Anda di halaman 1dari 177

PROFIL KESEHATAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TAHUN
2013

DINAS KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 ini
dapat tersusun.

Sebagai salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan DIY, maka Profil Kesehatan
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 ini diharapkan dapat memberi gambaran
kepada para pembaca mengenai kondisi dan situasi kesehatan di wilayah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012.

Kondisi kesehatan yang digambarkan dalam Profil Kesehatan Provinsi Daerah


Istemewa Yogyakarta Tahun 2012 ini disusun berdasarkan data-data yang dihimpun
dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, data dari Laporan Rumah Sakit Pemerintah
dan Swasta (RL) serta dari beberapa buku terbitan Badan Pusat Statistik (BPS)
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, penyusunan Buku profil Kesehatan kali ini
mengacu pada Pedoman profil terbaru yang diterbitkan oleh Pusat Data
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008.

Kami menyadari bahwa penyusunan profil kesehatan ini masih banyak kekurangan
baik kelengkapan maupun akurasi serta ketepatan waktu maupun penyajianya.
Untuk itu guna kesempurnaan penyusunan profil ini dimasa datang kami harapkan
kritik dan saran dari pembaca.

Demikian atas bantuan berbagai pihak yang terkait dalam penyusunan profil ini kami
ucapkan terimakasih.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

HALAMAN
3
4

BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM


2.1. WILAYAH
2.2. GEOMORPOLOGI LINGKUNGAN HIDUP
2.3 KEPENDUDUKAN 11
2.4 EKONOMI & SUMBER DAYA ALAM
2.5 SOSIAL & BUDAYA
2.6 PEMERINTAHAN & POLITIK
2.7 PRASARANA WILAYAH
2.8 STRUKTUR & POLA TATA RUANG

8
8
9

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN


3.1. MORTALITAS
3.1.1. UMUR HARAPAN HIDUP
3.1.2 ANGKA KELAHIRAN
3.1.3 ANGKA KEMATIAN IBU
3.1.4 ANGKA KEMATIAN BAYI
3.1.5 ANGKA KEMATIAN BALITA
3.2. MORBIDITAS
3.2.1 POLA PENYAKIT
3.2.1.1 POLA PENYAKIT MENULAR
3.2.1.2 POLA PENYAKIT TIDAK MENULAR
3.2.2 POLA PENYEBAB KEMATIAN
3.3. STATUS GIZI

26
26
26
27
28
29
31
32
32
34
43
46
47

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN


4.1. VISI & MISI
4.2. PELAYANAN KESEHATAN DASAR & RUJUKAN
4.3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
4.4. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
4.5. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
4.6. PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT

50
50
51
52
55
59
60

BAB V SUMBERDAYA KESEHATAN


5.1. TENAGA KESEHATAN
5.1.1. TENAGA MEDIS
5.1.2. TENAGA KEPERAWATAN
5.1.3. TENAGA KEFARMASIAN
5.1.4. TENAGA KESMAS
5.1.5. TENAGA GIZI
5.1.6. TENAGA KETERAPIAN FISIK DAN KETEKNSIAN MEDIS
5.2. SARANA KESEHATAN
5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN
BAB VI KESIMPULAN

63
63
64
67
70
72
74
76
78
80
84

13
15
20
21
23

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kepadatan Penduduk per Kabupaten/Kota Hasil Sensus Penduduk


Tabel 2. Indeks Pembangunan manusia di DIY
Tabel 3 Jumlah Kematian Ibu & Anak di DIY
Tabel.4 Sarana Pelayanan Kesehatan di Provinsi DIY
Tabel 5 Angka Kematian Neonatal & Faktor Penyebabnya di DIY Tahun 2011
Tabel 6 Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesos
Tabel 7 Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan Jamkesmas
Tabel 8 Anggaran Kesehatan Provinsi DIY Tahun 2011

BAB I
PENDAHULUAN

Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan gambaran situasi


dan keadaan kesehatan masyarakat di DIY dan diterbitkan setiap tahun. Maksud
dan tujuan diterbitkannya buku profil ini adalah untuk menampilkan berbagai data
dan informasi kesehatan serta data pendukung lainnya yang didiskripsikan dengan
analisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Selain itu juga ingin
disampaikan pencapaian pembangunan kesehatan di wilayah DIY pada tahun 2012.
Profil ini disusun secara sistematis dengan mengikuti pedoman penyusunan
profil kesehatan yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. Sistematika penyajian Profil Kesehatan DIY tahun 2012
adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang maksud dan tujuan penyusunan profil dan sistematika
penyajiannya.

Bab II : Gambaran Umum


Bab ini menyajikan tentang gambaran umum DIY, yang mencakup tentang letak
geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Pada bab ini juga mengulas
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan seperti kependudukan,
ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lingkungan.
Bab III : Situasi Derajad Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang visi dan misi dalam melaksanakan pembangunan
kesehatan, pelayanan kesehatan dasar & rujukan, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kesehatan ibu dan anak, pembinaan kesehatan lingkungan, serta perilaku
hidup bersih dan sehat.

Bab V Situasi Sumber Daya Manusia


Bab ini menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, serta
pembiayaan kesehatan.

Bab VI Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah
lebih lanjut dari Profil Kesehatan DIY di tahun 2012.

Lampiran

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. WILAYAH
Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa,
secara astronomis terletak pada 733-812 Lintang Selatan dan 11000-11050
Bujur Timur, dengan luas 3.185,80

km2 atau 0,17 % dari luas Indonesia

(1.890.754 km2) (Sumber : RPJMD). Daerah

Istimewa

Yogyakarta bagian

selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian Timur Laut, Tenggara,


Barat dan Barat Laut dibatasi Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas wilayah DIY
meliputi :
a. Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Klaten
b. Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo
d. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kabupaten Magelang
Secara administratif terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten, 78 kecamatan dan 438
kelurahan/desa, yaitu:
a. Kota Yogyakarta (luas 32,50 km2, 14 kecamatan, 45 kelurahan);
b. Kabupaten Bantul (luas 506,85 km2, 17 kecamatan dan 75 desa);
c. Kabupaten Kulon Progo(luas 586,27 km2, 12 kecamatan dan 88 desa);
d. Kabupaten Gunungkidul (luas 1.485,36 km2, 18 kecamatan, 144 desa);
e. Kabupaten Sleman (luas 574,82 km2, 17 kecamatan dan 86 desa).

2.2.. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup


Menurut altitude, DIY terbagi menjadi daerah dengan ketinggian < 100 m,
100-500 m dan 500 1.000 m (sebagian besar di Kabupaten Bantul), 1.000
2000 m diatas permukaan laut terletak di Kabupaten Sleman. Secara
fisiografi, DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan wilayah :
(a) Satuan fisiografi Gunungapi Merapi, mulai dari kerucut gunung hingga
bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota Yogyakarta dan sebagian
Bantul. Daerah kerucut dan lereng gunung api merupakan daerah hutan
lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan. Wilayah ini

memiliki luas kurang lebih 582,81 km2 dengan ketinggian 80 2.911 m.


(b) Satuan Pegunungan Seribu Gunungkidul, merupakan kawasan perbukitan
batu gamping dan bentang karst tandus dan kurang air permukaan, di
bagian tengah merupakan cekungan Wonosari yang terbentuk menjadi
Plato Wonosari. Wilayah pegunungngan ini memiliki luas kurang lebih
1.656,25 km2 dengan ketinggian 150-700 m.
(c) Satuan Pegunungan di Kulon Progo bagian utara, merupakan bentang
lahan struktural denudasional dengan topografi berbukit, kemiringan
lereng curam dan potensi air tanah kecil. Luas wilayah ini mencapai
kurang lebih 706,25 km2 dengan ketinggian : 0 572 m
(d) Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang lahan fluvial (hasil proses
pengendapan sungai) yang didominasi oleh dataran aluvial, membentang
mulai dari Kulon Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan
Pegunungan Seribu. Wilayah ini memiliki luas 215,62 km2 dengan
ketinggian 0 80 m.
Kondisi

fisiografi

penduduk,

tersebut

ketersediaan

membawa
sarana

pengaruh

prasarana,

terhadap

sosial,

persebaran

ekonomi,

serta

ketimpangan kemajuan pembangunan. Daerah-daerah yang relatif datar,


(dataran faluvial meliputi Sleman, Kota, dan Bantul) adalah wilayah padat
penduduk, memiliki intensitas sosial ekonomi tinggi, maju dan berkembang
namun juga banyak terjadi pencemaran lingkungan.
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki iklim tropis dengan curah hujan
berkisar 0,00 mm 13,00 mm per hari. Suhu udara rata-rata berkisar antara
21-350 C. Kelembaban udara berkisar antara 30 - 97 persen dan tekanan
udara 1.005,3 mb 1.017,2 mb dengan arah angin antara 180 derajat 240
derajat dan kecepatan angin antara 0 knot sampai 29 knot
Pada tahun 2010, curah hujan tertinggi tercatat 512,3 mm dengan hari hujan
per bulan sebanyak 25 kali, jauh lebih tinggi dibanding Tahun 2009.
Kecepatan angin maksimum mencapai 47 knot, jauh lebih tinggi dibanding
tahun 2009 sebesar 43 knot.
Wilayah DIY mempunyai potensi bencana alam, terutama berkaitan dengan
bahaya geologi yang meliputi:

(a) Gunung Merapi, mengancam wilayah Kabupaten Sleman bagian utara


dan wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi;
(b) Gerakan tanah/batuan dan erosi, berpotensi terjadi pada lereng
Pegunungan Kulon Progo (bagian utara dan barat), lereng Pengunungan
Selatan (Gunungkidul) dan bagian timur (Bantul);
(c) Bahaya banjir, terutama berpotensi mengancam daerah pantai selatan
Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul;
(d) Bahaya kekeringan berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul
bagian selatan, khususnya kawasan karst;
(e) Bahaya tsunami, berpotensi di pantai selatan Kulon Progo, Bantul, dan
Gunungkidul, khususnya pada elevasi kurang dari 30 m dpl;
(f) Bahaya gempa bumi (tektonik, vulkanik) berpotensi terjadi di seluruh
wilayah DIY. Gempa tektonik berpotensi di tumbukan lempeng dasar
Samudra Indonesia di sebelah selatan DIY.
(g) Bahaya angin puting beliung, berpotensi terjadi di seluruh wilayah DIY.
Pada tanggal 26 Oktober 2010 dan hari hari berikutnya, gunung Merapi
menglami euopsi sangat hebat yang telah menyebabkan kerugian harta
kekayaan masyarakat setempat, termasuk ternak dan lahan pertaniannya
akibat lahan panas yang meluluhlantakkan semua yang dilaluinya.
Pengelolaan sumberdaya alam yang tidak berkelanjutan dan mengabaikan
kelestarian fungsi lingkungan hidup menyebabkan daya dukung lingkungan
menurun dan ketersediaan sumberdaya alam menipis. Kawasan hutan
dengan luas 23,54% dari luas wilayah DIY kurang mencukupi sebagai standar
lingkungan hidup. Menurunnya daya dukung dan ketersediaan sumberdaya
alam juga terjadi karena kemampuan iptek yang rendah sehingga tidak
mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.
Pencemaran air, udara, dan tanah juga masih belum tertangani secara tepat
karena

semakin

pesatnya

aktivitas

pembangunan

yang

kurang

memperhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan. Untuk itu, kebijakan


pengelolaan lingkungan hidup secara tepat akan dapat mendorong perilaku
masyarakat untuk menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
agar tidak terjadi krisis sumberdaya alam, khususnya krisis air, krisis pangan,

dan krisis energi.


Laju kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan yang terjadi baik di
perkotaan maupun pedesaan terus terjadi. Kerusakan sumberdaya alam dan
penurunan mutu lingkungan secara drastis tersebut menyebabkan perubahan
tatanan dan fungsi lingkungan hidup. Hal ini menyebabkan munculnya
ancaman global seperti perubahan iklim global, rusaknya keanekaragaman
hayati, serta meningkatnya produksi gas rumah kaca.

2.3. Kependudukan
Hasil Sensus Penduduk 2010 mencatat jumlah peduduk DIY mencapai
3.457.497 jiwa. Jumlah penduduk DIY tahun 2012estimasi dari hasil Sensus
Penduduk tahun 2010 sesuai dengan Badan Pusat Satistik Istimewa
Yogyakarta sebanyak 3.514.762 jiwa, sedangkan dari Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota se DIY yang dimana data kependudukan diperoleh dari BPS
tiap Kab/Kota, jumlah penduduk DIY sebesar 3.630.720.Jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 1.735.514 jiwa sedangkan perempuan 1.777.557 jiwa.

Sumber : BPS Provinsi DIY Tahun 2011

Gambar 1. Priramida Penduduk Provinsi DIY Tahun 2011 (sumber: BPS)

Dalam periode 2000 2010, telah terjadi perubahan struktur dan komposisi
pnduduk DIY. Hal ini terlihat dari Grafik Piramida Penduduk Tahun 2000 dan
2010. Pada tahun 2010 terjadi pengurusan pada usia 15 -24 tahun,

sebaliknya terjadi penggemukan pada kelompok usia diatasnya. Hal ini


menunjukkan bahwaadanya peningkatan penduduk pada usia 25 tahun ke
atas, yang mencakup angkatan kerja dan lanjut usia. Peningkatan angkatan
kerja perlu diwaspadai terkait ketersediaan lapangan kerja yang terbatas
diharapkan tidak terjadi surplus tenaga kerja yang dapat berdampak pada
tingginya jumlah pengangguran. Sedangkan peningkatan penduduk usia
lanjut menunjukkan semakin membaiknya kesehatan masyarakat.
Pergeseran struktur penduduk menunjukkan adanya transisi demografi yang
diantaranya dipengaruhi oleh perbaikan kesehatan masyarakat. Pergeseran
juga merupakan indikasi tingginya umur harapan hidup penduduk. Usia
harapan hidup (UHH) DIY merupakan yang tertinggi di Indonesia. UHH
panjang merupakan representasi perbaikan dari banyak faktor, antara lain :
kondisi ekonomi, pelayanan kesehatan, kualitas lingkungan, sosio-kultural
masyarakat. UHH menjadi indikator keberhasilan pembangunan.
Tabel 1

Sumber: Badan Pusat Statistik DIYTahun 2011{belum tersedia data terbaru)

Jumlah penduduk perkotaan lebih besar dibandingkan perdesaan. Namun


hal ini tidak mencerminkan distribusi nyata antara kabupaten dan kota di
DIY. Dua wilayah kabupaten di DIY masih dicirikan oleh dominasi penduduk
perdesaan (Kulonprogo, Gunungkidul) dengan kesenjangan ciri urbanisasi
dengan 3 wilayah lain cukup besar.

Pertumbuhan penduduk hasil sensus tahun 2010 sebesar 1,02 persen relatif
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya.
Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman memiliki angka pertumbuhan
diatas angka provinsi, masing-masing sebesar 1,55% dan 1,92%. Rerata
kepadatan penduduk DIY pada tahun 2009 sekitar 1.078,08 jiwa per km2.
Sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 1.085 jiwa per km2 dengan
kepadatan tertinggi di Kota Yogyakarta (11.958 jiwa/km2) terendah di
Kabupaten Gunungkidul (455 jiwa/km2). DIY merupakan provinsi terpadat
ketiga setelah DKI Jakarta (14.469 jiwa/km2) dan Jawa Barat (1.217
jiwa/km2).Permasalahan ketimpangan kepadatan tersebut diperkuat dengan
ketimpangan potensi sumber daya dimana Gunungkidul adalah salah satu
kabupaten di DIY yang memiliki kesuburan lahan kurang dan keterbatasan
suplai air.
2.4. Ekonomi
(a) Investasi, Industri, dan Perdagangan
Realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tahun 2010 secara
komulatif mencapai Rp1,88 trilliun (72,59% dari target) yang dilaksanakan
oleh 118 perusahaan dan menyerap 22.941 tenaga kerja Indonesia dan
13 orang tenaga kerja asing. Investasi domestik terus mengalami
peningkatan baik investasi domestik maupun asing demikian pula untuk
bidang perdagangan. Investasi pemerintah banyak yang diarahkan pada
pelayanan publik sebaliknya untuk sektor swasta. Investasi sektor industri
mengalami pertumbuhan baik untuk industri kecil, menengah dan besar
(0,65%) dengan dominasi industri kerajinan serta industri tekstil dan kulit.
Industri kreatif di bidang pariwisata, mempunyai potensi berupa desa
wisata (60) yang tersebar di 4 Kabupaten yang diminati oleh wisatawan
dalam dan luar negeri. Selain itu terdapat industri kreatif di bidang
kebudayaan yang meliputi 25 Production House, seni tari 341 kelompok,
dan drama sebanyak 411 kelompok.
Industri Pariwisata memiliki sumbangan paling besar terhadap PDRB
melalui subsektor perdagangan, perhotelan, restoran, dan jasa-jasa
lainnya. Jasa perhotelan adalah yang paling dominan. Ketersediaan aset

pariwisata yang memadai berupa wisata alam, wisata budaya, wisata


pendidikan dan wisata minat khusus mudah dijangkau dan dilengkapi
fasilitas hotel, penginapan, MCK umum, warung makan, restoran.
Pada tahun 2010 tercatat rata rata pengeluaran per kapita penduduk DIY
sebesar Rp.553.966,- sebulan, yang terdiri dari Rp.244.003,- untuk
makanan dan Rp.309.963,- untuk konsumsi bukan makanan. Dibanding
tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 19,13%.
(b) Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB meskipun pertumbuhannya
relatif namun selama sepuluh tahun terakhir mencapai rerata 16,33%
(terbesar ketiga setelah jasa dan perdagangan). Jumlah rumah tangga
pertanian selama sepuluh tahun terakhir menurun 9,32% menjadi 47,17%
dimana 80,29% diantaranya merupakan petani gurem.
Komoditas tanaman pangan yang meningkat adalah padi, jagung, kacang
tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas sayuran yang meningkat
adalah kentang dan kacang merah, tomat dan buncis. Lahan sawah
mengalami laju penurunan sebesar 0,27% per tahun, sedangkan lahan
bukan sawah menyusut sebesar 1,62% per tahun.
Luas

perkebunan

mengalami peningkatan sebesar 14,25%, terutama

pada kelapa, jambu mete dan tembakau. Produksi perkebunan juga


mengalami peningkatan sebesar 3,78%, terutama komoditas kelapa,
jambu mete, kakao dan tembakau.
Produksi ikan konsumsi di DIY selama kurun waktu sepuluh tahun
terakhir meningkat rerata 9,9% pertahun. Produksi benih ikan dan udang
selama sepuluh tahun terakhir meningkat 27,81%. Konsumsi ikan
perkapita selama sepuluh tahun terakhir meningkat sebesar 5,71%
pertahun.
(c) Ketahanan Pangan
Ketersediaan energi di DIY saat ini sebesar 3.085 kkal/kapita/hari
(Nasional 2.500 kkal/kapita/hari). Keanekaragaman pangan menunjukkan
skor 86,5% (standar 100%). Ketersediaan energi sebesar 2.200
kkal/kap/hari; ketersediaan protein 57 g/kap/hari; norma kecukupan gizi

berdasarkan

standar

PPH

>1.907,6/kkal/kap/hari,

konsumsi

energi

minimum 1500 kkal/kap/hari, dan konsumsi protein sebesar 62,4


g/kap/hari, dan kualitas konsumsi pangan mendekati skor PPH 85,7%.
Angka konsumsi energi di DIY sudah melampaui standar, yaitu sebesar
1.835,93 kkal/kap/hari sedangkan angka konsumsi protein, masih belum
memenuhi angka standar karena baru mencapai angka 51,04 g/kap/hari.
Luas hutan mencapai 23,54% dari luas DIY (74.992,96 Ha) yang terdiri
dari hutan negara dan hutan rakyat, hutan di DIY belum memenuhi fungsi
ekologis ideal (minimal 30%).
2.5. Sosial dan Budaya
(a) Sosial
Penyandang masalah kesejahteraan sosial cenderung meningkat yang
ditunjukkan oleh besarnya jumlah pengangguran dan kelompok marginal
seperti anak terlantar/ jalanan, tuna susila, pengemis, gelandangan,
korban bencana alam, korban tindak kekerasan dan lain sebagainya.
Khusus

untuk

korban

bencana

mengalami

penurunan

signifikan

sehubungan dengan telah selesainya permasalahan paska gempa bumi.


Fasilitas sosial yang dimiliki di DIY diantaranya adalah Panti Asuhan
sebanyak 76 unit, Panti Wreda 6 unit dan Kelompok Bermain 12 unit serta
Penitipan Anak 7 unit.Penyandang maalah sosial di DIY tercatat 131.437
penduduk yang dikategorikan memiliki masalah sosial.
Komitmen pertama dalam MDGs adalah penanggulangan kemiskinan dan
kelaparan. Hal ini menyiratkan bahwa kemiskinan merupakan masalah
yang mendesak untuk segera ditanggulangi. Penduduk miskin secara
makro dihitung dengan pendekatan kebutuhan minimum seseorang untuk
dapat hidup layak (basic needs approach). Kebutuhan minimum tersebut
mencakup kebutuhan makanan dan kebutuhan non makanan. Dari
pengukuran kebutuhan minimum komoditas makanan dan non makanan
tersebut diperoleh batas yang disebut sebagai garis kemiskinan. Garis
tersebut merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan
garis

kemiskinan

non

makanan.

Orang orang

yang

mempunyai

pendapatan dibawah garis kemiskinan dikatagorikan sebagai penduduk

miskin. Sebaliknya, dikategorikan sebagai penduduk tidak miskin.


Indikator kemiskinan di DIY secara berturut turut sejak tahun 2006 sampai
2011 mengalami penurunan, tahun 2006 prosentase penduduk miskin di
DIY sebesar 19,15%, tahun 2008 sebesar 18,02%, tahun 2009 sebesar
16,86%, tahun 2010 sebesar 16,83% sedangkan pada tahun 2011 data
terakhir menunjukkan angka 16%.

Peta Kemiskinan di Provinsi DIY


Sumber: : Bappeda Provinsi DIY Tahun 2011

Gambar 2. Peta kemiskinan Provinsi DIY

Menurut Badan Pusat Statistik DIY tahun 2011 tercatat garis kemiskinan di
DIY senilai Rp.249.629,- per kapita sebulan, atau meningkat 11,31 persen
dibanding tahun 2010. Peta kemiskinan di DIY seperti dalam gambar
diatas masih ditemui kantong-kantong kemiskinan di Kabupaten Gunung
Kidul dan Kulon Progo. Hal ini juga dapat dilihat dalam pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), yang meliputi pencapaian Angka Harapan
hidup, Angka Melek Hurup, Angka rata rata lama sekolah dan
pengeluaran perkapita yang disesuaikan. Pada tabel dibawah ini yang
menunjukkan bahwa meskipun DIY rangking 4 dalam capaian IPM namun
ada Kabupaten yang masih pada peringkat 283 yaitu Kabupaten Gunung
Kidul, data selengkapnya tentang IPM tahun 2011 sebagaiberikut :

Tabel 2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di DIY

(b) Pendidikan
DIY mempunyai institusi pendidikan sebagai berikut, untuk jenjang TK
hingga Sekolah Menengah Atas tercatat 5.178 unit dengan perincian di
Kota Yogyakarta 533 unit, Sleman 1.297 unit, Gunung Kidul 1.409 dan
Bantul 1.094 unit serta 845 unit di Kulon Progo. Jenjang perguruan tinggi
pada tahun 2011 tercatat 10 perguruan tinggi negeri dan 112 swasta.
Angka melek huruf merupakan salah satu indikator dalam mencapai
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angka melek huruf di DIY yang
sebesar 90,84 % termasuk pada peringkat ke 23 dalam IPM secara
Nasional. Tetapi rata rata lama sekolah di DIY masih dirasa cukup tinggi
yaitu sebesar 9,07 tahun yang emerupakan peringkat ke 3 setelah Riau
dan DKI.
Indikator mutu pendidikan di DIY dapat dilihat dari tingginya angka
partisipasi, yang terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka
Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang
SD/MI DIY pada tahun 2010 sebesar 99,69 persen. APM tingkat SLTP
pada tahun 2010 sebesar 94,02 persen, sedangkan untuk SLTA sebesar
73,06 persen (tahun sebelumnya 72,26 persen). Dibanding dengan tahun

sebelumnya angka-angka tersebut mengalami kenaikan walaupun relatif


kecil.
Anak berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan telah mencapai
63,24%. Angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai
85,8 % sebagian besar berusia >45 tahun. Angka melek huruf pada
penduduk pria dan wanita relatif sama yaitu sekitar 70,8%.
Tingkat partisipasi pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) dalam mengikuti
pendidikan pra-sekolah sudah mencapai 70%. Angka Partisipasi Sekolah
(APS) penduduk usia 7-12 tahun sebesar 100%, APS penduduk usia 1315 tahun sebesar 100% dan APS penduduk usia 16-18 tahun sebesar
79,89 %. APS tersebut telah melampaui SPM sebesar 95%, 95% dan
60,00%.
Produksi tenaga kesehatan oleh sarana pendidikan cukup tinggi namun
daya serapnya masih rendah. Institusi pendidikan kesehatan di provinsi
DIY

berkembang.

Sejak

tahun

2009

tercatat

jumlah

institusi

penyelenggara pendidikan mencapai 51 dengan perincian sebagai berikut


: D3 keperawatan sebanyak 11, D3 Gizi 3, D3 Analis 2, D3 Lingkungan 2,
D3 Kebidanan 7 dan D3 Farmasi 1. Sedangkan jenjang S1 adalah
Fakultas Kedokteran 3, Fakultas Kedokteran Gigi 1, Farmasi 4, Kesehatan
Masyarakat 4 Keperawatan 8 dan Gizi 1.
Pola

manajemen

menyesuaikan

pendidikan

dengan

dan

pelatihan

tenaga

kesehatan

Pemerintah

Daerah,

namun

koordinasi

peningkatan kualitas tenaga dengan lembaga pendidikan masih kurang.


Peran swasta cenderung kurang terkendali dalam arti kegunaan dan mutu
belum sesuai kebutuhan dan kemampuan penyerapan yang diakibatkan
terbatasnya

dana

dalam

rekruitmen

dan

pemeliharaan

tenaga,

profesionalisme, kompetensi dan etika SDM kesehatan, serta berkaitan


dengan proses produksi (pendidikan, training).
(c) Kebudayaan
Nilai-nilai budaya tumbuh dan hidup dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat DIY. Pada sisi lain muncul gelombang modernisme yang
memunculkan gejala lunturnya budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari.

Berbagai kesenian hidup dan berkembang.


Seni pertunjukan, seperti seni tari dan teater dikelola oleh 2.924 kelompok
yang tersebar di 78 kecamatan. Kesenian non pertunjukan, seperti seni
rupa, seni kerajinan, cukup banyak dan tersebar, dikelola perorangan
maupun kelompok dalam bentuk sanggar Budaya lokal Yogyakarta
memberi tempat tinggi pada tradisi yang menekankan hirarkhi sosial kuat
sehingga sulit menjalankan perubahan.
(d) Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja
Pemberdayaan

perempuan,

anak,

remaja

telah

menunjukkan

peningkatan. Partisipasi remaja/pemuda dalam pembangunan semakin


membaik. Taraf kesejahteraan sosial masyarakat cukup memadai sejalan
berbagai upaya pemberdayaan, pelayanan, rehabilitasi, dan perlindungan
sosial

bagi

masyarakat

rentan

termasuk

Penyandang

Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS), pecandu narkotik dan obat-obat terlarang.


Permasalahan kesetaraan gender di berbagai bidang seperti pendidikan,
kesehatan, ekonomi masih belum optimal.Sejalan dengan itu upaya
perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan
dengan peran serta penuh dari masyarakat juga menjadi tantangan dalam
menjamin terlaksananya pemberian hak secara layak.
(e) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi (IPTEK)
Nilai tambah yang diciptakan oleh sektor pertambangan dan penggalian di
DIY hanya menyumbang sekitar 0,67% PDRB karena tidak adanya
pertambangan migas atau non migas selain penggalian bahan galian
golongan C. Hasil pengembangan Iptek tercermin melalui berbagai
publikasi ilmiah yang mengindikasikan banyaknya kegiatan penelitian.
Pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan iptek relatif masih
rendah disebabkan antara lain belum efektifnya intermediasi, lemahnya
sinergi kebijakan antara pengembang dan pemakai iptek, belum
berkembangnya budaya iptek dan masih terbatasnya sumber daya iptek.
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi (TI) sangat pesat
dengan indikator melek TI sebesar 20% dari jumlah penduduk dan terus

akan meningkat di masa yang akan datang. Pemanfaatan TI akan


semakin berkembang baik untuk pihak swasta maupun pemerintah.
Pengembangan TI akan banyak dilakukan oleh pendidikan baik oleh
institusi pemerintah maupun swasta.
(f) Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Keterbatasan lapangan kerja menyebabkan tidak semua angkatan kerja
yang tersedia dapat terserap di pasar kerja. Pada tahun 2010 tercatat 5,69
persen angkatan kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja, atau yang
biasa disebut sebagai pengangguran terbuka (TPT).
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tercatat
jumlah pencarikerja pada tahun 2010 sebanyak 129.793 orang, turun
sekitar 4% dibanding tahun sebelumnya (135.207 orang). Mereka terdiri
dari 53,8% laki-laki dan 46,13% perempuan. Dari jumlah tersebut 40,09%
berpendidikan SLTA, 13,89% DI-IV, sebanyak 42,44% DIV-S1 serta
0,19% S1-S2. Sedangkan SLTP sebanyak 2,32% dan SD sebesar 0,34%.
Persentase

lowongan

pekerjaan

yang

tersedia

sebesar

18,06%

sedangkan persentase penempatan sebesar 13,82% dari total pencari


kerja yang ada di Provinsi DIY.
Berdasarkan data tahun 2003 2008 tingkat partisipasi angkatan kerja
(TPAK) DIY yang merupakan persentase antara jumlah penduduk
angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja menunjukkan angka
yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar 78,75%, sedangkan
Tingkat Pengangguran Terbuka (open unemployement) atau TPT yang
merupakan persentase perbandingan antara jumlah penduduk yang
ingin/sedang mencari pekerjaan dengan angkatan kerja juga menunjukkan
angka yang fluktuatif atau rata-rata setiap tahun sebesar 5,90%. Struktur
pencari kerja didominasi oleh kaum perempuan dan dasar pendidikan
sebagian besar SLTA.
Jumlah pengangguran terbuka pada penduduk dengan umur diatas 15
tahun sesuai tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut : pendidikan
tertinggi dibawah SD 1.026 orang, SD 4.940, SLTP 10.708, SMTA

sebesar 42.038 orang dan tingkat Diploma sebesar 14.705 orang serta
perguruan tinggi yang paling banyak yaitu sebesar 74.317 orang.
Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian
kemudian disusul sektor jasa-jasa lainnya. Realitas ini menunjukkan
bahwa untuk sektor pertanian dan sektor jasa relatif memberikan
kontribusi paling banyak dalam menyerap tenaga kerja. Demikian juga
peranan sektor pertanian cukup dominan dalam menciptakan lapangan
kerja. Sektor yang potensial dikembangkan yaitu sektor pariwisata, sektor
perdagangan dan industri terutama industri kecil menengah serta
kerajinan dapat dikembangkan sebagai penunjang keterserapan tenaga
kerja.
Sebagai upaya melakukan pemerataan penyebaran penduduk antar
wilayah di Indonesia, pemerintah melakukan transmigrasi penduduk.
Jumlah transmigrans di DIY tahun 2010 tercatat sebanyak 250 KK atau
824 jiwa. Jumlah KK transmigrans terbanyak berasal dari Kabupaten
Kulon Progo serta daerah penempatan terbanyak adalah Provinsi
Sulawesi Selatan.
(g) Agama
(1) Komposisi pemeluk agama di DIY tahun 2010 terdiri dari 92,03%

agama Islam, 4,94% agama Katholik, 2,7% agama Kristen, 0,17%


agama Hindu dan 0,15% agama Budha.
(2) Kerukunan

antar

umat

beragama

berkembang

dengan

baik,

ditunjukkan oleh tidak berkembangnya konflik agama antar pemeluk


agama.
(3) Jumlah jamaah haji DIY yang berangkat pada tahun 2010/1430 H

sebanyak 3.165 orang atau meningkat 2,86% dibanding tahun


sebelumnya. Berdasarkan asal jamaah, sebagian besar berasal dari
Kabupaten Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta masing-masing
sebesar 38,8%, 27,90% dan 15,89%.
2.6. Pemerintahan dan Politik
(a) Pemerintahan dan Politik

(1) Pemerintahan dan politik cukup stabil karena sebagian besar masih

memandang Kraton sebagai penguasa wilayah. Peran serta dan dialog


birokrasi, organisasi sosial-politik, dan kemasyarakatan berjalan baik.
(2) Tuntutan Good governance dilaksanakan dengan pembenahan dan

pengembangan

aspek

kapasitas

pemerintahan

dan

perubahan

paradigma penyelenggaraan pemerintahan.


(3) Kondisi sosial politik cukup dinamis yang dipengaruhi hubungan

sinergis pihak-pihak terkait dan didorong oleh perubahan peran


pemerintah dari pembina menjadi regulator, fasilitator dan pelayanan.
(4) Perubahan mendasar terjadi dengan pengembalian asas kesatuan

daerah, pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah,


Provinsi dan Kabupaten/Kota atau antar pemerintahan daerah.
(5) Dalam konteks desentralisasi, pemerintah daerah telah menjalankan

otonomi seluas-luasnya. Tuntutan masyarakat terhadap

kuantititas

dan kualitas pelayanan publik akan terus semakin meningkat.


(b) Hukum
(1) Ditetapkannya UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan, maka proses pembentukan hukum


dan peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan daerah,
dapat diwujudkan dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan
standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang.
(2) Penegakan hukum dan perundang-undangan masih perlu ditingkatkan.

Tindak kejahatan dan kriminalitas semakin tinggi dan bervariasi


(3) Pada era pasar bebas dan globalisasi, telah dilakukan kerjasama dan

fasilitasi dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.


2.7. Prasarana Wilayah
(a) Transportasi
(1) Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor rata-rata 13% per tahun dan

kendaraan pribadi 28% per tahun yang didominasi oleh sepeda motor.
Angkutan umum sebesar 20% dan kendaraan barang sebesar 15%.
(2) Volume lalu-lintas melebihi kapasitas jalan, penyalahgunaan ruas jalan

dan

tingginya

penggunaan

kendaraan

pribadi

menyebabkan

kemacetan lalu-lintas, terutama di jaringan jalan pusat kota. Dampak


peningkatan volume kendaraan dan perilaku pengendara juga terjadai
pada tingkat risiko kecelakaan yang semakin tinggi. Intra cranial injury
(kecelakaan) telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai
penyebab kematian. Kecelakaan lalu lintas

di DIY mengalami

peningkatan cukup besar.


(3) Telah dilakukan perubahan manajemen angkutan umum dengan

konsep buy the service sebagai upaya memperbaiki pelayanan serta


jalur kereta api ganda yang menghubungkan Stasiun Solo BalapanStasiun Tugu Yogyakarta-Stasiun Kutoarjo.
(4) Bandara internasional baru direncanakan telah beroperasi di wilayah

Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2019. Kegiatan operasional


penerbangan akan meningkat sangat tinggi demikian pula dengan
animo maskapai penerbangan untuk membuka jalur penerbangan.
Keberadaan

bandara

akan

lebih

maju

lagi

dengan

adanya

pengembangan jalur angkutan terintegrasi antara darat, laut, dan


udara.
(b) Sumber Daya Air
(1) Sumber daya air utama di DIY adalah Wilayah Sungai Progo-Opak-

Oyo yang berasal dari daerah aliran sungai (DAS) Progo, Opak dan
Serang. Sumberdaya air dimanfaatkan untuk irigasi, kebutuhan rumah
tangga, industri, tenaga listrik dan penggelontoran kota.
(2) Kebutuhan air untuk rumah tangga dipenuhi melalui sistem air pipa

PDAM,

sumur

penggelontoran

dan

hidran

dilakukan

umum.

Pemanfaatan

air

untuk

dalam sistem penggelontoran sanitasi

perkotaan dengan air permukaan.


(3) Terjadi

penurunan

kuantitas

terganggunya fungsi hidrologi


tanah/alih

fungsi

dan

kualitas

sebagai

air

sebagai

akibat

dampak penggunaan

lahan dan pengelolaan tanah yang tidak

dikendalikan di daerah tangkapan air. Selain itu juga terjadi pemakaian


air yang tidak efisien, terutama untuk keperluan irigasi dan kolam ikan.

(c) Keciptakaryaan
(1) Pembangunan

perumahan

permukiman

mengarah

ke

wilayah

Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY). Perkembangan perumahan


dan permukiman meningkatkan konversi lahan pertanian menjadi
perumahan dan bangunan.
(2) Kebutuhan

air minum mengalami peningkatan sejalan dengan

peningkatan penduduk dan kegiatan masyarakat.


(3) Saat ini masih banyak limbah cair industri yang dibuang langsung ke

sistem air limbah terpusat atau ke lingkungan sekitar tanpa ada


pengolahan. Cakupan pelayanan air limbah terpusat baru mencapai
4% (di Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta). Total cakupan pelayanan
limbah dan sanitasi berkisar 51.8%.
(4) Pelayanan

pengangkutan

sampah

masih

rendah.

Pelayanan

pengangkutan sampah di Tempat Pembuangan akhir (TPA) baru


mencapai sekitar 35% dari total produksi sampah.
(5) Cakupan sistem drainase mencapai sekitar 53.42%. Sistem ini

mengandalkan keberadaan sungai-sungai yang melintas sebagai


drainase induk yang cenderung meningkatkan terjadinya pencemaran
air sungai.
(6) Permasalahan pembangunan sampah dan drainase, antara lain

pencemaran

lingkungan dan jumlah sampah, terbatasnya lahan

tempat pembuangan akhir, tidak berfungsinya saluran drainase.


2.8. Struktur dan Pola Ruang
(a) Wilayah di luar DIY yang secara langsung maupun tidak mempengaruhi
pola pemanfaatan ruang dan perkembangan pembangunan, antara lain:
(a) Semarang Solo Cilacap; (b) Magelang-Klaten-Purworejo-SalatigaWonogiri-Sukoharjo;

(c)

Wilayah

terpadu

Joglosemar,

Pawonsari

Bakulrejo, Gelangmanten.
(b) Implikasi wilayah eksternal dalam penataan ruang wilayah adalah:
(1) Semakin meningkatnya kegiatan bersifat perkotaan dalam hal ini

aksesibilitas, kompatibilitas dan fleksibilitas;

(2) Stuktur tata ruang wilayah DIY secara internal dipengaruhi oleh kondisi

topografi dan geografis wilayah, yang meliputi kawasan tertentu


nasional (lindung dan cagar budaya), kawasan cepat tumbuh, kawasan
potensial untuk berkembang, kawasan yang kritis lingkungan Provinsi
DIY.
(c) Kawasan-kawasan di DIY yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi

pola

pemanfaatan

ruang

dan

perkembangan

pembangunan di DIY, antara lain:


(1) Kawasan Fungsional yang meliputi Hutan Lindung (Kabupaten Gunung

Kidul dan Kulon Progo), Hutan Konservasi (Suaka Margasatwa, Taman


Nasional, Cagar Alam/Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya);
(2) Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS Progo, DAS Opak-Oyo dan DAS

Serang);
(3) Kawasan tertentu nasional (Taman Nasional Gunungapi Merapi,

Kawasan Cagar Budaya: Keraton, candi-candi, Kawasan Rawan


Bencana: jalur patahan Opak, wilayah Gunung Merapi, dan rawan
tsunami, banjir dan air pasang di pesisir pantai Kulon Progo dan
Bantul);
(4) Kawasan yang cepat tumbuh (Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta, yang

meliputi Kota Yogyakarta, sebagian Kabupaten Sleman, dan Bantul


yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta);
(5) Kawasan yang potensial untuk berkembang (Kabupaten Bantul:

Sewon, Kasihan, Banguntapan, Sedayu, Srandakan, Imogiri

dan

Piyungan; Kabupaten Sleman: Godean, Gamping, Pakem, Depok;


Kabupaten Kulonprogo: Wates, Temon, Pengasih, Sentolo, dan
Nanggulan; Kabupaten Gunungkidul: Wonosari, Bunder, Rongkop,
Sadeng);
(6) Kawasan

yang

kritis

lingkungan

(Kabupaten

Gunungkidul:

di

Purwosari, Panggang, Tepus, dan Rongkop; Kabupaten Bantul: di


Worotelo, Wukirsari, Muntuk,
Kabupaten
Kokap).

Jatimulyo, Sendangsari, dan Dlingo;

Kulonprogo: Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo, dan

(d) Karakteristik tata ruang internal DIY ditandai tingginya kebutuhan ruang
untuk kegiatan budidaya namun dilain pihak menghadapi keterbatasan
daya dukung maupun daya tampung lingkungan. Wilayah DIY seluas
318.580 Ha, dengan 47,188% (150.332 Ha) merupakan kawasan lindung
(belum termasuk rawan gempa).

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Situasi Derajat Kesehatn di suatu wilayah digambarkan dalam berbagai indikator


derajat kesehatan. Indikator yang dinilai paling peka dan telah disepakati secara
nasional sebagai ukuran derajad kesehatan suatu wilayah meliputi : (1) Umur
Harapan Hidup, (2) Angka Kematian Ibu, (3) Angka Kematian Bayi, (4) Angka
Kematian Balita, dan (5) Status Gizi Balita / bayi. Dalam mencapai Indikator Derajat
Kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta telah mencapai target yang diharapkan,
hal ini terbukti dengan diterimanya penghargaan untuk DIY pada tahun 2008 yaitu
penghargaan Manggala Bhakti Husada Kartika dari Presiden yang merupakan
sebuah penghargaan atas prestasi sebagai provinsi dengan derajad kesehatan
terbaik di Indonesia. Situasi derajat kesehatan terkini di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah :
3.1. MORTALITAS
3.1.1 Umur Harapan Hidup (UHH)
Salah satu indikator derajat kesehatan adalah Umur Harapan Hidup, seperti
indikator derajat kesehatan lainnya, UHH diperoleh melalui survai yang
dilaksanakan oleh Badan Pusat Satatistik (BPS) yang pelaksanaannya tidak tentu
setiap tahunnya, sehingga angka tesebut tidak setiap tahun tersedia, tetapi dalam
menggambarkan indikator tersebut maka dapat diperoleh melalui laporan rutin
yang

diperoleh

melalui

fasilitas

kesehatan

dengan

mekanisme

tertentu

disampainan kepada Dinas Kesehatan, sehingga dapat diperoleh angka absolut


atau indikator yang berbasis fasilitas (dilaporkan).
Peningkatan umur harapan hidup di DIY merupakan yang terbaik di Indonesia
bersama dengan DKI dan Bali, namun demikian bila dibandingkan dengan
negara-negara Asia Tenggara masih tetap lebih rendah (misal Singapura). Berikut
gambaran perkembangan UHH sesuai hasil Sensus Penduduk dari tahun 1971
sampai dengan Sensus Penduduk Tahun 2010 di Provinsi DIY bersumber dari
BPS.

Gambar 3 : Umur Harapan Hidup Penduduk DIY Hasil Sensus Penduduk

Jika dirunut sejak tahun 1971, telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan
selama 30 tahun dari tahun tersebut yang baru mencapai 45,5 tahun. Gambaran
perkembangan tersebut memperlihatkan telah terjadinya transisi demografi di
DIY yang sebenarnya telah dimulai pada masa 90-an yang ditunjukkan dengan
semakin meningkatnya usia lanjut. Umur Harapan Hidup meningkat menjadi
sebesar 73,27 tahun untuk DIY sesuai hasil Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
pada tahun 2011 dari sumber data PBS DIY yang terakhir.
Peningkatan umur harapan hidup ini dipengaruhi oleh multifaktor yang dalam hal
ini kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting didalamnya. Peran
pengaruh kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian,
perbaikan sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat.
Transisi demografi yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah kelompok usia
lanjut

ini

juga

membawa

konsekuensi

meningkatnya

penyakit-penyakit

degeneratif di DIY. Penyakit-penyakit degeneratif tersebut dicirikan dengan


adanya kebutuhan longterm care. Dengan demikian di DIY sudah saatnya untuk
memulai pengembangan pelayanan jangka panjang tersebut.
3.1.2. Angka Kelahiran
Beberapa metode perhitungan untuk menghitung angka kelahiran kasar di
D.I.Yogyakarta sejak tahun 1968 sampai tahun 2009 yang dilakukan oleh BPS
menunjukkan bahwa pada tahun 1968 mengalami penurunan dari 35,2 menjadi

tahun 2009 sebesar 13,4. Berdasarkan parameter Hasil Proyeksi Penduduk


SP2000 di Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2000 2025 dari BPS 2006/2007,
taksiran jumlah total anak yang dilahirkan oleh 1000 wanita bila para wanita
tersebut secara terus manerus hamil pada saat mereka berada dalam tingkat
fertilitas menurut usia pada saat sekarang atau rata-rata jumlah anak yang dapat
dilahirkan seorang wanita selama masa hidupnya dari tahun 2000 2025 tidak
mengalami peningkatan yaitu 1,4 . Dapat diinterpretasikan bawa jumlah anak
yang dilahirkan oleh seorang ibu selama hidupnya adalah 1,4.

Sumber : BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2011


Gambar 4. Perkiraan Angka Kelahiran Kasar Provinsi DIY

Jumlah kelahiran pada tahun 2011, jumlah kelahiran (hidup dan mati) adalah
sebanyak 45.081 dengan jumlah kasus lahir mati sebanyak 242. Dengan
demikian, jumlah lahir hidup pada tahun 2011 sebanyak 44.839. Pada tahun
2012 jumlah kelahiran sebesar46.104 dengan kasus lahir mati sebanyak 360
bayi. Jumlah kelahiran dan kematian yang dilaporkan meningkat dari tahun 2011.
3.1.3.Angka Kematian Ibu
Kematian ibu telah menunjukkan penurunan signifikan dalam kurun waktu 30
tahun terakhir. Secara Nasional angka kematian ibu di DIY juga tetap menempati
salah satu yang terbaik.Meskipun demikian angka yang dicapai tersebut masih
relatif tinggi jika dibandingkan dengan berbagai wilayah di Asia Tenggara.
Berdasarkan data dari BPS, angka kematian ibu dalam 4 tahun terakhir
menunjukkan penurunan yang cukup baik. Angka terakhir yang dikeluarkan oleh
BPS adalah tahun 2008, di mana angka kematian ibu di DIY berada pada angka
104/100rb kelahiran hidup, menurun dari 114/100rb kelahiran hidup pada tahun

2004. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan
kabupaten/kota pada tahun 2011 mencapai 56 kasus, meningkat dibandingkan
tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Tahun 2012 jumlah kematian ibu menurun
menjadi sebanyak 40 kasus sesuai dengan pelaporan dari Dinas kesehatan
Kab/Kota, sehingga apabila dihitung menjadi Angka Kematian Ibu Dilaporkan
sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup.
Meskipun angka kematian ibu terlihat kecenderungan penurunan, namun terjadi
fluktuasi dalam 3 5 tahun terakhir. Target MDGs di tahun 2015 untuk angka
kematian Ibu nasional adalah 102/100rb kelahiran hidup, dan untuk DIY relatif
sudah mendekati target, namun masih memerlukan upaya yang keras dan
konsisten dari semua pihak yang terlibat.
Tabel 3. Jumlah Kematian Ibu & Anak di DIY Tahun 2010-2011

3.1.4.Angka Kematian Bayi


Angka Kematian Bayi (AKB) di D.I. Yogyakarta dari

tahun 2010 sesuai hasil

sensus penduduk tahun 2010 yang telah dihitung oleh BPS Provinsi DIY adalah :
laki-laki sebesar 20 bayi per 1000 kelahiran hidup, sedangkan perempuan
sebesar 14 per 1000 kelahiran hidup. HasilSurvai Demografi dan Kesehatan
(SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi di DIY mempunyai
angka yang relatif lebih tinggi, yaitu sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup (taget

MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015). Apabila melihat
angka hasil SDKI 2012 tersebut, maka masalah kematian bayi merupakan hal
yang serius yang harus diupayakan penurunannya agar target MDGs dapat
dicapai. Angka kematian bayi menurut SDKI 2012 seperti pada gambar berikut :

Gambar 5. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup

Hasil sensus penduduk sejak tahun 1971 sampai dengan sensus tahun 2010
menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang sangat signifikans angka kematian
bayi dari 102 bayi per 1000 kelahiran hidup sampai 17 bayi per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2010 (sesuai hasil sensus penduduk). Sedangkan menurut
proyeksi BPS dari hasil sensus penduduk tahun 2000 pada kurun waktu 20002005 (5 tahun) penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 3,9%. Sedangkan
untuk periode tahun 2005 -2010 penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 2,5%
dan periode 2010 - 2015 adalah 1,7%. Periode tahun 2020 - 2025 diperkirakan
tidak terjadi penurunan karena tingkat kematian yang sudah sangat kecil
(hardrock) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat sulit untuk
dikendalikan diantaranya faktor genetik.
Sebagaimana gambaran perkembangan angka kematian ibu, angka kematian
bayi di DIY juga mengalami penurunan yang sangat signifikan jika dibandingkan
dengan sebelum tahun 1990. Laporan kabupaten / kota menunjukkan bahwa

pada tahun 2011 terjadi sebanyak 419 bayi meninggal dengan berbagai sebab.
Angka kematian bayi tahun 2011 masih tetap / sama dengan tahun sebelumnya
yaitu 17 per 1000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi tahun 2011 jauh lebih baik dibandingkan 20 tahun
sebelumnya yang mencapai 62 / 1000 kelahiran hidup (tahun 1980). Dengan
pola penurunan tersebut maka diprediksikan pada tahun 2013 angka kematian
bayi di DIY diharapkan akan mencapai 16 / 1000 kelahiran hidup.Pola penurunan
dan kenaikan angka kematian bayi sensitif terhadap berbagai faktor lain. Seperti
yang terlihat pada periode tahun 1997 sampai dengan 1999 dimana terjadi krisis
multidimensi yang berdampak secara tidak langsung kepada peningkatan angka
kematian bayi di DIY. Secara Nasional, target MDGs untuk angka kematian bayi
pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun menjadi dua pertiga dari kondisi
tahun 1999 (dari 25/1000 kelahiran hidup menjadi 16/1000 kelahiran hidup).
3.1.5. Angka Kematian Balita
Angka kematian balita memiliki kecenderungan penurunan yang cukup baik.
Tahun 1971 tercatat tingkat kematian balita yang sangat tinggi yaitu mencapai
152 / 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut secara berangsur turun dan 20 tahun
kemudian menjadi 54/1000 kelahiran hidup,tahun 2002 sudah mencapai 30 /
1000 kelahiran hidup dan data tahun 2010 telah mencapai angka 19/1000
kelahiran hidup.

Gambar6 : Angka Kematian Balita Propinsi DIY Tahun 1971 - 2010

(Sumber Sensus, SDKI, Supas, Profil Depkes, Profil Dinkes DIY)


Pola penurunan sedikit mengalami pola yang berbeda pada kisaran tahun 1997
sampai dengan 2002 yang kemungkinan disebabkan oleh adanya krisis multi
dimensi di Indonesia. Laporan kabupaten / kota tahun 2011 menunjukkan jumlah
kematian anak balita sebanyak 50 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 kematian
anak balita dilaporkan sebanyak 50 kasus.
Dengan pola penurunan sejak tahun 1971 tersebut maka diprediksikan di tahun
2013 angka kematian balita akan mencapai 16/1000. Secara Nasional target
MDGs untuk angka kematian balita pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun
menjadi dua pertiga dari kondisi tahun 1999. Tetapi apabila dilihat dari hasil
SDKI tahn 2012 di DIY angka kematian Balita mencapai 30 per 1.000 kelahiran
hidup (terendah kedua secara Nasional, setelah Riau) dengan target MDGs
pada tahun 2015 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Hal yang bebeda dapat
dilihat pada hasil pelaporan bahwa jumlah kematian balita di DIY tahun 2012
sebesar 450 balita (sehingga angka kematian balita dilaporkan sebesar 9,8 per
1.000 kelahiran hidup).
3.2. MORBIDITAS
3.2.1. Pola penyakit
Pola penyakit di DIY dapat dipantau melalui Sistem Survailans Terpadu Penyakit
di Puskesmas selin dari hasil pemantauan kunjungan pasien di Puskesmas. Hasil
pemantauan melalui STP di tingkat Puskesmas diamati setiap bulan berdasarkan
laporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang selanjutnya
disampaikan kepada Dinas Kesehatan DIY untuk dilakukan pengolahan dan
pengamatan secara terus

menerus

terhadap

penyakit yang berpotensi

menyebabkan terjadinya wabah. Penyakit menular yang selalu masuk dalam


sepuluh besar penyakit di Puskesmas selama beberapa tahun terakhir adalah
ISPA, penyakit saluran nafas (Bronchitis, Asma, Pneumonia), dan diare.
Sementara untuk Balita, pola penyakit masih didominasi oleh penyakit-penyakit
infeksi.

Hasil pengolahan untuk laporan Survailans Terpadu Penyakit di tingkat


Puskesmas adalah sebagai berikut :

Gambar 7 : Distribusi 10 besar penyakit pada Puskesmas di DIY Januari sampai


dengan Desember 2012
Laporan STP Rumah Sakit rawat jalan juga dilakukan pengolahan dengan hasil
yang tidak jauh berbeda dari laporan di tingkat Puskesmas yaitu pola penyakit
masih didominasi oleh penyakit infeksi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 8. Pola Penyakit Rawat Jalan di Rumah Sakit (Sistem Survailans Terpadu)
Tahun 2012

Berdasarkan laporan SIRS tahun 2012 dapat diketahui bahwa kunjungan rawat
jalan di Rumah Sakit juga masih didominasi oleh penyakit infeksi saluran
pernafasan dan diikuti oleh demam.Pola penyakit rawat jalan di puskesmas
maupun rumah sakit tidak jauh berbeda pada tahun-tahun sebelumnya, dimana
penyakit-penyakit infeksi masih merupakan sepuluh besar penyakit yang
dominan di DIY.
Infeksi saluran napas bagian atas akut
Lainnya
Demam yang sebabnya tidak diketahui

45000
40000

Dermatosis akibat kerja

35000

Faringitis akut

30000

Penyakit sistem napas lainnya

25000

Dispepsia

20000

Penyakit pulpa dan periapikal

15000

Penyakit telinga dan proseus mastoid

10000

Cedera YDT lainnya.YTT dan daerah badan


mutipel
Hipertensi esensial (primer)

5000
0

Gambar 9. Pola Penyakit rawat Jalan di RS th 2012 (Laporan SIRS 2012)

Penyakit-penyakit infeksi diantaranya diare masih mendominasi sepuluh besar


penyakit pada rawat inap di Rumah Sakit tahun 2012.Menarik bahwa pada
banyak kasus kunjungan, penyakit Hipertensi telah menjadi penyakit paling
dominankedua bagi kelompok keluarga di DIY. Tidak seperti ISPA,

besaran

persentase penyakit hipertensi menurut kabupaten kota cukup bervariasi.


3.2.1.1. Pola Penyakit Menular
Penyakitpenyakit yang sudah menurun seperti tuberkulosa paru dan malaria,
masih memiliki potensi untuk meningkat kembali (re-emerging) mengingat kondisi
perilaku dan lingkungan (fisik, ekonomi, sosial, budaya) masyarakat yang kurang
mendukung. Kondisi tergambar dari masih belum tereliminasinya berbagai
penyakit tersebut dan masih tingginya faktor risiko baik perilaku maupun
lingkungn di masyarakat. Di sisi lain penyakit endemis seperti DBD sampai saat
ini masih tetap menjadi ancaman.

a. DBD
Tingkat kematian penyakit DBD (case fatality rate) pada tahun 2011 lebih
rendah dari rata-rata nasional. Data program P2M tahun 2011 menunjukkan
bahwa CFR (case fatality rate / angka kematian) DBD DIY sebesar0,5
(nasional <1) denganincident rate/angka insidensi tahun 2011 sebesar 28,8
/100.000 penduduk. Sedangkan untuk tahun 2012 menglami penurunan CFR
yaitu sebesar 0,21. Tren CFR DBD di DIY dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar. 10. Peta kasus DBD Provinsi DIY Tahun 2012

Pada tahun 2011 angka insidensi mengalami penurunan menjadi 28,8 /


100.000 penduduk sementara untuk angka kematian / CFR mengalami
penurunan menjadi 0,5 dari keseluruhan kasus. Meskipun mengalami
penurunan namun kasus dan kematian akibat penyakit DBD masih masuk
dalam kategori tinggi. Jumlah kasus DBD pada tahun 2011 dilaporkan
sebanyak 985 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 5 kasus. Tahun 2012
dilaporkan sebanyak 971 kasus dengan CFR sebesar 0,21.

Gambar. 11Gambaran CFR DBD DIY (sumber Seksi P2 Dinkes DIY Tahun 2013)

Meskipun angka kejadian DBD mengalami penurunan dibanding tahun


sebelumnya, namun tingginya prevalensi penyakit DBD tidak terlepas dari
masih tingginya faktor risiko penularan di masyarakat seperti angka bebas
jentik yang masih di bawah 95% yaitu pada tahun 2011 angka bebas jentik
sebesar 86,62 rumah yang bebas dari jentik Aedes aegypti. Angka bebas
jentik untuk tahun 2012 telah mengalami peningkatan, yaitu sebesar 91,81%
sehingga diharapkan penularan dapat dikurangi yang akan berdampak pada
penurunan kasus DBD di DIY.

b. TBC
Kualitas pengobatan TBC di DIY berdasarkan laporan program P2M,
meskipun dari tahun ke tahun terus meningkat namun tetap masih rendah
yaitu angka kesembuhan baru mencapai 84,07% (target 85%). Sedangkan
untuk angka prevalensi TB pada tahun 2012 sebesar 76,88 meningkat
dibandingkan tahun 2011 sebesar 69,65. Tren prevalensi TB di DIY
berfluktuatif setiap tahunnya antara 50 sampai 76, seperti pada gambar
dibawah ini.

Grafik 12Prevalensi TB di DIY (sumber Seksi P2)

Permasalahan lain adalah penemuan penderita yang masih rendah dimana


pada tahun 2009 baru mencapai 52,6% (target 70%). Angka tersebut masih
belum beranjak membaik dengan capaian di tahun 2010 yang baru mencapai
53,3%. Sedangkan pada tahun 2011 menurun menjadi sebesar 50,8 %
dengan target yang tetap yaitu sebesar 70%.
Kontribusi penemuan Suspek UPK TB di DIY pada tahun 2012 dengan jumlah
18.457 suspek adalah : Pukesmas sebanyak 10.305 (56%), Rumah Sakit
sebanyak 4.466 (24%), dan BP4 sebanyak 3.686 (20%).
Lokasi pengobatan TB baru untuk BTA positif (sebanyak 1.220 pasien)
terbanyak di Puskesmas 55%, BP4 23% dan di Rumah Sakit sekitar 22%. Hal
ini menunjukkan bahwa pelayanan di Puskesmas masih merupakan pilihan
masyarakat untuk mencari pengobatan.

Grafik 13 Tren Jumlah Penderita TB di DIY

Penderita TBC yang tidak sembuh atau penderita yang tidak memperoleh
pengobatan karena belum ditemukan, merupakan sumber penular yang
mengancam pencapaian derajad kesehatan mengingat penyakit TBC
disamping bisa menimbulkan kematian yang tinggi juga menjadi prekursor
berbagai penyakit dengan fatal lain seperti HIV/AIDS, penyakit paru obstruksi,
dan lain sebagainya.
Sementara itu kematian dan kesakitan akibat penyakit infeksi saluran
pernafasan,

menjadi

penyebab

kematian

terbesar

dan

memiliki

kecenderungan peningkatan. Penyakit TBC memegang peran penting kasus


kesakitan

dan

kematian

penyakit

saluran

pernafasan

tersebut

dan

bertanggungjawab terhadap kecenderungan peningkatannya mengingat sifat


penularan dan perilaku masyarakat

c. Malaria
Penyakit malaria telah menurun dengan sangat signifikan dalam lima tahun
terakhir. Namun demikian masih ditemukan adanya kasus penularan
indigenous malaria Kabupaten Kulonprogo. Total kasus (indigenous dan non
indigenous) tahun 2012 terlaporkan sejumlah 241 kasus terbanyak berasal
dari Kabupaten Kulonprogo.

Gambar 14. Peta Kasus Malaria DIY (sumber Seksi P2 Dinkes DIY tahun 2013)

Angka API / AMI per 100 penduduk tahun 2011 di Provinsi DIY kurang dari
0.01. Hasil pengamatan program P2M memperlihatkan bahwa episentrum
KLB malaria masih dijumpai di wilayah Kulonprogo. Sementara belum baiknya
kondisi lingkungan dan peningkatan pemanasan global dikhawatirkan akan
tetap memberikan peluang yang tinggi bagi perkembangan penyakit ini.Pada
tahun 2011 dan 2012 tidak ada kematian akibat penyakit malaria di DIY.
d. HIV/AIDS
DIY saat ini telah menempati urutan ke 17 provinsi dengan penderita penyakit
HIV/AIDS terbesar. Penularan telah berubah dengan dominasi dari jarum
suntik pengguna narkoba. Penderita HIV/AIDS terbanyak adalah kelompok
usia 20-26 tahun. Laporan program P2M tahun 2012 menunjukkan bahwa
penemuan kasus HIV/AIDS dicapai 1.940 kasus.
Dari kasus yang ditemukan sejumlah 831 kasus diantaranya telah memasuki
fase AIDS sedangkan sisanya masih dalam fase HIV positif (1.110 kasus).
Proporsi kasus berdasarkan jenis kelamin adalah : untuk kasus HIV (562
kasus laki-laki dan 399 kasus perempuan) dan untuk kasus AIDS (579 laki-laki
dan 246 perempuan).Sementara itu pada tahun 2011 terdapat 41 kematian
akibat AIDS yang meliputi 19 penderita laki-laki dan 22 penderita perempuan.
Kondisi kasus AIDS hingga Desember tahun 2012 adalah : 1.685 hidup, 205
meninggal dan tanpa diketahui sebesar 51 kasus.

Gambar 15. Distribusi ODHA berdasar Faktor Resiko

Proporsi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di DIY berdasarkan pada Faktor


Resiko yang menyebabkan HIV/AIDS didominasi oleh perilaku Heteroseksual
sebanyak 51%, Tidak diketahui sebanyak 25%, IDUs 13% dan yang lainnya
adalah Homoseksual, Biseksual, Perinatal dan Transfusi.

e. Filariasis dan Leptospirosis


Kasus filariasis pada tahun 2011 ditemukan hanya ditemukan di Kabupaten
Gunungkidul di DIY sebanyak 6 kasus yang meliputi laki-laki 1 kasus dan
perempuan 5 kasus. Dibandingkan dengan tahun 2008, kasus leptospirosis
pada tahun 2009 mengalami peningkatan yaitu sebesar 92 kasus dengan
jumlah kematian 6 kasus. Kasus Leptospirosis tahun 2012 terlaporkan 63
kasus dengan kematian

2 kasus. Kasus menurun tajam dari tahun 2011

sebanyak 626 kasus dengan jumlah kematian sebesar 43 kasus.

f. Kusta
Penderita penyakit kusta di DIY jumlahnya kecil. Berdasarkan laporan
Kabupaten / kota Tahun 2011 jumlah penderita penyakit kusta yang berhasil
diidentifikasi mencapai 44 orang (4 PB dan 40 MB). Angka yang dilaporkan
tersebut hampir sama dibandingkan laporan tahun 2009 yang mencapai
jumlah 45 orang dan tahun 2010 sejumlah 31 orang. Sedangkan angka
penemuan kasus baru penyakit kusta (NCDR) sebesar 1 per 100.000
penduduk. Salah satu yang menjadi catatan penting dikaitkan dengan
penderita kusta adalah tingkat pencapaian pengobatan yang berhasil
mencapai 100% di tahun 2011. Kasus Kusta mengalami penurunan, tahun
2012 dilaporkan hanya 36 kasus kusta dengan perincian 23 kasus PB dan 13
kasus MB.
g. Pneumonia Balita
Pada tahun 2011 dilaporkan terdapat 1.739 kasus pneumonia pada balita
yang ditangani dari perkiraan 34.575 kasus pneumonia. Laporan dari berbagai
sarana pelayanan kesehatan pemerintah menunjukkan bahwa pada tahun
2010 dilaporkan sebanyak 1.813, sedangkan pada tahun 2012 ditemukan
2.936 kasus Pneumonia Balita, meningkat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.

h. Diare
Penderita diare di puskesmas di kabupaten / kota setiap tahun jumlahnya
cukup tinggi. Namun demikian hal ini belum dapat menggambarkan prevalensi
keseluruhan dari penyakit diare karena banyak dari kasus tersebut yang tidak
terdata oleh sarana pelayanan kesehatan

(pengobatan sendiri atau

pengobatan di praktek swasta). Laporan profil kabupaten / kota menunjukkan


bahwa selama kurun tahun 2011 jumlah penderita diare danmemeriksakan ke
sarana pelayanan kesehatan mencapai64.857 dari perkiraan kasus sebanyak
150.362 penderita diare, sementara tahun 2012 mencapai 74.689 kasus
dilaporkan menderita diare.
g. Penyakit bisa dicegah dengan Imunisasi
Program imunisasi telah dijalankan sejak lama di seluruh wilayah Indonesia
dan telah mencapai hasil yang cukup baik.Provinsi DIY merupakan wilayah
yang memiliki tingkat pencapaian kinerja dalam program imunisasi yang
terbaik di Indonesia. Seluruh desa (100%) di tahun 2012 yang ada di DIY
telah masuk dalam kategori desa UCI (Universal Coverage Immunization)
yaitu suatu indikasi yang menggambarkan bahwa desa tersebut penduduknya
telah menjalankan imunisasi. Hasil pencapaian program imunisasi juga terlihat
dari berbagai kasus penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi yang relatif
kecil dibandingkan dengan wilayah lain.

Gambar 18. Cakupan Imunisasi DIY Tahun 2012

Laporan kabupaten / kota memperlihatkan bahwa pada tahun 2012 ditemukan


kasus penyakit campak 379 kasus (terbanyak di Kota Yogyakarta). Sementara
kasus polio dan tetanus neonatorum pada tahun 2012 tidak ditemukan
sedangkanuntuk kasus Postusis ditemukan 23 kasus di Kota Yogyakarta.
Cakupan program Immunisasi di DIY secara umum sudah mencapai target
yang dietapkan, seluruhnya sudah diatas 95% (seperti pada Gambar diatas).
h. New Emerging Disease
Hasil laporan kabupaten / kota menunjukkan bahwa di 5 kabupaten/kota telah
terdeteksi unggas (>1 jenis) positif Avian Influenza. Potensi penyakit Avian
Influenza masih terbuka lebar dengan masih buruknya pemahaman dan
perilaku masyarakat untuk melakukan pencegahan.Beberapa penyakit baru
lain seperti Influanza H1N1, SARS dan lain sebagainya akan tetap
mengancam dengan semakin tingginya tingkat mobilitas penduduk antar
wilayah dan belum baiknya pola perilaku sehat masyarakat.
3.2.1.2. Penyakit Tidak Menular
Datapada saat ini memperlihatkan bahwa pola penyakit pada semua golongan
umur telah mulai didominasi oleh penyakit-penyakit degeneratif, terutama
penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan, neoplasma, kardiovaskuler dan
Diabetes Mellitus (DM). Laporan Survailans Terpadu Penyakit (STP) Puskesmas
di DIY pada tahun 2012 penyakit Hipetensi (29.546 kasus) dan Diabetes Militus
(7.434 kasus) masuk dalam urutan ketiga dan kelima dari distribusi 10 besar
penyakit berbasis STP Puskesmas.
Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek
samping modernisasi, maka problem penyakit tidak menular pun cenderung
meningkat. Beberapa penyakit tersebut diantaranya adalah Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah (kardiovaskuler), Diabetes Mellitus, Kanker, Gangguan
Jiwa.
Sejak tahun 1997 data menunjukkan bahwa, pola kematian yang tercatat di
rumah sakit rumah sakit di DIY telah mulai menunjukkan pergeseran. Jenis
penyakit penyebab kematian terbanyak dari semula penyakit-penyakit menular

menjadi kematian akibat penyakit yang masuk dalam kategori penyakit tidak
menular. Perkembangan lebih lanjut semakin menunjukkan dominasi penyakit
tersebut sebagai penyebab kematian di DIY.
Pada beberapa tahun yang akan datang, jumlah penderita penyakit tidak menular
akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan jumlah penduduk usia tua semakin
bertambah. Keadaan ini mengakibatkan

bertambahnya kebutuhan akan

longterm care.
Penyakit yang berhubungan dengan organ paru juga menjadi penyakit yang perlu
diwaspadai di DIY. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan
bahwa penyakit paru termasuk asma selalu masuk 10 penyebab langsung dan
tidak langsung kesakitan dan kematian utama di Indonesia termasuk DIY. Hasil
Riset kesehatan daerah (Riskesdas 2007) menunjukkan bahwa propinsi DIY
masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak.

Kasus Hipertensi per Provinsi


(Riskesdas 2007)
40.0

37.4 37.2 37.0 36.6

35.8
34.0 33.9 33.6

35.0

32.4 31.6

31.5 31.5 31.3 31.2 31.2

30.0

30.3 30.2 29.9 29.8 29.4

31,7%
29.3 29.1 29.0 28.8

28.4 28.1 27.6

26.3

25.1

25.0

24.1
22.0
20.1

20.0
15.0
10.0
5.0

Jawa Timur
Bangka Belitung
Jawa Tengah
Sulawesi Tengah
DI Yogyakarta
Riau
Sulawesi Barat
Kalimantan Tengah
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tenggara
Sumatera Selatan
Gorontalo
Kalimantan Timur
Sumatera Barat
Sulawesi Utara
Kepulauan Riau
NAD
Jambi
Kalimantan Barat
Jawa Barat
Maluku
Bali
Sulawesi Selatan
DKI Jakarta
Maluku Utara
Nusa Tenggara Timur
Banten
Sumatera Utara
Bengkulu
Lampung
Papua
Papua Barat

0.0

Gambar 19. Kasus Hipertensi di Indonesia (Sumber : Riskesdas 2007)

Suhu udara yang panas dan meningkatnya asap kendaraan bermotor di


Yogyakarta mengakibatkan beberapa parameter pencemaran udara sudah
memasuki

taraf

waspada.

Hasil pantauan

kualitas

udara

oleh

Kantor

Penanggulangan Dampak Lingkungan Kota Yogyakarta menunjukkan beberapa


kadar zat berbahaya di udara melebihi batas baku mutu udara. Selain itu juga
jumlah perokok di Yogyakarta pada hasil berbagai survey termasuk Susenas,
telah mencapai lebih dari 30%.Hasil survey Dinas Kesehatan DIY tahun 2006

dan 2008 memperlihatkan bahwa antara 56% rumah tangga di DIY tidak bebas
asap rokok. Sedngkan pada hasil Riskesdas tahun 2010 kasus hipertensi di
Provinsi DIY mencapai 35,8 % diatas rata-rata seluruh Indonesia yang mencapai
31,7%.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, intra cranial injury (kecelakaan) telah
menempati

urutan

kedua

terbanyak

sebagai

penyebab

kematian

dan

menunjukkan kecenderungan peningkatan. Kecelakaan lalu lintas di DIY mulai


mengalami peningkatan yang cukup besar. Data dari Polda DIY menunjukkan
jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut :
kejadian kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Sleman tertinggi yaitu
sebanyak 1.548 kejadian, Bantul 1.420 kejadian, Yogyakarta 678 kejadian,
Gunung Kidul sebanyak 453 kejadian dan Kulon Progo berjumlah 323 kejadian.
Mencegah kematian dini akibat kecelakaan bagaimanapun tidak lagi hanya
menjadi tugas Kepolisian tetapi menjadi tugas semua pihak seperti kesehatan.
Meskipun sampai saat ini data mengenai tingkat risiko kematian yang ditimbulkan
dari kecelakaan dari sektor kesehatan belum dimiliki, namun peran sistem
rujukan dan penanganan pra rujukan diyakini akan memiliki peran besar
menurunkan angka risiko kematian dini tersebut.

Beberapa upaya di bidang

kesehatan telah dilakukan untuk memperingan penderitaan dan mempercepat


penanganan korban melalui Unit Reaksi Cepat di beberapa Kabupaten/Kota
yang melibatkan instansi terkait seperti PMI, diantaranya adalah Yes 118 di
Kota Yogyakarta dan Kabupaten lain serta peningkatan kapasitas petugas medis
melalui bernagai pelatihan kegawat daruratan.
3.2.2. Pola Kematian Akibat Penyakit
Data penyebab kematian di masyarakat secara akurat belum dapat diperoleh,
akan tetapi melalui pencatatan dan pelaporan rutin dari Rumah Sakit di DIY
melalui mekanisme SIRS dapat diperoleh gambaran pola penyebab kematian di
Rumah Sakit, meskipun belum seluruh Rumah Sakit menyampaikan laporannya.
Penyakit jantung dan stroke dalam sepuluh tahun terakhir selalu masuk dalam 10
penyakit penyebab kematian tertinggi. Analisis tiga tahun terakhir dari data di
seluruh rumah sakit di DIY menunjukkan, penyakit-penyakit kardiovaskuler

seperti jantung, stroke, hipertensi atau dikenal sebagai penyakit CVD


(cardiovasculer disease) menempati urutan paling tinggi penyebab kematian.
Tahun 2009 menunjukkan bahwa dominasi kematian akibat penyakit tidak
menular sudah mencapai lebih dari 80% kematian akibat penyakit yang ada di
DIY (hospital based). CVD tidak hanya menempati urutan tertinggi penyebab
kematian tetapi jumlah kematiannya dari tahun ke tahun juga semakin meningkat
seiring

semakin

meningkatnya

jumlah

penderita

penyakit-penyakit

CVD

sebagaimana laporan RS di DIY.

Gambar 20. Penyebab kematian di RS akibat penyakit tahun 2011 (Sumber : Laporan SIRS
Dinkes DIY Tahun 2011, data terbaru belum tersedia)

Kematian akibat cedera intracranial (kecelakaan) yang selama ini kurang


mendapat perhatian ternyata telah menempati urutan kedua terbanyak sebagai
penyebab kematian bahkan menunjukkan kecenderungan peningkatan tajam
dalam tiga tahun terakhir.
Dalam enam tahun terakhir, peristiwa kecelakaan lalu lintas di provinsi DI
Yogyakarta terbilang cukup tinggi. Data Kepolisian menunjukkan, kasus
kecelakaan di DIY, meningkat tiga kali lipat dan setiap tahun sedikitnya 130
meninggal (12%) akibat kecelakaan lalu lintas di DIY. Laporan Kepolisian
menunjukkan bahwa 88% kematian diakibatkan oleh cedera kepala.
Faktor perilaku pengendara memang menjadi faktor dominan bagi tinggi
rendahnya tingkat kematian akibat kecelakaan. Meskipun demikian disamping

faktor perilaku tersebut, dukungan pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan


pertolongan pertama / prarujukan, rujukan gawat darurat dan kualitas pelayanan
di sarana pelayanan kesehatan sedikit banyak juga bisa ikut berperan untuk
menurunkan kematian akibat kecelakaan. Oleh karena itu perbaikan sistem
pelayanan termasuk pertolongan prarujukan dan rujukan diharapkan akan
mampu menurunkan tingkat kematian.
Penyakit infeksi saluran nafas merupakan satu dari dua penyakit infeksi yang
masuk sebagai penyebab kematian terbanyak di Yogyakarta. Dalam catatan
medis jenis penyebab terbanyak adalah Bronchitis dan Pneumonia, namun
dengan melihat kondisi prevalensi dan penemuan kasus TBC di DIY pada
khususnya, maka sangat dimungkinkan bahwa penyakit TBC ikut pula menjadi
salah satu kontributor kematian penyakit tersebut.
Pola kematian akibat gagal jantung masuk pada urutan keempat sebagai
penyebab kematian di DIY seperti hasil pengolahan dari Laporan Rumah Sakit,
gejala tersebut dapat menunjukkan bahwa penyakit degeneratif menjadi
ancaman yang harus diwaspadai, terutama dalam melaksanakan program
promotif tehadap perilaku hidup sehat agar masyarakat dapat mengurangi faktor
resiko untuk penyakit degeneratif. Beberapa upaya telah dilakukan dalam
pemantauan dan pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular, diantaranya
dengan melaksanakan skrining di pelayanan dasar dan peningkatan penyuluhan
dan cakupan PHBS di masyarakat.

3.3. STATUS GIZI


Status Gizi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat.
Gambaran keadaan gizi masyarakat DIY pada tahun 2012

adalah

masih

tingginya prevalensi balita kurang gizi yaitu sebesar 8,45 %, walau sudah
menurun dibanding tahun 2011 sebesar 10%. Sedangkan prevalensi balita
dengan status gizi buruk sebesar pada tahun 2012 sebesar 0,56% dan tahun
2011 sebesar 0,68% (menurun dibanding tahun 2010 sebesar 0,7%).
Meskipun angka gizi kurang di DIY telah jauh melampaui target nasional
(persentase gizi kurang sebesar 15% di tahun 2015) namun penderita gizi buruk

masih juga dijumpai di wilayah DIY. Tahun 2008 sampai 2012 terdapat
penurunan prevalensi balita dengan status gizi buruk, namun demikian perlu
dilihat disparitas angka prevalensi gizi buruk di setiap wilayah Kabupaten/kota
dan kecamatan. Prevalensi balita gizi buruk di 4 kabupaten sudah sesuai
harapan yaitu <1%, sedangkan di Kota Yogyakarta masih 1,35%, sehingga
meskipun sudah melampaui target secara nasional tetapi diharapkan seluruh
Kabupaten/Kota di DIY sudah berada di bawah 1%.

Gambar 21. Situasi Status Gizi di DIY (Laporan Program Gizi)

Berdasarkan laporan hasil pemantauan status gizi di kabupaten / kota tahun


2012, peta Balita BGM (Bawah Garis Merah) yaitu standar yang menggambarkan
status gizi balita, memperlihatkan bahwa balita BGM/D di DIY belum mencapai
target. Di kabupaten Bantul dan Gunungkidul masing masing 1,6% dan 2%,
sedangkan 3 kab/kota yang lain <1,5%.
Dari segi pelayanan, cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan
mencapai 100%, artinya seluruh balita yang mengalami gizi buruk (dengan
indikator BB/TB), semuanya mendapatkan perawatan.Sedangkan untuk situasi
gizi ibu hamil, prevalensi Ibu hamil anemia masih pada kisaran 15 sampai 39% di
4 Kabupaten/Kota, kecuali di Kabupaten Sleman anamia bumil sudah dibawah
15 %. Cakupan amemia ibu hamil yang semakin rendah diharapkan akan
meningkatkan angka status gizi baik, karena dari ibu yang sehat dan bebas
anemia selama kehamilan maka akan melahirkan bayi yang sehat dan dapat

melaksanakan program ASI eksklusif selama 6 bulan serta merawat balita


dengan gizi yang baik dan seimbang. Berikut adalah peta prevalensi ibu hamil
yang anemia di wilyah DIY pada tahun 2012.

Gambar 22. Situasi Prevalensi Bumil Anemi di DIY (Laporan Program Gizi)

ooOOoo

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1.VISI & MISI


Pelaksanaan upaya kesehatan di provinsi DIY tidak terlepas dari Visi dan Misi
provinsi DIY dalam melaksanakan pembangunan kesehatan.
VISI DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY sebagai berikut :

Dinas Kesehatan yang katalistik mendukung terciptanya


status kesehatan DIY yang tinggi, serta sebagai pusat
pelayanan dan pendidikan kesehatan yang bermutu dan
beretika
Dan misi sebagai berikut :
1. Mencegah meningkatnya risiko penyakit & masalah kesehatan
2. Menyediakan pelayanan kesehatan secara merata, bermutu baik pemerintah
maupun swasta
3. Meningkatnya pembiayaan kesehatan yg cukup untuk peningkatan status
kesehatan masyarakat
4. Meningkatkan mutu pendidikan, pelatihan tenaga kesehatan serta penelitian
kesehatan

Target dan pencapaian indikator pembangunan mengacu pada Visi indonesia


Sehat 2010 dan standar pelayanan yang mengacu pada kepmenkes RI No.
281/menkes/SK/IX/2008 tentang standar Palayanan Minimal bidang Kesehatan
yang dierbarui menjadi Kepmenkes 147 tahun 2003 dengan 18 indikator, Target
MDGs serta berdasarkan Rencana Strategik Dinas Kesehatan DIY.

4.2. Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan


Pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan di wilayah DIY meliputi
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Sarana pelayanan kesehatan di
Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan oleh Puskesmas dan jajarannya serta
Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta. Sarana pelayanan kesehatan
dasar dilaksanakan oleh Puskesmas dan jajarannya, berikut adalah peta sarana
pelayanan kesehatan dasar di tiap Kabupaten/kota di DIY :
Tabel 4. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar di DIY Tahun 2012

Akses masyarakat Yogyakarta terhadap sarana pelayanan kesehatan telah


cukup baik. Salah satunya diperlihatkan dari aksesibilitas jarak jangkauan. Hasil
survey Dinas Kesehatan, menunjukkan bahwa lebih dari 80% penduduk DIY
hanya berjarak 1-5 km terhadap puskesmas dan lebih dari 70% penduduk hanya
berjarak 1-5 km terhadap rumah sakit dan dokter praktek swasta. Tidak
ditemukan penduduk yang memiliki jarak tempuh lebih dari 10 km terhadap
sarana pelayanan puskesmas, dokter praktek swasta dan bidan, yang
menunjukkan mudahnya akses jarak jangkauan penduduk terhadap sarana
pelayanan. Aksesibilitas jarak jangkauan terhadap sarana pelayanan kesehatan
cukup merata antar kabupaten kota. Penduduk DIY di setiap Kabupaten / Kota
pada umumnya berada pada kisaran 1-5 km terhadap Puskesmas.
Pelayanan kesehatan rujukan diampu oleh Rumah Sakit, di DIY jumlah Rumah
Sakit Umum dan Khusus adalah sebagai berikut :

Jumlah Rumah Sakit Umum

: 45 RS (RS Pemerintah 7, TNI/Polri 3 dan RS

Swasta sebanyak 35 RS). Jumlah Rumah Sakit Jiwa sebanyak 2 RS, Rumah
Sakit Ibu & Anak sebanyak 8 RS dan jumlah Rumah Sakit Khusus lainnya
sebanyak 10 RS.
Sarana pendukung pelayanan kesehatan diantaranya adalah sarana kefarmasian
pada tahun 2012 tercatat jumlah Apotik sebanyak 464 buah, jumlah toko obat 51
buah dan jumlah industri kecil obat tradisionil sebanyak 64 buah. Pelayanan
kesehatan masyarakat terhadap masyarakat miskin di DIY juga mendapatkan
prioritas, hal ini dapat dilihat dalam indikator cakupan pelayanan kesehatan
masyatakat miskin tahun 2012 sebagai berikut : jmlah masyarakat miskin (hampi
miskin) yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan sebesar 1.080.462
jiwa untuk pelayanan kesehatan dasar dan 163.753 jiwa untuk pelayanan
kesehatan rujukan. Untuk pelayanan kesehatan rawat inap di Puskesmas
sebanyak 7.015 jiwa sedangkan di rumah sakit sebanyak 24.857 jiwa.
4.3. Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, dalam rangka mencapai tujuan program gizi yaitu
meningkatkan kesadaran gizi keluarga yang selanjutnya akan meningkatkan
status gizi masyarakat.
Pemantauan pertumbuhan balita merupakan alat untuk mengetahui status gizi
anak balita. Salah satu kegiatan berbasis masyarakat yang melaksanakan
pemantauan pertumbuhan terhadap balita adalah posyandu. Karena itu, peran
serta masyarakat dengan mengikutsertakan balitanya untuk ditimbang di posyandu
memberikan andil yang sangat besar terhadap pencapaian indikator ini. Pada
tahun 2012, di DIY tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan di
Posyandu (D/S) rata rata sebesar 84% (meningkat dibanding tahun 2011 sekitar
70 79 %) di semua kab/kota. Dengan demikian terlihat bahwa masih ada
masyarakat yang belum membawa anak balitanya untuk ditimbang di posyandu.
Sedangkan dari segi pencapaian hasil penimbangan yang dilihat dari balita yang
naik berat badan saat ditimbang (N/D), terlihat bahwa capaian di Kota
Yogyakarta masih < 50%, Kabupaten Kulonprogo 50 59% sedangkan
Kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Sleman 60 69%.

Capaian pemberian kapsul vitamin A untuk bayi mencapai 100% sedangkan


untuk balita mencapai 99,13% (meningkat dibandingkan tahun lalu 98,10%).
Distribusi vitamin A kepada bayi dan balita merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan status gizi bayi dan balita. Dari hasil tersebut terlihat telah
mencapai tingkat cakupan yang cukup baik.
Prevalensi Balita kurang energi protein (KEP) selama tiga tahun terakhir
mengalami penurunan, tahun 2012 menjadi 8,95 (turun dibanding tahun 2011
sebesar 10,28). Persentase balita KEP tertinggi di tahun 2012 di wilayah
Kabupaten Kulon Progo sebesar 10,75% sedangkan yang terendah di
Kabupaten Sleman 7,54%.

Gambar 23. Prevalensi Balita KEP di DIY (Laporan Program Gizi)

Distribusi kapsul Fe kepada ibu hamil ditujukan untuk memenuhi kebutuhan ibu
hamil dan mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil. Hasil pantauan terhadap
pelaksanaan distribusi kapsul Fe kepada ibu hamil belum menunjukkan hasil
yang optimal. Laporan Kabupaten / kota tahun 2011 menunjukkan distribusi
kapsul Fe1 mengalami kenaikan dari 92,81% di tahun 2010 menjadi 95,72% di
tahun 2012. Sedangkan Fe3 meningkat dari 86,57% di tahun 2010 menjadi
86,59% di tahun 2011dan tahun 2012 menjadi 89,55%. Diharapkan dengan
meningkatnya cakupan pemberian Fe pada ibu hamil dapat mengurangi kasus
anemia bumil.

Gambar 24. Persentase F3 Bumil di DIY (Laporan Program Gizi)

ASI eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan
karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Sampai
dengan tahun 2008 cakupan ASI ekslusif di provinsi DIY baru mencapai 39,9%,
menurun pada tahun 2009 yaitu sebesar 34,56% dan meningkat menjadi 40,03%
pada tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011, cakupan ASI eksklusif kembali
menunjukkan peningkatan menjadi 49,5%. Lebih rinci, cakupan ASI Eksklusif di
Kabupaten Sleman sudah mencapai 60%, di Gunungkidul masih 20 - 39%,
sedangkan di kabupaten/kota yang lain masih berkisar 40 - 39%. Capaian ASI
eksklusif tahun 2012 menunjukan kondisi yang sedikit menurun yaitu sebesar
48%.

Gambar 25. Cakupan ASI Ekslusif di Provinsi DIY (Laporan Program Gizi)

Upaya yang telah dilakukan di DIY dalam meningkatkan perbaikan gizi


masyarakat mencakup pendidikan gizi bagi masyarakat berupa penyuluhan gizi

di Posyandu, pengembangan media KIE serta konseling menyusui dan MP-ASI,


peningkatan

surveilans

gizi

berupa

pemantauan

pertumbuhan

balita,

pemantauan dan penanganan kasus gizi buruk, pemantauan konsumsi garam


beryodium, pemberian suplemen gizi (melalui pemberian Vitamin A dosis tinggi
dan tablet Fe+asam folat), pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk
dan gizi kurang, serta pemberian

makanan tambahan bagi ibu hamil yang

mengalami kekurangan energi kronis. Upaya yang lain adalah peningkatan


kapasitas petugas kesehatan berupa pelatihan tatalaksana gizi buruk, pelatihan
penggunaan standar pertumbuhan balita, pelatihan konselor ASI bagi petugas
kesehatan dan pelatihan motivator ASI, serta pemberdayaan masyarakat.
4.4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Kualitas pelayanan kesehatan di DIY terutamanya untuk pelayanan kesehatan ibu
dan

anak

telah

cukup

baik,

salah

satunya

proporsipersalinanyangditangani oleh tenagakesehatan.

tergambar

dari

Cakupan persalinan

yang ditolong tenaga kesehatan pada tahun 2011 di DIY berdasarkan laporan
kabupaten/kota telah mencapai 99,73%, Angka tersebut meningkat dibandingkan
tahun 2010 sebesar 97,69%. Tahun 2012 mengalami sedikit peningkatan yaitu
sebesar 99,85%.
Salah satu upaya dalam menurunkan kematian ibu adalah dengan meningkatkan
cakupan pemeriksaan kehamilan (ANC: antenatal care) oleh tenaga kesehatan.
Indikator yang digunakan untuk memantau cakupan pemeriksaan kehamilan
tersebut adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan
antenatal (K1) yang merupakan indikator akses, dan cakupan ibuhamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal minimal empat kali sesuai distribusi waktu
dan sesuai standar (K4) yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di
suatu wilayah.
Capaian K1 dan K4 di Provinsi DIY pada tahun 2011 masing-masing sebesar
99,98 % dan 89,31% sedangkan tahun 2012 mecapai 100% dan 93,31%. Dengan
cakupan K1 dan K4 yang sudah cukup tinggi tersebut, upaya peningkatan
pelayanan kesehatan utamanya untuk ibu hamil di DIY pada masa yang akan
datang adalah meningkatkan kualitas pelayanan, yaitu pelayanan antenatal yang
lengkap dan sesuai standar. Diharapkan dengan kualitas ANC yang baik akan

dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan yang terjadi pada masa kehamilan,
dan mencegah kejadian komplikasi. Meskipun demikian dari hasil capaian
tersebut, terlihat masih ada kesenjangan antara K1 dan K4 yang cukup jauh.
Cakupan penanganan ibu hamil yang mengalami komplikasi (PKO) pada tahun
2011 di Provinsi DIY, berdasar data yang diperoleh dari kabupaten/kota yaitu
sebesar 70,44% dan meningkat menjadi sebesar 78,75% pada tahun 2012.
Namun, cakupan tersebut tidak bisa menggambarkan kondisi yang sebenarnya di
masyarakat karena denominator yang digunakan adalah perkiraan jumlah bumil
risiko tinggi, yaitu 20% dari jumlah bumil. Dari hasil diskusi dan pertemuan yang
dilakukan dengan kab/kota, disimpulkan bahwa semua kasus komplikasi yang
terjadi pada ibu hamil sudah ditangani.
Kunjungan nifas menggambarkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
terhadap ibu, mulai 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Pada tahun 2011,
ibunifas yang telah memperoleh pelayanan minimal tiga kali sesuai distribusi
waktu dan sesuai standar (KF3) mencapai 88,96%, meningkat dari tahun
2010 sebesar 86,18% dan mencapai 92% pada tahun 2012. Dari hasil
capaian tersebut, terlihat kesenjangan yang cukup jauh antara capaian
persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) dengan kunjungan nifas lengkap
(KF3). Dengan demikian terlihat bahwa masih ada ibu hamil yang tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan pada masa nifas, walaupun sudah
melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan.
Diharapkan, kesenjangan antara K1 dan K4 dapat diturunkan dan capaian K4 dan
KF3 dapat lebih meningkat di masa yang akan datang sehingga dapat
memberikan andil dalam penurunan AKI. Gambaran K1, K4, persalinan nakes dan
KF3 dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 26. Cakupan Program Kesga Provinsi DIY (Laporan Program Kesga)

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian neonatal (usia 0 28


hari), adalah dengan meningkatkan cakupan pelayanan neonatal sesuai standar
pada 6 48 jam pertama setelah lahir (KN-1) serta pelayanan neonatal minimal
tiga kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (KN-L). Berdasarkan laporan
dari kabupaten/kota, cakupan KN-1 di Provinsi DIY pada tahun 2011 sebesar
98,99%, meningkat dari tahun 2010 sebesar 96,7%. Sedangkan cakupan KN-L
sebesar 88,26%, justru mengalami penurunan dibanding tahun 2010 sebesar
91,3%.Cakupan KN1 tahun 2012 sebesar 99,33% sedangkan Kunjungan
neonatus lanjutan mencapai 88,28% (mengalami kenaikan yang sangat tipis
dibanding tahun lalu).

Gambar 27. Cakupan Kunjungan Neonatal

Sementara untuk kasus kematian neonatal, di DIY pada tahun 2012 terjadi 400
kasus, tahun 2011 terjadi sebanyak 311 kasus, meningkat dibanding tahun 2010
sebanyak 241 kasus, dengan penyebab kematian terbanyak disebabkan karena

BBLR dan asfiksia.


Tabel 5. Jumlah Kematian Neonatal & Faktor Penyebabnya DIY Tahun 2011
No

Kabupate/Kota

Kematian
Neonatal

1
Yogyakarta
2
Bantul
3
Kulonprogo
4
Gunungkidul
5
Sleman
Provinsi DIY

34
88
54
94
41
311

BBLR
13
34
17
45
9
118

Asfiksia
14
20
23
33
18
108

Faktor Penyebab
Sepsis
Kelainan
Kongenital
2
5
2
15
4
4
0
7
2
5
36
10

Lainlain
0
17
6
9
7
39

Kesehatan remaja masuk dalam ranah kesehatan anak.Program kesehatan


remaja dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap siswa
SD/MI dan SMP/SMU. Program ini belum mampu menjangkau seluruh target
sasaran. Pada tahun 2012, jumlah siswa kelas 1 yang diperiksa melalui
penjaringan kesehatan sebesar 98,88% mengalami peningkatan dibanding tahun
2011 sebesar 98,53%.
Dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak, perlu dilakukan upaya yang
berkesinambungan pada setiap sikus kehidupan manusia (continuum of care),
yang meliputi masa reproduksi, masa hamil, neonatal, bayi, balita, anak
prasekolah, masa sekolah dan remaja. Intervensi kesehatan perlu dilakukan pada
setiap tahapan kehidupan tersebut, dan hal tersebut tergambar pada peningkatan
cakupan indikator kesehatan ibu dan anak, di antaranya K1, K4, Pn, KN-1, KN-L,
penanganan komplikasi obstetri maupun neonatal, pelayanan kesehatan bayi dan
balita, serta KB aktif, maupun pelayanan kesehatan terhadap anak usia sekolah
dan remaja. Upaya yang lain adalah dengan meningkatkan kualitas SDM dengan
mengadakan berbagai pelatihan untuk petugas kesehatan seperti pelatihan
manajemen asfiksia, BBLR, dll, serta yang tidak kalah penting adalah
meningkatkan kualitas sarana pelayanan kesehatan (dalam hal ini puskesmas)
dengan meningkatkan kemampuan puskesmas menjadi puskesmas yang mampu
PONED, PKPR, PKRE, mampu tatalaksana KtPA, melaksanakan MTBS, SDIDTK,
dan dapat memberikan pelayanan KB sesuai standar.

4.5. Pembinaan Kesehatan Lingkungan


Pada tahun 2012 kondisi perumahan di wilayah DIY dari hasil pemantauan yang
dilakukan oleh kabupaten/kota menunjukkan bahwa dua Kabupaten yaitu
Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul masih dibawah 59%, Kota Yogyakarta
dan Bantul atara 59 sampai 68,99% dan di kabupaten Sleman sudah lebih dari
79%.

Gambar 28 Peta Cakupan Air Minum

Dari peta cakupan kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan menurut
Kabupaten/Kota di DIY masih rendah, cakupan kualitas air minum yang terendah
ada di 3 Kabupaten, yang masih kurang dari 60%, yaitu di Kabupaten Sleman,
Gunungkidul dan Kulonprogo. Sedangkan Kota Yogyakarta telah mencapai lebih
dari 95%. Masih perlu upaya untuk peningkatan cakupan kualitas sir minum yang
memenuhi syarat kesehatan, terutama di tiga kabupaten yang masih rendah
dengan meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan lintas sektor, peningkatan
penyuluhan dan pemeriksaan kualitas air serta peningkatan upaya penyehatan
lingkungan lainnya.
Prosentase penduduk yang menggunakan jamban terendah di Kabupaten Gunung
Kidul, masih dibawah 69%, sedangkan Kabupaten/Kota yang lain sudah mencapai
lebih dari 70%.Sehingga perlu adanya upaya penyehatan lingkungan yang
komprehensif dengan meningkatkan kualitas kemitraan dan koordinasi dengan
lintas sektor serta promosi PHBS yang lebih intensif terutama di Kabupaten
Gunung Kidul.

Prosentase tempat-tempat umum (TTU) yang telah memenuhi syarat kesehatan


menurut pemantauan di masing-masing Kabupaten/Kota adalah cakupan antara
40 59,99% adalah di Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo, cakupan 60
79,99% adalah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, sedangkan di
Kabupaten Sleman telah mencapai lebih dari 80%. Masih rendahnya cakupan
tempat tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan akan berdampak pada
peingkatan kasus-kasus penyakit menular serta kejadian luar biasa keracunan
makanan, Hepatitis serta penurunan kualitas kesehatan masyarakat pada
umumnya. Sehingga upaya program penyehatan lingkungan dirasakan masih
harus bekerja keras.

Gambar 29. Peta Tempat tempat Umum memenuhi syarat kesehatan


4.6. Perilaku Hidup Sehat Masyarakat DIY
Pada kenyataannya kesehatan merupakan aset masa depan dan merupakan
modal terciptanya hidup yang sejahtera. Agar status kesehatan dapat diraih,
perlu

dilakukan

upaya

pencegahan

penyakit

dengan

mengurang

atau

menghilangkan faktor resiko penyakit, di antaranya pada tingkat pertama adalah


melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pola PHBS ini hendaknya
dilaksanakan oleh seluruh masyarakat yang ada di berbagai tempat / tataran
yaitu di tempat umum, di tempat kerja, di sekolah, di institusi kesehatan, dan di
rumah tangga.
PHBS di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS serta berperan aktif dalam

gerakan

kesehatan

di

masyarakat.

Berdasarkan

evaluasi,

maka

pada

perkembangannya indikator PHBS tatanan rumah tangga mulai ditingkatkan


kualitasnya. Dari 10 indikator yang semula masih menggunakan stratifikasi sehat
I IV, maka secara nasional sudah ditingkatkan kualitas indikatornya menjadi 10
indikator yang sifatnya komposit/gabungan, sehingga 10 indikator PHBS tatanan
rumah tangga semua harus terpenuhi. Sepuluh indikator PHBS rumah tangga
tersebut adalah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI
eksklusif, balita ditimbang, penggunaan air bersih, cuci tangan, penggunaan
jamban, pemberantasan jentik, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik dan tidak
merokok di dalam rumah.
DIY telah menerapkan indikator tersebut sebagai evaluasi pada tatanan PHBS
rumah tangga mulai tahun 2010. Hasil pencapaian tahun 2011, dari 341.362
rumah tangga yang dipantau menunjukkan sebanyak 31,40% rumah tangga telah
menerapkan PHBS. Dari capaian tersebut, yang memberikan kontribusi terendah
dan masih menjadi masalah kesehatan pada umumnya adalah tidak merokok di
dalam rumah yang baru mencapai 46,67%, bayi diberi ASI eksklusif sebesar
77,70%, konsumsi buah dan sayur sebesar 83,35% dan aktifitas fisik sebesar
87,48%. Gambaran capaian Rumaha Tangga berPHBS di DIY pada tahun 2012
adalah sebesar 33,07% hal ini menunjukkan adanya kenaikan dari tahun
sebelumnya meskipun kenaikan yang terjadi tidak siknifikan. Cakupan PHBS
tahun 2012 dapat dilihat pada gambar seperti berikut :

Gambar 30. Capaian Rumah Tangga ber-PHBS di DIY Tahun 2012

Merokok merupakan salah satu perilaku yang menjadi faktor risiko penyakit
kardiovaskuler. Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa prevalensi perokok di
DIY sebesar 31,6%, dan sebanyak 66,1% masih merokok di dalam rumah. Hal
tersebut terlihat pada grafik di bawah.

76.6

78.6

Indonesia

Maluku

84.1

85.3

Kalteng

76.1

Malut

75.7

NTB

Kaltim

68.1

Bali

DI Yogya

66.1

73.9

Jatim

Dalam Rumah: Provinsi(3)

Sumber: Riskesdas 2010


Gambar 31. Prosentase Merokok di dalam rumah menurut Provinsi

Persentase rumah tangga bebas asap rokok di DIY baru mencapai 44,6%,
tertinggi di Kota Yogyakarta (52,1%) dan terendah di Gunungkidul (40,2%). Dari
hasil tersebut, tidak mengherankan jika persentase perokok pasif cukup tinggi
karena perokok biasa merokok di dalam rumah.Sedangkan jika dilihat dari
statusnya, perokok rumah tangga didominasi suami / kepala rumah tangga.
Untuk mendukung peningkatan capaian 10 indikator PHBS, dilakukan berbagai
upaya, diantaranya meningkatkan pembinaan UKBM secara terintegrasi
(posyandu, desa siaga, kadarsi), penyebarluasan informasi baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui media, serta meningkatkan peran serta swasta,
ormas, dan LSM.
Pengembangan desa siaga yang dilakukan adalah meningkatkan desa siaga
yang sudah terbentuk menjadi desa siaga aktif. Capaian desa siaga di DIY sudah
mencapai 100 %, sedangkan desa siaga aktif mencapai 89,25%. Sedangkan
capaian posyandu aktif di DIY pada tahun 2012 sebesar 75,52%. Jika dilihat dari
srata perkembangannya, posyandu pratama sebesar 4%, posyandu madya
sebesar 21%, posyandu purnama sebesar 47% dan posyandu mandiri sebesar
28%. Masih rendahnya cakupan posyandu mandiri perlu mendapatkan perhatian,

terutama untuk penggerakan peran serta masyarakat dan promosi kesehatan


yang lebih intensif dengan memanfaatkan berbagai media promosi.

Gambar 32. Tingkatan Posyandu di DIY

Upaya pemanfaatan promosi kesehatan dengan berbagai media telah


dilakukan oleh Dinas Kesehatan DIY maupun Kabupaten/Kota, diantaranya
pengembangan pesan dan media rumah tangga ber-PHBS melalui media
cetak dan audio visual dengan spot TV, pembuatan dan pemasangan
branding sticker pada mobil, pembuatan media cetak, obrolan Angkring,
penggandaan VCD dan pemasangan Baliho PHBS. Sedangkan untuk
penguatan peran serta organisasi/kelompok masyarakat dalam PHBS
diantaranya dilaksanakan melalui Forum Komunikasi penguatan peran PKK,
Forkom SBH, Orientasi di sekolah bagi guru pembina UKS dan pertemuan
penguatan mitra kerja Promkes.

BAB V
SUMBERDAYA KESEHATAN

5.1. Tenaga Kesehatan


Undang undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mendefinisikan
bahwa

yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau


keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sedangkan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan, maka tenaga kesehatan terbagi atas 7 (tujuh) jenis tenaga yaitu
tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi,
tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis
Ketersediaan tenaga di sarana kesehatan baik di puskesmas maupun rumah
sakit pada umumnya sudah baik. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di seluruh
D.I. Yogyakarta yang terdiri dari RSU Pemerintah dan Swasta, Puskesmas,
Dinas Kesehatan Kab/Kota, Dinas Kesehatan DIY tahun 2013 adalah sebagai
berikut :
Grafik 33. Distribusi Tenaga Kesehatan di

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012


10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0

9094
Medis
Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
Kefarmasian

3213

Gizi

2373
980

1318
399

Jenis Tenaga Kesehatan


Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

189

Keterapian Fisik
Keteknisian Medis

5.1.1Tenaga Medis
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga medis
meliputi Dokter dan Dokter gigi, termasuk didalamnya tenaga dokter spesialis
Tenaga medis merupakan salah satu unsur pelaksana pelayanan kesehatan
yang utama di fasilitas pelayanan kesehatan, baik di puskesmas, rumah sakit,
klinik, maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.Adapun jumlah tenaga
medis di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan wilayah kerjanya dapat
digambarkan sebagai berikut :
Grafik 34. Distribusi Tenaga Medis di

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

600
508
500
400
300
200
100

398

370

Kota Yogyakarta

398

Bantul

272
133

Kulonprogo

94

131
87

128
45

164
138

155
77

10

30 33

Gunungkidul
Sleman
Daerah DIY

0
Dokter Umum

Dokter Spesialis

Dokter Gigi

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012


Berdasarkan data yang tertera diatas Jumlah tenaga dokter umum yaitu
sejumlah 1354 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah
dokter umum sebanyak 398 orang dan disusul dengan Kota Yogyakarta
sebanyak 370 orang, sedangkan dokter umum paling sedikit terdapat di Dinas
Kesehatan DIY dan UPT-nya dan Institusi Pendidikan Kesehatan ( yang
selanjutnya disebut dengan Daerah DIY) sebanyak 81 orang.
Untuk dokter spesialis di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1262
orang, terbanyak berada di Kota Yogyakarta dengan jumlah dokter spesialis
sebanyak 508 orang, disusul dengan Kabupaten Sleman dengan jumlah dokter
spesialis sebanyak 398 orang, sedangkan dokter spesialis paling sedikit berada
di Kabupaten Gunungkidul hanya sebanyak 10 orang.

Sedangkan untuk dokter gigi dari sejumlah 597 orang terbanyak terdapat
di Daerah DIY dengan jumlah dokter gigi sebanyak 164 orang dan diikuti oleh
Kota Yogyakarta sejumlah 155 orang, sedangkan yang paling sedikit terdapat
di Kabupaten Kulonprogo yaitu sejumlah 30 dan di Kabupaten Gunungkidul
sejumlah 33 orang.
Dari

gambaran

data

perkembangan

jumlah

tenaga

medis

di

Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa persebaran tenaga medis masih belum


merata terlihat masih terpusat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman,
sementara di kabupaten yang lain tenaga medis masih jauh lebih kecil
jumlahnya. Prosentase tenaga medis yang bekerja sesuai dengan wilayah
kerjanya dapat digambarkan sebagai berikut :
Grafik 35. Proporsi Dokter Umum, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi di

Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Wilayah Kerjanya Tahun 2012

Dokter Umum
6.43

Kota Yogyakarta
Bantul

29.33

27.33

Kulonprogo
Gunungkidul

6.94

20.09
9.82

Dokter Spesialis

Sleman
Daerah DIY

Dokter Gigi

10.14

40.25

27.47

25.96

34.87
23.12
0.79

3.57

10.38

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

12.90
5.53

5.03

Adapun sesuai dengan tempat kerjanya ada beberapa variasi, untuk dokter
spesialisgigi sebagian besar di instansi pemerintah yaitu puskesmas,
sedangkan untuk dokter spesialis sebagian besar bekerja di rumah sakit. Hal ini
sudah sesuai dengan peruntukkannya, bahwa tenaga dokter spesialis
utamanya bekerja pada pelayanan kesehatan rujukan. Adapun sebarannya
dapat ditunjukkan oleh grafik beriku ini :
Grafik 36. Distribusi Tenaga Medis Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan
di DIY Tahun 2012
1200
982

1000
800
600
400

Puskemas
Rumah Sakit

576

Fasyankes Lainnya
347

Institusi Diknakes

331

Dinkes dan UPT


200
62 38

171148 160
109

148126
4

0
Dokter Umum

Dokter Spesialis

Dokter Gigi

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

Berdasarkan data yang tertera diatas distribus itenaga dokter umum yang
bekerja di masing masing jenis sarana pelayanan kesehatan tersebar secara
merata yaitu di rumah sakit sebanyak 576 orang, di puskesmas sebanyak 347
orang, serta sarana kesehatan lainnya sejumlah 331 orang yang tersebar di
Balai Pengobatan, Rumah Bersalin, Klinik, praktik dokter berkelompok, maupun
praktik mandiri dan fasyankes lainnya. Sedangkan sebagian kecil yaitu
sejumlah 38 orang tenaga dokter umum bekerja di Dinas Kesehatan serta UPTnya serta sebanyak 62 orang bekerja di Institusi pendidikan tenaga kesehatan.
Untuk dokter spesialis di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1262
orang, sebagian besar bekerja di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah,
rumah sakit TNI/Polri, maupun rumah sakit swasta, tersebar di 63 rumah sakit
yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sedangkan untuk dokter gigi dari sejumlah 597 orang yang bekerja
secara merata di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

5.1. 2 Tenaga Keperawatan


Tenaga Keperawatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri atas tenaga perawat dan
bidan. Tenaga Perawat terdiri atas tenaga perawat dan tenaga perawat gigi,
namun dalam profil ini hanya perawat saja yang sudah dilakukan pendataan.
Perawat sesuai dengan Permenkes Nomor 148 Tahun 2010 adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Adapun definisi bidan sesuai dengan Permenkes Nomor 1464 Tahun
2010 adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
teregistrasi sesuai ketentuan perundang undangan. Adapun gambaran
distribusi tenaga keperawatan sesuai dengan wilayah kerjanya di DIY pada
tahun 2013 dapat digambarkan sebagai berikut :
Grafik 37. Distribusi Tenaga Keperawatan Per Wilayah Kerja
di DIY Tahun 2012
2364
2198

2500
2000

Kulonprogo
Bantul

1500

Gunungkidul
1000
500

660
459

Sleman
532
347

427
235

309

Kota Yogyakarta

443 364
149

Daerah DIY

0
Perawat

Bidan

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012


Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga perawat yaitu
sejumlah 6560 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah
perawat sebanyak 2364 orang dan disusul dengan tenaga perawat di Kota
Yogyakarta sebanyak 2198 orang. Hal tersebut disebabkan karena sebagian
besar fasilitas pelayanan kesehatan termasuk didalamnya rumah sakit
sebagian besar berada di kedua wilayah tersebut. Sedangkan di kabupaten
lainnya jumlah perawat yang ada hampir sama.
Untuk tenaga bidan di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 1927
orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah bidan sebanyak

443 orang, kemudian Kabupaten Bantul sebanyak 427 orang, sedangkan


tenaga bidan paling sedikit berada di Daerah DIY sebanyak 149 orang yang
bekerja di Dinas Kesehatan dan institusi pendidikan tenaga kesehatan yang
ada di wilayah DIY.
Dari gambaran data yang ada menunjukkan bahwa persebaran tenaga
perawat masih belum merata, hal ini juga berkaitan dengan jumlah sarana yang
ada di masing masing wilayah yang ikut mempengaruhi komposisi distribusi
tenaga perawat, terutama berkaitan dengan banyaknya rumah sakit di wilayah
Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Adapun untuk tenaga bidan
sebarannya du masing masing wilayah terdistribusi secara merata. Hal ini
dikarenakan sebagian besar tenaga bidan bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah terutama puskesmas. Gambaran prosentase
distribusi tenaga keperawatan yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya
dapat digambarkan oleh grafik berikut ini :
Grafik 38. Persentase Tenaga Keperawatan Per Kabupaten/Kota
di DIY Tahun 2012

Perawat

Bidan

5.29 7.00
10.06

7.73

12.20

Kulonprogo
Bantul

8.11

33.51

Gunungkidul

Bantul

18.89

22.16

Sleman

36.04

Kota Yogyakarta

Kulonprogo

Gunungkidul
Sleman

22.99

16.04

Daerah DIY

Kota Yogyakarta
Daerah DIY

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

Adapun sesuai dengan tempat kerjanya ada beberapa variasi, untuk tenaga
perawat sebagian besar bekerja di rumah sakit, sedangkan untuk tenaga bidan
sebagian besar bekerja di puskesmas. Adapun sebarannya dapat ditunjukkan
oleh grafik beriku ini :

Grafik 39. Distribusi Tenaga Keperawatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di
DIY Tahun 2012
6000
4865

5000

Puskesmas

4000

Rumah Sakit
3000

Fasyankes Lainnya

2000
1000

Institusi Diknakes
838

487 287
87

899

624

Dinkes dan UPT


229 140 35

0
Perawat

Bidan

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012


Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga
perawat sebagian besar bekerja di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah
maupun swasta, yang jumlahnya mencapai 4865 orang atau mencapai 74,16
%, adapun sisanya tersebar di puskesmas, Dinas Kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. adapun untuk tenaga bidan sejumlah 899 orang
bekerja di puskesmas, di rumah sakit sejumlah 624 orang, dan sisanya bekerja
di Dinas Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Adapun dari pendidikan yang dimiliki oleh tenaga perawat yang
berpendidikan Sarjana Strata Satu keatas baru mencapai 11,28 %, sedangkan
sisanya atau mencapai 88,72% masih berpendidikan Diploma III kebawah.
Sedangkan untuk tenaga bidan yang berpendidikan minimal Diploma III
Kebidanan baru mencapai 81,53 % dan masih terdapat 18,47% tenaga bidan
yang berpendidikan Diploma Satu. Hal ini memerlukan peran serta pemerintah
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tenaga keperawatan terutama
untuk tenaga kebidanan yang masih belum sesuai dengan persyaratan minimal
berpendidikan DIII.

5.1.3Tenaga Kefarmasian
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan
pekerjaan kefarmasin. Tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga

teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian terdiri atas Sarjana Farmasi,


Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.

Adapun gambaran distribusi tenaga kefarmasian di masing

masing wilayah di DIY dapat digambarkan oleh grafik berikut ini :


Grafik 40. Grafik Distribusi Tenaga Kefarmasian per Kabupaten/Kota
di DIY Tahun 2012
500

464

454

450

408

400

359

Kulonprogo

350

Bantul

300
250
200

Gunungkidul

218

200

Sleman

150
100
50

Kota Yogyakarta
50

25

76 61
47

Daerah DIY
11

0
Apoteker

Tenaga Teknis Kefarmasian

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga apoteker yaitu


sejumlah 1316 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah
apoteker sebanyak 464 orang dan disusul dengan tenaga Apoteker di Kota
Yogyakarta yaitu sebanyak 359 orang, sedangkan tenaga apoteker paling
sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 25 orang.
Untuk tenaga teknis kefarmasian di Daerah Istimewa Yogyakarta
sejumlah 1057 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah
tenaga teknis kefarmasian sebanyak 454 orang, kemudian Kota Yogyakarta
sebanyak 408 orang, sedangkan tenaga teknis kefarmasian paling sedikit
bekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 11 orang.
Dari gambaran data yang ada untuk tenaga apoteker persebarannya
masih belum merata, hal ini juga berkaitan dengan jumlah sarana yang ada di
masing masing wilayah yang ikut mempengaruhi komposisi distribusi tenaga
apoteker, terutama berkaitan dengan banyaknya rumah sakit dan apotek di
wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Begitupun dengan tenaga
teknis kefarmasian juga tidak merata sesuai dengan banyaknya sarana rumah
sakit dan apotek yang ada di wilayah masing masing. Gambaran prosentase

distribusi tenaga kefarmasian yang bekerja sesuai dengan wilayah kerjanya


dapat digambarkan oleh grafik berikut ini :
Grafik 41. Persentase Distribusi Tenaga Kefarmasian per Kabupaten/Kota
di DIY Tahun 2012

Tenaga Teknis Kefarmasian

Apoteker

1.04

10.59
Kulonprogo

46.19

42.37

5.30

7.19
5.77
4.45

Bantul

38.60

98.31

Sleman

Bantul
Gunungkidul

Gunungkidul

76.06

Kulonprogo

42.95

Sleman

Kota Yogyakarta

Kota Yogyakarta

Daerah DIY

Daerah DIY

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012


Adapun sesuai dengan sarana kesehatan tempat tenaga kefarmasian
bekerja ada ketimpangan terutama untuk di puskesmas, karena sebagian
besar tenaga kefarmasian yang ada di puskesmas masih merupakan tenaga
teknis kefarmasian, padahal sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menyatakan bahwa
setiap pelaanan di fasilitas pelayanan kefarmasian harus dilaksanakan oleh
seorang apoteker. Gambaran distribusi tenaga kefarmasian sesuai dengan
sarana kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan sebagaimana
grafik dibawah ini :

Grafik 42. Distribusi Tenaga Kefarmasian Sesuai dengan Tempat Kerjanya


di DIY
1000

897

900
800
700

Puskesmas

600

Rumah Sakit
487

500
400
300
171

200
100

Fasyankes Lainnya
380

Dinkes dan UPT

207

164
23

18

Institusi Diknakes

21

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012


Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga
apoteker sebagian besar bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yaitu
terutama di apotek yang jumlahnya mencapai 897 orang atau mencapai 68,16
%, adapun sisanya tersebar di puskesmas, rumah sakit, Dinas Kesehatan dan
Institusi Diknakes. Adapun untuk tenaga teknis kefarmasian sejumlah 487
orang bekerja di rumah sakit, di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sejumlah
380 orang, dan sisanya bekerja di Dinas Kesehatan puskesmas dan Dinas
Kesehatan dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.

5.1.4Tenaga Kesehatan Masyarakat


Tenaga kesehatan masyarakat terdiri atas epidemiolog kesehatan,
entomolog

kesehatan,

mikrobiolog

administrator kesehatan dan sanitarian.

kesehatan,

penyuluh

kesehatan,

Grafik berikut ini memperlihatkan

kepada kita gambaran distribusi tenaga kesehatan masyarakat

sesuai

dengan wilayah kerjanya di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012.

Gambar 43. Distribusi Tenaga Kesehatan Masyarakat Per Kabupaten/Kota


di DIY Tahun 2012
450

422

400
350

Kulonprogo

300

Bantul

250

Gunungkidul

200

Sleman

150

Kota Yogyakarta
79 69

100
50

47
29 38

47

73

63
31

50

Daerah DIY
32

0
Kesehatan Masyarakat

Sanitarian

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012


Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga kesehatan
masyarakat yaitu sejumlah 684 orang, terbanyak berada di DIY (Dinas
Kesehatan dan UPT serta institusi pendidikan tenaga kesehatan) dengan
jumlah tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 422 orang, sedangkan tenaga
kesehatan di kabupaten/kota lainnya jumlahnya hampir sama, dengan tenaga
kesehatan masyarakat paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul
sebanyak 29 orang.
Untuk tenaga sanitarian di Daerah Istimewa Yogyakarta sejumlah 296
orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga
sanitarian sebanyak 73 orang, kemudian Kabupaten Bantul sebanyak 63 orang,
sedangkan tenaga sanitarian paling sedikit berada di Kabupaten Gunungkidul
sebanyak 45 orang.
Dari gambaran data yang ada untuk tenaga kesehatan masyarakat
sebarannya sudah merata, namun demikian hal itu didominasi oleh tenaga
kesehatan masyarakat dengan status tenaga pemerintah.
Adapun distribusi tenaga kesehatan masyarakat sesuai dengan sarana
pelayanan kesehatan tempat mereka bekerja dapat digambarkan dalam grafik
berikut ini :

Gambar 44. Distribusi Tenaga Kesehatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan di
DIY Tahun 2012
400

365

350
300
Puskesmas

250

Rumah Sakit

200
145

150
100

Institusi Diknakes

97

76

71

50

Fasyankes Lainnya

152

Dinkes dan UPT


21

Kesehatan Masyarakat

Sanitarian

44

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012


Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga
kesehatan masyarakat sebagian besar bekerja pada institusi pendidikan tenaga
kesehatan yang jumlahnya mencapai 365 orang, adapun pada fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya jumlahnya sangat sedikit, hanya mencapai 6
orang. Adapun untuk tenaga sanitarian sejumlah 152 orang bekerja di
puskesmas, sedangkan lainnya secara merata bekerja di sarana kesehatan
lainnya, baik di Dinas Kesehatan, rumah sakit maupun institusi diknakes dan
fasiltas pelayanan kesehatan lainnya.

5.1.5Tenaga Gizi
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
menyebutkan bahwa tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien. Tenaga
gizi yang bekerja di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 399
orang dengan yang berpendidiikan DIII dan DI sejumlah 282 orang dan yang
berpendidikan DIV dan S1 sejumlah 117 orang. Adapun distribusinya dapat
kita gambarkan pada grafik berikut ini :

Gambar 45. Distribusi Tenaga Gizi Per Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012
160

142

140
120

Kulonprogo

100

Bantul

80

Gunungkidul

70

60

62

Sleman

48

43

Kota Yogyakarta

34

40

Daerah DIY

20
0
Gizi

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012


Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga gizi yaitu sejumlah
399 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga gizi
sebanyak 142 orang, di Kabupaten Bantul sebanyak 70 orang, dengan tenaga
gizi paling sedikit terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 34 orang.
Adapun distribusi tenaga gizi sesuai dengan sarana pelayanan kesehatan
tempat mereka bekerja dapat digambarkan dalam grafik berikut ini :
Gambar 46. Distribusi Tenaga Kesehatan Per Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan
di DIY Tahun 2012
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0

159

172
Puskesmas
Rumah Sakit
Fasyankes Lainnya
Institusi Diknakes
36

28

4
Gizi

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

Dinkes dan UPT

Berdasarkan data yang tertera diatas dapat kita lihat bahwa tenaga gizi
sebagian besar bekerja pada rumah sakit yang jumlahnya mencapai 172 orang,
disusul di puskesmas berjumlah 159 orang, adapun pada fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya jumlahnya sangat sedikit.

5.1.6Tenaga Keterapian Fisik dan Tenaga Keteknisian Medis


Sesuai

dengan

Peraturan

Pemerintah

Nomor

32

Tahun

1996

menyebutkan bahwa tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi


terapis dan terapi wicara. Adapun untuk tenaga keteknisian medis terdiri atas
radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan,
refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis.
Namun demikian, profil kesehatan ini tidak menjelaskan seluruh data tentang
tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis yang ada, namun hanya 3 jenis
tenaga kesehatan dalam kelompok ini, yaitu tenaga fisioterapis, tenaga analis
kesehatan dan tenaga teknis elektromedis & radiografer.
Adapun gambaran jumlah tenaga keterapian fisik dan keteknisian medis
di DIY sesuai dengan wilayah kerjanya dapat kita gambarkan sebagai berikut :
Gambar 47. Distribusi Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis Per
Kabupaten/Kota di DIY Tahun 2012
300

271
239

250

Kulonprogo

200

Bantul

150

Gunungkidul

100
50

83 88

65 57
9

23

13

14 17

Sleman

62 70 53
23

Kota Yogyakarta
Daerah DIY

0
Fisioterapis

Teknik Elektromedik &


Radiografer

Analis Kesehatan

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012

Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah fisioterapis yaitu sejumlah


169 orang, terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan jumlah tenaga

fisioterapis sebanyak 65 orang dengan tenaga fisioterapis paling sedikit


terdapat di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 2 orang.
Adapun untuk tenaga teknik elektromedik dan radiografer dari sejumlah
214 orang yang terbanyak bekerja di Kota Yogyakarta dengan jumlah 88 orang
disusul di Kabupaten Sleman dengan jumlah 83 orang, adapun yang paling
sedikit jumlah fisioterapis yang bekerja di wilayah Kabupaten Gunungkidul
sebanyak 3 orang.
Untuk tenaga analis kesehatan yang bekerja di wilayah DIY sejumlah 718
orang dengan yang terbanyak bekerja di Kota Yogyakarta yaitu sejumlah 271
orang, disusul Kabupaten Sleman dengan jumlah 239 orang serta di
kabupaten/kota lainnya terdistribusi merata dengan tenaga analis kesehatan
yang berjumlah paling sedikit bekerja di Daerah DIY sejumlah 23 orang.
Apabila dikaitkan dengan tempat kerjanya, maka tenaga fisioterapis,
tenaga teknik elektromedik & radiografer, dan tenaga analis kesehatan yang
bekerja di wilayah DIY sebagian besar bekerja di sarana kesehatan utamanya
di rumah sakit, sedangkan di tempat lain tidak terlalu banyak. Gambaran dari
distribusi tenaga fisioterapis, tenaga teknik elektromedik & radiografer, dan
tenaga analis kesehatan sesuai dengan tempat kerjanya dapat digambarkan
pada grafik berikut ini :
Gambar 48. Distribusi Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis menurut
Tempat Kerjanya di DIY Tahun 2012
400

362

350
300
Puskesmas

250
200

170

162
123

150

Rumah Sakit
148

Fasyankes Lainnya
Institusi Diknakes

100
50

18

15 10 3

10

33

14 24

5 4

Dinkes dan UPT

0
Fisioterapis

Teknik Elektromedik &


Radiografer

Analis Kesehatan

Sumber : Dokumen Deskripsi SDMK DIY Tahun 2012


Dari data di atas dapat kita lihat bahwa dari seluruh tenaga
fisioterapis yang ada sebagian besar bekerja di rumah sakit dengan jumlah 123

orang, disusul dengan yang bekerja di puskesmas sejumlah 18 orang dan


disusul oleh fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun untuk tenaga teknik
elektromedi dan radiografer sejumlah 162 orang bekerja di rumah sakit dan
sisanya tersebar di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Analis kesehatan
yang paling banyak bekerja di rumah sakit dengan jumlah analis kesehatan
sebanyak 362 orang, disusul yang bekerja di puskesmas sejumlah 170 orang.
5.2. Sarana Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan di DIY relatif cukup banyak baik dari segi
jumlah maupun jenisnya. Sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah
(Puskesmas) telah menjangkau keseluruhan Kecamatan yang ada di
Kabupaten / kota bahkan jika digabungkan dengan puskesmas pembantu
sebagai jaringan pelayannya, telah mampu menjangkau seluruh desa yang
ada. Jumlah puskesmas terbanyak adalah di Kabupaten Gunungkidul dengan
30 puskesmas disusul oleh Kabupaten Bantul dan Sleman masing-masing 27
dan 25 puskesmas. Sementara untuk Kota Yogyakarta memiliki 18 puskesmas.
Dari sejumlah total 121 puskesmas tersebut, sebanyak 42 diantaranya telah
dikembangkan menjadi puskesmas rawat inap. Seluruh Puskesmas telah
dilengkapi dengan jaringan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan
memiliki jaringan kemitraan dengan Desa Siaga di seluruh wilayah.
Perkembangan pelayanan kesehatan dasar di sektor swasta juga
berkembang dengan pesat dengan munculnya berbagai sarana pelayanan
seperti dokter praktek swasta, bidan praktek swasta, poliklinik, praktek
bersama dan lain sebagainya.

Tabe 6. Jumlah Rumah Sakit dan Jenis Sarana Lainnya Tahun 2012

Sarana pelayanan kesehatan rujukan di DIY juga relatif telah memadai


dengan berbagai jenis pelayannya. Rumah sakit pemerintah tersedia di kelima
kabupaten / kota. Secara kumulatif Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta
adalah dua wilayah yang memiliki jumlah sarana pelayanan kesehatan rujukan
terbanyak dibandingkan dengan tiga wilayah lain. Perkembangan pelayanan
rujuakan di sektor swasta sangat pesat dalam 10 tahun terakhir. Sarana
pelayanan rujukan khusus juga telah berkembang diantaranya untuk jenis
pelayanan kesehatan mata, jiwa, dan paru.
Sarana pelayanan kesehatan pendukung seperti laboratorium kesehatan
juga berkembang baik dengan semakin besarnya peran swasta. Dalam 3 tahun
terakhir telah tumbuh berbagai sarana pelayanan pendukung laboratorium dan
apotik. Pemerintah DIY sendiri telah memiliki sarana Balai Laboratorium
Kesehatan (UPT) dan instalasi farmasi.
Unit Pelayanan Teknis juga berkembang baik di tingkat provinsi dan
Kabupaten / Kota. UPT laboratorium tersedia di setiap wilayah. Sementara
untuk UPT jaminan kesehatan baru berkembang di tingkat provinsi, Kabupaten
Sleman dan Kota Yogyakarta. UPT balai paru merupakan unit pelayanan
pemeriksaan paru yang dimiliki oleh Pemerintah DIY yang menjadi pusat
rujukan untuk pemeriksaan paru dan di masa mendatang akan dikembangkan
lebih lanjut menjadi rumah sakit khusus. UPT Bapelkes (balai pelatihan
kesehatan) dikelola oleh Dinas Kesehatan DIY untuk memberikan dukungan
dalam pengembangan sumberdaya manusia kesehatan di Provinsi DIY.

Pelayanan pengobatan tradisional yang berbasis bukti juga telah mulai


dikembangkan bekerjasama dengan berbagai institusi pendidikan kesehatan
yang

ada

di

DIY

yang

melahirkan

gagasan

untuk

pengembangan

pembinaannya di tahun-tahun mendatang.


5.3. Pembiayaan Kesehatan

Program Pembiayaan Kesehatan telah dilaksanakan sesuai dengan


pedoman di tingkat Pusat, diantaranya untuk Program Jaminan Kesehatan
untuk masyarakat miskin. Selain program Jamkesmas, pembiayaan kesehatan
masyarakat miskin juga dilaksanakan melalui program Askes, Jamsostek,
Jamkesos dan Jamkesda. Program Jamkesmas di DIY per Desember 2012
telah diikuti oleh 942.129 jiwa, dengan perincian Kota Yogyakarta 68.456 jiwa,
Bantul 222.987 jiwa, Kulon Progo 141.893 jiwa, Gunungkidul 340.635 jiwa dan
Sleman 168.158 jiwa. Gambaran kepesertaan jaminan kesehatan di DIY
secara keseluruhan sebagai berikut :

Gambar 50. Peserta Jaminan Kesehatan di DIY Tahun 2012

DIY mempunyai unit teknis sebagai pengelolaan Jaminan Kesehatan


berupa unit pelayanan teknis dari Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas
untuk pengelolaan program Jamkessos. Pelayanan kesehatan bagi keluarga
miskin di unit pelayanan kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit yang
bekerjasama dengan Jamkessos adalah sebagai berikut :

Tabel 6 . Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan


Jamkessos Tahun 2012

No

KAB./KOTA

PPK I
PUSKESM
AS
DOKEL

PPK II DAN III


BPS

BP4

RS.
PEMERINTAH

RS.
SWASTA

1.

Kota Yogyakarta

18

12

2.

Bantul

27

32

13

3.

Kulonprogo

21

36

4.

Gunungkidul

30

46

5.

Sleman

25

121

23

126

40

JUMLAH

Sumber data : Seksi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2012

Sesuai dengan pedoman pengelolaan jaminan kesehatan keluarga


miskin DIY memlaksanakan program Jamkesmas, pada tahun 2011
pelayanan kesehatan bagi keluraga miskin di unit pelayanan kesehatan baik
dokter

keluarga,

bidan swasta,

puskesmas

dan

rumah

sakit

yang

bekerjasama dengan Jamkesmas adalah sebagai berikut :


Tabel 7. Pemberi Pelayanan Kesehatan yang bekerjasama dengan
Jamkesmas Tahun 2011

No

KAB./KOTA

1.
2.
3.

Kota Yogyakarta
Bantul
Kulonprogo

4.
5.

Gunungkidul
Sleman
JUMLAH

PPK 1

PPK II DAN III

PUSKE
SMAS

BPS

BP4

18
27
21

13
34
54

30
25
121

45
63
209

RS.PEME
RINTAH RS. SWASTA
1
1
1

13
7
2

1
4
8

1
9
32

Sumber data : Seksi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2012

Pembiayaan Program Kesehatan di DIY bersumber pada Anggaran


Pendapatan & Belanja Negara dan Daerah (APBN/APBD), serta sebagian
kecil dari Bantuan Luar Negeri (BLN). Besaran anggaran kesehatan di DIY
pada tahun 2012 adalah sebagai berikut Rp.664.354.423.833,-

Gambar 49. Persentase Anggaran Kesehatan DIY Tahun 2012


Proporsi anggaran kesehatan di DIY terbesar adalah anggaran yang
bersumber pada APBD dari 5 Kabupaten/Kota (44,6%), APBN sebesar 38,9%
sedangkan untuk Dana Luar negri sangat kecil hanya 0,6%. Total anggaran
kesehatan di DIY pada tahun 2012 adalah sebesar Rp.874.088.182.650,dengan anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp.240.604,- (rincian lebih
lanjut dapat dilihat pada lampiran). Anggaran APBD di Kabupaten/Kota untuk
kesehatan secara keseluruhan sebesar Rp.543.001.581.419,- sedangkan
prosentase anggaran APBD kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota
masih sekitar 8,86% (prosentase tertinggi di Kabupaten Bantul sebesar 13%
dan terendah di Kabupaten Kulon Progo sebesar 5,1%).

BAB V KESIMPULAN
Pembangunan Kesehatan di wilayah DIY telah berjalan sesuai dengan
pedoman dan kewenangan yang telah ditetapkan melalui dasar hukum yang
berlaku. Dinas Kesehatan DIY sebagai institusi yang ditunjuk dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai penggerak pembangunan kesehatan telah
melaksanakan program-program pembangunan kesehatan sesuai dengan Rencana
Strategik Dinas Kesehatan tahun 2009-2013. Capaian pembangunan kesehatan
dapat dilihat melalui beberapa indikator Program Pelayanan Kesehatan, yaitu
diantaranya sebagai berikut :
A. Indikator keberhasilan dari aspek sumberdaya kesehatan :
Total

anggaran

kesehatan

di

DIY

tahun

2012

sebesar

Rp.874.088.182.650,-, Anggaran kesehatan perkapita Rp.240.604,- dan


rata-rata prosentase APBD kesehatan terhadap APBD Kab/Kota sebesar
8,86%.
Jumlah Sarana Kesehatan Dasar di DIY : Puskesmas 121, Puskesmas
dengan tempat tidur 42, Puskesmas Pembantu 318 dan Poskesdes 198
buah.
Jumlah sarana kesehatan rujukan (Rumah Sakit) mengalami peningkatan
dari 63 RS pada tahun 2011 menjadi 65 RS pada tahun 2012.
Jumlah tenaga medis : Jumlah dokter umum sebanyak 1.375 orang,
jumlah dokter spesialis 1.214 dan dokter gigi 611 orang.
B. Hasil indikator pencapaian (cakupan program), diantaranya :
Status gizi balita di DIY pada tahun 2012 telah mencapai 0,59%.
Jumlah kematian ibu pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu
sebesar 40 kasus dibanding pada tahun 2011 (56 kasus) dengan
penyebab utama adalah perdarahan, eklamsi dan sepsis.
Jumlah kematian bayi (0-12 hari) tahun 2012 sebesar 400 kasus. Jumlah
kematian neonatus (0-28 hari) sebesar 281 kasus.

Cakupan K1 sebesar 100%, K4 sebesar 93,31% dan cakupan persalinan


nakes 99,85%. Cakupan pelayanan kesehatan bayi dan balita pada tahun
2012 adalah : cakupan yankes bayi sebesar 89,1% sedangkan yankes
anak balita 82,59%.
Gambaran penyakit TB Paru di DIY : prevalensi TB paru 76,88 per
100.000 penduduk, jumlah kasus TB tahun 2012 di DIY 2.858 kasus.
Jumlah kasus HIV/AIDS di DIY sebanyak 1.941 kasus dengan perincian
HIV 1.110 dan AIDS 831 kasus pada tahun 2012.
Sepuluh besar penyakit yang didiagnosa pada pasien rawat jalan di
Puskesmas sesuai laporan sistem survailans terpadu adalah : influensa,
diare, hipertensi, DM, pneumonia, tiphus, diare berdarah, tersangka TB
paru, campak dan TB BTA positif. Sedangkan di Rumah Sakit adalah :
infeksi

saluran

nafas

atas, demam,

diare,

dispepsia,

hipertensi,

dermatosis, cedera, penyakit pulpa, faringitis dan gangguan mental.


Prosentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan pada
tahun 2012 sebesar 75,79% sedangkan rumah sehat yang memenuhi
syarat sebesar 69,05%.

RESUME PROFIL KESEHATAN


PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

INDIKATOR

ANGKA/NILAI
L+P

Satuan

No. Lampiran

GAMBARAN UMUM
Luas Wilayah
Jumlah Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk
Rata-rata jiwa/rumah tangga
Kepadatan Penduduk /Km2
Rasio Beban Tanggungan
Rasio Jenis Kelamin
Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf
Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan
tertinggi SMP+

B.
B.1
10
11
12
13
14
15
16
17

DERAJAT KESEHATAN
Angka Kematian
Jumlah Lahir Hidup
Angka Lahir Mati (dilaporkan)
Jumlah Bayi Mati
Angka Kematian Bayi (dilaporkan)
Jumlah Balita Mati
Angka Kematian Balita (dilaporkan)
Jumlah Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (dilaporkan)

B.2
18
19
20
21
22
23

Angka Kesakitan
AFP Rate (non polio) < 15 th
Angka Insidens TB Paru
Angka Prevalensi TB Paru
Angka kematian akibat TB Paru
Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR)
Success Rate TB Paru

1,797,439

#DIV/0!

1,833,281

#DIV/0!

44.5

58.2

23,199
6.6
200
8.6
220
9.5

22,580
5.6
131
5.8
146
6.5
40
87.3

43
50
1
67.60
48.79

31
36
0
55.29
50.00

3,186
438
3,630,720
3.5
1140.3
48.9
98.0
#DIV/0!

Km2
Desa/Kel
Jiwa
Jiwa
Jiwa/Km2

Tabel 1
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 1

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 2
Tabel 4

48.6 %

Tabel 5

45,803
7.8
400
8.7
450
9.8

Bayi
Bayi
per 1.000 KH
Balita
per 1.000 KH
Ibu
per 100.000 KH

Tabel 6
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 7
Tabel 7
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 8

5.22
37.19
43.11
0.85
40.38
88.48

per 100.000 pend <15thn


per 100.000 penduduk
per 100.000 penduduk
per 100.000 penduduk
%
%

Tabel 9
Tabel 10
Tabel 10
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12

NO
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54

INDIKATOR
Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani
Jumlah Kasus Baru HIV
Jumlah Kasus Baru AIDS
Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya
Jumlah Kematian karena AIDS
Donor darah diskrining positif HIV
Persentase Diare ditemukan dan ditangani
Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler)
Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler)
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR)
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta
Angka Prevalensi Kusta
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB)
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB)
Jumlah Kasus Difteri
Case Fatality Rate Difteri
Jumlah Kasus Pertusis
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum)
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum)
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum
Jumlah Kasus Campak
Case Fatality Rate Campak
Jumlah Kasus Polio
Jumlah Kasus Hepatitis B
Incidence Rate DBD
Case Fatality Rate DBD
Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence )
Case Fatality Rate Malaria
Angka Kesakitan Filariasis

B.3 Status Gizi


55 Bayi baru lahir ditimbang

L
4.8643552
48
77
18
7
0.33
49.11
0
13
1
0.00
53.85
0.13
0.00
93.33
0

P
3.756506
32
45
4
4
0.14
47.58
2
7
0
11.11
33.33
0.07
100.00
83.33
0

11
2

12
2

184

195

0
14
31.71
#DIV/0!
0.00
0.00
0

0
6
23.46
#DIV/0!
0.06
0.00
0

98

98

ANGKA/NILAI
L+P
15.73613039
151
162
581
16
0.27
56.11
2
20
1
0.00
45.45
0.10
300.00
90.48
0
#DIV/0!
23
4
25
0
#DIV/0!
379
0
0
20
27.54
#DIV/0!
0.07
0.00
0

Satuan
%
Kasus
Kasus
Kasus
Jiwa
%
%
Kasus
Kasus
per 100.000 penduduk
%
%
per 10.000 Penduduk
%
%
Kasus
%
Kasus
Kasus
%
Kasus
%
Kasus
%
Kasus
Kasus
per 100.000 penduduk
%
per 1.000 penduduk
%
per 100.000 penduduk

98 %

No. Lampiran
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 14
Tabel 14
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 17
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 21
Tabel 22
Tabel 22
Tabel 22
Tabel 22
Tabel 23
Tabel 23
Tabel 24
Tabel 24
Tabel 25

Tabel 26

NO
56
57
58
59
C.
C.1
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85

INDIKATOR
Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Balita Gizi Baik
Balita Gizi Kurang
Balita Gizi Buruk
UPAYA KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan
Kunjungan Ibu Hamil (K1)
Kunjungan Ibu Hamil (K4)
Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan
Pelayanan Ibu Nifas
Ibu hamil dengan imunisasi TT2+
Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3
Bumil Risti/Komplikasi ditangani
Neonatal Risti/Komplikasi ditangani
Bayi Mendapat Vitamin A
Anak Balita Mendapat Vitamin A
Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Peserta KB Baru
Peserta KB Aktif
Kunjungan Neonatus 1 (KN 1)
Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap)
Kunjungan Bayi (minimal 4 kali)
Desa/Kelurahan UCI
Cakupan Imunisasi Campak Bayi
Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak
Bayi yang diberi ASI Eksklusif
Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin
Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali)
Balita ditimbang
Balita berat badan naik
Balita berat badan di bawah garis merah (BGM)
Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

L
3.37
87.96
8.49
0.56

60.58
86.55
98.49

P
4.20
88.26
8.04
0.49

100
93.31
99.85
92.00
54.77
89.55
78.75
55.45
83.68
99.18
93.71

86.40
0.80
68.86

87.72
81.71
78.25

37.22
39.77
156.43
77.86
63
1
23.94

37.76
37.59
160.61
79.24
62
1
26.17

ANGKA/NILAI
L+P
4.48
88.05
8.45
0.56

71.96
112.06
99.13
9.05
78.66
99.39
92.59
89.10
100.00
96.85
11.08
47.95
48.66
82.55
84.79
56
1
47.19

Satuan

No. Lampiran

%
%
%
%

Tabel 26
Tabel 27
Tabel 27
Tabel 27

%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%

Tabel 28
Tabel 28
Tabel 28
Tabel 28
Tabel 29
Tabel 30
Tabel 31
Tabel 31
Tabel 32
Tabel 32
Tabel 32
Tabel 35
Tabel 35
Tabel 36
Tabel 36
Tabel 37
Tabel 38
Tabel 39
Tabel 39
Tabel 41
Tabel 42
Tabel 43
Tabel 44
Tabel 44
Tabel 44
Tabel 45

NO

INDIKATOR

86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan


Setingkat
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat
88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +)
89 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1
90 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam
91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap
92 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal
93 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi
94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS)
95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS)
96 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar
98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup
Askeskin/Jamkesmas
99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1
100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3
101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1
102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap
105 Gross Death Rate (GDR) di RS
106 Nett Death Rate (NDR) di RS
107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS
108 Length of Stay (LOS) di RS
109 Turn of Interval (TOI) di RS

L
99.38

P
99.15

ANGKA/NILAI
L+P
98.80 %

50.90

46.10

48.53 %

37.72

51.25

1.39

1.66

36.36
24.52
100.00
1.55
48.74
94.83
49.26
72.39

Satuan

%
%
%
sekolah
sekolah
%
%

No. Lampiran
Tabel 46
Tabel 47
Tabel 48
Tabel 49
Tabel 51
Tabel 52
Tabel 49
Tabel 49
Tabel 53
Tabel 53

50.58
58.86

45.98
61.20

58.86

61.20

72.39 %

Tabel 53

18.25

19.67

67.78 %

Tabel 55

100.00
43.68

100.00
90.12

96.61 %
102.55 %

Tabel 56
Tabel 56

53.70

74.55

11.48 %

0.67 %

8.19

11.46

1.68 %

77.46
3.50
0.85
1.33

131.87
4.84
0.62
1.04

Tabel 56
Tabel 57

183.94
24.03
3.15
1.67
4.21
0.30
6.89

%
%
per 100.000 pasien keluar
per 100.000 pasien keluar
%
Hari
Hari

Tabel 57
Tabel 58
Tabel 58
Tabel 59
Tabel 59
Tabel 60
Tabel 60
Tabel 60

NO

INDIKATOR

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat


110 Rumah Tangga ber-PHBS
C.4
111
112
113
114
115
116
117
118

Keadaan Lingkungan
Rumah Sehat
Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes
Keluarga dengan sumber air minum terlindung
Keluarga memiliki Jamban Sehat
Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat
Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat
TUPM Sehat
Institusi dibina kesehatan lingkungannya

D.
D.1
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131

SUMBERDAYA KESEHATAN
Sarana Kesehatan
Jumlah Rumah Sakit Umum
Jumlah Rumah Sakit Khusus
Jumlah Puskesmas Perawatan
Jumlah Puskesmas non-Perawatan
Jumlah Apotek
Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan
Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar
Jumlah Posyandu
Posyandu Aktif
Rasio posyandu per 100 balita
Jumlah Desa Siaga
Desa Siaga Aktif
Jumlah Poskesdes

D.2
132
133
134
135

Tenaga Kesehatan
Jumlah Dokter Spesialis
Rasio Dokter Spesialis
Jumlah Dokter Umum
Rasio Dokter Umum

814.00
41.11
546.00
28.04

448.00
21.55
808.00
40.91

ANGKA/NILAI
L+P

Satuan

No. Lampiran

Tabel 61

69.05
91.81
79.92
88.90
89.22
87.19
75.79
77.04

%
%
%
%
%
%
%
%

Tabel 62
Tabel 63
Tabel 65
Tabel 66
Tabel 66
Tabel 66
Tabel 67
Tabel 68

50.00
35.00
13.00
32.00
495.00
100.00
82.00
5,691.00
81.57
2.21
438.00
89.73
161.00

%
%
Posyandu
%
per 100 balita
Desa
%
Poskesdes

Tabel 70
Tabel 70
Tabel 70
Tabel 70
Tabel 70
Tabel 71
Tabel 71
Tabel 72
Tabel 72
Tabel 72
Tabel 73
Tabel 73
Tabel 73

1,262.00
31.23
1,354.00
34.54

Orang
per 100.000 penduduk
Orang
per 100.000 penduduk

Tabel 74
Tabel 74
Tabel 74
Tabel 74

NO

INDIKATOR

136
137
138
139
140
141
142
143
144
145

Jumlah Dokter Gigi


Jumlah Bidan
Rasio Bidan per 100.000 penduduk
Jumlah Perawat
Jumlah Tenaga Kefarmasian
Jumlah Tenaga Gizi
Jumlah Tenaga Kesmas
Jumlah Tenaga Sanitasi
Jumlah Tenaga Teknisi Medis
Jumlah Fisioterapis

D.3
146
147
148

Pembiayaan Kesehatan
Total Anggaran Kesehatan
APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota
Anggaran Kesehatan Perkapita

L
166.00
356.00
1,740.00
481.00
111.00
243.00
164.00
343.00
61.00

P
431.00
1,571.00
48.25
4,820.00
1,892.00
288.00
441.00
132.00
602.00
108.00

ANGKA/NILAI
L+P
597.00 Orang
1,927.00 Orang
6,560.00
2,373.00
399.00
684.00
296.00
945.00
169.00

Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang

#REF! Rp
#REF! %
#REF! Rp

Satuan

No. Lampiran
Tabel 74
Tabel 75
Tabel 75
Tabel 75
Tabel 76
Tabel 76
Tabel 77
Tabel 77
Tabel 78
Tabel 78

Tabel 79
Tabel 79
Tabel 79

TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

LUAS
WILAYAH
(km 2)

1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)

586.3
506.9
1,485.4
574.8
32.5
3,185.8

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota


- sumber lain... (sebutkan)

JUMLAH
DESA

KELURAHAN

DESA+KEL.

JUMLAH
PENDUDUK

87
75
144
86
392

1
0

45
46

88
75
144
86
45
438

476,599
930,276
677,998
1,120,417
427,592
3,632,882

JUMLAH
RUMAH
TANGGA
8

142,560
268,175
194,153
305,543
129,439
1,039,870

RATA-RATA KEPADATAN
JIWA/RUMAH PENDUDUK
TANGGA
per km 2
9

10

3.34
3.47
3.49
3.67
3.30
3.49

812.92
1835.41
456.45
1949.23
13160.73
1,140

TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,
RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KECAMATAN

JUMLAH
PENDUDUK

1
2
3
4
5

KULON PROGO
BANTUL
GUNUNG KIDUL
SLEMAN
YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

JUMLAH PENDUDUK
0-4

5-14

LAKI-LAKI
15-44
45-64
6

>=65
8

JUMLAH
9

0-4

5-14

10

11

PEREMPUAN
15-44
45-64
12

13

>=65
14

JUMLAH
15

RASIO
BEBAN
TANG
GUNGAN

RASIO
JENIS
KELAMIN

16

17

476,599
930,276
677,998
1,120,417
425,430

16,010
38,090
22,763
43,745
14,192

32,718
70,235
55,818
78,517
32,828

110,752
223,878
124,796
231,064
102,649

52,119
95,416
83,478
134,600
48,772

23,139
36,430
40,529
72,909
11,992

234,738
464,049
327,384
560,835
210,433

14,916
35,835
22,900
35,813
13,509

31,090
66,733
48,708
78,341
29,089

109,866
220,041
134,405
226,631
103,212

55,082
96,884
92,144
140,455
51,458

30,907
46,734
52,457
78,341
17,729

241,861
466,227
350,614
559,582
214,997

45.38
46.22
55.93
52.91
38.99

97.05
99.53
93.37
100.22
97.88

3,630,720

134,800

270,116

793,140

414,385

184,999

1,797,439

122,973

253,962

794,154

436,023

226,168

1,833,281

48.94

98.04

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota


- sumber lain... (sebutkan)
Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar:

3,630,720

TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)


1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

0-4
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75+
JUMLAH

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota


- Sumber lain... (sebutkan)

JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI

PEREMPUAN

LAKI-LAKI+PEREMPUAN

135,055
135,896
137,502
146,481
143,242
142,229
146,752
142,332
139,417
123,375
106,295
88,352
60,849
78,575
31,218
40,326

128,730
126,020
129,145
137,348
137,111
144,688
146,342
143,154
143,430
128,669
117,743
85,226
72,861
96,799
39,734
57,940

263,785
261,916
266,647
283,829
280,353
286,917
293,094
285,486
282,847
252,044
224,038
173,578
133,710
175,374
70,952
98,266

1,797,896

1,834,940

3,632,836

TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KECAMATAN

LAKI-LAKI
MELEK
HURUF

JUMLAH
1
2
3
4
5

KULON PROGO
BANTUL
GUNUNG KIDUL
SLEMAN
YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: (sebutkan)

JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS


PEREMPUAN
MELEK
JUMLAH
%
HURUF
6

19,835

96.72
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!

19,835

#DIV/0!

LAKI-LAKI + PEREMPUAN
MELEK
JUMLAH
%
HURUF
9

10

11

27,371

86.45
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!

0
0
0
0
0

0
0
47,206
0
0

91.53
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!

27,371

#DIV/0!

47,206

#DIV/0!

TABEL 5
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
LAKI-LAKI
NO

KECAMATAN

KULON PROGO

BANTUL

GUNUNG KIDUL

4
5

TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLA
H
3

10

11

12

13

14

17

20

21

141,659

24

293,980

25

23,184

26

1,646

2,423

131,245

SLEMAN

YOGYAKARTA

468,948

507,689

160,869

126,000

175,604

314,018

24,830

237,258

1,546,268

97

87,800

23

45

125,876

22

20,038

241,861

97

19

30,907

45

18

33,945

55,082

241,861

16

109,866

30,907

15

38,200

31,090

55,082

JUMLAH

946,075

109,866

UNIVERS
ITAS

34,993

234,738

31,090

AK/
DIPLO
MA

23,139

14,916

SMA/
SMK/ MA

52,119

234,738

SMP/
MTs

SD/MI

110,752

23,139

SMP/
MTs

TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI

32,718

52,119

SD/MI

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

TIDAK/
AK/
SMA/
UNIVER
BELUM
DIPLO
JUMLAH
PERNAH
SMK/ MA
SITAS
MA
SEKOLAH

16,010

110,752

TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI

476,599

32,718

SMP/
MTs

PEREMPUAN
TIDAK/
AK/
UNIVER
BELUM
DIPLOM
JUMLAH
PERNAH
SITAS
A
SEKOLAH

507,689

Sumber : sebutkan

16,010

SD/MI

SMA/
SMK/
MA

468,948

JUMLAH (KAB/KOTA)

476,599

TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI

234,835

1,415,023

TABEL 6
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KELAHIRAN
NO

LAKI-LAKI

KAB/KOTA

HIDUP

MATI

HIDUP +
MATI

PEREMPUAN
HIDUP +
HIDUP
MATI
MATI
7

LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP +
HIDUP
MATI
MATI
10

11

12

KULON PROGO

2,947

2,731

5,702

27

5,729

BANTUL

6,780

58

6,838

6,639

45

6,684

13,419

103

13,522

GUNUNG KIDUL

4,261

43

4,304

4,113

36

4,149

8,374

79

8,453

SLEMAN

6,892

25

6,917

6,805

16

6,821

13,697

41

13,738

YOGYAKARTA

2,319

2,319

2,292

14

2,292

4,611

110

4,662

23,199

135

20,378

22,580

111

19,946

45,803

360

46,104

JUMLAH (KAB/KOTA)

ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN)

6.6

5.6

7.8

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

TABEL 7
JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KEMATIAN
NO

LAKI - LAKI

KAB/KOTA

PEREMPUAN

LAKI - LAKI + PEREMPUAN

BAYI

ANAK
BALITA

BALITA

BAYI

ANAK
BALITA

BALITA

BAYI

ANAK
BALITA

BALITA

10

11

12

KULON PROGO

69

15

84

BANTUL

72

12

84

44

48

116

16

132

GUNUNG KIDUL

62

65

33

37

95

102

SLEMAN

42

45

27

29

69

74

YOGYAKARTA

24

26

27

32

51

58

JUMLAH (KAB/KOTA)

200

20

220

131

15

146

400

50

450

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

8.6

0.9

9.5

5.8

0.7

6.5

8.7

1.1

9.8

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

TABEL 8
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KEMATIAN IBU
NO

JUMLAH LAHIR
HIDUP

KAB/KOTA

KEMATIAN IBU HAMIL

KEMATIAN IBU BERSALIN

KEMATIAN IBU NIFAS

JUMLAH KEMATIAN IBU

< 20 Thn

20-34 Thn

35 Thn

JUMLAH

< 20 Thn

20-34 Thn

35 Thn

JUMLAH

< 20 Thn

20-34 Thn

35 Thn

JUMLAH

< 20 Thn

20-34 Thn

35 Thn

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

JUMLAH
20

KULON PROGO

5,702

BANTUL

13,419

GUNUNG KIDUL

8,374

11

SLEMAN

13,697

12

YOGYAKARTA

4,611

45,803

13

12

25

26

14

JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

40
87.3

TABEL 9
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUTKAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

JUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN

JUMLAH KASUS
AFP (NON POLIO)

AFP RATE
(NON POLIO)

KULON PROGO

94,734

5.28

BANTUL

184,253

14

7.60

GUNUNG KIDUL

150,189

5.99

SLEMAN

244,509

3.68

YOGYAKARTA

92,023

3.26

765,708

40

5.22

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: .. (sebutkan)
Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS

Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar:

TABEL 10
JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KASUS TB PARU
NO

KAB/KOTA

JUMLAH PENDUDUK

KASUS BARU

KASUS BARU +
KASUS LAMA
L+P
P

KASUS LAMA

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

PREVALENSI
(PER 100.000 PENDUDUK)

JUMLAH KEMATIAN
AKIBAT TB PARU

L+P

16

17

18

19

20

21

KULON PROGO

234,738

241,861

476,599

62

48

110

66

52

118

28

21

25

BANTUL

463,977

466,299

930,276

245

150

395

11

10

21

256

160

416

55

34

45

GUNUNG KIDUL

327,841

350157

677,998

164

127

291

82

63

145

246

190

436

75

54

64

SLEMAN

560,836

559,581

1,120,417

157

153

310

11

18

168

160

328

30

29

29

12

YOGYAKARTA

210,433

217,113

427,546

153

92

245

14

23

167

101

268

79

47

63

16

1,835,011

3,632,836

570

1,351

122

93

215

903

663

1,566

50

36

43

JUMLAH (KAB/KOTA)

1,797,825

ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK

781
43.4

31.1

37.2

Sumber: .. (sebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar:

KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK

L+P

12
0.7

3
0.2

31
0.9

TABEL 11
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

KLINIS

BTA (+)

L+P

L+P

L+P

10

11

12

KULON PROGO

150

155

305

BANTUL

294

296

590

GUNUNG KIDUL

SLEMAN

359

YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

TB PARU

JUMLAH PERKIRAAN
KASUS BARU

22

14

ANGKA PENEMUAN KASUS


(CDR)
L
P
L+P
13

14

15

36

40

34

74

26.63

21.97

24.26

4,254

154

83

301

52.37

28.08

51.05

465

926

1,483

2,409

101

63

164

358

717

47

49

96

95

78

173

293

1,208

153

189

245

803

808

2,370

995

1,546

8,003

543

447

957

#DIV/0!
26.47
#DIV/0!

Sumber: .. (sebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

67.60

#DIV/0!
21.78
#DIV/0!

55.29

35.27
24.13
70.65

40.38

TABEL 12
JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2011
TB PARU
NO

KAB/KOTA

BTA (+) DIOBATI


L
P
L+P

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH


3

KESEMBUHAN
P

PENGOBATAN LENGKAP
P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

KULON PROGO

47

38

85

BANTUL

123

86

209

GUNUNG KIDUL

81

59

140

SLEMAN

70

46

116

65

92.86

YOGYAKARTA

132

99

231

99

453

328

781

204

JUMLAH (KAB/KOTA)

40

L+P

85.11

35

19

20

21

2.63

2.35

42.13

37.63

77.35

0.00

0.00

2.87

0.00

0.00

89.00

0.00

0.00

18

12.86

0.00

0.00

85.71

13.04

12

10.34

101.43

97.83

100.00

7.58

8.08

18

7.79

82.58

83.84

83.12

3.75

15

4.57

56

7.17

48.79

50.00

88.48

92.11

75

88.24

0.00

0.00

180

86.12

0.00

0.00

102

72.86

39

84.78

104

89.66

8.57

75.00

75

75.76

174

75.32

10

45.03

149

45.43

635

81.31

17

Sumber: .. (sebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

ANGKA KESUKSESAN
(SUCCESS RATE/SR)
L
P
L+P

2.13

TABEL 13
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

JUMLAH BALITA

KULON PROGO

BANTUL

L+P

PNEUMONIA PADA BALITA


PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L
P
L+P
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
10

11

12

25,376

2,538

68,045

6,805

GUNUNG KIDUL

2,513

230

SLEMAN

32,474

30,681

63,155

3,247

3,068

6,316

227

7.0

YOGYAKARTA

14,192

13,509

27,701

1,419

1,351

2,770

46,666

44,190

186,790

4,667

4,419

18,658

227

JUMLAH (KAB/KOTA)

JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITA
L
P
L+P

#DIV/0!

13

15

#DIV/0!

565

22.3

#DIV/0!

#DIV/0!

1,157

17.0

#DIV/0!

#DIV/0!

0.0

166

5.4

393

6.2

0.0

0.0

821

29.6

4.9

166

3.8

2,936

15.7

Sumber: .. (sebutkan)
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

14

TABEL 14
JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KASUS BARU
NO

KAB/KOTA

HIV
3

L+P

L+P

10

11

12

40

16

20

L+P

13

14

15

KULON PROGO

BANTUL

GUNUNG KIDUL

18

13

31

28

26

54

SLEMAN

11

17

YOGYAKARTA

26

34

36

12

48

559

48

32

151

77

45

162

18

581

16

71

JUMLAH KEMATIAN AKIBAT


AIDS

JUMLAH (KAB/KOTA)

INFEKSI MENULAR SEKSUAL


LAINNYA
L
P
L+P

AIDS

Sumber: .. (sebutkan)
Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

2
0

5
5

TABEL 15
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

UNIT TRANSFUSI DARAH

UTD PMI Kulon Progo


PMI Kab. Bantul
UTP PMI Wonosari
PMI Kabupaten Sleman
UTD PMI Kota Yogyakarta
JUMLAH
Sumber: .. (sebutkan)

JUMLAH PENDONOR

L+P

JUMLAH

6,759
2,557
3,928
26,401

721
581
401
2,907

3,561
7,480
3,138
4,329
29,308

39,645

4,610

47,816

DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
%
%
%
7

10

11

L
JUMLAH
12

%
13

0
6,643
2,557
847
26,401

#DIV/0!
98.28
100.00
21.56
100.00

0
836
581
96
2,907

#DIV/0!
115.95
100.00
23.94
100.00

3,561
7,479
3,138
943
29,308

100.00
99.99
100.00
21.78
100.00

16
48
7
49

#DIV/0!
0.72
0.00
0.83
0.19

36,448

91.94

4,420

95.88

44,429

92.92

120

0.33

POSITIF HIV
P
JUMLAH
%
14

L+P
JUMLAH
%

15

2
6

16

#DIV/0!
0.48
0.00
0.00
0.07
0

17

8
52
4
7
51

0.22
0.70
0.13
0.74
0.17

122

0.27

TABEL 16
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
DIARE
NO

JUMLAH PENDUDUK

KAB/KOTA

JUMLAH PERKIRAAAN
KASUS

DIARE DITANGANI
P

L+P

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

KULON PROGO

234,738

241,861

476,599

9,929

10,231

20,160

10,355

51

BANTUL

463,977

466,299

930,276

19,626

19,724

39,351

12,341

63

10,070

51

22,411

57

GUNUNG KIDUL

327,841

350,157

677,998

7,016

7,493

14,509

7,016

100

7,493

100

14,509

100

SLEMAN

560,836

559,581

1,120,417

23,050

23,670

46,721

7,102

31

7,939

34

15,041

32

YOGYAKARTA

210,433

217,113

427,546

5,544

6,829

12,373

5,544

100

6,829

100

12,373

100

1,797,825

1,835,011

3,632,836

65,166

67,948

133,114

32,003

JUMLAH (KAB/KOTA)

49.1

32,331

Sumber: .. (sebutkan)
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

47.6

74,689

56.1

TABEL 17
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
KASUS BARU
NO

Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering


0-14 TAHUN
15 TAHUN
L
P
L+P
L
P
L+P
L

KAB/KOTA

KULON PROGO

BANTUL

GUNUNG KIDUL

4
5

10

L+P

11

12

0-14 TAHUN
L
P
L+P
13

SLEMAN

YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

JUMLAH
P

15

16

17

11

18

19

PB + MB

JUMLAH
P

L+P

20

21

22

23

L+P
24

14

11

14

11

15

13

20

13

20

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK
Sumber: .. (sebutkan)

14

Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah


15 TAHUN
L
P
L+P
L

13

22

0.72

0.49

0.61

TABEL 18
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

KASUS BARU
PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
L
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
%
%
%

PENDERITA KUSTA
3

L+P

10

11

12

KULON PROGO

0.00

0.00

0.00

BANTUL

0.00

0.00

0.00

GUNUNG KIDUL

11

15

0.00

25.00

0.00

SLEMAN

YOGYAKARTA

0.00

0.00

0.00

13

22

0.00

11.11

0.00

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: .. (sebutkan)

#DIV/0!

#DIV/0!

L
JUMLAH

13

14

CACAT TINGKAT 2
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
%
%

0.00

15

16

0.00
6

#DIV/0!

54.55

#DIV/0!
1
7

0.00

0.00

0.00

25.00

46.67

#DIV/0!

18

0.00

2
53.85

17

33.33

- #DIV/0!
3

100.00

10

45.45

TABEL 19
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

PB
P

L+P

KAB/KOTA

KULON PROGO

BANTUL

KASUS TERCATAT
MB
L
P
L+P

JUMLAH
P

L+P

10

11

12

GUNUNG KIDUL

11

SLEMAN

YOGYAKARTA

0
4

JUMLAH (KAB/KOTA)
1
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK
Sumber: .. (sebutkan)

13

11

15

12

14

22

11

33

23
0.1

13
0.1

36
0.1

TABEL 20
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

KULON PROGO

BANTUL

GUNUNG KIDUL

SLEMAN

YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

KUSTA (PB)
PENDERITA PB
L
2011
JUMLAH
L
P
L+P

JUMLAH

JUMLAH

10

11

1
3

RFT PB
P

KUSTA (MB)
PENDERITA MB
L
2010
JUMLAH
L
P
L+P

JUMLAH

JUMLAH

12

13

17

18

19

20

21

L+P

14

#DIV/0!

100

100

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

0 #DIV/0!

0 #DIV/0!

0 #DIV/0!

11 #DIV/0!

12

Sumber: .. (sebutkan)
Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2
X = tahun data.

0.0

100.0

300.0

15

16

RFT MB
P

100

50

15

100

L+P

100

#DIV/0!

50

83

14

93

#DIV/0!

#DIV/0!
0 #DIV/0!

100

15

21

14

93

83

0 #DIV/0!
3

100

19

90

TABEL 21
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

DIFTERI

KAB/KOTA

JUMLAH KASUS
3

PERTUSIS

JUMLAH KASUS PD3I


TETANUS (NON NEONATORUM)
JUMLAH KASUS

TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUS

L+P

MENINGGAL

L+P

L+P

MENINGGAL

L+P

MENINGGAL

10

11

12

13

14

15

16

17

18

KULON PROGO

BANTUL

GUNUNG KIDUL

SLEMAN

YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)
CASE FATALITY RATE (%)

Sumber: .. (sebutkan)

11

12

23

11

12

23

#DIV/0!

25

#DIV/0!

TABEL 22
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KASUS PD3I
NO

KAB/KOTA
L

CAMPAK
JUMLAH KASUS
P
L+P

POLIO
MENINGGAL

KULON PROGO

BANTUL

12

10

GUNUNG KIDUL

4
5

L+P

L+P

10

11

12

13

22

14

20

SLEMAN

YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)
CASE FATALITY RATE (%)

Sumber: .. (sebutkan)

HEPATITIS B

172

184

356

184

195

379

14

20

0.0

TABEL 23
JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
NO

KAB/KOTA

JUMLAH KASUS
3

MENINGGAL

CFR (%)

L+P

L+P

L+P

10

11

12

KULON PROGO

35

15

50

BANTUL

164

113

277

GUNUNG KIDUL

49

29

78

SLEMAN

120

116

236

YOGYAKARTA

202

157

359

JUMLAH (KAB/KOTA)
570
430
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
31.7
23.5

1,000
27.5

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

0.0

20.5

12.1

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

Sumber: .. (sebutkan)
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TABEL 24
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

MALARIA
PENDERITA
TANPA PEMERIKSAAN
DENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH
SEDIAAN DARAH
L
L
P
L+P
L
P
L+P
3

MENINGGAL

10

CFR

L+P

L+P

11

12

13

14

15

KULON PROGO

133

104

237

0.0

0.0

0.0

BANTUL

0.0

#DIV/0!

0.0

GUNUNG KIDUL

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

SLEMAN

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

0.0

#DIV/0!

0.0

140

104

244

0.0

0.0

0.0

0.0

0.1

0.1

ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK


Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 25
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
PENDERITA FILARIASIS
NO

KAB/KOTA

KASUS BARU DITEMUKAN


3

JUMLAH SELURUH KASUS

L+P

L+P

KULON PROGO

BANTUL

GUNUNG KIDUL

SLEMAN

YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)


Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 26
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

JUMLAH LAHIR HIDUP

KAB/KOTA

L+P

L
JUMLAH
7

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG


P
L+P
%
8

JUMLAH
9

%
10

JUMLAH
11

BBLR
P

L
%
12

JUMLAH
13

%
14

KULON PROGO

2,947

2,731

5,695

2,947

100.0

2,731

100.0

5,695

100.00

BANTUL

6,780

6,639

13,419

6,780

100.0

6,639

100.0

13,419

100.00

243

3.6

GUNUNG KIDUL

4,261

4,113

8,374

4,261

100.0

4,113

100.0

8,374

100.00

272

SLEMAN

6,892

6,805

13,697

6,522

94.6

6,228

91.5

12,750

93.09

254

YOGYAKARTA

2,319

2,292

4,611

2,315

99.8

2,343

102.2

4,658

101.02

23,199

22,580

45,796

22,825

98.4

22,054

97.7

44,896

98.03

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

JUMLAH
15

0.0

769

L+P
%
16

JUMLAH
17

%
18

0.0

317

5.57

291

4.4

534

3.98

6.4

214

5.2

486

5.80

3.9

244

3.9

498

3.91

0.0

177

7.6

177

3.80

3.4

926

4.2

2,012

4.48

TABEL 27
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BALITA
NO

BALITA DITIMBANG

KAB/KOTA

GIZI LEBIH
L

GIZI BAIK

L+P

GIZI KURANG

L+P

GIZI BURUK

L+P

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

KULON PROGO

10,965

11,000

21,965

177

1.61

155

1.41

357

1.63

9,840

89.74

9,412

85.56

19,252

87.65

1,128

10.29

1,051

9.55

2,179

9.92

91

0.83

86

0.78

177

0.81

BANTUL

25,008

24,389

49,397

859

3.43

724

2.97

1,583

3.20

21,601

86.38

21,206

86.95

42,807

86.66

2,441

9.76

2,351

9.64

4,792

9.70

107

0.43

108

0.44

215

0.44

GUNUNG KIDUL

35,305

620

1.76

30,999

87.80

3,254

9.22

242

0.69

SLEMAN

30,592

30,234

60,826

1,032

3.37

848

2.80

1,880

3.09

27,248

89.07

27,234

90.08

54,482

89.57

2,162

7.07

2,026

6.70

4,188

6.89

150

0.49

126

0.42

276

0.45

YOGYAKARTA

7,403

7,165

14,568

418

5.65

306

4.27

700

4.81

6,375

86.11

6,394

89.24

12,769

87.65

548

7.40

425

5.93

973

6.68

63

0.85

40

0.56

103

0.71

73,968

72,788

182,061

2,486

3.36

2,033

2.79

5,140

2.82

65,064

87.96

64,246

88.26

160,309

88.05

6,279

8.49

5,853

8.04

15,386

8.45

411

0.56

360

0.49

1,013

0.56

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: . (sebutkan)

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

#DIV/0!

TABEL 28
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
IBU HAMIL
NO

KAB/KOTA

JUMLAH

K1

K4

IBU BERSALIN
DITOLONG
JUMLAH
NAKES
9

10

%
11

JUMLAH
12

IBU NIFAS
MENDAPAT
YANKES
13

%
14

KULON PROGO

6,364

6,364

100.00

5,932

93.21

5,688

5,678

99.82

5,687

5,650

99.35

BANTUL

14,834

14,834

100.00

13,614

91.78

13,448

13,432

99.88

13,446

12,439

92.51

GUNUNG KIDUL

9,530

9,530

100.00

8,771

92.04

8,414

8,390

99.71

8,408

7,531

89.57

SLEMAN

14,654

14,654

100.00

14,055

95.91

13,738

13,722

99.88

13,736

12,354

89.94

YOGYAKARTA

5,102

5,102

100.00

4,734

92.79

4,660

4,658

99.96

4,660

4,287

92.00

50,484

50,484

100.00

47,106

93.31

45,948

45,880

99.85

45,937

42,261

92.00

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

TABEL 29
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO
1

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL

JUMLAH IBU
HAMIL

KAB/KOTA
3

TT-1

TT-2

TT-3

TT-4

TT-5

TT2+

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

1 KULON PROGO

708

338

47.7

11

1.6

0.6

353

49.9

2 BANTUL

14,834

237

1.6

436

2.9

2,759

18.6

2,588

17.4

1,837

12.4

7,620

51.4

3 GUNUNG KIDUL

9,530

500

5.2

328

3.4

2,263

23.7

1,522

16.0

855

9.0

4,968

52.1

4 SLEMAN

14,654

4,144

28.3

3,286

22.4

2,659

18.1

2,071

14.1

1,837

12.5

9,853

67.2

5 YOGYAKARTA

5,102

1,735

34.0

1,024

20.1

472

9.3

163

3.2

99

1.9

1,758

34.5

44,828

6,616

14.8

5,074

11.3

8,491

18.9

6,355

14.2

4,632

10.3

24,552

54.8

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 30
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3
MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

FE1 (30 TABLET)

FE3 (90 TABLET)

JUMLAH
IBU HAMIL

JUMLAH

JUMLAH

1 KULON PROGO

6364

6,282

98.71

5,846

91.86

2 BANTUL

14834

14,394

97.03

13,275

89.49

3 GUNUNG KIDUL

9530

8,954

93.96

8,852

92.89

4 SLEMAN

14654

14,654

100.00

13,508

92.18

5 YOGYAKARTA

5102

4,039

79.17

3,728

73.07

50484

48,323

95.72

45,209

89.55

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: (sebutkan)

TABEL 31
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BUMIL

NO

KAB/KOTA

1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)

JUMLAH BUMIL RISTI/ RISTI/KOMPLIKASI


DITANGANI
IBU HAMIL KOMPLIKASI
%
S
4

NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI

PERKIRAAN NEONATAL
RISTI/KOMPLIKASI

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

6,364

1,273

1346

105.75

2,947

2,731

5,695

442

410

854

14,834

2,967

2484

83.73

6,780

6,639

13,419

1,017

996

2,013

786

77.3

9,530

1,906

1890

99.16

4,261

4,113

8,374

639

617

1,256

550

14,654

2,931

1285

43.84

6,892

6,805

13,697

1,034

1,021

2,055

5,102

1,020

946

92.71

2,319

2,292

4,611

348

344

10,097

7951

78.75

#####

#####

3,480

3,387

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

L+P

50,484

JUMLAH LAHIR HIDUP

45,796

0.0

0.0

957

112.03

708

71.1

1,494

74.22

86.1

447

72.5

997

79.37

461

44.6

426

41.7

887

43.17

692

311

89.4

297

86.4

608

87.91

6,869

2,108

60.6

1,878

55.4

4,943

71.96

TABEL 32
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

JUMLAH
3

L+P

BAYI
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A
L
P
L+P
%
%
%
S
S
12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

2,825

2,871

5,696

100.0

2,825

100.0

2,871

100.0

11,779

11,269

23,048

11,779

100

11,269

100

23,048

100

5,687

5,627

98.945

2 BANTUL

3,448

3,367

6,815

3,401

98.7

3,347

99.4

6,748

99.0

26,208

25,847

52,055

25,484

97.237

25,652

99.246

51,136

98.235

13,446

13,306

98.959

3 GUNUNG KIDUL

#DIV/0!

5,308

100.0

35,848

#DIV/0!

35,848

100

8,408

7,774

92.46

4 SLEMAN

7,273

6,874

14,147

7,115

97.8

6,723

97.8

13,838

97.8

28,398

25,487

53,885

28,119

99.018

25,169

98.752

53,288

98.892

13,736

12,354

89.939

5 YOGYAKARTA

2,315

2,343

4,658

0.0

0.0

9,110

195.6

17,252

#DIV/0!

#DIV/0!

17,188

99.629

4,660

3,988

85.579

18,732

15,409

33,799

16,212

86.5

12,895

83.7

37,875

112.1

66,385

62,603

182,088

65,382

98.489

62,090

99.181

180,508

99.132

45,937

43,049

93.713

#DIV/0!

11

L+P
S

5,696

Sumber: (sebutkan)

10

L+P

5,308

IBU NIFAS
MENDAPAT
JUMLAH
VIT A
%
S

1 KULON PROGO

JUMLAH (KAB/KOTA)

JUMLAH
L

ANAK BALITA (1-4 TAHUN)


MENDAPAT VIT A 2X
L
P
%
%
S
S

#DIV/0!

24

TABEL 33
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
PESERTA KB AKTIF
NO

IUD
1

NON MKJP

MKJP

KAB/KOTA

MOP

MOW

IM PLAN

JUMLAH

12

13

SUNTIK

PIL

KON DOM

OBAT
VAGINA

LAIN
NYA

14

19

20

21

22

24

25

MKJP +
NON MKJP

% MKJP
+ NON
MKJP

10

11

15

16

17

18

26

27

11,918

23.27

529

1.03

3,342

6.53

6,657

13.00

22,446

43.83

21,281

41.56

5,336

10.42

2,144

4.19

0.00

0.00

28,761

56.17

51,207

100.0

2 BANTUL

27,995

22.82

1,234

1.01

6,408

5.22

6,282

5.12

41,919

34.16

59,306

48.34

13,336

10.87

8,136

6.63

0.00

0.00

80,778

65.84

122,697

100.0

3 GUNUNG KIDUL

13,675

14.20

328

0.34

3,104

3.22

6,419

6.67

23,526

24.43

56,767

58.95

13,320

13.83

2,678

2.78

0.00

0.00

72,765

75.57

96,291

100.0

4 SLEMAN

31,788

26.37

729

0.60

5,593

4.64

4,765

3.95

42,865

35.56

57,839

47.97

11,622

9.64

8,235

6.83

0.00

0.00

77,696

64.45

120,561

100.0

5 YOGYAKARTA

12,578

32.50

272

0.70

2,505

6.47

1,071

2.77

16,426

42.44

11,676

30.17

4,155

10.74

6,433

16.62

0.00

14

0.04

22,278

57.56

38,704

100.0

97,954

22.81

3,092

0.72

20,952

4.88

25,194

5.87

147,192

34.27

206,869

48.17

47,769

11.12

27,626

6.43

0.00

14

0.00

282,278

65.73

429,470

100.0

Sleman: data MOW dan MOP digabung


Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

23

JUMLAH

1 KULON PROGO

JUMLAH (KAB/KOTA)

TABEL 34
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
PESERTA KB BARU
NO

KAB/KOTA
IUD

NON MKJP

MKJP

MOP

MOW

IMPLAN

10

11

SUNTIK

PIL

15

16

KONDOM

OBAT
VAGINA

LAIN
NYA

17

18

19

20

21

22

JUMLAH

23

24

MKJP +
NON
MKJP

% MKJP +
NON MKJP

25

12

13

14

26

27

35.34

2,499

46.36

605

11.23

381

7.07

0.0

0.0

3,485

64.66

5,390

100.0

1,064

6.25

6,249

36.72

7,642

44.91

1,550

9.11

1,575

9.26

0.0

0.0

10,767

63.28

17,016

100.0

1,299

15.18

2,937

34.32

4,580

53.52

786

9.19

254

2.97

0.0

0.0

5,620

65.68

8,557

100.0

4.97

1,165

7.13

5,785

35.39

8,120

49.67

941

5.76

1,502

9.19

0.0

0.0

10,563

64.61

16,348

100.0

22

1.04

50

2.37

1,304

61.83

616

29.21

120

5.69

50

2.37

0.0

19

0.9

805

38.17

2,109

100.0

1,617

3.27

4,449

9.00

18,180

36.79

23,457

47.46

4,002

8.10

3,762

7.61

0.0

19

0.0

31,240

63.21

49,420

100.0

793

14.7

78

1.45

163

3.03

871

2 BANTUL

4,565

26.8

106

0.62

514

3.02

3 GUNUNG KIDUL

1,500

17.5

33

0.39

105

1.23

4 SLEMAN

3,671

22.5

136

0.83

813

5 YOGYAKARTA

1,226

58.1

0.28

11,755

23.8

359

0.73

Sleman: data MOW dan MOP digabung

1,905

Sumber: .. (sebutkan)
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

JUMLAH

16.15

1 KULON PROGO

JUMLAH (KAB/KOTA)

TABEL 35
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

JUMLAH PUS
3

PESERTA KB AKTIF

PESERTA KB BARU
JUMLAH

JUMLAH

1 KULON PROGO

66,631

5,390

8.09

51,207

76.85

2 BANTUL

156,289

17,016

10.89

122,697

78.51

3 GUNUNG KIDUL

121,635

8,557

7.03

96,291

79.16

4 SLEMAN

153,703

16,348

10.64

120,561

78.44

5 YOGYAKARTA

47,692

2,109

4.42

38,704

81.15

545,950

49,420

9.05

429,460

78.66

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

TABEL 36
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP

L +P

L
JUMLAH
7

KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)


P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
%
%
8

KULON PROGO

2,947

2,731

5,702

BANTUL

6,780

6,639

13,419

6,725

99.2

6,588

GUNUNG KIDUL

4,261

4,113

8,374

4,253

99.8

SLEMAN

6,892

6,805

13,697

6,755

YOGYAKARTA

2,319

2,292

4,611

23,199

22,580

45,803

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

10

11

%
12

KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)


L
P
L+P
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
%
%
%
13

14

15

16

17

18

5,498

96.42

5,675

99.53

99.2

13,313

99.21

6,276

92.6

6,184

93.1

12,460

92.85

4,110

99.9

8,363

99.87

3,887

91.2

3,791

92.2

7,678

91.69

98.0

6,798

99.9

13,553

98.95

6,187

89.8

6,370

93.6

12,557

91.68

2,310

99.6

2,311

100.8

4,621

100.22

2,112

91.1

2,106

91.9

4,218

91.48

20,043

86.4

19,807

87.7

45,525

99.39

18,462

0.8

18,451

81.7

42,411

92.59

TABEL 37
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)

JUMLAH BAYI

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

KULON PROGO

5,696

2,825

5,695

BANTUL

6,780

6,639

13,419

5,686

83.9

GUNUNG KIDUL

4,261

4,113

8,374

3,990

SLEMAN

6,892

6,805

13,697

YOGYAKARTA

2,315

2,343

25,944

22,725

JUMLAH (KAB/KOTA)

L+P

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

0.0

0.0

5,202

91.34

5,588

84.2

11,274

84.02

93.6

3,979

96.7

7,969

95.16

6,117

88.8

6,065

89.1

12,182

88.94

4,658

2,071

89.5

2,150

91.8

4,221

90.62

45,843

17,864

68.9

17,782

78.2

40,848

89.10

TABEL 38
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

JUMLAH DESA/KEL

DESA/KEL UCI

% DESA/KEL UCI

1 KULON PROGO

88

88

100.0

2 BANTUL

75

75

100.0

144

144

100.0

4 SLEMAN

86

86

100.0

5 YOGYAKARTA

45

45

100.0

438

438

100.0

3 GUNUNG KIDUL

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

JUMLAH BAYI

KAB/KOTA

DPT1+HB1
P

L+P

BAYI DIIMUNISASI
DPT3+HB3
P

L+P

DO RATE (%)

CAMPAK
P

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16.0

17

18

19

20

21

22

23

24

1 KULON PROGO

5,647

5,513

97.6

5,499

97.4

5,476

97.0

2 BANTUL

0 6,341

6,273

12,614

94.5

11,942

94.7

94.9

11,835

93.8

95.6

11,962

94.8

3 GUNUNG KIDUL

8,182

4 SLEMAN

0 7,273

6,874

14,147

5 YOGYAKARTA

0 2,315

2,343
#####

JUMLAH (KAB/KOTA)

#####

Sumber: .. (sebutkan)

6,012

94.8

5,930

7,983

97.6

7,661

105.3

7,126

103.7

14,787

104.5

4,658

0.0

0.0

9,061

45,248

13,673

85.8

13,056

84.3

49,286

5,884

92.8

5,951

7,960

97.3

7,242

99.6

6,810

99.1

14,052

99.3

194.5

0.0

0.0

4,714

108.9

13,126

82.4

12,761

82.4

44,060

5,967

94.1

5,995

7,191

98.9

6,688

97.3

13,879

98.1

101.2

0.0

0.0

4,696

100.8 -

97.4

13,158

82.6

12,683

81.9

43,823

96.9

7,810

L+P

25

26

27

0.7
0.7

95.5 -

-1.1
-

6.1

2.2
6.1

3.8

-0.2

6.1
48.2

2.9

11.1

TABEL 40
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BAYI DIIMUNISASI
NO

JUMLAH BAYI

KAB/KOTA

BCG
P

L
3

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

5,647

2 BANTUL

6,341

6,273

12,614

3 GUNUNG KIDUL

8,182

4 SLEMAN

7,273

6,874

14,147

7,995

110

5 YOGYAKARTA

2,315

2,343

4,658

2,250

15,929

15,490

45,248

16,349

Sumber: .. (sebutkan)

POLIO3
P

L
1 KULON PROGO

JUMLAH (KAB/KOTA)

L+P

6,104

5,566

99

93

11,969

95

#DIV/0!

8,028

98

7,619

111

15,614

110

6,931 95.2977

6,674 97.0905

13,605 96.1688

97

2,215

95

4,465

96

2,248 97.1058

2,181 93.0858

4,429 95.0837

103

15,699

101

45,642

101

15,107 94.8396

14,763 95.3066

43,333 95.7678

96

5,865

#DIV/0!

5,487 97.1666
5,928 93.4868
#DIV/0!

5,908 94.1814
#DIV/0!

11,836 93.8322
7,976 97.4823

TABEL 41
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

JUMLAH BAYI
3

L+P

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
7

10

1 KULON PROGO

4,043

2 BANTUL

2,102

1,976

4,078

3 GUNUNG KIDUL

5,840

4 SLEMAN

7,273

6,874

14,147

3,019

41.5

2,968

5 YOGYAKARTA

2,315

2,343

3,910

0.0

11,690

11,193

32,018

4,351

37.2

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: (sebutkan)

1,332

63.4

11

12

2,346

58.0

2,590

63.5

2,617

44.8

43.2

5,987

42.3

0.0

1,813

46.4

4,226

37.8

15,353

48.0

1,258

63.7
-

TABEL 42
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO
1

KAB/KOTA

PUSKESMAS

1
2
3
4
5

KULON PROGO
BANTUL
GUNUNG KIDUL
SLEMAN
YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: (sebutkan)

DARI KELUARGA MISKIN


L
P
L+P

0
0
30
25

ANAK 6-23 BULAN


MENDAPAT MP-ASI
L
P
L+P

%
P

10

11

296
1,641
165
0

296
1,721
135
0

207
592
3,362
300
683

296
375
165
0

2,102

2,152

5,144

836

L+P
12

296
378
135
0

207
592
753
300
651

100.00
22.85
100.00

100.00
21.96
100.00

100.00
100.00
22.40
100.00
95.31

809

2,503

39.77

37.59

48.66

TABEL 43
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
NO

KAB/KOTA

L+P

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

KULON PROGO

BANTUL

GUNUNG KIDUL

16,623

SLEMAN

27,894

YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

JUMLAH

44,517

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

25,376

84.90

17,505

34,128

13,709

82.5

13,933

79.6

27,642

81.00

26,353

54,247

21,584

77.4

21,749

82.5

43,333

79.88

18,078

7,248

14,400

79.65

196,265

69,639

162,007

82.55

156.4

7,152
70,441

#DIV/0!

54,705

27,098

#DIV/0!

27,607

86.41

64,436

43,858

#DIV/0!

21,927

#DIV/0!
160.6

TABEL 44
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BALITA
NO

BALITA YANG ADA

KAB/KOTA

KULON PROGO

BANTUL

GUNUNG KIDUL

SLEMAN

YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: . (sebutkan)

DITIMBANG
P

L+P

JUMLAH

27,664
33,577

JUMLA
H
9

#DIV/0!

32,793

66,370

25,485

75.9

43,460

32,474

30,681

63,155

25,940

79.9

20,300

#DIV/0!

66,051

63,474

220,949

51,425

77.9

L+P

JUMLAH

10

11

12

#DIV/0!

21,608

78.1

77.1

50,759

76.5

#DIV/0!

34,643

79.7

81.6

50,966

80.7

0 #DIV/0!

29,359

144.6

187,335

84.8

25,274

#DIV/0!
25,026

50,300

79.2

BB NAIK
P

L
JUMLA
H
13

%
14

JUMLA
H
15

#DIV/0!
15,405

60.4

15,256

#DIV/0!

L+P

JUMLAH

16

17

18

#DIV/0!

11,439

52.9

60.4

30,661

60.4

19

355

#DIV/0!

22,221

64.1

15,791

63.1

32,621

64.0

277

0 #DIV/0!

#DIV/0!

7,251

24.7

31,047

61.7

104,193

55.6

632

32,235

62.7

JUMLA
H

%
20

21

#DIV/0!

64.9

16,830

BGM
P

L
JUMLA
H

1.4

464

#DIV/0!
1.1
#DIV/0!
1.2

L+P
JUMLA
H

%
22

23

%
24

#DIV/0!

180

0.8

1.8

819

1.6

#DIV/0!

698

2.0

263

1.1

540

1.1

#DIV/0!

213

0.7

727

1.4

2,450

1.3

TABEL 45
CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BALITA GIZI BURUK
NO

MENDAPAT PERAWATAN

JUMLAH

KAB/KOTA

L+P

L+P

10

11

12

1 KULON PROGO

91

86

177

0.0

0.0

0.0

2 BANTUL

107

108

215

0.0

0.0

0.0

3 GUNUNG KIDUL

53

66

119

53

100.0

66

100.0

119

100.0

4 SLEMAN

150

126

276

43

28.7

35

27.8

78

28.3

5 YOGYAKARTA

120

231

192.5

401

386

907

428

47.2

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: (sebutkan)

96

#DIV/0!
23.9

101

#DIV/0!
26.2

TABEL 46
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

JUMLAH

L+P

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
7

10

KULON PROGO

3,216

2,851

6,067

3,216

BANTUL

6,564

6,061

12,625

6,478

98.7

6,009

GUNUNG KIDUL

4,722

4,309

9,031

4,668

98.9

SLEMAN

8,010

7,179

15,189

8,010

100.0

YOGYAKARTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

7,323
22,512

20,400

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT


Sumber: . (sebutkan)

50,235

2,851

99.4
99.4

%
12

6,067

100.0

99.1

12,487

98.9

4,188

97.2

8,856

98.1

7,179

100.0

15,189

100.0

7,031

96.0

49,630

98.8

#DIV/0!
22,372

11

#DIV/0!
20,227

99.2
99.2

98.8

TABEL 47
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
MURID SD DAN SETINGKAT
NO

KAB/KOTA

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR

JUMLAH

L+P

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

KULON PROGO

9,100

8,130

17,230

6,755

BANTUL

6,564

6,061

12,625

6,478

98.7

6,009

GUNUNG KIDUL

4,722

4,309

9,031

4,668

98.9

SLEMAN

8,010

7,179

15,189

8,010

100.0

YOGYAKARTA

22,506

23,906

50,902

49,585

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: . (sebutkan)

L+P

46,412 100,487

5,481

25,911

12,236

71.0

99.1

12,487

98.91

4,188

97.2

8,856

98.06

7,179

100.0

15,189

100.00

50.9

22,857

46.1

48,768

48.53

TABEL 48
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
USILA (60TAHUN+)
NO

KAB/KOTA

JUMLAH
3

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

L+P

L+P

10

11

12

6,175

19.72

10,065

18.20

1 KULON PROGO

2 BANTUL

162,321

#DIV/0!

#DIV/0!

49,893

30.74

3 GUNUNG KIDUL

131,510

#DIV/0!

#DIV/0!

42,953

32.66

4 SLEMAN

38,281

37,485

75,766

7,864

20.54

15,072

40.21

22,936

30.27

5 YOGYAKARTA

13,706

18,366

32,072

16,900

123.30

23,425

127.55

40,325

125.73

75,967

87,166

456,964

28,654

37.72

44,672

51.25

166,172

36.36

JUMLAH (KAB/KOTA)

23,980

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

31,315

55,295

3,890

16.22

TABEL 49
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

SARANA KESEHATAN

JUMLAH SARANA

1 RUMAH SAKIT UMUM

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


JUMLAH

48

40

83.33

50.00

3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA

19

10

52.63

4 PUSKESMAS PERAWATAN

59

52

88.14

5 SARANA YANKES.LAINNYA

292

420

103

2 RUMAH SAKIT JIWA

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: (sebutkan)

24.52

TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

JENIS KEJADIAN LUAR


BIASA

YANG TERSERANG
JUMLAH JUMLAH
KEC
DESA

JUMLAH PENDUDUK
TERANCAM
L

L+P

1 DIARE

JUMLAH PENDERITA
L

L+P

10

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

ATTACK RATE (%)


L
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

JUMLAH KEMATIAN

L+P

L+P

14

15

16

11

12

13

#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!

#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!

#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!

CFR (%)
L
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

L+P

17

18

19

#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!

#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!

#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!

Sumber: (sebutkan)
TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
0
0

NO

JENIS KEJADIAN LUAR


BIASA

1
2
3
4
5
1
1
2
3
4
1
2
3
4
5

YANG TERSERANG
JUMLAH JUMLAH
KEC
DESA
3

Chikungunya (Kota)
Keracunan pangan
Leptospirosis
Campak
Thypus
DIARE (Sleman)
Rubela (GK)
DBD
Diare
Keracunan Makanan
Diare Bantul
Keracunan Makanan
Rubella
Campak
Chikungunya

1
5
5
1
1
2
2
1
1
7
6
7
1
1
1

JUMLAH PENDUDUK
TERANCAM
P
L+P

L
5

1
5
5
1
1
3
3
1
1
8
7
9
1
1
1

4,523
21,852
24,520
5,936
4,099
85,215
576
13
101
142

4,518
22,384
25,321
6,035
4,058
85,847
592
17
114
147

9,041
44,236
49,841
11,971
8,157
171,062
1,168
30
215
289
865
1,165
200
400
1,269

JUMLAH PENDERITA

ATTACK RATE (%)

L+P

10

11

19
98
6
2
3
2
22
2
14
59
55
107
4

16
93
0
4
4
1
32
2
14
80
70
182
6

21

35
191
6
6
7
3
54
4
28
139
135
289
10
123
24

0.42
0.45
0.02
0.03
0.07
0.00
3.82
15.38
13.86
41.55

JUMLAH KEMATIAN

L+P

12

13

14

0.35
0.42
0.07
0.10
0.00
5.41
11.76
12.28
54.42

0.39
0.43
0.01
0.05
0.09
0.00
4.62
13.33
13.02
48.10
15.61
24.81
5.00
30.75
1.89

CFR (%)

L+P

15

16

0
0

1
0
0

0
0
0
1
0
0
0
0
0

0
0
0
1
2
2
0
0
0

0
0
1
0
0
0
0
0
0
2
2
2
0
0
0

17

18

19

#DIV/0!
1.25
2
2.00
-

16.67
1.44
1.48
0.69
-

1.69
-

L+P

TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
0 0
0 0

NO
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

JENIS KEJADIAN LUAR


BIASA
2

Parotitis
Rubella
Malaria
Varicella
Keracunan Makanan
Suspect H5N1
HMFD
Hepatitis A
Scabies
suspect difteri

YANG TERSERANG
JUMLAH JUMLAH
KEC
DESA
3

1
3
2
2
5
2
4
1
2
1

Sumber: Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi

JUMLAH PENDUDUK
TERANCAM
P
L+P

L
5

1
3
2
2
8
2
4
6
2
1

120
407
14,804
1,076
1,355
105
577
35,040
531
4,765

JUMLAH PENDERITA

ATTACK RATE (%)

JUMLAH KEMATIAN

CFR (%)

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

11
63
71
88
376
2
38
1,047
74
1

9.17
15.48
0.48
8.18
27.75
1.90
6.59
2.99
13.94
0.02

0
0
0
0
0
1
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
1
0
0
0
0

P
0
0
0
0
0
50
0
0
0
0

L+P

18

19

0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
50
0
0
0
0

TABEL 51
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB

NO

KAB/KOTA

JUMLAH
DESA/KELURAHAN

JUMLAH

RATA2 KEJADIAN
DESA/KELURAHAN
KLB PER JUMLAH
DESA/KELURAHAN

DITANGANI <24
JAM

1 KULON PROGO

88

31

0.35

31

100.00

2 BANTUL

75

20

0.27

20

100.00

144

13

0.09

13

100.00

4 SLEMAN

86

19

0.22

19

100.00

5 YOGYAKARTA

45

11

0.24

11

100.00

438

94

0.21

94

100.00

3 GUNUNG KIDUL

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: .. (sebutkan)

TABEL 52
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


RASIO TUMPATAN/
TUMPATAN GIGI TETAP
PENCABUTAN GIGI TETAP
PENCABUTAN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3

10

11

12

1 KULON PROGO

1,740

3,579

7,619

1,650

2,896

6,156

2 BANTUL

1,588

2,455

4,043

1,715

2,219

3,934

0.9

1.1

1.0

3 GUNUNG KIDUL

394

501

895

294

384

678

1.3

1.3

1.3

4 SLEMAN

6,181

12,365

18,546

2,676

4,418

7,094

2.3

2.8

2.6

5 YOGYAKARTA

2,818

5,022

7,840

2,826

4,466

7,292

1.0

23.9

1.1

12,721

23,922

38,943

9,161

14,383

25,154

1.4

1.7

1.5

JUMLAH (KAB/ KOTA)


Sumber: (sebutkan)

1.2

TABEL 53
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
NO

KAB/KOTA

JUMLAH
JUMLAH SD/MI DGN
SD/MI SIKAT GIGI
MASSAL
4

JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI

MURID SD/MI DIPERIKSA

JUMLAH MURID SD/MI

PERLU PERAWATAN

MENDAPAT PERAWATAN

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

4,394

109.7

1 KULON PROGO

267

220

82.4

262

98.1

12,321

10,199

22,520

4,073

33.1

3,853

17.1

9,152

40.6

1,544

1,889

4,006

2 BANTUL

369

280

75.9

361

97.8

24,631

22,439

47,070

11,199

45.5

10,369

46.2

21,568

45.8

6,130

6,086

12,216

4,191

68.4

4,602

75.6

8,793

72.0

3 GUNUNG KIDUL

238

95

39.9

169

71.0

7,467

15,283

22,750

3,579

47.9

3,435

22.5

7,014

30.8

1,827

1,907

3,734

1,960

107.3

1,945

102.0

3,905

104.6

4 SLEMAN

534

0.0

534

100.0

8,010

7,280

15,290

8,010

100.0

7,280

100.0

15,290

100.0

4,129

5,300

9,429

2,108

51.1

3,099

58.5

5,207

55.2

5 YOGYAKARTA

178

178

100.0

178

100.0

13,622

12,788

26,410

6,548

48.1

6,322

49.4

13,010

49.3

2,384

2,553

4,937

1,167

49.0

1,208

47.3

2,546

51.6

1,586

773

48.7

1,504

94.8

66,051

67,989

134,040

33,409

50.6

31,259

46.0

66,034

49.3

16,014

17,735

34,322

9,426

58.9

10,854

61.2

24,845

72.4

JUMLAH (KAB/ KOTA)

Sumber: (sebutkan)

TABEL 54
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
PENYULUHAN KESEHATAN
NO

KAB/KOTA

JUMLAH SELURUH
KEGIATAN
PENYULUHAN
KELOMPOK

JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN
MASSA

1 KULON PROGO

3275

108

2 BANTUL

3 GUNUNG KIDUL

1782

1159

4 SLEMAN

8790

5 YOGYAKARTA

1005

SUB JUMLAH I
1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Rumah Sakit
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: . (sebutkan)

14852

1267

14852

1267

TABEL 55
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
NO

JUMLAH PENDUDUK

KAB/KOTA

ASKES

JAMSOSTEK

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

234,738

241,861

476,599

37,416

2 BANTUL

463,977

466,299

930,276

43,188

49,021

92,209

8,601

8,474

17,075

3 GUNUNG KIDUL

327,841

350,157

677,998

21,474

23,844

45,318

515

607

1,122

4 SLEMAN

560,836

559,581

1,120,417

65,184

76,079

141,263

514

435

949

5 YOGYAKARTA

210,433

217,113

427,546

68,140

1,797,825

1,835,011

3,632,836

129,846 148,944 384,346


7.2
8.1
10.6

9,630
0.5

9,516
0.5

Sumber: .. (sebutkan)

JUMLAH

L
1 KULON PROGO

JUMLAH (KAB/KOTA)
PERSENTASE (KAB/KOTA)

LAINNYA

ASKESKIN/JAMKESMAS

19,146
0.5

141,893

108,394

114,593

80,234

87,924

289,431

468,740

222,987

251,099

160,183

172,088

583,370

34.5

36.9

62.7

340,635

83,000

21,989

24,451

470,075

6.7

7.0

69.3

168,158

430,089

145,932

164,438

740,459

26.0

29.4

66.1

76,858

54,520

199,518

1,108,139
30.5

328,104 360,977 2,462,162


18.3
19.7
67.8

18.3

19.7

67.8

188,628 202,517 950,531


10.5
11.0
26.2

0
0.0

0
0.0

TABEL 56
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
NO

KAB/KOTA

DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS

JUMLAH YANG ADA


L

L+P

141,893

2 BANTUL

222,987

#DIV/0!

3 GUNUNG KIDUL

340,635

#DIV/0!

4 SLEMAN

80,234

87,924

168,158

5 YOGYAKARTA

179,946

80,238

87,924

1,053,619

80,234

JUMLAH
9

Sumber: .. (sebutkan)

1 KULON PROGO

JUMLAH (KAB/KOTA)

JUMLAH

P
%
10

87,924

0.0
80,234

L+P

100.0

100.0

87,924

PELAYANAN KESEHATAN DASAR


(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)

JUMLAH
11

L
%
12

JUMLAH

P
JUMLAH

13

14

15

141,893

100.0

#DIV/0!

222,987

100.0

#DIV/0!

#DIV/0!

340,635

100.0

#DIV/0!

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)

L+P
16

JUMLAH
17

L
%

JUMLAH

18

19

20

21

22

25,625

#DIV/0!

42,241

18.9

#DIV/0!

1,613

0.5

219,372

154.6

#DIV/0!

235,504

105.6

16,616 #DIV/0!

#DIV/0!

328,232

96.4

#DIV/0!

100.0

168,158

100.0

0.0

0.0

128,030

76.1

144,184

80.1

35,046

876150.0

79,233 #DIV/0!

169,324

94.1

100.0

1,017,857

96.6

35,046

43.7

1,080,462

102.5

90.1

L+P

JUMLAH

#DIV/0!

79,233

26,470

33.0

39,923

0.0
43,086

53.7

65,548

JUMLAH
23

%
24

45.4

66,393

39.5

#DIV/0!

10,674

5.9

74.6

120,921

11.5

TABEL 57
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
NO

KAB/KOTA
L

PELAYANAN KESEHATAN DASAR


(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)

JUMLAH YANG ADA


P

L+P

L
JUMLAH
7

%
8

1 KULON PROGO

141,893

2 BANTUL

222,987

#DIV/0!

340,635

80,234

87,924

168,158

179,946

0.0

87,924

1,053,619

0.0

3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)

80,234

Sumber: .. (sebutkan)

P
JUMLAH

%
10

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)

L+P
JUMLAH
%
11

12

1,249

0.9

#DIV/0!

958

0.4

#DIV/0!

#DIV/0!

2,339

0.7

0.0

0.0

1,110

0.7

#DIV/0!

1,359

0.8

0.0

7,015

0.7

L
JUMLAH

13

14

2,894

#DIV/0!

P
JUMLAH
15

4,855

#DIV/0!
3,674

4.6

8.2

16

17

#DIV/0!
#DIV/0!

5,221

0.0
6,568

L+P
JUMLAH
%

10,076

18

0.0

7,749

3.5

0.0

5.9

8,895

5.3

#DIV/0!

1,027

0.6

11

17,671

1.7

TABEL 58
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JUMLAH KUNJUNGAN
NO
1

RAWAT JALAN

SARANA PELAYANAN KESEHATAN


2

1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH I PUSKESMAS
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II RUMAH SAKIT
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH III SARANA YANKES LAINNYA
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
Sumber: (sebutkan)

KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


RAWAT INAP

JUMLAH

L+P

L+P

10

103,580

156,311

76,869
334,399
248,197
763,045
42,926
131,462
46,001

84,605
622,134
409,036
1,272,086
47,760
182,240
47,644

408,876
629,265
0

867,795
1,145,439
0

0
1,392,310

0
2,417,525

582,499
871,323
734,794
956,533
657,233
3,802,382
218,426
313,702
93,645
775,977
1,276,671
2,678,421
5,777
0
0
191,849
0
197,626
6,678,429

1,797,439

1,833,281

3,630,720

77.5

131.9

183.9

1,179

1,733

340
957
0
2,476
3,494
12,866
9,189

642
1,344
1,961
5,680
3,428
18,479
15,771

34,868
60,417
0

45,285
82,963
0

0
62,893

0
88,643

4,324
540,389
3,449
2,301
1,961
552,424
27,331
31,345
24,960
154,848
80,153
318,637
42
0
0
1,221
0
1,263
872,324

1,797,439

1,833,281

3,630,720

3.5

4.8

24.0

L+P
11

1,235

1,177

4,501

1,263
7,302
3,711
13,511
0
1,696
797

1,516
8,965
2,278
13,936
0
1,950
1,197

7,040
9,533
0

3,989
7,136
0

0
23,044

0
21,072

3,019
16,267
6,667
30,454
0
3,646
1,994
0
11,029
16,669
0
0
0
0
0
0
47,123

TABEL 59
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

NAMA RUMAH
SAKITa

JENIS RSb

RSU PKU Muhammadiyah


Umum
RSU Panti Rapih
Umum
Umum
RSU Bethesda
RSKJ
RSK Puri Nirmala
Umum
RSUD Jogja
RSK Bhakti Ibu
RSKIA
RSK Soedirman
Bedah
THT
RSK Sari Asih
Anak
RSK Empat Lima
RSK Permata Bunda Ibu, anak
Umum
RSU Lempuyang
RSK PKU M kotagede Ibu, anak
RSGMP UMY
Gilut
Happy Land Medical Umum
Umum
RSU Hidayatullah
RSU Ludira Husada Umum
RSU DKT( RST Dr. Umum
Mata
RSK Dr. Yap
RSUP dr. Sardjito
Umum
RSUD Sleman
Umum
RSUD Prambanan
Umum
RS Atturots AlIslamy Umum
RS Queen Latifa
Umum
RS Panti Nugroho
Umum
RS Bhayangkara
Umum
RS JIH
Umum
RS Panti Rini
Umum
RS Ghrasia
Khusus
RS Annur
Khusus
RS Panti BhaktiningsihUmum
RS Condongcatur
Umum
RS Mitra paramedika Umum
RS Purihusada
Umum
RS Lokapala
Umum
RS Dharma Husada Umum
RSKIA Sakina Idaman Khusus
RS PDHI Kalasan
Umum
RS Arvita Bunda
Khusus
RS Gramedika 10
Umum
RSA UGM
Umum
RS PKU Muh Gp
Umum
RSKIA SADEWA
Khusus
RSUD Wonosari
C
RS Nur Rohmah
D
RS Pelita Husada
D
RSUD Panembahan Senopati
Umum
Rajawali Citra
Umum
RSKIA Umi Khasanah RSK Ibu&anak
RSAU Hardjolukito
Tk II
RSKB Ring Road Selatan
Khusus Bedah
RSU Permata Husada Umum
RSU Rachma Husada Umum
RSU Santa Elisabeth Umum
RSU PKU Muhamadiyah
Umum
RS Patmasuri
Umum
RS Nur Hidayah
Umum
RS Griya Mahardika Umum

KABUPATEN/KOTA

JUMLAH PASIEN KELUAR


+ MATI)
TEMPAT
TIDUR
L
P
4

205
371
440
40
200
25
25
25
50
50
50
38
80
38
106
50
104
52
724
168
50
51
50
50
51

5,371
9,380
9,402
239
3,520

5,911
10,992
10,111
212
4,581

335

306

701
1,200
8,547
205
9,521

626
3,410
6,948
900
14,593

11,096
874
936

1,830
725
1,106

50
74
52
37
169
53
50
289
50

5,964
1,840
1,161
8,396
1,090

6,798
1,745
1,391
12,747
1,108

50
50
50

270
1,011
660

403
1,591
881

4,464

81,719

88,915

50
156
50

50

25
66

(HIDUP

PASIEN KELUAR MATI

PASIEN KELUAR MATI


48 JAM DIRAWAT

GDR

NDR

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
4.2
0.2
2.8
4.3
1.3
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.5
1.0
2.3
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.8

#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2.5
0.1
3.7
2.2
1.3
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2.5
0.8
1.6
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.6

1.2
1.1
1.5
1.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.5
#DIV/0!
0.1
3.0
0.8
#DIV/0!
7.2
22.8
#DIV/0!
2.5
0.2
2.3
0.8
#DIV/0!
2.8
#DIV/0!
#DIV/0!
3.4
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.8
4.5
#DIV/0!
#DIV/0!
3.0
#DIV/0!
3.3
0.1
3.3
3.1
1.3
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2.1
0.8
1.9
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
3.2

4.0
2.8
0.4
2.6
#DIV/0!
#DIV/0!
0.2
#DIV/0!
0.1
1.3
0.9
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.7
1.9
2.0
0.9
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.5
0.7
1.2
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.3

2.3
2.5
0.5
1.8
#DIV/0!
#DIV/0!
0.3
0.0
0.1
#DIV/0!
1.9
2.3
0.1
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.0
1.8
1.2
0.5
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2.5
0.3
0.6
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.0

3.1
2.7
0.4
2.2
#DIV/0!
#DIV/0!
0.2
0.0
0.0
0.1
#DIV/0!
0.3
1.8
0.4
#DIV/0!
5.2
1.2
#DIV/0!
1.0
0.2
1.1
0.3
#DIV/0!
1.7
#DIV/0!
#DIV/0!
1.4
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.7
2.9
#DIV/0!
#DIV/0!
0.4
#DIV/0!
1.3
1.8
1.5
0.7
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
2.1
0.5
0.8
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.7

11,282
20,372
19,513
451
8,101
641
1,327
4,610
15,495
1,105
24,114
12,926
1,599
2,042
28,095
11,816
1,631
1,712
3,720
1,542
3,750
1,945
1,990
3,415
244
3,791
12,762
3,585
2,552
21,143
2,198
673
2,602
1,541
234,285

132
217
302
83
6
16
48
17
2,031
2,695
41
4
87
13
104
66
16
152
114
249
3
32
364
14

169
1
51
284
14

4
10
15

10
12
14

691

555

418
4
83
648
28
14
22
29
7,390

371
265
1
93

251
256
1
83

1
2
2
1
1
4
10
11
8

6
35
17
1

99

70

22
171
10

25
154
5

4
7
8

10
5
5

1,087

928

622
521
2
176
1
2
2
1
1
10
45
28
9
1,469
145
17
4
42
4
62
28
14
99
16
169
47
325
15
14
12
13
3,915

Sumber: (sebutkan)
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)

TABEL 60
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

NAMA RUMAH
SAKITa

JENIS RSb

JUMLAH
TEMPAT
TIDUR

RSU PKU Muhammadiyah


Umum
RSU Panti Rapih
Umum
RSU Bethesda
Umum
RSK Puri Nirmala
RSKJ
RSUD Jogja
Umum
RSK Bhakti Ibu
RSKIA
RSK Soedirman
Bedah
RSK Sari Asih
THT
RSK Empat Lima
Anak
RSK Permata Bunda Ibu, anak
RSU Lempuyang Wangi
Umum
RSK PKU M kotagedeIbu, anak
RSGMP UMY
Gilut
Happy Land Medical Center
Umum
RSU Hidayatullah
Umum
RSU Ludira Husada Tama
Umum
RSU DKT( RST Dr. Sutarto
Umum040603 )
RSK Dr. Yap
Mata
RSU Ludira Husada Tama
Umum
RSU DKT( RST Dr. Sutarto
Umum040603 )
RSK Dr. Yap
Mata
RSUP dr. Sardjito
Umum
RSUD Sleman
Umum
RSUD Prambanan Umum
RS Atturots AlIslamy Umum
RS Queen Latifa
Umum
RS Panti Nugroho
Umum
RS Bhayangkara
Umum
RS JIH
Umum
RS Panti Rini
Umum
RS Ghrasia
Khusus
RS Annur
Khusus
RS Panti BhaktiningsihUmum
RS Condongcatur
Umum
RS Mitra paramedika Umum
RS Purihusada
Umum
RS Lokapala
Umum
RS Dharma Husada Umum
RSKIA Sakina IdamanKhusus
RS PDHI Kalasan
Umum
RS Arvita Bunda
Khusus
RS Gramedika 10
Umum
RSA UGM
Umum
RS PKU Muh Gp
Umum
RSKIA SADEWA
Khusus
RSUD Wonosari
C
RS Nur Rohmah
D
RS Pelita Husada
D
RSUD Wonosari
C
RS Nur Rohmah
D
RS Pelita Husada
D
RSAU Hardjolukito Tk II
RSKB Ring Road Selatan
Khusus Bedah
RSU Permata HusadaUmum
RSU Rachma HusadaUmum
RSU Santa Elisabeth Umum
RSU PKU Muhamadiyah
Umum
RS Patmasuri
Umum
RS Nur Hidayah
Umum
RS Griya Mahardika Umum

KABUPATEN/KOTA

JUMLAH PASIEN
PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
MATI
5

205
371
440
40
200
25
25
25
50
50
50
38
80
38
106
50
104
52
50
104
52
724
168
50
51
50
50
51
0
50
156
0
50
0
0
50
0
0
25
66
0
50
74
52
37
169
53
50
169
53
50
0
0
50
50
50
0
0
0
0

11,282
20,372
19,513
451
8,101
641
1,327
4,610
15,495
1,105
24,114
12,926
1,599
2,042
1,599
2,042
28,095
11,816
1,631
1,712
3,720
1,542
3,750
1,945
1,990
3,415
244
3,791
12,762
3,585
2,552
12,762
3,585
2,552
673
2,602
1,541
-

4603

233484

PASIEN KELUAR
MATI 48 JAM
DIRAWAT
7

132
217
302
83
6
16
48
17
48
17
2,031
2,695
41
4
87
13
104
66
16
152
114
418
4
83
418
4
83
14
22
29
7284

622
521
2
176
1
2
2
1
1
10
45
28
9
28
9
1,469
145
17
4
42
4
62
28
14
99
16
169
47
169
47
14
12
13
3828

JUMLAH HARI
PERAWATAN

BOR

LOS

TOI

10

11

52,392
10,640
7,656

70,688

0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
#DIV/0!
0.0
0.0
#DIV/0!
0.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
0.0
#DIV/0!
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
84.9
55.0
42.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
0.0
0.0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!

0.0
6.6
0.0
6.6
0.0
8.2
0.0
32.4
0.0
9.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
14.2
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0 13.75283
0.0
4.0
0.0
1.2
0.0
12.6
0.0
1.2
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
3.0
0.0
11.4
0.0
18.6
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
11.4
0.0
18.6
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
9.4
0.0
5.2
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
11.4
0.0
10.7
0.0
4.9
0.0
12.1
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
4.9
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
9.4
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
4.6
0.0
7.1
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
74.8
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
5.0
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
4.8
0.0
5.4
0.0
7.2
4.1
0.7
3.0
2.4
3.0
4.2
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.0
27.1
0.0
7.0
0.0
11.8
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!

4.2

Sumber: (sebutkan)
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b
Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)

0.3

6.9

TABEL 61
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
RUMAH TANGGA
NO

KAB/KOTA

JUMLAH

JUMLAH
DIPANTAU

% DIPANTAU

BER PHBS *

1 KULON PROGO

109,623

78,896

72.0

21,268

27.0

2 BANTUL

268,175

157,716

58.8

67,267

42.7

3 GUNUNG KIDUL

192,172

106,099

55.2

25,288

23.8

4 SLEMAN

305,543

20,371

6.7

6,614

32.5

5 YOGYAKARTA

129,853

41,632

32.1

13,388

32.2

1,005,366

404,714

40.3

133,825

33.1

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber

TABEL 62
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
RUMAH
NO

KAB/KOTA

JUMLAH YANG
ADA

JUMLAH YANG
DIPERIKSA

% DIPERIKSA

JUMLAH YANG
SEHAT

% RUMAH
SEHAT

1 KULON PROGO

120,260

42,403

35.259

26,095

61.540

2 BANTUL

217,733

66,341

30.469

43,728

65.914

3 GUNUNG KIDUL

193,234

193,234

100.000

116,254

60.162

4 SLEMAN

250,138

88,037

35.195

73,123

83.059

5 YOGYAKARTA

80,598

50,258

62.356

44,799

89.138

861,963

440,273

51.078

303,999

69.048

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ..

TABEL 63
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

JUMLAH
RUMAH/BANGUNAN
YANG ADA
3

RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA

RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK

JUMLAH

JUMLAH

1 KULON PROGO

120,260

31,271

26.00

27,510

87.97

2 BANTUL

217,733

41,104

18.88

35,777

87.04

3 GUNUNG KIDUL

193,234

4 SLEMAN

250,869

120,959

48.22

114,947

95.03

5 YOGYAKARTA

80,598

6,501

8.07

5,225

80.37

862,694

199,835

23.16

183,459

91.81

JUMLAH ( KAB/KOTA)
Sumber: ........................... (sebutkan)

#DIV/0!

TABEL 64
PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

JUMLAH
JUMLAH KELUARGA
%
KEMASAN
KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA
YANG ADA SUMBER AIR DIPERIKSA JUMLA
%
BERSIHNYA
H
4

1 KULON PROGO

117,828

27,267

23.1

2 BANTUL

271,684

76,881

28.3

3 GUNUNG KIDUL

193,234

147,187

76.2

4 SLEMAN

305,543

290,694

95.1

77,424

59,966

77.5

965,713

601,995

62.3

5 YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: (sebutkan)

69

JENIS SARANA AIR BERSIH


LEDENG

SPT

JUMLAH

JUMLA
H

10

11

0.3

3,369

12.4

0.0

5,837

7.6

0.0

52,213

35.5

0.0

17,170

0.0

134

0.0

59

69

SGL

MATA AIR

PAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

12

13

14

15

16

17

LAINNYA

JUMLAH

JUMLA
H

JUMLAH

18

19

20

21

22

0.3

49,600 #DIV/0!

2,389

8.8

209

0.8

4,507

16.5

27,705

101.6

0.0

58,376

75.9

1,574

2.0

906

1.2

1,627

2.1

68,320

88.9

102

0.1

57,353

39.0

150

0.1

53,142

36.1

0.0

163,019

110.8

5.9

741

0.3

254,788

87.6

15,361

5.3

2,634

0.9

0.0

290,694

100.0

16,802

28.0

85

0.1

32,455

54.1

0.0

0.0

0.0

49,351

82.3

95,391

15.8

997

0.2

452,572

75.2

19,474

3.2

56,891

9.5

6,137

1.0

599,089

99.5

TABEL 65
PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

JUMLAH
KELUARGA
DIPERIKSA
AIR KEMASAN
SUMBER
AIR
JUMLAH
%
MINUMNYA
5

AIR ISI ULANG

LEDING
ECERAN

SUMUR TAK
TERLINDUNG

AIR HUJAN

MATA AIR TAK


TERLINDUNG

AIR SUNGAI

KELUARGA DENGAN
SUMBER AIR MINUM
TERLINDUNG

LAIN-LAIN

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

39,881

0.1

76

0.2

3,589

9.0

76,881

0.0

71

0.1

5,837

7.6

3 GUNUNG KIDUL

193,234

1,363

0.7

15

0.0

53,028

4 SLEMAN

287,435

0.0

0.0

0.2

49,859

125.0

2,933

7.4

0.0

0.0

0.0

58,376

75.9

1,574

2.0

902

1.2

0.0

27.4

0.0

102

0.1

45,882

23.7

150

0.1

53,142

27.5

11,471

5.9

0.0

0.0

0.0

17,170

6.0

254,904

88.7

15,361

5.3

0.0

0.0

0.0

33

0.0

31,347

41.4

0.0

0.0

0.0

0.0

17,375

2.6

440,368

65.4

20018

3.0

54,044

8.0

11,566

1.7

75,632

0.0

24

0.0

16,114

21.3

673,063

1,383

0.2

186

0.0

78,568

11.7

Sumber: (sebutkan)

MATA AIR
TERLINDUNG

2 BANTUL

JUMLAH (KAB/KOTA)

SUMUR
TERLINDUNG

POMPA

JUMLAH

1 KULON PROGO

5 YOGYAKARTA

20

SUMBER AIR MINUM KELUARGA


LEDING
METERAN

1
-

0.0

70

95

0.0

0.2

51
-

0.1

0.0

868

2.2

34,019

85.3

0.0

0.0

1,627

2.1

68,387

89.0

0.0

0.0

100,540

52.0

0.0

0.0

287,435

100.0

0.0
51

0.0

0.0

0.0

47,518

62.8

0.0

2,495

0.4

537,899

79.9

TABEL 66
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
JAMBAN
NO

KAB/KOTA

JUMLAH
KELUARGA

KELUARGA
DIPERIKSA

TEMPAT SAMPAH

KELUARGA
MEMILIKI

KELUARGA
DIPERIKSA

SEHAT

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

KELUARGA
MEMILIKI

KELUARGA
DIPERIKSA

SEHAT

KELUARGA
MEMILIKI

SEHAT

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

1 KULON PROGO

117,828

32,616

27.7

30,389

93.2

26,422

86.9

32,616

27.7

30,146

92.4

28,358

94.1

32,616

27.7

28,857

88.5

23,075

80.0

2 BANTUL

271,684

76,881

28.3

67,400

87.7

53,798

79.8

76,881

28.3

64,608

84.0

43,526

67.4

75,138

27.7

61,081

81.3

39,347

64.4

3 GUNUNG KIDUL

193,234

136,681

70.7

175,336

128.3

136,681

78.0

141,237

73.1

171,927

121.7

141,237

82.1

141,237

73.1

166,719

118.0

136,516

81.9

4 SLEMAN

305,543

229,600

75.1

229,600

100.0

229,600

100.0

225,905

73.9

225,905

100.0

225,905

100.0

182,297

59.7

182,297

100.0

182,297

100.0

77,424

56,935

73.5

53,792

94.5

48,240

89.7

56,761

73.3

54,005

95.1

48,617

90.0

56,735

73.3

53,728

94.7

48,320

89.9

965,713

532,713

55.2

556,517

104.5

494,741

88.9

533,400

55.2

546,591

102.5

487,643

89.2

488,023

50.5

492,682

101.0

429,555

87.2

5 YOGYAKARTA
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: (sebutkan)

TABEL 67
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

JUMLAH
SEHAT

2,228

16

17

959

18

621

64.75

2,528

1,071

20

17

16

94.12

724

460

394

85.65

47

46

22

47.83

2,172

1,365

940

68.86

2,963

1,888

1,372 72.669

100.00

454

454

294

64.76

33

33

21.21

572

572

262

45.80

1,068

1,068

572 53.558

4 SLEMAN

423

112

110

98.21

938

630

522

82.86

63

54

36

66.67

52

45

28

62.22

1,476

841

696 82.759

5 YOGYAKARTA

240

219

213

97.26

230

211

193

91.47

36

35

35

100.00

2,036

1,690

1,528

90.41

2,542

2,155

1,969 91.369

97.51

2,684

1,991

1,586

79.66

238

220

126

57.27

72.96

10,577

7,023

5,323

7,060

4,631

3,379

20

714

% SEHAT

JUMLAH
DIPERIKSA

50.00

15

JUMLAH YG
ADA

26

% SEHAT

14

JUMLAH
SEHAT

13

JUMLAH
DIPERIKSA

52

Sumber: .. (sebutkan)

12

JUMLAH YG
ADA

23

59

352

11

% SEHAT

22

77.54

361

JUMLAH
SEHAT

JUMLAH
SEHAT

21

183

697

JUMLAH
DIPERIKSA

JUMLAH
DIPERIKSA

10

236

JUMLAH (KAB/KOTA)

JUMLAH YG
ADA

JUMLAH YG
ADA

338

3 GUNUNG KIDUL

% SEHAT

% SEHAT

2 BANTUL

JUMLAH
SEHAT

100.00

1 KULON PROGO

JUMLAH TUPM

TUPM LAINNYA

KAB/KOTA

PASAR

NO

JUMLAH
DIPERIKSA

RESTORAN/R-MAKAN

JUMLAH YG
ADA

HOTEL

24

66.67

75.79

TABEL 68
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

SARANA PELAYANAN
KESEHATAN

KAB/KOTA

INSTALASI
PENGOLAHAN AIR
MINUM

SARANA PENDIDIKAN

SARANA IBADAH

PERKANTORAN

SARANA LAIN

JUMLAH

JUMLA
H

DIBINA

JUMLA
H

DIBINA

JUMLA
H

DIBINA

JUMLA
H

DIBINA

JUMLA
H

DIBINA

JUMLA
H

DIBINA

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

JUMLAH DIBINA
20

%
21

1 KULON PROGO

161

125

77.6

24

22

91.7

550

453

82.4

1,700

832

48.9

158

93

58.9

345

206

59.7

2,037

1,234

60.6

2 BANTUL

249

195

78.3

21

12

57.1

598

482

80.6

2,112

1,611

76.3

157

118

75.2

423

219

51.8

3,560

2,637

74.1

3 GUNUNG KIDUL

32

32

100.0

15

15

100.0

746

612

82.0

1,447

991

68.5

18

18

100.0

33

32

97.0

2,291

1,700

74.2

4 SLEMAN

316

299

94.6

#DIV/0!

794

752

94.7

2,030

1,666

82.1

376

320

85.1

#DIV/0!

3,516

3,037

86.4

5 YOGYAKARTA

117

107

91.5

#DIV/0!

549

518

94.4

531

461

86.8

162

141

87.0

174

137

78.7

1,507

1,338

88.8

875

758

86.6

60

49

81.7

3,237

2,817

87.0

7,820

5,561

71.1

871

690

79.2

975

594

60.9

12,911

9,946

77.0

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: ..

TABEL 69
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Sumber:

NAMA OBAT
2

Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml


Amoksisilin kapsul 500 mg
Antasida DOEN tablet
Antalgin tablet 500 mg
Deksametason inj 5 mg/ml 2ml
Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml
Gliserin Guaiakolat tab 100 mg
Glukosa Larutan Infus 5 % steril
Ibuprofen tablet 200 mg
Kloramfenikol kapsul 250 mg
Kotrimoksazol tablet 480 mg
Kotrimoksazol tablet 120 mg
Kotrimoksazol Sirup
Klorfeniramini Maleat tab 4 mg
Kloroquin tablet
Natrium Klorida Infus 0,9 % steril
Parasetamol Tablet 500 mg
Ringer Laktat Infus steril
Vitamin B Kompleks Kapsul
Retinol 200.000 IU
Tablet Tambah darah
Multivitamin Sirup
Garam Oralit
OAT Kat 1
OAT Kat 2
OAT Kat 3
OAT Kat Sisipan
OAT Kat Anak
Pyrantel Pamoat 125 mg tablet
Salep 2-4
Infus set dewasa
Infus set anak

SATUAN
3

Btl 60 ml
Ktk @ 120 kap
Btl @ 1000 tab
Btl @ 1000 tab
Ktk @ 100 ampul
Btl 60 ml
Btl @ 1000 tab
Ktk @ 100 ampul
Btl @ 1000 tab
Btl 500 ml
Btl @ 100 tab
Btl @ 250 Kapsul
Btl @ 100 tab
Btl @ 100 tab
Btl 60 ml
Tablet
Tablet
Btl 500 ml
Btl @ 1000 tab
Btl 500 ml
Btl @ 1000 Kapsul
Btl @ 30 Kapsul
Ktk @ 30 Tablet
Botol
Bungkus
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Pkt
Btl @ 1000 Tablet
Pot
Kantong
Kantong

STOCK OBAT

PEMAKAIAN RATARATA/ BULAN

77,995
1,609,992
546,605
464,698
168
15,180
165,304
125
1,113,830
5,460
662,102
51,748
138,074
109
40,103
2,773,400
4,000
8,413
3,271,465
40,844
534,533
197,746
2,360,935
14,412
232,325
1,969
188
65
540
7,483
12,991
9,091
7,623

34,057
786,821
765,604
501,140
25,410
10,486
228,255
7,719
1,362,912
4,666
390,729
35,673
133,564
76,208
13,399
2,529,084
83
2,258
1,565,883
20,729
681,204
89,494
96,147
6,905
135,271
258
20
18
86
7,068
5,487
3,308
3,405

TINGKAT
KECUKUPAN
(BULAN)

PERSENTASE
TINGKAT
KECUKUPAN

2.29
2.05
0.71
0.93
0.01
1.45
0.72
0.02
0.82
1.17
1.69
1.45
1.03
0.00
2.99
1.10
48.00
3.73
2.09
1.97
0.78
2.21
24.56
2.09
1.72
7.65
9.37
#DIV/0!
3.61
6.28
1.06
2.37
2.75
2.24

12.72
11.37
3.97
5.15
0.04
8.04
4.02
0.09
4.54
6.50
9.41
8.06
5.74
0.01
16.63
6.09
266.68
20.70
11.61
10.95
4.36
12.28
136.42
11.59
9.54
42.48
52.08
#DIV/0!
20.05
34.89
5.88
13.15
15.27
12.44

TABEL 70
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO

FASILITAS KESEHATAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

RUMAH SAKIT UMUM


RUMAH SAKIT JIWA
RUMAH SAKIT BERSALIN
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
PUSKESMAS PERAWATAN
PUSKESMAS NON PERAWATAN
PUSKESMAS KELILING
PUSKESMAS PEMBANTU
RUMAH BERSALIN
BALAI PENGOBATAN/KLINIK
PRAKTIK DOKTER BERSAMA
PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
POSKESDES
POSYANDU
APOTEK
TOKO OBAT
GFK
INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL

Sumber: ................ (sebutkan)

KEMENKES

PEM.PROV

PEM.KAB/KOTA

TNI/POLRI

BUMN

SWASTA

JUMLAH

1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

6
0
0
0
13
32
18
78
0
0
0
0
0
16
1744
0
0
2
0
0

3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

40
1
18
14
0
0
0
0
39
110
12
1488
104
0
0
495
49
1
0
3

50
2
18
15
13
32
18
78
39
111
12
1,488
104
161
5,691
495
49
3
3

TABEL 71
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

SARANA KESEHATAN

JUMLAH

1 RUMAH SAKIT UMUM

LABORATORIUM KESEHATAN

4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR

JUMLAH

JUMLAH

50

50

100.00

41

82.00

2 RUMAH SAKIT JIWA

100.00

0.00

3 RUMAH SAKIT KHUSUS

100.00

0.00

18

18

100.00

0.00

78

78

100.00

41

52.56

4 PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: (sebutkan)

TABEL 72
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, DAN KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

PRATAMA
JUMLAH
%
4

MADYA
JUMLAH
%
6

POSYANDU
PURNAMA
JUMLAH
%
8

MANDIRI
JUMLAH
%
10

11

JUMLAH
JUMLAH
%
12

13

POSYANDU
AKTIF
JUMLAH

14

15

1 KULON PROGO

62

6.44

86

8.94

410

42.62

404

42.00

962

100.00

814

84.62

2 BANTUL

44

3.90

356

31.59

475

42.15

252

22.36

1127

100.00

1127

100.00

0.14

319

21.79

847

57.86

296

20.22

1464

100.00

1143

78.07

67

4.42

340

22.43

660

43.54

449

29.62

1516

100.00

1109

73.15

0.00

173

27.81

257

41.32

192

30.87

622

100.00

449

72.19

JUMLAH (KAB/KOTA)
175
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

3.08

1274

22.39

2649

46.55

1593

27.99

5691

100.00
2.21

4642

81.57

3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA

Sumber: . (sebutkan)
Jumlah Posyandu awal 5686
Ada tambahan jumlah Posyandu Sleman : 5 Posyandu

TABEL 73
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KAB/KOTA
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

KAB/KOTA

DESA/
KELURAHAN
3

JUMLAH
DESA SIAGA AKTIF
JUMLAH
%

DESA SIAGA
JUMLAH
%
5

POSKESDES

POSYANDU

1 KULON PROGO

88

88

100.00

88

100.00

40

962

2 BANTUL

75

75

100.00

75

100.00

24

1,127

3 GUNUNG KIDUL

144

144

100.00

144

100.00

11

1,464

4 SLEMAN

86

86

100.00

61

70.93

86

1,516

5 YOGYAKARTA

45

45

100.00

25

55.56

438

438

100.00

393

89.73

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: . (sebutkan)

622
161

5,691

TABEL 74
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012

NO

UNIT KERJA

1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

DR SPESIALIS

JUMLAH

DOKTER UMUM

DOKTER GIGI

L+P

L+P

L+P

L+P

12

13

14

10

11

1
1
26
88
8
267
260
649

1
2
3
15
42
2
145
129
333

1 KULON PROGO
2 BANTUL

3 GUNUNG KIDUL

1
3
4
41
130
10
412
389
982

20
30
24
15
21
110
33
56
9
124
53
275

28
61
42
56
50
237
29
54
15
109
94
301

48
91
66
71
71
347
62
110
24
233
147
576

20
30
24
15
22
111
59
144
17
391
313
924

28
61
42
57
52
240
44
96
17
254
223
634

48
91
66
72
74
351
103
240
34
645
536
1,558

10

13

23

13

14

27

33

35

68

33

36

69

6
2
3
1
3
15
1
8
2
30
16
57
1

20
44
26
38
28
156
2
17
52
20
91

26
46
29
39
31
171
3
25
2
82
36
148

1
4

4
-

4 SLEMAN

24

27

20

73

93

44

76

120

10

17

5 YOGYAKARTA

62

54

116

54

91

145

116

145

261

29

58

87
109

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

89

59

148

119

212

331

208

271

479

37

72

41.1

21.5

31.2

28.0

40.9

34.5

72.7

62.5

65.8

6.1

17.4

11.8

75

51

126

30

32

62

105

83

188

52

108

160

1 KULON PROGO

2 BANTUL

3 GUNUNG KIDUL

4 SLEMAN

5 YOGYAKARTA

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

11

13

11

13

DINAS KESEHATAN PROVINSI


JUMLAH (KAB/KOTA)

814

2
448

10
546

15
808

25
1,354

10
1,360

17
1,256

27
2,616

Sumber: (sebutkan)
Keterangan :

termasuk S3
b
termasuk Dokter Gigi Spesialis

2
1,262

2
1

1
-

2
-

4
166

431

4
597

TABEL 75
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
BIDAN
NO

UNIT KERJA

1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

BIDAN
3

DIII BIDAN JUMLAH


4

36
100
34
52
12
234

DINAS KESEHATAN PROVINSI


JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: (sebutkan)
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
b
termasuk SLTA, D-I, dan D-III

98
1
3
3
3
9
19

526
10
49
31
56
64
210

159
275
243
146
76
899
61
87
27
238
211
624
11
52
34
59
73
229

139
4
10
5
4
23

140
4
13
5
4
26

7
10
8
41
32

123
175
209
94
64
665
54
77
19
197
179

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK


INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

PERAWAT
SARJANA KEPERAWATAN a
L
P
L+P
7

1
5
17
1
24
5
7
48
23
83
2
43
2
47

5
2
10
1
1
19
11
18

6
7
27
1
2
43
16
25

164
67
260
45
8
53

212
90
343
2
88
10
100

179
2
4
6

238
2
5
7

PERAWAT b
P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

46
50
98
50
17
261
75
151
47
421
403
1,097
5
1
50
54
25
135

84
135
126
127
62
534
201
275
133
1,337
1,479
3,425
20
7
49
74
102
252

130
185
224
177
79
795
276
426
180
1,758
1,882
4,522
25
8
99
128
127
387

7
3

38
3
7

45
6
7

JUMLAH

47
55
115
50
18
285
80
158
47
469
426
1,180
5
1
52
97
27
182

89
137
136
128
63
553
212
293
133
1,501
1,546
3,685
20
7
49
119
110
305

136
192
251
178
81
838
292
451
180
1,970
1,972
4,865
25
8
101
216
137
487

92

248

170

66
3

217
3
9
5
17

283
6
9
8
23

48
3
3

59
1
1

2
5

1
11

3
16

3
6

18

37

55

21

43

64

356

1,571

1,927

217

523

740

1,523

4,297

5,820

1,740

4,820

6,560

TABEL 76
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
TENAGA KEFARMASIAN
NO

UNIT KERJA

APOTEKER DAN
SARJANA FARMASI a

TENAGA GIZI

D-III FARMASI DAN


ASS APOTEKER

JUMLAH

D-IV/SARJANA GIZI

JUMLAH

DI DAN D-III GIZI

L+P

L+P

L+P

L+P

L+P

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

1 KULON PROGO

2 BANTUL

3 GUNUNG KIDUL

4 SLEMAN

10

10
-

23

20

23

14

20

10

16

26

18

22

28

32

32

41

11

34

45

12

15

27

12

15

27

12

12

24

12

12

24
40

40

44

43

47

42

48

46

53

17

18

29

135

164

30

152

182

1 KULON PROGO

10

11

28

32

38

43

2 BANTUL

26

31

25

34

14

51

65

12

16

14

18

65

75

29

174

203

39

239

278

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)

4 SLEMAN

10

5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1 KULON PROGO

20

20

5 YOGYAKARTA

L+P

3 GUNUNG KIDUL

25

31

11

29

17

19

22

24

13

24

35

100

135

46

113

159

10

11

13

14

15

17

17

19

23

27

33

39

72

37

62

99

11

45

52

37

165

202

44

210

254

16

20

23

148

171

83

404

487

106

552

658

44

53

37

11

11

27

31

82

119

46

126

172

33

38

18

19

51

57

10

146

156

10

148

158

16

21

19

24

4 SLEMAN

77

306

383

88

117

205

165

423

588

5 YOGYAKARTA

49

250

299

16

135

151

65

385

450

146

751

897

105

275

380

251

1,026

1,277

22

94

58

84

128

212

2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN


RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

84

123

207

18

26

1 KULON PROGO

2 BANTUL

3 GUNUNG KIDUL

4 SLEMAN

5 YOGYAKARTA

10

12

13

15

20

27

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA


DINAS KESEHATAN PROVINSI
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: (sebutkan)
a
Keterangan : termasuk S2 dan S3

10

13

12

24

36

3
-

10

1
-

13

16

11

14

17

12

261

1,055

1,316

220

837

1,057

481

1,892

2,373

30

87

117

81

201

282

111

288

399

TABEL 77
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
TENAGA KESMAS
NO

UNIT KERJA

1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

SARJANA KESMAS a
L
P
L+P

14
15
10
3
3
45
2
5
1
13
3
24
2
2

25
14
6
2
5
52
3
13
19
6
41
4
4

39
29
16
5
8
97
5
18
1
32
9
65
6
6

113
13
10
5
1
3
32

252
22
12
7
15
56

D-III KESMAS b
P
L+P
7

DINAS KESEHATAN PROVINSI


JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: (sebutkan)
Keterangan: a termasuk S2 dan S3
b
termasuk D-I

L+P

10

11

12

13

14
15
10
3
3
45
2
5
1
13
6
27
2
2

365
35
22
12
1
18
88

113
13
10
5
1
3
32

3
3

3
3

6
6

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK


INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

TENAGA
SANITASI
P

JUMLAH

4.0

24

32

56

240

437

677

25
14
6
2
5
52
3
13
19
9
44
4
4
5.2
252
22
12
7
15
56

39
29
16
5
8
97
5
18
1
32
15
71
6
6
4.6
365
35
22
12
1
18
88

15
28
21
13
12
89
5
12
1
15
7
40
1
1
2

12
12
7
20
12
63
4
4
1
23
4
36
1
1

L+P
14

27
40
28
33
24
152
9
16
2
38
11
76
1
2
3

7.2

5.4

6.3

12
4
1
1
2
6
14

9
7
5

21
11
6
1
2
13
33

7
19

24

33

57

11

243

441

684

164

132

296

TABEL 78
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI D.I.YOGYAKARTA
TAHUN 2012
NO

UNIT KERJA

1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

ANALIS LAB.
L
P
L+P

TENAGA TEKNISI MEDIS


TEM & P.RONTG
P.ANESTESI
L
P
L+P
L
P
L+P

1
10
13
4
7
35
7
5
8
58
32
110
2
14
33
49

26
28
20
38
23
135
20
27
10
113
82
252
3
7
89
99

27
38
33
42
30
170
27
32
18
171
114
362
5
21
122
148

6
2

8
1

14
3

1
1
1
2

2
13
16

3
14
17

3
1
1
4
1
10
10
16
2
74
60
162
1
5
27
33

2
1
5
8
7
1
46
34
96
1
-

5
2
9
1
28
26
66
-

10

11

1
8
9
2
2

10
11
2
2

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK


INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
1 KULON PROGO
2 BANTUL
3 GUNUNG KIDUL
4 SLEMAN
5 YOGYAKARTA
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
DINAS KESEHATAN PROVINSI
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: (sebutkan)

2
1
5

2
3
4
10

2
5
5
15

210

508

718

122

92

214

13

L+P

15

16

17

27
29
21
40
23
140
22
36
11
141
110
320
3
10
103
116

30
39
34
46
31
180
37
49
20
245
184
535
6
26
151
183

14.2

25.1

19.7

2.7

5.1

3.9

19
3

10

13

14

FISIOTERAPIS

3
10
13
6
8
40
15
13
9
104
74
215
3
16
48
67
10
2

11

L
12

2
2

JUMLAH
P
L+P

9
1
-

6
-

11
-

17
-

1
6
2
1
1
25
13
42

2
2
4

12
6
5
1
37
32
81
1
10
11

2
1
5

2
3
4
10

2
5
5
15

13

343

602

945

61

1
-

108

18
8
6
2
62
45
123
1
2
12
15

3
169

Dokter Spesialis
NO

Dokter

Dokter Gigi

Tenaga Medis

Perawat

Bidan

Keperawatan
Tenaga Teknis KefarmasianApoteker

Kefarmasian

Gizi

Wilayah
Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah

1 Kulonprogo

Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent

45

3.57

133

9.82

30

5.03

208

6.47

459

7.00

235

12.20

694

8.18

76

7.19

50

10.59

126

8.24

43

10.78

131

10.38

272

20.09

77

12.90

480

14.94

660

10.06

427

22.16

1087

12.81

61

5.77

200

42.37

261

17.07

70

17.54

10

0.79

94

6.94

33

5.53

137

4.26

532

8.11

309

16.04

841

9.91

47

4.45

25

5.30

72

4.71

34

8.52

4 Sleman

440

34.87

398

29.39

138

23.12

976

30.38

2364

36.04

443

22.99

2807

33.07

454

42.95

464

98.31

918

60.04

142

35.59

5 Kota Yogyakarta

508

40.25

370

27.33

155

25.96

1033

32.15

2198

33.51

364

18.89

2562

30.19

408

38.60

359

76.06

767

50.16

62

15.54

6 Daerah DIY

128

10.14

87

6.43

164

27.47

379

11.80

347

5.29

149

7.73

496

5.84

11

1.04

218

46.19

229

14.98

48

12.03

1262

100.00

1354

100.00

597

100.00

3213

100.00

6560

100.00

1927

100.00

8487

100.00

1057 100.00

1316

278.81

2373

155.20

399

100.00

2 Bantul
3 Gunungkidul

Jumlah

Kesehatan Masyarakat Sanitarian

Kesmas

Fisioterapi

Analis Keshatan
Teknik Elektromedik dan Radiografer
Perawat AnastesiKeteknisian Medis

Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent
79

11.45

47

15.88

126

12.78

5.33

62

8.64

14

6.54

0.00

76

8.04

69

10.00

63

21.28

132

13.39

23

13.61

70

9.75

17

7.94

7.69

88

9.31

29

4.20

31

10.47

60

6.09

1.18

53

7.38

1.40

0.00

56

5.93

38

5.51

73

24.66

111

11.26

65

38.46

239

33.29

83

38.79

0.00

322

34.07

47

6.81

50

16.89

97

9.84

57

33.73

271

37.74

88

41.12

12

92.31

371

39.26

422

61.16

32

10.81

454

46.04

13

7.69

23

3.20

4.21

0.00

32

3.39

684

99.13

296

100.00

980

99.39

169

100.00

718

100.00

214

100.00

13

100.00

945

100.00

Dokter Spesialis
NO

Dokter

Dokter Gigi

Tenaga Medis

Perawat

Bidan

Keperawatan

Tenaga Teknis Kefarmasian

Wilayah
Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah

1 Puskesmas

Prosent

0.32

347

25.63

171

28.64

522

16.25

838

12.77

899

46.65

1737

20.47

164

15.52

2 Rumah Sakit

982

77.81

576

42.54

148

24.79

1706

53.10

4865

74.16

624

32.38

5489

64.68

487

46.07

3 Fasyankes Lainnya

148

11.73

331

24.45

109

18.26

588

18.30

487

7.42

229

11.88

716

8.44

380

35.95

4 Institusi Diknakes

126

9.98

62

4.58

160

26.80

348

10.83

283

4.31

140

7.27

423

4.98

0.47

5 Dinkes

0.16

38

2.81

1.51

49

1.53

87

1.33

35

1.82

122

1.44

21

1.99

Jumlah

1262

100.00

1354

100.00

597

100.00

3213

100.00

6560

100.00

1927

100.00

8487

100.00

1057

100.00

Apoteker
Jumlah

Kefarmasian

Gizi

Kesehatan Masyarakat Sanitarian

Kesmas

Fisioterapi

Analis Keshatan
Teknik Elektromedik dan Radiografer
Perawat Anastesi

Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent
18

1.37

182

7.67

159

39.85

97

14.06

152

51.35

249

25.25

18

10.65

170

23.68

10

4.67

0.00

171

12.99

658

27.73

172

43.11

71

10.29

76

25.68

147

14.91

123

72.78

362

50.42

162

75.70

11

84.62

897

68.16

1277

53.81

1.00

0.87

1.01

0.91

15

8.88

148

20.61

33

15.42

15.38

207

15.73

212

8.93

36

9.02

365

52.90

21

7.09

386

39.15

10

5.92

14

1.95

2.34

0.00

23

1.75

44

1.85

28

7.02

145

21.01

44

14.86

189

19.17

1.78

24

3.34

1.87

0.00

1316

100.00

2373

100.00

399

100.00

684

99.13

296

100.00

980

99.39

169

100.00

718

100.00

214

100.00

13

100.00

Keteknisian Medis
Jumlah

Prosent
180

19.05

535

56.61

183

19.37

19

2.01

28

2.96

945

100.00

Dokter Spesialis
NO

Dokter

Dokter Gigi

Tenaga Medis

Perawat

Bidan

Keperawatan

Tenaga Teknis Kefarmasian

Wilayah
Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah

1 Kulonprogo
2 Bantul
3 Gunungkidul
4 Sleman
5 Kota Yogyakarta
6 Daerah DIY
Jumlah

aga Teknis Kefarmasian


Prosent

Apoteker

Kefarmasian

Gizi

Kesehatan Masyarakat Sanitarian

Kesmas

Fisioterapi

Analis Keshatan
Teknik Elektromedik dan Radiogr

Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent Jumlah

k Elektromedik dan Radiografer


Perawat AnastesiKeteknisian Medis
Prosent Jumlah Prosent Jumlah Prosent

Anda mungkin juga menyukai