Anda di halaman 1dari 24

TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN
Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduksi wanita.
Terletak di pelvis dan mengapit uterus, bentuk dan ukurannya seperti
buah kenari. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan telur dan hormon.
Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel
dan organ tertentu.1
Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan
dari satu ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur
dari ovarium melalui tuba falopii menuju ke uterus. Ovarium juga
merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen dan
progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari
payudara wanita, bentuk tubuh dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini
juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan. 1
Kista ovarium dapat mengenai semua wanita dan di semua umur
terutama pada masa reproduksi. Sebagian kista

terbentuk karena

perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan
pelepasan sel telur dari ovarium. Kista ovarium adalah benjolan yang
membesar, seperti balon yang berisi cairan yang tumbuh di indung telur.
Kista tersebut juga kista fungsional karena terbentuk selama siklus
menstruasi normal atau setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista
fungsional akan mengkerut dan menyusut setelah beberapa waktu
(setelah 1-3 bulan). Dalam kehamilan, tumor ovarium yang paling sering
dijumpai paling sering adalah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein.
Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin
dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam
panggul.

Sebagian

besar

kista

tidak

berbahaya

tetapi

beberapa

menyebabkan berbagai masalah seperti pecah, perdarahan, sakit atau


sampai mengalami pembedahan. Kista ovarium yang bersifat ganas
disebut juga kanker ovarium. Berdasarkan tingkat keganasannya, kista
terbagi menjadi dua, yaitu non neoplastik dan neoplastik. Neoplastik
belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi
1

karena klasifikasi berdasarkan histopatologi dan embriologi belum dapat


diberikan secara tuntas karena terbatasnya pengetahuan mengenai asalusul beberapa kista. Penatalaksanaan kista ovarium sebagian besar
memerlukan pembedahan untuk mengangkat kista. Penanganannya
melibatkan keputusan yang sukar dan dapat mempengaruhi status
hormonal

dan fertilisasi

seorang

wanita.

Pembahasan

lebih

lanjut

mengenai kista ovarium, klasifikasi, frekuensi, gejala klinik, pemeriksaan


penunjang, diagnosis, penatalaksanaan dan prognosis akan dibahas
dalam makalah ini.2

PEMBAHASAN
ANATOMI
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur yang terletak di
kanan dan kiri uterus kira-kira sebesar ibu jari tangan dengan ukuran
panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm; dekat pada
dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium dihubungkan dengan uterus
melalui ligamentum ovarii propium. Arteria ovarika berjalan menuju
ovarium

melalui

ligamentum

suspensorium

ovarii

(ligamentum

infundibulopelvikum).3
Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian
besar ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum.
Bagian ovarian kecil berada dalam ligamentum latum, disebut dengan
hilus ovarii. Pada bagian ini, masuk pembuluh-pembuluh darah dan saraf
ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang ligamentum
latum dan ovarium dinamakan mesovarium.3

Gambar 1. Anatomi
ovarium

Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium


tempat ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut
saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya
pinggir keatas dan belakang, sedangkan permukaan depannya ke bawah
dan depan. Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada
ujung yang dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa
fimbria dari infundibulum. 3
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus
dengan ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot
yang

menjadi

satu

dengan

yang

ada

di

ligamentum

rotundum.

Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum. 3,4

Gambar 2. Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan

Struktur ovarium terdiri atas:


1.

Korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum


yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikelfolikel primordial ;

2.

Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma


dengan pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf dan sedikit
otot polos.
Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer.

Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam
perkembangannya

akan menjadi

folikel

de

Graf.

Folikel-folikel

ini

merupakan badian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks


ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat
perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja
sampai menjadi folikel de Graff yang matang terisi dengan likuor folikulli,
mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi.3,4
Folikel de Graf yang matang terdiri atas:
1.

Ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang
mempunyai nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan
satu nukleolus pula;

2.

Stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel


bulat kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi
ovum ; pada perkembangan lebih lanjut terdapat ditengahnya suatu
rongga terisi likuor follikuli;

3.

Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum


dengan sel-sel yang lebih kecil daripada sel granulosa;

4.

Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.


Pada ovulasi, folikel yang yang matang dan yang mendekati

permukaan ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel


granulosa yang melekat pada ovum dan yang membentuk korona radiata
bersama-sama

ovum

ikut

dilepas.

Sebelum

dilepas,

ovum

mulai

mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan untuk dapat


dibuahi. Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai
berproliferasi dan masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likuor
follikuli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh darah kecil
yang ada di situ. Biasanya timbul perdarahan sedikit, yang menyebabkan
bekas folikel diberi nama korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya
sebentar. Di dalam sel-selnya timbul pigmen kuning, dan korpus rubrum
4

menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar dan mengandung lutein


dengan banyak kapiler dan jaringan ikat diantaranya. Di tengah-tengah
masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada pembuahan ovum, selsel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik,
sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat laun
menjadi korpus albikans. Jika pembuahan terjadi, korpus luteum tetap
ada, malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter 2.5 cm
pada kehamilan 4 bulan.3,4
Ovarium memiliki tiga fungsi :
-

Memproduksi ovum
Hormon gonadotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior
mengendalikan (melalui aliran darah) produksi hormon ovarium.
Hormon perangsang folikel (FSH) penting untuk awal pertumbuhan
folikel de graaf, hipofisis mengendalikan pertumbuhan ini melalui

Luteinizing hormone (LH) dan sekresi luteotrofin dari korpus luteum.


Memproduksi hormon estrogen
Dikeluarkan oleh ovarium dari mulai anak-anak sampai sesudah
menopause (hormon folikuler) karena terus dihasilkan oleh sejumlah
besar folikel ovarium dan seperti hormon yang beredar dalam aliran
darah. Estrogen penting untuk pengembangan organ kelamin wanita
yang menyebabkan peribahan anak gadis pada masa pubertas dan
penting untuk tetap adanya sifat fisik dan mental yang menandakan

wanita normal.
Memproduksi hormon progesteron
Disekresi oleh luteum dan melanjutkan pekerjaan yang dimulai
oleh

estrogen

terhadap

endometrium

yaitu

menyebabkan

endometrium menjadi tebal, lembut fan siap untuk penerimaan ovum


yang telah dibuahi.1,3,4

DEFINISI
Kista

ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan atau

abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ada yang
berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain. Sedangkan kista
5

ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid
yang tumbuh pada atau sekitar ovarium. Kista ovarium biasanya
berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan dan tumbuh dalam
ovarium. Berbeda dengan mioma, mioma berbentuk masa padat, dan
tumbuh dalam dinding rahim wanita. Beberapa kista ovarium ini tidak
menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi ada
yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada
beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma
terutama pada wanita yang mulai menopause.4
EPIDEMIOLOGI
Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista
ovarium) dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium
merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.
Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya
bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah
terjadi metastasis, sehingga 60%-70% pasien datang pada stadium lanjut,
sehingga penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Di Amerika
serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita kanker ovarium
sebanyak 23.400 dengan angka kematian sebesar 13.900 orang.3
Insiden di Indonesia kista ovarium ditemukan 2,39%-11,7% pada
semua penderita ginekologi yang dirawat. Sebagai gambaran di RSU
Dharmais, ditemukan penderita kista ovarium sebanyak 30 kasus setiap
tahun. Studi epidemiologi menyatakan beberapa faktor resiko, melahirkan
pertama kali diatas usia 35 tahun, dan wanita yang mempunyai keluarga
dengan riwayat kehamilan pertama terjadi pada usia dibawah 25 tahun.
Penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui akan menurunkan kanker
ovarium sebanyak 30-60%.3,5
ETIOLOGI
Pertumbuhan kista ovarium berhubungan dengan stimulasi oleh
hormon gonadotropin, yaitu FSH dan LH. Adanya iritasi juga merupakan
6

pencetus

tumbuhnya

kista.

Selain

itu

disebabkan

oleh

adanya

transformasi dari sel-sel ovarium. Kista ovarium timbul dari folikel yang
tidak berfungsi selama siklus menstruasi.6
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.
a Riwayat kista ovarium sebelumnya
b Siklus menstruasi yang tidak teratur
c Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d Menstruasi dini
e Tingkat kesuburan
f

Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang

g Terapi tamoxifen pada kanker mamma


Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga
akibat abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis
kanker

yang

tercetus

oleh

radikal

bebas

atau

bahan

bahan

karsinogenik.3,4,6

PATOGENESIS
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon
dan

kegagalan

pembentukan

salah

satu

hormon

tersebut

bisa

mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara


normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofise dalam
jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal
melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium
karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium normal
akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada
pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm
akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus
luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum
akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila

terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian


secara gradual akan mengecil selama kehamilan. 4
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple
dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak
berbahaya ini berasal dari folikel graff yang tidak pecah atau folikel yang
sudah pecah dan segera menutup kembali.4
Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di
bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan
diameter 1-1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada
kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5
cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
Pada

neoplasia

tropoblastik

gestasional

(hydatidiform

mole

dan

choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan


diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein.
Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang
berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas
atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan
jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel
permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista
jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan
mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,
termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ
cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel
yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal,
endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah
dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium
8

biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm,


seperti terlihat dalam sonogram. 4

KLASIFIKASI TUMOR OVARIUM


Kista

ovarium

dilihat

menurut

klasifikasinya

yaitu

tumor

ovarium

nonneoplastik dan tumor ovarium neoplastik jinak maka pembagiannya


adalah sebagai berikut:3
1 Tumor Non Neoplastik
Tumor non neoplastik jinak disebabkan karena ketidakseimbangan
hormon progesteron dan estrogen.
a Tumor akibat radang
Termasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial dan kista
tuboovarial. Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi.
Abses ditemukan primer pada penderita yang telah menjalani
histerektomi. Gejala klasik dari abses ovarii terdiri dari suhu
badan yang meningkat dan menetap setelah operasi dengan
nyeri pelvis yang tidak spesifik dan drainase purulen yang lama
dari vagina.3
Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium,
benda asing dan komplikasi intestinal.Pada penatalaksanaan,
yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat oleh karena tidak
dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan konsentrasi
adekuat supaya terjadi resolusi. 3

Gambar 6. Kista ovarium

b Tumor lain
1 Kista Folikel
9

Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista


folikuler. Kista ini sering ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan pelvis, walaupun bisa pecah dan menimbulkan
rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis. Ukuran bervariasi
antara

3-8

cm.

Kista

folikel

ovarium

ini

biasanya

asimptomatik. Kista ini berasal dari folikel de graaf yang


tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista
folikel atau dari beberapa folikel primer yang setelah
bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami
proses atresia yang lazim melainkan membesar menjadi
kista. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati,
disertai kematian ovum, disusul dengan degenerasi dari
epitel follikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista
kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang
banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat
ditemukan pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak
melebihi

sebuah

jeruk.

Sering

terjadi

pada

pubertas,

climacterium, dan sesudah salpingektomi. 3,7


Bila dilihat secara histologi, kista folikuler dilapisi oleh
lapisan dalam berupa sel-sel granulosa dan dilapisan luar
berupa sel-sel teka interna. Cairan yang terdapat didalam
folikel yang tidak seluruhnya terbentuk tidak dapat diresorbsi
sehingga menyebabkan pembesaran dari kista folikuler. Bisa
didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral
serta tumbuh di permukaan ovarii sebagai gelembung yang
berisi cairan. Folikel berisi dengan cairan yang jernih dan
sering kali mengandung estrogen. Tidak jarang terjadi
perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga
terjadi suatu hematoma folikuler. Sebagian besar kista folikel
lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid berikutnya
dan dapat menghilang spontan. 3,7
2 Kista Korpus Luteum
Kista ini terjadi akibat perdarahan yang sering terjadi
didalam korpus luteum, berisi cairan yang berwarna merah
10

coklat karena darah tua. Dalam keadaan normal, korpus


luteum (granuilosa lutein) lambat laun mengecil dan menjadi
korpus

albikans.

mempertahankan

Kadang-kadang
diri

(korpus

korpus

luteum

luteum

persistens);

pendarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan


terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat
karena darah tua. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna
kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel teka.
Kista lutein lebih besar daripada kista folikel, cenderung lebih
keras dan padat dalam konsistensi, dan lebih mudah
menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi peritoneum. 3,7
Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid,
berupa amenorhea diikuti oleh pendarahan tak teratur.
Adanya kista dapat menyebabkan rasa berat perut bagian
bawah.

Pendarahan

menyebabkan

yang

ruptur.

berulang

Kista

dalam

korpus

kista

luteum

dapat
dapat

mengakibatkan ovarium terpuntir dan menimbulkan nyeri


yang hebat. Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak
dengan adanya amenorhea sering menimbulkan kesulitan
dalam diferential diagnosis dengan kehamilan ektopik yang
terganggu. 3,7
Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai
kista hilang sendiri, biasanya dalam waktu 2 bulan pada
wanita tidak hamil dan mengecil perlahan-lahan pada
trimester terakhir pada wanita hamil.
3 Kista Lutein
Ukuran dari kista ini bervariasi dan umumnya terjadi
bilateral, dan berisi cairan jernih, serta didapati berhubungan
dengan

mola

hidatidosa

atau

koriokarsinoma.

Pada

pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi, akan tetapi


seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Kista ini timbul
akibat pengaruh hormon HCG yang berlebihan, dan dengan
hilangnya mola atau koriokarsinoma kista ovarium mengecil

11

dengan spontan. Apabila ukuran kista lebih besar, harus


dilakukan ekstirpasi. 3,7
4 Kista Inklusi Germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian
bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan
ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita lanjut
umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista
ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan
histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista
terletak dibawah permukaan ovarium dan berisi cairan jernih
dan serous. Kista ini tidak pernah memberikan gejala-gejala
yang berarti. 3,7
5 Kista Endometrium
Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di
ovarium yang disebut sebagai kista endometrial atau kista
coklat. Dalam ovarium berukuran kecil sampai sebesar tinju
yang berisi darah sampai coklat. Darah tersebut dapat keluar
sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista yang dapat
menyebabkan

perlengketan

antara

permukaan

ovarium

dengan uterus. Kadang dapat mengalir dalam jumlah yang


banyak ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan akut
abdomen. 3,7
6 Kista Stein-Laventhal
Kista ini dikenal sebagai sindrom Stein-Laventhal dan
kiranya

disebabkan

oleh

ketidakseimbangan

hormonal.

Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polikistik,


permukaan rata, berwarna keabu-abuan dan berdinding
tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunika
yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak folikel dalam
bermacam-macam stadium, tetapi tidak ditemukan corpus
luteum. Secara klinis memberikan gejala yang disebut SteinLeventhal Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme,
sterilitas, obesitas dan oligomenorrhoe. 50% dari penderita
gemuk

dan

mengalami

hirsutisme

tanpa

maskulinisasi.
12

Sindroma ini terjadi pada wanita antara usia 15-30 tahun.


Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi dari
tunica interna yang menghasilkan zat androgenik. Kelainan
ini merupakan penyakit herediter yang autosomal dominan.
3,7

2 Tumor Neoplastik Jinak


Tumor neoplastik jinak terdiri dari :
a Tumor Kistik
1 Kistoma ovarii simpleks
Kistoma ovarii simpleks diduga kista ini adalah suatu jenis
kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya
berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Kista ini
mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista
tipis dan cairan di dalam kista jernih, serus, dan berwarna
kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.
Berhubung

dengan

adanya

tangkai,

dapat

terjadi

torsi

(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga


bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum yang
kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan
cairan dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista
dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan
harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui
apakah ada keganasan. 3,7
2 Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal kista ini belum pasti, menurut Mayer, mungkin kista ini
berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya
satu elemen mengalahkan elemen lainnya. Ada penulis yang
berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum,
sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang
sama dengan tumor Brenner.

3,7

Paling sering ada wanita berusia antara 20-50 tahun dan


jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor ovarium ini
terbanyak ditemukan bersama-sama

dengan kistadenoma

ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-kira 60% dari


13

seluruh

ovarium.sedang

kistadenoma

ovarii

musinosum

merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium. 3,7


Kista

ini

biasanya

mempunyai

dinding

yang

licin,

permukaan berbagala (lobulated) dan umumnya multilokular


dan

odematosa;

lokular

yang

mengandung

niukosa

ini

kelihatan biru dari peregangan kapsulnya.kira-kira 10% dapat


mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak
dapat ditemukan jaringan yang normal lagi.tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai bilateral (8-10%).3,7
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih, keabuan
terutama

apabila

terjadi

perdarahan

atau

perubahan

degeneratif di dalam kista. Pada permukaan terdapat cairan


lendir yang khas, kental seprti gelatin, melekat dan berwarna
kuning,

sampai

coklat

tergantung

dari

percampurannya

dengan darah,. Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding


kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dan sel-sel goblet yang
terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan
bersifat odernatus dan mempunyai potensi untuk tumbuh
seperti struktur kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista
baru, yang menyebabkan kista menjadi molekuler. Jika terjadi
suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat
operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan
peritoneum rongga perut, dan sekresinya menyebabkan kista
menjadi multiokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding
kista (spontan ataupun pada saat operasi), maka sel-sel epitel
dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan
sekresinya menebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat
pseudomiksoma peritonei timbul penyakit menahun dengan
musin

terus

bertambah

dan

menyebabkan

banyak

perlengketan. Akhirnya penderita meninggal karena ileus.


Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah padat dan
pertumbuhan papiler. Tempat-tempat terebut harus diteliti

14

karena kemungkinan adanya tanda-tanda ganas (kira-kira 510% dari kistadenoma musinosum). 3,7
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada
operasi tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak
banyak

sisa

ovarium

yang

normal,

biasanya

dilakukan

pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi).


Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan
mengangkatnya tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk
mencegah

timbulnya

pseudomiksoma

peritonei

karena

tercecernya isi kista. Jika berhubung dengan besarnya kista


perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang
pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan
tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus
dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang
mencurigakan

terhadap

kemungkinan

keganasan.

Waktu

operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula. 7


3

Kistadenoma Ovarii Serosum


Pada umumnya kista ini berasal dari epitel permukaan
ovarium (germinal ephitelium). Kista jenis ini tak mencapai
ukuran yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma
musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi
dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat
berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu.
Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah
potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar
50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista
cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran
darah.

Tidak

jarang

kistanya

sendiri

kecil,

tetapi

permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid


4

papilloma).
Kista endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin;
pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang
menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang
15

ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada


hubungannya dengan endometriosis ovarii. 3,7
5 Kista dermoid
Kista dermoid merupakan suatu teratoma kistik yang
jinak dimana struktur- struktur ektodermal dengan diferensiasi
sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk
glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak
nampak lebih menonjol daripada elemen elemen endoderm
dan mesoderm. Bahan yang terdapat dalam rongga kista ini
ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek
seperti lemak bercampur dengan rambut. Tidak ada ciri-ciri
yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih,
keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik
kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti
kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya
nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam
dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada
dinding bagian dalam yang menonjol dan padat. 7
Tumor
mengandung
elemen-elemen
ektodermal,
mesodermal dan entodermal. Maka dapat ditemukan kulit,
rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan,
serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus
gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan
tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista
ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek
seperti lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat
beberapa

serat

saja,

tetapi

dapat

pula

merupakan

gelondongan seperti konde. 3,7


Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala
nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan
pula

terjadinya

sobekan

dinding

kista

dengan

akibat

pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan


keganasan jarang terjadi, kira-kira dalam 1,5% dari semua
kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause.
16

Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari


salah satu elemen ektodermal. Ada kemungkinan pula bahwa
satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya
tumor yang khas. 3,7

KISTA COKLAT (KISTA ENDOMETRIOSIS)


Kista endometriosis adalah kista yang tumbuh di permukaan ovarium
atau menyerang bagian dalam ovarium dan membentuk kista berisi
darah. Kista ini disebut sebagai kista coklat karena terdapat penumpukan
darah berwarna merah coklat hingga gelap. Kista ini bisa berukuran kecil
seukuran kacang dan bisa tumbuh lebih besar dari buah anggur. 3,7
Penyebab kista coklat
Penyebab kista coklat hingga kini tidak diketahui secara pasti, di
duga akibat dari proses peradangan atau inflamasi. Selain itu di duga
disebabkan

karena

ketidakseimbangan

hormon.

Kista

coklat

dapat

mengiritasi jaringan di sekitarnya dan dapat menyebabkan perlekatan


(adhesi) akibat jaringan parut yang ditimbulkannya. 3,7
Klinik
Banyak tumor ovarium tidak menunjukan gejala dan tanda, terutama
tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat
pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut. 3,7
1. Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan
pembenjolan

perut.

Tekanan

terhadap

alat-alat

disekitarnya

disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya di dalam perut.


Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi
terletak di depan uterus dapat menekan kandung kencing dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang lebih besar
tetapi

terletak

bebas

di

rongga

perut

kadang-kadang

hanya

menimbulkan rasa berat dalam perut. Selain gangguan miksi,


tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema pada tungkai.

17

Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak,
dan lain-lain. 3,7
2. Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid,
kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.
3. Akibat komplikasi
Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit,
sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan
hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi,
kalau perdarahan terjadi sekonyong-konyong dalam jumlah yang
banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan
nyeri perut mendadak. 3,7
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan
diameter 5 cm atau lebih akan tetapi yang belum amat besar
sehingga
terjadinya

terbatas
torsi

mempermudah

gerakannya.

ialah

Kondisi

kehamilan

terjadinya

torsi

yang

karena

ialah

mempermudah

pada

kondisi

yang

kehamilan

karena

pada

kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dan


karena sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam
rongga perut.
Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun
gangguan

ini

menimbulkan

jarang

bersifat

total.

Adanya

tarikan

melalui

ligamentum

putaran

tangkai

infundibulopelvikum

terhadap peritoneum parietale dan ini menimbulkan rasa sakit. Perlu


hal ini diperhatikan pada pemeriksaan. Karena vena lebih mudah
tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor dengan
akibat pembesaran tumor dan terjadilah pembesaran di dalamnya.
Jika putaran tangkai berjalan terus, akan terjadi nekrosis hemoragik
dalam tumor, dan jika tidak diambil tindakan, dapat terjadi robekan
dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan
sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor dapat
melekat pada omentum, yang membuat sirkulasi baru pada tumor
tersebut. Tumor mungkin melepaskan diri dari uterus dan menjadi
tumor parasite atau tumor pengembara. 3,7

18

Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber
kuman pathogen, seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis
akuta. Kista dermoid cenderung mengalami peradangan disusul
dengan pernanahan. 3,7
Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat
pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh, atau pukulan pada perut,
dan lebih sering pada waktu persetubuhan. Kalau kista hanya
mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan dan iritasi
peritoneum segera mengurang. Tetapi, kalau terjadi robekan pada
kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan
bebas dapat berlangsung terus ke dalam rongga peritoneum, dan
menimbulkan

rasa

nyeri

abdomen akut. 3,7


Robekan dinding

terus

pada

menerus

disertai

kistadenoma

tanda-tanda

musinosum

dapat

mengakibatkan implantasi sel-sel kista pada peritoneum. Sel-sel


tersebut mengeluarkan cairan musin yang mengisi rongga perut.
Keadaan ini dikenal dengan nama pseudomiksoma peritonei. 3,7
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak,
seperti kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum,
dan kista dermoid.Oleh sebab itu, setelah tumor-tumor tersebut
diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik
yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan.Adanya
asites dalam hal ini mencurigakan; adanya anak sebar (metastasis)
memperkuat diagnosis keganasan. 3,7

DIAGNOSIS
1. Anamnesa
Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien.
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda,
terutama

tumor

ovarium

yang

kecil.

Adanya

tumor

bisa

menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit atau tidak nyaman


pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika
kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh
di

perut.

Tekanan

terhadap

alat-alat

di

sekitarnya

dapat
19

menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi.


Dapat terjadi penekanan terhadapat kandung kemih sehingga
menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering. 2-4,7
Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan
usus terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan
defekasi yang sering. Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan
dalam coitus, yaitu pada penetrasi yang dalam. Pada tumor yang
besar dapat terjadi tidak adanya nafsu makan dan rasa enak dan
rasa sesak. Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola
haid, kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan hormon. Ireguleritas
siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal dapat
terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.
Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari
hirsutism, inferilitas, aligomenorrhea, obesitas dan acne. Pada
keganasan, dapat ditemukan penurunan berat badan yang drastis.

2-

4,7

2.

Pemeriksaan Fisik
Apabila ditemukan adanya benjolan di rongga perut bagian
bawah atau di rongga panggul, perlu dilakukan palpasi abdomen
untuk menentukan sifat dari benjolan tersebut, diantaranya seperti
ukuran, konsistensi, permukan, dapat digerakkan atau tidak, dan
adakah nyeri. Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen.
Walau pada wanita premenopause yang kurus dapat teraba ovarium
normal tetapi hal ini adalah abnormal jika terdapat pada wanita
postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada pasien yang gemuk.
Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata.
Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba,
massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral,
ini merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin

didapatkan ascites yang pasif.1,7


3.
Pemeriksaan Penunjang
a. USG (Ultrasonografi)
USG adalah alat diagnostik imaging yang utama untuk kista
ovarium. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas
20

tumor, apakah tumor berasal dari uterus, atau ovarium, apakah


tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan
dalam rongga perut yang bebas dan tidak. USG dapat membantu
mengidentifikasi karakteristik kista ovarium. Kista simpleks
bentuknya

unilokular,

dindingnya

tipis,

satu

cavitas

yang

didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya jenis kista


seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista fungsional, kista
luteal atau mungkin juga kistaadenoma serosa atau kista inklusi.
2-4,7

Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul


ke dalam lumen. Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin
juga kista neoplasma benigna. USG sulit membedakan kista
ovarium dengan hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba. USG
endovaginal dapat memberikan pemeriksaan morfologi yang
jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaan ini tidak memerlukan
kandung kemih yang penuh. USG transabdominal lebih baik dari
endovaginal untuk mengevaluasi massa yang besar dan organ
intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini memerlukan
kandung kemih yang penuh. 2-4,7
b. Foto Rontgen
Menentukan hidrotoraks. Pemeriksaan pielogram inravena dan
pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk menentukan
apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor
bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor
kolon sigmoid. 2-4
c. Pengukuran serum CA-125
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium.
Cancer antigen 125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh
membran sel ovarium normal dan karsinoma ovarium. Level
serum kurang dari 35 U/ml adalah kadar CA 125 ditemukan
meningkat pada 85% pasien dengan karsinoma epitel ovarium.
Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada kasus jinak dan
pada 6% pasien sehat. Dengan ini diketahui apakah massa ini
jinak atau ganas. 2-4
d. Laparoskopi
21

Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk
memasukan laparoskop.Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi
dan mengambil sedikit contoh kista untuk pemeriksaan PA dan
untuk mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan
menentukan sifat- sifat tumor. 2-4
e. MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT
scan, dapat memberikan gambaran massa ginekologik yang
lebih baik. MRI ini biasanya tidak diperlukan.4
f. CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan
kurang baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai
untuk mengidentifikasi organ intraabdomen dan retroperitoneum
dalam kasus keganasan ovarium.4

PENATALAKSANAAN
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan
tumor nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak
memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak
melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah
kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut
mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu
diambil sikap untuk menunggu selama 1-3 bulan, jika selama waktu
observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu
bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.
7

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas


ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian
ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau
ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai
dengan

pengangkatan

tuba

(salphyngoooforektomi).

Jika

terdapat
22

keganasan

operasi

yang

lebih

tepat

ialah

histerektomi

dan

salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang


masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor
yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko
dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal. 7

KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium diantaranya :
Torsi, ruptur, perdarahan, menjadi keganasan : potensi kistadenoma
ovarium jinak menjadi ganas sudah dipostulasikan, kista dermoid dan
endometriosis

dapat

berubah

menjadi

ganas,

akan

tetapi

dalam

persentase yang relative sedikit. 7

PROGNOSIS
Vitam

: ad bonam

Fungsionam

: dubia ad bonam

Sanationam: ad bonam

DAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor Ovarium
Neoplastik Jinak. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.
2. Benson R, Pernoll ML. 2008. Buku saku obstetri & ginekologi. Jakarta: Penerbit EGC.
3. Winknjosastro H, Gunardi E, Anwar M. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku
Ilmu Kandungan.Ed.3.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2011.h.12-18;279-13.
4. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Obstetri
Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-7.
5. Anonim. 2005. Obstetri patologi dan Ginekologi. Bagian obstetric dan ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung; Elstar Offset Bandung.
23

6. Prawirohardjo Sarwono.2009. Tumor Jinak Alat Genital. Ilmu Kandungan.Edisi


ketujuh. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
7. Sutoto, M.S.J. 1994. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kandungan,Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai