METODE UJI
Sesuai dengan ISO/IEC 17025
Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi
UU No 19
Tahun 2002
ii
iii
Desain cover
Penata letak
I. Judul
542.1
iv
Penulis
vi
PENDAHULUAN ..................................................... 1
Quality Assurance (QA) dan Quality Control (CQ) ....... 1
Landasan Validasi Metode Uji .................................... 5
BAB III
3.1
3.2
3.3
3.4
BAB IV
4.1
4.2
BAB V
5.1
5.2
vii
BAB VI
BAB VII
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
viii
ix
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Tabel 3.11
Tabel 3.12
Tabel 3.13
Tabel 3.14
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
xi
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 6.1
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Tabel 6.4
Tabel 7.1
Tabel 7.2
Tabel 7.3
Tabel 7.4
Tabel 7.5
Tabel 7.6
Tabel 7.7
Tabel 7.8
Tabel 7.9
Tabel 7.10
Tabel 7.11
Tabel 7.12
Tabel 7.13
Tabel 7.14
Data
larutan
blanko
fenol
dengan
spektrofotometer UV-Vis .........................................74
Data hasil uji LOD pada sampel natrium
hidroksida .............................................................75
Data hasil uji LOQ pada sampel natrium
hidroksida .............................................................76
Data Hasil Uji LOQ pada Sampel Natrium
hidroksida .............................................................77
Hasil studi Ketangguhan (ruggedness) ....................82
Hasil studi Kekuatan (Robustness) ...........................82
Robustness pada metode uji dengan HPLC .............83
Contoh hasil analisis pengujian ketegaran
dengan HPLC konsentrasi standar 100%.................84
Nilai dan ketidakpastian ......................................101
Sumber ketidakpastian kurva kalibrasi ..................116
Sumber ketidakpastian kadar Ni dalam NaOH
32% ....................................................................117
Hasil nilai ketidakpastian kadar Nikel pada
natrium hidroksida ..............................................119
Data hasil pengukuran larutan standar .................121
Data penentuan ketidakpastian kurva kalibrasi
Cu ......................................................................122
Daftar sumber ketidakpastian ...............................124
Data larutan standar nitrat ...................................127
Data perhitungan LOD dan LOQ .........................127
Perhitungan repeatabilitas dan recovery ................128
Penentuan relatif standar ketidakpastian ...............128
Daftar berat atom dan ketidakpastian terkait ........130
Penentuan ketidakpastian standar masing
masing elemen KMnO4 ........................................131
Penentuan ketidakpastian standar masing
masing elemen C8H5O4K .....................................132
xii
Tabel 7.15
Tabel 7.16
Tabel 7.17
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
SNIISO
15189:2012:
Medical
laboratories.
Persyaratan mutu dan kompetensi laboratorium
medik.
OHSAS 18001: (Occupation Health and Safety Assessment
Series)
ISO 9241: Ergonomics of Human-Computer Interaction
ISO 13485:2003: For Quality Management System Related to
the Design, Production Assembly, Installation and Servicing of
Psychological Assessment Tools
12.
13.
14.
15.
Tindakan Pencegahan
Pengendalian Rekaman
Audit Internal
Kaji Ulang Manajemen
1.
2.
3.
4.
BAB II
VALIDASI DAN VERIFIKASI
2.1
10
11
12
13
14
15
16
banyak
faktor
dan
harus
digunakan.
Perkiraan
ketidakpastian secara keseluruhan pada tingkat kepercayaan
95% dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
17
2.
3.
4.
18
19
20
BAB III
PRESISI DAN AKURASI
3.1
Pendahuluan
Validasi
metode
analisis
bertujuan
untuk
memastikan dan mengkonfirmasi bahwa metode analisis
tersebut sudah sesuai untuk peruntukannya. Validasi
biasanya diperuntuk-kan untuk metode analisa yang baru
dibuat dan dikembangkan. Sedangkan untuk metode yang
memang telah tersedia dan baku (misal dari AOAC, ASTM,
dan lainnya), namun metode tersebut baru pertama kali
akan digunakan di laboratorium tertentu, biasanya tidak
perlu dilakukan validasi, namun hanya verifikasi. Tahapan
verifikasi mirip dengan validasi hanya saja parameter yang
dilakukan tidak selengkap validasi.
Verifikasi metode uji adalah konfirmasi ulang dengan
cara menguji suatu metode dengan melengkapi bukti-bukti
yang obyektif, apakah metode tersebut memenuhi
persyaratan
yang
ditetapkan
dan
sesuai
dengan
tujuan.Verifikasi sebuah metode uji bermaksud untuk
membuktikan bahwa laboratorium yang bersangkutan
mampu melakukan pengujian dengan metode tersebut
dengan hasil yang valid. Verifikasi bertujuan untuk
membuktikan bahwa laboratorium memiliki data kinerja.
Parameter yang diuji dalam verifikasi metode penentuan
21
Low Precision
High Accuracy
Low Precision
Low Accuracy
High Precision
Low Accuracy
High Precision
High Accuracy
22
3.2
Presisi
Presisi
atau
precision
adalah
ukuran
yang
menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual,
diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata
jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampelsampel yang diambil dari campuran yang homogen.
Presisi diukur sebagai simpangan baku atau
simpangan baku relatif (koefisien variasi). Precision dapat
dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) atau
reproducibility (ketertiruan).
Repeatability adalah keseksamaan metode jika
dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi
sama dan dalam interval waktu yang pendek. Repeatability
dinilai melalui pelaksanaan penetapan terpisah lengkap
terhadap sampel-sampel identik yang terpisah dari batch
yang sama, jadi memberikan ukuran keseksamaan pada
kondisi yang normal.
Reproducibility adalah keseksamaan metode jika
dikerjakan pada kondisi yang berbeda. Biasanya analisis
dilakukan dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda
menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang
berbeda pula. Analisis dilakukan terhadap sampel-sampel
yang diduga identik yang dicuplik dari batch yang sama.
Reproducibility dapat juga dilakukan dalam laboratorium
yang sama dengan menggunakan peralatan, pereaksi, dan
analis yang berbeda.
Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan
simpangan baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV) 2%
atau kurang. Akan tetapi kriteria ini sangat fleksibel
tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah
23
AMDK
No.
0,54
0,55
0,57
0,52
24
dengan
No.
0,54
0,55
0,57
0,54
0,54
10
0,56
Jumlah
5,48
Rata-rata
0,548
SD
0,015491933
RSD(%)
2,826995143
25
KV (%) = 2
1 - 0,5 log C
No.
5.55
5.55
5.57
5.52
5.54
5.55
5.57
5.54
5.54
10
5.56
Jumlah
55.49
Rata-rata
5.549
SD
0.015238839
RSD(%)
0.274623162
26
Tabel 3.3
No.
51.55
52.55
51.57
52.52
53.54
51.55
51.57
51.54
51.54
10
51.56
Jumlah
519.49
Rata-rata
51.949
SD
0.692025208
RSD(%)
1.332124215
No.
0.0515
0.0825
0.0615
0.0525
0.0535
0.0515
0.0715
0.0519
27
No.
0.0516
10
0.0516
Jumlah
0.5796
Rata-rata
0.05796
SD
0.01079539
RSD(%)
18.62558655
28
Repeatability
S/B
Reproducibility
B
S
S
S
S
S
S
1B
2S
S
S
B
B
S/B
B
29
Repeatability
Reproducibility
Sama
Sama
Sama
Pendek
Intra-laboratory
repeatability
Sama
Beda
Sama atau Beda
Panjang
Sampel
Operator
Instrument
Periode
waktu
Kalibrasi
Laboratorium
Sama
Sama
Beda
Sama
Beda
Beda
Sama
Beda
Beda
Panjang
30
31
32
2.
3.
Keterangan
SD
: Standar Deviasi
: Nilai Rata-rata
n
: Ulangan
RSD : Relatif Standar Deviation
Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan
nilai %RSD 2%. Kriteria ini sangat fleksibel tergantung
pada konsentrasi analit yang dianalisis, jumlah sampel dan
kondisi laboratorium. Nilai RSD atau koefisien variasi
meningkat dengan menurunnya kadar analit yang
33
Pengulangan
1
2
3
4
5
Penimbangan (g)
Kadar Ni (ppm)
32%
48%
98%
32%
48%
98%
10,03
10,01
10,01
10,02
10,06
5,00
5,07
5,00
5,01
5,06
1,08
1,06
1,05
1,07
1,05
0,0144
0,0368
0,0211
0,0192
0,0109
1,2786
0,8251
1,2062
0,7621
0,9794
1,0814
1,1724
0,9170
0,9303
0,9170
34
Pengulangan
Penimbangan (g)
32%
48%
98%
Kadar Ni (ppm)
32%
6
10,01 5,00 1,04 0,0267
7
10,04 5,01 1,05 0,0276
Jumlah
0,1568
Rata-rata
0,0224
SD
0,0088
% RSD
0,39 %
Syarat keberterimaan untuk nilai % RSD < 2%
48%
98%
0,8346
0,7621
6,6479
0,9497
0,2137
0,22%
0,8102
1,0936
6,9216
0,9888
0,1283
0,13%
35
3.3
36
RSD
2,8%
4,0 %
5,7 %
8,0 %
16 %
45 %
64 %
37
Konsentrasi Cu (ppm)
40,8658
39,9516
38,9490
40,4530
40,6004
40,6004
40,6004
40,1640
9,1774
Konsentrasi Pb (ppm)
1,0024
0,9123
1,0575
0,9812
1,0437
1,0437
1,0437
0,9994
16,0014
Konsentrasi rata-rata
NO3- (ppm)
29,58
29,73
29,12
29,31
29,94
29,16
29,16
29,456
0,3544
1,20
14,59
9,62
38
pada
penentuan
pada
penentuan
3.4
(Akurasi) Accuracy
39
40
x 100
41
42
43
Ul
an
g
Standar Ni
yang
ditam
-bahkan
(ppm)
bla
nk
o
1
0,1
2
0,2
3
0,3
5
0,5
Rata-rata
Penimba-ngan
(g)
32
%
Konsetrasi Ni yang
terukur (g)
Perolehan kembali
(%)
48%
98%
32%
48%
98%
32%
48%
98%
5,04 2,09
0,59
0,4522
1.0865
0,9857
5,02
5,00
5,04
5,03
0,58
0,54
0,54
0,51
0,5628
0,6897
0,8426
1,1191
1,1744
1,2817
1,2882
1,7730
0,9369
1,0898
1,2167
1,2817
97,79
95,25
92,25
86,74
93,01
86,7497,79
94,18
89,38
80,70
82,85
86,78
80,7094,18
80-110
98,41
99,28
87,22
91,96
94,97
87,2299,28
2,10
2,08
2,08
2,09
44
[ ]
[ ]
[ ]
x 100%
45
46
Sertifikat
Rata-rata
SD
105,0
8,0
41,7
0,25
114,0
2,0
1162,0
31,0
2,47
0,15
350,4
4,8
ND
ND
-
Hasil Analisis
102,4
40,8
115,0
1138,1
2,57
350,3
2,66
21,0
1,1
0,27
1,6
11,0
0.08
3,4
0.17
0,18
47
48
49
50
x 100%
x 100%
51
[ ]
[ ]
[ ]
x 100%
x 100%
52
BAB IV
LINEARITAS DAN DAERAH KERJA
4.1
53
54
55
56
No.
Konsentrasi mg/L
Absorbansi
0.5
0.0905
0.178
0.3379
0.4938
0.6438
0.9116
1.1315
10
1.2344
57
58
Absorbansi
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
y = 0,038x-0,001
R = 0,998
0.5
1.5
2.5
Konsentrasi (ppm)
59
60
4.2
61
Volume sampel
(mL)
10
10
10
10
10
Konsentrasi standar
yang ditambahkan
0
5
10
15
20
62
Absorbansi
0,215
0,424
0,685
0,826
0,967
1.2
1
y = 0.0381x + 0.2253
R = 0.9978
Absorbansi
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-10
-5
-0.2
10
15
20
25
63
64
BAB V
LIMIT DETEKSI (LOD) DAN
LIMIT KUANTISASI (LOQ)
5.1
65
2.
3.
diterapkan
untuk
metode
analisis
yang
menunjukkan suara dasar.
Penentuan blanko
Penentuan blanko diterapkan ketika analisis blanko
memberikan hasil standar deviasi tidak nol. LOD
dinyatakan sebagai konsentrasi analit yang sesuai
dengan nilai blanko sampel ditambah tiga standar
deviasi dan LOQ adalah konsentrasi analit yang
sesuai dengan nilai blanko sampel ditambah sepuluh
standar deviasi seperti yang ditunjukkan dalam
persamaan berikut:
LOD = x + 3Sb
LOQ = x + 10 Sb
Dimana x adalah konsentrasi rata-rata blanko dan Sb
adalah standar deviasi dari blanko
Kurva Kalibrasi
Untuk kurva kalibrasi linear, diasumsikan bahwa
respon instrumen y berhubungan linier dengan
konsentrasi x standar untuk rentang yang terbatas
konsentrasi. Hal ini dapat dinyatakan dalam model
seperti y = bx + a. Model ini digunakan untuk
menghitung sensitivitas b dan LOD dan LOQ (6).
Oleh karena itu LOD dan LOQ dapat dinyatakan
sebagai:
LOD = 3Sa/b
LOQ = 10 Sa/b
Sa adalah standar deviasi dan b slope
66
67
68
69
70
Keterangan :
5.2
(Riyanto, 2009).
Larutan
Blank
Standard
Standard
Standard
Standard
Standard
Konsentrasi
Ip (A)
0,0
2,3
4,5
6,8
9,0
11,2
0,003
0,090
0,176
0,262
0,347
0,432
1
2
3
4
5
71
Ip (mikroA)
0.5
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
y = 0.038x + 0.002
R = 0,999
10
12
yi
0.002
0.0894
0.173
0.2604
0.344
0.4276
0.253617
0.845388
mg/L
mg/L
y-yi
0.001
0.0006
0.003
0.0016
0.003
0.0044
0.01163743
0.03412476
(y-yi)2
0.000001
3.6E-07
9E-06
2.56E-06
9E-06
1.936E-05
4.128E-05
A
A
LOD =
= 0.253617 mg/L
LOD =
= 0,0032125
= 0.845388 mg/L
72
Data
larutan
standar
spektrofotometer UV-Vis
fenol
C Fenol (mg/L)
0
10
20
30
40
50
0.00016
0.0757
0.1514
0.2146
0.2764
0.3594
73
dengan
Absorbansi
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
y = 0.0071x
R = 0.9979
10
20
30
40
50
60
Konsentrasi Cu (mg/L)
Data
larutan
blanko
spektrofotometer UV-Vis
fenol
dengan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Rata-rata
SD
0
0.0003
0.0001
0.0003
0.0001
0.0003
0.0001
0.0003
0.0000
0.0001
0.0016
0.00016
0.00013
0
0.042857
0.014286
0.042857
0.014286
0.042857
0.014286
0.042857
0.000000
0.014286
0.228571
0.022857
74
LOD pada
sampel natrium
absorbansi
0,0157
0,0159
0,0159
0,0159
0,0157
0,0159
0,0159
9,759 x 10-5
0,0158
0,0161
75
absorbansi
1
2
3
4
5
6
7
SD
Nilai
LOQ
0,0157
0,0159
0,0159
0,0159
0,0157
0,0159
0,0159
9,759 x 10-5
0,0158
0,0167
76
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi (y)
yi
0,0
0,5
1,0
2,0
0,000
0,018
0,036
0,077
-0,001
0,018
0,037
0,075
0,001
0,000
0,001
0,002
(y-yi)2
0,000001
0,000000
0,000001
0,000004
(y-yi)2 =
0,000006
0,038x-0,001
0,00024
0,00079
77
78
BAB VI
KETAHANAN DAN
KETANGGUHAN METODE UJI
6.1
Ketangguhan
(ruggedness)
(Robustness) Metode Uji
dan
Kekuatan
79
metode. Perhitungannya dilakukan secara statistik menggunakan ANOVA pada kajian kolaboratif.
Kekasaran dari suatu metode analisis adalah
resistensi terhadap perubahan dalam hasil yang dihasilkan
oleh analisis metode ketika penyimpangan kecil terbuat
dari kondisi percobaan yang dijelaskan dalam prosedur.
Batas-batas
untuk
parameter
eksperimental
harus
diresepkan dalam protokol metode (meskipun ini tidak
selalu dilakukan di masa lalu), dan penyimpangan yang
diper-bolehkan seperti itu, secara terpisah atau dalam
kombinasi apapun, harus menghasilkan tidak ada
perubahan yang berarti dalam hasil yang dihasilkan. (A
"perubahan yang berarti" di sini akan berarti bahwa metode
ini tidak bisa beroperasi dalam batas-batas yang disepakati
ketidakpastian mendefinisikan kebugaran untuk tujuan.)
Aspek metode yang mungkin mempengaruhi hasil harus
diidentifikasi, dan mereka pengaruh terhadap kinerja
metode dievaluasi dengan menggunakan tes kekasaran.
Kekasaran
suatu
metode
diuji
dengan
sengaja
memperkenalkan perubahan kecil prosedur dan memeriksa
efek pada hasil. Sejumlah aspek dari metode ini mungkin
perlu dipertimbangkan, tetapi karena sebagian besar akan
memiliki efek yang dapat diabaikan biasanya akan mungkin
untuk bervariasi beberapa di sekali. Sebagai contoh, adalah
mungkin untuk merumuskan pendekatan memanfaatkan
delapan kom-binasi dari tujuh variabel faktor, yaitu untuk
melihat efek dari tujuh parameter dengan hanya delapan
hasil analisis. Univariat pendekatan juga layak, di mana
hanya satu variabel pada suatu waktu berubah. Contoh
faktor-faktor yang tes kekasaran dapat mengatasi adalah:
80
81
Tabel 6.1
Keterangan
Analis 1
Analis 2
Rata-rata
Standar Deviasi
% RSD
RT
8,35
8,36
8,355
0,0071
0,085
Area
100093,09
100558,17
100325,63
328,8612
0,328
Keterangan
Fase gerak 1
Fase gerak 2
Laju alir 1
Laju alir 2
Suhu Column 1
Suhu Column 2
RT
8,54
8,35
8,54
8,30
8,33
8,35
Area
122467,94
121780,51
125087,71
124189,52
124998,84
124050,82
82
Kondisi
normal
80%
Kondisi
Variasi
77%
2,8
30OC
1,0
Symmetry
Tedia
Agilent 1200
3,1
35OC
1,2
Ace
J.T. Baker
HP 1100
83
Area
195458
195772
196366
200183
200428
198464
201201
200211
200390
202172
202339
203315
199687,42
2834,53
1,42
84
BAB VII
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
PENGUKURAN
7.1
Pada
dokumen
standar
Persyaratan
Umum
Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium
Kalibrasi ISO/IEC 17025:2005 diatur persyaratan mengenai
ketidakpastian, yaitu dalam butir 5.4.6. Dalam standar itu
diatur bahwa laboratorium wajib mempunyai dan
menerapkan prosedur untuk mengestimasi ketidakpastian
pengukuran. Estimasi ketidakpastian tersebut harus wajar
(reasonable) dan didasarkan pada pengetahuan atas unjuk
kerja metode, dan harus menggunakan data-data yang
diperoleh dari pengalaman sebelumya serta data validasi
metode.
Definisi dari istilah ketidakpastian pengukuran yang
digunakan dalam peraturan ini berdasarkan pada kosakata
istilah dasar dan umum dalam metrologi adalah parameter
yang terkait dengan hasil pengukuran, yang mencirikan
penyebaran nilai-nilai yang cukup dan dapat dikaitkan
dengan pengukuran.
Ketidakpastian pengukuran terdiri dari banyak
komponen. Beberapa komponen dapat dievaluasi dari
distribusi statistik hasil seri pengukuran dan dapat ditandai
85
86
87
88
89
90
yang
mengikuti
91
2.
Rectangular distribusi
Distribusi rectangular yaitu hasil pengukuran
memiliki probabilitas yang sama berada di tempat
dalam rentang -ai ke ai. Rumus yang mengikuti
distribusi rectangular adalah:
Distribusi berbentuk U
Distribusi berbentuk U, hasil pengukuran memiliki
kemungkinan yang lebih tinggi menjadi beberapa
nilai di atas atau di bawah rata-rata daripada berada
di median)
92
93
4.
Distribusi triangular
Distribusi triangular yaitu distribusi non-normal
dengan linear dari maksimum ke nol. contoh:
Alternatif untuk persegi panjang atau distribusi
normal bila distribusi diketahui di pusat dan
memiliki nilai yang diharapkan maksimum.
94
Perhitungan
uncertainty)
ketidakpastian
diperluas
(expanded
95
96
2.
97
7.4
Langkah 2:
98
Dimana
C Cd =
1000 =
m
=
P
=
V
=
Langkah 3:
Menentukan sumber-sumber ketidakpastian dengan
menggunakan diagram tulang ikan seperti Gambar 7.6.
99
2.
3.
Mass m
Ketidakpastian yang terkait dengan massa kadmium
diperkirakan dengan menggunakan data dari
sertifikat kalibrasi dan rekomendasi pabrikan estimasi
ketidakpastian, 0,05 mg.
Volume V
Kalibrasi
Pabrikan mengutip volume untuk botol 100 ml
0,1 ml diukur pada suhu 20 C. Nilai ketidakpastian diberikan tanpa tingkat kepercayaan atau
informasi distribusi, sehingga asumsi yang
diperlukan. Di sini, ketidakpastian standar
dihitung dengan asumsi distribusi trianguler.
Sebuah distribusi trianguler dipilih, karena dalam
proses produksi yang efektif, nilai nominal lebih
mungkin dibandingkan ekstrem. Distribusi yang
dihasilkan lebih baik diwakili oleh distribusi
triaguler daripada distrbusi rectangular.
Repeatability
Serangkaian percobaan sebanyak sepuluh kali
menggunakan labu uku 100 mL memberikan
standar deviasi 0,02 mL.
100
Temperature
Menurut produsen labu ukur 100 mL telah dikalibrasi pada
suhu 20 C, sedangkan suhu laboratorium bervariasi antara
batas 4 C. Koefisien ekspansi volume air adalah 2,1 10-4
C1. Ketidakpastian volume dihitung mengikuti asumsi
distribusi rectanguler:
= 0,05 mL
u (V) =
Ketiga
sumber
ketidakpastian
digabung
memberikan standar ketidakpastian volume.
u (V) =
Tabel 7.1
Simbol
P
m
V
sehingga
= 0,07 mL
Nilai
(x)
Ketidakpastian
standar
u (x)
Kemurnian
logam
Berat
logam
Volume
labu ukur
0,9999
0,000058
Ketidakpastian
standar
relative
u(x)/x
0,000058
100,28
mg
100
mL
0,05 mg
0,0005
0,07 mL
0,0007
101
Setiap
komponen
penyumbang
ketidakpastian
digabung dengan menggunakan persamaan:
102
103
(A)
104
(B)
(C)
105
106
107
Keterangan:
: ketidakpastian kalibrasi
Qu
: ketidakpastian tertera
k
: suatu ketetapan
Sumber ketidakpastian sampel selain berasal dari
ketidakpastian baku, ada beberapa faktor lain yang
mempengaruhi ketidakpastian misalnya dari faktor
banyaknya penimbangan maka ketidakpastian dari
masing-masing sumber tersebut dapat digabungkan
dan dinyatakan dalam ketidakpastian gabungan yang
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
c : ketidakpastian gabungan
2.
108
Keterangan :
: Ketidakpastian kalibrasi
Qu : Ketidakpastian yang tertera pada labu takar
500 mL
k
: Suatu ketetapan
Pada penentuan ketidakpastian labu takar 25 mL,
sumber-sumber kesalahan tidak hanya berasal dari
satu faktor saja melainkan ada faktor lain yang
mempengaruhi
seperti
ketidakpastian
efek
temperatur. Untuk menghitung nilai ketidakpastian
efek temperature maka dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Keterangan :
ET
: ketidakpastian efek temperatur
V
: volume alat gelas
T
: perbedaan temperatur
: ketetapan
Beberapa sumber nilai ketidakpastian yang ada
seperti ketidakpastian baku dan ketidakpastian efek
temperatur maka kedua sumber ketidakpastian ini
digabungkan yang dinyatakan dalam ketidakpastian
gabungan sehingga nilai ketidakpastian gabungan
dari labu ukur 25 mL adalah sebagai berikut:
109
Keterangan :
c(LT) : ketidakpastian gabungan labu takar
3.
Keterangan :
: ketidakpastian kalibrasi
Qu : ketidakpastian yang tertera pada labu takar
100 mL
k
: suatu ketetapan
Penentuan ketidakpastian labu takar 100 mL,
sumber-sumber kesalahan tidak hanya berasal dari
satu faktor saja melainkan ada faktor lain yang
mempengaruhi
seperti
ketidakpastian
efek
temperatur. Untuk menghitung nilai ketidakpastian
efek temperatur maka dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
110
Keterangan :
ET : ketidakpastian efek temperatur
V
: volume alat gelas
T : perbedaan temperatur
: ketetapan
Beberapa sumber nilai ketidakpastian yang ada
seperti ketidakpastian baku dan ketidakpastian efek
temperatur maka kedua sumber ketidakpastian ini
digabungkan yang dinyatakan dalam ketidakpastian
gabungan sehingga nilai ketidakpastian gabungan
dari labu ukur 100 mL adalah sebagai berikut:
Keterangan :
c(LT) : ketidakpastian gabungan labu takar
4.
Keterangan :
: ketidakpastian kalibrasi
Qu : ketidakpastian yang tertera pada labu takar
1000 mL
111
: suatu ketetapan
Keterangan:
ET : ketidakpastian efek temperatur
V
: volume alat gelas
T : perbedaan temperatur
: ketetapan
Beberapa sumber nilai ketidakpastian yang ada
seperti ketidakpastian baku dan ketidakpastian efek
temperatur maka kedua sumber ketidakpastian ini
digabungkan yang dinyatakan dalam ketidakpastian
gabungan sehingga nilai ketidakpastian gabungan
dari labu ukur 25 mL adalah sebagai berikut :
Keterangan :
c(LT) : ketidakpastian gabungan labu takar
5.
112
Keterangan :
: ketidakpastian kalibrasi
Qu : ketidakpastian yang tertera pada pipet volume
2 mL
K
: suatu ketetapan
Penentuan ketidakpastian pipet volume 2 mL,
sumber-sumber kesalahan tidak hanya berasal dari
satu faktor saja melainkan ada faktor lain yang
mempengaruhi
seperti
ketidakpastian
efek
temperatur. Untuk menghitung nilai ketidakpastian
efek temperatur maka dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan :
ET : ketidakpastian efek temperatur
V
: volume alat gelas
T : perbedaan temperatur
: ketetapan
Beberapa sumber nilai ketidakpastian yang ada
seperti ketidakpastian baku dan ketidakpastian efek
temperatur maka kedua sumber ketidakpastian ini
digabungkan yang dinyatakan dalam ketidakpastian
113
Keterangan :
c(p) : ketidakpastian gabungan pipet volum 2 mL
6.
Keterangan :
: ketidakpastian kalibrasi
Qu : ketidakpastian yang tertera pada pipet volum
10 mL
k
: suatu ketetapan
Pada penentuan ketidakpastian pipet volume 10 mL,
sumber-sumber kesalahan tidak hanya berasal dari
satu faktor saja melainkan ada faktor lain yang
mempengaruhi
seperti
ketidakpastian
efek
temperatur. Untuk menghitung nilai ketidakpastian
114
Keterangan :
ET : ketidakpastian efek temperatur
V
: volume alat gelas
T : perbedaan temperatur
: ketetapan
Beberapa sumber nilai ketidakpastian yang ada
seperti ketidakpastian baku dan ketidakpastian efek
temperatur maka kedua sumber ketidakpastian ini
digabungkan yang dinyatakan dalam ketidakpastian
gabungan sehingga nilai ketidakpastian gabungan
dari pipet volume 10 mL adalah sebagai berikut:
Keterangan :
c(p) : ketidakpastian gabungan pipet volum 10 mL
7.
8.
115
Tabel 7.2.
Konsentrasi
(ppm)
0,0
0,5
1,0
2,0
Absorbansi
(y)
0,000
0,018
0,036
0,077
yi
-0,001
0,018
0,037
0,075
S(y/x) =
0,001
0,000
-0,001
0,002
(y-yi)2
0,000001
0,000000
0,000001
0,000004
(y-yi)2 =
0,000006
= 3,0 x 10-6
10.
Penentuan
estimasi
ketidakpastian
gabungan
penentuan kadar nikel
Sumber-sumber ketidakpastian pada penentuan
kadar nikel dengan metode spektrofotometri adalah
ketidakpastian
penimbangan,
ketidakpastian
pengenceran, ketidakpastian volume, ketidakpastian
dari bahan, kurva kalibrasi dan repeatabilitas.
Penentuan nilai ketidakpastian hasil pengujian secara
116
Sumber
ketidakpastian
NaOH32%
kadar
KP Asal
Nilai x
Satuan
(x)
Penimbangan
Kemurnian
Labu takar
Labu takar
Labu takar
Pipet vol. 2 mL
Pipet vol. 10
mL
Kurva kalibrasi
Repeatabilitas
10,0257
999
1000
100
25
2
10
gram
ppm
mL
mL
mL
mL
mL
8,16x
1,1547
0,2532
0,0621
0,0233
1,1949
1
ppm
Ni
dalam
x/x
1,15x10-3
2,53x
9,32x
1,12x
0,0288
Keterangan :
(x)
: ketidakpastian baku
x/x : ketidakpastian standar relatif
Nilai ketidakpastian standar relatif
( x/x)
merupakan nilai yang diperoleh dari ketidakpastian
baku masing-masing sumber yang dibagi dengan
nilai yang diukur, misalkan pada penggunaan alat
labu ukur 100 mL maka nilai ketidakpastian standar
relative ditentukan dengan nilai ketidakpastian baku
dibagi 100.
Rumus yang digunakan untuk menentukan kadar
nikeladalah sebagai berikut :
Kandungan Ni =
117
=
= 0,0794 ppm
Keterangan :
A = Konsentrasi blanko (g)
B = Konsentrasi sampel (g)
C = Berat sampel (g)
= 3,72
11.
118
Tabel 7.4
No
1
2
3
Sampel
natrium
hidroksida
32%
48%
98%
Kadar Ni
(ppm)
Estimasi
ketidakpastian
Hasil analisis
0,0794
0,2079
0,9895
0,00076
0,0336
0,9895
0,0794 0,00074
0,2079 0,0336
0,9895 0,0960
119
2. Rumus:
Cs = C x fp
Cs = Konsentrasi Cr dalam sampel (mg/L)
C = Konsentrasi Cr dari sampel dengan FAAS
setelah diplot dalam kurva kalibrasi (mg/L)
fp = Faktor pengenceran
120
Konsentrasi Cr
0.5
1
2
4
1
0.0043
0.0088
0.0168
0.0295
Absorbansi
2
3
0.0067 0.0055
0.0095 0.0085
0.0154 0.0177
0.0301 0.0261
121
Rata-rata
0.0055
0.0089
0.0166
0.0286
No
Konsentrasi Cr
6
8
10
15
Absorbansi
5
6
7
8
1
0.0463
0.0547
0.0715
0.1065
Absorbansi
2
3
0.0367 0.0358
0.0586 0.0598
0.0799
0.077
0.1045 0.1086
Rata-rata
0.0396
0.0577
0.0761
0.1065
0.15
0.1
0.05
0
0
10
15
20
Konsentrasi Cr (mg/L)
Gambar 7.14 Kurva kalibrasi larutan standar Cu
Tabel 7.6
No
1
2
3
4
5
6
7
8
x
0.5
1
2
4
6
8
10
15
yi
0.004893
0.008426
0.015493
0.029627
0.043761
0.057895
0.072029
0.107364
122
y-yi
0.000608
0.000474
0.001107
-0.00103
-0.00416
-0.0002
0.004071
-0.00086
Jumlah
S2
Var x
u(x)
(y-yi)2
3.69056E-07
2.24676E-07
1.22545E-06
1.05473E-06
1.73139E-05
3.8025E-08
1.6573E-05
7.46496E-07
3.75454E-05
6.25757E-06
0.125288357
0.353960954
Slope
S2
Var (x) =
=
=
=
123
(V)
(V)
(fd)
(fd)
=
=
=
=
(0.070439)2 + (0.036374)2
0.006285 = 0.0793 mL
100 x (0.0376)2/102 + (0.0793)2/1002
0.384
Mencari Cs
Cs = C x fp
Cs = 14.673 x 1 mg/L
Cs = 14.673 mg/L
Mencari relatif standar ketidakpastian
Tabel 7.7 Daftar sumber ketidakpastian
Simbol
Cs
V
Fd
Cregresi
Nilai
(X)
0.673
100
100
14.673
(X)
Ketidakpastian
standar relatif
0.0793
0.384
0.353960954
0,000793
0,00384
0,024123
Unit
mg/L
mL
mL
mg/L
Mencari gabungan
Cs = Cs x (0,000793)2 + (0,00384)2 +
(0,024123)2
= 14,673 x (0,000793)2 + (0,00384)2 +
(0,024123)2
= 14,673 x (0,000000630) + (0,00001475)
+ (0,0005819328)
= 14,673 x (0,0005973128)
= 14,673 x 0,024439984
= 0,3586 mg/L
124
Ketidakpastian diperluas
U (Cs)
= 2x Cs
U (Cs)
= 2x 0,3586 mg/L
U (Cs)
= 0.7172 mg/L
Cara penulisan hasil untuk pelaporan
Cs Cr = 14,673 0,7172 mg/L
Penentuan Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Pada
Analisis NO3 (Nitrat) Pada AMDK Dengan Spektrofotometer
UV-Vis SNI 01-3554-2006 Butir 2.8
1.
Bagan prosedur kerja
125
2.
Rumus:
Cs = C x fp
Cs = Konsentrasi NO3 dalam sampel (mg/L)
C = Konsentrasi
NO3
dari
sampel
dengan
Spektrofotometer UV-Vis pada 220 dan 275
nm (mg/L)
fp = Faktor pengenceran
3.
Penentuan estimasi
Mencari ketidakpastian pengukuran ketidakpastian
(V)
kalibrasi= 0.059/3 = 0.059/1,73205mL = 0,034063 mL
suhu= (50 mL x 3oC x 2.1 . 10-4 C-1)/ 3= 0.018187 mL
(V) = (kalibrasi)2 + (suhu)2
(V) = (0,034063)2 + (0.018187)2
(V)=1,1602879x 10-3 + 3,3076 x 10-4= 0.038614 mL
126
A (220 nm)
0
0.261
0.472
0.732
0.927
1.161
Absorbansi
1.5
A (220 nm)- A
(275 nm)
0
0.260
0.470
0.729
0.923
1.156
A (275 nm)
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
y = 0.2294x + 0.0162
R2 = 0.9986
1
0.5
0
0
Yi
0
0.260
0.470
0.729
0.923
1.156
Yc
0.0162
0.2456
0.4750
0.7044
0.9338
1.1632
Yi-Yc
-0.0162
0.0144
-0.0050
0.0246
-0.0108
-0.0072
Jumlah
127
(Yi-Yc)2
0.00026244
0.00020736
0.00002500
0.00060516
0.00011664
5.184E-05
0.00126844
Slope : 0,2294
Relatif standar deviasi S y/x = 0.00126844/(6-2)
S y/x = 0.00126844/4
S y/x = 0,000317
S y/x = 0,01781
u(x) = (S y/x) /slope
u(x) = 0,01781 /0,2294= 0,07764
Mencari Cs
Cs = C x fp
Cs = 0.884 x 1 mg/L
Cs = 0.884 mg/L
Repeatabilitas dan Recovery dari Validasi Metode SNI
01-3554-2006 Butir 2.8
Tabel 7.10 Perhitungan repeatabilitas dan recovery
Analit
NO3
Repeatabilitas
(RSD %)
1,78
Horwitz (CV=%)
10,592
Recovery (%)
101,89
Cs
V
C
regresi
Rep
Rec
Nilai
(X)
Ketidakpastian
standar relatif
(x/X)
Unit
0.884
50
0.884
0.038614
0,07764
0.000772
0.087828
mg/L
mL
mg/L
1
1.019
0.017800
0.012347
0.017800
0.012117
128
Ketidakpastian diperluas
U (Cs) = 2x Cs
U (Cs) = 2x 0.0799422 mg/L
U (Cs) = 0.15988 mg/L
6.
129
7.5
Simbol
Berat Atom
Hidrogen
Karbon
Nitrogen
Oksigen
Flor
Natrium
Magnesium
Aluminium
Phospor
Sulfur
Klor
Kalium
Kalsium
Krom
Mangan
Besi
Kobalt
Nikel
Tembaga
Zeng
Arsen
Brom
Perak
Kadmium
H
C
N
O
F
Na
Mg
Al
P
S
Cl
K
Ca
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
Zn
As
Br
Ag
Cd
1,00794
12,0107
14,00674
15,9994
18,9984032
22,989770
24,3050
26,981538
30,973761
32,066
35,4527
39,0983
40,078
51,9961
54,938049
55,845
58,933200
58,6934
63,546
65,39
74,92160
79,904
107,8682
112,411
130
Ketidakpastian
terkait
0,00007
0,0008
0,00007
0,0003
0,0000005
0,000002
0,0006
0,000002
0,000002
0,006
0,0009
0,0001
0,004
0,0006
0,000009
0,002
0,00009
0,0002
0,003
0,02
0,00002
0,001
0,0002
0,008
Nama elemen
Simbol
Berat Atom
Stannum (Tin)
Antimon
Iodin
Barium
Merkuri
Timbal (Lead)
Sn
Sb
I
Ba
Hg
Pb
118,710
121,760
126,90447
137,327
200,59
207,2
Ketidakpastian
terkait
0,007
0,001
0,00003
0,007
0,02
0,1
Berat Atom
(e)
39,0983
54,938049
15,9994
Ketidakpastian
melekat u(e)
0,0001
0,000009
0,0003
standar
masing
Ketidakpastian
Standar u(e)/3
0,000058
0,0000052
0,00017
131
2.
3.
B.
1.
2.
Berat
Atom (e)
12,0107
1,00794
15,9994
39,0983
Ketidakpastian
melekat u(e)
0,0008
0,00007
0,0003
0,0001
standar
masing
Ketidakpastian
Standar u(e)/3
0,00046
0,000040
0,00017
0,000058
3.
= 0,0038 g/mol
132
7.6
Penentuan
Kalibrasi
Estimasi
Ketidakpastian
dari
Kurva
dan
x
5
50
200
255
85
y
125
1197
4754
6076
2025,333
xy
625
59850
950800
1011275
x2
25
2500
40000
42525
Dimana:
133
y
125
1197
4754
Kemudian ditentukan
kalibrasi sebagai berikut:
S2
(y-yc)2
3,10672
5,25036
0,27961
yc
126,76259
1194,7086
4754,5288
ketidakpastian
dari
kurva
Yi
Yc
(Yi-Yc)
(Yi-Yc)2
0.006
-0.00746
0.01346
0.000181
0.036
0.037649
-0.00165
2.72E-06
0.076
0.082758
-0.00676
4.57E-05
134
Xi
Yi
Yc
(Yi-Yc)
(Yi-Yc)2
0.175
0.172976
0.002024
4.1E-06
0.242
0.263194
-0.02119
0.000449
0.355
0.353412
0.001588
2.52E-06
10
0.458
0.44363
0.01437
0.000206
12
0.532
0.533848
-0.00185
3.42E-06
Jumlah
0.000895
0.6
y = 0.045109x - 0.00746
R = 0.996
0.5
0.4
Yi
0.3
0.2
0.1
0
-0.1
10
12
14
Xi
=
=
=
=
=
0,045109x-0,00746
0.000895/6 = 0,0001492
S2/b2
0,0001492/(0,045109)2 = 0,0001492/0,002035
0,073317 = 0,27077
135
136
137
Coaching
Teknologi
138
139