Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HANDLING CYTOTOCITY
Disusunoleh :
KELOMPOK VI / KELAS A
1.
2.
3.
4.
5.
6.
(G1F013021)
(G1F013025)
(G1F013027)
(G1F013033)
(G1F013035)
(G1F013071)
\
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, lebih dari 50 agen antineoplastik yang jenisnya berbeda
digunakan, senagai agen alkylating, antimetabolime, inhibitor mitosis, generator
radikal bebas dan inhibitor topoisomerase II. Studi laboratorium klinis
membuktikan bahwa obat ini merupakan mutagen dan teratogen, dimana obat ini
menjadi pilihan untuk pasien yang mengalami kanker.
Obat antineoplastik menunjukkan adanya aktivitas mutagen pada bakteri
secara invitro dan
Tehnik aseptik
Pemberian dalam biological safety cabinet
Petugas yang bekerja harus terlindungi
Jaminan mutu produk
Dilaksanakan oleh petugas yang terlatih
Adanya Protap
2.
3.
4.
5.
6.
tekanan udara di dalam lebih negatif dari dari tekanan udara diluar
sehingga aliran udara bergerak dari luar ke dalam BSC. Didalam BSC
udara bergerak vertikal membentuk barier sehingga jika ada peracikan obat
sitostatika tidak terkena petugas. Untuk validasi alat ini harus dikalibrasi
setiap 6 bulan. (depkes, 2009)
Tehnik Penanganan sediaan Sitostatika :
1. Penyiapan
Proses penyiapan sediaan sitostatika
sama
dengan
proses
penyiapan
tidak lengkap.
Menghitung kesesuaian dosis.
Memilih jenis pelarut yang sesuai.
Menghitung volume pelarut yang digunakan.
Membuat label obat berdasarkan nama pasien, nomor rekam medis, ruang
perawatan dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan,
Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di atas meja
BSC.
Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis.
Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi
sediaan sitostatika
Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat-obat
yang harus
terlindung cahaya.
Membuang semua bekas pencampuran obat kedalam wadah pembuangan
khusus.
Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke dalam
atau
meminta
pertolongan
orang
lain
dengan
tangan baru.
Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan
BAB II
ISI
A. Metode
a. Subyek
Penelitian ini melibatkan 20 perawat (4 laki-laki dan 16 perempuan)
dari departemen kanker rumah sakit Farhat Hached Sousse (Tunisia).
Setiap peserta menyelesaikan kuesioner standar yang menutupi rinci medis,
keluarga dan sejarah diet, termasuk variabel yang diketahui mempengaruhi
point terakhir sitogenetika (merokok, alkohol dan konsumsi obat, penyakit
virus, vaksinasi baru dan X-ray pemeriksaan diagnostik).
Karakteristik demografi terkena dan kontrol populasi yang terlibat
dalam penelitian ini dilaporkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Demografi
Kelompok terpapar (usia rata-rata 35,85 8,05 tahun; kisaran: 2657) terdiri dari 2 perokok dan 18 non perokok yang telah bekerja di
departemen onkologi Rumah Sakit Farhat Hached. sehari-hari atau hampir
setiap hari dengan obat antineoplastik (persiapan larutan suntik untuk infus,
pemberian obat antineoplastik, penanganan cairan tubuh pasien yang
menjalani kemoterapi). Subyek terkena ditangani keragaman obat
antineoplastik seperti Bleomycin, melfalan (Alkeran), Cisplatin, Busulfan
(Myleran) dan Cyclophosphamid (Endoxan). Penanganan dengan
waktu 6 jam / hari. Waktu paparan adalah 6, 14 5 (kisaran 1-16). 55%
yang terkena memiliki durasi paparan kurang dari 5 tahun dan hanya 25%
durasi 10 tahun. Semua yang terkena mengatakan bahwa mereka
menggunakan
aliran
laminar
keselamatan
hood
ketika
mereka
frekuensi
penyimpangan
chromosomomal
seperti
Perbandingan
kontrol Secara khusus, antara individu yang terpapar, jumlah rata-rata total
angka kromosom aberasi adalah 1.85 dibandingkan 0,32 untuk individu
kontrol.
tidak
ada variabel
yang
memperngaruhi
kerusakan
kromosom (Tabel 3). Nilai individu terhadap PRI dalam limfosit darah
perifer yang terpapar berada dalam kisaran dari 1,57 hingga 1.97, dengan
rata-rata nilai 1,77 0,10 (Gambar. 2). Subyek kontrol umumnya secara
signifikan memiliki nilai PRI yang tinggi dibandingankan yang terpapar
(Uji Mahasiswa, p < 0,05) dan nilai masing-masing berada dalam kisaran
1.73-1.96 dengan nilai rata-rata 1.840.44.
termasuk
jenis
penyimpangan
kromosom
dan
jenis
pada
satu
atau
beberapa
kromosom,
sedangkan
jenis
petugas yang bekerja tanpa pelindung memberikan hasil yang negatif dan
beberapa
petugas
yang
bekerja
yang
mengaku
menggunakan
Beberapa
subyek
yang
terkena
dianalisis
telah
genetik
dalam
genterlibat
dalam
proses
ini
dapat
kromosom
dan
frekuensi
mikronukleus
menunjukkan
secara
signifikan
Kebiasaan
meningkatkan
merokok
frekuensi
menginduksi
mikronukleus
mikronukleus
secara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
CA dan MN dalam penelitian ini diakui sebagai biomarker dari
paparan obat sitotoksik. Penelitian ini dilakukan di Tunisia, Arab dan
Afrika menggunakan biomarker ini untuk menilai genotoksik dari paparan
obat antineoplastik pada perawat. Data padakelainan kromosom dan
adalah untuk
selama persiapan
Environmental
257.
Depkes RI, 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. http://www.depkes.go.id.
King, R.J.B., 2000, Cancer Biology, Pearson Education, London.
Mangan, Y., 2003, Cara Bijak Menaklukkan Kanker, Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Mulyadi, 1997, Kanker (Karsinogen, Karsinogenesia dan Antikanker),
TiaraWacana, Jogjakarta.