Anda di halaman 1dari 23

Laporan Praktikum

Genetika Tanaman
PERBANDINGAN GENETIKA TIRUAN DENGAN
RANDOM SAMPLING

NAMA
:
NIM
:
KELAS
:
KELOMPOK:
ASISTEN :

NURYATI BT. ABD RASID


G111 15 333
C
10
1. Uswah Trywulan Syah
2. A. Sri Ummi Kalsum Y
3. Sitti Rahmah

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang

Genetika adalah ilmu yang mempelajari cara indvidu


menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunanya, baik
sifat-sifat nampak (fenotipa) ataupun sifat-sifat yang
tidak nampak (genotipe). Sifat menurun itu dipindahkan
pada keturunanya melalui unit-unit keturunan yang
terkenal

dengan

nama

gen. Gen

diwariskan

dari

parental kepada keturunanya melalui gamet-gamet.


Karena individu dengan genotype Rr adalah merupakan
alelnya,dengan

demikian

disebut

alel

atau

sebaliknya. Jadi anggota dari satu pasang gen yang


terdapat pada suatu tempat disebut alel. Individu yang
susunan genetisnya berlainan disebut heterozigot (Rr),
sedang

yang

susunan

genetisnya

sama

disebut

homozigot (RR atau rr).


Perkawinan atau persilangan genotip yang berbedabeda menyebabkan timbulnya teori kemungkinan. Teori
kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan
nisbah yang diharapkan dari tipe persilangan genotip
yang berbeda-beda. Untuk menentukan seberapa besar
kemungkinan tersebut maka digunakan suatu metode
yaitu metode chi kuadrat. Metode chi kuadrat adalah
suatu

metode

yang

dapat

digunakan

untuk

membandingkan data percobaan yang diperoleh dari


hasil

persilangan-persilangan

dengan

hasil

diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis.

yang

Metode Khi Kuadrat (Chi-Square Test) adalah suatu uji


nyata yang menentukan apakah hasil observasi menyimpang
dari nisbah yang diharapkan, secara kebetulan atau tidak.
Uji

ini

dilakukan

karena

seringkali

percobaan

persilangan yang dilakukan menghasilkan keturunan


yang tidak sesuai dengan hukum Menedel.
Seringkali percobaan perkawinan yang kita lakukan
menghasilkan keturunan yang tidak sesuai dan benar
dengan

hukum

menyebabkan

Mendel.
kita

Kejadian

bersikap

ini

biasanya

ragu-ragu,

apakah

penyimpangan yang terjadi itu karena kebetulan saja


ataukah karena memang ada faktor lain. Maka dari itu
kita akan melakukan praktikum untuk mengetahui
pembenaran hukum Mendell yang sesuai atai tidak
sesuai dengan gen yang diwariskan dari tetuanya.
Berdasarkan
uraian
diatas
maka
dilakukan
percobaan ini untuk menentukan kemungkinan dan
menghitung

kemungkinan

yang

terjadi

pada

persilangan.
2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum ini adalah untuk membuktikan
kebenaran teori Mendel melalui Chi Kuadrat test pada
ulangan pengambilan 40, 80 dan 120.

Kegunaannya

adalah

sebagai

bahan

informasi

mahasiswa demi menunjang teori yang di dapatkan di


ruang kuliah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak
akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi
adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan
diteliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen
dinamakan sensus data suatu populasi (Ibrahim, 2011).
Agar

penelitian yang dilakukan

terhadapsampel

masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa


mewakili karakteristik populasi, maka cara penarikan
sampelnya harus dilakukan secara seksama. Cara
pemilihan sampel dikenal dengan teknik pengambilan
sampel.

Secara

umum,

ada

dua

jenis

teknik

pengambilan sampel yaitu sampel acak atau random


sampling dan sampel tidak acak atau non random. Yang
dimaksud

dengan

random

sampling

adalah

cara

pengambilan yang memberikan kesempatan yang sama


untuk diambil setiap elemen populasi. Artinya jika
elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan
sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut

mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih


menjadi sampel. Sedangkan yang dimakud dengan non
random sampling adalah setiap elemen populasi tidak
mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan
sampel (Rozani, 2003).
Dua

jenis

teknik

pengambilan

sampel

diatas

mepunyai tujuan yang berbeda. Jika peneliti ingin hasil


penelitiannya

bisa

mengestimasikan
melakukan

dijadikan

populasi

generalisasi

atau

maka

ukuran

untuk

istilahnya

adalah

seharusnya

sampel

representatif dan diambil secara acak. Namun, jika


peneliti

tidak

mempunyai

kemauan

melakukan

generalisasi hasil penelitian maka sampel diambil


secara tidak acak (Ibrahim, 2011).
2.1.1 Probability Sampling
Teknik

sampling

probabilitas

(probability)

merupakan teknik yang memberikan peluang

atau

kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota)


populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Selain
itu probability sampling merupakan pemilihan sampel
tidak dilakukan secara subjektif, dalam arti sampel

yang

terpilih

tidak

didasarkan

semata-mata

pada

keinginan si peneliti sehingga setiap anggota populasi


memiliki kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih
sebagai sampel. Dengan demikian diharapkan sampel
yang

terpilih

dapat

digunakan

untuk

menduga

karakteristik populasi secara objektif. Teknik Probabilitas


ini bertujuan mendapatkan data seakurat mungkin agar
diketahui jarak pasti dari kondisi ideal (Rihardi, 2009).
Menurut Rihardi (2009), terdapat empat metode
dalam penarikan sampel probabilitas. Metode dalam
penarikan sampel probabilitas akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Sampel Acak Sederhana
Metode sampel acak sederhana merupakan suatu
prosedur yang memungkinkan setiap elemen dalam
populasi akan memiliki peluang yang sama untuk
dijadikan sampel.
2. Sampel Berstrata
Metode penarikan sampel berstrata merupakan suatu
prosedur penarikan sampel berstrata yang dalam hal ini
suatu subsampelsubsampel acak sederhana ditarik
dari setiap strata yang kurang lebih sama dalam
beberapa karakteristik. Ada dua macam penarikan
sampel

berstrata

yaitu,

Proporsional.
3. Sampel Berkelompok

proporsional

dan

Non-

Metode

penarikan

merupakan

data

suatu

sampel

prosedur

berkelompok

penarikan

sampel

probabilitas yang memilih sub populasi yang disebut


cluster, kemudian setiap elemen didalam kelompok
dipilih sebagai anggota sampel.
4. Sampel Sistematik
Metode penarikan sampel sistematik, populasi dibagi
dengan ukuran sampel yang diperlukan (n) dan sampel
diperoleh dengan cara mengambil setiap subyek ke-n.
2.1.2 Nonprobability Sampling
Teknik non-probilitas merupakan teknik yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan sama bagi
setiap unsur

atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Teknik ini terdiri sampling sistematis,


sampling

kuota,

sampling

aksidental,

sampling

purposive, sampling jenuh dan snowball sampling. Nonprobability

sampling

seringkali

menjadi

alternative

pilihan dengan pertimbangan yang terkait dengan


penghematan

biaya,

waktu

dan

tenaga

serta

keterandalan subjektifitas peneliti. Di samping itu


pertimbangan

lainnya

adalah

walaupun

probability

sampling mungkin saja lebih unggul dalam teori, tetapi


dalam

pelaksanaannya

beberapa

kesalahan

pelaksananya.

Dalam

seringkali

akibat

dijumpai

kecerobohan

penggunaan

adanya
dari

si

non-probability

sampling, pengetahuan, kepercayaan dan pengalaman

seseorang seringkali dijadikan pertimbangan untuk


menentukan
sebagai

anggota

sampel.

populasi

yang

Pengambilan

akan

sampel

dipilih
dengan

memperhatikan faktor-faktor tersebut menyebabkan


tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih secara acak sebagai sampel.
Dalam prakteknya terkadang ada bagian tertentu dari
populasi tidak dimasukkan dalam pemilihan sampel
untuk mewakili populasi (Rihardi, 2009).
Menurut Rihardi (2009), terdapat

lima teknik

pengambilan teknik sampling non-probabilistik. Berikut


ini adalah uraian penjelasan dari ke lima teknik
sampling non probabilistik:
1. Teknik Haphazard
Teknik hapzard adalah teknik pengambilan sampel
dimana

satuan

pengamatannya

diperoleh

secara

sembarangan atau sedapatnya.

2. Teknik Voluntary
Teknik voluntary adalah teknik yang dilakukan jika
satuan sampling dikumpulkan atas dasar sukarela.
3. Teknik Purposive
Teknik purposive merupakan teknik
sampel

yang

dilakukan

dengan

pengambilan

memilih

satuan

sampling atas dasar pertimbangan sekelompok pakar di


bidang ilmu yang sedang diteliti.
4. Teknik Snowball
Teknik snowball merupakan teknik pengambilan sampel
dimana

satuan

pengamatan

diambil

berdasarkan

informasi dari satuan pengamatan sebelumnya yang


sudah terpilih.
5. Teknik Kuota
Teknik pengambilan sampel ini banyak diterapkan pada
penelitian pasar dan penelitian pengumpulan pendapat
(opinion poll) atau jejak pendapat. Teknik dilakukan
dengan

melakukan

penjatahan

terhadap

kelompok

satuan pengamatan secara berjenjang.


2 Chi Kuadrat
Chi square merupakan salah satu alat analisis yang paling
sering digunakan dalam statistik. Dengan tujuan untuk uji
Homogenitas dan uji indenpendensi. Seringkali

percobaan

perkawinan yang

keturunan

kita

lakukan menghasilkan

yang tidak sesuai benar dengan hokum Mendel. Kejadian


ini biasanya meyebabkan kita bersikap ragu-ragu, apakah
penyimpangan yang terjadi itu karena kebetulan saja
ataukah karena

memang

ada faktor

lain. Berhubung

dengan itu perlu diadakan evaluasi terhadap kebenarannya


atau tidaknya

hasil

percobaan

yang

kita

lakukan

dibandingkan dengan keadaan secara teoritis. Suatu cara


untuk mengadakan evaluasi itu ialah melakukan

tes

X2

(bahasa inggrisnya: Chi-square test). Sebenarnya itu bukan


huruf X, tetapi huruf Yunani phi ( ). Untuk
mudahnya, huruf Yunani itu lalu dianggap sebagai huruf X
(Sorya, 2007).
Probabilitas atau istilah lainnya kemungkinan, keboleh
jadian, peluang dan sebagaimya umumnya digunakan untuk
menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan. Dapat
juga digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang
tidak diketahui akan kebenarannya, diduga berdasarkan
prinsip teori peluang yang ada. Sehubungan dengan itu teori
kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika.
Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah
sama dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan
itu terhadap keseluruhannya. Kemungkinan peristiwa yang
diharapkan

ialah

perbandingan

dari

peristiwa

yang

diharapkan itu dengan segala peristiwa yang mungkin terjadi


terhadap (Wildan, 2010)
Menurut Sabri (2008), rumus dari Chi-Kuadrat yakni:

Dimana

x2

= nilai Chi-Kuadrat

= banyaknya yang didapat

= banyaknya yang diharapkan

o-e = penyimpangan

Sebagai uji X2 (Chi Square Test). Uji chi-kuadrat atau chisquare digunakan untuk menguji homogenitas varians
beberapa populasi atau merupakan uji yang dapat mengubah
deviasi dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas
dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang dan
harus memperhatikan besarnya sampel dan besarnya
peubah (derajat bebas) (Wildan, 2010).
Menurut Wildan (2010), manfaat uji chi-kuadrat adalah:
a. Menguji proporsi untuk data multinom
b. Menguji kesamaan rata-rata distribusi Poisson.
c. Menguji independen antara dua faktor di dalam daftar
kontingensi B x K.
d. Menguji kesesuaian antara data hasil pengamatan
dengan model distribusi darimana data itu diduga di
ambil.
e. Menguji model distribusi berdasarkan data hasil
pengamatan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
1 Tempat dan Waktu
Praktikum perbandingan genetika tiruan dengan
random

sampling

Budidaya

dilaksanakan

Pertanian,

Jurusan

di

Laboratorium

Agronomi,

Fakultas

Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar, pada hari


Sabtu, tanggal 16 April 2016, pukul 13:00-15:00 WITA.
2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan yaitu alat tulis menulis
dan kalkulator. Sedangkan bahan yang digunakan untuk
monohibrid

yaitu kancing dengan ukuran yang sama

sebanyak 400 buah masing masing 200 buah warna


pink dan 200 buah warna ungu dan 2 amplop coklat.
Bahan untuk dihibrid yaitu kancing dengan ukuran yang
sama sebanyak 400 buah masing-masing 100 buah
warna merah, 100 buah warna biru, 100 buah warna
pink dan 100 buah warna ungu serta 2 amplop coklat.

3 Metode Praktikum
3.3.1 Monohibrid
Adapun metode praktikum mengenai perbandingan
genetika

tiruan

dengan

random

sampling

untuk

monohibrid sebagai berikut:


a Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b Memisahkan kancing warna biru dan pink lalu dibagi
2, dari 200 menjadi 100 masing - masingnya.
c Memasukkan 100 kancing warna pink dan 100
kancing warna biru ke dalam amplop coklat yang
sama.
d Menentukan kancing warna pink untuk dominan (AA)
dan kancing warna ungu untuk resesif (aa).
e Lalu mengkocok amplop, kemudian mengambil
secara

bersamaan

kancing

dalam

sekali

pengambilan, jika kancing berwarna pink semua


maka dominan, jika kancing berwarna biru semua

maka resesif dan jika kancing berwarna pink dan biru


maka (Aa).
f Melakukan sebanyak tiga kali pengulangan yaitu
ulangan 40, ulangan 80, dan ulangan 120.
g Mencatat hasil ke dalam tabel genotype dan fenotipe
monohibrid, dan dibandingkan hasil yang diperoleh
dengan tabel chi kuadrat.
3.3.2. Dihibrid
Adapun metode praktikum mengenai perbandingan
genetika

tiruan

dengan

random

sampling

untuk

monohibrid sebagai berikut:


a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Memisahkan kancing warna biru, merah, pink dan
ungu.
c. Memasukkan

100

kancing

warna

biru

dan

100

kancing warna merah ke dalam amplop yang sama,


lalu 100 kancing warna pink dan 100 kancing warna
ungu ke dalam amplop yang lainnya.
d. Menentukan kancing warna merah untuk dominan
(M), kancing warna biru untuk resesif (m) pada sifat
warna. Dan kancing warna pink dominan (B), kancing
warna ungu resesif (b) pada sifat bentuk.
e. Lalu mengkocok amplop, kemudian mengambil
secara
bersamaan
2
kancing
dalam
sekali
pengambilan dari kedua amplop, jika pada amplop
sifat warna yang diambil adalah merah-biru, dan pada
amplop sifat bentuk pink-ungu maka hasilnya ia hijau
bulat (MMBB). Jika MMbb maka hijau keriput, jika
mmBB kuning bulat dan jika mmbb kuning keriput.

Melakukan sebanyak tiga kali pengulangan yaitu


ulangan 40, ulangan 80, dan ulangan 120.
f. Mencatat hasil ke dalam tabel fenotipe dihibrid, dan
dibandingkan hasil yang diperoleh dengan tabel chi
kuadrat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1. Monohibrid
4.1.1.1 Pengambilan 40 kali
Tabel 1. Hasil Perhitungan Rasio Genotipe F 2
Monohibrid Ulangan 40

Kelas

Banyak
yang
didapat (o)

Banyak
yang
diharapka
n (e)

Penyimpang
an (o-e) (d)

AA

11

10

Aa

19

20

-1

Aa
Jumlah

10
40

10
40

0
0

d2/e
12/10 =
0,1
(-1)2/20 =
0,05
0
0,15

Sumber : Data primer tahun 2016 setelah diolah


Tabel 2. Hasil Perhitungan Rasio Fenotipe F2
Monohibrid Ulangan 40
Kelas

Banyak

Banyak

Penyimpang

yang

yang

an (o-e) (d)

didapat

diharapkan

d2/e

Pink
Biru
Jumlah

(o)

(e)

30
10
40

30
10
40

0
0
0

0
0
0

Sumber : Data primer tahun 2016 setelah diolah


4.1.1.2 Pengambilan 80 kali
Tabel 3. Hasil Perhitungan Rasio Genotipe F 2
Monohibrid Ulangan 80
Banyak

Banyak

yang

yang

Penyimpang

didapat

diharapkan

an (o-e) (d)

AA

(o)
20

(e)
20

Aa

45

40

Aa

15

20

-5

80

80

Kelas

Jumla
h

d2/e

0
25/40 =
0,625
25/20 =
1,25
1,875

Sumber : Data primer tahun 2016 setelah diolah


Tabel 4. Hasil Perhitungan Rasio Fenotipe F2
Monohibrid Ulangan 80
Banyak

Banyak

yang

yang

Penyimpang

didapat

diharapkan

an (o-e) (d)

(o)

(e)

Pink

65

60

Biru

15

20

-5

Kelas

d2/e

25/60 =
0,416
25/20 =

Jumlah

80

80

1,25
1,66

Sumber : Data primer tahun 2016 setelah diolah

4.1.1.3 Pengambilan 120 kali


Tabel

5.

Hasil

Perhitungan

Genotipe

F2

Monohibrid Ulangan 120


Banyak

Banyak

yang

yang

Penyimpang

didapat

diharapkan

an (o-e) (d)

(o)

(e)

AA

28

30

-2

Aa

65

60

Aa
Jumla

27

30

-3

0,416
9/30 = 0,3

120

120

0,849

Kelas

d2/e

4/30 =
0,133
25/60 =

Sumber : Data primer tahun 2016 setelah diolah


Tabel 6. Hasil Perhitungan Rasio Fenotipe F2
Monohibrid Ulangan 120

Kelas

Pink
Biru
Jumlah

Banyak

Banyak

yang

yang

Penyimpang

didapat

diharapkan

an (o-e) (d)

(o)
93
27
120

(e)
90
30
120

3
-3
0

d2/e

9/90 = 0,1
9/30 = 0,3
0,4

Sumber : Data primer tahun 2016 setelah diolah

4.1.2 Dihibrid
4.1.2.1 Pengambilan 40 kali
Tabel 7. Hasil Perhitungan Rasio Fenotipe F2
Dihibrid Ulangan 40
Kelas
Hijau-Bulat
(MMBB)
HijauKeriput
(MMbb)
KuningBulat
(mmBB)
KuningKeriput
(mmbb)
Jumlah

Banyak
yang
didapat
(o)
16

Banyak
yang
diharapkan
(e)
9/16x40=2
2,5

Penyimpang
an (o-e) (d)

d2/e

-6,5

1,878

12

3/16x40=7
,5

4,5

2,7

3/16x40=7
,5

0,5

0,033

1/16x40=2
,5

1,5

0,9

40

40

5,511

Sumber : Data primer tahun 2016 setelah diolah

4.1.2.2. Pengambilan 80 kali


Tabel 8. Hasil Perhitungan Rasio Fenotipe F2
Dihibrid Ulangan 80
Kelas
Hijau Bulat
(MMBB)
Hijau
Keriput
(MMbb)
Kuning
Bulat
(mmBB)
Kuning
Keriput
(mmbb)
Jumlah

Banyak
yang
didapat
(o)
41

Banyak
yang
diharapkan
(e)
9/16x80=4
5

Penyimpang
an (o-e) (d)

d2/e

-4

0,356

23

3/16x80=1
5

4,26

11

3/16x80=1
5

14

1,067

1/16x80=5

80

80

5,683

Sumber : Data primer tahun 2016 setelah diolah


4.1.2.3. Pengambilan 120 kali
Tabel 9. Hasil Perhitungan Rasio Fenotipe F2
Dihibrid Ulangan 120
Kelas
Hijau Bulat
(MMBB)
Hijau
Keriput
(MMbb)
Kuning
Bulat
(mmBB)

Banyak
yang
didapat
(o)

Banyak
yang
diharapkan
(e)

Penyimpang
an (o-e) (d)

d2/e

65

67,5

-2,5

0,092

29

22,5

6,5

1,878

23

22,5

0,5

0,011

Kuning
Keriput
(mmbb)
Jumlah

7,5

-4,5

2,7

120

120

4,681

Sumber : Data primer tahun 2016 setelah diolah


4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan,
pada

percobaan

ulangan

40,

monohibrid,

hasil

perhitungan rasio genotipe, dari tiga kelas AA, Aa,aa


nilai o yang didapatkan adalah senilai 11,19, dan 10.
Nilai e atau nilai yang diharapkan yaitu 10, 20,10.
Setelah

didapatkan

hasil

penyimpangan,

dapat

diketahui bahwa, tidak terjadi penyimpangan karena


hasil nilainya adalah 0,15. Dimana setelah dilakukan
perbandingan dengan tabel chi kuadrat, hasilnya tidak
nyata karena, 0,15 lebih kecil dari 5,99 dimana nilai db
2 dari tabel chi kudrat itu.
Pada hasil perhitungan rasio fenotipenya, hasil
yang

diperoleh

adalah

nilai

0,

dimana

nilai

ini

menunjukkan bahwa tidak terjadi penyimpangan juga


tidak nyata karena setelah dilakukan perbandingan
dengan tabel chi kuadrat, nilai 0 lebih kecil dari 3,84
dimana nilai db 1 dari tabel chi kuadrat tersebut.
Pada ulangan 80 dan 120 monohibrid, hasil yang
diperoleh pada hasil perhitungan rasio genotipe yaitu
1,875 dan 0,849. Dari hasil tersebut, dapat langsung
diketahui bahwa tidak terjadi penyimpangan dan juga

tidak nyata karena nilainya lebih kecil dari 5,99. Pada


hasil perhitungan rasio fenotipe, nilai ulangan 80 dan
120 yaitu, 1,66 dan 0,4. Nilai itu juga menunjukkan
bahwa hasilnya tidak terjadi penyimpangan dan juga
berarti bahwa tidak nyata, karena hal yang sama nilai
itu lebih kecil dari 3,84.
Untuk percobaan dihibrid, hasil perhitungan rasio
fenotipe yang didapatkan dari kelas Hijau-Bulat (MMBB),
Hijau-Keriput

(MMbb),

Kuning-Bulat

(mmBB),

dan

Kuning-Keriput (mmbb), untuk ulangan 40 kali, nilai onya itu masing masing 16, 12, 8, dan 4. Nilai e-nya
masing masing 22,5, 7,5, 7,5, dan 2,5. Dari selisih
nilai

tersebut

maka

diketahui

tidak

terjadi

penyimpangan. Dan nilai dari hasil perhitungan yang


didapatkan

yaitu

5,511.

Setelah

dilakukan

perbandingan dengan tabel chi kuadrat pada db 3


nilainya itu kurang dari 7,81, maka diketahui bahwa ia
tidak nyata. Pada ulangan 80 dan 120 dihibrid, hasil
yang

didapatkan

yaitu

5,683

dan

4,681.

Setelah

dilakukan perbandingan dengan tabel chi kuadrat


diketahui bahwa ia tidak nyata karena nilainya kurang
dari 7,81, juga tidak terjadi penyimpangan.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari praktikum ini
yaitu, dari hasil pengambilan 40, 80, dan 120 pada
monohibrid dan dihibrid, semuanya tidak menyimpang
dari

Hukum

Mendel

karena

setelah

dilakukan

perbandingan dengan tabel Chi Kuadrat, nilainya lebih


kecil dari 5,99, 3,84 dan 7,81.
5.2 Saran
Sebaiknya
praktikan

sebelum

telah

dilksanakan

diberikan

buku

praktikum

penuntun.

para

Hal

ini

bertujuan untuk memudahkan para praktikan dalam


melaksanakan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim. 2011. Teknik Pengambilan Sampel. Diakses
dari http://www.ibrahim-muhlis. blogspot.com/
2011/02/ teknik-prngambilan-sampel-html. Pada
tanggal 16 April 2016 pukul 17:30 WITA.
Rahardi, Dimas.2009.Genetika Tumbuhan. Purwokerto:
wordpress.
Rozani.
2003.
Teknik
Sampling.
Diakses
dai
http://www.library.osu.ac.id/
download/fkm-fkmrozani.pdf. Pada tanggal 16 April 2016 pukul
17:33 WITA.
Sabri, L., Hastono, SP. 2008.
Revisi.Jakarta: Rajawali Pers.

Statistik Kesehatan.Edisi

Sorya, Genetika Strata 1. Edisi Revisi. Yogjakarta: UGM,


2007. h 211.
Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika
Dasar.
Jurnal.
Bengkulu:
Lab.
Agronomi
Universitas Bengkulu.
Wildan Yatim, Genetika. Edisi Revisi. Bandung: Tarsito,
2010, h. 36.

Anda mungkin juga menyukai