Anda di halaman 1dari 13

NEGARA-NEGARA ASEAN

Organisasi Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah


asosiasi yang berdiri pada 8 Agustus 1967 dan beranggotakan 10 negara berkembang di
kawasan Asia tenggara. Asosiasi ini didirikan oleh Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina,
dan Thailand melalui penandatangan Deklarasi Bangkok (Bangkok Declaration). Lima negara
lain, yaitu Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Vietnam, kemudian secara
bertahap bergabung pada tahun-tahun berikutnya. Asosiasi ini terus berkembang dengan
berpegang pada salah satu prinsip dasar seperti Treaty of Amity and Cooperation in Southeast
Asia (TAC) yang disepakati tahun 1976.
Kerjasama antarnegara ASEAN terus terjalin dengan baik dari tahun ke tahun.
Berbagai konflik yang terjadi di kawasan selalu berusaha diselesaikan secara damai antara
negara-negara anggotanya. Konferensi tingkat tinggi diadakan setiap tahunnya untuk
membahas current issues yang terjadi dan berusaha melakukan diskusi untuk berusaha
menyelesaikan masalah masalah yang ada dikawasan secara bersama-sama. Konflik seperti
sengketa batas wilayah, masalah ekonomi, hingga masalah budaya menjadi bahasan dalam
pertemuan pertemuan ASEAN. Namun di balik semua kerjasama harmonis yang berhasil
dilakukan negara-negara ASEAN, sebenarnya masing masing negara anggota ASEAN
memiliki sistem politik dan juga kepentingan yang beragam. Sangat menarik bagaimana
negara negara berkembang ini mampu bekerjasama dengan baik walaupun sistem politik dari
masing masing negara sangat beragam. Adapun sistem pemerintahan dan politiknya adalah
sebagai berikut.
1.

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN BRUNEI DARUSSALAM


Brunei Darussalam terletak di bagian utara Pulau Kalimantan dan berbatasan langsung
dengan Malaysia, dengan ibukotanya Bandar Seri Begawan, yang merupakan kota terbesar di
negara ini. Brunei terkenal sebagai negara yang bernuansa islami, hal ini terlihat dari
dijadikannya Istana Nurul Iman sebagai ikon negara Brunei. Perkembangan Islam yang pesat
di Brunei diawali pada masa kepemimpinan Sultan Syarif Ali, Sultan ke-3 Brunei yang
kemudian menurunkan sultan-sultan lain di wilayah Sambas dan Sulu. Jalur perdagangan juga
merupakan sarana penyebaran Islam yang efektif di Brunei setelah jatuhnya Kerajaan Malaka
oleh Portugis. Hingga saat ini, mayoritas penduduk Brunei menganut agamaIslam dan
beretnis melayu.

Bendera negara

Lambang negara

Sistem pemerintahan Brunei menggunakan sistem kesultanan konstitusional atau Monarki


Islam Melayu. Terdapat tiga komponen utama dalam pemerintahan Brunei, yaitu budaya

Melayu, agama Islam dan kerangka politik Monarki. Ketiga komponen tersebut tergabung
dalam konsep Melayu Islam Beraja (MIB) (Brunei Press, 2014). Sultan Brunei yang
berkuasa saat ini adalah Sultan Hassanal Bolkiah yang memerintah sejak 5 Oktober 1967 dan
merepresentasikan kepala negara (Yang Di-Pertuan Agong), kepala pemerintahan, pemimpin
keagamaan, sekaligus Menteri Pertahanan dan Menteri Keuangan. Pengaruh kesultanan di
Brunei bermula antara abad ke-15 dan abad ke-17 ketika dikuasainya wilayah barat laut
Kalimantan dan bagian selatan Filipina (CIA, 2014b). Pada masa tersebut, negara-negara
Eropa juga melakukan ekspansi wilayah hingga ke Asia Tenggara. Salah satu negara Eropa,
Inggris, kemudian memasuki Brunei dan resmi menjadikannya sebagai wilayah protektorat
Inggris pada tahun 1888. Brunei meraih kemerdekaannya pada tahun 1984 dan mengalami
pembaharuan politik pada tahun 2004.
2.

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN FILIPINA


Sistem pemerintahan Filipina adalah presidensial. Presiden Filipina akan bertindak
sebagai kepala negara, kepala pemerintahan serta penglima tertinggi angkatan bersenjata.
Presiden dan Wakil Presiden dipilih melalui proses pemilihan umum dan akan menjabat
selama enam tahun. Namun, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Filipina dilakukan
secara terpisah dan memungkinkan Presiden dan Wakil Presiden berasal dari partai politik
yang berbeda. Presiden Filipina pada saat bersamaan juga perperan sebagai dewan eksekutif.
Sedangkan pada dewan legislatif, Filipina menganut sistem bikameral atau sistem dua kamar
yang terdiri dari Kongres sebagai majelis tinggi dan Dewan Perwakilan sebagai majelis
rendah (CIA, 2014e).

Bendera filiphina

Lambang filiphina

Kongres terdiri atas 24 senator dengan masa jabatan enam tahun yang dipilih secara
langsung dan hanya bisa terpilih untuk dua periode berturut-turut. Kongres ini memiliki hak
veto seperti untuk menolak undang-undang yang diusulkan Presiden apabila mencapai dua
pertiga suara senat. Sementara itu, Dewan Perwakilan di Filipina terdiri dari 260 anggota yang
terdiri dari 208 dipilih secara langsung dan 52 anggota dipilih secara tidak langsung
berdasarkan kelompok minoritas masyarakat adat. Masa jabatan anggota Dewan Perwakilan
adalah tiga tahun dengan dibatasi maksimal menjabat pada tiga kali periode secara berturutturut. Sedangkan, Dewan Yudikatif Filipina terletak pada Mahkamah Agung yang terdiri dari
hakim agung dan hakim anggota sebanyak empat belas orang. Bentuk pemerintahan Filipina
adalah Republik. Hal tersebut tercermin dari nama resmi Filipina yakni Republik Filipina atau
dalam Bahasa Tagalog Republika ng Pilipinas. Republik Filipina kemudian terbagi menjadi
17 region dengan 80 provinsi (CIA, 2014e). Pembagian 17 region terdiri dari beberapa

provinsi ini dilakukan guna mempermudah koordinasi antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah mengingat kondisi geografis Filipina yang terdiri dari pulau-pulau.

3.

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN INDONESIA


Setelah memperoleh kemerdekaanya, melalui pembentukan Majelis Permusyawaratan
Rakyat ditetapkanlah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara serta Ir. Soekarno dan
Mohammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Hal ini ditujukan agar
Indonesia sebagai negara yang baru merdeka dapat menjadi suatu negara yang berdaulat dan
diakui oleh dunia internasional. Sejak saat itu dalam upaya menstabilkan keadaan negara,
pemerintah Indonesia mulai menyusun bentuk dan sistem pemerintahan di Indonesia.
Sistem pemerintahan Indonesia sejak tahun 1945 hingga saat ini telah mengalami
beberapa perubahan. Pada masa pemerintahan Soekarno atau dikenal dengan istilah
pemerintahan Orde Lama, sistem pemerintahan yang diterapkan oleh Indonesia adalah sistem
presidensial, tetapi tiga bulan kemudian sistem pemerintahan berubah menjadi sistem
parlementer. Hal ini disebabkan oleh adanya penyimpangan terhadap UUD 1945 yaitu
pembentukan kabinet parlementer dengan menunjuk Sultan Syahrir sebagai perdana menteri
(Ahira, 2013b).

Bendera indonesia

Lambang indonesia

Pada masa ini, Indonesia berbentuk negara serikat, di mana Indonesia di bagi menjadi
tiga yaitu Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur.
Tetapi pada Agustus 1950 diadakanlah perjanjian yang menghasilkan keputusan untuk
merubah bentuk negara serikat menjadi negara kesatuan. Sistem parlementer di Indonesia
tidak bertahan cukup lama, karena pada tahun 1959 bersamaan dengan dikeluarkannya Dekrit
Presiden, Indonesia kembali menerapkan sistem pemerintahan presidensial dengan sistem
politik demokrasi terpimpin.
Semenjak dikeluarkannya Dekrit Presiden tersebut, Indonesia mengalami beberapa
konflik yang berujung pada mundurnya Ir. Soekarno dari kursi kepemimpinan pada tahun
1968. Untuk mengisi kekosongan kursi kepresidenan tersebut MPRS memilih Jendral
Soeharto sebagai presiden Indonesia yang baru. Masa pemerintahan Soekarno ini dikenal
dengan nama era orde baru, dan era ini merupakan salah satu rezim pemerintaha terlama di
Indonesia karena rezim ini berlaku selama tiga dekade yaitu sejak 1968-1998 (Anggraeni,
2013).
Pada masa ini, Indonesia tetap menerapkan sistem pemerintah presidensial, hanya saja
terjadi perubahan terhadap sistem politiknya di mana pada awalnya adalah demokrasi
terpimpin berubah menjadi demokrasi Pancasila. Semenjak Soeharto menduduki kursi

kepresidenan, Indonesia mulai aktif melakukan hubungan dengan berbagai negara di dunia,
hal ini ditandai dengan masuknya kembali Indonesia sebagai anggota PBB setelah
sebelumnya pada masa pemerintahan Soekarno, Indonesia mengeluarkan diri dari
keanggotaan.

4.

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN KAMBOJA


Berdasarkan konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang menganut sistem
demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja di Kamboja hanya berfungsi sebagai
kepala negara sedangkan segala urusan pemerintahan diatur oleh perdana menteri. Dengan
begitu media dalam negeri Kamboja diatur dengan ketat oleh pemerintah. Sistem politik
Kamboja telahmengalami perjalanan yang panjang sejak kemerdekaannya pada tahun 1953
dan diwarnai dengan berbagai kerusuhan dan konflik.

Bendera kamboja

Bendera kamboja

Dalam melakukan pendekatan terhadap struktur sistem politik, penting untuk mengetahui
aktor-aktor yang terlibat di dalam sistem politiknya. Struktur sistem politik di Kamboja
terbagi menjadi enam kelompok, antara lain:
a) Kelompok Kepentingan, yang berpengaruh antara lain Cambodian Freedom Fighters
(CFF), Partnership for Transparency Fund (PTF) sebuah organisasi antikorupsi,
Students Movement for Democracy dan The Committee for Free and Fair Elections or
Comfrel (CIA, 2014). Cambodian Freedom Fighters (CFF) merupakan kelompok yang
mendapat dukungan dari Amerika Serikat (Aftergood, 2004). Banyak sumber yang
menyebut CFF sebagai kelompok teroris karena aksinya dalam penggulingan
pemerintah yang berkuasa. Pada akhirnya, pemerintah Kamboja berhasil menangkap
pemimpin-pemimpin CFF.
b) Partai Politik, pada tahun 2013, Kamboja baru saja menyelenggarakan pemilihan
umum. Terdapat dua partai yang bersaing yaitu Cambodian Peoples Party (CPP) dan
Cambodia National Rescue Party (CNRP). Selain itu, terdapat beberapa partai politik
lain namun tidak sedominan CPP dan CNRP, seperti National United Front for an
Independent, Neutral, Peaceful, and Cooperative Cambodia (FUNCINPEC) dan
Nationalist Party (NP) (CIA, 2014b). Sejak tahun 1998, CPP terus menerus
memenangkan pemilu. Beberapa sumber melansir bahwa CPP menggunakan
kekerasan dan intimidasi dalam arena pemilihan umum seperti mencegah pemilih
untuk mendukung oposisi. Selain itu, CPP diduga menerapkan politik uang dan
material.

c) Badan Legislatif, terdiri atas Senat dan Dewan Nasional. Senat terdiri dari 61 orang
dan Dewan Nasional terdiri dari 123 orang (CIA, 2014b).
d) Badan Eksekutif, dipimpin oleh seorang presiden dan perdana menteri. Presiden
berperan sebagai kepala negara sedangkan pemerintahannya dijalankan oleh perdana
menteri. Raja berhak mengumumkan amnesti, dan berhak membubarkan Majelis
Nasional berdasarkan usul Perdana Menteri dan setelah mendapat persetujuan Ketua
Majelis Nasional (CRI, 2006). Takhta kerajaan tidak dapat diwariskan sehingga Raja
dapat menjabat seumur hidup. Namun jika Raja tersebut meninggal, maka
penggantinya akan diambil dari keturunan Raja tersebut.
e) Birokrasi, yang cukup sering mendapatkan perhatian dari dunia terlebih setelah
diberikannya peringkat negara yang rakyatnya paling banyak menyuap di kawasan
Asia Pasifik (Maradona, 2010). Lembaga-lembaga seperti polisi, pengadilan, DPR,
lembaga pemerintah dan media tidak luput dari aksi suap ini. Oleh karena itu,
permasalahan korupsi menjadi masalah utama dari struktur sistem politik Kamboja.
f) Badan Peradilan, terdiri atas Supreme Court dan Constitutional Court. Supreme Court
terdiri dari 5 orang hakim, sementara Constitutional Court terdiri dari 9 anggota hakim
(CIA, 2014b).
Jika dilihat berdasarkan fungsinya, fungsi-fungsi sistem di Kamboja yang terdiri dari
sosialisasi politik, rekruitmen, serta komunikasi politik tidak berjalan dengan cukup baik.
Terlihat dari partisipasi masyarakat dalam pemilu yang semakin menurun dari tahun ke tahun
(Teehan & Sokha, 2013). Dalam fungsi rekruitmen politik pun, terlihat bahwa terdapat satu
partai yang mendominasi pemerintahan dan memenangkan setiap pemilu, yakni Cambodian
Peoples Party (CPP) sehingga agregasi kepentingan dari berbagai kelompok menjadi kurang
terakomodir. Hal ini juga berkaitan dengan fungsi-fungsi proses. Dikarenakan hanya satu
partai yang mendominasi dan menjabat selama beberapa periode, maka agregasi kepentingan
kurang berjalan dengan baik. Sedangkan di dalam pembuatan kebijakan pada dasarnya sudah
berjalan dengan baik. Namun, dalam pengimplementasiannya menjadi sangat terhambat
akibat korupsi yang terjadi di dalam lembaga-lembaga birokrasi negara.
5.

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN LAOS


Laos berhasil mengusir para penjajah dan memerdekakan diri pada tahun 1949 sebagai
Kerajaan Laos. Situasi di Laos penuh dengan permasalahan ketika masa Perang Dingin,
terutama dengan adanya pergolakan politik di negara tetangga, Vietnam. Laos juga ikut
dihinggapi perang saudara dan kudeta, hingga akhirnya pada tahun 1975 kelompok komunis
Pathet Lao mengambil alih pemerintahan dengan bantuan Uni Soviet dan komunis Vietnam
sehingga merubah namanya menjadi Lao Peoples Democratic Republic atau dalam bahasa
lokal dikenal sebagai Sathalanalat Paxathipatai Paxaxon Lao.

Bendera laos

Lambang negara laos

Runtutan kejadian sejarah tersebut membawa pada apa yang kita kenal sekarang. Laos
menjadi negara komunis yang masih bertahan. Republik sosialis kesatuaan dipilih sebagai
bentuk negara. Sistem pemerintahan presidensial membuat jabatan presiden berstatus kepala
negara di Laos, dengan parlemen bertindak menentukan presiden yang dipilih untuk
melakukan tugasnya dengan masa jabatan 5 tahun (United Nations 2005, h. 7). Presiden
bukanlah kepala pemerintahan, tetapi memiliki wewenang seperti representasi negara, secara
resmi mengangkat perdana menteri, dan pejabat tinggi lainnya, panglima tertinggi angkatan
perang, dan fungsi-fungsi lainnya. Jabatan kepala pemerintahan ini dipegang oleh seorang
perdana menteri yang ditunjuk langsung atau dinominasikan oleh presiden dengan persetujuan
dari parlemen. Presiden dan perdana menteri memegang kekuasaan eksekutif, dengan perdana
menteri bertugas mengangkat pejabat setara menteri.
Laos memiliki parlemen yang bersifat unikameral, yaitu National Assembly, sebuah
manifestasi rakyat yang bertugas menyusun perundang-undangan dan menentukan petugas
administrasi negara. Secara de facto, kekuasaan National Assembly ada di tangan partai
politik. Lembaga ini dihuni oleh 3 perwakilan dari setiap provinsi di Laos. Sebagai negara
komunis, tentu hanya ada partai politik yang diakui, yaitu Lao Peoples Revolutionary Party
(LPRP). Partai politik ini digunakan sebagai arena untuk menentukan calon-calon yang pada
akhirnya akan menempati kursi di National Assembly dengan cara dipilih melalui pemilihan
umum untuk masa jabatan sama halnya seperti presiden, yaitu 5 tahun.
6.

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN MALAYSIA


Federasi Malaysia merupakan negara berbentuk monarki konstitusional dan menganut
sistem demokrasi parlementer. Kepala negara Malaysia dipimpin oleh Seri Paduka Baginda
Yang di-Pertuan Agong yang dipilih dari sembilan sultan negeri Melayu (dari sembilan
negara bagian) secara bergiliran, Yang di-Pertuan Agong akan akan menjabat selama lima
tahun sebagai kepala negara dan pemerintahan tertinggi angkatan bersenjata (Thaib 2000,
h.37). Kepala pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri. Sistem pemerintahan Malaysia
merupakan sistem parlementer westminster, yang merupakan warisan penguasa koloni
Inggris (Habtemichael, 2012). Berikut ini akan merupakan sistem politik Malaysia yang
dijelaskan melalui trias politika.

Bendera negara malaysia

Lambang negara malaysia

Pertama, kekuasaan legislatif Malaysia dilaksanakan oleh Yang di-Pertuan Agong, dewan
negara dan dewan rakyat. Malaysia menganut sistem dua kamar (bikameral), terdiri dari senat

(dewan negara) dan dewan rakyat (house of representatives). Senat menguasai 70 kursi dan
dewan rakyat menguasai 219 kursi. Dari 70 anggota senat yang akan menjabat selama 3
tahun, 44 dipilih oleh Yang di-Pertuan Agong atas nasihat perdana menteri, 26 ditunjuk oleh
badan pembuat UU negara bagian (Thaib 2000, h. 38). Sementara itu, anggota dewan rakyat
dipilih melalui popular vote untuk masa jabatan selama 5 tahun.
Kedua, kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan. Kabinet dipilih dari anggota dewan negara dan dewan
rakyat. Berdasarkan konstitusi Malaysia, seorang perdana menteri haruslah anggota dewan
rakyat (dewan rendah) yang direstui Yang di-Pertuan Agong dan didukung oleh parlemen.
Ketiga, terkait kekuasaan yudikatif, sistem hukum kebanyakan berdasarkan hukum Inggris Di
Malaysia terdapat beberapa lembaga yudikatif seperti Federal Court, Court of Appeals, High
Courts, Sessions Courts, Magistrates courts dan Juvenile Courts (CIA, 2014d)
Malaysia secara administratif terdiri dari 13 negara bagian dan 3 wilayah federal yaitu
Kuala Lumpur, Labuan Island dan Putrajaya. 11 negara bagian terletak di Malaysia Barat dan
2 negara bagian lagi terletak di Malaysia Timur. Pemerintah negara bagian dipimpin oleh
chief minister (kepala menteri) yang diangkat oleh mejelis negara bagian. Malaysia menganut
sistem multipartai, dimana terdapat sekitar 30 partai politik yang semuanya memiliki wakil
diparlemen. Partai yang menjadi hegemon dalam perpolitikan Malaysia disebut dengan
Barisan Nasional (national front), termasuk United Malay National Organization (UMNO).
7.

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN MYANMAR


Hluttaw atau dewan perwakilan rakyat terdiri dari dua anggota terpilih per kota dan
ditambah perwakilan terpilih untuk masing-masing dikirim di dewan perwakilan nasional.
Panglima tentara juga menunjuk perwakilan militer yang setara dengan satu pertiga dari
perwakilan-perwakilan rakyat terpilih. Hluttaw kelak memilih seorang ketua, juru bicara, dan
wakil juru bicara, dari anggota-anggotanya. Akibat perbedaan besarnya jumlah penduduk di
masing-masing negara-negara bagian, sistem konstituensi tersebut menghasilkan jumlah
konstituen berbeda per representatif. Masing-masing diberi tanggung jawab tertentu, namun
beberapa di antaranya ditangguhkan untuk tanggung jawab dalam beberapa sektor, seperti
pertanian misalnya. Tanggung jawab yang ditugaskan pada umumnya memiliki lingkup yang
luas, namun ada pula yang cukup sempit dan terbatas, misalnya dalam hal energi, listrik,
pertambangan, dan kehutanan (Nixon, 2013).

bendera negara myanmar

Lambang negara myanmar

Kepala menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diambil dari kalangan anggota
Hluttaw. Proses pengangkatan menteri melibatkan presiden yang memilih negara/wilayah
Hluttaw sesuai kualifikasi yang dibutuhkan. Setelah pemilihan, pengangkatan jabatan

kemudian dikonfirmasi oleh Hluttaw (Nixon, 2013). Karena seorang calon hanya dapat
ditolak jika terbukti gagal dalam memenuhi kualifikasi konstitusi, pemilihan Kepala Menteri
efektif sepenuhnya berada di tangan Presiden, dengan syarat bahwa ia adalah anggota dari
negara atau wilayah Hluttaw.
Penting untuk dicatat bahwa anggota yang dipilih oleh Presiden biasanya adalah
anggota terpilih, tetapi terkadang juga dapat diambil dari anggota militer. Penunjukan menteri
negara atau wilayah sebagian besar di tangan Kepala Menteri.
Negara dan daerah memiliki Pengadilan Tinggi terdiri dari Ketua dan hakim yang
teridiri dari tiga hingga tujuh orang. Pengadilan Tinggi mengawasi anak kabupaten, kota dan
adminsitrasi-mandiri diberikan pengadilan daerah. Tidak ada layanan peradilan yang mandiri.
Kepala Pengadilan wilayah/negara bagian dinominasikan oleh Presiden, dengan berkonsultasi
bersama Kepala Pengadilan Negara, dan hakim dipilih oleh Kepala Menteri, yang juga dengan
dikonsultasikan dengan Kepala Pengadilan Nasional. Nominasi-nominasi tersebut diusulkan
kepada hluttaw negara/wilayah bagian untuk disetujui. Semua badan peradilan menjadi
subordinasi dari Pengadilan Tertinggi (Nixon, 2013).
8.

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN SINGAPURA


Sempitnya luas wilayah Singapura tidak sama sekali menjadi hambatan bagi negara ini
untuk menjadi sebuah kekuatan besar di kawasan Asia bahkan di dunia. Di Asia, Singapura
dikenal sebagai salah satu dari empat macan Asia, bersama Hong Kong, Korea Selatan, dan
Taiwan). Singapura pun memimpin dunia dalam beberapa aspek seperti sebagai pusat
keuangan keempat terkemuka di dunia, pusat pemurnian minyak ketiga terbesar di dunia, dan
pelabuhannya merupakan pelabuhan tersibuk kelima di dunia. Bank Dunia pun mencatat
Singapura sebagai tempat termudah untuk melakukan bisnis. Semua prestasi ini dapat
Singapura raih tidak terlepas dari peran pemerintah Singapura dalam menyediakan kebijakankebijakan dalam menunjang terciptanya iklim bisnis yang baik bagi para pelaku ekonomi di
negaranya.

Bendera negara singapura

Lambang negara singapura

Singapura merupakan negara republik parlementer di mana Presiden Singapura


bertindak sebagai kepala negara yang membawahi kabinet dan Perdana Menteri Singapura
bertindak sebagai kepala pemerintahan yang membawahiparlemen. Saat ini, kursi Presiden
Singapura diduduki oleh Tony Tan Keng Yam sementara kursi Perdana Menteri diduduki oleh
Lee Hsien Loong. Meskipun Singapura merupakan negara dengan sistem multi partai
terdapat 12 partai politik aktif saat ini (Janus Corporate Solutions, 2014)namun secara de
facto, Peoples Action Party (PAP) merupakan partai politik dominan yang senantiasa
mengantongi suara tidak kurang dari 60% semenjak kemerdekaan Singapura (BBC News,
2014). Presiden dan anggota parlemen dipilih langsung oleh rakyat masing-masing untuk 6
dan 5 tahun masa jabatan, adapun Perdana Menteri terpilih adalah kepala partai politik yang
memenangkan kursi terbanyak di parlemen. Perdana Menteri terpilih kemudian akan

membentuk kabinet yang terdiri dari menteri-menteri yang dipilih dari anggota parlemen
terpilih. Untuk menjamin representasi yang setara bagi kaum minoritas mengingat
karakteristik masyarakat Singapura yang multi-ras dan multi-religi, Singapura menggunakan
sistem Group Representation Consttuency (GRC) dalam pemilihan umum anggota
parlemennya. Dalam GRC masing-masing partai politik mendaftarkan tiga hingga enam
kandidat di mana minimal satu kandidat mewakili ras minoritas. Selain itu, untuk
mengakomodir suara non-partisan, sejak tahun 1990 Singapura memperkenalkan sebuah
sistem Nominated Members of Parliament (NMP) yang biasanya dipilih dari akademisi,
media, organisasi masyarakat, komunitas bisnis, termasuk juga dunia olah raga dan seni (New
Zealand Ministry of Foreign Affairs & Trade, 2008).
Di bawah dominasi PAP, Singapura hingga saat ini memiliki budaya politik yang
cenderung otoriter, pragmatis, rasional dan legalistik. Struktur kekuasaan Singapura sangat
terpusat, ditandai dengan gaya top-down di mana stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi
menjadi fokus utama. Menariknya, administrasi pemerintahan Singapura dapat dikatakan
tidak dikontrol oleh para politisi namun oleh para birokrat yang lebih menekankan
keterampilan, kinerja dan kesetian kepada negara dan kebijakan-kebijakan dalam meraih
kekuasaannya. Hal ini menjadikan Singapura jarang terlibat kasus perpecahan dalam tubuh
kepemimpinannya. Gaji pemerintah pun sengaja dibuat dengan nominal yang tinggi sebagai
strategi pencegahan tindak korupsi. Maka tidak mengherankan jika pemerintahan Singapura
terkenal sebagai pemerintahan yang bersih dari korupsihingga dinobatkan sebagai the top ten
least-corrupt country in the world oleh Transparency International.
9.

SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN THAILAND


Kerajaan Thailand (nama resmi: Thai Ratchaanackak) adalah satu-satunya negara
anggota ASEAN yang tidak memiliki sejarah okupasi atau penjajahan. Beribukotakan
Bangkok (Krung Thep), masyarakat Thailand didominasi oleh penganut agama Buddha
dengan Islam dan Kristen sebagai agama minoritas. Bahasa resmi yang berlaku adalah Thai,
dengan mata uang Bath.

Bendera negara thailand

Lambang negara thailand

Secara geografis, Thailand berada di tengah-tengah bagian barat dari semenanjung


Indocina dan utara dua pertiga dari Semenanjung Melayu di Asia Tenggara, dimana
berbatasan langsung dengan Myammar di sebelah utara dan barat, Malaysia di selatan, Laos
di utara dan timur laut, serta Kamboja di sebelah timur. Luas tanahnya mencakup 511.711 km
persegi dengan populasi 67.091.089 orang dengan tingkat pertumbuhan penduduknya
mencapai 0.543 % (Pearson Education, 2013).
Bentuk pemerintahan Thailand adalah monarki konstitusional berbentuk legislatif
bikameral demokratis. Di dalam sejarahnya, pemerintahanya dikendalikan oleh kekuatan

militer negara, serta pernah mengalami sitem politik multipartai. Namun disaat ini, bentuk
pemerintahan negara Thailand mengarah kepada partai tunggal yang dipilih melalui pemilihan
umum.
Pemerintahan Thailand dikepalai oleh oleh Perdana Menteri dengan raja sebagai
kepala negara turun-temurun, serta konstitusi mengakui raja sebagai Budha, raja juga sebagai
penegak agama dimana Raja Bhumibol Adulyadeylah, Rama IX yang pertama kali
mendapatkan takhta penguasa tersebut sejak 9 Juni 1946 (Pearson Education, 2013). Badan
eksekutifnya terdiri dari Dewan Menteri kabinet yang dipimpin oleh kepala pemerintahan.
Thailand memiliki legislatif bikameral yang disebut Majelis Nasional (Rathasapha) terdiri dari
dua Senat yaitu Wuthisapha yang dipilih secara populer dari konstituen satu kursi secara non
partisan untuk jangka enam tahun dan Sapha Phuthaen Ratsadon (DPR) dipilih melalui pemilu
untuk masa jabatan empat tahun dimana presiden DPR merangkap sebagai presiden Majelis
Nasional dan presiden dari Senat berfungsi sebagai wakil presiden Majelis Nasional.
Di bidang yudikatif, Thailand memiliki Mahkamah Konstitusi, pengadilan militer,
pengadilan syariah Islam, pengadilan administratif yang memiliki sistem tiga tingkat
Pengadilan Kehakimannya (pengadilan tingkat pertama, kedua, dan ketiga) dimana strata
tertinggi dipegang oleh Mahkamah Agung. Mahkamah Agung dan Mahkamah konstitusi
tunduk pada persetujuan Senat. Untuk memilih kepala negara dan pemerintahan digunakan
dengan sistem monarki yang kekuasaannya diwariskan secar turun temurun berdasarkan
Undang-Undang Palace Suksesi diberlakukan pada tahun 1924, yang memungkinkan raja
menunjuk ahli warisnya, jika gagal melakukannya maka Privy Council mencalonkan ahli
waris untuk dipertimbangkan oleh Majelis Nasional (Mongabay, 2005). Perdana Menteri dan
Senat dipilih melalui pemilihan umum dengan suara terbanyak atau partai mayoritas di DPR.
Dalam bidang hubungan luar negeri, Thailand dengan beberapa negara dan organisasi
lainnya terlihat dari keanggotaannya dari organisasi regional ASEAN serta menjlai hubungan
diplomatik di beberapa negara di dunia termasuk Uni Eropa dan Amerika. Hubungan
terkadang terjadi beberapa situasi ketegangan dengan beberapa negara di antaranya Kamboja
dengan kasus Kuil Preah Vihear, konflik perbatasan dengan Malaysia, pemberontakan dari
Burma. Kebijakan luar negeri Thailand menaruh kerjasama hubungan yang cukup dekat
dengan Amerika Serikat China dan Jepang. Sejak tahun 1980, Thailand mengejar tiga tujuan
kebijakan luar negeri utama yaitu menjaga keamanan nasional, diversifikasi dan memperluas
pasar ekspor Thailand, dan membangun hubungan baik dengan semua bangsa (LePoer, 1987).
Secara keseluruhan, Thailand melakukan kebijakan luar negrinya yang disebut omnidirectional foreign policy.
10. SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN VIETNAM
Vietnam merupakan negara komunis yang hingga sekarang tetap mempertahankan ideide komunisme dalam konstitusinya. Sistem politik merupakan bagian pertama dalam
rangkaian konstitusi, yang dibahas dalam bab satu dari tiga belas bab konstitusi Vietnam.
Paham komunisme yang dianut Vietnam dalam sistem politik masih mengacu pada sistem
pemerintahan dari Uni Soviet (Asshiddiqie 2010, h. 143144).

Bendera negara fietnam

Lambang negara vietnam

Negara dengan nama resmi Republik Sosialis Vietnam (Cong Hoa Xa Hoi Chu Nghia
Viet Nam) ini adalah negara dengan bentuk pemerintahan republik dengan partai tunggal yaitu
Vietnamese Communist Party (VCP). Vietnam saat ini merupakan salah satu negara ASEAN
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat. Sejak merdeka pada 2 September 1945,
negara jajahan Perancis dan Jepang tersebut kemudian bergabung dari Vietnam Utara dan
Vietnam Selatan pada 1975 dengan dominasi utara dan komunisme setelah melalui perang
besar selama tiga dekade (BBC News, 2014c).
Partai Komunis Vietnam sendiri yaitu VCP, memiliki tiga kepemimpinan kolektif yang
terdiri dari sekretaris jenderal VCP, perdana menteri, dan presiden. Perdana Menteri Nguyen
Tan Dung yang menjabat sejak 2006 adalah kepala pemerintahan (head of government)
Vietnam, sedangkan Presiden Truon Tan Sang yang menjabat tahun 2011 merupakan kepala
negara (chief of state) Vienamsaat ini. Jabatan presiden di Vietnam menjadi posisi seremonial,
sedangkan perdana menteri bertugas mengawasi pelaksanaan pemerintahan dan sekretaris
jenderal VCP adalah posisi yang paling berpengaruh, yang kini diduduki oleh Nguyen Phu
Trong. Negara dengan ibu kota Hanoi ini terbilang cenderung samar-samar dalam
pengumuman kebijakannya dan kurang transparansi dalam mekanisme transfer kekuasaan
(BBC News, 2014c).
Sejak konstitusi baru pada 15 April 1992, konstitusi mengakui Majelis Nasional
sebagai badan tertinggi kekuasaan negara Vietnam. Majelis Nasional sendiri merupakan
sebuah badan unikameral dengan 498 orang anggota terpilih untuk masa jabatan lima tahun
yang bertemu dalam jangka waktu dua kali setahun. Selain ketiga pemimpin utama terdapat
juga kepala Pengadilan Rakyat Agung dan Kantor Rakyat Agung Pengawasan dan
Pengendalian sebagai kepala kehakiman dan 21 orang anggota kabinet sebagai eksekutif.
Walaupun Majelis Nasional memiliki wewenang dalam akuntabilitas para menteri dan
mengubah undang-undang, akan tetapi pada akhirnya bagaimanapun juga Partai Komunis
Vietnam tetap menjadi pihak yang akan mengontrol eksekutif dan proses pemilihan. VCP
melalui kontrol 150 orang anggota Komite Sentral, memilih 15 orang anggota Politbiro pada
kongres partai nasional yang diadakan setiap lima tahun, sedangkan anggota partai tersebut
memegang semua posisi senior dalam pemerintahan (International Business Publication 2008,
h. 90).
11. SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN TIMOR LESTE
SYSTEM PEMERINTAHAN RDTL (REPUBLICA DEMOCRATICA DE TIMORLESTE) Ciri-ciri pemerintahan semipresidensial Timor-Leste: 1. dari presidensial o
Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung

oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat. o Presiden memiliki hak prerogratif (hak
istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin
departemen dan non-departemen. 2. dari parlementer o Dikepalai oleh seorang perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan kepala negara dikepalai oleh presiden. o
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. o Kekuasaan
eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. o Kekuasaan eksekutif dapat
dijatuhkan oleh legislatif. Kepala Negara Republik Timor Leste adalah seorang presiden, yang
dipilih secara langsung dengan masa bakti selama 5 tahun. Meskipun fungsinya hanya
seremonial saja, ia juga memiliki hak veto undang-undang.

Bendera timor leste

Lambang timor leste

Perdana Menteri dipilih dari pemilihan multi partai dan diangkat/ditunjuk dari partai
mayoritas sebuah koalisi mayoritas. Sebagai kepala pemerintahan, Perdana Menteri
mengepalai Dewan Menteri atau Kabinet dalam Kabinet Pemerintahan. Parlemen Timor Leste
hanya terdiri dari satu kamar saja dan disebut Parlamento Nacional. Anggotanya dipilih untuk
masa jabatan selama lima tahun. Jumlah kursi di parlemen antara 52 dan 65 tetapi saat ini
berjumlah 65. Undang-Undang Dasar Timor Leste didasarkan konstitusi Portugal. Angkatan
Bersenjata Timor Leste adalah FALINTIL-FDTL (F-FDTL), sedangkan angkatan
kepolisiannya adalah PNTL (Polcia Nacional Timor-Leste). Timor-Leste Adalah Negara
Republik Berdemokrasi. Paham demokrasi yang dianut ditimor leste adalah demokrasi liberal.
1. Setiap warga negara yang berumur 17 tahun ke atas berhak untuk memilih dan untuk
dipilih. 2. Penggunaan hak pilih bersifat pribadi dan merupakan suatu kewajiban warga
negara. 3. Setiap warga negara berhak mengajukan, baik secara perorangan maupun secara
bersama dengan yang lain, petisi, pengaduan dan tuntutan pada badan-badan daulat atau pihak
berwenang dengan tujuan untuk membela hak-haknya, UUD, hukum atau kepentingan umum.
4. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk memberikan sumbangsih demi
mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan dan kesatuan wilayah negara. Timor-Leste
memiliki sistem pemerintahan semi-presidensialyang mana memiliki empat badan kedaulatan
yang terdiri dari Badan presidensial, badan legislatif, badan eksekutif dan badan Hukum.
Keempat badan kedaulatan tersebut memiliki fungsi dan tanggungjawab yang berbeda yang
mana diatur didalam Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Demokratik Timor
-Leste(RDTL). Sebagai negara hukum, Konstitusi Repubica Democratica De Timor Leste
merupakan hukum tertinggi di Timor-Leste yang mana merupakan dasar bagi bembuatan
hukum-hukum yang lain di teritori ini. Adapun, proses pembuatan UUD Timor-Leste dimulai
dengan Assembleia Konstituante yang waktu itu memiliki 88 anggota dan mayoritas anggata
Assemblei Konstituante adalah dari fraksi Partai Fretelin yang menduduki 55 kursi. Sesudah
setelah, kemerdekaan Timor-Leste di restorasikan pada tanggal 20 Mei 2002, ke 88 anggota

Asemblei Konstituante di tranformasikan menjadi Anggota Parlamen Nasional. Ke 88 anggota


legislatif ini telah menyempatkan dasar-dasar hukum bagi negeri ini dengan berbagai hukum
yang diantaranya adalah UUD Timor-Leste yang dibagi kedalam 7 bagian pokok dengan 170
pasal. Untuk membangun negeri dan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih cemerlan
kita harus belajar dan mencintai sejarah kita sehingga kelak kita bisa bertindak dan berkarya
lebih berhati-hati demi terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat negeri
dan bangsa ini.

Anda mungkin juga menyukai