Anda di halaman 1dari 23

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat
dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendirisendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran
mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin,
piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap
poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
. Begitu pentingnya peran poros ini sehingga penulis merasa perlu untuk
menjadikannya bahan kajian dengan pengkhususan pada perancangan poros
BLENDER OXONE OX - 864.

Page 1

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

1.2. Tujuan Praktikum Elemen Mesin


Praktikum ini bertujuan untuk memberi bekal pengalaman menganalisis suatu
poros, serta mengetahui kondisi dan cara kerja dari elemen mesin tersebut maupun tugas
yang dilaksanakannya.

1.3. Ruang Lingkup Kajian


Dalam perancangan ini ada beberapa hal yang hendak dibahas yaitu meliputi
parameter-parameter sebagai berikut :

Daya Rencana

Momen Puntir rencana

Bahan Poros

Tegangan geser

Diameter Poros

1.4. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data di dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan
beberapa cara :

Melakukan observasi langsung,dalam hal ini penulis melakukan


pengamatan secara langsung pada blender dengan poros bekerja
didalamnya.

Mencari referensi,dalam hal ini penulis mengumpulkan referensi dan


data yang mendukung isi dari penyusunan tugas ini.

Melakukan asistensi dengan dosen pembimbing sehingga didapat


langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan tugas
elemen mesin ini.

Page 2

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

Melakukan diskusi dengan sesama mahasiswa yang telah mengambil dan


mengerjakan tugas elemen mesin ini.

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I

: PENDAHULUAN

BAB II

: TEORI DASAR

BAB III

: PERHITUNGAN

BAB IV

: ANALISA

BAB V

: KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 3

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

BAB II
TEORI DASAR

II.1. Definisi Poros


Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam
transmisi seperti itu dipegang oleh poros.

II.2. Macam-Macam Poros


Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai
berikut:
(1) Poros transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopeling, roda gigi, puli sabuk atau
sproket rantai, dll.

Gambar II.1 Poros Transmisi


Sumber : http://teknomech.blogspot.co.id
Page 4

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

(2) Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus
dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya
harus teliti.

Gambar II.2 Poros Spindle


Sumber : http://ssubagyosmk2th.blogspot.co.id
(3) Gandar
Poros seperti yang dipasang di antara roda-roda kereta barang, dimana tidak
mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut
gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh
penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga

Gambar II.3
Poros5Gandar
Page
Sumber : http://wawan-mesin.blogspot.com

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

II.3. Hal-Hal Penting Dalam Perancangan Poros


Untuk merencanakan sebuah poros, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan:
(1) Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di atas. Juga ada poros
yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau
turbin, dll.
(2) Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan
atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada
mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan kotak roda
gigi).
Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.
(3) Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putarian ini disebut putaran kritis.
Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik, dll. Dan dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jika mungkin,
poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah
dari putaran kritis.

Page 6

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

(4) Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros
propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula
untuk poros-poros yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang sering
berhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan
terhadap korosi.
(5) Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C) yang dihasilkan
dari inglot yang dikill(baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilikon dna dicor;
kadar karbon terjamin). Meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak kurang
tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang
misalnya bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa di dalam terasnya. Tetapi
penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya
bertambah besar
II.4. Poros Dengan Beban Puntir
Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan maupun yang akan
dianalisis tidak mendapat beban lain selain beban puntir, maka diameter poros
tersebut dapat dibuat lebih kecil dari apa yang dibayangkan.
Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan,
tarikan atau tekanan,misalnya pada sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan
pada poros motor, maka kemungkinan adanya beban tambahan tersebut perlu
diperhitungkan dalam faktor keamanan yang akan diambil.
Tata cara perencanaan diberikan dalam sebuah diagram aliran hal tersebut perlu
dilakukan guna memudahkan dalam pengurutan proses perhitungan.

Page 7

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

Pertama kali ambillah suatu kasus dimana daya P (kW) harus ditransmisikan dan
n1 (Rpm) diberikan. Dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan terhadap daya P
tersebut. Jika P adalah daya rata-rata yang diperlukan harus dibagi dengan efesiansi
mekanis dari sistem untuk untuk mendapatkan daya penggerak mula yang
diperlukan. Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat start, atau mungkin
beban yang besar terus bekerja setelah start. Dengan demikian seringkali diperlukan
koreksi pada daya rata-rata yang diperlukan dengan menggunakan faktor koreksi
pada perencanaan.
Jika P adalan daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai macam
faktor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan, sehingga koreksi
pertama dapat diambil kecil. Jikafaktor koreksi adalah fc (tabel 1.6 [sularso]) maka
daya rencana Pd (kW) sebagai patokan adalah :
Pd =f c P(kW )
Tabel 1I.1 faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, fc .[soelarso]
Daya yang akan ditransmisikan
Daya rata-rata yang diperlukan
Daya maksimum yang diperlukan
Daya normal

fc
1,2 2,0
0,8 1,2
1,0 1,5

Jika daya yang diberikan dalam daya kuda (PS), maka harus dikalikan 0,375
untuk mendapatkan daya dalam kW.
Jika momen puntir (disebut juga momen rencana) adalah T (kg.mm) maka :
2 n1
60
102

T
(
1000 )(
P=
d

Sehingga :
T =9,74 x 10 5

Pd
n1

Page 8

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

Keterangan :

= Momen puntir/Torsi ( kgmm )

Pd

= Daya hasil koreksi (kW)

= Jumlah putaran per menit (rpm)

fc

= Faktor koreksi

= Daya output nominal dari motor penggerak (kW)

Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada diameter poros ds (mm), maka
tegangan geser (kg/mm2) yang terjadi adalah :
T
5,1 T
=
= 3
3
ds
ds
16

( )

Tegangan geser yang diijinkan

(kg/mm2) untuk pemakaian umum pada

poros dapat diperoleh dengan berbagai cara.


kelelahan puntir

dapat dihitung berdasarkan batas

yang besarnya daimbil 40 % dari batas kelelahan tarik yang

besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik

puntir adalah 18 % dari kekuatan tarik

(kg/mm2). Jadi batas kelelahan

, sesuai dengan standart ASME. Untuk

harga 18 % ini faktor keamanan diambil sebesar 1/0,18 = 5,6 ini diambil untuk
bahan SF dengan kekuatan yang dijamin, dan 6,0 untuk bahan SC dengan pengaruh
massa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan Sf 1.
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau
dibuat bertangga, karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar, pengaruh
Page 9

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

kekeasaran permukaan juga perlu diperhatikan. Untuk memasukkan pengaruhpengaruh ini dalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan sebagai Sf

dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0.


Dari hal-hal tersebut diatas maka besar

a =

dapat dihitung dengan :

b
Sf 1 .Sf 2

Keterangan :

(kg/mm2)
a

= Tegangan geser (kg/mm2)

b
= Kekuatan tarik (kg/mm2)
Sf1

= 6 (Standar ASME bahan S-C)

Sf2

=1,33 (pengaruh kosentrasi tegangan akibat pasak atau


bertangga).

Kemudian,keadaan momen puntir itu sendiri juga harus ditinjau.Faktor koreksi


yang dianjurkan oleh ASME juga dipaki disini.Faktor ini dinyatakan dengan
Kt,dipilih sebesar 1,0 jika beban dikenakkan secara halus, 1,0-1,5 jika terjadi sedikit
kejutan atau tumbukkan,dan 1,5-3,0 jika beban dikenakkan dengan kejutan atau
tumbukkan besar.
Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya terdiri dari
atas momen puntir aja,perlu ditinjau juga apakah ada kemungkinan pemakaian
dengan beban lentur di masa mendatang.Jika memang diperkiraka akan terjai
pemakaian dengan beban lentur maka dapat dpertimbangkan pemakaian factor Cb
yang harganya antara 1,2-2,3 (Jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur
maka Cb diambil = 1,0).

Page 10

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

Dari persamaan 1.4 diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros ds (mm)
sebagai :
1/ 3

ds=(

5,1
Kt Cb T )
a

Diameter poros harus dipilihdari table 1.7. Selanjutnya ukuran pasak dan alur
pasak dapat ditentukkan dari table 1.8.Harga factor konsentrasi tegangan untuk alur
pasak () yang diperoleh dari diagram R.E. Peterson (Gb. 1.1)
Bila dibandingkan dengan factor kemanan Sf2 untuk konsentrasi tegangan pada
poros beralur pasak yang ditaksir terdahulu,maka sering kali menghasilkan
diameter poros yang lebih besar.
Perksalah perhitungan tegangan, mengingat diameter yang dipilih dari table 1.7
lebih besar dari ds

yang diperoleh dari perhitungan.Bandingkan dengan dan

pilihlah ukuran yang lebih besar.


Lakukan koreksi pada Sf2 yang ditaksir sebelumnya untuk konsentrasi tegangan
dengan

mengambil

a . Sf 2/

sebagai

tegangan

dikoreksi.Bandingkan harga ini dengan Cb Kt

yang

diizinkan

yang

dari tegangan geser yng

dihitung atas dasar poros tanpa alur pasak, factor lenturan Cb, dan factor koreksi
tumbukkn Kt, dan tentukkan masing-masing harganya jika hasil yang terdahulu lebih
besar, serta lakukan penyesuaian jika lebih kecil.
Dalam kasus analisis poros menentukan bahan poros dapat dilakukan

pendekatan dengan menghitng besarnnya tegangan tarik poros

Page 11

setelah itu

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

lakukan perbandingan untuk menentukan nilai yang mendekati hasil perhitungan


terhadap tabel data paduan baja (tabel 1.1 atau tabel 1.2 [soelarso]).
II.5. Blender
Blender merupakan salah satu alat rumah tangga listrik (ARTL) yang digunakan
untuk menghancurkan atau menghaluskan bahan makanan. Alat ini menggunakan
komponen pengiris berbentuk pisau bermata empat. Pisau ini berputar melalui kopel
roda-roda gigi dari karet ke poros motor yang berputar. Pada badan atau bodi blender
terpasang sebuah saklar yang berfungsi untuk menghidupkan dan mengatur kerja motor.
Variasi saklar ini pada umumnya bergantung pada merek blendernya.

Gambar II.4 Blender


Sumber : http://www.bhinneka.com

Cara Kerja Blender

Saat sumber listrik disambungkan, maka kita bisa menggeser selector ke arah ON
(sesuai kecepatan yang diinginkan). Adapun cara kerja blender tahap per tahap adalah ;
1. Listrik AC yang berasal dari arus listrik rumah diubah dioda menjadi arus searah
(DC).
2. Arus kemudian diteruskan ke komutator yang secara periodik mengubah arah
arus sehingga perputaran motor selalu pada arah yang sama.
Page 12

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

3. Arus diteruskan ke kumparan sehingga pada kumparan itu timbul medan


magnet.Medan magnet tersebut membuat rotor berputar pada porosnya dan
perputaran itu diteruskan untuk memutar blade.

Fungsi Poros Pada Blender


Fungsi poros pada blender yaitu untuk meneruskan daya ( tenaga ) dari putaran
rotor yang diteruskan untuk memutar blade.

Page 13

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

BAB III
PERHITUNGAN

III.1. Spesifikasi Blender

Benda

: Blender Oxone OX-864

Daya Motor Listrik

: 400 Watt

Putaran Pompa (n)

: 250 rpm

Bahan Poros

: Baja Karbon Konstruksi Mesin S30C

Page 14

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

III.2. Flowchart
MULAI

1. Daya Dari Spesifikasi (kW)


Putaran Poros n

(rpm)

2. Momen Puntir Rencana T (Kg.mm)

T=Fxr

3. Daya Rencana Pd (kW)

Pd = T

4. Bahan Poros, Kekuatan Tarik


(Kg.mm2) Faktor keamanan
sf1, sf2

5. Faktor koreksi untuk Momen Puntir Kt


Lenturan Cb

6. Tegangan Geser yang diizinkan a


( Kg/mm2 )

B
= sf 1 sf 2

Page 15

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

7. Dimeter poros Ds (mm)


1 /3

Ds = (

5,1 Kt Cb T
)

A
A

8. Tegangan geser maksimum yg

( Kg/mm2 )
5,1 T
3
=
(ds)

terjadi

9. Perbandingan

aSf2 > CbKt

no

Yes

10. Dokumentasi ( Gambar


Teknik )

Page 16

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

Seselai

II.3. Diagram Benda Bebas


D 19 mm
D 15 mm

135 mm

D 5 mm

0.5 kg x 9.81kg /m.s2 = 4.9 N


A
Ray

B
Rby

Page 17

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

W = 0.4 kg x 9.81 kg/m.s2 = 3.92 N


Kesetimbangan Gaya
+ fy = 0
Ray + Rby 3.92 N = 0
Ray + Rby = 3.92 N (1)

+ Ma = 0
(3.92 N x 9.5 mm) (Rby x 19 mm) = 0
37.24 N.mm Rby x 19 mm = 0
Rby = 37.24 N.mm / 19 mm
Rby = 1.96 N
*masukan ke persamaan (1)
Ray + Rby = 3.92 N
Ray + 1.96 N = 3.92 N
Ray = 3.92 N 1.96 N
Ray = 1.96 N
Torsi = F x r
= 4.9 N x 7.5 mm = 36.75 N.mm
= 0.5 kg x 7.5 mm = 3.75 kg.mm

Page 18

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

III.4. Perhitungan Poros Blender


Langkah 1
Daya dari spesifikasi
-

P = 0,4 kW (400 W)

n1 = 250 rpm

Langkah 2
Momen Puntir Rencana ( T ) didapat dari Diagram benda bebas
T = 3.75 kg.mm
Langkah 3
Daya Rencana Pd
Pd = T

w w = 2n/60 , 2 250 rpm / 60 = 26.1 rad/sec

Pd = 3.75 kg.mm 26.1 rad/sec = 98.1 Watt


Langkah 4
Bahan poros ; Kekuatan tarik ; Safety Factor
-

Bahan

: S30C

: 48

Sf1

: 6,0 (standar ASME untuk bahan S-C)

Kg
mm2

Page 19

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

Sf2

: 1,3 (Tidak ada pasak sehingga tidak

menyebabkan konsentrasi tegangan )


Langkah 5
Tegangan geser yang diizinkan (kg/mm2)
=

B
sf 1 sf 2

48
6,0 1,3

6.15

Kg
mm2

Langkah 6
Faktor koreksi untuk momen puntir Kt, Faktor lenturan Cb
-

Kt : 1.0 ( beban dikenakan secara halus)

Cb : 1,2 (karena diperkirakan terjadi beban lentur kecil)

Langkah 7
Diameter poros (ds)
1 /3

Ds = (

5,1 Kt Cb T
)

1/ 3

= (

5,1 1,0 1,2 3.75 Kg . mm


)
2
4.58 Kg/mm

= 5.01 mm

Diameter Poros ds = 5.01 mm


Langkah 8
Tegangan geser maksimum yang terjadi (kg/mm2)
=

5,1 T
3
(ds)

5,1 3.75 Kg .mm


3
(5.01)

= 0.152

Kg
2
mm

Langkah 9
Perbandingan Tegangan yang diijinkan dengan Tegangan yang
terjadi.
Tegangan yag diizinkan

Page 20

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

a Sf2 = 6.15

Kg
mm2

1.3 = 7.9

Kg
mm2

Tegangan yang terjadi

Cb Kt

= 1.2 1.0 0.152

Kg
2
mm

= 0.182

Kg
2
mm

Syarat :
a Sf2 > Cb Kt
Kg
7.9 mm2
> 0.182

Kg
mm2

(baik)

BAB IV
ANALISA

1. Dipilih nilai Sf2 = 1.3 karena tidak terdapat pasak yang akan menyebabkan
konsentrasi tegangan.
2. Diameter poros rencana dengan diameter aktualnya tidak jauh berbeda yakni
diameter aktual 5 mm dan diameter rencana 5.01 mm.
3. Karena diperkirakan tidak terjadi beban lenturan yang besar sehingga dipilih
nilai faktor lenturan = 1.2 .
4. Untuk poros dengan torsi yang kecil ternyata membutuhkan daya yang kecil
pula.

Page 21

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

BAB V
KESIMPULAN

Setelah dilakukan perhitungan maka didapat beberapa kesimpulan untuk masingmasing elemen dari poros-blender ini, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Putaran poros
Daya
Momen puntir
Safety factor bahan poros
bahan S-C)

: 250 rpm
: 0,098 kW
: 3.75 (kg/mm)
: Sf1=6,0 (standar ASME untuk

Sf2 = 1.3 (tidak ada pasak dan poros bertangga sehingga tidak

ada konsentrasi tegangan.


5. Tegangan geser yang diizinkan

: 6.15

Page 22

Kg
2
mm

Laporan Elemen Mesin I perancangan Poros Blender

6. Faktor koreksi momen puntir

: Kt=1,0 (beban dikenakan secara

halus karena tidak ada tumbukan ) Faktor lenturan Cb= 1.2 (karena
diperkirakan tidak terjadi beban lenturan yang besar)
7. Diameter poros (ds)
: 5.01 mm
8. Tegangan geser yang terjadi

: 0.152

Kg
mm2

9. Perbandingan tegangan
-

Tegangan yag diizinkan


a Sf2 = 6.15

Kg
mm2

1.3 = 7.9

Kg
mm2

Tegangan yang terjadi

Cb Kt

= 1.2 1.0 0.152

Kg
2
mm

= 0.182

Kg
2
mm

Syarat :
a Sf2 > Cb Kt
Kg
7.9 mm2
> 0.182

Kg
2
mm

(baik)

Tegangan yang terjadi ternyata lebih kecil dibandingkan tegangan


yang diizinkan sehingga aman dan baik untuk digunakan.

Page 23

Anda mungkin juga menyukai