Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 5: Pak Kim, Kak Metta, N Ari

PATH ANALYSIS (ANALISIS JALUR)

1. Sejarah Analisis Jalur


Path Analysis atau analisis jalur dikembangkan oleh Sewal Wright
tahun 1934. Bohrnstedt mengartikan analisis jalur sebagai a
technique for estimating the effects a set of independent variables
has on a dependent variable from a set of observed correlations,
given a set of hypothesized causal asymmetric relating among the
variables
(Riduan dan Kuncoro 2011 dikutip oleh Sunjoyo dkk, 2013).
Analisis jalur merupakan perluasan atau kepanjangan dari regresi
berganda yang digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas
(sebab-akibat) antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya,
serta menguji besarnya sumbangan atau kontribusi masingmasing variabel eksogen terhadap variabel endogen
(Ghozali 2006, Riduan dan Kuncoro 2011 dikutip oleh Sunjoyo dkk,
2013).

Dalam pengujian hubungan kausal tersebut yang didasarkan pada


teori yang memang menyatakan bahwa variabel yang dikaji memiliki
hubungan secara kausal. Analisis jalur bukan ditujukan untuk
menurunkan teori kausal, melainkan dalam penggunaannya harus
didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa hubungan antar
variabel tersebut bersifat kausal. Dengan demikian, kuat lemahnya
teori yang digunakan dalam menggambarkan hubungan kausal
tersebut menentukan dalam penyusunan diagram jalur dan
mempengaruhi hasil dari analisis serta pengimplementasian secara
keilmuan.
2. Pengertian Analisis Jalur
Menurut Pedhazur dalam Kerlinger (1983) dikutip oleh Widiyanto
(2013), analisis jalur merupakan suatu bentuk terapan dari analisis
multiregresi. Dalam analisis ini digunakan diagram jalur untuk
membantu konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang
kompleks dan juga untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak
langsung dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Analisis jalur ialah suatu tehnik untuk menganalisis hubungan


sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel
bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara
langsung, tetapi juga secara tidak langsung (Robert D. Rutherford
1993 dikutip oleh Sarwono, 2007). Defenisi lain mengatakan
Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi
berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat
kepentingan (magnitude) dan signifikasi (significance) hubungan
sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel
(Paul Webley 1997 dikutip oleh Sarwono, 2007).
David Garson dari North Carolina State University mendefenisikan
analisis jalur sebagai model perluasan regresi yang digunakan
untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih
model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti.

Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah


dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab.
Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model
sebagai variabel tergantung (pemberi respons) sedang yang lain
sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu
model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi
untuk semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji
keselarasan statistik
(David Garson 2003 dikutip oleh Sarwono, 2007).
3. Manfaat Analisis Jalur
Menurut Saparina (2013), ada beberapa manfaat analisis jalur
diantaranya adalah:
Sebagai penjelas terhadap fenomena yang dipelajari atau
permasalahan yang diteliti.
Untuk prediksi nilai variabel endogenous (Y) berdasarkan nilai variabel
eksogenous (X).
Sebagai faktor determinan yaitu penentuan variabel eksogenous (X)
mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel endogenous
(Y),juga untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel
eksogenous (X) terhadap variabel endogenous (Y).
Pengujian model, menggunakan theory triming, baik untuk uji
reabilitas konsep yang sudah ada ataupun uji pengembang konsep baru.

4. Asumsi dalam Analisis


Jalur Asumsi yang melandasi analisis jalur diantaranya adalah (Solimun
2002, Riduan dan Kuncoro 2011 dikutip oleh Sunjoyo dkk, 2013):
Hubungan antar variabel haruslah linear dan aditif
Ukuran sampel yang memadai sebaiknya diatas 100
Pola hubungan antara variabel adalah rekursif (satu arah)
Data berskala interval
5. Istilah-istilah dasar dalam Analisis Jalur
Menurut Sarwono (2007), ada beberapa istilah yang digunakan dalam
analisis jalur yaitu sebagai berikut:
1. Model Jalur yaitu suatu diagram yang menghubungkan antara
variabel bebas, perantara dan tergantung. Pola hubungannya
menggunakan anak panah. Anak panah tunggal menunjukkan
hubungan sebab-akibat antara variabel exogenous dengan satu
variabel tergantung atau lebih. Anak panah-anak panah juga
menghubungkan kesalahan (variabel residue) dengan semua variabel
endogenous masing-masing. Anak panah ganda menunjukkan korelasi
antara pasangan variabel-variabel exogenous.

2. Jalur penyebab untuk suatu variabel yang diberikan. Meliputi


pertama, jalur-jalur arah dari anak panah menuju ke variabel tersebut
dan kedua, jalur-jalur korelasi dari semua variabel endogenous yang
dikorelasikan dengan variabel-variabel lain yang mempunyai anak
panah-anak panah menuju ke variabel yang sudah ada tersebut.
3. Variabel exogenous yaitu semua variabel yang tidak ada penyebab
penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak
panah yang menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan
pengukuran. Jika antara variabel ini dikorelasikan maka korelasi
ditunjukkan dengan anak panah berkepala dua yang menghubungkan
variabel-variabel tersebut. Variabel ini disebut pula independen
variabel.
4. Variabel endogenous yaitu variabel yang mempunyai anak panahanak panah menuju ke arahnya. Variabel yang termasuk di dalamnya
mencakup semua variabel perantara dan tergantung. Variabel
perantara endogenous mempunyai anak panah yang menuju ke
arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu model. Adapun
variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju ke
arahnya. Variabel ini disebut pula dependen variabel.

5. Koefisien jalur atau pembobotan jalur yaitu koefisien regresi standar


atau disebut beta yang menunjukkan pengaruh langsung dari suatu
variabel bebas terhadap variabel tergantung dalam suatu model tertentu.
6. Variabel-variabel exogenous yang dikorelasikan. Jika semua variabel
exogenous dikorelasikan maka sebagai penanda hubungannya ialah
anak panah dengan dua kepala yang dihubungkan di antara variabelvariabel dengan koefisien korelasinya.
7. Istilah gangguan Gangguan atau residue mencerminkan adanya
varian yang tidak dapat diterangkan atau pengaruh dari semua variabel
yang tidak terukur ditambah dengan kesalahan pengukuran.
8. Dekomposisi pengaruh, Koefisien-koefisien jalur dapat digunakan untuk
mengurai korelasi-korelasi dalam suatu model ke dalam pengaruh
langsung dan tidak langsung yang berhubungan dengan jalur langsung
dan tidak langsung yang direfleksikan dengan anak panah-anak panah
dalam suatu model tertentu.

9. Model Recursive yaitu model penyebab mempunyai satu arah dan


tidak ada pengaruh sebab akibat (reciprocal). Dalam model ini, satu
variabel tidak dapat berfungsi sebagai penyebab dan akibat dalam
waktu yang bersamaan.
10. Model Non-Recursive Model penyebab mempunyai arah yang
membalik (feed back loop) dan ada pengaruh sebab akibat (reciprocal).
6. Model Analisis Jalur
Beberapa istilah dan defenisi dalam analisis jalur:
(1)Dalam Analisis Jalur, kita hanya menggunakan sebuah lambung
variabel, yaitu X. Untuk membedakan X yang satu dengan X yang
lainnya, kita menggunakan subscript (indeks). Contoh: X1, X2,
X3, ..... , Xk.
(2)Kita membedakan dua jenis variabel, yaitu variabel variabel yang
menjadi pengaruh (exogenous variable), dan variabel yang
dipengaruhi (endogenous variable).
(3)Lambang hubungan langsung dari eksogen ke endogen adalah panah
bermata satu, yang bersifat recursive atau arah hubungan yang tidak
berbalik/satu arah.
(4)Diagram jalur merupakan diagram atau gambar yang mensyaratkan
hubungan terstruktur antar variabel

7. Langkah kerja yang dilakukan untuk menghitung


koefisien jalur

8. Menghitung Besarnya Pengaruh Variabel Eksogen dan


Variabel Endogen

9. Pengujian Koefisien Jalur

Anda mungkin juga menyukai