5Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.Atas landasan itulah manusia akan
terbebas dari penghambaan terhadap manusia, harta benda dan hawa nafsu
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat yang
mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh karena itu, banyak
ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap
kehidupan pribadi dan masyarakat.
3. Melatih diri untuk berdisiplin
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk berdisiplin.
Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu, ketentuan
waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya,

2.3
2.3.1
a.

a.

b.

c.

d.

b.

Ruang Lingkup dan Syarat diterimanya Ibadah


Ruang Lingkup Ibadah
Ibadah Secara Umum (ghairu mahdhah)
Ibadah umum atau ghairu mahdhah adalah segala amalan yang diizinkan oleh Allah,
misalnya; belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan lain sebagainya.
Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada empat yaitu:
Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan RasulNya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan. Selama tidak diharamkan
oleh Allah, maka boleh melakukan ibadah ini.
Tata laksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah bentuk
ini tidak dikenal istilah bidah, atau jika ada yang menyebutnya, segala hal yang tidak dikerjakan
rasul bidah, maka bidahnya disebut bidah hasanah, sedangkan dalam ibadah mahdhah disebut
bidah dhalalah.
Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau
madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk,
merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.
Azasnya Manfaat, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.
Jadi, ibadah secara umum ini termasuk fardhu kifayah dan sebagian yang hukum asalnya
mubah. Ibadah umum sangat luas yang mencakupi atau merangkumi seluruh pekara yang
berkaitan kehidupan manusia. Akan tetapi jika bertemu adanya nash yang mengharamkannya,
misalnya ada dalil yang melarang mengucap dzikir dengan lisan di dalam tandan atau WC, maka
ia haram mengucapkannya selama berada di dalamnya. Selain itu selama dalil umum yang
memayungi keharusan ibadah sunah tersebut dan tidak ada pula dalil pengharaman bentuk dan
cara pelaksanaannya, maka dibenarkan untuk mengamalkannya.

Ibadah Secara Khusus (mahdhah)


Ibadah khusus atau mahdhah adalah ibadah yang apa saja yang telah ditetapkan Allah akan
tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah misalnya
adalah Thaharah, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji.
Ibadah dalam bentuk ini juga memiliki prinsip seperti ibadah secara umum tadi dan prinsip
ini lebih bersifat mengikat prinsip tersebut terdiri dari empat yaitu:
a.
Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun alSunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika
keberadaannya. Haram kita melakukan ibadah ini selama tidak ada perintah.
b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw
c.
Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika,
karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia
di baliknya yang disebut hikmah tasyri, shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah
lainnya. keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah
sesuai dengan ketentuan syariat, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan
rukun yang ketat.

d.

Azasnya taat, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan
atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, sematamata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama
diutus Rasul adalah untuk dipatuhi.
Jadi , jenis dari ibadah ini keberadaannya harus berdasarkan sumber-sumber hukum Islam
(Al-Quran dan Hadits), bukan berasal atau ditetapkan oleh akal logika melainnya berasal dari
wahyu Allah SWT. Dan hamba (semua manusia) wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan
Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah
SWT.

2.3.2
a.
b.
c.

Syarat diterimanya Ibadah


Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil
Ittiba, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Meninggalkan riya, artinya beribadah bukan karena malu kepada manusia dan supaya dilihat
oleh orang lain.
d. Bermuraqabah, artinya yakin bahwa Allah itu melihat dan selalu ada disamping kita sehingga
kita bersikap sopan kepada-Ny

2.4

Hikmah Ibadah
Secara bahasa, hikmah berarti kebijaksanaan, atau arti yang dalam. Hikmah juga berarti
mengetahui keunggulan sesuatu melalui suatu pengetahuan. Ahli tasawuf mengartikan hikmah
sebagai pengetahuan tentang rahasia Allah dalam menciptakan sesuatu.
Para ahli berpendapat bahwa intisari filsafat ada dalam Al Quran tetapi Al Quran bukanlah
buku filsafat. Maka, tidak salah bila dikatakan bahwa hikmah adalah rahasia tersembunyi dari si
pembuat syariat (Allah), yang bisa ditangkap oleh manusia melalui ilham yang dianugerahkan
Allah ke dalam jiwa manusia ketika yang bersangkutan bersih dari gangguan-gangguan hawa
nafsu, sementara filsafat adalah rahasia syariat yang ditemukan oleh manusia melalui upaya
penalaran akalnya. Jadi, hikmah yang ditemukan oleh manusia itu bisa disebut sebagai filsafat
syariat, atau Filsafat Hukum Islam
2.4.1 Hikmah dan Pelaksanaan Shalat
Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah shalat adalah suatu
perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan
persyaratkan yang ada.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang
telah ditentukan. Adapun secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nyaatau mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang
kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua-duanya.
Shalat di nilai sah dan semprna apabila shalat tersebut di laksanakan dengan memenuhi
syarat-syarat dan rukun-rukun dan hal-hal yang disunnahkan serta terlepas dari hal-hal yang
membatalkanya

2.4.1.1 Syarat-syarat Shalat


Syarat-syarat Shalat adalah sesuatu hal yang harus di penuhi sebelum kita melaksanakan
shalat. Syarat Shalat di bagi menjadi 2 yaitu:
a.
Syarat wajib Shalat adalah syarat yang wajib di penuhi dan tidak bisa di nego-nego lagi.
Seperti Islam, berakal dan tamziz atau baligh. suci dari haid dan nifas serta telah mendengar
ajakan dakwah islam.
b. Syarat sah shalat itu ada 8 yaitu:
1. Suci dari dua hadas
2. Suci dari najis yang berada pada pakaian, tubuh, dan tempat shalat.
3. Menutup aurot
4. Aurat laki-laki yaitu baina surroh wa rukbah( antara pusar sampai lutut), sedangkan aurot
perempuan adalah jamii badaniha illa wajha wa kaffaien (semua anggota tubuh kecuali wajah
dan kedua telapak tangan).
5. Menghadap kiblat
6. Mengerti kefarduan Shalat
7. Tidak meyakini salah satu fardu dari beberapa fardu shalat sebagaisuatu sunnah.
8. Menjauhi hal-hal yang membatalkan Shalat.[2]
2.4.1.2 Rukun Shalat
Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan sesuai dengan aturan dan
ketentuannya, sehingga apabila tertinggal salah satu darinya, maka hakikat shalat tersebut tidak
mungkin tercapai dan shalat itu pun dianggap tidak sah menurut syara`.
1. Niat.
2. Takbiratul Ihram.
3. Berdiri Pada Saat Mengerjakan Shalat Fardhu
4. Membaca al-Fatihah.
5. Ruku.
6. Sujud dua kali setiap raka'at
7. Duduk antara dua sujud
8. Membaca tasyahud akhir
9. Duduk pada tasyahud akhir
10. Shalawat kepada Nabi SAW setelah tasyahud akhir.
11. Duduk diwaktu membaca shalawat.
12. Memberi salam
13. Tertib.
2.4.1.3 Macam-macam Pelaksanaan Shalat
a. Macam-macam shalat
Dilihat hukum melaksanakanya, pada garis besarnya shalat di bagi menjadi dua, yaitu
shalat fardu dan shalat sunnah. Selanjutnya shalat fardu juga di bagi menjadi dua, yaitu fardu ain
dan fardu kifayah. Demikian pula shalat sunah, juga di bagi menjadi dua, yaitu sunnah muakkad
dan ghoiru muakkad
1. Shalat fardu

Shalat fardu adalah shalat yang hukumnya wajib, dan apabila di kerjakan mendapatkan
pahala, kalau di tinggal mendaptkan dosa. Contohnya: shalat lima wakktu, shalat jenazah dan
shalat nadzar. Shalat fardu ada 2 yaitu:
Fardu Ain adalah shalat yang wajib di lakukan setiap manusia. shalat ini di laksanakan sehari
semalam dalam lima waktu (isya, subuh, dhuhur, asar, magrib) dan juga shalat Jumat.
Fardu kifayah adalah shalat yang di wajibkan pada sekelompok muslim, dan apabila salah
satu dari mereka sudah ada yang mengerjakan maka gugurlah kewajiban dari kelompok tersebut.
Contoh: shalat jenazah.
Shalat fardu karena nadzar adalah shalat yang di wajibkan kepada orang-orang yang berjanji
kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah di
terimanya. Contoh : Ahmad akan melasanakan ujian, dia bilang kepada dirinya dan temantemanya, nanti ketika saya sukses mengerjakan ujian dan lulus saya akan melakukan shalat 50
rokaat ketika pengumuman dia lulus maka Ahmad wajib melaksanakan Shalat nadzaR
2. Shalat Sunnah
Shalat Sunnah adalah shalat yang apabila di kerjakan mendapatkan pahala dan apabila
tidak di kerjakan tidak mendapatkan dosa. Shalat sunah di sebut juga dengan Shalat tatawu,
nawafil, manduh, dan mandzubat, yaitu shalat yang di anjurkan untuk di kerjakan. Shalat sunnah
juga di bagi 2 yaitu:
Sunnah Muakkad adalah shalat sunah yang sealalu dikerjakan atau jarang sekali tidak
dikerjakan oleh Rosulluloh SAW dan pelaksanaannya sangat dianjurkan dan di tekankan separti
solat witir, solat hari raya dan lain-lain
Sunnah ghaeru muakkadah adalah solat sunah yang tidak selalu dikerjakan oleh Rosulluloh
SAW,dan juga tidak di tekan kan untuk di kerjakan solat
2.4.1.4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.4.2

Hikmah-Hikmah Shalat
Yang termasuk hikmah shalat yaitu:
Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Alloh dan mengingatNya, sperti surat At-thaha ayat 14
Mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar seperti surat al-angkabut ayat 45
Mendekatkan diri kepada Alloh seperti surat al-Alaq ayat 19
Penyerahan diri manusia kepada Alloh secara tulusn ikhlas sperti surat al-Bayyinah ayat 5
Meningkatkan disiplin, sabar, dan khusuk sperti surat al-Mukminum ayat 1-3
Menjaga kebersihan dan kesucian jiwa raga seperti surat asy-Syams ayat 9-10
Meningkatkan sifat toleransi terhadap sesama manusia sperti surat al-Isra ayat 110.
Hikmah dan pelaksanaan puasa
2.4.2.1 Pengertian Puasa
Puasa atau As Shoum adalah salah satu Rukun Islam yang mulai disyariatkan pada tahun ke
II Hijriah.
Pengertian Puasa secara Terminologi berasal dari bahasa arab As Shoum yang bermakna(
)yang berarti Menahan. Dan Secara Terminologi, Puasa Adalah menahandari sesuatu yang
membatalkan puasa dengan niat yang khusus pada seluruh siang harinya orang yang melakukan
puasa yang ber akal suci, dan suci dari haidl dan nifas).

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sedangkan menurut istilah fiqih lain, adalah menahan diri dari segala perbuatan yang
membatalkan, seperti makan, minum dan senggama, sejak terbit fajar sampai terbenam matahari,
dengan niat dan persyaratan tertentu. Dasar dari puasa adalah surat albaqarah ayat 183.
2.4.2.2 Hikmah Puasa
Hikmah dari puasa yaitu:
Melatih Disiplin Waktu
Keseimbangan dalam Hidup
Mempererat Silaturahmi
Lebih Perduli Pada Sesama
Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan
Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah
Berhati-hati Dalam Berbuat
Berlatih Lebih Tabah
Melatih Hidup Sederhana

a.
b.
c.
d.
e.

Hikmah dan pelaksanaan zakat


2.4.3.1 pengertian zakat
Zakat menurut bahasa artinya suci dan subur. Sedangkan menurut istilah syarazakat ialah
mengeluarkan dari sebagian harta benda atas perintah Allah,sebagai shadaqah wajib kepada
mereka yang telah ditentukan oleh hukum Islam.
Zakat itu ada dua macam yaitu zakat mal dan zakat fithrah. Harta benda yang wajib
dikeluarkan zakatnya yaitu :
Emas,perak dan mata uang
Harta perniagaan
Binatang ternak seperti unta,lembu (kerbau ),kambing dan biri-biri
Buah-buahan dan biji- bijian yang dapat dijadikan makanan pokok
Barang tambang dan barang temuan

2.4.3

2.4.3.2 Hikmah zakat


Hikmah zakat ialah:
1. Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir dan bakhil
2. Zakat mengandung arti rasa persamaan yang memikirkan nasib manusia dalam suasana
persaudaraan
3. Zakat dapat menjaga timbulnya rasa dengki,irihati, dan menghilangkan jurang pemisah antara
si miskin dan si kaya
2.4.4

Hikmah dan pelaksanaan ibadah haji


2.4.4.1 pengertian ibadah haji
haji secara estimologi (bahasa) berarti kunjungan, ziarah dan juga perjalanan (Al Qasdu),
sedangkan Haji menurut syara berarti Perjalanan menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang
khusus, tempat-tempat tertentu yang dimaksud dalam definisi diatas adalah selain Kabah dan
Masa (tempat sai), juga Padang Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan Mina
(tempat melontar jumroh) yang merupakan tempat-tempat penting dalam Ibadah Haji.

2.4..4.2 hikmah ibadah haji


Hikmah ibadah haji adalah:
1.
Membersihkan dosa.
2.
Meningkatkan keimanan dan meneguhkan keimanan.
3.
Belajar akan Sejarah dan Meneladaninya.
2.5

Keutamaan Ibadah
Ibadah di dalam syariat Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-Nya.
Karenanyalah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-Kitab
suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan yang enggan melaksanakannya dicela. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Dan Rabb-mu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk Neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina. [Al-Mumin: 60]
Di antara keutamaan ibadah adalah
ibadah mensucikan jiwa dan membersihkannya, dan mengangkatnya ke derajat tertinggi
menuju kesempurnaan manusiawi.
manusia sangat membutuhkan ibadah melebihi segala-galanya, bahkan sangat darurat
membutuhkannya. Karena manusia secara tabiat adalah lemah, fakir (butuh) kepada Allah
Tidak ada yang dapat menenteramkan dan mendamaikan serta menjadikan seseorang
merasakan kenikmatan hakiki yang ia lakukan kecuali ibadah kepada Allah semata
ibadah dapat meringankan seseorang untuk melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan
kemunkaran.
seorang hamba dengan ibadahnya kepada Rabb-nya dapat membebaskan dirinya dari belenggu
penghambaan kepada makhluk, ketergantungan, harap dan rasa cemas kepada mereka
bahwasanya ibadah merupakan sebab utama untuk meraih keridhaan Allah.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a.
Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhai oleh Allah
SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi
dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya
b. Fungsi ibadah adalah mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya, mendidik
mental, dan menjadikan diri disiplin.
c.
Ruang lingkup ibadah terdiri atas ibadah mahdah dan ghairu mahdah.
d. Hikmah ibadah adalah menjadikan manusia yang disiplin dan bertanggungjawab.
e.
Keutamaan ibadah adalah untuk mensucikan jiwa dan meningkatkan derajat manusia
dihadapan tuhannya.
3.2 Saran
Sebagai manusia hendaknya kita tidak melupakan hakikat dari penciptaan kita, yaitu untuk
beribadah kepada Allah swt sesuai dengan Al Quran dan Hadits baik dalam ibadah mahdah
(khusus) maupun dalam ibadah ghoiru mahdah (umum) dengan niat semata-mata ikhlas untuk
mencapai ridha Allah.

DAFTAR PUSTAKA
Syarifudin, Amir, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2003), Cet. Ke-2.
Syihab, M. Quraisy, M. Quraisy Syihab Menjawab 1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda
Ketahui, (Jakarta:Lentera Hati, 2008), Cet. Ke-1.Al manar, Abduh, Ibadah Dan
Syariah, (Surabaya: PT. pamator, 1999), Cet. Ke-1Daradjat, Zakiyah, Ilmu Fiqih, (Yogyakarta:
PT.Dana Bhakti Wakaf, 1995),Cet. Ke-1.Yusuf Qardhawi, Konsep Ibadah Dalam
Islam, (Bandung: Mizan, 2002), Cet. Ke-2.Zakiyah Daradjat, ILMU FIQIH, (Yogyakarta: PT.
Dana Bhakti Wakaf, 1995), Cet. Ke-1, Hal. 5.

Anda mungkin juga menyukai