Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
EKONOMI MAKRO
OLEH :
ANDI PUTRIANISA NURFADILAH
P1000215007
2015
Konsep Utama Ekonomi Makro
Ekonomi Makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara
keseluruhan. Makro-ekonomi untuk menjelaskan perubahan ekonomi yang
mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan dan pasar. Makroekonomi dapat
digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi tujuan kebijakan
seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian
neraca berkelanjutan.
Meskipun ekonomi makro merupakan bidang kajian ata pembelajaran yang
luas, ada dua bidang penelitian yang mencirikan disiplin ini, kegiatan untuk
mempelajari penyebab dan efek dari fluktuasi jangka pendek penerimaan negara
(siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor-faktor penentu
pertumbuhan ekonomi jangka panjang (meningkatkan pendapatan Nasional).
Model ekonomi makro yang ada dan ada prediksi yang jamak digunakan oleh
pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar untuk membantu dalam
pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.
Makro-ekonomi mencakup berbagai konsep dan variabel, tetapi selalu ada
tiga topik utama untuk penelitian ekonomi makro. Teori fenomena makroekonomi biasanya terhubung ke output, pengangguran dan inflasi. Melampaui
teori makro-ekonomi, topik ini juga sangat penting bagi semua pelaku ekonomi,
termasuk pekerja, konsumen dan produsen.
Ada tiga model dalam ekonomi makro yaitu
1. Sangat Jangka Panjang Model : domain dari teori pertumbuhan berfokus
pada pertumbuhan kapasitas produksi ekonomi
2. Jangka Panjang Model : snapshot dari model jangka yang sangat panjang ,
di mana modal dan teknologi yang sebagian besar tetap. Tingkat diberikan
modal dan teknologi menentukan tingkat output potensial. Output adalah
tetap , tetapi harga ditentukan oleh perubahan AD
3. Jangka Pendek Model : teori siklus bisnis. Perubahan AD menentukan
berapa banyak dari kapasitas produktif digunakan dan tingkat output dan
pengangguran. Harga yang tetap dalam periode ini , tetapi output adalah
variabel
Output atau keluaran nasional adalah nilai total seluruh produksi negara
pada periode yang berwenang. Yang semuanya diproduksi dan dijual
menghasilkan pendapatan. Oleh karena itu, output dan pendapatan biasanya
dianggap setara, dan dua istilah yang sering digunakan secara bergantian ternyata.
Output dapat diukur sebagai jumlah pendapatan, atau, bisa dilihat dari segi
produksi dan diukur sebagai total nilai barang dan jasa atau bisa juga dari jumlah
semua nilai tambah di dalam negeri.
Output atau keluaran ekonomi makro biasanya diukur dengan Produk
Domestik Bruto (PDB) atau salah satu rekening nasional. Ekonom yang tertarik
kenaikan jangka panjang dalam output akan mempelajari pertumbuhan ekonomi.
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Produk (GDP), dalam
pengertiannya menurut definisi para ahli mengatakan bahwapengertian Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Produk (GDP) adalah jumlah
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi pada suatu
daerah di saat tertentu. Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan alat pengukur
dari pertumbuhan ekonomi dimana alat pengukur pertumbuhan ekonomi adalah
PDB, PDB perkapita dan Pendapatan per jam Kerja.
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Produk (GDP) tidak
mempertimbangkan kebangsaan perusahaan atau warga negara yang
menghasilkan barang atau jasa negara tersebut. GDP dihitung berdasarkan nilai
barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berdomisili di negara
tersebut, baik pribumi maupun warga negara asing.
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai
tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu
wilayah. Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan dari kombinasi faktor produksi dan
bahan baku dalam proses produksi. Penghitungan nilai tambah adalah nilai produksi
(output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto di sini mencakup komponenkomponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan),
penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jadi dengan menjumlahkan nlai tambah bruto
dari masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi,
akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.
Produk Nasional Bruto (PNB) atau yang dalam bahasa inggris Gross
National Product (GNP) adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihitung
dalam pendapatan nasional hanya barang- barang dan jasa-jasa yang diproduksi
atau dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang dihasilkan warga negara sendiri
baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri selama suatu
periode (biasanya satu tahun).
komponen tersebut berada dalam satu fungsi linier. Oleh karena itu, setiap negara
selalu berusaha untuk meningkatkan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah,
dan nilai ekspor bersih. Secara kasar PDB dapat dijadikan ukuran kesejahteraan
ekonomi suatu negara, akan tetapi ukuran ini tidak terlalu tepat. Mengapa
dikatakan tidak tepat karena jika hanya melihat PDB, perhitungan tersebut masih
mengabaikan faktor jumlah penduduk. Pendapatan pribadi berkorelasi positif
terhadap besarnya nilai konsumsi. Naiknya pendapatan akan meningkatkan nilai
komsumsi rumah tangga. Ketika komsumsi rumah tangga naik, maka GDP
cenderung naik. Hal ini menjelaskan bahwa peningkatan GDP dapat terjadi ketika
pendapat pribadi naik.
Investasi dipengaruhi oleh tingkat pengembalian modal dan tingkat bunga.
Para pemilik modal akan berinvestasi jika tingkat pengembalian modal lebih besar
daripada tingkat bunga. Tingkat bunga yang tinggi menyebabkan investasi
menjadi tidak menarik atau tidak menguntungkan. Ketika tingkat bunga tinggi
sebagian modal digunakan untuk mencari keuntungan dari tingkat bunga melalui
deposito atau tabungan. Tingkat bunga tinggi pada akhir akan mengurangi jumlah
modal yang diinvestasikan. Jika pengeluaran investasi berkurang, maka GDP
cenderung menurun. Hal ini menjelaskan bahwa ketika tingkat bunga tinggi, dan
deposito lebih menarik bagi para investor, maka GDP akan cenderung turun .
Pembelian pemerintah adalah nilai barang dan jasa yang dibeli oleh
pemerintah pusat dan daerah. Contoh pembelian pemerintah adalah pembelian
peralatan militer, pembangunan sarana umum, jalan, gaji pegawai dan jasa yang
diberikan oleh pemerintah. Pengeluaran pemerintah dipengaruhi oleh pendapatan
pemerintah dari pajak dan pendapatan bukan pajak, seperti perusahaan milik
pemerintah. Jika pengeluaran pemerintah turun, maka GDP cenderung turun. Hal
ini menjelaskan bahwa jika pendapatan pemerintah naik dan pembelian juga naik
maka nilai GDP akan naik.
Karena salah satu pendapatan pemerintah adalah pajak, dan jika
pendapatan dari pajak naik, kemudian pemerintah membelanjakan pandapatan
dari pajak ini, maka naiknya pajak akan cenderung meningkatkam GDP.
barang yang
Proporsi kenaikan pendapatan yang akan dikonsumsi adalah tetap. Proporsi ini
disebut Marginal Propensity to Consume (MPC)
Berdasarkan asumsi persamaan linier pengeluaran konsumsi dirumuskan :
C = a + bY
Yang menunjukkan bahwa :
Y = Pendapatan (income)
C = konsumsi
a = konstanta, besarnya konsumsi saat tidak ada pendapatan ( sama dengan nol)
disebut konsumsi otonom.
b = tambahan melakukan konsumsi bila ada tambahan pendapatan, disebut hasrat
konsumsi marginal, merupakan perbandingan antara perubahan pengeluaran
konsumsi dan perubahan pendapatan.
Untuk menghitung besar a dirumuskan a = (APC MPC) Y
Dimana :
APC : average propencity to consume, rata-rata hasrat mengkonsumsi dengan
membandingkan antara besarnya konsumsi dengan pendapatan itu sendiri.
APC = C/Y
Untuk menghitung b Secara matematis dirumuskan :
MPC= C/Y
(MPC = marginal propensity to consume)
b. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan menjelaskan antara tabungan dengan pendapatan diperoleh dari
persamaan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi masyarakat
ditambah dengan tabungan masyarakat. Jadi ,
Y=C+S
S = Y- C
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
Kebijakan fiskal
Flexible
Yang dimaksud dengan system perpajakan yang built-in flexible adalah system
pemungutan pajak pendapatan, maksudnya adalah untuk meratakan distribusi
pendapatan agar tidak terjadi ketegangan ketegangan social. Dikatakan flexible
karena mengikuti pendapatan, apabila pendapatan besar maka jumlah pajak yang
di bayar besar dan begitu sebaliknya.