banyak kekurangan antara lain kegagalan pada perencanan, kegagalan pada saat pemasangan, keluhan terhadap
ketidaknyamanan, perubahan persyaratan peraturan bangunan, pengalihan fungsi bangunan, dan kegagalan
karena faktor struktur bawah.
Dengan adanya perkembangan teknologi, ditemukanlah material jenis baru yang dapat memperkuat
beton tanpa harus mengganti beton lama yang telah mengalami kerusakan yaitu Carbon Fiber Reinforced
Polymer (CFRP). Carbon fiber diletakkan sebagai wrap pada kolom atau sebagai pembungkus yang melingkari
seluruh kolom sehingga membuat kolom menjadi tertutup rapat dari bawah hingga keatas kolom. Dengan
adanya teknik perbaikan dengan menggunakan carbon fiber tersebut, maka akan terjadi peningkatan kapasitas
kolom beton bertulang setelah perbaikan sehingga variasi pembebanan yang dilakukan dapat menunjukkan
seberapa besar pengaruh carbon tersebut untuk mengembalikan kekuatan kolom seperti pada kekuatan awalnya.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori di atas maka permasalahan yang dibahas adalah :
1. Bagaimana Perilaku kolom beton bertulang berpenampang bulat dengan penambahan carbon fiber terhadap
pembebanan aksial?
2. Bagaimana Perilaku kolom beton bertulang berpenampang persegi dengan penambahan carbon fiber
terhadap terhadap pembebanan aksial?
3. Berapa kapasitas beban aksial yang dapat ditahan oleh kolom setelah dilakukan perkuatan?
4. Bagaimana pengaruh kekangan terhadap kolom bulat dan persegi akibat tulangan transversal maupun
CFRP?
5. Apakah kolom dengan perkuatan CFRP aman dan layak untuk dipakai?
Tujuan Penelitian
Dalam Penulisan ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Memperoleh gambaran kekuatan kolom berbentuk bulat dan kolom berbentuk persegi yang menggunakan
CFRP.
2. Melakukan perhitungan analitis kolom yang menggunakan CFRP.
3. Melakukan pengujian kuat tekan silinder beton untuk mendapatkan mutu beton K-225 yang akan digunakan
pada benda uji kolom.
4. Memperoleh gambaran tentang penambahan carbon fiber terhadap kuat tekan dan kapasitas aksial kolom
berbentuk bulat dan kolom berbentuk persegi.
5. Mengetahui kekangan yang terjadi pada kolom melalui haisl perhitungan teoritis pada kolom berbentuk bulat
dan kolom berbentuk persegi.
6. Membandingkan kapasitas aksial kolom hasil perhitungan analitis dengan uji eksperimental.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dalam rangka struktural yang memikul beban dari balok serta
beban yang ada diatasnya. Kolom meneruskan beban-beban dari atas ke bawah hingga akhirnya sampai ke tanah
melalui pondasi. Karena kolom merupakan komponen tekan, maka keruntuhan pada kolom merupakan lokasi
kritis yang dapat menyebabkan keruntuhan pada struktur (Edward G Nawy, 1990 : 306). Apabila kolom runtuh
karena kegagalan materialnya (yaitu lelehnya baja, atau hancurnya beton) kolom diklasifikasikan sebagai kolom
pendek (short column). Apabila panjang kolom bertambah, kemungkinan kolom runtuh karena tekuk semakin
besar (Nawy, 1990). Pemisahan atas kolom pendek dan kolom langsing didasari atas nilai rasio kelangsingan
kolom, yaitu :
22 kolom yang tidak diberi bresing / pengaku
> 22 kolom panjang/langsing yang tidak diberi bresing
Kolom dapat digolongkan berdasarkan bentuk dan susunan tulangannya, yaitu (Edward G.Nawy,1998:
307).
a.
b.
c.
Pn = Cc+Cs-Ts
Momen tahanan nominal M , yaitu sebesar P e, dapat diperoleh dengan menuliskan keseimbangan momen
n
terhadap pusat plastis penampang. Untuk kolom yang penulangannya simetris pusat plastisnya sama dengan
pusat geometrisnya. Seperti pada kolom persegi, pada kolom bulat keseimbangan momen dan gaya digunakan
untuk mencari gaya tahanan nominal Pn untuk suatu eksentrisitas yang diberikan ( Edward G.Nawy,1998: 314316).
Mn = Pn.e = Cc (y - ) + Cs (y - d) + Ts (d-y)
Cc = 0,85.fc.a.b
Cs = As.fs
Ts = As.fs
= fc [ 2,25
1 + 7,9
-2
- 1,25 ]
memberikan beban sentris terhadap sumbu kolom. Pembebanan dilakukan hingga kolom mencapai keruntuhan,
setelah itu dilakukan pencatatan terhadap kapasitas tekan kolom tersebut.
Diagram Alir Pembuatan Kolom Pendek Bulat & Persegi
Tinggi kolom
: 500 mm
Fy tulangan longitudinal
: 240 Mpa
Es
: 2x105 Mpa
Tebal selimut
: 25 mm
Sementara itu, karakteriskik CFRP
RP (Sika Wrap 231 C dan Sikadur 330) yang digunakan :
Regangan Fiber
: 0,004
Kuat tarik
: 4900 Mpa
Kolom Circular
(D =15cm,t =50cm)
Kolom Rectangular
(D=13,3x13,3cm, t=50cm)
Tanpa Tulangan
Dengan Tulangan
19,574
21,99
37,878
19,574
21,99
37,878
Jenis Sampel
40
35
30
25
20
15
Kolom Bulat
10
Kolom persegi
5
0
Tanpa Tulangan
Dgn Tulangan
No
1
2
3
4
Jenis Sampel
Tanpa Tulangan
Dengan Tulangan
19
26
45
21,5
24,5
42,5
KC rata-rata
Kolom Rectangular (KR1)
(D=13,3x13,3cm, t=50cm)
Kolom Rectangular (KR2)
(D=13,3x13,3cm, t=50cm)
20,25
25,25
43,75
17,5
21
36,5
16
23,5
38
KR rata-rata
16,75
22,25
37,25
Kolom Bulat
10
Kolom persegi
0
Tanpa Tulangan
c (mm)
Pn (N)
Mn(Nmm)
Keterangan
Titik
c (mm)
Pn (N)
Mn(Nmm)
Keterangan
Beton leleh
281729.62
Beton leleh
318799.52
91.5
149956.1778
7972263.599
75
120382.7438
7982723.196
62.7
96684.05082
7677119.79
60
91193.68727
7568946.581
45
57542.69073
30
104.5
157409.37
7410370.1
90
133748.60
7639332.1
75
108446.69
7546515.7
62.7
86655.399
7195393.4
6631861.278
60
81683.115
7081403.1
12736.84419
4816743.057
45
51996.195
6157025.1
26.812
4223652.25
30
15000.924
4512473.4
15
-76688.40235
349970.7673
25.344
3734609.67
10
14.3801
-83387.86052
10
13.2278
-65621.370
balanced
Baja leleh
balanced
Baja leleh
Pada bagian ini,beton dikekang oleh tulangan transversal sehingga mode keruntuhan yang terjadi tetap pada
posisinya.
Tabel 6 Pn-Mn kolom dengan terkekang tulangan dan CFRP (tarik)
Gambar 11 Diagram Interaksi Kolom Terkekang Tulangan Transversal dan CFRP (Tarik)
Pada bagian ini, kekangan yang ditimbulkan lebih besar karena dipengaruhi kuat tarik CFRP dan pola
kerusakan hanya berupa retak rambut.
Tabel 7 Pn-Mn kolom terkekang tulangan dan CFRP (Tarik dan Tekan)
Gambar 12 Diagram Interaksi Kolom Terkekang Tulangan Transversal dan CFRP (Tarik dan Tekan)
Pada bagian ini, kekangan yang terjadi tidak hanya dipenaruhi oleh kuat tarik CFRP saja tetapi juga kuat lekat
beton dengan beton yang berasal dari CFRP.
5. KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Dari pengujian yang dilakukan terhadap uji beban aksial ultimate dan kekangan pada kolom oleh CFRP selama
mengerjakan Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
2.
3.
Pada perkuatan kolom menggunakan CFRP peningkatan kuat tekan kolom pada kolom bulat sebesar
46,05 % (dari 19,763 Mpa menjadi 28,864 Mpa) sementara pada kolom persegi kuat tekan kolom
meningkat sebesar 31,4 % (dari 19,763 Mpa menjadi 25,97 Mpa).
Dari hasil analisis perhitungan diperoleh peningkatan kapasitas beban aksial ultimate pada kolom bulat
dan persegi meningkat sebesar 12,33 % (dari 19,574 Ton menjadi 21,99 Ton), sementara dengan
perkuatan CFRP meningkat sebesar 72,26 % (dari 21,99 Ton menjadi 37,878 Ton).
Dari hasil eksperimen diperoleh peningkatan kapasitas beban aksial ultimate pada kolom bulat adalah
sebesar 24,7 % (dari 20,25 Ton menjadi 25,25 Ton). Sedangkan kapasitas beban aksial ultimate dengan
perkuatan CFRP meningkat sebesar 73,26 % (dari 25,25 Ton menjadi 43,75 Ton).
Sementara itu, pada kolom persegi meningkat sebesar 30 % (dari 16,75 Ton menjadi 22,25 Ton),
sedangkan dengan perkuatan CFRP meningkat sebesar 67,42 % (dari 22,25 Ton menjadi 37,25 Ton).
Saran
1.
2.
3.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kekangan menggunakan sengkang spiral terhadap
peningkatan kuat tekan beton.
Penelitian yang berhubungan dengan CFRP akan lebih bagus jika menggunakan cakupan yang lebih
luas, tidak terbatas hanya pada hubungan tegangan dan regangan saja, tetapi juga harus dapat juga
menunjukkan momen lentur dan momen balanced serta geser maupun peninjauan tarik sehingga akan
lebih membantu dalam perencanaan kolom pada praktik nya dilapangan.
Perlu dilakukan penelilitian lebih lanjut mengenai peninjauan kolom rectangular, terutama kekangan
yang terjadi pada setiap sudut dari kolom yang direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
ACI Committee 440. 2002. Guide for the Design and Construction of Externally Bonded FRP Systems for
Strengthening Concrete Structures (ACI 440.2R-02). American Concrete Institute. Farmington Hills.
Mich. 45 hal.
Anonim. 2002. SK SNI 03 xxxx 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
Jakarta. Standar Nasional Indonesia.
Balaguru, Perumalsamy.;Antonio Nanni.;James Giancaspro. 2009. FRP Composites for Reinforced Concrete
Structures. New York and London: Taylor & Francis Group.
Ching C. C.; Issam E.; Hans G. Strength of Rectangular Concrete Columns Reinforced with Fiber-Reinforced
Polymer Bars. ACI Structural Journal/May-June 2006.
Chung S. L.; Gilbert A.; Donald J. Philippi. Analytical Model for Fiber Reinforced Polymer Jacketed Square
Concrete Columns in Axial Compression. ACI Structural Journal/March-April 2010.
Dipohusodo, Istimawan. (1994). Struktur Beton Bertulang. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Elie H.; Khaled S. Stress-Strain Model for Fiber-Reinforced Polymer Jacketed Concrete Columns. ACI
Structural Journal/September-October 2006.
Laboratorium Beton, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara. (2009). Panduan Praktikum Bahan
Rekayasa. Medan.
McCormac,Jack C. 2004. Desain Beton Bertulang Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Nasution, Amrinsyah. 2009. Analisis dan Desain Struktur Beton Bertulan. Bandung: Penerbit ITB.
Nurjaman, Ahmad.; Faisal Kasanofa. 2007. Analisis Perkuatan Kolom Beton Bertulang dengan Menggunakan
FRP. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Sianipar, Marolop Tua. 2009. Analisis Kolom Beton Bertulang yang Diperkuat CFRP. Fakultas Teknik.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Swamy, R.N. (1984). Concrete Technology and Design Volume 2 New Reinforced Concretes. Surrey University
Press, London.