Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Praktikan dapat mengetahui fungsi suatu boiler dan prinsip kerjanya;
2. Praktikan dapat mengoperasikan boiler;
3. Praktikan dapat mengenal bagian-bagian mekanikal, elektrikal dan
instrumental dari boiler;
4. Praktikan dapat mengetahui urutan/prosedur pelaksanaan percobaan;
5. Praktikan dapat mengetahui membaca alat ukur boiler;
6. Praktikan dapat membuat daftar simbol setiap parameter dan satuansatuannya
7. Praktikan dapat mengukur dan mengetahui kebutuhan bahan bakar
boiler;
8. Praktikan dapat mengukur laju air pengisian dan menghitung kapasitas
produksi uap;
9. Praktikan dapat mengukur tekanan dan temperatur;
10. Praktikan dapat menghitung efisiensi boiler;
11. Praktikan dapat membuat laporan pengujian optimasi boiler.

BAB II
TEORI DASAR

2.1. Defenisi dan Fungsi Boiler (Ketel Uap)


1

Boiler atau ketel uap (Steam Generator) adalah suatu alat konversi energi
yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi panas hasil pembakaran bahan
bakar menjadi energi potensial uap yang dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. Hal ini terjadi di dalam tabung yang tertutup rapat.
Fungsi ketel uap atau boiler adalah untuk mengkonversikan energi
pembakaran bahan bakar menjadi energi potensial uap.
Steam yang dihasilkan dari ketel ini dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti berikut:
1. Untuk External Combution Engine
Contoh: untuk mesin uap Reciprocating dan Turbin Air
2. Untuk keperluan proses di dalam boiler
Contoh: untuk Steam injeksi pada kolom fraksinasi
3. Untuk pemanasan
Contoh: untuk pemanas produk minyak dalam penyimpanan

2.2.Bagian Utama Ketel Uap


Bagian-bagian utama yang terdapat dari pada sebuah ketel antar lain:
1. Dapur/Ruang Bakar
Bagian ketel yang sangat penting untuk menimbulkan panas adalah dapur
(Furnance). Disini terjadi proses perubahan energi kimia bahan bakar menjadi
energi panas. Untuk proses pembakaran ini membutuhkan udara dan bahan bakar
yang pencampurannya langsung dalam bahan bakar.
2. Drum Uap
Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan yang sangat tinggi, maka bagian
yang pentingnya adalah bejana-bejana yang mempunyai kekuatan terhadap
tekanan tinggi, yang umumnya adalah bejana ini disebut drum ketel. Bagianbagian ketel yang ada di dalam drum ketel itu sendiri juga menentukan
kelancaran operasi dan performansinya, seperti susunan pipa, superheater,
2

header, kotak lumpur, economizer dan lain sebagainya. Peralatan pengaman dan
penunjang selalu diikutsertakan untuk dipasang pada sebuah ketel dengan
maksud agar ketel dapat bekerja dengan aman dan sesuai dengan operasi yang
dikehendaki. Bahkan peralatan yang terpisah dari ketel ini sendiri seperti
peralatan pemurnian air umpan ketel juga sangat diperlukan dan besar sekali
pengaruhnya terhadap kerja ketel.
3. Feed Water Tank
Feed Water Tank berfungsi sebagai penampungan air yang berasal dari Water
Tank, yang selanjutnya disiapkan untuk umpan ketel.
4. Pompa Air Pengisian Boiler
Pompa air pengisian boiler berfungsi memompakan air dari Feed water Tank
ke Economizer yang selanjutnya masuk ke ketel uap. Pompa ini digerakkan oleh
uap yang dihasilkan dari ketel uap.
5. Pipa-pia Api
Ini berfungsi sebagai tempat saluran gas asap dan dipasang di dalam drum
ketel. Pipa-pipa ini merupakan permukaan perpindahan panas yang utama,
dimana perpindahan panas ii menyebabkan pembentukan uap di dalam drum
ketel.

6. Cerobong Asap
Cerobong asap berfungsi sebagai saluran untuk membuang gas asap/sirkulasi
udara (Air Circulation) pada boiler (Boiler Draft), ini juga berfungsi untuk
menjaga polusi udara, karena gas mengambang di dekat permukaan tanah tempat
instalasi dan pemukiman.
7. Manometer

Manometer dapat digunakan untuk mengetahui besar tekanan uap yang


berada di dalam ketel.

2.3. Klasifikasi Ketel Uap


2.3.1. Menurut Isi Pipa atau Tabung
Menurut pipa, pada dasarnya ketel upa dibagi menjadi:
2.3.1.1. Ketel Pipa Api
Ketel pipa api merupakan gas panas dilewatkan melalui pipa yang
disekitar dindingluarnya dikelilingi oleh air atau uap yang telah terbentuk. Agar
perpindahan panas dari api atau gas panas ke air lebih efektif maka susunan pipa
di dalam ketel ini dapat dibuat pass per pass, yang artinya gas panas yang
melewati pipa-pipa dalam ketel arahnya dapat bolak-balik terhadap burnernya.

Gambar 2.1. Ketel Pipa Api


Untuk sebuah ketel 1 pass yang mempunyai kapasitas dan kondisi uap
yang sama dengan ketel 2 atau 3 pass, maka untuk ketel 1 pass mempunyai
panjang yang lebih besar dibanding dengan 2 atau 3 pass. Namun ketel 1 pass
mempunyai diameter silinder yang lebih kecil.
Contoh ketel pipa api:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ketel Sederhana Vertikal;


Ketel Cochran;
Ketel Lancashire;
Ketel Cornish;
Ketel Lokomotif;
Ketel Kapal;
Ketel Velcon.

Kebaikan dari ketel pipa api adalah:


a. Pemisahan air di dalam ketel dilakukan dengan cara memanaskan air oleh
pipa air yang ada di dalam lorong yang ada di dalam ketel, sehingga panas
yang dipindahkan akan lebih besar.
b. Drum ketel berfungsi sebagai tempat penampungan air atau uap tempat
bidang pemanas, sehingga pembentukan uap lebih efisien.
c. Permukaan pemisah antar air dan auplebih luas atau terbawa kemungkinan
bintik-bintik air dalam aliran uap akan kecil.
Kelemahan dari ketel pipa api adalah:
a. Kapasitas uap yang digunakan ketel ini lebih kecil.
b. Kemungkinan terjadinya kerak dalam drum dan permukaan luar pipa lebih
besar.
c. Pembersihan pipa dan drum karena pembentukan kerak lebih sulit.

2.3.1.2. Ketel Pip Air


Ketel pipa air, air disirkulasikan di dalam pipa yang dikelilingi oleh gas
panas dari luar pipa. Konstruksi pipa yang dipasang di dalam ketel dapat lurus dan
juga dapat berbentuk melengkung, tergantung dari jenis ketelnya. Pipa-pipa yang
lurus yang dipasang secara paralel di dalam ketel dihubungkan dengan 2 buah
header. Dan header tersebut juga dihubungkan dengan drum uap yang dipasang
secara horizontal di atas susunan pipa.

Gambar 2.2. Ketel Pipa Air


Susunan diantara kedua header mempunyai kecondongan tertentu, hal ini
dimaksudkan agar dapat mengatur sirkulasi uap di dalam ketel.
Contoh ketel pipa air:
1.
2.
3.
4.

Ketel Babcock dan Wilcock;


Ketel Lamont;
Ketel Benson;
Ketel Loeffler.

Kebaikan ketel pipa air adalah:


a.
b.
c.
d.

Kapasitas uap yang lebh besar;


Penggantian pipa pemanas lebih mudah dilakukan;
Ketinggian ketel dapat dibuat tidak terlampau besar;
Peralatan di dalam ketel dapat didekati walaupun ketel sedang beroperasi.

Kelemahan ketel pipa air aalah:


a. Pada umumnya, penguapan terjadi di dalam pipa, sehingga permukaan
pemisah antara air dan uap pipa kecil karena terjadi binti-bintik air di
dalam aliran uap besar;
6

b. Tingakat penguapan akan cepat turun pada tingkat sirkulasi yang rendah;
c. Air pengisian sangat berpengaruh terhadap kapasitas ketel;
d. Biaya perawatan ketel ini lebih tinggi.
2.3.2. Menurut Posisi Dapur (Furnance)
Menurut posisi dapur, ketel digolongkan:
2.3.2.1. Pembakaran di dalam (Internal Fired)
Pada ketel ini pembakarannya ditempatkan di dalam shell ketel. Ketel pipa
api termasuk jenis pembakaran di dalam, dimana pembakaran bahan bakar
dilakukan di dalam shell itu sendiri dan langsung pembakarannya diterima oleh
shell.
2.3.2.2. Pembakaran di luar (External Fired)
Pada ketel pembakaran di luar, dapur ditempatkan di bawah ketel di dalam
ruangan yang dikelilingi dinding bata api. Ketel pipa air adalah termasuk
pembakaran di luar. Dapur dapat dikatakan terpisah dari ketel ini mempunyai
ruang pembakaran yang cukup besar, sehingga kemampuan untuk memancarkan
panas lebih besar.

2.3.3. Menurut Jumlah Pipa


Menurut jumlah pipa, ketel digolongkan:
2.3.3.1. Pipa Tunggal (Single Pipe)
Ketel pipa tunggal, hanya terdapat 1 pipa air atau pipa api. Yang termasuk
ketel jenis ini adalah Ketel Vertikal Sederhana dan Ketel Cornish.
2.3.3.2. Pipa Majemuk (Multi Pipe)
Pada ketel ini terdapat 2 atau lebih pipa api atau pipa air. Yang termasuk
ketel jenis ini adalah Ketel Lamont, Ketel Lokomotif dan lain sebagainya.

2.3.4. Menurut Metode Sirkulasi Air dan Uap


Menurut metode sirkulasi air dan uap, ketel ini digolongkan:
2.3.4.1 Sirkulasi Alam
Sirkulasi air dan uapnya dilakukan dengan oleh gerakan gelembunggelembung air di dalam pipa akibat transfer panas dari cairan panas ke cairan
dingin yang dilakukan sepanjang pemanasan. Kebanyakan ketel ini menggunakan
sirkulasi alam.
2.3.4.2. Sirkulasi Paksa
Sirkulasi air dan uapnya dilakukan dengan menggunakan pompa sirkulasi
yang digerakkan oleh tenaga dari luar. Pengginaan metode sirkulasi kebanyakan
digunakan pada ketel yang tekanannya tinggi seperti Ketel Lamont, Ketel Benon,
Ketel Loeffler dan Ketel Velcon.
2.3.5. Menurut Penggunaannya
Menurut Penggunaannya ketel digolongkan:

2.3.5.1. Stationer
Ketel Stationer atau ketel tetap yang banyak digunakan untuk power plant
dan dalam proses industri. Ketel ini disebut Stationer karena tidak bergerak dari
satu tempat ke tempat lain.
2.3.5.2. Mobile
Ketel Mobile atau ketel bergerak adalah ketel yang dalam penggunaannya
dapat bergerak dari satu tempat ke tempat ain. Jenis ketel ini adalah Ketel
Lokomotif dan Ketel Kapal Laut.

2.3.6. Menurut Sumber Panas


Ketel ini juga dapat digolongkan menurut sumber panas yang digunakan
untuk menghasilkan uap. Sumber panas ini berupa hasil pembkaran terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.

Bahan bakar padat;


Bahan bakar cair;
Bahan bakar gas;
Bahan bakar nuklir
Gas buang.

2.4. Hal-hal yang harus Dimiliki oleh Ketel yang Baik


Ketel yang baik harus memiliki beberapa faktor, yaitu:
a. Ketel harus dapat menghasilkan jumlah dan mutu uap secara maksimum
pada pemakaian bahan bakar yang minimum. Artinya ketel tersebut dapat
bekerja dengan efisiensi semaksimum mungkin.
b. Kete harus dapat secara cepat menyesuaikan fluktuasi beban (naik
turunnya beban).
c. Ketel harus dapat di start dalam waktu yang singkat tanpa menimbulkan
kerusakan pada bagian ketel tersebut. Artinya sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan dalam instruksi manual dari ketel tersebut.
d. Ketel harus ringan, sehingga tidak menyulitkan pada saat pemasangan dan
sehingga dapat ditempatkan di dalam ruangan yang kecil.
e. Sambungan-sambungan harus sedikit mungkin dan dapat dijangkau pada
saat dilakukan inspeksi.
f. Lumpur dan deposit-deposit lain mudah dikeluarkan dari dalam ketel dan
tidak mengumpal pada plat-plat yang dipanasi.
g. Bahan refraktori harus dikurangi seminimum mungkin. Tetapi harus cukup
untuk menjamin perpindahan panas secara radiasi.
h. Pipa harus tidak terakumulasi lumpur atau endapan dan tidak mudah rusak
karena kena korosi.
i. Semua peralatan dan perlengkapan keselamatan kerja harus dapat bekerja
dengan baik dan mudah dikontrol.

j. Kehilangan panas karena radiasi harus sekecil mungkin, oleh karenanya


isolasi yang digunakan harus mempunyai daya hantar panas yang rendah.

2.5. Dasar Pemilihan Ketel Uap


Prinsip pokok untuk merencanakan atau memesan ketel ada 5 parameter
yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Efisiensinya tinggi yang ditunjukkan oleh transfer panas yang diperluakan
dengan rugi-rugi minimum. Hal ini meliputi permukaan heat transfer,
2.
3.
4.
5.

isolasi yang baik, baffel efective dan lain-lain.


Power, beban dan tekanan kerja yang dikehendaki.
posisi geografis daripada Power House.
Bahan bakar dan air yang dapat disediakan.
Dapat menghasilakan uap yang bersih.

2.6. Jenis-jenis Ketel Uap


Jenis-jenis ketel yang sering digunakan di industri adalah:
2.6.1. Ketel Vertikal Sederhana
Suatu ketel vertikal sederhana menghasilkan uap pada tekanan rendah dan
dalam jumlah yang kecil. Oleh karenanya ktel ini digunakan untuk
memnangkitkan tenaga yang lebih rendah atau pada tempat-tempat yang
ruangannya terbatas.
Konstruksi jenis ini ditunjukkan pada gambar di bawah ini

10

Gambar 2.3. Ketel Vertikal Sederhana


Ketel ini terdiri dari silindrikal shell yang mengelilingi sebuah ruang api
yang bentuknya silinder. Ruang api sedikit dibujurkan ke atas untuk mengijinkan
lewatnya uap kepermukaan silinder. Ruang api sedkit dibujurkan ke atas untuk
mengijinkan lewatnya uap kepermukaan. Pada bagian bawah ruang api terdapat
kisi-kisi. Pada ruang api dilengkapi dengan dua atau lebih pipa yang melintang
dan condong. Kecondongan ini dimaksudkan untuk menambah luas permukaan
yang dipanaskan sebaik mungkin untuk sirkulasi air.
Pada plate puncak ruang api yang melengkung dihubungkan dengan
sebuah cerobong asap yang mana gas asap dilapas keluar. Pada tempat yang mana
cerobong melalui ruang uap, cerobong asap ini mendapat pendinginan dari uap.
Agar cerobong asap dibagian dalam tidak terlalu panas, maka di dalam cerobong
asap diberi batu tahan api agar cerobong asap ini tiak langsung bersinggungan
dengan api.
Berdasarkan dengan tiap-tiap ujung pipa air ada sebuah lubang tangan
pada shell dilengkapi lubang lumpur yang dimaksudkan untuk mengeluarkan
lumpur dan endapan pembersihan atau pemeriksaan/perawatan.

11

2.6.2. Ketel Cochran atau Ketel Multitubular


Ketel ini terdiri dari shell silinder dan peti api sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambaran di bawah ini

Gambar 2.4. Ketel Cochran


Ketel ini termasuk ketel vertikal yang paling banyak digunakan karena
hemat bahan bakar, pembentukan uapnya cepat dan konstruksinya kuat.
Di dalam dinding-dinding ketel ditempatkan pipa-pipa (fire tube). Bagian
puncak dari shell di tutup yang cembung, pada tutup ini memberikan ruangan
yang besar yang mana dapat memberi kesempatan uap basa jatuh kembali
sehingga yang dihasilkan benar-benar kering. Pipa-pipa api yang tersusun
mendatar membagi bagian dalam shell di atas peti ai. Ruangan-ruangan yang
terbagi dinamakan ruang nyala dipasang batu api yang dimaksudkan agar nyala
api tidak mengenai plat shell yang dapat merusaknya. Pada peti asap ini biasanya
dilengkapi dengan pintu yang biasanya digunakan untuk lewat orang yang akan
melakukan pembersihan pada pipa-pipa api.
2.6.3. Ketel Kapal

12

Ketel ini sangat banyak digunakan pada kapal, oleh karena itu dianggap
sebagai ketel kapal. Ketel ini adalah ketel pipa api mendatar berbentuk silinder
dengan garis tengah yang besar bila dibandingkan dengan panjangnya. Gambar di
bawah ini memperlihatkan ketel kapal.

Gambar 2.5. Ketel Kapal


Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa di dalam shell silinder terdapat
sebuah lorong api, yang bertempat diruang nyala. Sedangkan disebelah depan
diletakkan peti asap.dari ruang pembakaran, gas panas mengalir ke lorong api
menuju keruang nyala, selanjutnya melalui pipa api kemudian ke peti asap baru
keluar melalui cerobog asap. Temperatur gas asap yang keluar dari cerobong asap
seperti juga pada ketel uap yang lain, masih cukup tinggi. Kerugian cerobong asap
ini kira-kira 20% dari jumlah panas seluruhnya dari hasil pembakaran.
2.6.4. Ketel Lancashire dan Corn Wall
Jenis ketel ini adalah jenis ketel darat pipa api, pembakarannya ada di
dalam, horizontal dan sirkulasi alamiah. Ketel ini digunakan untuk tekanan kerja
dan daya sedang. Sebuah ketel Lancashire dengan dudukan bata api ditunjukkan
pada gambar di bawah ini:

13

Gambar 2.6. Ketel Lancashire dan Corn Wall


2.6.5. Ketel Cornish
Jenis ketel ini sama dengan ketel Lancashire di dalam semua hal,
kecualinya adalah bahwa pada ketel Cornish hanya ada satu lorong asap seperti
terlihat pada gambar di bawah ini. Kapasitas an tekanan kerja rendah.

2.6.6. Ketel Lokomotif


Ketel lokomotif adalah ketel jenis multi tubular, horizontal, pembakaran di
dalam dan dapat bergerak. Prinsip utama dari ketel ini adalah untuk menghasilkan

14

uap dengan kecepatan yang sangat tinggi. Ketel ini terdiri dari sebuah shell yang
mempunyai sebuah shell yang mempunyai diameter 1.5m dan panjang 4m.
Shell terisi air yang mengelilingi pipa-pipa api yang mana mendapat panas
dari gas panas dan berubah menjadi uap. Sebuah katup pengatur dipasang di
dalam sebuah drum yang berbentuk silinder. Katup pengatur dioperasikan dengan
sebuah poros regulator yang diatur. Pembagi dibagi menjadi 2 bagian, satu adalah
ruang uap panas lanjut dan satu lagi untuk ruang uap jenuh. Sebagai pengganti
udara pembakaran digunakan uap bekas yang dimasukkaan lewat pipa buang.
Pintu depan dapat dibuka untuk keperluan pembersihan dan reparasi. Abu dari
kisi-kisi pembakaran dikumpulkan dengan bantuan damper.

Gambar 2.7. Ketel Lokomotif


2.6.7. Ketel Babcock dan Wileox (B & W)
Ketel ini termasuk ke dalam ketel pipa air seperti yang ditunjukkan dalam
gambar di bawah ini tersedia dari drum air dan uao yang dihubungkan oleh pipa
pendek dengan header atau riser pada ujung belakang. Pipa-pipa air dicondongkan
kearah horizontal dan bersambung dengan kedua header.
Tiap-tiap deret pipa disambung dengan dua buah header dan terdapat
deretan-deratan yang begitu banyak.
Damper dioperasikan dengan rantai untuk mengatur aliran udara
pembakaran yang memasuki ruang pembakaran.

15

Ai disirkulasikan dari drum ke dalam header dan melalui pipa-pipa dan


kembali lagi ke header dan drum. Air terus-menerus disirkulasikan sampai
menguap. Sebuah uap superheater terdiri dari pipa baja yang jumlah banyak dan
terdapat dua box, satu adalah untuk superheated steam box dan satu lagi untuk
uap jenuh. Uap selama melewati pipa-pipa superheater mendapatkan lebih lanjut.

Gambar 2.8. Ketel Babcock dan Wileox (B & W)


2.6.8. Ketel Lamont
Ketel ini termasuk ke dalam ketel jenis ketel pipa air tekanan tinggi yang
bekerja dengan suatu sirkulasi paksa. Sirkulasi dilakukan oleh sebuah pomps
sentrifugal yang digerkkan oleh turbin uap dengan uap menggunakan uap dari
ketel itu sendiri.
2.6.9. Ketel Loeffeler
Ketel ini termasuk ke dalam ketel pipa air dengan menggunakan sirkulasi
paksa. Prinsip kerjanya adalah menguapkan air umpan dengan maksud
memperoleh uap superheat dari supereater. Gas panas dari dapur digunakan untuk
pemanas lanjut.

16

Gambar 2.9. Ketel Loeffeler

2.7. Deskripsi
Boiler atau ketel uap adalah merupakan suatu peralatan penghasil uap
meliputi untuk pemanasan/pembentukan uap dari fluida cair, pemanas lanjut
(superheating), dan pemanasan ulang (reheating) terhadap uap tersebut sehingga
disebut juga Steam Generator.
Fluida keerja boiler secara umum adalah air (H 2O) karena harganya yang
murah. Air dalam ketel memperoleh energi panas dari hasil pembakaran suatu
bahan bakar dengan oksigen (udara) melalui proses Heat transfer.

2.8 Alat Pengaman dan Kntrol


Semua boiler atau ketel uap (bahkan penggunaannya untuk alat mainan
kecil) harus dipasang katup katup pengaman (safety valves).Katup- katup ini
dirancang untuk melepaskan uap jika tekanan kerja aman dilampaui dan bisa
berupa beban pegas atau beban pemberat.

17

Sangat berbahanya lainya jika turun level di bawah aman, maka pipa-pipa
akan menjadi kering dan tidak akan didinginkan oleh air atau uap. Hal ini akan
cepat menyebabkan kegagalan, sebagaiman baja (steel) lunak pada temperatur
berbeda-beda. Untuk menjadi pengoperasian yang aman ,fusible plugs bisa
dipasang pada titik -titik strategis. Alat ini akan meleleh dan akan dikeluarkan
jika temperatur yang aman dilampaui.
Boiler juga harus dipasang dengan sejumlah alat ukur tekanan (gauges)
dan gelas penduga (sight glasses) pada instalasi-instalasinya lebih besar, maka
memerlukan pengawasan boiler penuh waktu. Boiler yang lebih kecil disebut jenis
paket dirancang untuk pengoperasian dengan cara yang sama otomatis, tetapi
peraturan peraturan safety masih dapat memerlukan supervise.
2.9 Perpindahan Panas pada Ketel Uap
Panas yang dihasilkan karena pembakaran bahan bakar dan udara yang
berupa api (yang menyala) dan gas asap (yang tidak menyala) dipindahkan kepada
air, uap ata upun udara ,melalui bidang yang dipanaskan atau heating surface pada
suatu instalasi ketel uap dengan tiga cara, yaitu:

Dengan Cara Pancaran atau Radiasi

Pemindahan panas secara pancaran atau radiasi adalah pemindahan panas


suatu benda ke benda yang lain melalui gelombang-gelombang elektomagnetik
tanpa tergantung kepada ada atau tidak adanya media atau zat di antara benda
yang menerima pancaran tersebut.
Perpindahan panas secara pancaran dapat dibayangkan berlangsung melaui
berupa Aether yaitu jenis materi bayangan tanpa bobot, yang mengisi seluruh
sela- sela ruangan diantara moleku-molekul dari suatu zat tertetu ataupun di dalam
ruang hampa sekalipun.
Molekul-molekul api yang merupakan hasil pembakaran bahan bakar dan
udara akan menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan elektron magnetis
terhadap Aether tersebut. Sebangai dari panas atau energy yang timbul dari hasil

18

pembakaran tersebut diserahkan kepada Aether dan yang akan menyerahkan lebih
lanjut melaui gelombang-gelombang elektromagnetik kepada benda-benda atau
bidang yang akan dipanasi (dinding ketel, dingding tungku, lorong api, pipa-pipa
ketel dan sebangainya).
Penyerahan panas dari api atau melalui Aether kepada bidang yang akan
dipanasi tersebut melalui gelombang-gelombang elektromagnetis yang lintasanya
lurus seperti halnya lintasan sinar.
Apabila lintasan penyerahan panas melalui gelombang-gelombang
elektromagnetis dari Aether tersebut tertutup atau terhalang oleh benda lain ,maka
bidang yang akan dipanasi tadi tidak akan menerima panas secara pancaran atau
terhalang penyerahan panas secara pancarannya.
Dengan demikian bidang yang akan dipanasi hanya dapat menerima
perpidahan panas secara pancaran bila bidang/benda tersebut dapat melihat api
tersebut. Bila sesuatu benda /bidang terhalang penglihatannya pada api ,maka
bidang tersebut tidak akan memperoleh panas secara pancaran.
Semua zat- zat yang memancarkan panasnya (molekul- molekul atau gas
asap), intensitas radiasi thermisnya atau kuat pancaran panasnya tergantung dari
temperatur zat yang memancarkan panas tersebut .
Bila pancaran menimpa sesuatu benda atau bidang, sebagai dari panas
pancarannya yang diterima benda tersebut akan dipancarkan kembali (reradiated), dipantulkan (reflected) dan sekaligus yang lain dari panas pancaran
tersebut akan diserapnya.

Peroindahan Panas Secara Aliran atau Konveksi


Perpindahan panas secara aliran atau konveksi adalah perpindahan panas

yang dilakukan oleh molekul-molekul suatu fluida (cair ataupun gas). Molekulmolekul fluida tersebut dalam gerakannya melayang-layang kesana kemari
membawa sejumlah panas masingimasing q joule. Pada saat molekul fluida

19

tersebut menyentuh dinding ketel, selebihnya yaitu q2= q-q1 joule dibawahnya
pergi.
Bila gerakan dari molekul-molekul yang melayang-layang kesana-kemari
tersebut disebabkan karena perbedaan temperature didalam fluida itu sendiri maka
perpindahan panasnya tersebut konveksi bebas (free convection) atau konveksi
alamiah (natural convection). Bila gerakan molekul-molekul tersebut sebagai
akibat dari kekuatan mekanis (karena dipompa atau karena dihembus dengan fan)
maka perpindahan panasnya tersebut disebut konveksi paksa (force convection).
Dalam gerakannya, molekul-molekul api tersebut tidak perlu melalui
lintasan yang lurus untuk mencapai dinding ketel atau bidang yang dipanasi.

Perpindahan Panas Secara Perambatan atau Konduksi


Perpindahan panas secara permabatan atau konduksi adalah perpindahan

panas dari suatu bagian benda padat ke bagian lain dari benda padat yang sama
atau dari benda yang satu ke benda padat yang lain karena terjadi perpindahan
fisik (kontak fisik atau menempel ) tanpa terjadinya perpindahan molekul-molekul
dari benda padat itu sendiri.
Di dalam dinding ketel tersebut, panas akan dirambatkan oleh molekulmolekul dinding ketel sebelah luar yang berbatasan dengan dengan api, menuju ke
molekul-molekul dinding ketel sebelah dalam yang berbatasan dengan air, uap
ataupun udara. Panas yang dibawa merambat oleh dinding ketel tersebut akan
diterima oleh molekul-molekul air, uap ataupun udara. Molekul-molekul air, uap,
ataupun udara tersebut dalam keadaan mengalir / bergerak, bukan dalam kondisi
diam.
Dengan demikian penyerahan panas secara konveksi atau konduksi
bersama-sama melalui proses-proses sebagai berikut :
1. Panas dialihkan dari fluida

(api atau gas asap) kepada benda padat

(dinding ketel)
2. Panas dirambatkan kedalam benda padat (dinding ketel ) atau di dalam
padat berlapis-lapis (jelaga dinding ketel-kerak ketel).

20

3. Panas dialihkan dari benda padat (dinding ketel atau kerak ketel) kepada
fluida (air, uap ataupun udara).

2.10. Pemanas Lanjut Uap atau Steam Superheater


Pemanas lanjut atau superheater (super = lebih, heater = pemanas,
superheater = pemanas lebih lanjut) adalah alat untuk memanaskan uap basah
menjadi uap yang dipanaskan lanjut.
Uap yang dipanaskan lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja dengan
jalan ekspansi di dalam turbin atau mesin uap tidak akan segera mengembun,
sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya bahaya yang yang disebabkan
terjadinya pukulan balik atau Back Stroke yang diakibatkan mengembunnya uap
belum pada waktunya sehingga menimbulkan vakum di tempat yang tidak
semestinya di daerah ekspansi.
Kemungkinan terjadi pukulan balik atau back stroke ditempat yang belum
semestinya terjadi lebih mudah terjadi bila yang digunakan ialah uap basah
sebagai penggerak mesin uap ataupun turbin uap.
Ada bebrapa macam pemanas lanjut, diantaranya :

Superheater Konveksi
Superheater Konveksi menerima panas secara konveksi dari api atau gas

asap. Jumlah gas asap yang lewat tergantung dari jumlah bahan bahan bakar
yang dibakar. Makin banyak jumlah gas asap yang terbentuk dan melewati
superheater konveksi tersebut dan sebaliknya, makin berkurang bahan bakar
yang dibakar maka makin berkurang pula jumlah pada gas asap yang
terbentuk.

Superheater Pancaran atau Radiant Superheater

21

Superheater panacaran menerima panas dari pancaran. Temperatur api


hanya tergantung jenis bahan bakar yang dibakar dan temperature udara
pembakaran dimasukkan kedalam tungku.

Seperheater Kombinasi
Superheater

Kombinasi

merupakan

kombinasi

antara

superheater

Konveksi dan Superheater Pancaran, maka karakteristik atau sifat-sifat yang


kurang baik dari superheater konveksi dan superheater pancaran dapat dieliminasi
sehingga yang tersisa ialah karakteristik yang baik dari kedua superheater
tersebut:
1. Dapat mengikuti beban
2. Temperature uap dapat tinggi
3. Harganya mahal
Kekurangannya ialah harganya yang mahal merupakan harga superheater
konveksi ditanbah harga superheater pancaran.
2.11. Draught atau Draft
Draught atau Draft adalah tarikan gas asap akibat perbedaan tekanan
antara gas atas dan bawah Fire-Rate juga disebut sirkulasi udara (air
circulation) dalam boiler atau boiler draft.
Ada 3 (tiga) cara menghasilkan Boiler Draft yaitu :
1. Dengan pemasangan Cerobong (strack);
2. Dengan mechanical fan ;
3. Dengan steam jet;
Draft yang dihasilkan oleh cerobong disebut sebagai tarikan alam (
natural draft) sedangkan draft yang dihasilkan oleh mechanical dan steam jet
disebut sebagai tarikan buatan (artificial draft).
a. Natural Draft
Cerobong yang digunakan untuk mengalirkan gas asap keluar dari ketel
uap dengan kecepatan tertentu dan digunakan untuk mengatasi geseran-geseran
yang terjadi terhadap aliran gas asap mulai dari rangka bakar atau pembakaran
22

hingga keluar cerobong. Dengan kata lain untuk menimbulkan isapan cerobong
atau Stack Draught. Disamping itu digunakan untuk membuang gas asap setinggi
mungkin sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Timbulnya isapan
cerobong disebabkan karena perbedaan berat jenis antara berat jenis berat udara
dan berat jenis gas asap.
b. Ventilator
Bila isapan cerobong hanya didasarkan kepada isapan cerobong alamiah
saja, maka cerobong harus dibuat tinggi sekali. Lagi pula pada saat mulai
menyalakan api didalam tungku atau initial firing akan didapat kesukaran yaitu
sepanjang saluran gas asap temperaturnya masih rendah pada saat itu, sehingga
perbedaan berat jenis udara luar dengan berat jenis gas asap belum begitu besar
atau bahkan praktis masih belum ada perbedaan berat jenis sehingga isapan
cerobong juga masih rendah, hampir-hampir nol.
Dengan demikian memperbesar harga isapan cerobong efektif maka
digunakan ventilator-ventilator atau van untuk menciptakan isapan cerobong
paksa sehingga harga isapan cerobong teoritis dapat diperbesar.
c. Steam Jet Draught
Didalam ketel steam jet draught, uap bekas dari steam engine yang tidak
terkondensasi digunakan untuk memperoleh penarikan udara. Cara ini kebanyakan
digunakan pada ketel lokomotof dimana uap bekas dari mesin silinder yang
dikeluarkan melalui pipa letup (blast pipe) yang ditempatkan pada peti asap dan
dibawah cerobong. Didalam sebuah induced steam jet draught, uap yang
dipancarkan dari sebuah nozzle yang ditempatkan didalam tempat abu dibawah
tungku api dapur (furnance)

2.12 Pengoperasian Boiler (Ketel Uap)

23

2.12.1 Prinsip Kerja Boiler


Dalam boiler air diubah menjadi uap. Panas diserap didalam boiler dan
uap yang dihasilkan secara kontiniu. Air umpan boiler disedot ke boiler untuk
menggantikan kehilangan air didalam boiler yang berubah menjadi uap.

Uap

Air Umpan
Boiler
Boiler
Boiler
Blowdown
Panas
Ketika uap meninggalkan air yang mendidih, padatan terlarut yang berasal
dari umpan boiler tertinggal di air boiler. Padatan-padatan yang teringgal menjadi
bertambah kepekatanya, dan bahkan dapat mencapai kesuatu tingkat dimana
pemekatan lebih lanjut bisa menyebabkan terbentuknya kerak atau doposit
didalam boiler.
2.12.2 Suplai Energi
Suplai energi terdapat boiler diperoleh dari bahan bakar. Rancangan bahan
bakar boiler jenis Fired Steam Type Fulton 30 E pada alat pengujian ini adalah
KJ
solar. Kandungan energy ( E) bahan bakar ( Kg ) dapat diperoleh melalui

24

percobaan Bomb Calorimeter, atau bisa dihitung dengan Dulog jika bahan
diketahui (hasil analisis lab).
Dalam pengujian ini, kandungan energy solar dapat daiperoleh dari buku
referensi Heat Engineering. Besarnya nergi panas pembakaran adalah suplai
panas terhadap boiler :
QS = m E
Dimana :
m

Kg
= laju aliran massa bahan bakar ( jam )

KJ
= kandungan energy bahan bakar ( Kg )

2.12.3 Energi Evaporasi


Energi untuk merubah air pengisian (feed water) menjadi uap (Steam)
dalam proses evaporasi adalah besarnya kandungan entalphi uap kurang
kandungan entalphi air pengisian

Q=

mU

hu

ha

Dimana :
mU
hu

KJ
= entalphi uap ( Kg )
ha

Dimana

Kg
= Laju aliran massa uap ( jam )

ms

KJ
= enthalpy air ( Kg )
adalah laju aliran massa uap dari boiler pada kondisi keadaan

tunak/steadi (steady-state) adalah juga sama dengan laju aliran massa air masuk
ke boiler.
25

2.12.4. Efesiensi Boiler


Efesiansi boiler atau ketel uap adalah perbandingan antara energy
evaporator (penguapan) terhadap energy suplay bahan bakar atau perbandingan
energy keluaran berguna dibagi energy total masuk (input), maka :

Q
Qs

Atau

(mU ) ( huh a)
mE

Qeva
Qin

100 %
Besar efesiensi dari pengoperasian sebuah boiler modern dengan minyak
atau gas adalah kira-kira 80%. Harga ini agak lebih rendah pada sebuah ketel
pembakaran berbahan bakar padat.
2.12.5. Tekanan Absolut Uap
Tekanan absolut uap adalah tekanan pengukuran (gauge) ditambahkan
tekanan atmosfer.
||

Pgauge

Patm

Dalam mengoperasian boiler, setelah mendapatkan tekanan 2 bar. Maka,


boiler di jaga pada tekanan tersebut selang beberapa waktu baru boiler boleh
diaktifkan sampai tekanan yang telah diinginkan agar boiler tidak cepat rusak.
Bahwa ketel uap atau steam generator dapat beroperasi dengan efesiensi
lebih dari 80 %.

26

Audit Energi (Pemeriksaan Energi)


Energi input :
Energi input adalah energy panas hasil pembakaran bahan bakar soal
dengan oksigen (udara). Dapat ditentukan dengan persamaan rumus sebagai
berikut :
Q = Qbb = mbb

. Ebb

Dimana :
Kg
: Konsumsi Bahan Bakar ( jam )

mbb

Ebb

KJ
: Kandungan Energi Solar ( Kg )

Energi input lainnya seperti listrik dapat diabaikan, kandungan udara dan
kandungan air sudah tercakup dalam analisa yang lain.
Energi Output :
Energi output terbagi atas 2 yaitu :
1. Energi output berguna (useful) yang digunakan
2. Energy output tak berguna (losses)
1. Energi Output berguna :
Energi output berguna adalah energy penguapan energy panas yang
ditransfer dari panas pembakaran yang dapat diserap oleh fluida kerja air yang
berubah menjadi uap. Energi berguna atau energy panas penguapan ini dapat
ditentukan dengan rumus:
u (hu-ha)
Qeva = m

27

Energi panas yang ditransfer dari gas asap ke fluida kerja air pada
ekonomiser (HE) dapat dirumuskan:
. Cpg (Tg in Tg out)
QgHE = m
Energi panas yang ditransfer diserap oleh air dapat dirumuskan:
QwHE =

m a

Ca

T a out

a
T )

Dari persamaan azas black : yang diberikan gas asap = yang diberikan oleh air
QgHE = QwHE=

T a out

m a

Ca

T a out

a
T )

= .?

Berdasarkan peralatan heat transfer (perpindahan panas)


Jumlah panas yang bertranfer pada ekonomiser (HE) adalah :
QHE

= U. A. LMTD

atau :

QHE
A= U . LMTD

dimana :
2
A = Luas bidang penampang perpindahan panas ( m ) = . d.

L
U = Koefesien perpindahan panas total (W/ m

K)

28

1
1

h1

LMTD =

+1
k1h0

T Max
TT

w
2
= 100 / m k

T Min

Max
Min

BAB III
PERALATAN PERCOBAAN

3.1. Peralatan Percobaan


MEREK
Cussons

NO
P7600
P7602

NAMA
Oil Fired Boiler
Addition Boiler Instrumentastion
Separating & Throttling Calorimeter
P7672
Suplai Energi Listrik
Suplai Air Utilitas Laboratorium
Tabel 3.1. Peralatan Percobaan

3.2. Alat Ukur dan Instrumentasi Boiler


No.

Nama Alat

Kegunaan/Keterangan

29

1.

Boiler

Menghasilkan

uap

pada

tekanan

dan

temperatur yang tinggi dimana uap tersebut


untuk berbagai keperluan seperti PLTU, PKS
dan lain-lain.

2.

Stopwatch

Mengukur

waktu

yang

dilalui

selama

dilakukan percobaan.
3.

Flow Gauge

Mengukur aliran air yang masuk ke boiler.

4.

Panel Listrik

Mensuplai listrik pada instrumentasi boiler


seperti untuk menggerakkan pompa serta api
pembakaran pada boiler.

5.

Level Control

Mengatur air umpan yang masuk ke dalam


boiler.

6.

Blow Down

Blow Down terdiri dari pipa double valve


untuk mebuang solid ke flash drum yang
terus

keluar

ke

atmosfer.

Solid

ini

dikeluarkan atau dibuang secara manual dari


7.

Continous Blow Down

mud drum disebut intermetten blow down.


Membuang kotoran solid scale secara terusmenerus. Letak benda ini berada pada sedikit
di bawah level water normal dan berupa pipa

8.

Superheater

dan valve.
Memanaskan saturated steam, sehingga
moisture yang terkandung dalam saturated
steam jadi steam sehingga akan didapatkan
superheated steam yang bertekanan dan

9.

Economizer

temperatur tinggi.
Berupa tube yang berbentuk spiral yang

30

ditempatkan dalam stack. Fungsinya untuk


pemanas pendahuluan dari feed water boiler
yang akan dimasukkan ke dalam main
stream drum. Pemanasnya adalah flue gas
10

Cerobong Asap

hasil pembakaran dari furnance.


Fungsinya untuk jalan pembuangan daripada
flue gasses an untuk gas-gas asap ke atas

11.

Chemical Injection

(nature draft).
Terdiri dari 2 tangki pencampuran yang
terbuat dari bahan plastik atau satinless steel.
Biasanya bahan kimia diinjeksikan ke dalam
main steam drum atau ke aalam aliran pipa
yang keluar dari ekonomiser atau yang

12.

Daerator

menuju ke daerator.
Menghilangkan gas-gas O2 dan CO2 yang
terlarut di dalam air, karena gas-gas ini akan
menyebabkan korosi pada temperatur tinggi

13.

Feed Water Tank

dalam boiler.
Sebagai tempat penampungan air yang
berasal

14.

Pompa Air Pengisian Boiler

dari

water

treatment

yang

selanjutnya disiapkan untuk air umpan ketel.


Memompakan air dari feed water tank ke
ekonomiser yang selanjutnya masuk ke ketel
uap. Pompa ini bekerja digerakkan oleh uap

15.

Pipa-pipa Api

yang dihasilkan dari ketel uap.


Sebagai tempat laluan gas asap dan dipasang
di darat drum ketel. Pipa-pipa api ini
merupakan permukaan perpindahan panas
yang utama dimana perpindahan panas ini
menyebabkan pembentukan uap di dalam

16.

Drum Ketel

drum ketel.
Sebagai suatu wadah dimana air dan uap
serta peralatannya yang lain ditempatkan. Di

31

dalam drum ketel disusun pipa-pipa api yang


17.

Ruang Bakar

berfungsi sebagai keluaran gas asap.


Sebagai tempat pembakaran bahan bakar.
Disini terjadi proses perubahan energi kimia
dari bahan bakar menjadi energi panas.
Untuk proses pembakaran ini membutuhkan
udara

dan

bahan

bakar

yang

pencampurannya langsung di dalam dapur


ketel.
18.

Penangkap Debu atau Dust

Gas asap sebelum dibuang keluar melalui

Collector (praecipiator)

cerobong asap harus dibersihkan dahulu dari


debu atau abu terbang yang turut terbawa
oleh gas asap agar tidak menimbulkan
pengotoran atau polusi terhadap lingkungan
sekitarnya.

32

BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN

4.1.

Prosedur Percobaan
Adapun langkah yang perlu dilakukan dalam praktikum optimasi Boiler

adalah sebagai berikut:


1. Mengaktifkan semua suplai aliran listrik yang dibutuhkan boiler:
Switch ON PLN Main (MCB);
Switch ON GG Cold Water Unit;
Switch ON Steam Turbine;
2. Mengaktifkan semua aliran air yang akan masuk dan keluar boiler.
Menghidupkan pompa 1 dan 2 pada panel pompa (cukup hidupkan

salah satu jenis pompa)


Pompa berfungsi sebagai penyedia air ke Boiler;
Pompa akan mati sendiri apabila air sudah cukup pada reservoir;
Membuka semua katup air yang akan menuju dan meninggalkan
boiler (untuk pambukaa katup air hendaknya jangan terlalu besar
karena aliran yang menuju boiler sudah cukup besar disamping itu

hal ini mencegah kebocoran pada kran/ katup air;


3. Meghidupkan CAM Switch.
4. Switch ON Steam Plant.
5. Memeriksa ketinggian level air yang berada dalam boiler yang dapat
dilihat pada alat konrtol/water column (skala ketinggian air berdasarkan
ketetapan batas yang diizinkan).

33

6. Setelah memeriksa air, meghidupkan pompa suplai minyak dan membuka


kedua katup bahan bakar (katup pertam adalah aliran bahan bakar masuk
dan katup yang kedua adalah aliran bahan bakar keluar).
7. Melihat semua alat ukur, apabila sudah siap jalankan boiler sebagai
persamaan sistem.
8. Setelah 15 menit, hidupkan boiler yang kemudian akan menghasilkan
kualitas uap yang lebih baik.
9. Mencatat semua jumlah keseluruhan bahan bkar dan jumlah feed water an
yang sudah dituliskan.
10. Setelah semua data yang dibutuhkan selesai dicatat, lakukan prosedur
penghentian boiler dengan prosedur yang sebaliknya.

34

BAB V
DATA PERCOBAAN

BAB VI
ANALISA DATA

Data-data pendukung :
1. Lama pengujian

: 1 jam
35

2. Jumlah air umpan yang masuk boiler


m3/jam
3. Density
4. Kandungan energi
5. Air umpan density

: 147,3308 147,1151 = 0,2157


: = 0,82 Kg/Liter
: E = 45.700 KJ/Kg
: = 1 Kg/Liter = 1000 Kg/m3

m h ha
Q
u u
Qs
m E

Dimana :
u

= laju aliran massa uap (Kg/jam)

hu

= entalphi uap keluar boiler (KJ/Kg)

ha

= entalphi air umpan boiler (KJ/Kg)

= laju aliran massa bahan bakar (Kg/jam)

= kandungan energi bahan bakar (KJ/Kg)

= Efisiensi boiler

Jumlah Air Umpan


Vfw = 147,3308 m3/Jam 147,1154 m3/Jam
= 0,2157 m3/Jam
lw

Densiry Air Umpan =

= 1000 kg/m3

Maka Laju Aliran Massa:


mfw

= Vfw X

lw

= 0,2157 m3/Jam X 1000 kg/m3


= 215,7 kg/Jam
Maka, mu = ma = 215,7 kg/Jam (stedy state)
Konsumsi Bahan Bakar
Waktu Pengujian

= 1 Jam

= 75,8 cm

36

= 4 cm

= 73,2 cm

Maka laju Aliran Bahan Bakar:


Vbb

=LxBxT
= 75,8 cm x 73 cm x 4 cm
= 22,19 Liter/Jam

Density minyak solar = 0,82 kg/L


Maka laju aliran minyak solar:
bb

= Vbb x

bb

= 22,19 L/Jam x 0,82 kg/L


= 18,1958 kg/Jam
Qin = Qbb

= bb x LHV
= 18,1958 kg/Jam x 45.700 kJ/kg
= 831.548,06 kJ/Jam

Kondisi uap yang dihasilkan Boiler:


Tekanan: 6 Bar (gauge)
7 Bar (abs)
Kualita uap yang dihasilkan Boiler:
X = 91,8% (diperoleh dari percobaan kualitas uap sebelumnya)
Temperatur air umpan:
Ta

= 280C

Bahan bakar yang digunakan adalah solar(diesel):


Kandungan energi LHV = 45.700 kJ/kg
Density () Solar = 0,82 kg/Liter

37

Efisiensi Boiler:
B =

( h h )
Q m
= u u a x 100
Qs
mE

Energi penguapan:
ialah energi panas untuk merubah air menjadi uap, dengan kata lain jumlah
energi yang diserap fluida H2O dari sumber panas pembakaran yang menjadikan
air menjadi uap.
Q=u (h uha )
Dimana:
pada Tekanan 7 Bar
u

= 215,7 kg/Jam

hu

= hf + X. hfg

hf

= 697,22 kJ/kg

hfg

= 2066,3 Kj/kg

hu

= hf + X. hfg
= 697,22kJ/kg + 0,918 x 2066,3kJ/kg
= 2594,083 kJ/kg( huap )

Untuk Ta = 280C
Menggunakan Interpolasi:
T

= 300C

hf

= 125,79kJ/kg

= 250C

hf

= 104,89kJ/kg

T 28 C T 25 C h f 28 C hf 25 C
=
T 30 C T 25 C h f 30 C hf 25 C
0

38

2825 h f 28 C 104,89
=
3028 125,73104,89
0

h f ( 28C ) 104,89

3
125,79 104,89
5

h f ( 28C ) ha 117.43 KJ

Kg

( hair )
Efisiensi Boiler:
B =

Energi Penguapan
x 100
Energi Pembakaran

B =

( h h )
Q m
= u u a x 100
Qs
mE

215.7 kg / jam (2594.083 117.43) kJ / kg


18.1958 kg / jsm 45700 kJ / kg

100%

=
534214.0521
100%
831548.06 kJ / kg
=
0,6424 100%

B= 64.24 %

39

BAB VIII
KESIMPULAN

1. Fungsi suatu boiler adalah untuk merubah air menjadi uap. Dan prinsip
kerjanya adalah memanaskan suatu fluida cair pada suatu tempat dengan
menggunakan bahan bakar.
2. Cara pengoperasian boiler ini terdapat pada prosedur percobaan.
3. Pada bagian mekanikal boiler adalah sistem pemipaannya, yaitu nyala api
dan gas panas yang dihasilkan pembakaran dilewatkan melalui pipa-pipa
yang disekitar dinding dalamnya di kelilingi oleh air dan lain-lain.
Sedangkan pada bagian electrical boiler yaitu energi yang dibutuhkan
untuk pembakaran awal diambil dari sumber lain atau dari PLN. Bagian
instrumental boiler adalah alat ukur temperatur tekanan yang digunakan
untuk mengukur temperatur air masuk dan temperatur uap keluar dan
tekanan uap.
4. Satuan yang digunkan dalam tekanan adalah bar gauge dan dalam analisa
datanya menjadi bar absolute.
5. Kebutuhan bahan bakar yang digunakan dalam pengoperasian boiler
adalah solar, dan selama percobaan menghabiskan 18,1958 kg/liter selama
satu jam.
6. Tekanan uap keluar boiler adalah 7 barg serta temperature air masuk 28
C.
7. Efisiensi boiler setelah dilakukan analisa data adalah 64,24 %

40

Anda mungkin juga menyukai