Anda di halaman 1dari 5

Keberhasilan Negara-Negara Sehubungan dengan Isu Kurang Gizi

Keberhasilan suatu negara dalam menyelesaikan permasalahan gizi bergantung pada


efektivitas program-program yang dibuat. Sebelum membuat suatu program gizi, perlu
dilakukan identifikasi untuk merumuskan jenis, tujuan, dan manajemen dari

program

tersebut. Identifikasi dapat dilakukan dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan seputar


masalah gizi yang dihadapi, kondisi masyarakat, kondisi lingkungan, dsb. Pertanyaanpertanyaan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi Program Gizi yang Dibutuhkan
diantaranya:

Apa masalah gizi utama pada suatu daerah?

Apa faktor yang berkontribusi terhadap masalah gizi tersebut?

Wilayah geografis, sistem pertanian, kemiskinan, tenaga kerja, tanah,


kebijakan, infeksi, pasokan makanan, waktu, , faktor budaya / agama, dll

Siapa yang rentan terhadap masalah gizi tersebut?

Jenis kelamin, usia, pemilikan tanah atau kelompok etnis

Apakah ada dimensi musiman untuk masalah gizi?

Kalender stres gizi

Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Program Gizi


1. Partisipasi Komunitas
Kepedulian dan komitmen pemerintah atau NGO yang membuat program untuk
memberdayakan masyarakat agar menjalankan program secara mandiri. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan program yang efektif dan berkesinambungan.
2. Fleksibilitas Program
Program yang dibuat harus bersifat fleksibel dan multisektoral.
3. Struktur Institusional
Penting untuk menggunakan institusi yang sudah ada dibandingkan dengan membuat
institusi baru. Hal ini bertujuan untuk mengefisienkan usaha.

4. Pemulihan Biaya
Program yang dibuat sebaiknya dapat menghasilkan profit untuk menutupi
pengeluaran. Namun, jika program tidak menghasilkan profit, bukan berarti program
tersebut gagal. Hal ini bergantung pada tujuan institusi yang membuat program
tersebut.
5. Aktivitas Program yang Multifaset : Pada program yang efektif, gizi dihubungkan
dengan kegiatan program yang lebih luas, termasuk keamanan pangan dan kegiatan
yang mampu menghasilkan pendapatan bagi masyarakat yang terlibat
6. Staff yang berkualitas dan terlatih
Tenaga profesional dibutuhkan untuk memastikan kualitas program agar dapat
memaksimalkan hasil.
7. Infrastruktur
Proyek dan program akan berjalan lebih baik pada wilayah yang memiliki
infarstruktur fisik yang memadai dan memiliki sistem penmberian pelayanan
kesehatan yang adekuat.
Contoh Program Sehubungan dengan Isu Gizi Kurang
Asia
1. Nepal
Secara umum status gizi anak-anak di Nepal telah meningkat selama 15 tahun
terakhir. Underweight berkurang dari 37 persen menjadi 2,4 persen antara tahun 1960
dan 2004.

Pada tahun 2011, 70% dari anak-anak berusia di bawah 6 bulan

mendapatkan ASI eksklusif. Keberhasilan lainnya termasuk cakupan yang tinggi pada
pemberian vitamin A dan obat cacing berkelanjutan (lebih dari 90%) pada anak usia
6-59 bulan. Status gizi perempuan hanya mengalami sedikit peningkatan selama 15
tahun terakhir, dan pada tahun 2011, 18% dari perempuan masih teridentifikasi
menderita gizi kurang. Tingkat stunting anak-anak di bawah 5 tahun masih tinggi,
dengan persentase 41% pada tahun 2011. Anemia masih merupakan masalah gizi
yang utama pada anak-anak dan perempuan. Pada perempuan, persentase anemia
tampak stagnan, yaitu sekitar 40% sejak tahun 2006. Dalam menanggapi hal ini,

pemerintah memperkenalkan program National Anemia Strategy dan Intensification


of Maternal and Neonatal dengan dukungan dari Micronutrient Initiative dan
UNICEF.
Nepal telah merintis pelaksanaan pendekatan multisektoral untuk menyelesaikan
permasalahan gizi yang dihadapi. Pada tahun 2009, Nepals Nutrition Analysis and
Gap Assessment

membentuk

Multisectoral

Nutrition

Plan

(MSNP)

untuk

menyelesaikan masalah gizi kurang pada ibu hamil dan anak-anak berusia di bawah 5
tahun. MSNP ini bertujuan untuk meningkatkan gizi ibu dan anak dan mengurangi
kekurangan gizi kronis di bawah pimpinan National Planning Commission (NPC). Di
tingkat nasional, NPC mengawasi pelaksanaan MSNP, dalam koordinasi dengan
Kementerian

Kesehatan,

Pertanian

dan

Peternakan,

Pengembangan,

dan

Pembangunan Perkotaan. Tujuan jangka panjang adalah agar dalam sepuluh tahun ke
depan gizi buruk tidak lagi menghambat produktivitas dan pengembangan sosial
ekonomi masyarakat Nepal.

2. Chili
Mulai tahun 1960-an Chili mulai mendesain ulang prasarana kesehatannya, dengan
menyediakan struktur untuk kesehatan dan intervensi gizi. Intervensi kunci termasuk
susu gratis bagi anak-anak, imunisasi, kesehatan dan gizi pendidikan dan promosi
menyusui. Penciptaan kesadaran masyarakat terhadap gizi dan kesehatan adalah
elemen penting dalam mengurangi gizi kurang

3. Tanzania
Strategi Tanzania untuk mengatasi kelaparan pada anak di wilayah Iringa yaitu dengan
menekankan mobilisasi sosial dan partisipasi masyarakat. Antara 1980 dan 1988, gizi
buruk turun dari 6 persen menjadi 2 persen. Prevalensi underweight turun dari 60
persen menjadi 38 persen. Prevalensi anak kekurangan giziturun dari 50 persen pada
tahun 1980 menjadi 30 persen pada tahun 1990.
4. India
Sejak tahun 1960 gizi buruk di India telah menurun sekitar 30 persen. Nadu Integrated
Nutrition Programme (TINP), yang beroperasi di hampir 20.000 desa, telah membawa
penurunan yang signifikan pada malnutrisi melalui berbagai reformasi sektor sosial.
Prevalensi gizi buruk menurun antara sepertiga dan satu-setengah antara awal
program tahun 1980, dan pelayanan gizi bertujuan untuk mengurangi kekurangan gizi
anak, kekurangan vitamin A, kematian bayi, anemia pada ibu hamil dan menyusui.

Daftar Pustaka

Kennedy E. Successful nutrition programs in Africa. Washington, DC (1818 H St.,


Washington 20433): World Bank; 1991.

Global Framework for Action [Internet]. UNICEF. 2006 [cited 23 March 2016].
Available

from:

http://www.unicef.org/about/execboard/files/Global_Framework_for_Action1.0-

Dec2006.pdf
Community-based food and nutrition programmes: What makes them successful
[Internet]. FAO Corporate Document Repository. 2016 [cited 23 March 2016].
Available

from:

http://www.fao.org/docrep/006/y5030e/y5030e05.htm#TopOfPageNutrition
Landscape Information System (NLiS) [Internet]. WHO. 2016 [cited 23 March 2016].
Available

from:

http://apps.who.int/nutrition/landscape/report.aspx?

iso=NPL&rid=1620&goButton=Go
Success Factors for Womens and Childrens Health [Internet]. The Partnership of
Maternal, Newborn, and Child Health. 2016 [cited 23 March 2016]. Available from:
http://www.who.int/pmnch/knowledge/publications/nepal_country_report.pdfKenned

y E. Successful nutrition programs in Africa. Washington, DC (1818 H St.,


Washington 20433): World Bank; 1991.

Anda mungkin juga menyukai