Anda di halaman 1dari 5

BAB VI

PEMERIKSAAN LENDUTAN JALAN (BENGKELMEAN BEAM)

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Metode ini digunakan sebagai pegangan dalam pengujian perkerasan jalan dengan alat
Bengkelmean Beam yaitu dengan cara mengukur gerakan vertikal pada permukaan lapis
jalan melalui pemberian beban roda yang diakibatkan oleh beban tertentu.
Tujuan dari pemeriksaan Bengkelmean Beam ini adalah untuk memperoleh data lapangan
yang akan bermanfaat pada :
1.

Penilaian struktur perkerasan


2.

Perbandingan sifat-sifat struktural sistem perkerasan yang berlainan.

B. BENDA UJI
Permukaan aspal di jalan raya
C.

PERALATAN
1. Truk dengan spesifikasi standar sebagai berikut :
-

Berat kosong truk (5 01) Ton

Jumlah as 2 buah, dengan roda belakang ganda

Beban masing-masing roda belakang ban ganda yaitu (4,08 0,045) Ton atau
(9000 100) Lbs

Ban dalam kondisi baik dan dari jenis kembang halus (zig-zag) dengan
ukuran 25,4 x 50,8 cm atau 10 x 20 inchi

Tekanan angin ban (5,5 0,0) kg/cm2 atau (80 1) Psi

Jarak sisi kedua bidang kontak ban dengan permukaaan jalan antara 10-15
cm atau 4-6 inchi

2. Alat timbang muatan praktis yang dapat dibawa kemana-mana (Portable Weight
Bridge) kapasitas 10 Ton.
3. Alat Bengkelmean beam terdiri dari dua batang yang mempunyai panjang total
standar (366 0,16) cm yang terbagi menjadi 3 bagian dengan perbandingan 1 : 2
sumbu 0 dengan perlengkapan sebagai berikut :

Arloji pengukur (dial Bouge) berskala mm dengan ketelitian 0,01 mm

Alat penggetar (Buzzar)

Alat pendatar (Waterpass)

4. Pengukur tekanan yang dapat mengukur tekanan angin ban minimum 5 kg/cm 2 atau
80 Psi.
5. Termometer (5oC-70oC) dengan perbandingan skala 10C atau (40F-140F) dengan
pembagian skala 1oF.
6. Rol meter 30 m dan 3 m (100ft dan 10ft).
7. Formulir lapangan dan hardboard).
8. Minyak arloji pengukur dan alkohol murni untuk membersihkan batang arloji
pengukur.
9. Perlengkapan keamanan bagi petugas dan tempat pengujian :
-

Tanda batas kecepatan lalu lintas pada saat melewati tempat pengujian pada
ditempatkan 50 m didepan dan dibelakang truk.

Tanda penunjuk lalu lintas yang dapat dilewati.

Tanda lampu peringatan terutama bila pengujian malam hari.

Tanda pengenal kain yang dipasang pada truk dibagian depan dan belakang.

Tanda pengaman lalu lintas yang dipegang oleh petugas.

Pakaian khusus petugas yang warnanya dapat dilihat jelas oleh pengendara.

D. PELAKSANAAN
1.

Memasang batang pengukur Bengkelmean Beam sehingga menjadi


sambungan kaku.

2. Dalam keadaan batang pengukur terkunci, menempatkan Bengkelmean beam pada


bidang datar, kokoh dan rata misalnya pada lantai.
3. Mengatur kaki sehingga Bengkelmean beam dalam keadaan datar.
4. Menempatkan alat penyetel pada alat yang sama dan mengatur sehingga alat berada
dibawah tumit batang (TB) dari batang pengukur, kemudian mengatur landasan
sehingga batang menjadi datar dan mantap.
5. Melepaskan pengunci (P) atau batang pengukur atau menurunkan ujung batang
perlahan-lahan hingga TB terletak pada penyetel.
6. Mengatur arloji pengukur (AP2) Bengkelmean beam pada kedudukannya hingga
ujung arloji pengukur bersinggungan dengan batang pengukur, kemudian dikunci
dengan kuat.

7. Mengatur arloji pengukur alat penyetel (AP 1) pada dudukannya hingga ujung batang
arloji bersinggungan dengan batang pengukur tepat diatas TB kemudian dikunci
dengan erat.
8. Mengatur kedudukan batang arloji pengukur Bengkelmean beam dan batang arloji
alat penyetel, sehingga batang arloji dapat bergerak 5 mm
9. Dalam kedudukan seperti h diatur kedua jarum arloji pengukur pada angka nol.
10.

Menghidupkan alat penggetar, kemudian menurunkan plat penyetel


dengan memutar skrup pengatur, sehingga arloji pengukur pada formulir yang sudah
tersedia dapat dibaca.

11. Melakukan seperti j berturut-turut pada setiap penurunan batang arloji pengukur
0,25 mm sampai mencapai penurunan, mencatat pembacaan arloji pada setiap
penurunan tersebut.
12. Dalam keadaan kedudukan seperti k, menaikkan penyetel berturut-turut pada setiap
kenaikan batang arloji pengukur 0,25 mm sampai mencapai kenaikan 2,5 mm (tumit
batang kembali pada kedudukan normal).
13. Hasil pembacaan arloji Bengkelmean beam dikalikan dengan faktor skala batang
Bengkelmean beam (perbandingan jarak antara tumit batang sampai sumbu nol
terhadap jarak antar sumbu nol sampai belakang ujung belakang batang pengukur)
untuk alat Bengkelmean beam yang umum digunakan dengan faktor perbandingan
1 : 2 maka pembacaan arloji tersebut dikalikan dengan 2.
14. Jika pembacaan arloji Bengkelmean beam berbeda dengan hasil pembacaan pada
arloji alat penyetel berarti ada kemungkinan kesalahan pada alat seperti gesekan
pada sumbu yang terlalu besar atau peluru-peluru sumbu yang terlalu longgar.
E. PERHITUNGAN
1. Faktor koreksi truk yang digunakan (FL)
2. Faktor pengali panjang dan perbandingan batang Bengkelmean beam (Fm)
3. Faktor koreksi pengaruh musim dan lingkungan (Fe)
Fe = 1,0

pemeriksaan diakhir musim penghujan

Fe = 1,15

pemeriksaan diakhir musim kemarau

Fe = 1,0

pemeriksaan diakhir musim kemarau dan muka air tanah tinggi

Fe = 1,0-1,5

pemeriksaan diakhir musim kemarau dan penghujan.

Fe = 0,9-1,0

pemeriksaan dilakukan dilokasi dengan drainasi.

Pembacaan yang dilakukan


a. Pembacaan awal
Pembacaan dial Bengkelmean beam pada saat posisi beban tepat berada pada tumit
belakang (sering kali di nolkan)
b. Pembacaan kedua (d 2)
Pembacaan dial Bengkelmean beam pada posisi beban berada pada jarak 12 kali
dari titk awal.
X12 = 30 cm (jenis permukaan penetrasi)
X12 = 40 cm (jenis permukaan aspal beton)
c. Pembacaan ketiga (d 3) jarang dilaksanakan
Pembacaan dial Bengkelmean beam pada posisi beban berada pada jarak C dari
titik awal.
d. Pembacaan keempat (d 4)
Pembacaan dial Bengkelmean beam pada posisi beban berada pada jarak 6 m dari
titik awal.
-

Lendutan Balik (d)

= Fm. Fl. Fe. (d4-d1)

Kemiringan titik belok

2( d 2 d1)
Fm.Fl.Fe
x12
=

Lendutan max (Dmax)

= d1.Fm.Fl.Fe

Niali lendutan balik

3. Menurut Design Parameter and Models for the Road Work Design dari Bina
Marga, besarnya lendutan balik segmen ditentukan dengan rumus:
D = d* + 1.s
s=

[n(d 2 ) (d ) 2 ] /[ n(n 1)

Dengan,

D = Lendutan balik segmen


d = Lendutan balik 1 titk
n = Jumlah titik pemeriksaan
s = standar deviasi
d* = Lendutan balik rata-rata

4. Menurut Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan dengan alat Bengkelmean beam


no. 01/MN/B/1983, lendutan balik segmen:

* Jalan arteri / tol D = d*+ 2s


* Jalan kolektor

D = d *+ 1,64s

* Jalan lokal

D = d *+ 1,28s

Anda mungkin juga menyukai