Anda di halaman 1dari 174

w

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA


2011

ISSN. 20861036
No Publikasi
Katalog BPS
Ukuran Buku
Jumlah Halaman

: 04220.1202
: 4104001
: 28 Cm x 21 Cm
: xviii + 148 Halaman

s.
go

.id

Naskah :
Subdirektorat Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial

.b
p

Gambar Kulit :
Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik

ht

Dicetak oleh :

tp
://
w

Diterbitkan oleh :
Badan Pusat Statistik, Jakarta Indonesia

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

KATA PENGANTAR

Semakin maju suatu negara maka semakin banyak penduduknya yang


mencapai usia lanjut, lebih dari 60 tahun atau yang dikenal dengan sebutan
lansia. Bangsa yang semakin sehat berarti masyarakatnya semakin panjang
umur. Persentase penduduk lanjut usia di Indonesia diperkirakan sudah
mencapai 7,5 persen, berarti sudah mulai memasuki struktur umur tua.
Kelompok penduduk ini mempunyai ciri sosial ekonomi yang berbeda dengan
kelompok umur yang lebih muda, sehingga kebijakan pembangunan untuk

.id

melayaninya tentu juga berbeda.

s.
go

Publikasi ini bertujuan memberikan gambaran mengenai kondisi sosial


ekonomi penduduk lansia di Indonesia. Publikasi Statistik Penduduk Lanjut

.b
p

Usia 2011 ini menyajikan data antara lain ciri-ciri demografi, tingkat pendidikan,
derajat kesehatan, dan kegiatan ekonomi. Sumber data yang digunakan dalam

publikasi ini adalah hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor tahun

tp
://
w

2011 dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2011.


Kepada semua pihak dan Tim Penyusun yang telah memberikan

ht

kontribusinya dalam proses penyusunan publikasi ini, baik langsung maupun


tidak langsung diucapkan terima kasih. Kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan dan penyempurnaan publikasi yang akan datang sangat
diharapkan.

Jakarta, Oktober 2012


KEPALA BADAN PUSAT
STATISTIK

Dr. Suryamin, M.Sc.

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

GLOSSARY
(Singkatan)

ART: Anggota Rumah Tangga

2.

APS : Angka Partisipasi Sekolah

3.

BPS: Badan Pusat Statistik

4.

KF: Keaksaraan Fungsional

5.

KRT: Kepala Rumah Tangga

6.

Lansia: Lanjut usia

7.

PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

8.

PT: Perguruan Tinggi

9.

Pustu: Puskesmas Pembantu

s.
go

.id

1.

.b
p

10. Sakernas: Survei Angkatan Kerja Nasional

12. SD: Sekolah Dasar

11. SBA: Survei Buta Aksara

tp
://
w

13. SDM: Sumber Daya Manusia

14. SMA: Sekolah Menengah Atas

ht

15. SMP: Sekolah Menengah Pertama


16. SMK: Sekolah Menengah Kejuruan
17. SP 2010 : Sensus Penduduk Tahun 2010
18. Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional
19. TPAK: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
20. UU: Undang-undang
21. VSEN2011.K: Kuesioner Kor

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

iii

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

Ringkasan Eksekutif
.id

Salah satu dampak dari perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial

s.
go

masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan


hidup tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia)

.b
p

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 jumlah penduduk lansia sekitar 18,27 juta

orang atau 7,58 persen dari total penduduk Indonesia.

Persentase penduduk lansia yang telah mencapai angka di atas tujuh

tp
://
w

persen, menunjukkan bahwa negara Indonesia sudah mulai masuk ke kelompok


negara berstruktur tua (ageing population). Struktur penduduk yang menua

ht

tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan


nasional, khususnya sebagai cerminan dari semakin panjangnya rata-rata usia
penduduk Indonesia.
Jika dilihat menurut provinsi, provinsi yang persentase penduduk
lansianya sudah berada di atas 7 persen, adalah DI Yogyakarta (12,99 persen),
Jawa Timur (10,40 persen), Jawa Tengah (10,34 persen), Bali (9,78 persen),
Sulawesi Utara (8,45 persen), Sulawesi Selatan (8,34 persen), Sumatera Barat
(8,09 persen), Nusa Tenggara Timur (7,58 persen), Nusa Tenggara Barat (7,23
persen), Lampung (7,20 persen), dan Jawa Barat (7,05 persen).
Perubahan

struktur

penduduk

mempengaruhi

angka

beban

ketergantungan. Hasil Susenas menunjukkan bahwa angka rasio ketergantungan


penduduk lansia pada tahun 2011 sebesar 12,01. Angka rasio sebesar 12,01

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus


menanggung sekitar 12 orang penduduk lansia.
Bila dilihat dari segi pendidikan lansia, hasil Susenas 2011 menunjukkan
pendidikan penduduk lansia relatif masih rendah, dimana penduduk lansia yang
berpendidikan rendah persentasenya relatif masih tinggi. Mereka yang
berpendidikan tamat SD sebesar 23,39 persen. Bahkan mereka yang tidak
menamatkan SD dan yang tidak/belum pernah sekolah lebih tinggi lagi
persentasenya yaitu 60,35 persen. Di sisi lain, persentase penduduk lansia yang
menamatkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi relatif rendah.
Persentase penduduk lansia yang menamatkan pendidikan sampai jenjang SMP

.id

hanya sebesar 6,25 persen, dan SM ke atas sebesar 10,02 persen.

s.
go

Rendahnya pendidikan penduduk lansia tersebut memperlihatkan kualitas


SDM lansia secara umum masih rendah. Keterbatasan fasilitas, sarana dan

.b
p

prasarana pendidikan akibat sisa-sisa penjajahan pada masa kemerdekaan

menjadi salah satu faktor penyebab tingkat pendidikan lansia yang masih sangat

rendah.

tp
://
w

Kondisi ini hampir berlaku di semua provinsi. Persentase tertinggi lansia


yang tidak/belum pernah sekolah terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat

ht

(53,94 persen), sebaliknya persentase penduduk lansia terendah yang


tidak/belum pernah sekolah terdapat di Provinsi Sulawesi Utara (2,18 persen).
Sejalan dengan tingginya lansia yang tidak menamatkan SD dan yang
tidak/belum pernah sekolah, angka buta huruf penduduk lansiapun relatif cukup
tinggi yaitu sebesar 30,19 persen dari total keseluruhan penduduk lansia. Angka
buta huruf lansia tertinggi berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (56,52
persen) dan terendah berada di Provinsi Sulawesi Utara (3,07 persen).
Dari sisi kesehatan, secara umum derajat kesehatan penduduk lansia
cenderung masih rendah. Bila

dilihat berdasarkan kelompok umur, semakin

tinggi kelompok umur lansia maka persentase yang mengalami keluhan kesehatan
semakin besar, yaitu kelompok umur 45-59 tahun (36,50 persen), 60-69 tahun
(48,51 persen), 70-79 tahun (58,08 persen) dan 80 ke atas (63,42 persen).

vi

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tingginya persentase penduduk lansia yang mengalami keluhan kesehatan


(sekitar separuh dari populasi lansia) ditemukan hampir di semua provinsi.
Persentase tertinggi berada di Provinsi Aceh (65,73 persen) dan terendah
berada di Provinsi Kepulauan Riau (42,75 persen).
Bila dilihat perkembangannya, derajat kesehatan penduduk lansia
mengalami peningkatan. Angka kesakitan penduduk lansia pada tahun 2007
sebesar 31,11 persen turun pada tahun 2009 menjadi 30,46 persen, dan
angkanya menurun lagi pada tahun 2011 menjadi 27,80 persen. Dari seluruh
penduduk lansia yang sakit, sebagian besar mengalami sakit tidak lebih dari
seminggu, yaitu 40,10 persen menderita sakit selama 13 hari dan 33,58 persen

.id

selama 47 hari. Dilihat dari jenis obat yang digunakan, untuk mengobati sendiri

s.
go

sakitnya, terlihat bahwa obat modern menjadi pilihan utama sebagian besar
penduduk lansia (58,08 persen), sedangkan mereka yang memakai obat

.b
p

tradisional sekitar 10,41 persen.

Selain mengobati sendiri, cara pengobatan lain yang juga dilakukan oleh

penduduk lansia yang sakit adalah dengan berobat jalan. Bila dilihat dari

tp
://
w

urutannya, fasilitas pelayanan kesehatan yang paling diminati oleh penduduk


lansia untuk berobat jalan adalah praktek tenaga kesehatan puskesmas/pustu
menempati urutan pertama dengan proporsi sebesar 32,07 persen, kemudian

ht

diikuti oleh praktek puskesmas/puskesmas pembantu sebesar 30,89 persen dan


praktek dokter sebesar 30,22 persen.
Berdasarkan data hasil Sakernas Agustus 2011, masih banyak penduduk
lansia yang tergolong produktif. Dari keseluruhan penduduk lansia sekitar 45,41
persen diantaranya masih bekerja. Kondisi yang sama terlihat baik di daerah
perkotaan maupun perdesaan yaitu masing-masing 38,99 persen dan 51,46
persen. Mayoritas penduduk lansia yang bekerja adalah lansia laki-laki,
sedangkan lansia perempuan lebih banyak yang mengurus rumah tangga.
Penduduk lansia yang terlibat kegiatan ekonomi tercermin dari Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yaitu perbandingan antara angkatan kerja
dengan seluruh penduduk usia kerja. Pada tahun 2011, TPAK penduduk lansia
relatif cukup besar yaitu sebesar 47,07 persen. TPAK penduduk lansia tertinggi
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

vii

terdapat di Provinsi Papua (58,78 persen) dan terendah terdapat di DKI Jakarta
(37,00 persen).
Dari tiga kelompok sektor yang ada, sebagian besar penduduk lansia
bekerja pada sektor pertanian yaitu sebesar 60,92 persen. Sementara itu, hanya
sebagian kecil dari lansia yang bekerja di sektor jasa-jasa (28,80 persen) dan
sektor industri (10,28 persen). Tingginya persentase lansia yang bekerja di
sektor pertanian antara lain terkait dengan tingkat pendidikan penduduk lansia
yang pada umumnya masih rendah. Lebih dari 90 persen penduduk lansia yang
berpendidikan SD ke bawah bekerja di sektor pertanian. Di sisi lain, penduduk
lansia yang berhasil menamatkan pendidikannya sampai SMA ke atas hanya

.id

sekitar 3,21 persen yang bekerja di sektor pertanian.

s.
go

Bila dilihat dari status pekerjaan, sebagian besar lansia bekerja dengan
berusaha dibantu buruh yaitu sebesar 42,24 persen, sedangkan lansia yang

.b
p

berusaha sendiri sebesar 24,46 persen dan yang bekerja dengan tidak dibayar

sebesar 14,87 persen. Sementara itu, penduduk lansia yang bekerja dengan

status pekerjaan lainnya masih dibawah 10 persen yaitu berturut-turut sebagai

tp
://
w

pekerja bebas (9,74 persen) dan buruh/karyawan (8,68 persen).


Produktifitas tinggi yang dialami pekerja lansia tercermin pula dari jumlah

ht

jam kerja yang dilakukan yaitu 35 jam ke atas selama seminggu terakhir.
Persentase penduduk lansia yang bekerja dengan jam kerja penuh tersebut
sebesar 42,51 persen. Sementara itu, lansia yang bekerja dengan jumlah jam
kerja antara 15-34 jam seminggu sebesar 41,01 persen dan sisanya adalah
mereka yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam seminggu
yaitu sebesar 16,48 persen.

viii

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

DAFTAR ISI

Halaman
i

GLOSSARY (Singkatan)

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR ISI

ix

DAFTAR GAMBAR

xi

DAFTAR TABEL

xiii

DAFTAR TABEL LAMPIRAN

xv

PENDAHULUAN

.b
p

BAB I

s.
go

DAFTAR ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING

.id

KATA PENGANTAR

1.1. Latar Belakang

BAB IV

1
3

1.3. Sistematika Penyajian

METODOLOGI

2.1. Sumber Data

2.2. Ruang Lingkup

2.3. Konsep dan Definisi

2.4. Keterbatasan Data

14

2.5. Metode Analisis

14

STRUKTUR DEMOGRAFIS PENDUDUK LANSIA

17

3.1. Struktur Penduduk Indonesia

19

3.2. Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia

21

3.3. Distribusi dan Komposisi Penduduk Lanjut Usia

22

3.4. Peranan Penduduk Lansia di Dalam Rumah Tangga

25

PENDIDIKAN PENDUDUK LANSIA

31

4.1. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

32

tp
://
w

BAB III

1.2. Maksud dan Tujuan

ht

BAB II

xvii

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

ix

Halaman

BAB VI

36

KESEHATAN PENDUDUK LANSIA

43

5.1. Keluhan Kesehatan

46

5.2. Angka Kesakitan

49

5.3. Lama Sakit

51

5.4. Cara Berobat

52

KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK LANSIA

59

6.1. Partisipasi Angkatan Kerja

60

6.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

64

6.3. Lapangan Usaha

65

6.4. Status Pekerjaan

69

.id

BAB V

4.2. Kemampuan Membaca dan Menulis

KESALAHAN

75

(SAMPLING

ERROR

123

tp
://
w

ESTIMATES)

SAMPLING

ESTIMASI

.b
p

TABEL LAMPIRAN

70

s.
go

6.5. Jumlah Jam Kerja

147

ht

DAFTAR PUSTAKA

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

DAFTAR GAMBAR

Gambar
3.1

4.1

4.2

Persentase Penduduk Lansia menurut Hubungan dengan


Kepala Rumah Tangga dan Jenis Kelamin, 2011

26

Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan


Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011

35

Persentase Penduduk Lansia yang Buta Aksara menurut


Jenis Kelamin, 2007, 2009, dan 2011

38

Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang


Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan
Terakhir menurut Kelompok Lansia dan Jenis Kelamin,
2011

TPAK Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan Jenis


Kelamin, 2011

50

65

tp
://
w

Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Tipe


Daerah dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu
Terakhir, 2011

71

ht

6.2

47

6.1

Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah,


2007, 2009 dan 2011

.b
p

5.2

s.
go

.id

5.1

Halaman

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

xi

.id
s.
go
.b
p
w
w
tp
://
w
ht
xii

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

DAFTAR TABEL

Tabel

3.4

3.5

Perkiraan Jumlah dan Proporsi Penduduk Lansia menurut


Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2011

23

Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis


Kelamin, dan Status Perkawinan, 2011

24

Persentase Penduduk 10 59 Tahun dan Penduduk 60


Tahun Ke Atas menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan
Peran Keanggotaan dalam Rumah Tangga, 2011
Persentase Penduduk Lansia menurut Jenis Kelamin dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2007, 2009, dan
2011

27

33

5.1

Persentase Penduduk 15-59 Tahun, 15 Tahun Ke Atas


dan Lansia yang Buta Aksara menurut Tipe Daerah dan
Jenis Kelamin, 2011

37

ht

4.2

tp
://
w

4.1

22

.id

3.3

20

Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia menurut Tipe


Daerah dan Jenis Kelamin, 2011

s.
go

3.2

Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut


Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Lansia
(Tahun), 2011

.b
p

3.1

Halaman

Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang


Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir
menurut Kelompok Lansia, Jenis Kelamin, dan Jenis
Keluhan, 2011

5.2

Persentase Penduduk Lansia yang


Lamanya Sakit dan Tipe Daerah, 2011

5.3

Persentase Penduduk Lansia yang Berobat Sendiri


menurut Tipe Daerah, Lamanya Sakit, dan Jenis Obat
yang Digunakan, 2011

5.4

Persentase Penduduk Semua Umur dan Penduduk


Lansia yang Sakit dan Berobat Sendiri menurut Jenis
Obat yang Digunakan dan Tipe Daerah, 2011

54

Proporsi Penduduk Semua Umur dan Penduduk Lansia


yang Berobat Jalan menurut Tempat Berobat dan Tipe
Daerah, 2011

55

5.5

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Sakit

menurut

48

51
53

xiii

Tabel
6.1

Halaman
Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk
Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Jenis
Kegiatan Utama Seminggu Terakhir, 2011

62

Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk


Lansia yang Bekerja menurut Kelompok Lapangan Usaha
dan Tipe Daerah, 2011

66

Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk


Lansia yang Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan dan Kelompok Lapangan Usaha, 2011

68

6.4

Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Tipe


Daerah, Jenis Kelamin, dan Status Pekerjaan, 2011

69

6.5

Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk


Lansia yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja Selama
Seminggu Terakhir dan Jenis Kelamin, 2011

72

6.2

ht

tp
://
w

.b
p

s.
go

.id

6.3

xiv

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

DAFTAR TABEL LAMPIRAN

Tabel

3.5.1 3.5.3
4.1.1 4.1.3

Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe


Daerah dan Jenis Kelamin, 2011

79

Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan


Status Perkawinan, 2011

80 - 82

Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan


Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga, 2011

83 - 85

Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan


Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011

86 - 88

Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan


Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011

89 - 97

5.2
5.3.1 5.3.3

5.4

5.5.1 5.5.3

5.6

Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan


Kesehatan menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis
Kelamin , 2011

98

ht

5.1

tp
://
w

4.2.1 4.2.9

78

.id

3.4.1 3.4.3

Rasio Ketergantungan Penduduk Tua menurut


Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin , 2011

s.
go

3.3

75 - 77

.b
p

3.2

Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut


Provinsi dan Kelompok Umur (Tahun), 2011

3.1.1 - 3.1.3

Halaman

Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi,


Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011

99

Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut


Provinsi dan Lamanya Sakit (hari), 2011

100 - 102

Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan


Kesehatan Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri
menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin,
2011
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan
Terakhir dan Berobat Sendiri menurut Provinsi dan
Jenis Obat yang Digunakan, 2011
Persentase Penduduk Lansia yang Berobat Jalan
menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin,
2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

103

104 -106

107

xv

Tabel
5.7.1 5.7.3

6.1
6.2.1 6.2.3
6.3.1 6.3.3

Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit


Provinsi dan Tempat Berobat Jalan , 2011

menurut
108 - 110

TPAK Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Tipe


Daerah, 2011

111

Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut


Provinsi dan Lapangan Usaha, 2011

112 - 114

Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut


Provinsi dan Status Pekerjaan, 2011

115 - 117

Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut


Provinsi, Jenis Kelamin dan Jumlah Jam Kerja (Jam)
Selama Seminggu Terakhir, 2011

118 - 120

ht

tp
://
w

.b
p

s.
go

.id

6.4.1 6.4.3

Halaman

xvi

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

DAFTAR ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING

Tabel

9.4

126

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tidak/Belum Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi
dan Tipe Daerah, 2011

127

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tidak/Belum Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi
dan Jenis Kelamin, 2011

128

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Tipe
Daerah, 2011

129

9.8

9.9

9.10

9.11

130

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tamat Sekolah Menengah Pertama menurut Provinsi
dan Tipe Daerah, 2011

131

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tamat Sekolah Menengah Pertama menurut Provinsi
dan Jenis Kelamin, 2011

132

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tamat Sekolah Menengah menurut Provinsi dan Tipe
Daerah, 2011

133

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tamat Sekolah Menengah menurut Provinsi dan Jenis
Kelamin, 2011

134

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tamat Perguruan Tinggi menurut Provinsi dan Tipe
Daerah, 2011

135

tp
://
w

9.7

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Jenis
Kelamin, 2011

ht

9.6

9.5

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tidak/Belum Pernah Bersekolah menurut Provinsi dan
Jenis Kelamin, 2011

.id

9.3

125

s.
go

9.2

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tidak/Belum Pernah Bersekolah menurut Provinsi dan
Tipe Daerah, 2011

.b
p

9.1

Halaman

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

xvii

Tabel

Halaman

136

9.13

Sampling Error Angka Buta Huruf Penduduk Lansia


menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

137

9.14

Sampling Error Angka Buta Huruf Penduduk Lansia


menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

138

9.15

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan
Tipe Daerah, 2011

139

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan
Jenis Kelamin, 2011

140

s.
go

.b
p

9.16

.id

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Tamat Perguruan Tinggi menurut Provinsi dan Jenis
Kelamin, 2011

9.12

Sampling Error Angka Kesakitan Penduduk Lansia


menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

9.18

Sampling Error Angka Kesakitan Penduduk Lansia


menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

142

9.19

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Bekerja menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

143

9.20

Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang


Bekerja menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

144

ht

tp
://
w

9.17

xviii

141

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

PENDAHULUAN

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

.id
s.
go
ht

tp
://
w

.b
p

1.1

Latar Belakang
Salah

satu

sasaran

dalam

pembangunan

di

Indonesia

adalah

peningkatan kesejahteraan sosial yang diarahkan pada peningkatan kualitas


hidup manusia dan masyarakat, termasuk kelompok lanjut usia (lansia). Hal ini
ditandai dengan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dibidang
kesehatan yaitu semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Selain
keberhasilan dibidang kesehatan, peningkatan usia harapan hidup juga karena
tingkat pendidikan, pengetahuan, dan tingkat pendapatan yang semakin
meningkat. Tingkat pendidikan ini mempunyai hubungan dengan tingkat
pengetahuan, serta tingkat pendapatan seseorang. Orang yang mempunyai
pendidikan dan pengetahuan cenderung akan meningkat penghasilannya
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

sehingga jika mereka sakit akan memilih sarana kesehatan yang lebih baik.
Oleh karenanya semua ini saling terkait dan akan berdampak terhadap adanya
usia harapan hidup yang semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya
usia harapan hidup penduduk, hal ini berdampak pada peningkatan jumlah atau
pertumbuhan penduduk lansia setiap tahunnya.
Disisi lain, peningkatan jumlah penduduk lansia akan membawa dampak
terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam
negara. Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk
lansia adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan lanjut usia (old age

dependency ratio). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin


banyak penduduk usia lanjut. Ketergantungan lansia disebabkan kondisi mereka

.id

banyak mengalami kemunduran baik fisik maupun psikis. Sejalan dengan itu,

s.
go

pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan, program dan kegiatan yang


dapat menunjang derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia agar tetap

.b
p

sehat, mandiri dan berdaya guna sehingga tidak menjadi beban bagi dirinya

sendiri, keluarga maupun masyarakat.

Menjadi tua merupakan suatu fase kehidupan yang dialami oleh setiap

tp
://
w

manusia. Secara fisik orang lanjut usia mengalami kemunduran fungsi alat
tubuh, atau disebut juga dengan proses degenerative sehingga diperlukan

ht

perhatian dan penanganan yang lebih baik. Pemerintah memberikan perhatian


terhadap lansia melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia. Selain dari pada itu perhatian terhadap lansia
diberikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menjadikan tanggal 1
Oktober sebagai Hari Lansia Sedunia yang tertuang dalam resolusi PBB No.
045/206 Tahun 1991. Pemerintah Indonesia menindaklanjuti resolusi PBB
tersebut dengan menetapkan Hari Lansia di Indonesia pada tanggal 29 Mei.
Diharapkan dengan memperingati Hari Lansia tersebut, pemerintah dan
masyarakat lebih peduli terhadap kesejahteraan dan kelangsungan hidup lansia.
Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup lansia, perlu upaya
pemberdayaan guna menunjang derajat kesehatan dan peningkatan mutu
kehidupan lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga,

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

maupun masyarakat. Bab I Pasal 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998


tentang Kesejahteraan Lanjut Usia menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah
setiap upaya meningkatkan

kemampuan

fisik, mental

spiritual, sosial,

pengetahuan, dan keterampilan agar para lanjut usia siap didayagunakan


sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Arah pemberdayaan dilakukan dengan cara lansia aktif berpartisipasi
dalam pembangunan guna mengurangi kemiskinan, memperoleh kesehatan
yang

lebih

baik,

dan

mendukung

kehidupan

sosial

kemasyarakatan.

Pemberdayaan tidak saja dilakukan terhadap para lansia dan keluarganya,


namun juga dilakukan terhadap seluruh komponen bangsa. Untuk itu, arah dan
strategi

pembangunan

dan

pemberdayaan

dalam

rangka

peningkatan

.id

kesejahteraan penduduk lansia sebaiknya dilakukan secara terpadu dan lintas

s.
go

sektor.

Sejalan dengan itu, tersedianya data statistik dan berbagai indikator

.b
p

yang dapat memberikan gambaran makro kondisi dan potensi penduduk lansia

pada berbagai aspek penting seperti demografis, pendidikan, kesehatan, dan

ketenagakerjaan pada level nasional maupun provinsi, diharapkan dapat

1.2

ht

penduduk lansia.

tp
://
w

membantu mempertajam arah dan sasaran pembangunan serta pemberdayaan

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penyusunan publikasi ini adalah menyajikan

gambaran makro situasi dan kondisi penduduk lansia Indonesia dilihat dari
berbagai aspek, antara lain struktur demografis, pendidikan, kesehatan, dan
ketenagakerjaan.
Gambaran situasi dan kondisi penduduk lansia Indonesia dalam publikasi
ini disajikan baik pada tingkat nasional maupun provinsi, dibedakan menurut
tipe daerah dan jenis kelamin. Diharapkan penyajian publikasi ini berguna
terutama bagi peneliti, perencana, dan pengambil keputusan di bidang sosial
dan kependudukan, khususnya yang berorientasi pada penduduk lansia.

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

1.3

Sistematika Penyajian
Publikasi Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia Tahun 2011 ini

disajikan dalam tujuh bagian. Pada bagian pertama (Bab I) disajikan fenomena
yang melatarbelakangi penyusunan publikasi ini; maksud dan tujuan; serta
sistematika penyajian. Kemudian pada bagian kedua (Bab II) disajikan
metodologi berupa sumber data; ruang lingkup; konsep dan definisi;
keterbatasan data; serta metode analisis.
Lima bagian berikutnya menyajikan gambaran

situasi dan kondisi

penduduk lansia di Indonesia, diawali pada bagian ketiga (Bab III) berupa
kajian mengenai struktur demografis penduduk lansia, bagian keempat (Bab IV)
mengenai kemampuan baca tulis, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan

.id

kemampuan berbahasa Indonesia penduduk lansia, bagian kelima (Bab V)

s.
go

mengenai kondisi kesehatan penduduk lansia, dan akses ke fasilitas pelayanan


kesehatan; bagian keenam (Bab VI) kegiatan lansia yang bekerja, lapangan

ht

tp
://
w

.b
p

usaha, dan status pekerjaan penduduk lansia yang bekerja.

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

METODOLOGI

.id
s.
go
.b
p
w
w
tp
://
w
ht
6

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

.id
s.
go
ht

tp
://
w

.b
p

2.1

Sumber Data
Sumber data utama yang digunakan dalam publikasi Statistik Penduduk

Lanjut Usia Tahun 2011 adalah data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Jenis data yang
digunakan adalah:
a. Data Kor Susenas Tahun 2011, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran
makro mengenai kondisi dan potensi pemuda dari sisi demografi,
kesehatan, pendidikan dan perumahan.
b. Data Sakernas Tahun 2011, yang digunakan untuk melihat

gambaran

ketenagakerjaan penduduk lansia.

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

Susenas merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan data


sosial kependudukan yang cakupannya relatif sangat luas, meliputi keseluruhan
aspek sosial dan ekonomi penduduk. BPS-RI melaksanakan Susenas sejak
tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas
dilaksanakan setiap tahun. Mulai tahun 2011, Susenas dilaksanakan secara
triwulanan (triwulan IIV) yaitu pada bulan Maret, Juni, September, dan
Desember. Susenas mengumpulkan data kor (keterangan pokok) dan data
modul (keterangan sasaran). Data kor dikumpulkan setiap tahun sedangkan
data modul dikumpulkan secara bergiliran setiap 3 tahun sekali. Data modul
mencakup Modul Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga, Modul Sosial
Budaya dan Pendidikan serta Modul Perumahan dan Kesehatan.

.id

Sesuai dengan gilirannya modul Susenas tahun 2011 adalah Modul

s.
go

Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga. Untuk meningkatkan akurasi data


yang dihasilkan dan sejalan dengan peningkatan frekuensi permintaan data
rumah

tangga

untuk

.b
p

konsumsi/pengeluaran

PDB/PDRB

triwulanan

dan

penghitungan kemiskinan, maka pengumpulan data konsumsi/pengeluaran

rumah tangga mulai tahun 2011 dilaksanakan secara triwulanan. Setiap tahun

tp
://
w

akan dilakukan pengumpulan data konsumsi/pengeluaran rumah tangga pada

2.2

ht

bulan Maret, Juni, September, dan Desember.


Ruang Lingkup

Pelaksanaan Susenas 2011 mencakup 300.000 rumah tangga sampel


yang tersebar di seluruh provinsi dan 497 Kab/Kota di Indonesia, di mana
setiap triwulan akan didistribusikan sebanyak 75.000 rumah tangga. Data hasil
pencacahan setiap triwulan dapat disajikan baik untuk tingkat nasional maupun
provinsi, sedangkan dari kumulatif pelaksanaan pencacahan selama empat
triwulan maka datanya dapat disajikan sampai dengan tingkat kabupaten/kota.
Susenas Tahun 2011 tidak mencakup rumah tangga yang tinggal dalam blok
sensus khusus seperti asrama, penjara dan sejenisnya yang berada di blok
sensus biasa.

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

2.3

Konsep dan Definisi

a. Penduduk lanjut usia adalah penduduk berumur 60 tahun ke atas.


b. Tipe Daerah menggambarkan kelompok desa/kelurahan yang termasuk
daerah perkotaan atau perdesaan. Penentuan suatu desa/kelurahan
termasuk

perkotaan

atau

perdesaan

menggunakan

suatu

indikator

komposit (indikator gabungan) yang skor atau nilainya didasarkan pada


skor atau nilai-nilai tiga buah variabel: kepadatan penduduk, persentase
rumah tangga pertanian, dan akses ke fasilitas perkotaan.
c.

Rumah Tangga Biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang


mendiami atau tinggal bersama di sebagian atau seluruh bangunan fisik/

.id

bangunan sensus dan biasanya makan dari satu dapur. Yang dimaksud satu

s.
go

dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola menjadi satu.


Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu

.b
p

bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap

satu rumah tangga biasa.

Rumah Tangga Khusus adalah orang yang tinggal di asrama seperti

tp
://
w

asrama perawat, asrama mahasiswa dan asrama TNI/Polisi, panti asuhan,


panti jompo, dan sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos)

ht

berjumlah 10 orang atau lebih.


Rumah Tangga Lansia adalah rumah tangga yang minimal salah satu
anggota rumah tangganya berumur 60 tahun ke atas.
d. Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari anggota rumah
tangga (ART) yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan seharihari di rumah tangga atau orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai
KRT.
e. Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya
bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang pada waktu
pencacahan berada di rumah tangga tersebut maupun yang sedang
bepergian kurang dari 6 bulan dan tidak berniat pindah.

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

Tidak termasuk anggota rumah tangga yaitu orang yang telah bepergian
selama 6 bulan atau lebih, atau kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan
pindah (akan meninggalkan rumah selama 6 bulan atau lebih).
Di sisi lain, orang yang telah 6 bulan atau lebih tinggal di rumah tangga
yang sedang dicacah atau yang telah tinggal kurang dari 6 bulan tetapi
berniat menetap dianggap sebagai anggota rumah tangga dari rumah
tangga yang sedang dicacah tersebut.
f.

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dan


perempuan pada suatu daerah dan pada waktu tertentu, yang biasanya
dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan.

g. Kawin adalah mempunyai isteri (bagi pria) atau suami (bagi wanita) pada

.id

saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun tinggal terpisah. Dalam hal

s.
go

ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat,

.b
p

agama, negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama
dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami isteri.

h. Cerai Hidup adalah berpisah sebagai suami-isteri karena bercerai dan

tp
://
w

belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai
walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka

ht

yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya


suami/isteri ditinggalkan oleh isteri/suami ke tempat lain karena sekolah,
bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang
mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap sebagai cerai
hidup.
i.

Cerai Mati adalah ditinggal mati oleh suami atau isterinya dan belum
kawin lagi.

j.

Pendidikan:
Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi, meliputi SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat, SM/MA/
sederajat dan PT.

10

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal


yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Meliputi
pendidikan kecakapan hidup (kursus), pendidikan anak usia dini (PAUD)
atau pra-sekolah, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan
kerja, pendidikan kesetaraan (paket A, paket B, dan paket C) serta
pendidikan lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
k. Tidak/Belum Pernah Sekolah adalah tidak/belum pernah terdaftar dan
aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan, termasuk mereka
yang tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke

Bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan


baik

di

suatu

jenjang

s.
go

l.

.id

Sekolah Dasar.

pendidikan

formal

(pendidikan

dasar

yaitu

.b
p

SD/sederajat dan SMP/sederajat, pendidikan menengah yaitu SMA/sederajat

dan pendidikan tinggi yaitu PT/sederajat)

maupun non formal (Paket A

setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA) yang berada di

tp
://
w

bawah pengawasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),


Kementerian Agama (Kemenag), dan instansi lainnya.

ht

m. Angka Partisipasi Sekolah adalah nilai perbandingan (dalam persen)


banyaknya penduduk yang bersekolah terhadap total penduduk, menurut
batasan umur sekolah pada setiap jenjang pendidikan formal dan
nonformal (Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SM).
n. Tamat Sekolah adalah telah menyelesaikan pelajaran pada kelas/tingkat
terakhir suatu jenjang pendidikan di sekolah negeri maupun swasta dengan
mendapatkan tanda tamat/ijazah. Seorang yang belum mengikuti pelajaran
pada kelas tertinggi tetapi jika ia mengikuti ujian dan lulus maka dianggap
tamat.
o. Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan adalah jenjang
pendidikan tertinggi yang sudah ditamatkan oleh seseorang yang sudah

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

11

tidak sekolah lagi atau jenjang pendidikan tertinggi yang pernah diduduki
dan ditamatkan oleh seseorang yang masih bersekolah.
Belum tamat SD adalah pernah/sedang bersekolah di SD atau yang
sederajat tetapi tidak/belum tamat.
SD meliputi Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan sederajat.
SMP meliputi jenjang pendidikan SMP Umum, Madrasah Tsanawiyah, SMP
kejuruan dan sederajat.
SM meliputi jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah dan sederajat.
Diploma/Sarjana adalah program DI/DII/DIII atau mendapatkan gelar

.id

sarjana muda pada suatu akademi/perguruan tinggi yang menyelenggarakan

s.
go

program diploma/mengeluarkan gelar sarjana muda, program pendidikan


diploma IV, sarjana pada suatu perguruan tinggi, program pendidikan pasca

.b
p

sarjana (master atau doktor), spesialis 1 atau 2 pada suatu perguruan tinggi.

p. Dapat Membaca dan Menulis adalah kemampuan seseorang untuk bisa

tp
://
w

membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana dalam huruf tertentu.


Buta Aksara/Huruf adalah tidak bisa membaca dan menulis kalimat

ht

sederhana dengan suatu aksara, termasuk huruf Braille. Orang cacat yang
pernah dapat membaca dan menulis digolongkan tidak buta huruf.
q. Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan
kesehatan atau kejiwaan baik karena penyakit, kecelakaan, kriminal dll.
r.

Sakit adalah menderita penyakit baik akut maupun kronis atau gangguan
kesehatan lainnya yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu. Orang
yang mempunyai keluhan kesehatan (misalnya masuk angin atau pilek)
tetapi kegiatan sehari-harinya tidak terganggu dianggap tidak sakit.

s.

Angkatan Kerja Penduduk lansia adalah penduduk berumur 60 tahun


ke atas yang selama seminggu sebelum pencacahan mempunyai pekerjaan,
baik bekerja maupun sementara tidak bekerja, atau yang sedang mencari
pekerjaan.

12

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh/


membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama
satu jam dalam seminggu sebelum pencacahan. Bekerja selama satu jam
tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus (termasuk pekerja
keluarga tanpa upah, yang membantu dalam kegiatan usaha/ekonomi).
Menganggur adalah mereka yang termasuk angkatan kerja tetapi tidak
bekerja.
Mencari Pekerjaan adalah kegiatan dari mereka yang bekerja tetapi
karena

suatu

hal

masih

mencari

pekerjaan;

atau

mereka

yang

dibebastugaskan dan akan dipanggil kembali tetapi sedang berusaha


untuk mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang pernah bekerja dan

.id

sedang berusaha mendapatkan pekerjaan; atau mereka yang belum

s.
go

pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

.b
p

Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan


seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha yang baru, yang

bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri,

tp
://
w

dengan atau tanpa mempekerjakan buruh/karyawan/pegawai dibayar maupun


tak dibayar. Mempersiapkan suatu usaha yang dimaksud adalah apabila
seseorang telah/sedang melakukan tindakan nyata seperti mengumpulkan

ht

modal atau alat, mencari lokasi, mengurus surat ijin usaha, dsb.
t.

Bukan Angkatan Kerja Lansia adalah penduduk berumur 60 tahun ke


atas yang selama seminggu sebelum pencacahan hanya mengurus rumah
tangga, atau melakukan kegiatan lainnya. Dapat juga berarti tidak
melakukan kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja,
sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.

u. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Lansia adalah persentase


angkatan kerja penduduk lansia terhadap penduduk lansia. TPAK dihitung
dengan rumus:
TPAK

Lansia

Jumlah Angkatan Kerja Penduduk Lansia


= X 100%
Jumlah Penduduk Lansia

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

13

v. Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/perusahaan/


instansi tempat seseorang bekerja.
w. Status Pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan,
misalnya berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain, berusaha dibantu
buruh tetap, atau buruh/karyawan.
x. Jam Kerja adalah jumlah waktu (dalam jam) yang digunakan untuk
bekerja.
2.4

Keterbatasan Data
Survei-survei dengan pendekatan rumah tangga yang diselenggarakan

.id

BPS RI, termasuk Susenas hanya mencakup populasi yang tinggal di suatu

s.
go

rumah tangga biasa. Penduduk yang tinggal di rumah tangga khusus tidak

Metode Analisis

2.5

.b
p

dicakup dalam survei.

tp
://
w

Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis


deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk tabel ulasan sederhana dan
visualisasi berupa gambar/grafik untuk memudahkan pembaca dalam

ht

memahaminya. Analisis yang disajikan disertai dengan analisis diferensial


untuk melihat perbedaan pola serta gambaran antar daerah perkotaan dan
perdesaan serta antar wilayah provinsi. Selain itu disertakan juga analisis
tren dalam upaya memperoleh gambaran secara rinci mengenai lansia
selama beberapa periode waktu. Pada bagian akhir publikasi ini dilengkapi
dengan Lampiran Tabel untuk melihat data pada tingkat provinsi.

14

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

.id
s.
go

ht

tp
://
w

.b
p

STRUKTUR
DEMOGRAFIS
PENDUDUK LANSIA

.id
s.
go
.b
p
w
w
tp
://
w
ht
16

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

tp
://
w

.b
p

s.
go

.id

ht

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Banyak
orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak
manfaat, bahkan kehidupan masa tua seringkali dipersepsikan secara negatif
sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek sosial, penduduk lanjut
usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Indonesia merupakan negara
dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 setelah China, India dan Amerika
Serikat. Jumlah penduduk yang besar ini jika dikelola dengan baik akan
menjadikan modal dasar dan aset yang berharga dalam proses pembangunan.
Penempatan penduduk sebagai titik sentral pembangunan menjadi sangat
penting, karena selain sebagai sasaran dari pembangunan, juga sebagai pelaku
pembangunan. Keberhasilan suatu pembangunan sangat bergantung pada
penduduknya, jika penduduknya berkualitas maka akan menjadi sumber/
potensi yang kuat dalam pembangunan. Salah satu indikator pembangunan
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

17

adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan berbagai


latar belakang yang ada, penduduk Indonesia bisa menjadi kekuatan untuk
membangun masyarakat sejahtera.
Dalam rangka kegiatan perencanaan pembangunan khususnya kegiatan
perencanaan (sebagai input dan output) pembangunan serta penetapan
prioritas pembangunan dalam bidang kependudukan, diperlukan data dasar
kependudukan. Data tersebut antara lain berkaitan dengan jumlah dan struktur
penduduk. Data jumlah dan struktur penduduk pada kegiatan perencanaan,
sebagai input pembangunan digunakan sebagai rujukan untuk memperkirakan
jumlah

SDM

atau
Di

pembangunan,

data

lain

kerja

pihak,

jumlah

yang

dapat

kegiatan

dan

struktur

diserap

dalam

kegiatan

perencanaan,

sebagai

output

penduduk

digunakan

untuk

.id

pembangunan.

tenaga

s.
go

menentukan kelompok sasaran (target groups) pembangunan, misalnya balita,


penduduk usia sekolah, penduduk miskin, dan lansia.

.b
p

Pada kegiatan perencanaan pembangunan, salah satu jenis data dasar

kependudukan yang sangat penting adalah data mengenai struktur demografis

penduduk atau dikenal dengan komposisi penduduk menurut karakteristik

tp
://
w

demografis. Data penduduk menurut umur/kelompok umur antara lain


digunakan untuk menentukan kelompok sasaran pembangunan yang ditetapkan

ht

berdasarkan umur. Misalnya,

penduduk usia 04 tahun atau anak balita

merupakan kelompok sasaran untuk program imunisasi yang merupakan salah


satu program pembangunan di bidang kesehatan. Pada penduduk usia sekolah
yang mencakup penduduk usia 712, 1315 dan 1618 tahun merupakan
kelompok sasaran untuk pembangunan bidang pendidikan.
Kelompok sasaran pembangunan yang juga menjadi perhatian adalah
penduduk usia 60 tahun ke atas atau penduduk lanjut usia (lansia). Pada abad
millenium ini terjadi salah satu fenomena kependudukan, yaitu peningkatan
jumlah lansia. Sebagai bagian dari proses transisi demografi, kemajuan
pembangunan diyakini sebagai faktor signifikan terjadinya perubahan struktur
penduduk. Dua faktor kependudukan yang saling melengkapi adalah penurunan
tingkat mortalitas yang diiringi dengan semakin rendahnya angka fertilitas. Hal

18

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

ini merupakan dampak dari perubahan nilai pada masyarakat yang semakin
antimortalitas, kesadaran pentingnya hidup sehat dan perlunya sedikit anak,
serta

kemajuan

teknologi

kedokteran

merupakan

bukti

semakin

maju

peradaban manusia. Sejalan dengan itu, maka perumusan dan arah kebijakan
pembangunan

salah

satunya

ditujukan

untuk

memberdayakan

dan

meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia. Untuk itu dibutuhkan data atau


informasi dasar yang berkaitan dengan jumlah dan struktur demografis
penduduk lansia. Tersedianya data dasar tersebut akan sangat membantu
pemerintah

dalam

menentukan

skala

prioritas

dan

sasaran/target

pembangunan. Uraian berikut ini difokuskan untuk memperoleh gambaran


secara makro mengenai jumlah dan komposisi penduduk lansia serta

.id

perkembangannya menurut karakteristik demografis antara lain umur, jenis

.b
p

3.1. Struktur Penduduk Indonesia

s.
go

kelamin, daerah tempat tinggal dan struktur dalam rumah tangga.

Suatu negara dikatakan berstruktur tua jika mempunyai populasi lansia

di atas tujuh persen (www.haryono.com). Merujuk pada batasan tersebut,

tp
://
w

maka negara Indonesia termasuk negara berstruktur tua. Hal ini dapat dilihat
dari persentase penduduk lansia yang telah mencapai 7,58 persen dari

ht

keseluruhan penduduk, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.1. Struktur


penduduk yang menua tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pencapaian pembangunan manusia secara global dan nasional. Hal itu
berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial
masyarakat yang meningkat. Keadaan ini telah memberikan peningkatan pada
usia harapan hidup. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk lanjut
usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai
tantangan dalam pembangunan.
Secara umum persentase lansia perempuan (8,13 persen) lebih besar
dari persentase lansia laki-laki (7,03 persen). Sedangkan menurut sebarannya
lebih banyak di daerah perdesaan (7,65 persen) dibandingkan dengan di
daerah perkotaan (7,50 persen). Jika dilihat menurut kelompok umur,
penduduk lansia terbagi menjadi lansia muda (60-69 tahun) sebesar 4,59
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

19

persen, lansia menengah/madya (70-79 tahun) sebesar 2,19 persen, dan lansia
tua (80 tahun ke atas) sebesar 0,80 persen. Sementara itu, penduduk pra
lansia yaitu kelompok umur 45-54 tahun dan 55-59 tahun masing-masing
sebesar 11,04 persen dan 3,54 persen.
Keberadaan lansia tidak bisa dikesampingkan dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Kepedulian akan kesejahteraan lansia tertuang
dalam

UU

No

mengamanatkan

13/1998

tentang

pemerintah

Kesejahteraan

berkewajiban

Lansia.

memberikan

UU

tersebut

pelayanan

dan

perlindungan sosial bagi lansia agar mereka dapat mewujudkan dan menikmati
taraf hidup yang wajar.

.id

Tabel 3.1
Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis
Kelamin, dan Kelompok Umur Lansia (Tahun), 2011

(2)

(3)

s.
go

55-59

60+

60-69

70-79

80+

(4)

(5)

(6)

(7)

3,57

4,44

1,92

0,62

6,98

Perempuan (P)

11,10

3,52

4,74

2,38

0,92

8,03

L+P

10,98

3,54

4,59

2,15

0,77

7,50

10,94

3,64

4,43

1,98

0,68

7,09

Perempuan (P)

11,27

3,44

4,76

2,50

0,98

8,23

L+P

11,10

3,54

4,59

2,23

0,83

7,65

10,90

3,61

4,43

1,95

0,65

7,03

11,19
11,04

3,48
3,54

4,75
4,59

2,44
2,19

0,95
0,80

8,13
7,58

K+D
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

ht

Perdesaan (D)
Laki-laki (L)

tp
://
w

10,87

Perkotaan (K)
Laki-laki (L)

45-54

.b
p

(1)

Kelompok Umur Lansia (Tahun)*

Tipe Daerah/
Jenis Kelamin

Sumber: BPS RI - Susenas 2011


Keterangan: *) 45-54 tahun dan 55-59 tahun : Pra Lansia
60-69 tahun
: Lansia Muda
70-79 tahun
: Lansia Menengah/Madya
80 tahun ke atas
: Lansia Tua
60 tahun ke atas
: Lansia

20

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

Lampiran Tabel 3.1.3 menyajikan persentase penduduk lansia menurut


provinsi tahun 2011. Provinsi yang memiliki persentase penduduk lansia di atas
7 persen adalah DI Yogyakarta (12,99 persen), Jawa Timur (10,40 persen),
Jawa Tengah (10,34 persen), Bali (9,78 persen), Sulawesi Utara (8,45 persen),
Sulawesi Selatan (8,34 persen), Sumatera Barat (8,09 persen), Nusa Tenggara
Timur (7,58 persen), Nusa Tenggara Barat (7,23 persen), Lampung (7,20
persen), dan Jawa Barat (7,05 persen).
3.2.

Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia


Perubahan

struktur

penduduk

mempengaruhi

angka

beban

ketergantungan. Salah satunya adalah angka beban ketergantungan penduduk

.id

lansia. Akibat penurunan angka kelahiran dan makin tingginya angka harapan

s.
go

hidup penduduk Indonesia, jumlah penduduk lansia pun menjadi relatif besar,
yang berarti angka ketergantungan penduduk lansia juga bisa meningkat. Rasio

.b
p

ketergantungan penduduk lansia (old dependency ratio) adalah angka yang

menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk lansia pada penduduk usia

produktif. Angka tersebut merupakan perbandingan antara jumlah penduduk

tp
://
w

lansia (60 tahun ke atas) dengan jumlah penduduk produktif (15-59 tahun).
Dari angka ini tercermin besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung

ht

penduduk produktif untuk membiayai penduduk lansia.


Hasil dari data susenas menunjukkan bahwa angka rasio ketergantungan
penduduk lansia pada tahun 2011 adalah sebesar 12,01 seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 3.2. Angka rasio sebesar 12,01 menunjukkan bahwa
setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 12 orang
penduduk lansia. Namun bila dibandingkan dengan jenis kelamin, angka rasio
ketergantungan penduduk lansia perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan
lansia laki-laki (12,80 berbanding 11,23).

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

21

Tabel 3.2
Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan
Jenis Kelamin, 2011
Tipe Daerah

Laki-laki (L)

Perempuan (P)

L+P

(1)

(2)

(3)

(4)

Perkotaan (K)

10,97

12,42

11,70

Perdesaan (D)

11,49

13,19

12,34

K+D

11,23

12,80

12,01

Sumber: BPS RI Susenas 2011

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa rasio ketergantungan penduduk lansia di

.id

daerah perdesaan cenderung lebih tinggi dibandingkan rasio ketergantungan

s.
go

penduduk lansia di daerah perkotaan. Pada tahun 2011, rasio ketergantungan


penduduk lansia terhadap usia produktif di daerah perdesaan tercatat sebesar

.b
p

12,34 sedangkan daerah perkotaan sebesar 11,70.

Besarnya rasio ketergantungan penduduk lansia menurut provinsi di

tp
://
w

Indonesia berkisar antara 2,9520,06 seperti yang terlihat pada Lampiran Tabel
3.2. Provinsi yang memiliki rasio ketergantungan penduduk lansia tertinggi
adalah DI Yogyakarta sebesar 20,06, diikuti oleh Jawa Tengah sebesar 16,51

ht

dan Jawa Timur sebesar 16,11. Sedangkan provinsi yang mempunyai rasio
ketergantungan penduduk lansia terendah adalah Papua sebesar 2,95, Papua
Barat sebesar 5,08 dan Kepulauan Riau sebesar 5,14.

3.3

Distribusi dan Komposisi Penduduk Lansia


Pada Tabel 3.3 ditampilkan perkiraan jumlah dan proporsi penduduk

lansia pada tahun 2011. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2011
jumlah penduduk lansia Indonesia telah mencapai 18,27 juta orang atau sekitar
7,58 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Bila dibandingkan dengan jenis
kelamin jumlah penduduk lansia perempuan lebih besar dibandingkan dengan
laki-laki, yaitu 9,73 juta orang (8,13 persen dari seluruh penduduk perempuan),
lebih banyak daripada laki-laki yang hanya 8,54 juta orang (7,03 persen dari

22

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

seluruh penduduk laki-laki). Kontribusi penduduk perempuan dalam populasi


penduduk lansia yang lebih tinggi dari penduduk laki-laki disebabkan karena
usia harapan hidup perempuan umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan
usia harapan hidup laki-laki. Berdasarkan hasil SP2010, angka harapan hidup
perempuan empat tahun lebih lama dibanding laki-laki, yaitu 72,6 tahun untuk
perempuan dan 68,7 tahun untuk laki-laki.
Menurut tipe daerah, jumlah penduduk lansia yang tinggal di daerah
perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perkotaan, yaitu 9,26 juta
orang (7,65 persen) dari keseluruhan penduduk perdesaan, sedangkan mereka
yang tinggal di daerah perdesaan jumlahnya sebesar 9,01 juta orang (7,50

.id

persen) dari keseluruhan penduduk perdesaan.

(2)

Perdesaan (D)

Jumlah

(1)

Perkotaan (K)

(3)

tp
://
w

Jenis Kelamin

.b
p

s.
go

Tabel 3.3
Perkiraan Jumlah dan Proporsi Penduduk Lansia menurut Jenis Kelamin dan
Tipe Daerah, 2011
K+D

Jumlah

Jumlah

(4)

(5)

(6)

(7)

4.199.422

6,98

4.343.670

7,09

8.543.092

7,03

Perempuan (P)

4.808.129

8,03

4.920.343

8,23

9.728.472

8,13

9.007.551

7,50

9.264.013

7,65 18.271.564

7,58

L+P

ht

Laki-laki (L)

Sumber: BPS RI Susenas 2011

Proporsi penduduk lansia tahun 2011 sangat bervariasi antar provinsi di


Indonesia (Lampiran Tabel 3.1.3). Pada tabel tersebut tampak bahwa proporsi
penduduk lansia berkisar antara 1,85 persen sampai dengan 12,99 persen.
Provinsi yang mempunyai penduduk lansia dengan proporsi paling tinggi adalah
Provinsi DI Yogyakarta (12,99 persen), kemudian Jawa Timur (10,40 persen)
dan Jawa Tengah (10,34 persen). Sementara provinsi yang proporsi penduduk
lansianya paling rendah adalah Provinsi Papua (1,85 persen), kemudian Papua

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

23

Barat (3,12 persen) dan Kepulauan Riau (3,41 persen). Pola yang sama terjadi
pada penduduk lansia laki-laki maupun perempuan.

Tabel 3.4
Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan
Status Perkawinan, 2011
Belum
Kawin

Kawin

Cerai
Hidup

Cerai
Mati

Total

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Perkotaan (K)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

0,92
1,28
1,11

83,73
37,28
58,93

1,06
2,91
2,05

14,30
58,54
37,91

100,00
100,00
100,00

Perdesaan (D)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

0,51
0,91
0,72

83,20
36,07
58,17

1,35
3,42
2,45

14,94
59,60
38,66

100,00
100,00
100,00

K+D
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

0,71
1,09
0,91

83,46
36,66
58,54

1,21
3,17
2,25

14,63
59,07
38,29

100,00
100,00
100,00

s.
go

.b
p

w
w

tp
://
w

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

.id

Tipe Daerah/
Jenis Kelamin

ht

Dilihat menurut status perkawinan, sebagian besar penduduk lansia


berstatus kawin sebesar 58,54 persen, diikuti dengan lansia berstatus cerai mati
sebesar 38,29 persen. Sedangkan penduduk lansia yang bersatus cerai hidup
sebesar 2,25 persen dan yang belum kawin sebesar 0,91 persen (Tabel 3.4).
Bila dilihat lebih rinci menurut jenis kelamin, pola status perkawinan penduduk
lansia laki-laki berbeda dengan penduduk lansia perempuan. Sesuai dengan
kenyataan bahwa usia harapan hidup perempuan umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki, hal ini menimbulkan dugaan
penyebab persentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih banyak
dibandingkan dengan lansia laki-laki. Persentase penduduk lansia laki-laki yang
berstatus kawin (83,46 persen) lebih banyak dibandingkan dengan lansia yang
berstatus cerai mati (14,63 persen). Sebaliknya, penduduk lansia perempuan
yang berstatus cerai mati (59,07 persen) lebih banyak daripada yang berstatus

24

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

kawin (36,66 persen). Pola yang sama juga terlihat baik di daerah perkotaan
maupun perdesaan.
Terdapat fenomena yang menarik pada status perkawinan untuk lansia.
Pada status perkawinan cerai terdapat perbedaan persentase yang cukup tinggi
antara lansia perempuan dengan lansia laki-laki. Tingginya persentase lansia
perempuan yang berstatus cerai dapat disebabkan karena sebagian besar kaum
perempuan yang telah bercerai tidak segera kawin lagi untuk jangka waktu
yang relatif lama. Sebaliknya, penduduk lansia laki-laki yang terpaksa bercerai
karena ditinggal mati oleh pasangannya, umumnya segera kawin lagi.
Struktur perkawinan penduduk lansia di setiap provinsi menunjukkan
pola yang sama dengan struktur perkawinan penduduk lansia secara nasional.

.id

Keadaan ini dapat dilihat pada Lampiran Tabel 3.4.3, kecuali untuk Provinsi Bali,

s.
go

Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku. Provinsi-provinsi


tersebut mempunyai pola persentase penduduk lansia yang berstatus belum

.b
p

kawin cenderung lebih tinggi dari mereka yang berstatus cerai hidup.

tp
://
w

3.4 Peranan Penduduk Lansia di Dalam Rumah Tangga


Orang yang memimpin dan bertanggungjawab terhadap satu rumah
tangga disebut sebagai kepala rumah tangga. Kedudukan kepala rumah tangga

ht

sangat penting dalam menentukan kelangsungan dan keberadaan rumah


tangga. Selain harus bertanggung jawab secara ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggotanya, kepala rumah tangga juga harus mengatur dan
memimpin anggota rumah tangganya, serta berperan sebagai pengambil
keputusan.
Tanggung jawab seorang kepala rumah tangga sangat besar baik dilihat
dari segi psikologis maupun ekonomi, dan ternyata masih banyak peran
tersebut dipegang oleh penduduk lansia yang seharusnya dapat menikmati hari
tuanya tanpa beban yang berat. Hasil studi lansia tahun 2011 menyatakan
bahwa tingginya lansia sebagai kepala rumah tangga karena: 1) lansia masih
menjadi tulang punggung keluarga dan 2) rumah yang ditempati milik lansia.
Gambar 3.1, pada tahun 2011 sebagian besar (60,60 persen) penduduk lansia
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

25

masih memegang peranan penting di dalam lingkungan rumah tangga atau


berstatus sebagai kepala rumah tangga, sedangkan yang berstatus sebagai
anggota rumah tangga sebesar 39,40 persen. Tingginya persentase lansia
sebagai kepala rumah tangga sejalan dengan tingginya lansia bekerja dengan
jam kerja penuh (lebih dari 35 jam per minggu). Besarnya persentase
penduduk lansia yang menjadi kepala rumah tangga perlu mendapat perhatian
serius karena mereka dituntut beban dan tanggung jawab tinggi secara
ekonomi terhadap anggota rumah tangganya.
% 100

89,16

80
64,48

60,60

.id

60

.b
p

40

Laki-laki

tp
://
w

KRT

20

39,40

s.
go

35,52

Perempuan

10,84

ART
Laki-laki+Perempuan

ht

Sumber: BPS RI Susenas 2011

Gambar 3.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Hubungan dengan Kepala


Rumah Tangga dan Jenis Kelamin, 2011

Di sisi lain, seharusnya lansia sudah menikmati masa tuanya dengan


sejahtera tanpa beban. Karenanya, Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lansia perlu disosialisasikan terutama kepada penduduk
usia produktif.
Peran keanggotaan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh perbedaan
jenis kelamin. Terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara penduduk
lansia laki-laki dan perempuan sebagai kepala rumah tangga. Gambar 3.1
menunjukkan bahwa pada tahun 2011, persentase penduduk lansia laki-laki

26

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

yang menjadi kepala rumah tangga sebesar 89,16 persen, sedangkan


penduduk lansia perempuan hanya sebesar 35,52 persen.
Tabel 3.5
Persentase Penduduk 10 59 Tahun dan Penduduk 60 Tahun Ke Atas
menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Peran Keanggotaan dalam
Rumah Tangga, 2011
Tipe Daerah/
Jenis Kelamin

Penduduk 10 59 Tahun

Penduduk 60 Tahun Ke Atas

KRT

ART

KRT

ART

(2)

(3)

(4)

(5)

Laki-laki (L)

51,18

48,82

90,01

9,99

Perempuan (P)

6,63

93,37

36,04

63,96

28,92

71,08

61,20

38,80

Laki-laki (L)

52,67

47,33

Perempuan (P)

5,93
29,61

(1)

L+P
Perdesaan (D)

51,93

Perempuan (P)

6,28

L+P

94,07

35,02

64,98

70,39

60,02

39,98

48,07

89,16

10,84

93,72

35,52

64,48

70,74

60,60

39,40

s.
go

11,65

.b
p

tp
://
w

Laki-laki (L)

88,35

K+D

L+P

.id

Perkotaan (K)

29,26

ht

Sumber: BPS RI Susenas 2011

Tabel 3.5 menyajikan peran keanggotaan penduduk berumur 10-59


tahun dan penduduk lansia dalam rumah tangga. Seperti yang sudah diuraikan
sebelumnya bahwa sebagian besar lansia berkedudukan sebagai kepala rumah
tangga. Pola tersebut berbeda dengan pola umum penduduk berumur 10-59
tahun. Sebagian besar (70,74 persen) penduduk berumur 10-59 tahun
berkedudukan sebagai anggota rumah tangga. Keadaan ini berlaku baik di
daerah perkotaan maupun perdesaan. Persentase penduduk perkotaan
berumur 10-59 tahun yang berkedudukan sebagai anggota rumah tangga
sebesar 71,08 persen dan di perdesaan sebesar 70,39 persen.
Bila dilihat menurut jenis kelamin, persentase penduduk laki-laki
berumur 10 tahun ke atas yang menjadi kepala rumah tangga lebih tinggi
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

27

dibandingkan penduduk perempuan. Pola yang sama terjadi pada penduduk


berumur 10-59 tahun dan penduduk lansia (60 tahun ke atas) baik di daerah
perkotaan maupun perdesaan. Hal tersebut sesuai dengan budaya masyarakat
bahwa laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan dalam suatu kehidupan

ht

tp
://
w

.b
p

s.
go

.id

rumah tangga.

28

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

.id
s.
go

ht

tp
://
w

.b
p

PENDIDIKAN
PENDUDUK LANSIA

.id
s.
go
.b
p
w
w
tp
://
w
ht
30

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

.id
ht

tp
://
w

.b
p

s.
go

Pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak setiap warga negara


dalam memperoleh pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945
Pasal 28C Ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap orang berhak
mengembangkan

diri

melalui

pemenuhan

kebutuhan

dasar,

berhak

mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan


dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan
demi kesejahteraan umat manusia. Pasal 31 Ayat (1) juga menyebutkan
bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Pembangunan di bidang pendidikan guna meningkatkan kualitas SDM
ditujukan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang usia. Baik usia
muda maupun tua mempunyai hak yang sama dalam mengenyam pendidikan.
Bagi penduduk usia muda, pendidikan merupakan hal yang mutlak diperlukan
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

31

untuk kelangsungan hidup di masa depan. Penduduk yang berusia tua pun juga
perlu mendapatkan pendidikan, seperti yang tertuang dalam UU Lansia No. 13
Tahun 1998 Bab III Pasal 5 Ayat (2)d tentang hak dan kewajiban lansia, bahwa
lansia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial salah satunya
dalam bidang pendidikan dan pelatihan. Dengan bekal pendidikan dan pelatihan
yang memadai diharapkan timbul rasa kemandirian pada lansia sehingga tidak
menjadi beban bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat.
Sejalan dengan itu, dalam UU tersebut Bab VI Pasal 16 Ayat (1)
disebutkan bahwa pemerintah memberikan pelayanan dan pelatihan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan,
kemampuan, dan pengalaman lanjut usia potensial sesuai dengan potensi yang

.id

dimilikinya. Berkaitan dengan UU tersebut diatas, pemerintah telah berupaya

s.
go

menyelenggarakan berbagai program yang ditujukan dalam meningkatkan


pendidikan sekaligus kesejahteraan penduduk lansia, antara lain program

.b
p

Pemberantasan Buta Aksara (keaksaraan dasar) dan dilanjutkan dengan

program keaksaraan (keaksaraan fungsional). Keseluruhan program yang

diselenggarakan pemerintah tersebut pada dasarnya mencerminkan komitmen

tp
://
w

pemerintah dalam melaksanakan tujuan nasional yaitu mencerdaskan bangsa.


Program pembangunan pendidikan serta pengembangan dan peningkatan

ht

ketrampilan bagi penduduk lansia memerlukan penanganan yang lebih khusus


dan terfokus. Hal ini sesuai dengan karakteristik penduduk lansia yang berbeda
dibandingkan dengan kelompok penduduk lainnya, seperti balita, remaja dan
pemuda. Jika kelompok penduduk lainnya seperti balita, remaja dan pemuda
memiliki kemampuan fisik dan non fisik yang makin berkembang dan meningkat,
sebaliknya penduduk lansia memiliki kemampuan fisik dan non fisik yang
semakin menurun karena proses menua yang terjadi pada mereka secara
alamiah.
4.1 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Pendidikan yang tinggi, yang ditunjang dengan kondisi kesehatan yang
baik, pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

32

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

mencapai kehidupan yang sejahtera. Tentu pendidikan dan kesejahteraan tidak


memiliki hubungan yang bersifat langsung, akan tetapi melalui proses panjang
dimana pendidikan yang baik akan memberi peluang pada anggota masyarakat
untuk dapat terlibat di dalam proses pembangunan ekonomi. Kondisi pendidikan
dan kesehatan yang baik merupakan prasyarat terbentuknya SDM yang
berkualitas. Dengan SDM yang berkualitas maka masyarakat akan memiliki
produktivitas tinggi. Produktivitas yang tinggi pada gilirannya akan berkontribusi
sangat signifikan pada upaya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Salah satu upaya peningkatan bidang pendidikan adalah dengan
penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan yang semakin baik. Semakin tinggi
akses terhadap fasilitas pendidikan, diharapkan semakin banyak pula penduduk

.id

yang dapat bersekolah, sehingga pemerataan pendidikan dapat terwujud.

s.
go

Kemudahan fasilitas pendidikan dapat dirasakan oleh generasi muda saat ini,
namun tidak dirasakan oleh generasi tua di jamannya seperti pada masa

.b
p

kemerdekaan.

2007

2009

2011

L+P

L+P

L+P

ht

Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan

tp
://
w

Tabel 4.1
Persentase Penduduk Lansia menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2007, 2009, dan 2011

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Tidak/belum
pernah sekolah

20,61

49,47

36,12

17,87

44,53

32,28

15,31

39,68

28,29

Tdk tamat SD

32,27

27,27

29,58

31,44

27,89

29,52

32,59

31,60

32,06

SD

27,48

15,16

20,86

29,27

17,68

23,01

29,26

18,24

23,39

SMP

7,78

4,01

5,75

7,69

4,30

5,85

8,20

4,53

6,25

SM+

11,86

4,10

7,69

13,74

5,60

9,34

14,64

5,96

10,02

Jumlah

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: BPS RI - Susenas 2007, 2009, dan 2011

Dari hasil Susenas 2011, terlihat bahwa pendidikan penduduk lansia


relatif masih rendah. Mereka yang berpendidikan tamat SD sebesar 23,39
persen. Bahkan mereka yang tidak menamatkan SD dan yang tidak/belum
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

33

pernah sekolah persentasenya mencapai 60,35 persen. Di sisi lain, persentase


penduduk lansia yang menamatkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
relatif rendah. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa persentase penduduk lansia yang
menamatkan pendidikan sampai jenjang SMP hanya sebesar 6,25 persen, SM
ke atas sebesar 10,02 persen. Rendahnya pendidikan penduduk lansia tersebut
memperlihatkan kualitas SDM lansia secara umum masih rendah. Keterbatasan
fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan akibat sisa-sisa penjajahan pada
masa kemerdekaan menjadi salah satu faktor penyebab tingkat pendidikan
lansia yang masih relatif rendah.
Tabel 4.1 juga menggambarkan bahwa budaya patriarkhi masih kental di
dunia pendidikan dalam keluarga di era tahun 45-an, dimana orang tua

.id

mengutamakan pendidikan anak laki-laki dibandingkan perempuan. Kesenjangan

s.
go

terjadi pada semua jenjang pendidikan dengan selisih persentase yang cukup
signifikan. Pada tahun 2011 persentase penduduk lansia laki-laki yang tidak

.b
p

pernah sekolah hanya sebesar 15,31 persen, sedangkan untuk penduduk lansia

perempuan melebihi dua kali lipatnya yaitu sebesar 39,68 persen. Sebaliknya

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, persentase penduduk lansia laki-laki

tp
://
w

lebih tinggi dibandingkan lansia perempuan. Hal ini mencerminkan bahwa


pendidikan penduduk lansia laki-laki lebih baik dari penduduk lansia perempuan.

ht

Sebuah fenomena yang menarik dari indikasi terjadinya kesenjangan gender


dalam akses memperoleh pelayanan pendidikan di masa lalu. Ini merupakan
gambaran/pola pendidikan di masa Indonesia baru merdeka di tahun 45-an.
Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2007 dan
2009, persentase penduduk lansia yang tidak/belum pernah sekolah sedikit
mengalami penurunan, yaitu dari 36,12 pada tahun 2007 menjadi 32,28 persen
pada tahun 2009 dan turun menjadi 28,29 persen pada tahun 2011. Sedangkan
untuk yang tidak tamat SD terjadi peningkatan dari 29,52 persen pada tahun
2009 menjadi 32,06 persen pada tahun 2011. Secara umum, persentase
penduduk lansia dengan pendidikan rendah tidak mengalami perubahan yang
signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana persentasenya relatif masih
tinggi.

34

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

Tingkat pendidikan lansia yang secara umum masih relatif rendah,


hampir terdapat di semua provinsi. Pada Tabel Lampiran 4.1.3. dapat dilihat
bahwa sekitar 28,29 persen penduduk lansia tidak/belum pernah sekolah dan
32,06 persen tidak tamat SD. Persentase tertinggi lansia yang tidak/belum
pernah sekolah terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (53,94 persen),
Kalimantan Barat (42,49 persen) dan Jawa Timur (37,99 persen). Sebaliknya,
persentase penduduk lansia terendah yang tidak/belum pernah sekolah
terdapat di Provinsi Sulawesi Utara (2,18 persen), Gorontalo (8,03 persen) dan
Sumatera Barat (8,80 persen).
80

71,52
60,35

60

40
24,85

21,97

9,35

6,25

tp
://
w

Perkotaan

10,02

3,23 3,29

Perdesaan

Perkotaan+Perdesaan

23,39

.b
p

16,94

20

s.
go

.id

48,86

Tdk/blm pernah sekolah dan tdk tamat SD

SD

SMP

SM+

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

ht

Gambar 4.1 Persentase Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah dan


Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011

Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa pendidikan penduduk lansia di daerah


perkotaan cenderung lebih baik dari penduduk lansia yang tinggal di daerah
perdesaan. Persentase penduduk lansia di daerah perkotaan yang menamatkan
jenjang pendidikan SD ke atas cenderung lebih tinggi (51,14 persen) dibanding
penduduk lansia di daerah perdesaan (28,48 persen). Sebaliknya, penduduk
lansia yang tidak/belum pernah sekolah dan yang tidak tamat SD cenderung
lebih tinggi di daerah perdesaan (71,52 persen) dibandingkan mereka yang
tinggal di daerah perkotaan (48,86 persen). Meskipun dengan keterbatasan
sarana dan prasarana pendidikan di masa kemerdekaan, di daerah perkotaan
pada umumnya ketersediaan fasilitas pendidikan masih cukup memadai
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

35

dibanding daerah perdesaan. Akses masyarakat perkotaan dalam memperoleh


pelayanan pendidikan masih lebih baik dibandingkan mereka yang tinggal di
daerah perdesaan. Hal ini diduga menjadi dasar adanya kesenjangan pendidikan
yang ditamatkan antara penduduk lansia di daerah perkotaan dan perdesaan.

4.2

Kemampuan Membaca dan Menulis


Mencapai pendidikan dasar untuk semua merupakan tujuan kedua dari

MDGs. Penilaian terhadap pencapaian tujuan kedua dari MDGs didasarkan atas
empat indikator yaitu angka partisipasi sekolah (APS), angka melek huruf, ratarata lama sekolah dan rasio murid laki-laki dan perempuan. Pendidikan dasar
adalah pendidikan yang bertujuan untuk memberikan dasar pengembangan

.id

kehidupan, baik untuk pribadi maupun masyarakat. Pada kelas awal jenjang

s.
go

pendidikan dasar atau Sekolah Dasar (SD) yang diajarkan pertama kali pada
siswa adalah kemampuan dasar membaca dan menulis huruf latin serta

.b
p

berhitung sederhana. Dengan menguasai baca tulis huruf latin dan berhitung

sederhana, diharapkan setiap orang dapat mempelajari ketrampilan dan

tp
://
w

keahlian lainnya.

Penduduk yang tidak dapat membaca dan menulis atau biasa disebut

ht

buta aksara merupakan indikator dasar yang bisa digunakan untuk melihat
tingkat pendidikan masyarakat. Angka buta aksara menunjukkan proporsi
penduduk buta aksara terhadap jumlah penduduk secara keseluruhan. Program
Keaksaraan Fungsional (KF) bertujuan untuk penuntasan buta aksara. Prioritas
program KF adalah penduduk buta aksara usia 15-44 tahun. Namun dalam
kenyataan hampir 10 persen peserta KF berusia 60 tahun ke atas. Hal ini
menunjukkan bahwa minat belajar dan kemajuan untuk membaca dan menulis
lansia masih cukup besar (Laporan Ringkas SBA 2007).
Pada Tabel 4.2. disajikan persentase buta aksara penduduk 15 tahun ke
atas dan penduduk lansia pada tahun 2011. Tingkat buta aksara penduduk 15
tahun ke atas sebesar 7,19 persen, sebagian besar merupakan penduduk usia
45 tahun ke atas termasuk di dalamnya penduduk lansia. Bila dibandingkan
antara kelompok umur 15-59 tahun dengan penduduk lansia, angka buta
36

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

aksara penduduk lansia relatif cukup tinggi yang mencapai dua digit yaitu
sebesar 30,19 persen dari total keseluruhan penduduk lansia, sedangkan
kelompok umur 15-59 tahun sebesar 4,43 persen.
Tabel 4.2
Persentase Penduduk 15-59 Tahun, 15 Tahun Ke Atas dan Lansia yang Buta
Aksara menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011
Kelompok Umur
15-59 Tahun

Lansia (60+)

15 Tahun Ke Atas

(1)

(2)

(3)

(4)

Perkotaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan

1,34
3,09
2,22

11,24
31,94
22,29

2,32
6,28
4,32

Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan

4,64
8,76
6,69

22,88
51,10
37,87

6,52
13,70
10,11

Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan

2,98
5,87
4,43

17,16
41,63
30,19

4,41
9,93
7,19

s.
go

.b
p

w
w

tp
://
w

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

.id

Tipe Daerah/
Jenis Kelamin

ht

Angka buta aksara lansia yang cukup tinggi ini sejalan dengan tingkat
pendidikan penduduk lansia yang pada umumnya masih sangat rendah. Hal ini
dipengaruhi oleh kondisi bangsa Indonesia pada 60 tahun yang lalu. Pada saat
itu bangsa Indonesia baru melepaskan diri dari belenggu penjajahan sehingga
pembangunan infrastruktur serta berbagai fasilitas termasuk fasilitas pendidikan
pada masa itu dilakukan masih dalam skala yang sangat terbatas. Kondisi ini
berbeda dengan pembangunan masa kini yang mempunyai fasilitas pendidikan
lebih baik sehingga angka buta aksara penduduk 15 tahun ke atas jauh lebih
kecil.
Keterbatasan berbagai fasilitas dalam bidang pendidikan di masa lalu
cenderung lebih banyak dirasakan oleh penduduk lansia yang berada di daerah
perdesaan dibandingkan daerah perkotaan. Kondisi ini tercermin dari angka
buta aksara penduduk lansia di daerah perdesaan yang lebih tinggi daripada
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

37

daerah perkotaan. Angka buta aksara penduduk lansia di daerah perdesaan


mencapai sebesar 37,87, sedangkan di daerah perkotaan 22,29 persen. Pola
tersebut berlaku pula untuk penduduk berumur 15 tahun ke atas yang
angkanya banyak dipengaruhi oleh penduduk lansia. Penduduk 15 tahun ke
atas di daerah perdesaan yang buta aksara mencapai 10,11 persen, sebaliknya
di daerah perkotaan hanya 4,32 persen.
Gambar 4.2. menyajikan angka buta aksara penduduk lansia menurut
gender pada tahun 2007, 2009 dan 2011. Dalam kurun waktu tersebut, terjadi
penurunan angka buta aksara lansia dari 32,39 persen pada tahun 2009
menjadi 30,19 persen pada tahun 2011. Penurunan angka buta aksara lansia
tersebut menunjukkan adanya kemajuan/peningkatan kualitas penduduk lansia

.id

dalam hal kemampuan membaca dan menulis, meskipun angkanya relatif masih

s.
go

cukup tinggi.
50

43,99

30,62

18,76

17,16

ht

10
0

30,19

32,39

17,32

tp
://
w

20

40
30

41,63

.b
p

42,07

2007

2009
Laki-laki

Perempuan

2011
Laki-laki + Perempuan

Sumber: BPS RI - Susenas 2007, 2009 dan 2011

Gambar 4.2 Persentase Penduduk Lansia yang Buta Aksara menurut


Jenis Kelamin, 2007, 2009, dan 2011

Bila dilihat menurut jenis kelamin, terjadi kesenjangan yang cukup tinggi
dalam hal kemampuan baca tulis antara penduduk lansia laki-laki dan
perempuan. Keadaan tersebut sudah terjadi sejak lama. Salah satu alasan yang
mempengaruhinya adalah karena adanya sistem budaya patriarkhi masyarakat
Indonesia saat itu yang cenderung lebih mengutamakan kaum laki-laki (lihat

38

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

antara lain Iriantono et al, 2002). Pada Gambar 4.2. dapat dilihat bahwa
persentase penduduk lansia perempuan yang buta aksara dua kali lipat atau
lebih dibandingkan dengan penduduk lansia laki-laki (41,63 persen berbanding
17,16 persen) pada tahun 2011. Hal yang sama terjadi pada tahun 2007 untuk
lansia yang buta aksara (lansia perempuan 42,07 persen dan lansia laki-laki
17,32 persen) dan tahun 2007 untuk lansia yang buta aksara (lansia
perempuan 43,99 persen dan lansia laki-laki 18,76 persen).
Tabel Lampiran 4.2.9 menunjukkan bahwa persentase lansia yang buta
aksara antar provinsi sangat bervariasi antara 3,0756,52 persen. Angka buta
aksara lansia tertinggi secara berturut-turut ditemukan pada Provinsi Nusa
Tenggara Barat (56,52 persen), Jawa Timur (42,38 persen), dan Bali (40,10

.id

persen). Sebaliknya, persentase lansia yang buta aksara terendah secara

ht

tp
://
w

.b
p

(4,45 persen) dan Maluku (10,15 persen).

s.
go

berturut-turut ditemukan di Provinsi Sulawesi Utara (3,07 persen), DKI Jakarta

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

39

.id
s.
go
.b
p
w
w
tp
://
w
ht
40

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

.id
s.
go

ht

tp
://
w

.b
p

KESEHATAN
PENDUDUK LANSIA

.id
s.
go
.b
p
w
w
tp
://
w
ht
42

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

.id
s.
go
.b
p
ht

tp
://
w

Ada sebuah pepatah Men sana incorpore sano yang berarti didalam
badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan merupakan hak asasi
setiap manusia dan merupakan bagian dari unsur kesejahteraan rakyat sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia, yang termaktub dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. UU No. 36
Tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan, yang dimaksud kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pada Pasal 3 disebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

43

sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif


secara sosial dan ekonomis.
Kualitas hidup yang baik akan didapat bila seseorang memiliki kesehatan
yang prima, baik fisik, mental, spiritual dan sosial. Seseorang yang mempunyai
badan sehat akan dapat melakukan kegiatan lebih baik dan optimal bila
dibandingkan dengan kesehatan orang yang sedang terganggu kesehatannya.
Oleh karena itu, kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kualitas kehidupan setiap manusia.
Tingkat/derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu cermin dari
tingginya kualitas SDM suatu bangsa. Hal ini dikarenakan SDM merupakan
subyek dan sekaligus obyek pembangunan, yang mencakup seluruh siklus

.id

hidup manusia sejak di dalam kandungan hingga akhir hayat. Oleh sebab itu,

s.
go

upaya untuk membangun kualitas SDM tetap menjadi perhatian penting dalam

Dalam upaya membangun

.b
p

setiap program pembangunan pemerintah.

kualitas

SDM

yang handal, program

pembangunan yang dijalankan pemerintah dalam bidang kesehatan mencakup

tp
://
w

semua usia, termasuk penduduk lansia. Aspek kesehatan bagi penduduk lansia
sangat penting karena pada umumnya daya tahan tubuh mereka berkurang
sejalan dengan bertambahnya umur. Penurunan daya tahan tubuh lansia

ht

hingga tingkat tertentu dapat mengakibatkan menjadi rentan atau mudah


terserang berbagai penyakit. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya dari
semua pihak agar para lansia memiliki kesehatan yang prima dalam rangka
melanjutkan aktivitas kehidupannya.
Berkaitan dengan itu tersebut diatas, upaya yang dapat dilakukan agar
lansia selalu memiliki kesehatan yang prima adalah dengan: (i) meningkatkan
kesadaran para lansia untuk membina sendiri kesehatannya; (ii) meningkatkan
kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam menghayati dan
mengatasi kesehatan lansia; (iii) meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan
kesehatan lansia; (iv) meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia (Siti
Partini Suardiman; 2007).

44

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

Upaya peningkatan pelayanan kesehatan lansia dituangkan dalam UU


Lansia No. 13 Tahun 1998 Bab VI Pasal 14 Ayat (1) tentang pelayanan
kesehatan yang dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan lanjut usia, agar kondisi fisik, mental, dan sosialnya
dapat berfungsi secara wajar. Pada Ayat (2) disebutkan bahwa pelayanan
kesehatan yang dilakukan pemerintah berupa peningkatan: a. penyuluhan dan
penyebarluasan informasi kesehatan lansia; b. upaya penyembuhan (kuratif),
yang diperluas pada bidang pelayanan geriatrik/gerontologik; c. pengembangan
lembaga perawatan lanjut usia yang menderita penyakit kronis dan/atau
penyakit terminal, dan pada Ayat (3) disebutkan bahwa untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan bagi lansia yang tidak mampu, diberikan keringanan biaya

.id

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

s.
go

Salah satu penelitian mengenai pelayanan kesehatan lansia adalah


penelitian pelayanan kesehatan lansia di rumah sakit. Penelitian menyimpulkan

.b
p

bahwa rumah sakit memiliki kecenderungan memberikan perlindungan kepada

lansia dalam pemenuhan hak atas kesehatannya. Namun demikian masih

terdapat beberapa kendala, seperti anggaran untuk penyediaan fasilitas dan

tp
://
w

pelayanan kesehatan untuk lanjut usia masih menyatu dengan anggaran rumah
sakit secara keseluruhan, kurangnya dukungan Pemerintah Daerah maupun

ht

DPRD (belum ada kebijakan yang dikeluarkan bagi perlindungan lansia di


rumah sakit), belum adanya landasan yuridis (peraturan pemerintah), dan
terbatasnya SDM (staf) pelayanan kesehatan lansia. Penelitian tersebut
merekomendasikan perlunya peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan
lansia dalam upaya pemenuhan hak atas kesehatan, dan perlunya anggaran
khusus program lansia.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan khusus untuk lansia diantaranya
posyandu

lansia.

Pelayanan

kesehatan

ini

disediakan

sebagai

sarana

pencegahan dan pengobatan agar lansia selalu terpantau kesehatannya.


Posyandu lansia juga merupakan ajang komunikasi sesama lansia.
Berdasarkan ilmu kesehatan, semakin lansia aktif maka akan semakin baik
daya tahan fisik, pikiran, dan kebahagiaannya. Kondisi kesehatan penduduk

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

45

lansia tidak hanya dipengaruhi pola kehidupan sekarang, tetapi juga sangat
dipengaruhi oleh pola hidup semasa mudanya. Kondisi kesehatan seseorang
pada saat sekarang ini merupakan hasil proses akumulasi yang terjadi semenjak
manusia dalam kandungan sampai sekarang. Secara umum dapat dikatakan
bahwa seseorang yang mempunyai pola hidup sehat dari masa kecil, remaja,
dewasa hingga lansia, kondisi kesehatannya akan lebih baik dibandingkan
dengan lansia yang masa lalunya tidak berperilaku hidup sehat.
Gambaran makro mengenai kondisi kesehatan penduduk lansia yang
dibahas pada bagian ini meliputi angka keluhan kesehatan, angka kesakitan,
rata-rata lama sakit, dan cara berobat penduduk lansia.

kesehatan

adalah

keadaan

seseorang

s.
go

Keluhan

.id

5.1 Keluhan Kesehatan


yang

mengalami

gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut/kronis,

.b
p

kecelakaan, kriminalitas atau sebab lainnya. Keluhan kesehatan tidak selalu


jenis

keluhan

yang

dan

dialami

oleh

penduduk

dapat

tp
://
w

kesehatan

mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari, namun terjadinya keluhan


menggambarkan tingkat/derajat kesehatan secara kasar.

ht

Secara umum persentase penduduk pra lansia dan lansia yang


mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan terakhir dapat dilihat pada
Gambar 5.1. Semakin tinggi kelompok umur pra lansia dan lansia maka
persentase yang mengalami keluhan kesehatan semakin besar, yaitu kelompok
umur 45-59 tahun (36,50 persen), 60-69 tahun (48,51 persen), 70-79 tahun
(58,08 persen) dan 80 ke atas (63,42 persen). Berdasarkan data tersebut
keluhan kesehatan lansia rata-rata di atas lima puluh persen. Bila dilihat menurut
jenis kelamin, lansia perempuan lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan
laki-laki pada semua kelompok umur. Kelompok umur 45-59 tahun perbandingan
antara lansia laki-laki dan perempuan, yaitu 35,34 persen dan 37,66 persen,
kelompok umur 60-69 tahun perbandingan antara lansia laki-laki dan
perempuan, yaitu 46,58 persen dan 50,33 persen, kelompok umur 70-79 tahun
perbandingan antara lansia laki-laki dan perempuan, yaitu 57,65 persen dan

46

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

58,43 persen, dan kelompok umur 80 tahun ke atas perbandingan antara lansia
laki-laki dan perempuan, yaitu 62,72 persen dan 63,91 persen.

70
57,65

60
50,33

50
40

46,58
35,34

58,43 58,08

62,72

63,91

63,42

48,51

37,66 36,50

30
20
10
0
Laki-laki

lansia madya

Perempuan

Sumber: BPS RI Susenas 2011

lansia tua

.id

lansia muda

Kelompok
Lansia

Laki-laki+Perempuan

s.
go

pra lansia

tp
://
w

.b
p

Gambar 5.1 Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang Mempunyai
Keluhan Kesehatan Selama Sebulan Terakhir menurut Kelompok Lansia dan
Jenis Kelamin, 2011

Tiga provinsi dengan persentase tertinggi penduduk lansia yang


Aceh (65,73

ht

mengalami keluhan kesehatan berturut-turut adalah Provinsi

persen), Nusa Tenggara Barat (64,59 persen), dan Gorontalo (64,10 persen).
Sebaliknya, persentase terendah penduduk lansia yang mengalami keluhan
kesehatan secara berturut-turut ditemukan di Provinsi Kepulauan Riau (42,75
persen), Papua Barat (44,50 persen), dan Sulawesi Utara (45,09 persen) seperti
yang disajikan pada Lampiran Tabel 5.1.
Masalah umum yang dialami lansia yang berhubungan dengan kesehatan
fisik, yaitu rentannya terhadap berbagai penyakit, karena berkurangnya daya
tahan tubuh. Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi fisik dan daya tahan
tubuh lansia adalah pola hidup yang dijalaninya sejak usia balita hingga
sekarang. Pola hidup yang kurang sehat membawa akibat pada penurunan
daya tahan tubuh sehingga akan timbul berbagai keluhan kesehatan terutama
pada masa tua.
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

47

Berbagai penelitian mengenai penyakit penduduk lansia, diantaranya


menemukan bahwa umumnya lansia menderita penyakit yang berhubungan
dengan ketuaan dan merupakan penyakit kronis antara lain diabetes melitus,
hipertensi, jantung koroner, rematik, asma, lumpuh separuh badan, TBC paru,
patah tulang, kanker dan kekurangan gizi.
Tabel 5.1
Proporsi Penduduk Pra Lansia dan Lansia yang Mempunyai Keluhan
Kesehatan Selama Sebulan Terakhir menurut Kelompok Lansia, Jenis
Kelamin, dan Jenis Keluhan, 2011
Panas

Batuk

Pilek

Asma

Diare

Sakit
Kepala
Berulang

Sakit
Gigi

Lainnya

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

45-59 Tahun
(Pra Lansia)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

8,61
7,61
8,11

14,56
12,37
13,47

12,58
10,80
11,69

2,09
1,97
2,03

1,61
1,44
1,52

6,48
8,85
7,66

2,22
1,99
2,10

15,68
19,60
17,64

60-69 Tahun
(Lansia Muda)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

9,24
9,00
9,12

18,14
16,27
17,18

13,05
11,74
12,38

4,75
4,27
4,50

1,66
1,72
1,70

7,14
10,93
9,08

1,90
1,57
1,73

25,75
31,16
28,53

80 Tahun Ke atas
(Lansia Tua)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

s.
go

.b
p

tp
://
w

ht

70-79 Tahun
(Lansia Madya)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

.id

Kelompok Lansia/
Jenis Kelamin

10,14
10,05
10,09

21,34
17,92
19,45

13,17
11,98
12,51

8,85
5,34
6,91

2,05
2,12
2,09

9,00
11,94
10,62

1,37
1,18
1,26

36,08
40,03
38,26

10,54
10,85
10,72

23,08
18,96
20,65

13,09
11,19
11,97

10,46
6,24
7,98

2,28
2,55
2,43

10,34
12,38
11,54

0,78
1,02
0,92

42,23
45,69
44,27

Sumber: BPS RI Susenas 2011

Gambaran penyakit/keluhan kesehatan yang banyak dialami oleh


penduduk pra lansia dan lansia tersebut tersaji pada Tabel 5.1. Semakin tinggi
kelompok umur lansia maka keluhan kesehatan yang dialaminya dengan
berbagai jenis keluhan semakin meningkat kecuali sakit gigi menurun. Jenis
keluhan kesehatan yang paling banyak dialami pra lansia dan lansia dari
berbagai kelompok umur adalah keluhan lainnya, yaitu jenis keluhan kesehatan
48

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

yang umumnya diderita lansia antara lain penyakit kronis seperti asam urat,
darah tinggi, rematik, darah rendah, dan diabetes. Jenis keluhan lainnya untuk
kelompok umur 45-59 tahun (17,64 persen), kelompok umur 60-69 tahun
(28,53 persen), kelompok umur 70-79 tahun (38,26 persen) dan kelompok
umur 80 tahun ke atas (44,27 persen). Jenis keluhan yang juga banyak dialami
pra lansia dan lansia adalah jenis keluhan yang biasanya banyak dialami oleh
masyarakat umum yaitu batuk dan pilek.
Bila dilihat menurut gender, persentase lansia yang mengalami keluhan
kesehatan pada semua jenis keluhan sebagian besar dialami oleh penduduk
lansia laki-laki dibandingkan lansia perempuan. Jenis keluhan yang paling dialami
lansia laki-laki adalah panas, batuk, pilek, dan asma. Sementara untuk lansia

.id

perempuan jenis keluhannya adalah sakit kepala berulang, sakit gigi dan lainnya.

s.
go

5.2 Angka Kesakitan

.b
p

Seseorang dikatakan sakit apabila keluhan kesehatan yang dirasakan


dapat mengganggu aktivitas sehari-harinya yaitu tidak dapat melakukan
Kondisi ini terjadi pula pada penduduk lansia. Daya tahan tubuh

tp
://
w

biasanya.

kegiatan secara normal (bekerja, sekolah, kegiatan sehari-hari) sebagaimana


yang menurun sehingga rentan terhadap penyakit merupakan salah satu faktor

ht

penyebab banyaknya penduduk lansia yang mengalami sakit.


Angka kesakitan (morbidity rates) lansia adalah proporsi penduduk
lansia yang mengalami masalah kesehatan hingga mengganggu aktivitas
sehari-hari selama satu bulan terakhir. Angka kesakitan merupakan salah satu
indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka
kesakitan tergolong sebagai indikator kesehatan negatif. Semakin tinggi angka
kesakitan,

menunjukkan

derajat

kesehatan

penduduk

semakin

buruk.

Sebaliknya, semakin rendah angka kesakitan, menunjukkan derajat kesehatan


penduduk yang semakin baik.
Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2011 sebesar 27,80 persen,
artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 27 orang diantaranya
mengalami sakit. Angka kesakitan penduduk lansia perkotaan (25,62 persen)
lebih rendah dibandingkan lansia perdesaan (29,92 persen). Hal ini menunjukkan
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

49

bahwa derajat kesehatan penduduk lansia di perkotaan cenderung lebih baik


dibandingkan derajat kesehatan penduduk lansia di perdesaan. Bila dilihat
perkembangannya, derajat kesehatan penduduk lansia mengalami peningkatan
(Gambar 5.2). Angka kesakitan penduduk lansia pada tahun 2007 sebesar 31,11
persen turun pada tahun 2009 menjadi 30,46 persen, dan angkanya menurun
lagi pada tahun 2011 menjadi 27,80 persen. Penurunan ini menunjukkan indikasi
derajat kesehatan masyarakat yang semakin baik. Pola yang sama terjadi baik di
daerah perkotaan maupun perdesaan.
%

40
33,35

30

32,96

31,11

30,46

27,42

29,92

27,20

25,62

s.
go

.id

20

27,80

10

.b
p

2009

2007

Perdesaan

Perkotaan+Perdesaan

Perkotaan

2011

tp
://
w

Sumber: BPS RI Susenas 2007, 2009, dan 2011

ht

Gambar 5.2 Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah,


2007, 2009, dan 2011

Pada Lampiran Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa angka kesakitan penduduk
lansia bervariasi pada masing-masing provinsi dengan persentase berkisar
antara 22,2041,74 persen. Angka kesakitan penduduk lansia tertinggi terdapat
di Provinsi Aceh (41,74 persen), Nusa Tenggara Barat (39,19 persen) dan
Gorontalo (38,16 persen). Sebaliknya, angka kesakitan terendah terdapat di
Provinsi DI Yogyakarta (22,20 persen), Sumatera Selatan (23,56 persen) dan
Bangka Belitung (24,18 persen).

50

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

5.3 Lama Sakit


Daya tahan tubuh dalam menangkal suatu jenis penyakit berbeda antara
satu orang dengan orang lainnya. Waktu yang diperlukan seseorang dalam
rangka proses penyembuhan sakitnya juga bervariasi. Semakin lama seseorang
menderita sakit menunjukkan daya tahan tubuhnya sangat lemah, begitu juga
sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa daya tahan tubuh dapat mencerminkan
berapa lama seseorang menderita sakit.
Lamanya seseorang menderita sakit juga dapat menunjukkan intensitas
atau derajat sakit serta bobot penyakit yang diderita seseorang. Semakin lama
seseorang menderita sakit menunjukkan bahwa sakit yang dideritanya cukup

.id

parah, dan sebaliknya.

Perkotaan

Lama Sakit
(Hari)

.b
p

s.
go

Tabel 5.2
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Lamanya Sakit dan
Tipe Daerah, 2011
Perdesaan

Perkotaan +
Perdesaan

(3)

(4)

(2)

13

41,39

39,03

40,10

32,15

34,77

33,58

6,16

7,11

6,68

3,95

4,03

3,99

22 30

16,35

15,07

15,65

Jumlah

100,00

100,00

100,00

15 21

tp
://
w

8 14

ht

47

(1)

Sumber: BPS RI Susenas 2011

Tabel 5.2 menyajikan persentase penduduk lansia yang menderita sakit


menurut lamanya sakit. Tabel tersebut memberikan gambaran bahwa sebagian
besar lansia mengalami sakit tidak lebih dari seminggu. Persentase penduduk
lansia yang menderita sakit selama 13 hari sebesar 40,10 persen dan yang
menderita sakit selama 47 hari sebesar 33,58 persen. Sisanya adalah mereka
yang menderita sakit lebih dari seminggu (sekitar 8 sampai dengan 30 hari).
Pola yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun daerah perdesaan.

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

51

Persentase penduduk lansia perkotaan yang mengalami sakit selama 13


hari sebesar 41,39 persen dan yang sakit selama 47

hari sebesar 32,15

persen, sedangkan lansia perdesaan yang mengalami sakit selama 13 hari dan
47 hari masing-masing tercatat sebesar 39,03 persen dan 34,77 persen.
Pada Lampiran Tabel 5.3.3 dapat dilihat persentase lansia yang sakit
menurut lama hari sakit dan provinsi. Pada kelompok lama sakit 13

hari,

persentasenya berkisar antara 29,7251,27 persen dan pada kelompok lama


sakit 47 hari persentasenya berkisar antar 26,9545,19 persen. Pada kelompok
lama sakit lansia antara 13 hari, provinsi yang mempunyai persentase paling
tinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta (51,27 persen), Kalimantan Tengah (50,70
persen) dan Sumatera Selatan (48,30 persen). Sebaliknya, persentase terendah

.id

terdapat di Provinsi Sulawesi Barat (29,72 persen), Nusa Tenggara Timur (32,09

s.
go

persen) dan Papua (32,48 persen). Pada kelompok lama sakit lansia antara 47
hari, provinsi yang mempunyai persentase paling tinggi terdapat di Provinsi

.b
p

Papua (45,19 persen), Nusa Tenggara Timur (42,06 persen) dan Sulawesi Barat

(41,01 persen). Sebaliknya, persentase terendah secara berturut-turut terdapat

Cara Berobat

ht

5.4

tp
://
w

Selatan (28,34 persen).

di Provinsi Bali (26,95 persen), Kalimantan Selatan (28,30 persen) dan Sulawesi

Tindakan seseorang untuk mencari berbagai cara pengobatan dalam


upaya penyembuhan mencerminkan orang tersebut peduli akan kesehatannya.
Cara pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan berobat sendiri atau
mendatangi tempat pelayanan kesehatan, baik modern maupun tradisional,
termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah pasien.
Cara pengobatan sendiri adalah tindakan yang dilakukan seseorang
dengan menggunakan berbagai jenis obat baik obat tradisional, modern,
lainnya (selain obat modern dan tradisional) maupun obat campuran (lebih dari
satu jenis obat). Tabel 5.3 memberikan gambaran tentang lansia yang
mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dideritanya menurut lamanya sakit
dengan jenis obat yang digunakan. Secara umum tampak bahwa berapapun

52

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

lamanya sakit (baik yang kurang dua minggu atau lebih dari dua minggu),
lansia lebih banyak memilih menggunakan obat modern, kemudian diikuti
dengan jenis pengobatan campuran. Pola yang sama juga terjadi di daerah
perkotaan maupun perdesaan.
Tabel 5.3
Persentase Penduduk Lansia yang Berobat Sendiri menurut Tipe Daerah,
Lamanya Sakit, dan Jenis Obat yang Digunakan, 2011
Tipe Daerah/
Lama Sakit

Tradisional

Modern

Lainnya

Campuran

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Perdesaan (D)
< 15 hari
15 21 hari
22-30 hari
Total

10,53
12,11
17,53
11,47

57,35
51,74
39,82
54,92

25,79
25,64
41,18
27,85

100,00
100,00
100,00
100,00

1,00
0,79
1,58
1,07

31,12
35,36
41,07
32,54

100,00
100,00
100,00
100,00

0,92
0,44
1,77
1,01

28,82
31,12
41,12
30,50

100,00
100,00
100,00
100,00

w
w

tp
://
w
9,61
10,51
15,49
10,41

ht

K+D
< 15 hari
15 21 hari
22-30 hari
Total

0,82
0,00
1,99
0,94

.id

64,98
65,91
43,82
62,18

s.
go

8,41
8,45
13,01
9,03

.b
p

Perkotaan (K)
< 15 hari
15 21 hari
22-30 hari
Total

60,65
57,93
41,62
58,08

Sumber: BPS RI Susenas 2011

Pada tahun 2011, obat modern menjadi pilihan utama sebagian besar
penduduk lansia (58,08 persen) dalam rangka mengobati sendiri sakitnya,
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.4. Selain obat modern, lansia juga
menggunakan jenis obat campuran, tradisional dan lainnya dalam mengobati
sendiri

sakitnya,

namun

persentasenya

relatif

rendah.

Mereka

yang

menggunakan obat campuran sebesar 30,50 persen, obat tradisional 10,41


persen, dan obat lainnya hanya 1,01 persen.
Bila dilihat menurut tipe daerah, penggunaan obat modern tidak saja
diminati oleh penduduk lansia yang tinggal di daerah perkotaan (62,18 persen)

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

53

melainkan juga banyak diminati oleh lansia yang tinggal di daerah perdesaan
(54,92 persen).
Tabel 5.4 juga menyajikan persentase penduduk semua umur yang
berobat sendiri menurut jenis obat yang digunakan. Cara berobat sendiri
dengan menggunakan obat modern tidak saja dilakukan oleh mayoritas
penduduk lansia, namun juga dilakukan oleh lebih dari dua per tiga (69,90
persen) penduduk semua umur yang sakit.
Tabel 5.4
Persentase Penduduk Semua Umur dan Penduduk Lansia yang Sakit dan
Berobat Sendiri menurut Jenis Obat yang Digunakan dan Tipe Daerah, 2011
Jenis Obat yang
Digunakan

Penduduk Lansia

Penduduk Semua Umur


D

K+D

K+D

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Tradisional

5,93

8,94

7,62

9,03

11,47

10,41

Modern

75,36

65,60

69,90

62,18

54,92

58,08

Lainnya

0,81

0,98

0,90

0,94

1,07

1,01

Campuran

17,90

24,47

21,58

27,85

32,54

30,50

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

s.
go

.b
p

tp
://
w

Jumlah

(1)

.id

Sumber: BPS RI Susenas 2011

ht

Bila dilihat menurut provinsi, persentase penduduk lansia yang


melakukan pengobatan sendiri dengan menggunakan obat modern berkisar
antara 33,70-78,05 persen (Lampiran Tabel 5.5.3). Tiga provinsi yang
mempunyai persentase penduduk lansia yang menggunakan obat modern
tertinggi adalah Provinsi Gorontalo (78,05 persen), DKI. Jakarta (73,70 persen)
dan Banten (72,63 persen). Dan persentase terendah terdapat di Provinsi Bali
(33,70 persen), Kepulauan Riau (40,51 persen) dan Papua (40,81 persen).
Selain dengan berobat sendiri, seseorang juga dapat mengobati sakitnya
dengan cara berobat jalan. Berobat jalan dapat dilakukan dengan mendatangi
tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap,
termasuk mendatangkan petugas kesehatan. Tabel 5.5 menampilkan proporsi
penduduk semua umur dan penduduk lansia yang berobat jalan menurut jenis
tempat berobat. Tiga tempat yang paling banyak didatangi oleh penduduk
54

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

lansia untuk berobat jalan yaitu praktek tenaga kesehatan sebesar 32,07
persen, puskesmas/puskesmas pembantu (30,89 persen), dan praktek dokter
(30,22 persen).

Tabel 5.5
Proporsi Penduduk Semua Umur dan Penduduk Lansia yang Berobat
Jalan menurut Tempat Berobat dan Tipe Daerah, 2011
Penduduk Semua Umur

Penduduk Lansia

K+D

K+D

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Rumah sakit
pemerintah

6,84

4,53

5,64

11,70

5,88

8,71

Rumah sakit swasta

6,46

2,36

4,33

6,00

2,88

4,39

Praktek Dokter

39,15

20,00

29,20

37,81

30,22

Puskesmas/Pustu

32,29

37,42

20,09

40,11

2,06
2,24

28,46

33,17

30,89

30,49

21,76

41,80

32,07

2,29

2,18

3,06

2,87

2,96

2,59

2,63

3,15

2,90

2,91

tp
://
w

Lainnya

34,46

.b
p

Praktek tenaga
kesehatan
Pengobatan
tradisional

23,07

(1)

.id

s.
go

Tempat Berobat

Sumber: BPS RI Susenas 2011

ht

Pola tersebut sedikit berbeda jika dilihat berdasarkan tipe daerah. Untuk
daerah perdesaan, praktek tenaga kesehatan (41,80 persen) lebih banyak
dikunjungi oleh penduduk lansia untuk berobat jalan dibandingkan ke
puskesmas/pustu (33,17 persen) dan praktek dokter (23,07 persen). Di daerah
perkotaan, proporsi penduduk lansia yang berobat jalan ke tempat praktek
dokter (37,81 persen) lebih besar dibandingkan berobat ke puskesmas/pustu
(28,46 persen) dan praktek tenaga kesehatan (21,76 persen). Tempat berobat
di praktek dokter lebih banyak dikunjungi oleh penduduk lansia di daerah
perkotaan dibandingkan di perdesaan. Hal tersebut karena fasilitas praktek
dokter banyak terdapat di daerah perkotaan.
Untuk penduduk semua umur, Puskesmas/pustu menjadi salah satu
alternatif pilihan yang terjangkau baik dari sisi akses maupun biaya berobat,
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

55

sedangkan untuk penduduk lansia secara umum berobat di praktek tenaga


kesehatan menjadi pilihan. Proporsi penduduk semua umur yang berobat jalan
ke puskesmas/pustu sebesar 34,46 persen (di daerah perkotaan sebesar 32,29
persen dan perdesaan 37,42 persen). Proporsi penduduk lansia yang berobat
jalan ke puskesmas/pustu sebesar 30,89 persen (di daerah perkotaan sebesar
28,46 persen dan perdesaan 33,17 persen).
Proporsi tertinggi lansia yang sakit dan berobat ke puskesmas/pustu
terdapat di Provinsi Papua (74,53 persen), Nusa Tenggara Timur (68,88
persen) dan Maluku (59,20 persen). Sebaliknya, provinsi yang mempunyai
proporsi terendah terdapat di Provinsi Banten (20,21 persen), Sumatera Utara

ht

tp
://
w

.b
p

s.
go

.id

(21,31 persen) dan Jawa Timur (22,89 persen).

56

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

.id
s.
go

ht

tp
://
w

.b
p

KEGIATAN EKONOMI
PENDUDUK LANSIA

.id
s.
go
.b
p
w
w
tp
://
w
ht
58

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

.id
ht

tp
://
w

.b
p

s.
go

Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting


dalam pembangunan, yaitu sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sebagai
pelaku pembangunan harus terampil dan berpengetahuan sesuai dengan
perannya. Sebagai tujuan pembangunan, munusia harus menyadari bahwa
semua ditujukan untuk meningkatkan derajat ketenagakerjaan manusia
Indonesia. Peranan dan kedudukan tenaga kerja demikian mulianya, kalau
seandainya manusia menyadari sepenuhnya tentang ketenagakerjaan tersebut.
Salah satu bagian dari penduduk adalah penduduk lansia. Penduduk
lansia yang terlibat aktif dalam ketenagakerjaan merupakan penduduk lansia
potensial yaitu penduduk lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa. Sehingga
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

59

lansia potensial mampu mencari nafkah sendiri dan keluarganya. Di sisi lain,
secara normatif penduduk lansia merupakan kelompok penduduk yang
seyogyanya tinggal menikmati masa tuanya tanpa harus bekerja. Kenyataannya
masih banyak dijumpai lansia yang bekerja baik itu karena tuntutan hidup atau
karena alasan lain.
Usaha pemberdayaan penduduk lansia merupakan salah satu usaha
melatih kemandirian, baik dari aspek ekonomis, pemenuhan psikologi, sosial,
budaya dan kesehatan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
1998 Bab II Pasal 3 yang menyebutkan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan
sosial lansia diarahkan agar lansia tetap dapat diberdayakan sehingga berperan
dalam

kegiatan

pembangunan

dengan

memperhatikan

fungsi,

kearifan,

.id

pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya,

s.
go

serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial lansia. Bagi


penduduk lansia produktif, hak mendapatkan kesempatan kerja juga tercantum

.b
p

pada UU tersebut Bab III Pasal 5 Ayat (2) c. Selanjutnya pada Bab VI Pasal 15

Ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya, pemerintah

memberikan pelayanan kesempatan kerja bagi lanjut usia potensial untuk

tp
://
w

memberi peluang bagi pendayagunaan pengetahuan, keahlian, kemampuan,


keterampilan, dan pengalaman yang dimilikinya yang dilaksanakan pada sektor

ht

formal dan nonformal, melalui perseorangan, kelompok/organisasi, atau


lembaga, baik pemerintah maupun masyarakat.
Agar kebijaksanaan ketenagakerjaan penduduk lansia dapat lebih
terarah, maka pada bagian ini disajikan gambaran secara makro khusus
mengenai kegiatan ekonomi penduduk lanjut usia. Selain itu disajikan pula
mengenai indikator ketenagakerjaan yang mencakup partisipasi angkatan kerja,
tingkat patisipasi angkatan kerja (TPAK), lapangan usaha, jumlah jam kerja dan
besaran upah.
6.1 Partisipasi Angkatan Kerja
Penduduk dibedakan menjadi dua kelompok ketenagakerjaan, yaitu
penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja

60

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Penduduk bukan usia kerja
adalah penduduk yang berusia sampai dengan 15 tahun. Penduduk usia kerja
ini juga dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan mencari
pekerjaan (menganggur). Sedangkan yang bukan angkatan kerja yaitu
penduduk sedang sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya.
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja, mencari pekerjaan/
mempersiapkan usaha, mereka yang putus asa mencari pekerjaan dan tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan, serta mereka yang punya pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja. Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk
yang pada periode rujukan tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi, baik

.id

karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya (pensiun, penerima

s.
go

transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank, jompo atau alasan yang lain).


Angkatan kerja lansia merupakan penduduk lansia yang bekerja dan

.b
p

mencari pekerjaan (penganggur). Penduduk lansia ini sering disebut penduduk

lansia potensial. Mereka tergolong sebagai penduduk lansia yang produktif dan

mandiri. Penduduk lansia potensial banyak ditemukan di negara berkembang

tp
://
w

dan negara-negara yang belum memiliki tunjangan sosial untuk hari tua.
Mereka berusaha tetap bekerja dalam upaya memenuhi tuntutan hidup maupun

ht

mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya.


Berdasarkan data hasil Sakernas Agustus 2011, penduduk lansia
Indonesia masih banyak yang tergolong sebagai lansia produktif (Tabel 6.1).
Dari jumlah keseluruhan penduduk lansia sekitar 45,41 persen diantaranya
masih bekerja, sedangkan sisanya melakukan kegiatan mengurus rumah tangga
(28,69 persen), lainnya (24,24 persen) dan menganggur (1,67 persen).
Tingginya partisipasi penduduk lansia yang bekerja, antara lain untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga, mengisi waktu luang, dan
menjaga kesehatan badan.

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

61

Tabel 6.1
Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia
menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Jenis Kegiatan Utama
Seminggu Terakhir, 2011
Lainnya

Jumlah

(3)

(4)

(5)

(6)

- Penduduk 15 Tahun Ke Atas


Perkotaan (K)
Laki-laki (L)
76,09
Perempuan (P)
46,21
L+P
61,13

6,23
4,74
5,48

2,37
37,25
19,83

15,31
11,80
13,55

100,00
100,00
100,00

Perdesaan (D)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

82,59
50,69
66,60

3,70
3,25
3,48

1,45
35,38
18,46

12,26
10,68
11,47

100,00
100,00
100,00

K+D
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

79,32
48,44
63,85

4,97
4,00
4,48

1,91
36,32
19,15

13,79
11,24
12,51

100,00
100,00
100,00

- Penduduk Lansia
Perkotaan (K)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

53,17
26,69
38,99

2,95
1,71
2,29

10,86
51,61
32,67

33,02
20,00
26,05

100,00
100,00
100,00

69,27
35,85
51,46

1,21
0,97
1,09

5,56
41,90
24,92

23,96
21,28
22,53

100,00
100,00
100,00

61,47
31,39
45,41

2,06
1,33
1,67

8,13
46,63
28,69

28,35
20,66
24,24

100,00
100,00
100,00

Bekerja Penganggur

K+D
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

s.
go

.b
p

tp
://
w

ht

Perdesaan (D)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

(2)

(1)

.id

Mengurus
Rumah
Tangga

Tipe Daerah/
Jenis Kelamin

Sumber: BPS RI Sakernas Agustus 2011

Bila ditinjau menurut tipe daerah, proporsi lansia yang bekerja di daerah
perdesaan (51,46 persen) lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan (38,99
persen). Hal ini terjadi karena umumnya penduduk lansia yang berada di
daerah perdesaan mempunyai tingkat ekonomi yang lebih rendah dibandingkan
lansia di perkotaan, sehingga mereka harus tetap bekerja demi memenuhi
62

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

kebutuhan ekonomi rumah tangga. Selain itu, umumnya pekerjaan di


perdesaan bersifat informal yang tidak memerlukan persyaratan khusus,
sedangkan di perkotaan lebih banyak pekerjaan yang bersifat formal sehingga
diperlukan beberapa persyaratan yang umumnya tidak dapat dipenuhi oleh
penduduk lansia, seperti faktor umur dan pendidikan yang lebih tinggi.
Ditinjau menurut jenis kelamin, mayoritas penduduk lansia yang bekerja
adalah lansia laki-laki (61,47 persen), sedangkan lansia perempuan lebih
banyak yang mengurus rumah tangga (46,63 persen) dibandingkan dengan
yang bekerja (31,39 persen).
Pada Tabel 6.1 juga disajikan kegiatan yang dilakukan oleh penduduk
berumur 15 tahun ke atas. Mayoritas penduduk ini melakukan kegiatan bekerja

.id

(63,85 persen). Proporsi penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja lebih besar

s.
go

proporsinya bila dibandingkan dengan penduduk lansia. Hal ini wajar mengingat
penduduk 15 tahun ke atas termasuk penduduk yang tergolong usia produktif.

.b
p

Pada usia tersebut sebagian besar mereka bekerja karena lebih bertanggung

jawab terhadap perekonomian keluarga.

tp
://
w

Jenis kegiatan yang juga termasuk dalam angkatan kerja adalah


penganggur. Persentase lansia yang menganggur sangat rendah yaitu hanya
sekitar

1,67

persen.

Rendahnya

persentase

lansia

yang

menganggur

ht

disebabkan karena banyak lansia yang masih bekerja, sedangkan bagi lansia
yang sudah lemah fisiknya hanya melakukan kegiatan lainnya yang termasuk ke
dalam bukan angkatan kerja.
Bila dilihat penganggur pada penduduk 15 tahun ke atas proporsinya
lebih besar (4,48 persen) dibandingkan penduduk lansia. Pada penduduk 15
tahun ke atas sulitnya menemukan lapangan pekerjaan yang mencari tenaga
kerja baru. Kebanyakan dari lapangan kerja yang ada tidak membutuhkan
tenaga kerja baru.
Di sisi lain, Tabel 6.1 juga menampilkan gambaran mengenai kegiatan
penduduk lansia yang bukan angkatan kerja yaitu mereka yang mengurus
rumah tangga dan melakukan kegiatan lainnya. Dari kedua kegiatan tersebut,
lansia yang melakukan kegiatan mengurus rumah tangga sedikit lebih tinggi
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

63

persentasenya (28,69 persen) dibandingkan lansia yang melakukan kegiatan


lainnya (24,24 persen). Kegiatan lainnya yang dimaksud dalam hal ini
mencakup berbagai kegiatan selain kegiatan bekerja, mencari pekerjaan, dan
mengurus rumah tangga. Kegiatan lainnya pada lansia mencakup antara lain
kegiatan santai, rekreasi, olahraga, hiburan, kegiatan sosial dan kegiatan
keagamaan yang antara lain berupa kegiatan pengajian atau kebaktian dan
kegiatan kemasyarakatan.
Sementara itu, persentase penduduk 15 tahun ke atas yang melakukan
kegiatan lainnya sebesar 12,51 persen, meliputi kegiatan olahraga, kursus,
hiburan dan sejenisnya termasuk kegiatan bersekolah. Proporsi penduduk lansia
yang melakukan kegiatan lainnya lebih besar daripada penduduk 15 tahun ke

.id

atas karena sebagian besar lansia termasuk kelompok penduduk non produktif.

s.
go

Secara fisik kondisi lansia juga sudah melemah sehingga banyak dari mereka

.b
p

yang melakukan kegiatan lainnya dibandingkan penduduk pada umumnya.

Partisipasi

Angkatan

tp
://
w

Tingkat

6.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)


Kerja

(TPAK)

didefinisikan

sebagai

perbandingan antara angkatan kerja dengan seluruh penduduk usia kerja. Pada

ht

kelompok lansia, TPAK merupakan penduduk lansia yang terlibat kegiatan


ekonomi, yaitu proporsi lansia yang bekerja dan lansia yang mencari kerja
terhadap penduduk lansia itu sendiri.
Pada tahun 2011 tampak bahwa penduduk lansia yang terlibat kegiatan
ekonomi relatif cukup besar. Hal ini tercermin dari TPAK penduduk lansia
sebesar 47,07 persen, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.1. Tingginya
TPAK penduduk lansia terutama terlihat di daerah perdesaan yaitu sebesar
52,55 persen, sedangkan di daerah perkotaan sebesar 41,28 persen. Bila
ditinjau menurut jenis kelamin, TPAK penduduk lansia laki-laki hampir dua kali
lipat lebih tinggi dibandingkan lansia perempuan (63,53 persen berbanding
32,72 persen). Hal ini terjadi karena umumnya laki-laki sebagai kepala rumah
tangga yang harus bekerja sedang perempuan sebagai ibu rumah tangga yang
biasanya mengurus rumah tangga.
64

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

80
60
40

70,49
63,53

56,12

52,55
41,28

47,07

36,82

32,72

28,39

20
0
Perkotaan
Laki-laki

Perdesaan
Perempuan

Perkotaan+Perdesaan

Laki-laki+Perempuan

Sumber: BPS RI Sakernas Agustus 2011

s.
go

.id

Gambar 6.1 TPAK Penduduk Lansia menurut Tipe Daerah


dan Jenis Kelamin, 2011

TPAK penduduk lansia pada masing-masing provinsi bervariasi dengan

.b
p

persentase berkisar antara 37,0058,78 persen, seperti yang ditunjukkan pada

Lampiran Tabel 6.1. Tiga provinsi yang memiliki TPAK penduduk lansia tertinggi

tp
://
w

adalah Provinsi Papua (58,78 persen), Maluku (58,16 persen) dan Sulawesi
Tengah (56,34 persen). Sementara itu, tiga provinsi yang memiliki TPAK
penduduk lansia terendah adalah DKI Jakarta (37,00 persen), Jawa Barat

ht

(38,10 persen) dan Aceh (38,73 persen). Di daerah perkotaan, TPAK penduduk
lansia pada masing-masing provinsi berkisar antara 29,64 - 50,33 persen,
sedangkan di daerah perdesaan angka tersebut lebih tinggi dengan persentase
berkisar antara 34,67 - 65,86 persen.
6.3 Lapangan Usaha
Lapangan usaha menunjukkan bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha
dimana seseorang bekerja. Lapangan usaha mencakup banyak sektor, namun
ulasan pada bab ini diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu pertanian
(Agriculture), industri (Manufacturing) dan jasa (Service). Kelompok lapangan
usaha pertanian mencakup sektor pertanian, kelompok industri mencakup
sektor

pertambangan/penggalian,

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

industri,

listrik/gas/air

dan

konstruksi,

65

sedangkan kelompok jasa terdiri dari sektor perdagangan, transportasi/


komunikasi, keuangan, jasa dan lainnya. Ketiga kelompok sektor ini dikenal
sebagai sektor A (Agriculture), M (Manufacturing) dan S (Services).
Tabel 6.2 menyajikan persentase pekerja penduduk 15 tahun ke atas dan
pekerja lansia berdasarkan kelompok lapangan usaha. Dari tiga kelompok sektor
yang ada, sebagian besar penduduk lansia bekerja pada sektor pertanian yaitu
sebesar 60,92 persen. Sementara itu, hanya sebagian kecil dari lansia yang
bekerja di sektor jasa (28,80 persen) dan sektor industri (10,28 persen). Hal ini
menggambarkan bahwa sektor pertanian masih menjadi tumpuan sebagian
besar pekerja lansia untuk peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan mereka.
Tingginya persentase penduduk lansia yang bekerja di sektor pertanian

.id

antara lain terkait dengan tingkat pendidikan penduduk lansia yang pada

s.
go

umumnya masih rendah. Lapangan pekerjaan sektor pertanian terbuka untuk


semua kalangan dan tanpa prasyarat pendidikan. Berbeda dengan penduduk 15

.b
p

tahun ke atas yang umumnya bekerja pada sektor jasa (43,54 persen),

kemudian sektor pertanian (35,86 persen) dan sisanya bekerja pada sektor

tp
://
w

industri sebesar 15,61 persen (Tabel 6.2).

ht

Tabel 6.2
Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia yang
Bekerja menurut Kelompok Lapangan Usaha dan Tipe Daerah, 2011
Kelompok
Lapangan Usaha

Penduduk 15 Tahun Ke
Atas

Penduduk Lansia

K+D

K+D

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Pertanian (A)

11,45

58,43

35,86

34,52

79,82

60,92

Industri (M)

25,99

15,61

20,60

14,42

7,31

10,28

Jasa (S)

62,56

25,96

43,54

51,06

12,87

28,80

Jumlah

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

(1)

Sumber: BPS RI Sakernas Agustus 2011

66

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

Pada Tabel 6.2 juga ditunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola struktur
lapangan usaha penduduk lansia di daerah perkotaan dengan perdesaan. Di
daerah perkotaan, mayoritas lansia bekerja di kelompok sektor jasa (51,06
persen), sedangkan lansia yang bekerja di sektor pertanian

dan industri

masing-masing hanya sebesar 34,52 persen dan 14,42 persen. Sementara itu,
di daerah perdesaan hampir 80 persen lansia bekerja pada sektor pertanian dan
sisanya sebesar 12,87 persen bekerja pada sektor jasa dan 7,31 persen pada
sektor industri. Terdapat perbedaan pola struktur lapangan usaha penduduk
lansia dan penduduk 15 tahun ke atas di daerah perkotaan. Penduduk lansia
yang bekerja di sektor jasa-jasa sebesar 51,06 persen, kemudian sektor
pertanian sebesar 34,52 persen dan sektor industri sebesar 14,42 persen.

.id

Sedangkan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor


jasa sebesar 62,56 persen, kemudian sektor industri (25,99 persen) dan sektor

s.
go

pertanian sebesar 11,45 persen.

.b
p

Lampiran Tabel 6.2.3 menyajikan struktur pekerjaan penduduk lansia

pada setiap provinsi. Pola struktur pekerjaan penduduk lansia pada setiap

provinsi menunjukkan kondisi yang serupa dengan pola secara nasional dimana

tp
://
w

sektor pertanian mendominasi pekerja lansia (berkisar antara 39,5383,96


persen), kecuali di Provinsi Kepulauan Riau (31,62 persen), DKI Jakarta (0,93

ht

persen) dan Banten (40,78 persen). Penduduk lansia di ketiga provinsi tersebut
lebih banyak yang bekerja di sektor jasa-jasa dibandingkan bekerja di sektor
pertanian.
Pola struktur pekerjaan penduduk lansia di daerah perkotaan secara
nasional sejalan dengan sektor yang diandalkan oleh penduduk lansia di daerah
perkotaan pada masing-masing provinsi, yaitu terbesar pada sektor jasa,
setelah itu disusul oleh sektor pertanian dan industri, kecuali di Provinsi
Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Barat. Penduduk lansia
perkotaan di empat provinsi tersebut masih bergantung pada sektor pertanian
sebagai andalan utama, seperti yang disajikan pada Lampiran Tabel 6.2.1.
Sementara itu, pada Lampiran Tabel 6.2.2 tampak bahwa sektor pertanian
masih merupakan andalan utama penduduk lansia di daerah perdesaan pada
semua provinsi, disusul oleh kelompok sektor jasa dan industri.
Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

67

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebagian besar


penduduk lansia terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, dalam memasuki pasar kerja penduduk lansia kalah bersaing dengan
penduduk yang lebih muda dan berpendidikan tinggi. Hal ini terjadi karena
persentase penduduk lansia yang berpendidikan rendah relatif tinggi (Bab 4).
Oleh sebab itu, mayoritas lansia hanya dapat bekerja pada pekerjaan yang
tidak menuntut pendidikan tinggi seperti pada sektor pertanian. Keadaan ini
tercermin pada Tabel 6.3. Lebih dari 90 persen penduduk lansia yang
berpendidikan tamat SD ke bawah bekerja di sektor pertanian, dan hanya
sebesar 3,21 persen penduduk lansia yang berpendidikan SMA ke atas yang
bekerja di sektor ini. Gambaran ini secara umum mendukung dugaan

.id

sebelumnya yaitu bahwa bertumpuknya pekerja lansia di sektor pertanian


berkaitan dengan akses untuk memperoleh pekerjaan di sektor ini yang jauh

s.
go

lebih mudah (bahkan tanpa syarat pendidikan) dibandingkan dengan sektor

.b
p

lainnya yang pada umumnya mensyaratkan kualifikasi/tingkat ketrampilan dan


pendidikan tertentu.

Penduduk 15 Tahun Ke Atas

ht

Pendidikan
Tertinggi yang
Ditamatkan

tp
://
w

Tabel 6.3
Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia yang
Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan
Kelompok Lapangan Usaha, 2011

Pertanian

Industri

(2)

(3)

Jasajasa
(4)

10,87

2,34

24,90

SD

Penduduk Lansia
Pertanian

Industri

(5)

(6)

Jasajasa
(7)

2,03

26,39

18,77

15,80

12,04

8,93

38,50

34,31

27,56

38,89

29,62

20,19

27,83

28,59

27,85

SMP

15,58

23,71

19,30

4,06

8,96

11,40

SM

9,17

28,75

33,24

2,58

7,12

11,98

PT

0,60

3,54

16,31

0,63

2,24

5,42

100,00

100,00

(1)

Tdk/Blm Pernah
Sekolah
Tdk/Blm Tamat SD

Jumlah

100,00

100,00

100,00

100,00

Sumber: BPS RI Sakernas Agustus 2011

68

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

Pada Tabel 6.3 juga menyajikan persentase penduduk 15 tahun ke atas


yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan kelompok
lapangan usaha. Secara umum, sebagian besar penduduk yang berusia 15
tahun ke atas yang bekerja di sektor jasa-jasa dan berpendidikan SMP ke atas
68,85 persen, sedang penduduk lansia yang bekerja di sector jasa dan
berpendidikan SMP ke atas adalah 28,80 persen.
6.4 Status Pekerjaan
Jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan disebut sebagai status
pekerjaan. Pada Tabel 6.4 disajikan persentase penduduk lansia yang bekerja
menurut status pekerjaan. Secara umum dari keseluruhan jumlah penduduk lansia

.id

yang bekerja, sebagian besar lansia bekerja dengan status berusaha dibantu

s.
go

buruh yaitu sebesar 42,24 persen, selanjutnya disusul oleh penduduk lansia yang
berusaha sendiri sebesar 24,46 persen dan yang bekerja dengan tidak dibayar

.b
p

sebesar 14,87 persen. Sementara itu, penduduk lansia yang bekerja dengan status

pekerjaan lainnya masing-masing masih dibawah 10 persen yaitu sebagai pekerja

tp
://
w

bebas (9,74 persen), dan sebagai buruh/karyawan (8,68 persen).

Tipe Daerah/
Jenis Kelamin
(1)

ht

Tabel 6.4
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Tipe Daerah, Jenis
Kelamin, dan Status Pekerjaan, 2011
Berusaha
Pekerja
Berusaha
Buruh/
Pekerja
Dibantu
Tidak Di
Sendiri
Karyawan Bebas
Buruh
bayar
(2)

(3)

(4)

Perkotaan (K)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

26,72
36,21
30,20

39,97
22,79
33,68

17,81
10,97
15,30

Perdesaan (D)
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

18,35
23,76
20,36

63,15
23,32
48,37

K+D
Laki-laki (L)
Perempuan (P)
L+P

21,86
28,91
24,46

53,44
23,10
42,24

(5)

Jumlah

(6)

(7)

9,50
8,41
9,10

6,00
21,61
11,72

100,00
100,00
100,00

4,53
2,96
3,95

10,51
9,66
10,19

3,46
40,30
17,13

100,00
100,00
100,00

10,09
6,28
8,68

10,09
9,14
9,74

4,52
32,56
14,87

100,00
100,00
100,00

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

69

Banyaknya penduduk lansia yang bekerja dengan status berusaha


dibantu buruh terlihat jelas di daerah perdesaan. Dari total penduduk lansia di
perdesaan yang bekerja, hampir separuhnya (48,37 persen) berusaha dibantu
buruh. Pola ini juga berlaku pada penduduk lansia di daerah perkotaan. Di
daerah perkotaan lansia yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh
sebesar 33,68 persen, diikuti yang berusaha sendiri sebesar 30,20 persen. Di
daerah perkotaan lansia yang bekerja sebagai buruh/karyawan (15,30 persen)
lebih besar dibandingkan di perdesaan (3,95 persen), sedangkan lansia yang
bekerja sebagai pekerja tidak dibayar di daerah perdesaan (17,13 persen) lebih
tinggi dibandingkan daerah perkotaan (11,72 persen). Umumnya mereka
adalah para lansia yang membantu pekerjaan suami/keluarganya di sektor

.id

pertanian atau pada usaha keluarga lainnya. Di daerah perdesaan, persentase


lansia perempuan yang bekerja dengan status sebagai pekerja tidak dibayar

s.
go

sebesar 40,30 persen (Tabel 6.4).

.b
p

Jika dirinci berdasarkan jenis kelamin, persentase lansia yang bekerja

dengan status berusaha dibantu buruh lebih didominasi oleh lansia laki-laki

tp
://
w

maupun di daerah perkotaan.

yaitu sebesar 53,44 persen. Pola yang sama terjadi baik di daerah perdesaan

Bila dilihat menurut provinsi, sebagian besar provinsi mempunyai

ht

struktur status pekerjaan yang sama dengan nasional, yaitu mayoritas


penduduk lansia bekerja dengan status berusaha dibantu buruh seperti yang
ditunjukkan pada Lampiran Tabel 6.3.3.
6.5 Jumlah Jam Kerja
Produktivitas seseorang dalam bekerja dapat dilihat melalui jumlah jam
kerja yang ditekuninya. Seyogianya, penduduk lansia yang bekerja dapat
bekerja dengan jam kerja hanya paruh waktu mengingat kondisi fisik yang
mulai melemah. Namun pada kenyataannya masih banyak lansia yang bekerja
dengan jam kerja penuh atau jumlah jam kerja 35 jam ke atas selama
seminggu terakhir.

70

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

Gambar 6.2 menunjukkan bahwa dari jumlah keseluruhan penduduk


lansia yang bekerja, hampir separuhnya (42,51 persen) bekerja dengan jam
kerja penuh atau jumlah jam kerja 35 jam ke atas selama seminggu terakhir.
Sementara itu, penduduk lansia yang bekerja dengan jumlah jam kerja antara
15-34 jam seminggu sebesar 41,01 persen dan mereka yang bekerja dengan
jumlah jam kerja kurang dari 15 jam seminggu hanya sebesar 16,48 persen.

54,92

60

48,03

50

41,01 42,51

40

33,63

31,20

30
18,34

16,48

13,88

.id

20

0
Perkotaan

s.
go

10

Perdesaan
15 - 34

35 +

.b
p

0 - 14

Perkotaan+Perdesaan

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011

tp
://
w

Gambar 6.2 Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Tipe Daerah
dan Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu Terakhir, 2011

ht

Persentase lansia yang bekerja dengan jam kerja penuh di daerah


perkotaan (54,92 persen) lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan (33,63
persen). Sebaliknya, persentase lansia yang bekerja dengan jam kerja selama
014 jam dan 1534 jam per minggu di daerah perdesaan lebih tinggi
dibandingkan daerah perkotaan. Hal ini sesuai dengan sektor dominan di
perdesaan adalah pertanian yang tidak mempunyai target waktu kerja per hari
seperti sektor formal (jasa dan industri).
Bila dilihat menurut jenis kelamin, tingkat produktivitas pekerja lansia lakilaki cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan lansia perempuan, hal ini
tercermin dari lebih rendahnya proporsi lansia perempuan yang bekerja di atas
jam kerja normal (lebih dari 35 jam). Tabel 6.5 menunjukkan bahwa, pekerja

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

71

lansia laki-laki yang bekerja dengan jam kerja penuh mencapai 46,81 persen,
sedangkan pekerja lansia perempuan persentasenya hanya sebesar 35,17 persen.
Tabel 6.5
Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas dan Penduduk Lansia yang
Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja Selama Seminggu Terakhir dan
Jenis Kelamin, 2011
Jumlah Jam
Kerja

Penduduk 15 Tahun Ke Atas

Penduduk Lansia

L+P

L+P

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

0 14

6,39

12,89

8,86

13,46

21,64

16,48

15 34

24,64

32,96

27,81

39,73

43,19

41,01

35 +

68,96

54,14

63,33

46,81

35,17

42,51

Jumlah

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

s.
go

100,00

.b
p

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011

.id

Sebaliknya, persentase lansia perempuan yang bekerja dengan jumlah

jam kerja 014 jam dan 1534 jam lebih tinggi dibandingkan lansia laki-laki.

tp
://
w

Persentase lansia perempuan yang bekerja dengan jumlah jam kerja 014 jam
sebesar 21,64 persen dan jumlah jam kerja 15-34 jam sebesar 43,19 persen.

ht

Sementara itu, lansia laki-laki yang bekerja 014 jam sebesar 13,46 persen dan
yang bekerja 1534 jam sebesar 39,73 persen. Dominasi penduduk lansia yang
bekerja dengan jam kerja penuh lebih dari separuh provinsi (18 provinsi) di
Indonesia (Lampiran Tabel 6.4.3). Untuk penduduk 15 tahun ke atas, sebagian
besar (63,33 persen) dari mereka bekerja dengan jam kerja penuh, laki-laki
68,96 persen dan perempuan 54,14 persen.

72

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

tp
://
w

ht
.b
p

TABEL LAMPIRAN
.id

s.
go

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

Tabel 3.1.1
Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Provinsi dan
Kelompok Umur (Tahun), 2011
Laki - Laki

Kelompok Umur (Tahun)


60-69

70-79

80+

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

9,15
10,00
10,14
8,89
7,57
9,87
10,08
9,71
10,31
10,57

2,76
3,15
3,88
2,48
2,29
3,10
3,18
3,42
2,96
3,47

3,50
3,39
4,39
2,87
2,23
3,72
3,63
3,52
3,46
4,21

1,39
1,32
2,13
1,00
1,22
1,40
1,69
1,35
1,51
2,01

0,50
0,48
0,67
0,31
0,28
0,47
0,54
0,45
0,54
0,79

5,40
5,19
7,19
4,18
3,73
5,58
5,86
5,32
5,52
7,01

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

10,43
10,47
9,38
12,88
13,14
13,28

3,42
3,49
2,95
4,44
4,96
4,63

3,26
4,51
3,08
5,64
6,18
5,67

1,38
1,71
1,14
2,81
4,16
2,72

0,28
0,57
0,22
1,12
1,30
0,89

4,92
6,79
4,45
9,57
11,65
9,28

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

11,55
10,14
9,27

3,63
3,40
3,07

5,84
4,54
4,30

2,41
1,84
2,25

0,96
0,50
0,71

9,20
6,88
7,25

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

9,44
9,79
10,37
10,42

3,15
2,60
2,78
2,80

3,95
3,32
3,20
3,13

1,58
1,22
1,34
0,80

0,34
0,36
0,43
0,32

5,86
4,91
4,97
4,25

11,59
9,72
9,48
9,26
8,23
8,01

4,47
2,91
3,00
3,22
2,42
2,61

5,00
3,95
3,86
4,65
3,58
3,93

2,11
1,14
1,40
2,08
1,65
1,33

0,74
0,39
0,35
0,63
0,40
0,49

7,85
5,49
5,61
7,36
5,63
5,75

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

8,92
8,24
8,84
9,10

2,74
3,01
1,65
2,39

3,96
2,90
1,55
2,76

1,54
1,35
0,38
0,48

0,48
0,34
0,10
0,13

5,98
4,59
2,04
3,37

INDONESIA

10,90

3,61

4,43

1,95

0,65

7,03

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

s.
go

.b
p

tp
://
w

(1)

.id

55-59

60+

45-54

ht

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

75

Tabel 3.1.2
Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Provinsi dan
Kelompok Umur (Tahun), 2011
Perempuan

Kelompok Umur (Tahun)


60-69

70-79

80+

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

9,20
10,65
11,47
8,70
7,34
9,90
9,96
9,99
10,19
10,97

2,80
3,12
4,23
2,44
2,07
2,96
2,93
3,37
2,84
3,11

4,11
3,94
4,70
2,44
1,95
3,16
3,91
4,15
3,64
4,35

1,52
1,81
2,90
1,07
0,86
1,62
1,85
1,35
1,83
2,20

0,73
0,89
1,40
0,45
0,28
0,65
0,87
0,88
0,74
0,84

6,36
6,63
9,01
3,95
3,09
5,44
6,63
6,37
6,22
7,39

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

11,51
10,91
9,29
13,04
13,27
13,51

3,21
3,22
2,56
4,25
4,47
4,33

3,37
4,49
3,13
6,06
7,38
6,42

1,52
2,12
1,20
3,69
4,48
3,64

0,51
0,70
0,47
1,36
2,39
1,43

5,40
7,31
4,80
11,11
14,25
11,49

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

11,86
9,45
9,71

4,13
3,46
3,10

5,90
4,85
4,58

3,19
2,02
2,31

1,27
0,68
1,01

10,36
7,55
7,91

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

9,71
9,11
11,03
9,68

3,19
2,38
2,95
2,47

3,92
2,83
4,34
2,52

1,40
1,18
1,72
0,90

0,58
0,48
0,65
0,37

5,89
4,49
6,71
3,78

11,79
10,00
9,21
10,04
7,99
8,39

4,68
3,00
2,95
3,58
3,00
2,95

4,91
4,55
3,80
5,54
4,26
3,74

3,22
1,49
1,55
2,72
1,96
1,47

0,95
0,43
0,66
1,02
0,81
0,70

9,08
6,46
6,00
9,27
7,02
5,91

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

9,30
8,55
7,14
8,18

3,24
2,90
1,62
2,46

4,04
3,27
1,26
2,11

1,62
1,28
0,30
0,56

0,80
0,49
0,07
0,19

6,46
5,04
1,63
2,86

INDONESIA

11,19

3,48

4,75

2,44

0,95

8,13

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

s.
go

.b
p

tp
://
w

(1)

.id

55-59

60+

45-54

ht

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

76

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 3.1.3
Persentase Penduduk Pra Lansia dan Lansia menurut Provinsi dan
Kelompok Umur (Tahun), 2011
Laki-laki+Perempuan

Kelompok Umur (Tahun)


60-69

70-79

80+

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

9,17
10,32
10,80
8,79
7,45
9,89
10,02
9,85
10,25
10,76

2,78
3,14
4,05
2,46
2,18
3,03
3,06
3,40
2,90
3,30

3,81
3,66
4,54
2,66
2,09
3,45
3,77
3,82
3,55
4,28

1,46
1,56
2,51
1,03
1,04
1,51
1,77
1,35
1,67
2,10

0,62
0,68
1,03
0,38
0,28
0,55
0,70
0,66
0,64
0,82

5,88
5,90
8,09
4,07
3,41
5,51
6,23
5,83
5,86
7,20

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

10,97
10,68
9,33
12,96
13,20
13,39

3,31
3,36
2,76
4,34
4,71
4,48

3,32
4,50
3,11
5,85
6,80
6,05

1,45
1,91
1,17
3,25
4,33
3,18

0,39
0,63
0,34
1,24
1,86
1,16

5,16
7,05
4,62
10,34
12,99
10,40

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

11,71
9,78
9,49

3,88
3,43
3,08

5,87
4,70
4,44

2,80
1,93
2,28

1,12
0,59
0,86

9,78
7,23
7,58

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

9,58
9,46
10,70
10,06

3,17
2,49
2,86
2,64

3,93
3,08
3,77
2,84

1,49
1,20
1,53
0,85

0,45
0,42
0,54
0,34

5,88
4,70
5,84
4,03

11,69
9,86
9,35
9,66
8,11
8,20

4,58
2,96
2,98
3,41
2,71
2,78

4,96
4,25
3,83
5,10
3,92
3,83

2,65
1,32
1,47
2,41
1,80
1,40

0,84
0,41
0,50
0,83
0,60
0,60

8,45
5,97
5,80
8,34
6,32
5,83

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

9,11
8,39
8,04
8,65

2,98
2,96
1,64
2,42

4,00
3,07
1,42
2,45

1,58
1,32
0,34
0,52

0,64
0,41
0,09
0,16

6,22
4,81
1,85
3,12

INDONESIA

11,04

3,54

4,59

2,19

0,80

7,58

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

s.
go

.b
p

tp
://
w

(1)

.id

55-59

60+

45-54

ht

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

77

Tabel 3.2
Rasio Ketergantungan Penduduk Tua menurut Provinsi, Tipe Daerah
dan Jenis Kelamin, 2011
Perkotaan (K)

Perdesaan (D)

K+D

Provinsi

Lakilaki
(L)

Perempuan
(P)

L+P

Lakilaki
(L)

Perempuan
(P)

L+P

Lakilaki
(L)

Perempuan
(P)

L+P

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

8,66
8,94
12,36
6,69
5,55
9,05
8,96
7,84
8,62
10,67

10,19
10,40
14,51
6,22
4,65
8,05
10,67
10,39
9,81
11,97

9,44
9,68
13,45
6,45
5,09
8,55
9,81
9,05
9,21
11,32

8,85
8,38
12,09
6,81
6,28
8,79
9,43
8,63
8,78
11,25

10,19
11,26
15,17
6,28
4,44
8,56
10,43
9,67
9,86
11,62

9,52
9,80
13,62
6,55
5,38
8,67
9,91
9,13
9,30
11,43

8,80
8,66
12,20
6,76
5,68
8,86
9,26
8,24
8,73
11,11

10,19
10,83
14,91
6,26
4,61
8,40
10,52
10,03
9,84
11,72

9,50
9,74
13,55
6,51
5,14
8,64
9,88
9,09
9,27
11,40

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

7,06
10,62
7,20
15,06
18,14
14,49

7,56
11,50
6,82
17,65
21,41
17,51

7,31
11,05
7,01
16,37
19,82
16,03

11,04
6,23
15,65
17,52
14,43

11,50
8,43
17,57
23,44
17,90

11,26
7,29
16,62
20,53
16,19

7,06
10,76
6,88
15,38
17,94
14,46

7,56
11,50
7,33
17,61
22,07
17,72

7,31
11,12
7,10
16,51
20,06
16,11

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

14,50
11,26
13,16

15,91
12,25
12,52

15,21
11,79
12,82

14,81
11,89
13,80

16,32
11,95
14,64

15,57
11,92
14,23

14,62
11,62
13,67

16,07
12,07
14,20

15,35
11,87
13,94

9,71
7,84
7,78
6,70

9,12
6,79
10,12
5,66

9,41
7,31
8,96
6,20

9,64
7,66
7,75
6,31

9,52
7,16
10,48
6,18

9,58
7,42
9,11
6,25

9,66
7,72
7,76
6,55

9,39
7,03
10,32
5,85

9,53
7,39
9,05
6,22

11,97
8,76
9,25
11,96
9,84
9,71

14,66
10,35
9,51
15,09
12,67
9,75

13,32
9,58
9,38
13,61
11,27
9,73

12,84
8,98
9,35
12,65
9,93
10,00

14,05
10,42
9,97
15,09
11,97
10,06

13,42
9,69
9,65
13,91
10,95
10,03

12,45
8,90
9,32
12,40
9,90
9,92

14,34
10,40
9,85
15,09
12,13
9,97

13,38
9,65
9,58
13,80
11,02
9,95

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

9,49
7,63
3,14
4,94

11,84
8,25
3,07
4,85

10,69
7,94
3,11
4,90

11,10
7,91
3,34
5,85

10,90
8,42
2,42
4,47

11,00
8,16
2,90
5,16

10,50
7,84
3,29
5,56

11,26
8,37
2,58
4,58

10,88
8,10
2,95
5,08

INDONESIA

10,97

12,42

11,70

11,49

13,19

12,34

11,23

12,80

12,01

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

s.
go

.b
p

tp
://
w
ht

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

.id

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

78

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 3.3
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah
dan Jenis Kelamin, 2011
Perkotaan (K)

Perdesaan (D)

K+D

Lakilaki
(L)

Perempuan
(P)

L+P

Lakilaki
(L)

Perempuan
(P)

L+P

Lakilaki
(L)

Perempuan
(P)

L+P

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

5,34
5,36
7,28
4,15
3,63
5,71
5,67
5,08
5,45
6,72

6,42
6,46
8,90
3,99
3,13
5,31
6,82
6,65
6,29
7,69

5,88
5,90
8,08
4,07
3,38
5,51
6,24
5,83
5,86
7,20

5,42
5,02
7,13
4,20
4,19
5,52
5,96
5,55
5,55
7,11

6,33
6,80
9,08
3,93
2,91
5,49
6,52
6,11
6,18
7,29

5,88
5,90
8,09
4,07
3,56
5,51
6,23
5,82
5,86
7,20

5,40
5,19
7,19
4,18
3,73
5,58
5,86
5,32
5,52
7,01

6,36
6,63
9,01
3,95
3,09
5,44
6,63
6,37
6,22
7,39

5,88
5,90
8,09
4,07
3,41
5,51
6,23
5,83
5,86
7,20

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

4,92
6,76
4,66
9,45
11,81
9,35

5,40
7,34
4,55
11,23
14,06
11,42

5,16
7,04
4,60
10,34
12,96
10,39

6,86
4,02
9,67
11,33
9,23

7,24
5,33
11,01
14,63
11,55

7,05
4,66
10,34
13,04
10,40

4,92
6,79
4,45
9,57
11,65
9,28

5,40
7,31
4,80
11,11
14,25
11,49

5,16
7,05
4,62
10,34
12,99
10,40

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

9,23
6,74
7,34

10,30
7,67
7,37

9,76
7,23
7,36

9,16
6,98
7,23

10,44
7,46
8,04

9,79
7,23
7,64

9,20
6,88
7,25

10,36
7,55
7,91

9,78
7,23
7,58

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

5,91
5,02
4,99
4,34

5,86
4,39
6,60
3,68

5,88
4,70
5,80
4,02

5,84
4,85
4,96
4,12

5,91
4,54
6,80
3,96

5,87
4,70
5,87
4,04

5,86
4,91
4,97
4,25

5,89
4,49
6,71
3,78

5,88
4,70
5,84
4,03

7,55
5,35
5,63
7,13
5,72
5,71

9,39
6,61
5,99
9,47
7,31
5,94

8,47
5,98
5,81
8,33
6,53
5,82

8,10
5,55
5,60
7,49
5,61
5,77

8,82
6,39
6,01
9,15
6,93
5,90

8,44
5,97
5,80
8,34
6,26
5,83

7,85
5,49
5,61
7,36
5,63
5,75

9,08
6,46
6,00
9,27
7,02
5,91

8,45
5,97
5,80
8,34
6,32
5,83

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

5,60
4,45
2,02
3,10

6,80
5,16
1,91
3,08

6,22
4,80
1,96
3,09

6,19
4,64
2,04
3,49

6,24
4,99
1,54
2,77

6,21
4,81
1,81
3,14

5,98
4,59
2,04
3,37

6,46
5,04
1,63
2,86

6,22
4,81
1,85
3,12

INDONESIA

6,98

8,03

7,50

7,09

8,23

7,65

7,03

8,13

7,58

s.
go

.b
p

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

79

Tabel 3.4.1
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Status Perkawinan, 2011
Laki-laki

Belum
Kawin

Kawin

Cerai Hidup

Cerai Mati

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

0,25
1,19
0,77
0,51
0,70
0,20
0,64
0,69
0,56
0,66

87,92
80,98
86,25
84,03
82,82
86,33
86,28
82,41
83,19
86,42

1,31
0,93
1,91
2,47
1,04
1,82
1,16
2,93
1,02
1,10

10,52
16,90
11,06
12,99
15,44
11,65
11,93
13,97
15,23
11,81

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

0,81
0,25
0,72
0,37
0,89
0,78

85,07
86,71
83,58
82,82
81,64
82,61

1,01
1,08
1,47
0,79
1,53
1,32

13,11
11,96
14,23
16,02
15,95
15,29

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

1,99
0,68
1,91

81,69
82,97
78,74

1,01
1,56
0,85

15,31
14,79
18,50

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

1,19
0,77
1,00
0,43

81,36
84,24
81,91
84,17

1,03
1,37
1,61
1,57

16,43
13,62
15,47
13,84

100,00
100,00
100,00
100,00

2,06
1,72
1,05
1,21
2,59
0,86

78,59
85,61
79,86
78,42
75,43
84,27

1,44
0,40
2,18
1,71
3,25
1,52

17,90
12,27
16,92
18,65
18,74
13,35

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

2,55
1,54
0,35
1,13

75,36
76,86
83,73
81,33

1,07
1,03
0,97
1,48

21,02
20,57
14,95
16,05

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

0,71

83,46

1,21

14,63

100,00

s.
go

.b
p

w
w

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

80

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 3.4.2
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Status Perkawinan, 2011
Perempuan

Belum
Kawin

Kawin

Cerai Hidup

Cerai Mati

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

1,00
0,65
0,44
0,36
1,10
0,27
0,41
2,38
1,00
0,10

28,84
36,39
34,73
38,02
45,99
38,13
41,64
34,54
40,35
41,06

3,22
2,01
5,63
2,45
5,33
3,41
1,87
4,27
1,86
2,75

66,95
60,95
59,20
59,17
47,57
58,19
56,08
58,81
56,79
56,08

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

1,34
0,45
0,21
0,81
1,75
0,72

34,80
37,66
31,38
38,00
42,63
33,06

1,96
3,39
4,02
2,38
3,89
3,30

61,90
58,50
64,38
58,81
51,72
62,92

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

4,93
0,73
4,59

49,31
38,45
41,15

2,58
7,41
1,96

43,17
53,41
52,31

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

1,79
1,54
1,03
0,67

37,99
40,50
25,24
40,74

1,56
3,34
5,15
3,32

58,65
54,62
68,58
55,28

100,00
100,00
100,00
100,00

2,45
5,82
1,26
4,14
2,80
1,44

43,98
42,13
38,98
32,99
30,46
37,86

2,22
3,83
3,89
4,16
5,75
3,49

51,36
48,22
55,87
58,71
60,99
57,21

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

4,51
1,50
0,59
0,59

39,47
37,95
44,07
37,91

3,66
6,04
4,97
4,89

52,36
54,51
50,36
56,61

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

1,09

36,66

3,17

59,07

100,00

s.
go

.b
p

w
w

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

81

Tabel 3.4.3
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Status Perkawinan, 2011
Laki-laki+Perempuan

Belum
Kawin

Kawin

Cerai Hidup

Cerai Mati

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

0,65
0,89
0,59
0,44
0,88
0,24
0,52
1,58
0,79
0,39

56,02
56,26
57,93
62,24
66,14
63,14
63,13
57,15
61,04
63,90

2,34
1,53
3,95
2,46
2,99
2,59
1,53
3,64
1,45
1,92

40,99
41,31
37,53
34,86
29,99
34,04
34,82
37,63
36,72
33,79

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

1,08
0,35
0,46
0,61
1,38
0,75

58,80
61,77
57,00
58,66
59,65
54,94

1,50
2,25
2,77
1,65
2,86
2,42

38,61
35,63
39,77
39,09
36,11
41,89

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

3,54
0,71
3,32

64,68
58,71
58,91

1,84
4,75
1,43

29,94
35,84
36,33

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

1,48
1,13
1,02
0,53

60,19
64,06
49,46
64,71

1,29
2,28
3,64
2,35

37,04
32,53
45,89
32,41

100,00
100,00
100,00
100,00

2,27
3,93
1,15
2,88
2,70
1,15

60,40
62,23
59,26
52,57
50,63
60,77

1,85
2,24
3,04
3,11
4,63
2,52

35,48
31,60
36,54
41,44
42,04
35,56

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

3,56
1,52
0,45
0,89

56,79
57,19
67,18
62,15

2,41
3,56
2,64
2,98

37,23
37,73
29,73
33,97

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

0,91

58,54

2,25

38,29

100,00

s.
go

.b
p

w
w

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

82

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 3.5.1
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Hubungan
dengan Kepala Rumah Tangga, 2011

Kepala
Rumahtangga

Istri/Suami

Mertua/
Orangtua

Lainnya

Total

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

95,37
90,38
89,42
90,71
86,28
90,37
86,86
91,97
88,58
88,53

0,22
0,50
0,47
0,00
1,79
0,20
0,27
0,00
0,00
0,06

3,84
7,69
8,34
8,03
7,61
8,15
12,03
6,60
10,12
9,89

0,57
1,44
1,77
1,27
4,32
1,28
0,84
1,43
1,30
1,52

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

94,03
93,42
90,66
88,32
89,07
87,67

0,67
0,22
0,00
0,21
0,21
0,44

4,43
5,55
8,63
10,04
9,05
9,68

0,88
0,81
0,72
1,44
1,67
2,22

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

68,63
91,86
84,58

0,31
0,31
0,15

28,87
6,88
12,24

2,19
0,95
3,04

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

86,96
90,95
92,86
90,68

0,21
0,14
0,09
0,36

11,33
7,06
6,38
6,87

1,50
1,84
0,67
2,09

100,00
100,00
100,00
100,00

85,44
86,07
87,63
87,65
88,04
92,17

0,53
0,98
0,00
0,02
0,14
0,12

11,56
10,16
11,10
10,67
8,27
6,42

2,47
2,79
1,27
1,66
3,56
1,29

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

86,87
81,67
92,53
91,06

0,07
0,00
0,13
0,88

11,70
15,81
6,23
5,84

1,36
2,52
1,11
2,23

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

89,16

0,28

9,05

1,51

100,00

.b
p
w

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

s.
go

Provinsi

.id

Laki-laki

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

83

Tabel 3.5.2
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Hubungan
dengan Kepala Rumah Tangga, 2011

Kepala
Rumahtangga

Istri/Suami

Mertua/
Orangtua

Lainnya

Total

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

56,54
41,10
35,50
32,38
29,46
31,73
26,52
41,42
33,20
30,91

27,85
32,25
30,90
33,18
40,05
34,72
34,55
33,32
33,31
36,14

13,63
23,91
30,35
31,94
28,88
31,35
36,57
22,31
31,71
30,76

1,98
2,74
3,26
2,50
1,61
2,19
2,37
2,94
1,77
2,20

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

47,48
39,78
38,69
33,58
32,67
34,81

32,55
34,81
27,69
33,70
38,99
28,79

17,11
22,22
30,50
28,07
24,31
30,52

.id

2,86
3,19
3,12
4,65
4,02
5,88

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

16,44
42,09
30,08

32,05
34,93
34,24

42,76
19,84
29,27

8,76
3,14
6,41

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

29,00
32,24
42,64
34,04

32,76
35,98
22,46
35,19

33,21
27,69
30,57
27,06

5,03
4,09
4,34
3,71

100,00
100,00
100,00
100,00

27,98
28,30
27,13
35,08
35,40
37,67

39,28
34,71
34,11
29,38
27,31
32,93

29,40
29,37
34,26
28,95
30,56
25,76

3,34
7,62
4,50
6,59
6,74
3,64

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

32,96
25,67
32,25
39,01

34,89
33,53
35,74
34,75

26,75
35,17
26,86
22,14

5,40
5,63
5,14
4,10

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

35,52

32,36

27,73

4,39

100,00

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

s.
go

Provinsi

.b
p

Perempuan

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

84

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 3.5.3
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Hubungan
dengan Kepala Rumah Tangga, 2011

Kepala
Rumahtangga

Istri/Suami

Mertua/
Orangtua

Lainnya

Total

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

74,41
63,06
59,77
63,08
60,55
62,16
55,58
65,29
59,95
59,93

15,14
18,10
17,20
15,71
19,12
16,81
18,04
17,59
17,22
17,97

9,12
16,68
20,44
19,36
17,24
19,31
24,75
14,89
21,28
20,25

1,33
2,16
2,59
1,85
3,09
1,72
1,63
2,23
1,54
1,86

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

69,70
66,14
64,19
58,81
57,28
58,15

17,33
17,81
14,10
18,27
22,07
16,27

11,05
14,03
19,77
19,76
17,65
21,31

.id

1,91
2,02
1,94
3,17
3,00
4,26

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

41,22
64,74
55,84

16,98
19,18
18,13

36,16
13,94
21,22

5,64
2,14
4,81

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

58,67
63,87
64,10
65,30

16,10
16,67
12,90
15,97

22,01
16,58
20,23
15,92

3,22
2,88
2,77
2,82

100,00
100,00
100,00
100,00

55,25
55,01
57,15
57,74
59,01
64,57

20,89
19,12
17,18
16,73
15,12
16,73

20,94
20,49
22,77
21,07
20,56
16,21

2,93
5,39
2,90
4,47
5,31
2,48

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

58,98
53,36
67,38
68,07

18,09
16,95
14,99
15,84

19,49
25,60
14,84
13,04

3,45
4,09
2,79
3,05

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

60,60

17,36

18,99

3,05

100,00

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

s.
go

Provinsi

.b
p

Laki-laki+Perempuan

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

85

Tabel 4.1.1
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan, 2011
Perkotaan
Tidak/
Tidak
SD/
belum
pernah tamat SD Sederajat
sekolah

Provinsi

SM/
Sederajat

PT

Total

(5)

(6)

(7)

(8)

(3)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

12,36
8,00
5,83
10,71
12,10
12,24
15,52
15,55
13,92
16,40

22,83
26,47
31,24
23,12
21,17
28,94
25,08
31,10
28,05
28,48

32,82
29,09
26,54
27,75
37,30
28,33
29,96
29,61
23,77
31,50

13,27
12,07
12,28
14,50
10,70
10,49
10,21
11,48
11,30
9,88

14,54
19,55
19,23
19,12
16,15
14,02
14,64
10,13
13,03
10,13

4,18
4,82
4,89
4,80
2,59
5,98
4,58
2,12
9,93
3,60

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

10,82
17,17
26,21
29,50
27,82
27,24

15,75
30,21
30,06
28,95
23,44
27,84

21,88
29,77
17,75
21,97
19,85
22,48

14,19
8,46
8,08
7,75
9,39
8,84

25,06
10,17
11,52
8,67
11,39
10,05

12,30
4,22
6,39
3,16
8,11
3,54

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

32,86
50,33
16,51

22,32
21,89
28,17

25,71
13,71
21,45

5,71
5,33
11,86

8,55
5,76
16,92

4,86
2,98
5,09

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

33,41
14,15
12,31
16,15

25,43
28,27
35,43
23,04

21,40
30,27
26,29
27,99

6,41
8,58
10,04
12,12

10,37
14,08
12,64
14,70

2,98
4,65
3,28
6,00

100,00
100,00
100,00
100,00

1,31
4,33
9,55
19,66
22,11
21,54

25,94
30,99
19,66
22,31
25,13
26,00

24,78
27,27
29,91
22,97
27,88
18,20

18,13
14,20
10,25
11,15
7,22
7,90

23,94
18,44
18,84
17,11
11,69
18,79

5,90
4,77
11,79
6,81
5,98
7,57

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

7,08
8,86
8,11
10,41

23,15
26,45
14,08
18,27

33,56
25,62
27,45
32,52

14,15
15,24
11,79
13,37

14,97
18,29
22,79
19,98

7,08
5,55
15,78
5,45

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

21,67

27,19

24,85

9,35

12,15

4,79

100,00

s.
go

.b
p
w

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(4)

.id

(2)

(1)

SLTP/
Sederajat

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

86

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 4.1.2
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan, 2011
Perdesaan
Tidak/
Tidak
SD/
SLTP/
SM/
belum
pernah tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat
sekolah

Provinsi

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

22,52
13,94
10,68
22,33
25,48
25,95
20,11
26,92
30,13
28,86

34,69
38,65
49,29
45,50
38,73
41,46
46,54
46,18
44,25
42,80

31,20
29,93
23,27
24,56
26,37
22,70
26,24
18,74
18,30
22,37

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

24,63
34,05
38,56
45,89
47,73

39,62
43,53
36,70
27,14
31,52

31,20
18,38
19,95
16,75
17,47

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

45,25
56,52
36,38

29,26
28,35
38,82

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

46,43
19,20
24,81
28,92

(6)

Total

(7)

(8)

4,58
7,01
6,64
3,09
1,05
3,86
2,47
3,35
2,41
2,28

1,18
1,24
1,51
0,36
1,15
0,50
0,49
0,84
0,88
0,93

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

1,81
1,41
2,58
4,62
1,70

2,01
1,81
1,56
3,25
1,09

0,72
0,82
0,64
2,34
0,48

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

20,34
10,14
19,38

1,45
1,97
2,30

2,29
2,25
2,45

1,39
0,76
0,68

100,00
100,00
100,00

34,53
35,10
47,66
35,57

15,05
35,24
22,17
26,30

2,55
5,32
2,45
4,12

1,32
4,13
2,19
4,38

0,12
1,00
0,72
0,72

100,00
100,00
100,00
100,00

2,90
9,94
18,50
43,93
37,17
38,51

44,10
50,01
37,89
31,97
33,32
35,05

31,20
29,14
31,94
16,56
20,71
17,16

12,20
5,39
6,43
3,14
4,74
4,30

8,13
4,70
4,57
3,04
3,36
3,71

1,47
0,81
0,67
1,36
0,70
1,27

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

11,31
24,29
42,16
23,11

37,05
35,28
22,44
29,61

38,34
30,54
22,32
26,54

6,00
5,74
4,84
5,90

6,09
3,25
6,24
10,50

1,21
0,90
2,00
4,33

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

34,72

36,79

21,97

3,23

2,50

0,79

100,00

.id

s.
go

.b
p
w

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

5,83
9,22
8,60
4,16
7,22
5,53
4,16
3,97
4,03
2,77

PT

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

87

Tabel 4.1.3
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan, 2011
Perkotaan + Perdesaan

Provinsi

Tidak/
belum
pernah
sekolah

(1)

(2)

Tidak
SD/
SLTP/
SM/
tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat
(3)

(4)

(5)

(6)

PT

Total

(7)

(8)

19,66
11,02
8,80
17,78
14,56
21,74
18,46
21,32
25,11
25,66

31,35
32,66
42,30
36,73
24,40
37,62
38,86
38,75
39,23
39,12

31,66
29,52
24,54
25,81
35,29
24,43
27,57
24,10
20,00
24,72

7,93
10,62
10,03
8,21
10,06
7,05
6,33
7,67
6,28
4,59

7,38
13,18
11,51
9,37
13,37
6,98
6,83
6,69
5,70
4,30

2,02
3,00
2,82
2,10
2,32
2,18
1,95
1,47
3,68
1,61

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

10,82
19,73
28,82
34,42
33,92
37,99

15,75
33,44
34,55
33,16
24,69
29,77

21,88
30,26
17,96
20,88
18,80
19,85

14,19
6,18
5,85
4,94
7,78
5,10

25,06
7,37
8,28
4,81
8,64
5,35

12,30
3,02
4,53
1,79
6,16
1,94

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

37,80
53,94
32,61

25,09
25,66
36,81

23,57
11,63
19,77

4,01
3,38
4,11

6,05
3,71
5,18

3,48
1,69
1,52

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

42,49
17,51
19,59
21,02

31,77
32,81
42,55
27,82

16,97
33,58
23,89
27,35

3,72
6,41
5,62
9,07

4,06
7,46
6,55
10,76

0,98
2,22
1,79
3,99

100,00
100,00
100,00
100,00

2,18
8,03
16,32
35,04
33,61
33,86

35,88
43,53
33,45
28,43
31,38
32,57

28,29
28,50
31,45
18,91
22,41
17,44

14,88
8,39
7,36
6,07
5,32
5,29

15,29
9,38
8,05
8,20
5,33
7,84

3,48
2,16
3,38
3,35
1,95
3,00

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

9,74
20,11
32,78
19,34

31,88
32,89
20,14
26,25

36,56
29,21
23,73
28,32

9,03
8,31
6,76
8,11

9,39
7,32
10,80
13,31

3,40
2,16
5,79
4,66

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

28,29

32,06

23,39

6,25

7,26

2,76

100,00

s.
go

.b
p
w

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

.id

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

88

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 4.2.1
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011
Perkotaan - Laki-Laki
Dapat membaca
Huruf Latin & Tidak Dapat
Lainnya

Jumlah

Huruf
Lainnya

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

48,65
50,78
58,04
25,62
20,57
55,46
42,37
44,17
44,58
47,50

0,91
0,31
0,70
1,49
1,68
0,92
0,31
2,65
0,59
1,48

45,43
45,31
36,25
69,28
70,85
38,08
53,69
46,83
49,28
44,46

5,01
3,59
5,01
3,60
6,91
5,54
3,64
6,34
5,54
6,56

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

40,34
33,17
32,13
44,54
40,95
44,63

0,90
1,43
3,47
1,84
1,17
1,66

56,83
56,40
51,75
37,02
46,58
38,22

1,93
9,01
12,64
16,60
11,30
15,49

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

29,92
45,27
76,24

1,07
1,69
0,00

52,98
22,63
11,43

16,03
30,42
12,32

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

44,84
48,89
27,91
36,27

4,53
1,47
0,56
1,66

34,80
41,32
66,94
55,37

15,83
8,32
4,60
6,70

100,00
100,00
100,00
100,00

86,15
65,05
50,05
48,73
56,60
58,83

0,55
0,89
0,00
1,29
1,69
0,00

12,51
31,21
43,28
39,45
24,73
28,71

0,79
2,85
6,68
10,53
16,98
12,46

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

64,02
54,86
78,54
65,72

1,28
1,30
0,48
0,00

28,20
37,68
14,50
27,47

6,50
6,16
6,47
6,81

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

41,73

1,48

45,55

11,24

100,00

.b
p

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

s.
go

Huruf latin

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

89

Tabel 4.2.2
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011
Perkotaan - Perempuan
Dapat membaca
Huruf Latin & Tidak Dapat
Lainnya

Jumlah

Huruf
Lainnya

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

44,28
49,80
48,73
19,89
26,04
44,01
29,80
41,57
40,40
43,94

6,36
1,06
2,41
8,66
10,37
4,16
7,36
8,75
3,73
4,01

29,19
35,27
35,36
59,28
46,09
32,61
42,80
33,64
33,79
30,15

20,17
13,88
13,51
12,16
17,49
19,22
20,05
16,04
22,08
21,91

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

34,16
25,60
28,48
31,29
28,99
31,06

11,07
5,74
13,02
3,34
1,64
3,42

48,01
45,30
31,40
19,59
22,39
23,09

6,76
23,36
27,10
45,79
46,98
42,43

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

28,51
24,09
65,92

0,86
2,51
0,36

19,57
7,44
8,43

51,06
65,96
25,30

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

30,95
44,72
26,42
28,88

9,03
5,27
2,50
6,02

19,01
30,54
49,17
41,31

41,01
19,47
21,91
23,79

100,00
100,00
100,00
100,00

87,33
43,54
51,74
41,52
47,27
40,64

0,31
2,36
2,38
2,27
2,05
0,43

10,48
45,47
31,47
25,41
19,34
22,20

1,87
8,64
14,41
30,81
31,34
36,73

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

71,68
66,93
75,49
67,85

0,22
1,83
0,67
0,00

19,91
21,80
10,94
12,81

8,18
9,45
12,89
19,33

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

32,79

4,54

30,73

31,94

100,00

.b
p

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

s.
go

Huruf latin

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

90

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 4.2.3
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011
Perkotaan - Laki-laki+Perempuan
Dapat membaca
Huruf Latin & Tidak Dapat
Lainnya

Jumlah

Huruf
Lainnya

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

46,26
50,25
52,96
22,87
23,11
50,06
35,57
42,76
42,37
45,62

3,89
0,72
1,63
4,93
5,71
2,45
4,12
5,98
2,25
2,81

36,54
39,87
35,76
64,48
59,36
35,50
47,80
39,64
41,10
36,91

13,30
9,16
9,64
7,71
11,82
11,99
12,52
11,63
14,28
14,65

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

37,11
29,27
30,36
37,32
34,31
37,10

6,21
3,65
8,11
2,66
1,43
2,64

52,22
50,69
41,87
27,51
33,15
29,83

4,45
16,40
19,67
32,52
31,10
30,43

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

29,18
33,44
70,96

0,96
2,15
0,18

35,43
14,14
9,89

34,43
50,28
18,97

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

38,00
46,95
27,06
33,00

6,75
3,24
1,67
3,59

27,02
36,30
56,77
49,14

28,23
13,51
14,51
14,28

100,00
100,00
100,00
100,00

86,80
53,12
50,91
44,52
51,29
49,51

0,42
1,70
1,22
1,86
1,90
0,22

11,39
39,12
37,22
31,25
21,66
25,37

1,39
6,06
10,65
22,37
25,15
24,90

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

68,34
61,22
77,15
66,72

0,68
1,58
0,57
0,00

23,53
29,30
12,87
20,62

7,45
7,89
9,41
12,66

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

36,96

3,12

37,64

22,29

100,00

.b
p

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

s.
go

Huruf latin

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

91

Tabel 4.2.4
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011
Perdesaan - Laki-laki
Dapat membaca

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

52,92
64,98
61,87
23,29
27,12
42,19
46,05
33,39
56,72
52,13

2,82
0,56
0,69
5,69
1,22
2,01
2,81
3,90
0,68
2,60

32,58
26,98
28,58
61,78
59,89
43,66
41,83
55,25
28,25
28,61

11,68
7,48
8,86
9,24
11,76
12,14
9,32
7,46
14,35
16,67

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

32,62
17,88
41,61
43,65
41,15

2,13
7,43
2,57
0,68
2,66

50,42
57,14
27,82
31,38
24,18

14,83
17,55
28,00
24,29
32,01

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

29,30
37,53
65,63

1,77
1,85
0,03

41,99
15,85
1,63

26,94
44,77
32,71

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

50,05
62,16
29,39
46,47

3,28
2,30
3,36
1,92

20,87
25,61
56,00
36,88

25,80
9,93
11,26
14,73

100,00
100,00
100,00
100,00

85,50
59,05
56,46
36,69
63,24
60,22

0,20
0,00
1,23
2,94
0,00
0,56

11,75
26,53
30,58
25,39
10,81
11,57

2,55
14,42
11,73
34,97
25,96
27,65

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

72,61
64,77
51,38
61,36

0,61
0,93
0,16
0,50

20,67
19,89
8,78
18,91

6,10
14,41
39,69
19,23

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

44,18

2,30

30,63

22,88

100,00

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

tp
://
w

(1)

s.
go

(2)

.id

Jumlah

Huruf
Lainnya

.b
p

Huruf Latin & Tidak Dapat


Lainnya

Huruf latin

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

92

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 4.2.5
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011
Perdesaan - Perempuan
Dapat membaca
Huruf Latin & Tidak Dapat
Lainnya

Jumlah

Huruf
Lainnya

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

35,48
56,94
48,86
16,96
21,88
32,03
33,57
31,95
33,56
34,37

12,55
1,78
3,43
18,53
14,93
8,39
10,15
12,80
1,37
5,35

19,84
18,18
25,18
40,59
48,79
18,93
31,57
22,40
14,49
11,86

32,12
23,10
22,53
23,92
14,40
40,66
24,70
32,86
50,59
48,42

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

20,75
16,84
25,74
21,55
20,07

8,84
16,30
4,44
0,90
2,81

36,22
26,79
11,75
9,86
7,37

34,19
40,07
58,07
67,68
69,76

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

18,46
22,88
45,12

0,26
0,21
0,13

13,00
1,82
0,58

68,28
75,09
54,17

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

24,23
49,13
23,70
25,97

4,16
8,64
7,22
9,40

8,83
17,41
31,94
27,61

62,78
24,82
37,14
37,02

100,00
100,00
100,00
100,00

86,44
44,51
55,22
24,89
41,23
34,28

0,00
4,12
1,75
3,91
0,89
0,35

7,21
30,61
13,81
12,95
3,54
3,72

6,34
20,77
29,22
58,25
54,33
61,65

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

63,54
47,94
46,50
50,01

2,71
5,87
0,78
0,38

16,11
9,26
3,91
10,93

17,64
36,94
48,80
38,68

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

28,70

4,79

15,41

51,10

100,00

.b
p

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

s.
go

Huruf latin

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

93

Tabel 4.2.6
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011
Perdesaan - Laki-laki+Perempuan
Dapat membaca
Huruf Latin & Tidak Dapat
Lainnya

Jumlah

Huruf
Lainnya

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

43,56
60,42
54,68
20,32
25,00
37,26
39,74
32,66
44,86
43,50

8,05
1,25
2,20
11,72
6,77
5,11
6,52
8,44
1,03
3,93

25,74
21,99
26,71
51,83
55,40
31,65
36,64
38,47
21,21
20,47

22,66
16,33
16,41
16,13
12,83
25,98
17,10
20,43
32,89
32,09

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

26,73
17,31
33,14
30,82
29,30

5,46
12,36
3,57
0,81
2,75

43,37
40,27
19,24
18,88
14,73

24,44
30,07
44,05
49,49
53,22

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

23,61
29,69
54,74

0,97
0,97
0,09

26,77
8,34
1,07

48,65
60,99
44,10

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

37,50
56,18
26,13
37,12

3,71
5,21
5,57
5,33

15,02
21,85
42,22
32,65

43,78
16,77
26,08
24,90

100,00
100,00
100,00
100,00

85,98
51,35
55,84
30,08
51,22
47,15

0,10
2,18
1,49
3,49
0,49
0,45

9,47
28,69
22,18
18,42
6,84
7,61

4,46
17,78
20,49
48,01
41,45
44,78

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

68,17
56,40
49,42
56,47

1,64
3,39
0,41
0,45

18,43
14,60
6,83
15,47

11,75
25,61
43,35
27,62

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

35,96

3,62

22,55

37,87

100,00

.b
p

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

s.
go

Huruf latin

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

94

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 4.2.7
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011
Perkotaan+Perdesaan - Laki-Laki
Dapat membaca
Huruf Latin & Tidak Dapat
Lainnya

Jumlah

Huruf
Lainnya

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

51,74
57,80
60,37
24,20
21,88
46,34
44,79
38,51
53,05
51,01

2,29
0,44
0,69
4,06
1,59
1,67
1,95
3,31
0,65
2,33

36,14
36,25
31,58
64,69
68,65
41,91
45,88
51,25
34,61
32,43

9,83
5,51
7,35
7,05
7,88
10,08
7,38
6,93
11,68
14,23

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

40,34
32,98
27,83
42,93
41,82
42,82

0,90
1,67
4,66
2,24
1,01
2,18

56,83
54,30
53,38
31,97
41,65
30,91

1,93
11,05
14,13
22,86
15,52
24,09

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

29,67
40,66
67,71

1,35
1,79
0,02

48,60
18,59
3,54

20,38
38,96
28,73

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

48,49
57,75
28,77
40,11

3,65
2,02
2,19
1,75

25,05
30,83
60,57
48,42

22,81
9,40
8,47
9,72

100,00
100,00
100,00
100,00

85,78
61,02
54,93
40,95
61,73
59,85

0,35
0,29
0,94
2,36
0,38
0,41

12,07
28,07
33,62
30,36
13,96
16,21

1,80
10,62
10,52
26,33
23,92
23,54

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

69,73
62,20
58,33
62,59

0,84
1,03
0,24
0,36

23,20
24,50
10,25
21,33

6,24
12,27
31,18
15,72

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

42,98

1,90

37,96

17,16

100,00

.b
p

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

s.
go

Huruf latin

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

95

Tabel 4.2.8
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011
Perkotaan+Perdesaan - Perempuan
Dapat membaca
Huruf Latin & Tidak Dapat
Lainnya

Jumlah

Huruf
Lainnya

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

37,99
53,50
48,81
18,12
25,36
35,63
32,16
36,85
35,72
36,98

10,79
1,43
3,04
14,61
11,12
7,12
9,11
10,74
2,12
4,98

22,50
26,40
29,09
48,02
46,53
23,04
35,77
28,12
20,60
16,85

28,71
18,67
19,06
19,25
16,99
34,21
22,96
24,29
41,56
41,18

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

34,16
23,97
24,24
28,31
26,40
25,26

11,07
6,78
14,21
3,93
1,39
3,10

48,01
42,26
29,72
15,37
18,03
14,79

6,76
26,99
31,82
52,39
54,18
56,85

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

24,50
23,40
48,94

0,62
1,19
0,18

16,95
4,22
2,02

57,93
71,18
48,86

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

26,28
47,64
24,83
27,75

5,65
7,50
5,25
7,33

11,94
21,85
39,14
35,99

56,13
23,01
30,78
28,92

100,00
100,00
100,00
100,00

86,87
44,17
54,36
31,14
42,70
36,05

0,15
3,50
1,90
3,29
1,18
0,37

8,77
35,83
18,20
17,63
7,40
8,85

4,21
16,50
25,54
47,93
48,72
54,73

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

66,84
53,30
55,28
55,60

1,70
4,73
0,75
0,26

17,65
12,80
6,04
11,52

13,81
29,17
37,93
32,62

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

30,72

4,67

22,98

41,63

100,00

.b
p

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

s.
go

Huruf latin

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

96

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 4.2.9
Persentase Penduduk Lansia menurut Provinsi dan
Kemampuan Membaca dan Menulis, 2011
Perkotaan+Perdesaan - Laki-laki+Perempuan
Dapat membaca
Huruf Latin & Tidak Dapat
Lainnya

Jumlah

Huruf
Lainnya

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

44,32
55,42
54,02
21,32
23,45
41,19
38,24
37,63
44,09
44,05

6,88
0,99
1,98
9,06
5,91
4,29
5,66
7,23
1,41
3,64

28,78
30,79
30,21
56,79
58,64
32,83
40,64
39,05
27,37
24,70

20,03
12,80
13,79
12,83
12,00
21,69
15,46
16,09
27,13
27,61

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

37,11
28,40
26,00
35,05
33,13
33,01

6,21
4,27
9,53
3,15
1,22
2,69

52,22
48,18
41,33
23,02
28,33
21,91

4,45
19,16
23,14
38,78
37,31
42,38

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

26,96
31,25
57,81

0,97
1,46
0,10

31,98
10,76
2,74

40,10
56,52
39,35

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

37,65
53,09
26,51
34,57

4,63
4,55
3,94
4,25

18,65
26,69
48,30
42,85

39,07
15,68
21,25
18,33

100,00
100,00
100,00
100,00

86,35
51,95
54,64
35,37
51,24
47,79

0,24
2,02
1,42
2,89
0,82
0,39

10,34
32,24
25,85
23,12
10,34
12,48

3,07
13,79
18,09
38,62
37,60
39,33

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

68,24
57,70
57,06
59,50

1,28
2,90
0,45
0,32

20,33
18,58
8,49
16,99

10,15
20,82
34,00
23,18

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

36,45

3,37

29,99

30,19

100,00

.b
p

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

s.
go

Huruf latin

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

97

Tabel 5.1
Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan
menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin Tahun 2011
Perkotaan (K)

Perdesaan (D)

K+D

Perem
puan
(P)

L+P

Lakilaki
(L)

Perem
puan
(P)

L+P

Lakilaki
(L)

Perem
puan
(P)

L+P

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

57,51
43,50
53,68
47,46
34,21
30,76
47,32
53,13
54,24
45,87

68,63
46,57
53,53
47,24
48,08
41,21
59,78
60,44
57,74
46,04

63,59
45,16
53,60
47,35
40,64
35,69
54,06
57,11
56,09
45,96

61,31
55,59
56,97
49,86
48,59
48,79
50,42
68,15
56,13
54,76

71,08
56,22
59,83
55,87
57,27
50,88
49,80
69,71
59,42
54,35

66,56
55,95
58,55
52,68
52,10
49,80
50,11
68,95
57,81
54,56

60,26
49,47
55,68
48,93
37,09
43,15
49,37
61,02
55,56
52,61

70,38
51,58
57,41
52,44
49,59
47,97
53,53
64,99
58,89
52,08

65,73
50,64
56,63
50,59
42,75
45,47
51,52
63,11
57,28
52,35

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

51,98
48,32
59,56
49,76
55,63
49,41

57,18
55,89
65,93
53,51
52,64
49,43

54,70
52,21
62,65
51,81
53,97
49,42

59,60
62,10
47,37
51,03
45,09

63,61
65,65
51,16
49,50
48,19

61,59
64,07
49,39
50,15
46,83

51,98
52,28
60,32
48,45
54,14
47,16

57,18
58,47
65,83
52,24
51,55
48,77

54,70
55,43
63,13
50,50
52,68
48,06

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

55,30
61,86
59,63

57,68
64,52
61,06

56,55
63,35
60,37

65,24
63,29
62,41

67,93
67,37
62,42

66,65
65,48
62,42

59,26
62,71
61,87

61,77
66,15
62,17

60,58
64,59
62,03

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

52,89
46,47
55,43
42,67

54,64
55,69
63,16
42,49

53,75
50,77
59,86
42,59

56,85
48,60
60,30
52,39

59,22
54,69
62,05
56,89

58,00
51,40
61,30
54,44

55,66
47,90
58,27
46,32

57,82
55,03
62,51
48,08

56,72
51,19
60,70
47,11

39,72
58,14
51,44
47,75
66,13
42,66

39,83
47,09
60,86
50,85
53,42
58,17

39,78
52,01
56,27
49,56
58,89
50,61

49,13
71,19
58,21
51,91
57,28
54,45

49,84
69,59
61,72
55,24
57,65
57,73

49,48
70,34
59,97
53,78
57,48
56,10

45,11
66,91
56,59
50,44
59,28
51,26

45,07
61,68
61,51
53,59
56,61
57,85

45,09
64,10
59,07
52,23
57,81
54,60

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

49,23
47,18
34,09
41,60

51,71
36,39
40,94
51,94

50,63
41,49
37,23
46,43

53,73
49,74
44,22
47,10

51,58
56,50
57,68
39,18

52,67
53,11
49,63
43,69

52,22
49,08
41,63
45,55

51,63
50,82
52,61
43,18

51,92
49,96
46,21
44,50

INDONESIA

49,83

53,60

51,84

52,41

55,07

53,82

51,14

54,34

52,85

s.
go

.b
p

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

.id

Lakilaki
(L)

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

98

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 5.2
Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi, Tipe Daerah
dan Jenis Kelamin, 2011
Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan + Perdesaan

Provinsi

Lakilaki

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

33,07
25,26
25,81
23,11
19,76
17,87
19,99
19,44
26,82
22,15

40,76
24,61
26,78
26,37
27,11
28,11
19,80
21,45
28,62
24,05

37,27
24,91
26,34
24,68
23,17
22,70
19,89
20,54
27,77
23,15

40,80
34,54
34,47
27,94
29,80
29,91
26,10
29,20
35,59
28,04

45,81
34,29
28,41
26,64
32,92
30,95
25,13
26,32
36,97
27,32

43,49
34,39
31,12
27,33
31,06
30,41
25,61
27,73
36,30
27,69

38,66
29,84
31,08
26,07
21,77
26,15
24,02
24,57
32,94
26,61

44,37
29,64
27,79
26,53
28,07
30,09
23,14
23,84
34,33
26,43

41,74
29,73
29,27
26,29
24,62
28,05
23,56
24,18
33,66
26,52

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

22,04
25,92
28,11
23,15
23,14
24,58

28,33
28,63
24,57
25,46
19,41
24,96

25,33
27,32
26,39
24,41
21,07
24,79

32,72
34,75
24,12
23,80
24,79

32,77
38,40
25,29
24,83
27,10

32,74
36,78
24,74
24,40
26,09

22,04
28,31
30,12
23,68
23,36
24,69

28,33
30,02
29,61
25,37
21,30
26,09

25,33
29,18
29,86
24,59
22,20
25,47

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

30,50
32,93
26,94

30,06
36,45
26,45

30,27
34,89
26,69

43,44
42,07
40,76

43,91
42,44
39,01

43,68
42,27
39,83

35,66
38,37
38,06

35,59
39,88
36,70

35,62
39,19
37,34

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

27,12
21,99
21,51
21,44

28,67
31,37
27,81
24,58

27,89
26,36
25,11
22,83

35,93
32,62
25,68
34,69

36,69
32,60
27,61
36,65

36,30
32,61
26,78
35,59

33,29
29,09
23,93
26,42

34,24
32,18
27,69
29,26

33,75
30,52
26,09
27,69

21,19
32,14
27,98
24,47
29,23
26,92

23,91
25,54
33,90
24,80
23,99
30,18

22,70
28,48
31,02
24,66
26,25
28,59

34,88
42,46
35,14
30,44
26,62
35,42

34,69
43,77
40,24
28,44
28,45
36,31

34,79
43,15
37,70
29,32
27,62
35,87

29,04
39,08
33,43
28,33
27,22
33,12

29,56
37,36
38,67
27,07
27,36
34,61

29,31
38,16
36,07
27,62
27,30
33,87

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

28,66
28,70
20,18
19,73

28,65
26,34
23,24
30,86

28,66
27,45
21,58
24,93

33,51
38,05
28,20
29,29

33,22
41,79
37,74
24,83

33,37
39,91
32,03
27,37

31,88
35,63
26,14
26,59

31,37
37,42
33,35
26,72

31,62
36,54
29,15
26,65

INDONESIA

24,77

26,36

25,62

29,62

30,19

29,92

27,24

28,30

27,80

PeremL+P
puan

.id

Lakilaki

s.
go

.b
p

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

PeremL+P
puan

Lakilaki

PeremL+P
puan

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

99

Tabel 5.3.1
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan
Lamanya Sakit (hari), 2011
Perkotaan

Lamanya Sakit (hari)


4-7

8-14

15-21

22-30

Jumlah

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

44,97
45,18
39,78
50,60
39,40
43,67
55,38
40,53
48,27
47,82

31,56
27,91
33,84
29,74
35,17
32,30
25,43
29,64
24,43
30,68

5,69
4,32
3,87
3,69
8,20
1,40
4,11
10,48
2,60
2,06

4,37
3,98
5,18
2,35
1,96
4,48
2,66
1,96
7,82
4,99

13,41
18,62
17,33
13,63
15,27
18,15
12,42
17,39
16,88
14,44

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

51,27
35,96
51,78
40,45
40,27
41,56

30,80
35,42
27,72
33,44
30,25
30,92

4,91
7,25
8,15
5,82
5,36
5,97

.id

2,58
4,83
2,13
3,53
4,63
4,91

10,45
16,53
10,21
16,77
19,49
16,64

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

52,79
33,39
39,80

21,79
38,24
34,84

5,25
8,24
9,10

1,01
3,77
2,86

19,16
16,36
13,39

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

39,87
47,68
43,28
40,62

34,77
31,51
33,68
32,27

3,49
5,31
0,65
6,56

0,54
3,43
3,17
2,70

21,33
12,07
19,21
17,85

100,00
100,00
100,00
100,00

32,54
40,87
42,15
38,89
24,95
33,25

31,57
43,81
25,87
29,88
45,28
35,16

10,84
6,03
8,27
7,38
4,97
9,92

1,96
2,25
6,45
2,61
4,94
3,48

23,10
7,05
17,27
21,24
19,86
18,18

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

29,63
44,77
33,18
41,46

29,57
39,58
40,12
43,94

14,16
8,36
1,79
7,26

3,49
0,49
4,01

23,16
7,29
24,41
3,33

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

41,39

32,15

6,16

3,95

16,35

100,00

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

s.
go

1-3

.b
p

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

100

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 5.3.2
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan
Lamanya Sakit (hari), 2011
Perdesaan

Lamanya Sakit (hari)


4-7

8-14

15-21

22-30

Jumlah

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

42,05
40,79
35,82
43,99
31,76
41,43
45,23
40,62
41,21
38,99

36,85
35,40
30,69
32,51
36,24
32,02
34,54
30,83
35,97
33,24

6,91
6,79
7,04
9,26
3,49
6,19
5,67
11,17
6,66
5,64

4,56
2,58
7,31
1,37
0,79
5,05
2,93
2,69
3,46
6,41

9,63
14,44
19,14
12,87
27,72
15,30
11,63
14,69
12,70
15,72

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

37,88
35,87
42,86
52,15
35,04

36,37
33,67
33,81
28,26
35,71

8,85
8,39
4,79
2,49
7,68

.id

4,39
6,09
3,22
1,84
4,61

12,52
15,99
15,33
15,26
16,96

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

41,10
37,63
30,88

32,34
34,62
43,19

6,48
6,40
9,64

3,72
3,62
3,23

16,36
17,73
13,06

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

44,06
51,92
43,59
48,56

32,44
30,95
24,69
31,90

5,16
4,43
6,25
4,28

3,63
3,56
4,44
2,53

14,71
9,13
21,03
12,73

100,00
100,00
100,00
100,00

33,13
39,36
35,48
40,55
31,13
39,77

42,80
36,84
34,55
27,60
39,75
35,26

10,62
8,18
11,33
8,31
5,33
9,40

2,64
3,34
2,95
3,90
7,02
3,03

10,81
12,29
15,69
19,64
16,77
12,54

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

34,95
30,14
32,30
40,97

40,79
42,61
46,48
39,87

6,88
11,65
7,80
3,46

1,71
4,47
7,20
6,69

15,66
11,13
6,22
9,00

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

39,03

34,77

7,11

4,03

15,07

100,00

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

s.
go

1-3

.b
p

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

101

Tabel 5.3.3
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan
Lamanya Sakit (hari), 2011
Perkotaan + Perdesaan

Lamanya Sakit (hari)


4-7

8-14

15-21

22-30

Jumlah

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

42,79
42,60
37,20
46,42
37,63
41,99
48,30
40,58
43,02
40,97

35,52
32,31
31,79
31,49
35,42
32,09
31,79
30,33
33,02
32,66

6,60
5,77
5,93
7,21
7,11
5,00
5,20
10,88
5,62
4,84

4,51
3,16
6,57
1,73
1,68
4,91
2,85
2,39
4,57
6,09

10,58
16,16
18,51
13,15
18,16
16,01
11,87
15,82
13,77
15,43

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

51,27
36,70
45,24
41,76
44,68
38,06

30,80
35,78
30,17
33,64
29,51
33,49

4,91
7,87
8,25
5,26
4,29
6,89

.id

2,58
4,66
3,76
3,36
3,60
4,75

10,45
14,99
12,59
15,98
17,92
16,81

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

47,07
36,05
32,09

26,95
35,96
42,06

5,85
7,08
9,57

2,34
3,68
3,18

17,79
17,22
13,10

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

43,01
50,70
43,46
44,51

33,03
31,11
28,30
32,09

4,74
4,69
4,00
5,44

2,86
3,52
3,93
2,61

16,37
9,98
20,30
15,34

100,00
100,00
100,00
100,00

32,92
39,74
36,88
40,01
29,72
38,26

38,86
38,61
32,73
28,34
41,01
35,23

10,70
7,63
10,69
8,01
5,25
9,52

2,40
3,06
3,69
3,48
6,54
3,14

15,11
10,96
16,02
20,16
17,47
13,85

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

33,16
33,11
32,48
41,11

37,01
42,00
45,19
41,00

9,33
10,98
6,57
4,52

2,31
3,56
5,83
5,94

18,19
10,35
9,93
7,43

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

40,10

33,58

6,68

3,99

15,65

100,00

tp
://
w

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

(1)

s.
go

1-3

.b
p

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

102

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 5.4
Proporsi Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan Sebulan Terakhir dan
Berobat Sendiri menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011
Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan+Perdesaan

Provinsi

Lakilaki

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

63,20
69,15
52,21
62,88
54,41
73,25
79,12
60,74
58,21
68,58

62,95
69,79
44,25
64,53
70,78
65,08
71,01
67,61
58,81
57,78

63,05
69,51
47,88
63,67
63,39
68,80
74,27
64,71
58,54
62,87

69,11
68,91
54,37
72,52
80,33
67,27
72,24
76,47
67,77
70,74

62,48
67,53
55,69
66,46
75,33
72,79
73,01
66,90
70,47
69,69

65,31
68,12
55,11
69,50
78,11
70,01
72,63
71,53
69,19
70,23

67,55
69,02
53,56
68,90
61,22
68,60
74,49
69,97
64,95
70,28

62,61
68,51
51,60
65,77
71,64
70,80
72,18
67,24
66,85
66,82

64,69
68,73
52,46
67,36
66,69
69,72
73,24
68,49
65,96
68,57

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

64,62
72,34
70,92
58,47
51,56
60,59

58,09
68,26
75,09
57,60
49,91
58,13

61,05
70,09
73,05
57,98
50,66
59,22

79,07
81,05
62,56
49,43
63,20

77,59
80,75
61,49
44,71
61,89

78,31
80,88
61,97
46,73
62,44

64,62
75,04
74,07
60,67
50,91
61,89

58,09
71,66
77,15
59,65
48,17
60,09

61,05
73,23
75,70
60,10
49,40
60,87

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

48,02
67,40
63,51

47,06
61,06
59,92

47,51
63,79
61,65

45,59 54,12
66,42 62,60
56,00 53,62

50,16
64,31
54,74

46,95
66,81
57,41

50,16 48,67
61,95 64,10
54,76 56,01

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

69,82
79,51
81,03
56,58

62,22
81,26
77,45
68,62

66,01
80,40
78,87
61,90

73,50
82,01
79,03
73,08

72,94
76,08
76,49
71,98

73,22
79,12
77,55
72,56

72,45
81,21
79,82
63,59

69,85
77,85
76,89
70,16

71,16
79,54
78,10
66,60

61,42
62,73
59,18
65,86
60,46
74,74

52,32
58,30
67,62
64,70
51,74
60,93

56,38
60,51
63,86
65,16
55,96
66,60

65,57
85,38
69,94
66,40
64,02
74,06

62,72
78,39
74,97
61,29
63,18
72,19

64,13
81,72
72,53
63,46
63,56
73,09

64,01
78,92
67,60
66,22
63,12
74,21

58,34
73,00
73,16
62,51
60,55
69,05

61,03
75,86
70,52
64,05
61,73
71,44

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

72,37
81,60
58,90
75,40

63,16
70,90
56,85
59,78

67,06
76,65
57,86
67,23

83,14
80,16
61,82
61,86

80,26
82,02
49,77
60,27

81,76
81,15
56,20
61,25

79,73
80,52
61,21
65,36

73,32
79,77
51,44
60,09

76,43
80,14
56,57
63,10

INDONESIA

64,39

61,88

63,00

67,50 65,58

66,46

66,01

63,77 64,79

PeremL+P
puan

.id

Lakilaki

s.
go

.b
p

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

PeremL+P
puan

Lakilaki

PeremL+P
puan

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

103

Tabel 5.5.1
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri
menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan, 2011
Perkotaan

Jenis Obat yang Digunakan


Obat Modern

Lainnya

Campuran

Jumlah

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau

12,60
10,23
16,64
3,43
13,78
12,08
6,71
11,25
10,55
9,39

49,53
59,10
57,66
56,40
43,45
68,41
65,59
59,93
61,57
62,78

1,12
0,22
0,00
0,00
1,44
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

36,74
30,44
25,70
40,17
41,33
19,51
27,70
28,82
27,88
27,84

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten

6,87
6,79
4,97
9,83
16,60
10,61

73,70
64,39
77,74
61,35
60,88
57,43

0,00
1,17
0,00
1,01
1,81
1,52

19,42
27,66
17,29
27,82
20,70
30,44

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

20,64
10,26
6,34

41,11
67,62
73,93

0,78
0,00
3,12

37,47
22,12
16,61

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

6,05
4,32
9,26
9,72

52,23
50,33
54,61
66,23

0,00
1,29
0,86
0,00

41,71
44,06
35,27
24,04

100,00
100,00
100,00
100,00

6,87
5,52
0,95
7,42
8,29
17,11

64,04
71,75
78,77
59,89
84,44
52,27

4,26
0,00
0,00
0,95
0,00
0,97

24,83
22,73
20,28
31,74
7,27
29,66

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua

16,09
10,02
12,39
11,84

49,56
50,24
69,40
70,28

2,21
0,00
0,00
0,00

32,14
39,74
18,21
17,88

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

9,03

62,18

0,94

27,85

100,00

ht

Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat

s.
go

w
w

tp
://
w

(1)

.id

Obat
Tradisional

.b
p

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

104

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 5.5.2
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri
menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan, 2011
Perdesaan

Jenis Obat yang Digunakan


Obat Modern

Lainnya

Campuran

Jumlah

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau

11,21
10,57
17,95
6,92
30,91
11,21
9,49
2,92
11,27
16,33

43,68
53,82
42,87
51,44
33,69
57,91
51,17
61,56
53,92
52,25

0,85
1,32
0,96
0,55
0,00
0,90
0,64
0,00
0,00
1,19

44,26
34,29
38,22
41,10
35,40
29,98
38,70
35,52
34,81
30,23

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten

6,07
3,69
9,34
18,60
14,11

65,48
65,65
60,69
63,36
47,49

0,87
0,78
1,61
1,94
1,56

27,59
29,88
28,36
16,10
36,85

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

29,11
18,56
24,35

26,55
52,18
47,70

0,30
0,00
2,49

44,04
29,26
25,45

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

6,18
4,36
3,48
12,24

52,59
59,70
64,05
50,58

0,00
0,72
0,00
2,28

41,23
35,22
32,47
34,90

100,00
100,00
100,00
100,00

9,16
2,95
11,03
12,68
15,39
5,98

63,76
79,29
59,34
50,90
65,56
63,30

1,29
0,00
0,00
0,42
0,49
0,44

25,79
17,76
29,64
36,00
18,56
30,27

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua

7,96
9,22
26,97
11,09

63,99
45,26
33,93
54,98

0,00
1,58
0,88
0,00

28,05
43,93
38,22
33,93

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

11,47

54,92

1,07

32,54

100,00

ht

Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat

s.
go

w
w

tp
://
w

(1)

.id

Obat
Tradisional

.b
p

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

105

Tabel 5.5.3
Persentase Penduduk Lansia yang Sakit Sebulan Terakhir dan Berobat Sendiri
menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan, 2011
Perkotaan + Perdesaan

Jenis Obat yang Digunakan


Obat Modern

Lainnya

Campuran

Jumlah

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

11,55
10,43
17,53
5,72
18,94
11,42
8,59
6,28
11,12
14,95

45,11
55,97
47,56
53,14
40,51
60,39
55,83
60,90
55,53
54,34

0,92
0,87
0,66
0,36
1,00
0,69
0,43
0,00
0,00
0,96

42,42
32,72
34,26
40,78
39,55
27,50
35,15
32,82
33,35
29,75

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

6,87
6,50
4,43
9,55
17,38
12,57

73,70
64,83
72,63
60,97
61,84
51,85

0,00
1,05
0,33
1,35
1,86
1,55

19,42
27,63
22,61
28,13
18,91
34,04

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

24,96
15,50
21,77

33,70
57,88
51,46

0,53
0,00
2,58

40,82
26,63
24,18

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

6,15
4,35
5,72
11,05

52,52
57,04
60,39
57,98

0,00
0,88
0,33
1,20

41,33
37,73
33,56
29,77

100,00
100,00
100,00
100,00

8,43
3,37
9,09
11,02
13,78
8,43

63,85
78,05
63,06
53,74
69,82
60,87

2,24
0,00
0,00
0,58
0,38
0,56

25,48
18,58
27,84
34,66
16,01
30,14

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

10,25
9,37
24,14
11,30

59,92
46,17
40,81
59,29

0,62
1,29
0,71
0,00

29,21
43,16
34,34
29,41

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

10,41

58,08

1,01

30,50

100,00

ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

s.
go

w
w

tp
://
w

(1)

.id

Obat
Tradisional

.b
p

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

106

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 5.6
Persentase Penduduk Lansia yang Berobat Jalan menurut Provinsi,
Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2011
Perdesaan

Perkotaan+Perdesaan

Lakilaki

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

66,67
48,45
59,88
43,69
58,67
56,86
45,28
53,55
49,14
46,38

60,03
47,33
64,75
51,53
59,11
50,35
40,59
51,75
52,96
56,96

62,75
47,83
62,53
47,44
58,91
53,32
42,48
52,51
51,22
51,97

62,17
44,35
56,68
35,73
70,36
39,42
38,93
41,81
43,87
45,14

61,74
48,37
55,28
38,98
50,65
40,18
41,33
52,46
40,08
44,01

61,92
46,64
55,89
37,35
61,60
39,80
40,14
47,31
41,88
44,59

63,36
46,17
57,88
38,72
61,74
43,31
41,01
46,66
45,43
45,40

61,26
47,92
58,67
43,47
57,51
42,81
41,02
52,13
44,08
47,13

62,15
47,16
58,32
41,05
59,52
43,05
41,02
49,63
44,71
46,26

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

61,44
53,70
48,78
48,75
51,09
47,75

64,60
51,77
45,53
50,16
62,74
52,77

63,16
52,63
47,12
49,55
57,40
50,54

42,01
46,69
42,96
41,36
47,91

41,59
35,03
43,61
59,04
48,29

41,80
40,05
43,32
51,50
48,13

61,44
49,01
48,13
45,65
48,11
47,83

64,60
48,06
41,71
46,72
61,51
50,44

63,16
48,50
44,72
46,24
55,50
49,31

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

67,20
54,38
47,06

64,22
50,68
37,92

65,60
52,28
42,32

65,51
57,44
51,59

60,74
46,70
48,35

62,95
51,53
49,87

66,46
56,22
50,73

62,69
48,36
46,46

64,44
51,83
48,48

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

47,04
45,64
41,09
48,46

56,87
38,02
44,49
49,21

51,97
41,74
43,15
48,79

45,98
34,64
41,53
44,86

40,07
31,78
41,80
42,28

43,04
33,24
41,69
43,63

46,28
38,18
41,36
46,93

44,92
33,92
42,94
46,03

45,60
36,06
42,29
46,52

56,92
57,88
46,71
47,74
31,07
50,23

61,67
57,98
47,80
49,67
48,53
55,14

59,55
57,93
47,31
48,90
40,08
53,13

54,13
49,76
37,16
41,18
40,82
33,58

54,09
53,91
41,62
35,68
35,63
33,71

54,11
51,93
39,46
38,02
37,98
33,65

55,18
52,07
39,24
43,38
38,35
37,33

57,28
55,00
43,14
40,67
38,60
39,69

56,28
53,59
41,28
41,80
38,48
38,60

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

37,35
37,68
51,49
62,43

41,18
50,58
55,95
45,86

39,56
43,65
53,74
53,77

34,61
35,81
42,62
31,63

34,80
32,98
41,41
38,38

34,70
34,32
42,06
34,24

35,48
36,28
44,48
39,58

37,39
36,54
44,84
41,20

36,46
36,41
44,65
40,28

INDONESIA

51,31

52,62

52,03

45,44

45,22

45,32

48,25

48,83

48,56

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

ht

Provinsi

tp
://
w

Perkotaan

.b
p

PeremL+P
puan

.id

Lakilaki

s.
go

PeremL+P
puan

Lakilaki

PeremL+P
puan

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

107

Tabel 5.7.1
Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan
Tempat Berobat Jalan, 2011

RS.
Pemerintah

RS.
Swasta

Praktek
Dokter

Puskesmas

Praktek
Nakes

Praktek
Batra

Lainnya

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

27,31
12,07
17,93
20,39
4,95
18,84
13,70
18,32
16,74
2,68

2,60
10,42
9,89
22,02
5,18
2,85
4,70
7,83
0,00
7,35

23,56
29,87
24,71
26,43
25,81
32,43
45,86
33,01
36,58
43,52

31,49
21,79
29,13
21,35
42,12
28,39
19,91
35,60
33,19
25,67

26,89
30,92
24,49
14,88
24,84
7,13
16,29
13,68
26,22
25,94

8,72
1,99
4,01
2,13
1,71
0,00
0,00
0,00
4,81
2,57

2,17
2,67
0,75
0,00
3,10
14,47
9,37
1,39
3,65
0,38

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

15,44
10,23
6,09
9,29
14,11
11,11

10,82
5,96
6,48
4,21
17,11
4,43

45,28
43,02
49,15
36,86
36,54
33,86

27,04
32,62
19,93
28,83
23,69
25,10

1,59
19,13
17,08
23,80
14,52
30,11

1,30
2,54
7,19
3,23
3,60
3,41

4,50
2,73
6,15
1,59
2,54
2,10

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

8,62
7,85
14,07

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

s.
go

.id

Provinsi

.b
p

Perkotaan

45,38
32,44
40,03

22,44
34,80
41,76

30,93
32,74
7,81

3,75
4,05
0,00

0,17
1,38
2,70

12,06
9,96
13,36
27,15

6,17
5,32
2,83
2,63

31,00
37,33
22,14
33,33

24,75
36,76
42,59
33,46

33,11
24,52
24,45
7,73

4,41
2,66
5,38
1,40

5,42
2,76
3,21
1,36

21,11
6,71
13,07
20,43
28,68
13,90

7,72
1,32
4,04
4,36
0,00
16,02

50,30
49,96
29,97
25,66
23,25
29,30

18,67
32,77
32,12
43,09
9,50
38,91

7,26
20,35
11,92
12,40
35,85
18,58

0,00
2,99
3,44
0,62
2,72
4,24

3,10
2,63
7,20
1,49
0,00
14,16

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

9,83
12,90
47,16
34,68

2,49
3,24
8,09
10,34

37,58
52,68
25,37
29,34

43,07
21,10
28,38
8,18

7,92
11,95
0,00
7,86

13,46
0,00
0,00
5,03

0,00
13,06
2,39
20,13

INDONESIA

11,70

6,00

37,81

28,46

21,76

3,06

2,63

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

0,54
0,91
4,52

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

108

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 5.7.2
Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan
Tempat Berobat Jalan, 2011
Perdesaan
RS.
Pemerintah

RS.
Swasta

Praktek
Dokter

Puskesmas

Praktek
Nakes

Praktek
Batra

Lainnya

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

16,62
8,91
6,91
10,58
4,93
9,68
5,99
2,27
8,95
3,56

1,08
6,99
2,01
6,71
1,58
1,07
3,93
7,21
4,27
3,51

16,52
17,15
18,77
21,23
5,42
25,31
19,60
18,29
19,56
22,86

48,94
20,95
34,62
40,83
56,85
37,42
31,60
47,87
31,56
24,93

34,43
49,91
44,48
22,77
18,00
30,12
47,06
29,73
41,79
50,41

2,54
3,66
8,29
2,76
2,23
2,21
0,37
1,40
2,84
1,72

2,53
4,31
4,32
4,00
22,48
2,73
5,27
5,44
4,13
4,05

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

3,05
3,04
5,60
7,89
3,98

2,35
0,89
3,63
3,83
3,33

36,36
35,20
27,68
37,12
20,16

34,42
20,70
24,41
29,16
20,83

34,43
48,23
46,44
28,59
56,45

3,65
4,26
2,54
2,56
2,50

2,16
3,25
2,75
1,02
3,62

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

2,68
3,90
6,26

1,26
0,34
2,89

34,53
22,29
8,93

27,59
33,87
72,25

42,19
46,72
12,29

4,06
2,47
0,43

1,27
1,23
4,74

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

7,02
9,72
4,90
10,57

0,65
0,00
1,44
4,72

6,22
10,83
18,16
20,93

40,87
62,97
40,42
61,38

48,79
23,83
46,88
12,11

6,12
1,15
4,53
0,00

1,53
5,01
2,33
1,41

10,39
5,35
7,58
10,32
6,36
3,51

3,04
0,45
2,78
0,95
0,00
0,86

37,58
28,90
12,81
14,51
16,07
10,93

34,63
34,60
44,95
55,71
54,35
57,20

23,46
38,19
38,34
22,57
27,26
26,67

0,25
2,09
4,25
3,36
3,00
2,67

1,99
0,00
3,13
3,45
3,83
4,98

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

3,95
10,53
4,18
36,15

0,98
0,69
1,48
5,63

15,55
9,11
3,48
15,27

69,21
66,39
88,59
51,33

17,73
17,64
2,48
1,63

0,57
0,51
0,00
0,00

3,61
6,25
2,23
2,48

INDONESIA

5,88

2,88

23,07

33,17

41,80

2,87

3,15

s.
go

.b
p

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

109

Tabel 5.7.3
Proporsi Penduduk Lansia yang Sakit menurut Provinsi dan
Tempat Berobat Jalan, 2011
Perkotaan + Perdesaan
RS.
Pemerintah

RS.
Swasta

Praktek
Dokter

Puskesmas

Praktek
Nakes

Praktek
Batra

Lainnya

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

19,42
10,25
11,11
14,49
4,94
12,19
8,34
9,23
11,40
3,36

1,48
8,45
5,02
12,82
4,31
1,56
4,17
7,48
2,92
4,41

18,36
22,55
21,03
23,30
20,93
27,26
27,59
24,67
24,92
27,68

44,37
21,31
32,53
33,05
45,64
34,94
28,04
42,56
32,07
25,10

32,45
41,85
36,86
19,63
23,20
23,81
37,69
22,78
36,88
44,70

4,16
2,95
6,66
2,50
1,84
1,60
0,26
0,79
3,46
1,92

2,43
3,61
2,96
2,40
7,74
5,95
6,52
3,68
3,98
3,19

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

15,44
7,65
5,00
7,42
11,96
7,41

10,82
4,67
4,47
3,92
12,53
3,86

45,28
40,62
44,14
32,22
36,74
26,75

27,04
33,26
20,21
26,60
25,58
22,89

1,59
24,63
28,27
35,24
19,37
43,79

1,30
2,94
6,14
2,88
3,24
2,94

4,50
2,53
5,10
2,17
2,02
2,89

s.
go
40,15
26,18
12,37

24,92
34,22
68,88

36,35
41,36
11,79

3,90
3,08
0,38

0,70
1,29
4,52

8,38
9,80
8,34
19,35

2,14
1,87
2,01
3,61

12,92
20,13
19,77
27,50

36,51
53,77
41,30
46,59

44,55
24,07
37,77
9,79

5,66
1,68
4,87
0,74

2,58
4,22
2,69
1,39

14,38
5,74
8,95
14,01
12,07
6,71

4,78
0,70
3,09
2,20
0,00
5,53

42,32
34,97
17,09
18,58
17,91
16,59

28,69
34,07
41,75
51,11
42,86
51,56

17,43
33,05
31,75
18,86
29,46
24,18

0,16
2,35
4,05
2,36
2,93
3,16

2,41
0,76
4,14
2,74
2,85
7,81

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

6,20
11,12
14,22
35,59

1,56
1,33
3,02
7,44

23,98
20,10
8,59
20,67

59,20
54,97
74,53
34,77

13,98
16,20
1,90
4,02

5,50
0,38
0,00
1,93

2,23
7,97
2,27
9,25

INDONESIA

8,71

4,39

30,22

30,89

32,07

2,96

2,90

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

0,89
0,56
3,07

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

5,76
5,41
7,13

.b
p

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Susenas 2011

110

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 6.1
TPAK Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan +
Perdesaan

(1)

(2)

(3)

(4)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

40,19
41,95
39,15
32,83
39,58
43,82
43,90
35,50
39,46
42,90

38,19
58,59
41,77
55,17
34,67
50,75
54,77
45,64
58,09
52,01

38,73
50,48
40,79
46,57
38,75
48,58
50,91
40,71
52,26
49,77

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

37,00
34,33
46,42
45,51
44,38
44,98

44,97
46,68
53,51
50,21
54,90

37,00
38,10
46,51
49,93
46,36
50,23

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

48,50
47,74
29,64

58,75
50,90
56,38

52,69
49,55
51,55

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

33,30
38,89
46,90
44,57

60,27
63,89
52,67
56,84

52,04
55,86
50,37
49,24

43,03
44,09
37,61
35,09
50,33
30,78

52,77
48,03
62,11
47,35
55,74
63,57

48,38
46,66
56,34
43,01
54,59
54,64

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

45,79
34,92
48,73
36,26

65,86
51,45
62,34
60,90

58,16
46,79
58,78
53,86

INDONESIA

41,28

52,55

47,07

s.
go
.b
p
w

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

111

Tabel 6.2.1
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan
Lapangan Usaha, 2011
Perkotaan

Pertanian

Industri*)

Jasa-jasa**)

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

28,87
27,45
43,42
22,18
22,28
32,26
19,94
19,88
25,17
27,70

13,17
12,82
12,58
12,67
14,41
15,34
12,73
18,88
22,56
11,49

57,95
59,72
44,00
65,16
63,31
52,40
67,33
61,24
52,26
60,81

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

0,93
35,21
24,31
38,43
44,83
39,62

9,51
14,42
20,97
17,60
14,55
12,39

89,56
50,37
54,73
43,97
40,62
47,99

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

41,24
53,77
40,67

21,98
9,99
11,59

36,79
36,24
47,73

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

42,76
27,46
30,16
26,88

13,78
17,62
11,81
14,21

43,46
54,92
58,03
58,91

100,00
100,00
100,00
100,00

35,41
23,22
29,24
28,86
57,49
25,20

12,21
21,25
17,59
12,42
5,95
10,85

52,38
55,53
53,18
58,72
36,56
63,95

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

31,55
34,35
22,45
11,49

11,84
10,99
8,34
16,72

56,61
54,66
69,21
71,79

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

34,52

14,42

51,06

100,00

s.
go

.b
p
w
w

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011


Catatan :
*)
**)

112

: Termasuk sektor Industri, Pertambangan dan Penggalian


Listrik,Gas, Air minum, dan Konstruksi
: Termasuk sektor Perdagangan, Transportasi dan Komunikasi
Keuangan, Jasa-jasa, lainnya

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 6.2.2
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan
Lapangan Usaha, 2011
Perdesaan

Pertanian

Industri*)

Jasa-jasa**)

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

80,34
85,08
73,22
81,83
84,24
84,02
85,54
53,89
87,16
80,48

6,41
2,85
8,02
5,17
1,75
3,77
3,39
26,66
4,43
7,78

13,25
12,07
18,76
13,00
14,02
12,20
11,07
19,45
8,41
11,74

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

73,27
64,04
79,23
82,13
81,26

10,50
7,15
9,31
10,46
5,94

16,24
28,81
11,46
7,40
12,80

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

75,35
68,65
88,90

11,45
11,56
7,37

13,20
19,80
3,73

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

87,21
89,53
76,64
78,59

6,21
2,40
4,51
3,05

6,58
8,07
18,85
18,37

100,00
100,00
100,00
100,00

71,08
71,34
81,17
80,22
86,57
78,80

6,89
19,23
7,98
5,42
3,49
7,42

22,03
9,43
10,85
14,36
9,94
13,78

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

86,10
89,17
85,61
78,50

6,08
5,04
2,28
2,12

7,82
5,79
12,11
19,38

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

79,82

7,31

12,87

100,00

s.
go

.b
p
w
w

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011


Catatan :
*)
**)

: Termasuk sektor Industri, Pertambangan dan Penggalian


Listrik,Gas, Air minum, dan Konstruksi
: Termasuk sektor Perdagangan, Transportasi dan Komunikasi
Keuangan, Jasa-jasa, lainnya

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

113

Tabel 6.2.3
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan
Lapangan Usaha, 2011
Perkotaan + Perdesaan

Pertanian

Industri*)

Jasa-jasa**)

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

65,72
62,60
63,72
66,01
31,62
69,45
67,18
39,53
72,53
70,56

8,33
6,74
9,47
7,16
12,50
7,03
6,00
23,38
8,71
8,47

25,95
30,66
26,81
26,83
55,88
23,52
26,82
37,10
18,76
20,97

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

0,93
51,28
40,78
62,73
58,55
63,73

9,51
12,76
15,24
12,67
13,05
8,66

89,56
35,96
43,98
24,61
28,40
27,62

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

56,80
62,63
83,96

17,17
10,92
7,80

26,03
26,44
8,24

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

78,73
75,64
59,11
49,84

7,65
5,81
7,26
9,25

13,62
18,55
33,63
40,90

100,00
100,00
100,00
100,00

57,07
56,00
73,75
65,52
80,90
70,58

8,98
19,87
9,36
7,43
3,97
7,94

33,95
24,12
16,90
27,06
15,13
21,48

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

69,96
77,64
72,16
65,62

7,78
6,29
3,57
4,93

22,26
16,07
24,27
29,45

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

60,92

10,28

28,80

100,00

s.
go

.b
p
w
w

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

.id

Provinsi

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011


Catatan :
*)
**)

114

: Termasuk sektor Industri, Pertambangan dan Penggalian


Listrik,Gas, Air minum, dan Konstruksi
: Termasuk sektor Perdagangan, Transportasi dan Komunikasi
Keuangan, Jasa-jasa, lainnya

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 6.3.1
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan
Status Pekerjaan, 2011

Berusaha
Sendiri

Berusaha
dengan
Buruh

Buruh/
Karyawan

Pekerja
Bebas

Pekerja
tidak
Dibayar

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

32,79
31,45
33,04
28,61
51,32
29,29
28,20
35,17
31,80
35,73

30,67
30,05
36,42
36,47
18,77
29,82
26,51
12,42
30,89
40,35

24,43
20,02
10,55
26,88
20,69
20,84
33,49
38,88
17,03
8,80

4,23
5,00
7,82
2,01
4,32
13,55
2,40
4,06
8,32
6,28

7,89
13,48
12,16
6,03
4,90
6,49
9,41
9,47
11,96
8,84

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

32,44
28,91
26,51
28,98
20,97
32,48

28,42
33,28
26,93
37,10
49,13
30,74

29,93
14,55
28,50
10,69
10,87
12,01

3,02
11,43
5,83
10,25
5,20
12,25

.id

6,19
11,83
12,24
12,99
13,82
12,53

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

25,59
33,54
31,98

36,31
36,67
37,86

15,02
6,11
13,31

6,75
15,82
9,62

16,33
7,86
7,23

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

27,23
34,98
35,92
26,89

42,56
32,85
27,65
30,35

20,34
15,39
15,13
22,40

0,45
1,90
5,52
8,30

9,42
14,87
15,78
12,07

100,00
100,00
100,00
100,00

36,58
40,73
40,62
21,86
35,65
44,23

28,21
37,21
35,46
47,21
47,17
29,96

19,17
16,15
10,70
22,35
5,38
12,79

5,63
3,61
7,86
2,21

10,41
2,30
5,36
6,37
11,80
7,40

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

35,34
26,34
54,68
41,02

29,29
48,32
14,71
22,17

22,06
10,32
23,54
22,87

3,65
4,40
7,66

9,67
10,62
7,07
6,27

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

30,20

33,68

15,30

9,10

11,72

100,00

.b
p

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

s.
go

Provinsi

Perkotaan

5,61

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

115

Tabel 6.3.2
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan
Status Pekerjaan, 2011

Berusaha
Sendiri

Berusaha
dengan
Buruh

Buruh/
Karyawan

Pekerja
Bebas

Pekerja
tidak
Dibayar

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

27,74
32,25
33,38
34,05
70,44
25,21
20,76
30,43
20,94
22,95

49,39
45,78
40,83
39,37
15,40
50,66
49,78
35,84
43,66
51,51

6,70
3,45
4,67
5,03
5,83
9,54
8,04
15,94
6,72
6,70

6,65
4,62
8,18
9,35
4,61
5,25
4,87
7,41
7,49
6,19

9,52
13,91
12,94
12,20
3,72
9,34
16,54
10,38
21,19
12,65

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

18,96
28,67
16,21
10,63
16,03

40,90
45,48
49,55
61,95
46,32

4,66
6,12
2,69
2,17
3,33

22,71
10,95
11,97
2,95
13,89

12,76
8,78
19,57
22,31
20,42

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

18,69
20,66
17,40

49,11
57,02
59,66

4,72
2,49
1,53

3,77
9,05
1,22

23,71
10,79
20,20

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

22,15
26,84
28,12
36,12

48,77
48,11
51,01
43,32

5,13
5,04
2,54
6,66

1,89
2,22
6,93
2,70

22,06
17,79
11,40
11,21

100,00
100,00
100,00
100,00

34,75
29,82
19,94
18,96
19,88
24,93

32,51
48,00
54,84
59,42
60,92
57,07

6,93
4,98
1,72
2,64
2,21
2,59

10,57
9,64
4,20
2,99
0,75
2,04

15,24
7,57
19,30
15,98
16,24
13,37

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

28,76
25,92
34,03
23,28

45,64
45,41
47,74
58,82

2,09
2,50
6,48
5,74

0,18
4,47
1,74
2,18

23,34
21,70
10,02
9,98

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

20,36

48,37

3,95

10,19

17,13

100,00

s.
go

.b
p

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

.id

Provinsi

Perdesaan

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011

116

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 6.3.3
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan
Status Pekerjaan, 2011

Berusaha
Sendiri

Berusaha
dengan
Buruh

Buruh/
Karyawan

Pekerja
Bebas

Pekerja
tidak
Dibayar

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

29,17
31,93
33,27
32,61
54,20
26,36
22,84
32,43
23,50
25,35

44,07
39,65
39,42
38,60
18,27
44,79
43,27
25,95
40,65
49,41

11,74
9,91
6,55
10,82
18,45
12,72
15,16
25,63
9,15
7,09

5,96
4,77
8,06
7,40
4,36
7,59
4,18
6,00
7,69
6,21

9,06
13,74
12,69
10,57
4,72
8,54
14,54
10,00
19,02
11,93

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

32,44
24,71
27,41
21,38
17,16
22,96

28,42
36,50
34,62
44,52
53,85
39,76

29,93
10,37
19,22
5,93
7,67
6,98

3,02
16,20
7,95
11,27
4,37
13,20

.id

6,19
12,22
10,81
16,91
16,94
17,10

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

22,44
25,87
18,89

42,15
48,80
57,42

10,32
3,95
2,73

5,39
11,78
2,08

19,70
9,60
18,87

100,00
100,00
100,00

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

23,12
28,66
31,06
30,99

47,59
44,70
42,20
36,11

8,03
7,35
7,29
15,41

1,61
2,15
6,40
5,81

19,65
17,14
13,05
11,68

100,00
100,00
100,00
100,00

35,47
33,29
22,89
19,79
22,95
27,89

30,82
44,56
52,07
55,93
58,24
52,91

11,74
8,54
3,00
8,29
2,83
4,16

8,63
7,72
4,72
2,77
0,61
2,59

13,35
5,89
17,31
13,23
15,37
12,46

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

30,70
26,01
38,42
26,69

40,80
46,02
40,71
51,77

8,00
4,14
10,11
9,03

1,20
4,45
1,37
3,24

19,29
19,37
9,39
9,27

100,00
100,00
100,00
100,00

INDONESIA

24,46

42,24

8,68

9,74

14,87

100,00

.b
p

tp
://
w
ht

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

s.
go

Provinsi

Perkotaan + Perdesaan

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

117

Tabel 6.4.1
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi, Jenis Kelamin
dan Jumlah Jam Kerja (Jam) Selama Seminggu Terakhir, 2011
Perkotaan

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki+Perempuan

Provinsi
(1)

0-14

15-34

35+

0-14

15-34

35+

0-14

15-34

35+

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

14,58
7,58
21,84
4,82
14,89
6,72
8,89
4,68
15,28
10,96

30,24
20,10
27,93
19,19
17,60
21,36
19,60
26,54
31,35
30,63

55,17
72,31
50,23
75,98
67,51
71,92
71,51
68,79
53,37
58,41

20,54
11,22
22,25
17,02
23,68
9,76
22,58
5,45
22,96
15,80

35,08
46,85
55,50
60,97
47,17
61,78
55,11
52,35
56,78
37,17

35,08
46,85
55,50
60,97
47,17
61,78
55,11
52,35
56,78
37,17

16,70
9,04
22,00
7,69
17,22
7,69
13,74
4,94
16,90
11,75

35,27
28,84
25,77
19,86
20,66
23,63
20,56
31,82
29,02
33,32

48,03
62,12
52,23
72,45
62,12
68,68
65,70
63,24
54,08
54,93

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

8,16
9,55
10,92
13,09
19,26
10,40

13,94
29,56
27,10
31,56
40,36
34,20

77,90
60,88
61,98
55,35
40,38
55,40

12,99
14,67
19,82
18,43
22,69
19,61

66,94
47,46
41,66
46,83
44,27
45,33

66,94
47,46
41,66
46,83
44,27
45,33

9,84
11,24
13,03
15,25
20,86
14,07

16,06
32,30
29,81
32,85
36,94
34,54

74,10
56,46
57,16
51,89
42,20
51,39

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

8,91
13,65
27,14

39,35
48,79
16,88

51,74
37,55
55,98

10,38
31,92
25,49

53,94
36,49
39,76

53,94
36,49
39,76

9,56
21,09
26,77

37,74
41,79
20,83

52,71
37,12
52,40

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

18,15
5,20
17,50
12,10

23,61
21,76
23,58
16,91

58,24
73,04
58,92
70,99

19,55
12,14
25,18
17,13

39,06
73,20
44,62
56,66

39,06
73,20
44,62
56,66

18,51
7,36
20,79
13,33

28,22
19,55
26,41
19,17

53,27
73,09
52,80
67,50

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

13,18
27,54
16,99
15,32
22,33
18,20

32,52
21,76
25,20
21,20
27,22
32,33

54,30
50,70
57,81
63,48
50,44
49,47

25,79
7,52
10,88
22,84
35,38
25,22

45,66
65,58
52,41
57,42
44,60
62,57

45,66
65,58
52,41
57,42
44,60
62,57

17,54
20,36
15,53
17,55
26,83
20,66

31,15
23,60
27,95
20,77
24,74
25,29

51,31
56,04
56,52
61,68
48,43
54,05

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

14,19
15,63
8,73
12,07

18,83
19,80
18,22
22,74

66,98
64,57
73,05
65,19

15,46
9,14
43,01

43,50
50,23
73,39
46,80

43,50
50,23
73,39
46,80

14,61
13,72
6,56
19,00

26,17
25,93
20,31
19,93

59,22
60,35
73,13
61,07

INDONESIA

11,49

29,55

58,96

18,02

47,95

47,95

13,88

31,20

54,92

s.
go

.b
p

tp
://
w

ht

.id

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011

118

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

Tabel 6.4.2
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi, Jenis Kelamin
dan Jumlah Jam Kerja (Jam) Selama Seminggu Terakhir, 2011
Perdesaan

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki+Perempuan

Provinsi
0-14

15-34

35+

0-14

15-34

35+

0-14

15-34

35+

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

47,06
45,84
44,33
47,92
40,31
56,03
53,92
39,16
36,64
41,91

36,89
38,19
35,66
32,62
48,32
31,79
37,31
54,83
44,30
42,81

28,81
16,79
32,40
33,73
23,68
16,75
22,50
18,29
20,11
22,98

47,83
58,27
44,74
42,00
55,26
61,87
49,62
44,08
48,99
46,40

20,10
16,39
24,44
23,77
12,79
13,48
13,82
10,13
19,48
17,52

47,30
52,15
44,48
46,13
42,05
57,68
52,34
40,81
41,67
43,21

32,60
31,47
31,09
30,10
45,16
28,85
33,84
49,06
38,85
39,27

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

16,05
15,97
20,01
19,46
11,37
12,19
8,77
6,02
19,05
15,29

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

15,69
16,39
14,16
14,08
13,08

45,21
26,56
46,92
55,88
51,01

39,10
57,06
38,92
30,05
35,91

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

10,27
16,31
13,41

47,33
42,44
50,50

42,40
41,25
36,09

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

11,98
9,47
15,12
9,35

55,49
41,14
51,61
40,79

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

14,10
17,59
24,24
25,05
38,44
18,53

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
INDONESIA

53,03
47,69
49,43
51,99
50,55

25,86
18,13
28,22
22,72
24,84

17,29
22,80
17,41
18,57
17,53

47,52
34,17
47,92
54,32
50,83

35,19
43,02
34,67
27,11
31,63

25,38
30,49
26,98

46,34
28,32
52,98

28,28
41,19
20,05

16,55
21,03
18,71

46,92
37,74
51,47

36,53
41,23
29,82

32,52
49,39
33,27
49,85

21,91
15,57
29,68
8,99

53,52
52,30
47,73
39,50

24,57
32,13
22,60
51,51

16,19
11,48
21,20
9,26

54,66
44,83
49,99
40,46

29,16
43,69
28,81
50,28

38,28
31,91
43,16
46,56
41,79
42,81

47,62
50,50
32,60
28,38
19,77
38,66

22,57
27,80
31,42
33,19
44,73
31,73

44,54
44,44
51,69
43,85
38,25
41,09

32,89
27,76
16,89
22,96
17,02
27,18

17,13
20,78
26,91
27,81
40,63
23,84

40,51
35,83
46,33
45,64
40,56
42,12

42,36
43,39
26,76
26,54
18,81
34,04

12,64
13,02
5,36
9,77

47,17
45,47
32,47
32,03

40,19
41,50
62,17
58,20

19,72
26,15
14,18
10,85

49,71
49,20
43,79
55,30

30,57
24,65
42,04
33,85

15,21
17,99
7,66
10,02

48,09
46,88
35,42
37,40

36,69
35,12
56,92
52,57

14,88

47,07

38,05

24,20

49,66

26,14

18,34

48,03

33,63

ht

23,36
24,94
22,86
24,27
21,05
21,38
27,88
37,63
30,90
30,62

21,12
34,18
22,35
25,29
24,61

.id

.b
p

tp
://
w

s.
go

(1)

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

119

Tabel 6.4.3
Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi, Jenis Kelamin
dan Jumlah Jam Kerja (Jam) Selama Seminggu Terakhir, 2011
Perkotaan + Perdesaan

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki+Perempuan

Provinsi
(1)

0-14

15-34

35+

0-14

15-34

35+

0-14

15-34

35+

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

15,65
12,30
20,58
15,31
14,27
10,70
8,80
5,45
17,95
14,36

42,48
34,57
39,23
39,78
21,59
46,63
44,17
33,84
35,10
39,49

41,87
53,13
40,19
44,90
64,14
42,66
47,03
60,71
46,95
46,15

26,26
14,92
29,03
30,06
23,68
14,60
22,52
12,85
20,50
22,15

46,76
52,79
37,26
37,61
31,04
51,60
42,18
43,29
45,04
46,47

26,97
32,28
33,71
32,33
45,28
33,79
35,30
43,86
34,46
31,38

19,13
13,52
23,66
19,51
16,55
11,85
13,80
7,94
18,87
16,44

43,88
43,06
38,51
39,17
23,88
48,09
43,44
37,01
38,69
41,35

36,98
43,42
37,83
41,33
59,57
40,07
42,76
55,05
42,44
42,21

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur

8,16
12,22
12,96
13,73
17,21
11,96

13,94
36,36
26,90
40,76
46,50
44,01

77,90
51,42
60,15
45,51
36,29
44,03

12,99
17,22
27,26
20,74
23,55
22,47

20,06
43,86
43,27
43,41
39,35
43,92

66,94
38,92
29,47
35,84
37,10
33,62

9,84
13,80
17,08
16,54
20,02
16,08

16,06
38,72
31,62
41,82
43,34
43,97

74,10
47,48
51,30
41,64
36,65
39,95

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur

9,54
15,31
15,16

43,08
44,83
46,22

47,38
39,86
38,62

17,01
31,14
26,89

40,39
29,80
51,87

42,59
39,06
21,24

12,75
21,05
19,54

41,93
39,38
48,33

45,33
39,57
32,13

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

13,42
8,49
16,01
10,90

48,08
36,70
41,15
27,40

38,50
54,81
42,84
61,71

21,62
14,84
27,95
13,40

51,99
44,27
41,02
32,31

26,40
40,89
31,03
54,30

16,63
10,56
21,05
11,52

49,61
39,17
41,10
28,62

33,76
50,27
37,85
59,85

Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara

13,74
20,61
23,02
22,14
35,28
18,48

35,99
28,83
40,14
38,97
38,94
41,08

50,27
50,56
36,84
38,89
25,78
40,44

23,81
20,72
29,43
30,51
42,92
30,84

38,38
38,32
50,25
37,60
34,73
37,15

37,81
40,96
20,32
31,89
22,35
32,00

17,29
20,65
25,28
24,87
37,94
23,35

36,83
31,93
43,71
38,52
37,47
39,53

45,88
47,42
31,01
36,60
24,59
37,11

Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

13,12
13,63
6,08
10,22

38,48
39,51
29,40
30,23

48,40
46,86
64,52
59,55

18,54
23,23
11,27
16,88

47,31
47,73
40,26
46,84

34,14
29,04
48,47
36,28

15,04
17,09
7,42
11,75

41,60
42,48
32,20
34,05

43,36
40,43
60,37
54,21

INDONESIA

13,46

39,73

46,81

21,64

43,19

35,17

16,48

41,01

42,51

s.
go

.b
p

tp
://
w

ht

.id

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung

Sumber: BPS RI - Sakernas Agustus 2011

120

Statistik Penduduk Lanjut Usia 2011

ht

tp
://
w

.b
p

s.
go

.id

ESTIMASI KESALAHAN
SAMPLING
(SAMPLING ERROR
ESTIMATES)

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

ESTIMASI KESALAHAN SAMPLING


(SAMPLING ERROR ESTIMATES)

Estimasi sampel Susenas 2011 dipengaruhi oleh dua jenis error


(kesalahan) yaitu non-sampling error dan sampling error. Non-sampling error
adalah kesalahan yang terjadi dalam pengumpulan maupun pengolahan data,
seperti kesalahan dalam menemukan dan mewawancarai responden dalam
rumah

tangga

terpilih,

kesalahan

petugas

maupun

responden

dalam

menginterpretasikan pertanyaan-pertanyaaan di kuesioner dan kesalahan


dalam proses entri data.

.id

Sampling error adalah kesalahan yang ditimbulkan dari penggunaan

s.
go

teknik sampling dalam suatu survei. Secara statistik, besarnya sampling error
ditunjukkan oleh besarnya angka standard error (galat baku) dari suatu angka

.b
p

estimasi, rata-rata, persentase suatu variabel yang disajikan dari hasil Susenas

2009. Untuk mengukur presisi dari suatu angka tersebut digunakan relative

standard error (kesalahan relatif), yaitu rasio dari nilai standard error dengan

tp
://
w

nilai estimasi suatu variabel, yang dinyatakan dalam persentase (%). Standard
error dapat digunakan untuk menghitung selang kepercayaan yang dapat

ht

digunakan untuk melihat selang dari angka sebenarnya yang

dapat

menggambarkan populasi. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dapat


disajikan selang kepercayaan (interval estimation) dengan batas bawah
sebesar nilai estimasi dikurangi dua standard error dan batas atas sebesar nilai
estimasi ditambah dua standard error.
Penghitungan sampling error pada variabel Susenas 2011 menggunakan
software SPSS versi 13.0. Variabel yang dihitung sampling error-nya dalam
publikasi ini antara lain meliputi pendidikan yang ditamatkan lansia, angka buta
huruf, keluhan kesehatan, angka kesakitan, dan lansia bekerja.
Sampling error dalam publikasi ini disajikan dalam 20 tabel lampiran
pada halaman berikut yang berisi 33 provinsi menurut tipe daerah (perkotaan
dan perdesaan), dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Tabel 9.1 sampai

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

123

tabel 9.20 menyajikan nilai-nilai estimasi dari masing-masing indikator, standard

ht

tp
://
w

.b
p

s.
go

.id

error (galat baku), selang kepercayaan, dan relative standard error.

124

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

125

(1)

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kepulauan Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

Provinsi

21,67

10,41

8,11

8,86

7,08

21,54

22,11

19,66

9,55

4,33

1,31

16,15

12,31

14,15

33,41

16,51

50,33

32,86

27,24

27,82

29,50

26,21

17,17

10,82

16,40

13,92

15,55

15,52

12,24

12,10

10,71

5,83

8,00

12,36

(2)

Estimasi

0,45

3,70

1,81

1,98

2,06

2,46

3,69

1,59

2,00

1,35

0,41

1,58

1,46

2,78

2,49

2,23

2,50

1,87

1,04

1,71

0,98

2,60

1,28

1,35

1,92

2,17

1,59

1,17

1,83

2,42

1,78

0,95

0,84

1,72

(3)

Error

Standard

20,78

3,16

4,57

4,97

3,04

16,72

14,87

16,55

5,64

1,69

0,50

13,05

9,45

8,70

28,53

12,14

45,44

29,20

25,20

24,48

27,59

21,11

14,67

8,18

12,64

9,67

12,44

13,23

8,65

7,36

7,22

3,96

6,36

8,98

(4)

Batas Bawah

22,56

17,65

11,65

12,75

11,12

26,37

29,34

22,78

13,47

6,97

2,12

19,24

15,17

19,61

38,30

20,87

55,23

36,52

29,29

31,16

31,42

31,30

19,68

13,47

20,16

18,17

18,67

17,80

15,84

16,84

14,19

7,70

9,65

15,73

(5)

Batas Atas

Perkotaan
Selang Kepercayaan

2,10

35,51

22,27

22,38

29,12

11,43

16,69

8,08

20,90

31,11

31,61

9,79

11,85

19,66

7,46

13,49

4,96

5,68

3,82

6,13

3,31

9,92

7,44

12,47

11,69

15,58

10,21

34,72

23,11

42,16

24,29

11,31

38,51

37,17

43,93

18,50

9,94

2,90

28,92

24,81

19,20

46,43

36,38

56,52

45,25

47,73

45,89

38,56

34,05

24,63

28,86

30,13

26,92

20,11

25,95

25,48

22,33

10,68

13,94

22,52

(8)

Estimasi

0,44

2,42

3,55

1,67

1,47

2,17

3,35

1,11

1,28

1,50

0,60

2,26

1,57

1,75

1,65

1,62

3,44

2,39

1,14

2,85

(10)

33,87

18,36

35,20

21,01

8,43

34,27

30,61

41,75

15,99

7,01

1,72

24,48

21,73

15,78

43,19

33,19

(11)

35,58

27,85

49,12

27,56

14,19

42,76

43,74

46,11

21,00

12,88

4,08

33,35

27,89

22,63

49,67

39,56

63,26

49,93

49,96

51,49

40,40

38,86

27,90

31,67

33,83

32,05

22,28

29,71

36,62

25,38

12,32

15,90

25,23

.id

s.
go
49,78

40,57

45,50

40,30

36,71

29,24

21,37

26,04

26,43

21,79

17,93

22,18

14,33

19,29

9,04

11,97

19,82

Batas Atas

Perdesaan
Selang Kepercayaan
Batas Bawah

.b
p

0,94

2,45

1,67

1,44

1,89

2,62

1,11

1,92

5,69

1,55

0,84

1,00

1,38

(9)

Error

Standard

tp
://
w

ht
7,52

14,96

19,99

16,60

16,34

10,49

13,92

(7)

Relative
Standard
Error

1,26

10,47

8,42

6,88

13,01

5,62

9,01

2,53

6,91

15,05

20,75

7,82

6,33

9,10

3,56

4,46

6,08

5,27

2,38

6,21

2,44

7,20

6,76

4,98

6,26

9,72

5,51

7,40

22,32

6,95

7,85

7,19

6,12

(13)

Relative
Standard
Error

28,29

19,34

32,78

20,11

9,74

33,86

33,61

35,04

16,32

8,03

2,18

21,02

19,59

17,51

42,49

32,61

53,94

37,80

37,99

33,92

34,42

28,82

19,73

10,82

25,66

25,11

21,32

18,46

21,74

14,56

17,78

8,80

11,02

19,66

(14)

Estimasi

0,33

1,97

2,68

1,48

1,20

1,78

2,89

1,35

1,11

1,15

0,38

1,35

1,12

1,50

1,45

1,45

2,28

1,51

0,86

1,77

0,68

1,87

1,01

1,35

1,29

1,66

1,54

0,84

1,55

2,36

1,29

0,66

0,70

1,12

(15)

Error

Standard

27,65

15,49

27,52

17,21

7,39

30,38

27,94

32,39

14,13

5,77

1,44

18,36

17,40

14,58

39,64

29,77

49,48

34,84

36,31

30,45

33,08

25,15

17,76

8,18

23,12

21,85

18,30

16,83

18,70

9,94

15,25

7,51

9,66

17,47

(16)

Batas Bawah

28,93

23,20

38,04

23,01

12,09

37,34

39,28

37,69

18,50

10,30

2,92

23,67

21,78

20,44

45,34

35,46

58,40

40,76

39,67

37,40

35,75

32,49

21,71

13,47

28,19

28,36

24,34

20,10

24,78

19,18

20,30

10,09

12,38

21,85

(17)

Batas Atas

Perkotaan + Perdesaan
Selang Kepercayaan

Tabel 9.1 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Pernah Bersekolah menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

1,15

10,17

8,18

7,35

12,32

5,25

8,60

3,86

6,83

14,37

17,36

6,44

5,70

8,54

3,42

4,45

4,22

4,00

2,26

5,23

1,98

6,49

5,11

12,47

5,04

6,61

7,23

4,53

7,13

16,19

7,24

7,50

6,31

5,68

(19)

Relative
Standard
Error

126

(1)

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kepulauan Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

Provinsi

2,02

0,29

15,31

3,00

1,42

1,36

1,67

2,91

1,28

1,09

1,08

0,45

1,48

1,11

1,44

1,64

1,55

2,67

1,73

0,83

1,49

0,67

1,80

0,77

0,85

1,16

1,55

1,72

1,03

1,31

1,77

1,06

0,56

0,60

0,90

(3)

Error

12,32

30,43

11,15

6,24

19,69

20,80

22,28

8,77

4,44

1,73

11,01

9,49

9,59

26,40

22,04

36,46

20,17

20,86

14,16

18,63

16,27

10,60

3,04

13,43

11,86

10,05

8,31

9,62

8,35

8,46

3,96

4,95

8,77

(2)

Estimasi

Standard

14,75

8,35

24,56

8,38

3,57

16,42

15,10

19,78

6,63

2,33

0,84

8,11

7,31

6,76

23,19

19,00

31,23

16,78

19,23

11,24

17,31

12,75

9,09

1,37

11,16

8,82

6,67

6,30

7,05

4,88

6,38

2,85

3,77

7,02

(4)

Batas Bawah

15,88

16,28

36,30

13,93

8,90

22,96

26,49

24,79

10,91

6,55

2,62

13,92

11,66

12,42

29,62

25,08

41,69

23,56

22,49

17,08

19,95

19,79

12,11

4,72

15,71

14,90

13,42

10,32

12,20

11,81

10,54

5,07

6,13

10,53

(5)

Batas Atas

Laki-Laki
Selang Kepercayaan

ht

1,88

16,41

9,84

12,70

21,79

8,47

13,97

5,74

12,44

24,24

26,25

13,44

11,69

15,04

6,21

7,03

7,32

8,57

3,98

10,52

3,62

11,05

7,27

28,10

39,68

28,22

36,06

28,87

13,00

47,67

44,04

44,71

23,75

11,12

2,59

33,33

27,13

26,76

59,37

42,09

68,54

53,74

51,53

49,22

47,91

40,92

28,56

17,93

38,05

37,49

31,40

27,89

34,81

22,07

28,14

12,77

15,90

28,94

(8)

Estimasi

tp
://
w

8,63

13,09

17,15

12,36

13,64

21,17

12,52

14,24

12,15

10,21

(7)

Relative
Standard
Error

0,42

3,17

3,73

2,31

1,66

2,44

3,68

1,68

1,80

1,89

0,49

2,18

1,62

2,36

1,81

1,69

2,28

1,89

1,02

2,25

(10)

38,85

22,00

28,75

24,33

9,75

42,89

36,83

41,42

20,23

7,41

1,62

29,07

23,95

22,14

55,81

38,78

(11)

40,51

34,44

43,37

33,40

16,26

52,45

51,25

47,99

27,27

14,83

3,56

37,60

30,31

31,38

62,92

45,40

73,00

57,45

53,53

53,63

49,57

45,80

31,36

21,88

41,54

42,24

35,34

30,20

39,35

30,09

32,46

14,81

17,88

31,97

.id

s.
go
64,07

50,03

49,53

44,81

46,25

36,04

25,75

13,98

34,57

32,74

27,47

25,58

30,27

14,05

23,81

10,72

13,91

25,91

Batas Atas

Perempuan
Selang Kepercayaan
Batas Bawah

.b
p

0,85

2,49

1,43

2,01

1,78

2,42

2,01

1,18

2,32

4,09

2,21

1,04

1,01

1,54

(9)

Error

Standard

1,07

11,24

10,34

8,02

12,78

5,11

8,36

3,75

7,56

17,00

19,07

6,53

5,98

8,80

3,05

4,01

3,33

3,52

1,98

4,57

1,77

6,09

5,01

11,23

4,67

6,47

6,39

4,22

6,65

18,54

7,84

8,18

6,37

5,34

(13)

Relative
Standard
Error

28,29

19,34

32,78

20,11

9,74

33,86

33,61

35,04

16,32

8,03

2,18

21,02

19,59

17,51

42,49

32,61

53,94

37,80

37,99

33,92

34,42

28,82

19,73

10,82

25,66

25,11

21,32

18,46

21,74

14,56

17,78

8,80

11,02

19,66

(14)

Estimasi

0,33

1,97

2,68

1,48

1,20

1,78

2,89

1,35

1,11

1,15

0,38

1,35

1,12

1,50

1,45

1,45

2,28

1,51

0,86

1,77

0,68

1,87

1,01

1,35

1,29

1,66

1,54

0,84

1,55

2,36

1,29

0,66

0,70

1,12

(15)

Error

27,65

15,49

27,52

17,21

7,39

30,38

27,94

32,39

14,13

5,77

1,44

18,36

17,40

14,58

39,64

29,77

49,48

34,84

36,31

30,45

33,08

25,15

17,76

8,18

23,12

21,85

18,30

16,83

18,70

9,94

15,25

7,51

9,66

17,47

(16)

Batas Bawah

28,93

23,20

38,04

23,01

12,09

37,34

39,28

37,69

18,50

10,30

2,92

23,67

21,78

20,44

45,34

35,46

58,40

40,76

39,67

37,40

35,75

32,49

21,71

13,47

28,19

28,36

24,34

20,10

24,78

19,18

20,30

10,09

12,38

21,85

(17)

Batas Atas

Laki-Laki + Perempuan
Selang Kepercayaan

Standard

Tabel 9.2 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Pernah Bersekolah menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

1,15

10,17

8,18

7,35

12,32

5,25

8,60

3,86

6,83

14,37

17,36

6,44

5,70

8,54

3,42

4,45

4,22

4,00

2,26

5,23

1,98

6,49

5,11

12,47

5,04

6,61

7,23

4,53

7,13

16,19

7,24

7,50

6,31

5,68

(19)

Relative
Standard
Error

127

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kepulauan Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

27,19

18,27

14,08

26,45

23,15

26,00

25,13

22,31

19,66

30,99

25,94

23,04

35,43

28,27

25,43

28,17

21,89

22,32

27,84

23,44

28,95

30,06

30,21

15,75

28,48

28,05

31,10

25,08

28,94

21,17

23,12

31,24

26,47

22,83

(2)

Estimasi

0,44

4,78

2,67

4,72

2,78

3,26

4,14

1,64

3,13

3,48

1,85

1,96

1,99

2,60

2,15

2,92

2,13

1,54

1,05

2,01

1,03

2,23

1,21

1,30

2,40

3,27

2,27

2,44

2,76

2,99

2,93

2,12

1,66

1,90

(3)

Error

Standard

26,33

8,90

8,84

17,20

17,70

19,61

17,01

19,09

13,52

24,16

22,32

19,20

31,54

23,17

21,20

22,44

17,72

19,30

25,79

19,50

26,93

25,68

27,84

13,21

23,77

21,63

26,65

20,29

23,53

15,31

17,37

27,07

23,21

19,10

(4)

Batas Bawah

28,05

27,64

19,31

35,70

28,60

32,39

33,24

25,52

25,81

37,82

29,56

26,89

39,33

33,37

29,65

33,89

26,06

25,34

29,89

27,39

30,96

34,43

32,58

18,29

33,20

34,47

35,56

29,87

34,34

27,02

28,86

35,40

29,72

26,56

(5)

Batas Atas

Perkotaan
Selang Kepercayaan

ht

1,62

26,17

18,97

17,84

12,01

12,54

16,48

7,36

15,93

11,24

7,12

8,51

5,61

9,20

8,47

10,37

9,71

6,90

3,76

8,59

3,55

7,43

4,00

8,23

36,79

29,61

22,44

35,28

37,05

35,05

33,32

31,97

37,89

50,01

44,10

35,57

47,66

35,10

34,53

38,82

28,35

29,26

31,52

27,14

36,70

43,53

39,62

42,80

44,25

46,18

46,54

41,46

38,73

45,50

49,29

38,65

34,69

(8)

Estimasi

tp
://
w

8,44

11,67

7,31

9,74

9,53

14,11

12,68

6,80

6,28

8,33

(7)

Relative
Standard
Error

0,33

2,98

2,38

1,84

1,79

2,06

1,97

0,98

1,87

2,95

1,87

2,51

1,61

1,66

1,59

1,24

2,42

1,72

36,15

23,76

17,77

31,68

33,55

31,00

29,45

30,05

34,23

44,23

40,43

30,64

44,51

31,86

31,41

36,38

37,44

35,46

27,11

38,88

40,55

39,10

37,19

33,90

41,56

55,80

47,78

40,50

50,80

38,35

37,64

41,26

33,10

32,64

33,01

30,89

38,34

48,50

42,24

45,49

47,68

52,08

48,91

44,67

52,00

49,32

51,74

41,02

37,27

(11)

.id

s.
go
23,61

25,89

30,04

23,38

35,07

38,55

36,99

40,11

40,81

40,27

44,18

38,26

25,47

41,68

46,85

36,28

32,12

(10)

Batas Atas

Perdesaan
Selang Kepercayaan
Batas Bawah

.b
p

0,76

1,91

0,83

2,54

1,34

1,37

1,75

3,01

1,21

1,63

6,77

1,95

1,25

1,21

1,31

(9)

Error

Standard

0,90

10,08

10,61

5,20

4,82

5,89

5,92

3,07

4,93

5,90

4,25

7,07

3,37

4,72

4,60

3,20

8,54

5,88

2,41

7,05

2,27

5,83

3,38

3,20

3,96

6,53

2,60

3,94

17,47

4,29

2,53

3,13

3,79

(13)

Relative
Standard
Error

32,06

26,25

20,14

32,89

31,88

32,57

31,38

28,43

33,45

43,53

35,88

27,82

42,55

32,81

31,77

36,81

25,66

25,09

29,77

24,69

33,16

34,55

33,44

15,75

39,12

39,23

38,75

38,86

37,62

24,40

36,73

42,30

32,66

31,35

(14)

Estimasi

0,28

2,55

1,91

1,88

1,76

1,80

1,78

1,04

1,78

2,35

1,51

1,67

1,30

1,43

1,32

1,18

1,67

1,18

0,65

1,48

0,66

1,76

0,92

1,30

1,29

1,66

2,05

1,55

1,60

2,78

1,91

1,41

1,21

1,10

(15)

Error

31,50

21,24

16,38

29,21

28,43

29,05

27,90

26,39

29,95

38,92

32,92

24,54

40,00

30,01

29,19

34,49

22,39

22,78

28,49

21,79

31,86

31,10

31,62

13,21

36,60

35,98

34,73

35,83

34,48

18,94

32,98

39,54

30,29

29,20

(16)

Batas Bawah

32,61

31,26

23,89

36,57

35,33

36,09

34,87

30,47

36,95

48,14

38,84

31,10

45,11

35,62

34,35

39,12

28,93

27,40

31,05

27,59

34,45

38,00

35,25

18,29

41,64

42,48

42,76

41,89

40,76

29,86

40,47

45,06

35,02

33,51

(17)

Batas Atas

Perkotaan + Perdesaan
Selang Kepercayaan

Standard

Tabel 9.3 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

0,88

9,73

9,51

5,71

5,52

5,52

5,66

3,66

5,33

5,41

4,21

6,02

3,06

4,37

4,15

3,21

6,50

4,70

2,19

5,99

1,99

5,10

2,77

8,23

3,29

4,23

5,29

3,98

4,26

11,41

5,20

3,33

3,69

3,51

(19)

Relative
Standard
Error

128

(1)

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kepulauan Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

Provinsi

2,03
2,24
2,17
3,18

0,36

32,59

1,72
3,19
2,03
1,44
2,35
2,04

1,68
1,67
1,87
1,86

1,45
2,18
1,38

1,30
1,16
2,49
0,84
2,11
0,86

1,39
1,57
1,73
2,30
3,36
1,93
1,67
2,67
2,32
1,62

(3)

Error

29,89
30,77
17,20
21,43

30,52
43,62
31,65
30,76
34,46
32,36

36,84
31,02
36,08
27,85

27,75
32,96
38,49

11,69
31,83
35,27
35,69
28,08
32,62

28,08
24,87
38,30
35,44
22,09
38,16
38,13
36,17
37,95
40,55

(2)

Estimasi

Standard

31,87

25,92
26,39
12,95
15,20

27,16
37,36
27,67
27,93
29,86
28,36

33,55
27,75
32,40
24,20

24,90
28,68
35,79

9,15
29,55
30,39
34,05
23,94
30,93

25,35
21,79
34,91
30,93
15,50
34,37
34,85
30,94
33,41
37,37

(4)

Batas Bawah

33,30

33,87
35,15
21,46
27,67

33,88
49,88
35,63
33,59
39,05
36,35

40,12
34,28
39,75
31,51

30,60
37,23
41,19

14,24
34,12
40,14
37,34
32,22
34,30

30,81
27,96
41,70
39,94
28,67
41,94
41,40
41,40
42,49
43,74

(5)

Batas Atas

Laki-Laki
Selang Kepercayaan

1,11

6,78
7,27
12,62
14,84

5,62
7,32
6,42
4,69
6,81
6,30

4,55
5,37
5,19
6,69

5,24
6,62
3,57

11,09
3,66
7,05
2,35
7,52
2,64

31,60

33,73
34,96
24,23
32,34

40,72
43,46
35,23
26,67
28,89
32,78

26,46
34,91
47,39
27,78

22,69
19,56
35,30

19,46
34,99
33,86
30,99
22,07
27,52

34,14
38,91
45,58
38,17
27,20
37,04
39,53
41,05
40,43
37,66

(8)

Estimasi

tp
://
w

ht

4,96
6,33
4,53
6,48
15,21
5,06
4,38
7,37
6,10
4,01

(7)

Relative
Standard
Error

0,34

2,24
2,59
2,98
3,60

1,83
2,77
2,23
1,19
2,88
2,31

1,66
2,03
1,77
2,30

1,58
1,83
1,48

.b
p

2,08
1,12
1,97
0,80
1,65
0,75

1,42
1,34
1,58
2,24
3,80
2,22
1,90
2,41
2,16
1,67

(9)

Error

Standard

30,93

29,34
29,89
18,40
25,28

37,14
38,02
30,86
24,33
23,25
28,25

23,20
30,93
43,91
23,27

.id

s.
go
19,59
15,97
32,40

15,38
32,78
29,99
29,42
18,83
26,05

31,35
36,28
42,47
33,77
19,74
32,68
35,80
36,32
36,19
34,39

(10)

Batas Bawah

32,26

38,13
40,04
30,07
39,39

44,31
48,89
39,59
29,00
34,52
37,31

29,72
38,89
50,86
32,28

25,79
23,16
38,19

23,54
37,19
37,72
32,56
25,31
28,99

36,93
41,55
48,68
42,56
34,65
41,39
43,26
45,77
44,67
40,93

(11)

Batas Atas

Perempuan
Selang Kepercayaan

1,07

6,65
7,41
12,28
11,13

4,49
6,38
6,32
4,47
9,96
7,05

6,28
5,81
3,74
8,27

6,97
9,38
4,19

10,69
3,21
5,82
2,58
7,49
2,72

4,16
3,45
3,48
5,87
13,98
6,00
4,81
5,87
5,35
4,43

(13)

Relative
Standard
Error

32,06

31,88
32,89
20,14
26,25

35,88
43,53
33,45
28,43
31,38
32,57

31,77
32,81
42,55
27,82

25,09
25,66
36,81

15,75
33,44
34,55
33,16
24,69
29,77

31,35
32,66
42,30
36,73
24,40
37,62
38,86
38,75
39,23
39,12

(14)

Estimasi

0,28

1,76
1,88
1,91
2,55

1,51
2,35
1,78
1,04
1,78
1,80

1,32
1,43
1,30
1,67

1,18
1,67
1,18

1,30
0,92
1,76
0,66
1,48
0,65

1,10
1,21
1,41
1,91
2,78
1,60
1,55
2,05
1,66
1,29

(15)

Error

Standard

31,50

28,43
29,21
16,38
21,24

32,92
38,92
29,95
26,39
27,90
29,05

29,19
30,01
40,00
24,54

22,78
22,39
34,49

13,21
31,62
31,10
31,86
21,79
28,49

29,20
30,29
39,54
32,98
18,94
34,48
35,83
34,73
35,98
36,60

(16)

Batas Bawah

32,61

35,33
36,57
23,89
31,26

38,84
48,14
36,95
30,47
34,87
36,09

34,35
35,62
45,11
31,10

27,40
28,93
39,12

18,29
35,25
38,00
34,45
27,59
31,05

33,51
35,02
45,06
40,47
29,86
40,76
41,89
42,76
42,48
41,64

(17)

Batas Atas

Laki-Laki + Perempuan
Selang Kepercayaan

Tabel 9.4 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tidak/Belum Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

0,88

5,52
5,71
9,51
9,73

4,21
5,41
5,33
3,66
5,66
5,52

4,15
4,37
3,06
6,02

4,70
6,50
3,21

8,23
2,77
5,10
1,99
5,99
2,19

3,51
3,69
3,33
5,20
11,41
4,26
3,98
5,29
4,23
3,29

(19)

Relative
Standard
Error

129

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kepulauan Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

24,85

32,52

27,45

25,62

33,56

18,20

27,88

22,97

29,91

27,27

24,78

27,99

26,29

30,27

21,40

21,45

13,71

25,71

22,48

19,85

21,97

17,75

29,77

21,88

31,50

23,77

29,61

29,96

28,33

37,30

27,75

26,54

29,09

32,82

(2)

Estimasi

0,37

4,69

2,98

3,18

3,38

2,22

4,48

1,24

2,53

2,66

1,94

2,68

2,14

3,19

2,03

2,20

1,32

1,40

0,74

1,31

0,74

1,74

1,16

1,29

1,90

2,45

2,00

1,92

2,53

2,78

2,60

1,91

1,34

2,27

(3)

Error

Standard

24,13

23,33

21,60

19,38

26,93

13,85

19,08

20,55

24,95

22,06

20,97

22,74

22,10

24,02

17,42

17,15

11,11

22,96

21,03

17,28

20,51

14,34

27,50

19,35

27,78

18,97

25,70

26,20

23,37

31,84

22,65

22,80

26,46

28,36

(4)

Batas Bawah

25,58

41,72

33,29

31,85

40,19

22,56

36,67

25,39

34,87

32,48

28,59

33,25

30,48

36,51

25,38

25,76

16,30

28,45

23,92

22,42

23,43

21,16

32,04

24,40

35,23

28,57

33,52

33,72

33,28

42,76

32,86

30,28

31,72

37,28

(5)

Batas Atas

Perkotaan
Selang Kepercayaan

ht

1,49

14,42

10,86

12,42

10,07

12,20

16,09

5,38

8,46

9,74

7,85

9,58

8,13

10,53

9,48

10,24

9,64

5,45

3,28

6,61

3,39

9,79

3,89

5,88

21,97

26,54

22,32

30,54

38,34

17,16

20,71

16,56

31,94

29,14

31,20

26,30

22,17

35,24

15,05

19,38

10,14

20,34

17,47

16,75

19,95

18,38

31,20

22,37

18,30

18,74

26,24

22,70

26,37

24,56

23,27

29,93

31,20

(8)

Estimasi

tp
://
w

6,03

10,30

6,74

6,40

8,93

7,47

9,38

7,19

4,61

6,93

(7)

Relative
Standard
Error

0,31

2,46

2,57

1,81

1,74

1,62

2,22

0,77

1,83

2,64

1,49

2,51

1,36

2,02

1,05

0,98

1,35

1,79

0,67

.b
p

w
2,01

0,65

1,78

1,55

1,29

1,43

2,18

1,17

1,36

6,60

1,62

1,08

1,02

1,33

(9)

Error

Standard

21,36

21,72

17,29

27,00

34,93

13,97

16,36

15,05

28,36

23,97

28,27

21,38

19,50

31,29

12,99

17,45

22,58

31,37

27,35

34,09

41,75

20,34

25,07

18,06

35,53

34,32

34,13

31,21

24,84

39,20

17,11

21,30

12,78

23,86

18,78

20,69

21,23

21,88

34,24

24,89

21,10

23,01

28,52

25,37

39,31

27,75

25,39

31,94

33,80

(11)

Batas Atas

.id

s.
go
7,49

16,83

16,16

12,82

18,68

14,89

28,17

19,84

15,50

14,47

23,95

20,04

13,43

21,38

21,16

27,93

28,59

(10)

Batas Bawah

Perdesaan
Selang Kepercayaan

1,42

9,28

11,50

5,92

4,54

9,46

10,73

4,63

5,72

9,06

4,79

9,53

6,13

5,73

6,99

5,06

13,30

8,82

3,84

11,98

3,26

9,69

4,96

5,76

7,80

11,62

4,45

5,99

25,04

6,61

4,63

3,41

4,26

(13)

Relative
Standard
Error

23,39

28,32

23,73

29,21

36,56

17,44

22,41

18,91

31,45

28,50

28,29

27,35

23,89

33,58

16,97

19,77

11,63

23,57

19,85

18,80

20,88

17,96

30,26

21,88

24,72

20,00

24,10

27,57

24,43

35,29

25,81

24,54

29,52

31,66

(14)

Estimasi

0,24

2,22

2,02

1,59

1,70

1,33

2,06

0,70

1,51

1,97

1,25

1,92

1,18

1,72

0,96

0,90

0,99

1,11

0,50

1,14

0,49

1,31

0,93

1,29

1,16

1,24

1,52

0,99

1,28

2,64

1,42

0,99

0,84

1,15

(15)

Error

Standard

22,92

23,97

19,77

26,10

33,24

14,84

18,37

17,54

28,48

24,64

25,84

23,58

21,58

30,21

15,08

18,00

9,69

21,38

18,88

16,57

19,92

15,40

28,44

19,35

22,44

17,57

21,12

25,63

21,92

30,10

23,03

22,60

27,87

29,41

(16)

Batas Bawah

23,86

32,67

27,69

32,32

39,89

20,05

26,44

20,27

34,42

32,36

30,75

31,11

26,21

36,94

18,86

21,54

13,56

25,75

20,83

21,03

21,84

20,52

32,09

24,40

26,99

22,42

27,08

29,51

26,94

40,47

28,59

26,47

31,17

33,90

(17)

Batas Atas

Perkotaan + Perdesaan
Selang Kepercayaan

Tabel 9.5 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

1,03

7,84

8,51

5,43

4,64

7,61

9,19

3,69

4,82

6,91

4,43

7,02

4,94

5,11

5,68

4,57

8,48

4,73

2,51

6,04

2,35

7,28

3,08

5,88

4,69

6,18

6,31

3,59

5,23

7,50

5,49

4,02

2,85

3,62

(19)

Relative
Standard
Error

130

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kepulauan Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

3,38

0,32

29,26

2,35

2,27

2,29

1,87

3,14

1,08

1,82

2,74

1,63

2,16

1,74

2,14

1,45

1,26

1,55

1,75

0,76

1,59

0,73

1,84

1,13

1,52

1,56

1,93

2,39

1,49

1,89

4,08

1,85

1,42

1,23

1,56

(3)

Error

30,86

23,52

33,67

35,93

22,32

26,33

21,12

34,90

28,65

29,64

28,10

31,20

36,17

24,24

23,14

15,47

30,98

28,57

25,92

28,73

22,86

34,83

18,72

31,98

27,14

29,07

31,75

29,35

38,55

30,17

27,73

32,25

38,45

(2)

Estimasi

Standard

28,62

24,23

18,91

29,22

31,45

18,65

20,18

19,00

31,34

23,28

26,45

23,87

27,80

31,98

21,40

20,67

12,43

27,56

27,09

22,81

27,30

19,24

32,61

15,75

28,92

23,36

24,38

28,82

25,64

30,55

26,55

24,94

29,85

35,40

(4)

Batas Bawah

29,90

37,50

28,13

38,12

40,42

25,99

32,49

23,24

38,46

34,01

32,82

32,33

34,61

40,37

27,08

25,61

18,50

34,41

30,06

29,03

30,15

26,47

37,04

21,70

35,04

30,91

33,75

34,68

33,06

46,54

33,79

30,52

34,65

41,51

(5)

Batas Atas

Laki-Laki
Selang Kepercayaan

ht

1,11

10,97

9,99

6,74

6,37

8,39

11,93

5,12

5,20

9,55

5,49

7,68

5,57

5,92

5,98

5,44

10,00

5,64

2,65

6,12

2,53

8,06

3,24

8,10

18,24

25,10

24,03

24,85

37,15

12,69

19,21

17,23

28,05

28,38

27,08

26,42

18,44

30,54

9,35

16,75

8,42

16,87

12,96

13,29

14,16

13,24

25,85

24,76

17,34

13,33

19,65

23,69

19,12

31,35

20,97

21,92

27,32

25,86

(8)

Estimasi

tp
://
w

4,88

7,10

8,23

4,70

6,45

10,58

6,12

5,12

3,80

4,05

(7)

Relative
Standard
Error

0,28

2,98

2,92

2,16

2,02

1,44

2,32

0,99

2,09

2,85

1,48

2,53

1,56

2,18

1,08

1,03

1,03

1,40

0,53

.b
p

w
1,39

0,53

1,42

1,11

2,01

1,30

1,43

1,73

1,24

1,50

4,54

1,82

1,17

1,04

1,27

(9)

Error

Standard

17,69

19,26

18,32

20,61

33,20

9,87

14,66

15,30

23,95

22,80

24,17

21,45

15,39

26,27

7,24

14,72

18,78

30,93

29,75

29,08

41,11

15,51

23,76

19,16

32,15

33,96

29,98

31,38

21,48

34,82

11,46

18,77

10,43

19,60

13,99

16,02

15,20

16,04

28,03

28,69

19,89

16,13

23,04

26,11

22,06

40,25

24,54

24,21

29,35

28,36

(11)

Batas Atas

.id

s.
go
6,41

14,13

11,93

10,57

13,12

10,45

23,67

20,82

14,80

10,52

16,27

21,26

16,18

22,44

17,40

19,63

25,30

23,37

(10)

Batas Bawah

Perempuan
Selang Kepercayaan

1,53

11,86

12,13

8,70

5,43

11,33

12,08

5,72

7,47

10,03

5,47

9,59

8,44

7,14

11,51

6,17

12,19

8,27

4,05

10,46

3,75

10,76

4,31

8,12

7,48

10,74

8,78

5,23

7,83

14,49

8,68

5,33

3,79

4,92

(13)

Relative
Standard
Error

23,39

28,32

23,73

29,21

36,56

17,44

22,41

18,91

31,45

28,50

28,29

27,35

23,89

33,58

16,97

19,77

11,63

23,57

19,85

18,80

20,88

17,96

30,26

21,88

24,72

20,00

24,10

27,57

24,43

35,29

25,81

24,54

29,52

31,66

(14)

Estimasi

0,24

2,22

2,02

1,59

1,70

1,33

2,06

0,70

1,51

1,97

1,25

1,92

1,18

1,72

0,96

0,90

0,99

1,11

0,50

1,14

0,49

1,31

0,93

1,29

1,16

1,24

1,52

0,99

1,28

2,64

1,42

0,99

0,84

1,15

(15)

Error

Standard

22,92

23,97

19,77

26,10

33,24

14,84

18,37

17,54

28,48

24,64

25,84

23,58

21,58

30,21

15,08

18,00

9,69

21,38

18,88

16,57

19,92

15,40

28,44

19,35

22,44

17,57

21,12

25,63

21,92

30,10

23,03

22,60

27,87

29,41

(16)

Batas Bawah

23,86

32,67

27,69

32,32

39,89

20,05

26,44

20,27

34,42

32,36

30,75

31,11

26,21

36,94

18,86

21,54

13,56

25,75

20,83

21,03

21,84

20,52

32,09

24,40

26,99

22,42

27,08

29,51

26,94

40,47

28,59

26,47

31,17

33,90

(17)

Batas Atas

Laki-Laki + Perempuan
Selang Kepercayaan

Tabel 9.6 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Dasar menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

1,03

7,84

8,51

5,43

4,64

7,61

9,19

3,69

4,82

6,91

4,43

7,02

4,94

5,11

5,68

4,57

8,48

4,73

2,51

6,04

2,35

7,28

3,08

5,88

4,69

6,18

6,31

3,59

5,23

7,50

5,49

4,02

2,85

3,62

(19)

Relative
Standard
Error

131

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kepulauan Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

9,35

13,37

11,79

15,24

14,15

7,90

7,22

11,15

10,25

14,20

18,13

12,12

10,04

8,58

6,41

11,86

5,33

5,71

8,84

9,39

7,75

8,08

8,46

14,19

9,88

11,30

11,48

10,21

10,49

10,70

14,50

12,28

12,07

13,27

(2)

Estimasi

0,23

3,60

2,11

2,80

2,06

1,86

2,08

1,85

1,97

2,26

1,19

1,86

1,18

1,46

1,13

1,85

1,07

0,88

0,65

1,26

0,43

0,98

0,56

1,02

1,15

1,91

1,55

1,44

2,07

1,66

1,73

1,53

0,65

1,63

(3)

Error

Standard

8,89

6,30

7,65

9,74

10,10

4,24

3,14

7,51

6,37

9,76

15,79

8,47

7,73

5,71

4,19

8,24

3,24

3,97

7,57

6,91

6,90

6,15

7,36

12,20

7,62

7,55

8,45

7,39

6,44

7,44

11,11

9,27

10,80

10,07

(4)

Batas Bawah

9,80

20,43

15,93

20,73

18,20

11,55

11,30

14,78

14,12

18,63

20,47

15,77

12,36

11,45

8,62

15,49

7,42

7,44

10,11

11,87

8,59

10,00

9,57

16,19

12,13

15,05

14,52

13,03

14,54

13,95

17,90

15,29

13,34

16,47

(5)

Batas Atas

Perkotaan
Selang Kepercayaan

ht

2,50

26,97

17,92

18,41

14,59

23,60

28,79

16,64

19,27

15,93

6,57

15,36

11,75

17,07

17,63

15,58

20,01

15,47

7,32

13,46

5,57

12,15

6,66

7,17

3,23

5,90

4,84

5,74

6,00

4,30

4,74

3,14

6,43

5,39

12,20

4,12

2,45

5,32

2,55

2,30

1,97

1,45

1,70

4,62

2,58

1,41

1,81

2,77

4,03

3,97

4,16

5,53

7,22

4,16

8,60

9,22

5,83

(8)

Estimasi

tp
://
w

11,64

16,92

13,49

14,09

19,71

15,53

11,95

12,50

5,36

12,29

(7)

Relative
Standard
Error

0,10

1,05

1,17

1,02

0,88

0,76

0,97

0,32

0,75

1,09

1,03

1,25

0,53

0,81

0,55

0,30

0,49

0,44

0,18

.b
p

w
1,09

0,24

0,46

0,28

0,43

0,78

1,16

0,52

0,72

4,77

0,75

0,68

0,70

0,60

(9)

Error

Standard

3,04

3,84

2,54

3,74

4,29

2,82

2,83

2,52

4,97

3,26

10,17

1,67

1,41

3,74

1,49

1,72

3,42

7,97

7,14

7,75

7,72

5,79

6,64

3,76

7,89

7,52

14,22

6,56

3,50

6,90

3,62

2,88

2,94

2,32

2,06

6,76

3,04

2,31

2,37

3,60

5,57

6,25

5,17

6,94

16,57

5,62

9,95

10,59

7,01

(11)

Batas Atas

.id

s.
go
1,01

0,59

1,34

2,49

2,11

0,52

1,26

1,93

2,50

1,69

3,15

4,13

-2,13

2,69

7,26

7,85

4,65

(10)

Batas Bawah

Perdesaan
Selang Kepercayaan

3,00

17,82

24,25

17,79

14,58

17,58

20,51

10,08

11,60

20,17

8,47

30,28

21,72

15,15

21,35

12,86

24,90

30,41

10,70

23,54

9,24

32,32

15,56

15,41

19,43

29,30

12,43

12,94

66,04

17,95

7,95

7,59

10,34

(13)

Relative
Standard
Error

6,25

8,11

6,76

8,31

9,03

5,29

5,32

6,07

7,36

8,39

14,88

9,07

5,62

6,41

3,72

4,11

3,38

4,01

5,10

7,78

4,94

5,85

6,18

14,19

4,59

6,28

7,67

6,33

7,05

10,06

8,21

10,03

10,62

7,93

(14)

Estimasi

0,13

1,32

1,02

1,17

1,05

0,75

0,90

0,86

0,75

1,12

0,79

1,26

0,65

0,73

0,53

0,46

0,55

0,57

0,36

0,94

0,24

0,69

0,39

1,02

0,51

0,87

1,02

0,64

0,84

1,61

0,93

0,74

0,49

0,65

(15)

Error

Standard

5,99

5,53

4,75

6,01

6,97

3,82

3,56

4,38

5,88

6,20

13,34

6,59

4,35

4,98

2,68

3,22

2,31

2,89

4,38

5,94

4,47

4,49

5,41

12,20

3,60

4,58

5,68

5,07

5,41

6,89

6,39

8,58

9,67

6,65

(16)

Batas Bawah

6,51

10,70

8,76

10,62

11,10

6,75

7,09

7,76

8,83

10,58

16,43

11,55

6,90

7,84

4,76

5,00

4,44

5,13

5,81

9,62

5,42

7,21

6,95

16,18

5,59

7,99

9,67

7,58

8,70

13,22

10,03

11,47

11,58

9,21

(17)

Batas Atas

Perkotaan + Perdesaan
Selang Kepercayaan

Tabel 9.7 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah Pertama menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

2,12

16,25

15,13

14,13

11,66

14,15

16,93

14,17

10,22

13,30

5,30

13,93

11,56

11,37

14,28

11,08

16,17

14,29

7,13

12,04

4,90

11,85

6,34

7,17

11,03

13,87

13,28

10,10

11,87

16,04

11,30

7,35

4,58

8,24

(19)

Relative
Standard
Error

132

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kepulauan Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

1,78

0,19

8,20

1,45

1,75

1,53

1,24

1,38

1,13

1,17

1,66

1,13

1,64

1,27

1,18

0,80

0,69

1,10

0,93

0,50

1,44

0,40

0,94

0,56

1,45

0,70

1,26

1,66

1,00

1,20

2,90

1,25

1,10

0,79

1,06

(3)

Error

9,32

7,10

10,94

10,40

8,09

6,67

8,39

9,54

9,75

16,76

11,34

8,48

8,88

5,19

5,11

6,21

5,36

7,03

9,85

7,09

6,68

7,80

15,68

5,74

8,50

11,59

8,82

9,89

11,12

10,54

11,33

13,95

10,53

(2)

Estimasi

Standard

7,83

5,84

4,25

7,52

7,39

5,66

3,96

6,17

7,25

6,50

14,54

8,13

6,00

6,57

3,62

3,77

4,06

3,53

6,04

7,03

6,31

4,83

6,71

12,85

4,37

6,04

8,34

6,86

7,54

5,44

8,10

9,18

12,40

8,46

(4)

Batas Bawah

8,58

12,80

9,95

14,36

13,41

10,52

9,39

10,61

11,83

13,00

18,98

14,56

10,96

11,20

6,76

6,46

8,37

7,18

8,01

12,68

7,87

8,52

8,89

18,52

7,11

10,96

14,83

10,78

12,24

16,80

12,99

13,49

15,50

12,61

(5)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Laki-Laki

ht

2,32

19,05

20,46

15,95

14,76

15,33

20,75

13,52

12,24

17,01

6,77

14,45

14,91

13,28

15,45

13,45

17,69

17,38

7,14

14,62

5,59

14,09

7,13

9,23

4,53

6,59

6,27

5,74

7,76

2,56

4,23

4,31

5,21

7,22

13,19

6,27

3,49

3,53

2,18

3,21

1,00

2,79

3,57

6,18

3,10

5,06

4,62

12,83

3,43

4,21

4,17

4,02

4,00

8,77

5,62

8,96

7,95

5,70

(8)

Estimasi

tp
://
w

12,20

14,78

14,28

11,34

12,14

26,04

11,82

9,71

5,67

10,05

(7)

Relative
Standard
Error

0,14

2,05

1,44

1,23

1,53

0,70

1,04

0,88

0,88

1,29

1,16

1,57

0,67

0,87

0,60

0,51

0,35

0,67

0,35

1,00

4,25

2,57

3,45

3,34

4,75

1,18

2,19

2,58

3,48

4,70

10,91

3,19

2,17

1,83

1,00

2,21

4,81

10,61

9,10

8,15

10,76

3,94

6,26

6,05

6,94

9,75

15,47

9,35

4,80

5,23

3,36

4,20

1,69

4,10

4,25

8,13

3,60

6,85

5,50

15,55

4,56

6,03

6,00

5,43

5,78

12,34

7,80

10,60

8,99

7,00

(11)

.id

s.
go
0,32

1,48

2,89

4,22

2,61

3,27

3,73

10,10

2,30

2,40

2,34

2,61

2,21

5,20

3,43

7,32

6,91

4,41

(10)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perempuan

Batas Bawah

.b
p

0,25

0,91

0,45

1,39

0,58

0,92

0,93

0,72

0,91

1,82

1,12

0,84

0,53

0,66

(9)

Error

Standard

3,16

31,14

22,98

21,38

19,76

27,55

24,62

20,46

16,94

17,85

8,81

25,04

19,21

24,59

27,68

15,86

34,87

23,98

9,74

16,16

8,14

18,04

9,75

10,83

16,76

21,92

22,41

17,91

22,83

20,77

19,85

9,35

6,67

11,55

(13)

Relative
Standard
Error

6,25

8,11

6,76

8,31

9,03

5,29

5,32

6,07

7,36

8,39

14,88

9,07

5,62

6,41

3,72

4,11

3,38

4,01

5,10

7,78

4,94

5,85

6,18

14,19

4,59

6,28

7,67

6,33

7,05

10,06

8,21

10,03

10,62

7,93

(14)

Estimasi

0,13

1,32

1,02

1,17

1,05

0,75

0,90

0,86

0,75

1,12

0,79

1,26

0,65

0,73

0,53

0,46

0,55

0,57

0,36

0,94

0,24

0,69

0,39

1,02

0,51

0,87

1,02

0,64

0,84

1,61

0,93

0,74

0,49

0,65

(15)

Error

Standard

5,99

5,53

4,75

6,01

6,97

3,82

3,56

4,38

5,88

6,20

13,34

6,59

4,35

4,98

2,68

3,22

2,31

2,89

4,38

5,94

4,47

4,49

5,41

12,20

3,60

4,58

5,68

5,07

5,41

6,89

6,39

8,58

9,67

6,65

(16)

Batas Bawah

6,51

10,70

8,76

10,62

11,10

6,75

7,09

7,76

8,83

10,58

16,43

11,55

6,90

7,84

4,76

5,00

4,44

5,13

5,81

9,62

5,42

7,21

6,95

16,18

5,59

7,99

9,67

7,58

8,70

13,22

10,03

11,47

11,58

9,21

(17)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Laki-Laki + Perempuan

Tabel 9.8 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah Pertama menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

2,12

16,25

15,13

14,13

11,66

14,15

16,93

14,17

10,22

13,30

5,30

13,93

11,56

11,37

14,28

11,08

16,17

14,29

7,13

12,04

4,90

11,85

6,34

7,17

11,03

13,87

13,28

10,10

11,87

16,04

11,30

7,35

4,58

8,24

(19)

Relative
Standard
Error

133

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kepulauan Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

12,15

19,98

22,79

18,29

14,97

18,79

11,69

17,11

18,84

18,44

23,94

14,70

12,64

14,08

10,37

16,92

5,76

8,55

10,05

11,39

8,67

11,52

10,17

25,06

10,13

13,03

10,13

14,64

14,02

16,15

19,12

19,23

19,55

14,54

(2)

Estimasi

0,31

4,04

4,47

3,30

1,73

3,42

2,48

2,09

3,88

3,29

2,14

1,41

1,55

1,89

1,47

2,26

1,08

0,90

0,76

1,18

0,55

1,39

0,79

1,47

1,69

2,05

1,40

1,42

2,30

3,21

2,78

2,32

1,46

1,63

(3)

Error

Standard

11,53

12,06

14,04

11,81

11,58

12,09

6,83

13,01

11,23

11,98

19,73

11,94

9,60

10,37

7,48

12,50

3,64

6,77

8,57

9,08

7,60

8,79

8,62

22,17

6,82

9,01

7,38

11,86

9,51

9,85

13,66

14,68

16,68

11,34

(4)

Batas Bawah

12,77

27,90

31,55

24,77

18,37

25,49

16,55

21,20

26,45

24,90

28,14

17,45

15,68

17,80

13,26

21,34

7,87

10,32

11,53

13,69

9,75

14,25

11,71

27,95

13,44

17,05

12,88

17,43

18,54

22,45

24,57

23,78

22,42

17,73

(5)

Batas Atas

Perkotaan
Selang Kepercayaan

2,59

20,22

19,59

18,07

11,57

18,19

21,20

12,21

20,60

17,86

8,96

9,57

12,28

13,45

14,21

13,33

18,72

10,58

7,52

10,33

6,33

12,08

7,76

5,88

16,65

2,50

10,50

6,24

3,25

6,09

3,71

3,36

3,04

4,57

4,70

8,13

4,38

2,19

4,13

1,32

2,45

2,25

2,29

1,09

3,25

1,56

1,81

2,01

2,28

2,41

3,35

2,47

3,86

1,05

3,09

6,64

7,01

4,58

(8)

Estimasi

0,08

2,42

1,17

0,63

0,91

0,60

0,85

0,30

0,59

1,05

1,08

1,15

0,50

1,01

0,34

0,28

0,55

0,52

2,33

5,76

3,95

2,01

4,30

2,54

1,68

2,45

3,41

2,64

6,00

2,12

1,20

2,15

0,65

.id

2,66

15,24

8,53

4,48

7,87

4,87

5,03

3,64

5,74

6,75

10,26

6,64

3,17

6,10

1,99

2,99

3,34

3,32

1,40

4,98

1,92

2,79

2,65

2,86

3,42

5,91

3,14

5,06

2,25

4,23

7,93

8,19

5,66

(11)

Batas Atas

s.
go

1,90

1,16

1,27

0,79

1,53

1,21

0,83

1,38

1,70

1,40

0,80

1,79

2,66

-0,15

1,95

5,34

5,84

3,49

(10)

Batas Bawah

Perdesaan
Selang Kepercayaan

.b
p

0,16

0,88

0,18

0,50

0,32

0,30

0,51

1,30

0,34

0,61

0,61

0,58

0,66

0,60

0,55

(9)

Error

Standard

tp
://
w

ht

15,72

13,86

9,70

16,44

19,89

14,56

12,08

7,49

11,22

(7)

Relative
Standard
Error

3,37

23,04

18,73

19,40

14,97

16,07

25,46

9,95

12,96

22,30

13,34

26,29

23,03

24,40

25,78

11,39

24,63

22,77

14,22

27,02

11,59

27,72

16,01

12,96

21,36

38,89

13,97

15,84

58,32

18,78

9,93

8,53

12,08

(13)

Relative
Standard
Error

7,26

13,31

10,80

7,32

9,39

7,84

5,33

8,20

8,05

9,38

15,29

10,76

6,55

7,46

4,06

5,18

3,71

6,05

5,35

8,64

4,81

8,28

7,37

25,06

4,30

5,70

6,69

6,83

6,98

13,37

9,37

11,51

13,18

7,38

(14)

Estimasi

0,18

2,10

1,61

1,11

1,04

1,21

0,95

1,06

1,19

1,51

1,38

1,01

0,79

0,98

0,60

0,57

0,54

0,61

0,43

0,88

0,29

0,96

0,55

1,47

0,54

0,82

1,00

0,90

0,96

2,71

1,42

1,21

1,00

0,64

(15)

Error

6,91

9,20

7,64

5,15

7,36

5,48

3,47

6,12

5,72

6,43

12,58

8,78

5,01

5,55

2,88

4,07

2,65

4,86

4,51

6,91

4,25

6,40

6,29

22,17

3,25

4,09

4,73

5,06

5,10

8,05

6,59

9,13

11,22

6,12

(16)

Batas Bawah

7,61

17,42

13,96

9,50

11,42

10,20

7,18

10,27

10,39

12,33

17,99

12,75

8,10

9,38

5,24

6,30

4,78

7,24

6,19

10,37

5,38

10,16

8,44

27,95

5,35

7,30

8,66

8,60

8,86

18,69

12,15

13,89

15,15

8,64

(17)

Batas Atas

Perkotaan + Perdesaan
Selang Kepercayaan

Standard

Tabel 9.9 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

2,46

15,74

14,92

15,16

11,03

15,38

17,78

12,91

14,79

16,06

9,03

9,40

12,04

13,09

14,81

10,98

14,67

10,04

8,00

10,22

5,95

11,59

7,44

5,88

12,44

14,37

14,96

13,23

13,77

20,29

15,14

10,54

7,61

8,70

(19)

Relative
Standard
Error

134

(1)

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kepulauan Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

Provinsi

3,47

0,24

10,43

1,79

1,46

1,60

1,56

1,80

1,21

1,35

1,87

1,75

1,46

1,38

1,43

0,79

0,98

0,93

1,11

0,57

1,38

0,44

1,44

0,74

2,11

0,64

1,25

1,62

1,23

1,42

4,02

1,94

1,83

1,44

1,02

(3)

Error

19,87

13,66

9,91

14,02

12,00

8,63

11,61

10,17

11,63

16,82

15,37

11,68

11,25

5,71

8,69

5,75

9,56

8,06

12,82

7,12

11,83

10,34

33,54

6,11

9,57

10,62

9,88

9,82

17,29

12,04

15,03

18,94

10,91

(2)

Estimasi

Standard

9,95

13,07

10,15

7,05

10,89

8,94

5,09

9,24

7,52

7,97

13,40

12,50

8,97

8,44

4,16

6,76

3,92

7,38

6,95

10,11

6,25

9,01

8,89

29,40

4,87

7,12

7,44

7,46

7,03

9,40

8,24

11,45

16,11

8,91

(4)

Batas Bawah

10,91

26,67

17,17

12,77

17,15

15,06

12,16

13,98

12,82

15,28

20,25

18,23

14,40

14,06

7,27

10,62

7,57

11,74

9,17

15,52

7,98

14,64

11,79

37,67

7,36

12,02

13,80

12,29

12,60

25,17

15,84

18,61

21,77

12,90

(5)

Batas Atas

Laki-Laki
Selang Kepercayaan

ht

2,35

17,46

13,10

14,72

11,40

13,00

20,92

10,41

13,31

16,04

10,39

9,51

11,84

12,76

13,90

11,31

16,21

11,64

7,03

10,76

6,23

12,15

7,15

6,29

4,47

5,02

6,81

4,79

5,07

3,78

2,64

5,61

5,96

7,45

13,90

5,09

2,72

3,04

2,33

2,04

2,02

2,88

3,21

5,41

2,85

4,86

4,50

17,31

2,46

2,08

3,18

4,00

3,92

8,64

6,40

8,63

8,55

4,37

(8)

Estimasi

tp
://
w

10,40

13,04

15,26

12,47

14,47

23,27

16,11

12,15

7,61

9,32

(7)

Relative
Standard
Error

0,17

1,77

2,13

1,15

1,03

1,09

0,83

1,28

1,26

1,86

1,53

1,31

0,72

0,91

0,71

0,37

0,49

0,53

0,39

0,71

(10)

4,13

1,55

2,64

2,54

3,06

1,64

1,01

3,10

3,49

3,81

10,90

2,51

1,31

1,26

0,94

1,32

(11)

4,81

8,50

10,98

7,04

7,09

5,93

4,27

8,12

8,44

11,09

16,90

7,67

4,13

4,82

3,72

2,76

2,97

3,91

3,97

6,80

3,41

6,52

5,51

20,95

3,79

3,47

4,83

6,00

5,69

18,16

8,84

10,59

10,38

5,64

.id

s.
go
1,06

1,85

2,45

4,01

2,28

3,20

3,49

13,68

1,14

0,69

1,53

1,99

2,14

-0,87

3,97

6,66

6,73

3,10

Batas Atas

Perempuan
Selang Kepercayaan
Batas Bawah

.b
p

0,29

0,85

0,52

1,85

0,67

0,71

0,84

1,02

0,90

4,85

1,24

1,00

0,93

0,65

(9)

Error

Standard

3,86

35,28

31,26

23,98

20,28

28,92

31,52

22,80

21,15

24,91

11,01

25,82

26,39

29,91

30,45

17,93

24,08

18,25

12,08

13,19

10,14

17,45

11,45

10,71

27,37

34,05

26,53

25,59

23,08

56,16

19,41

11,63

10,89

14,82

(13)

Relative
Standard
Error

7,26

13,31

10,80

7,32

9,39

7,84

5,33

8,20

8,05

9,38

15,29

10,76

6,55

7,46

4,06

5,18

3,71

6,05

5,35

8,64

4,81

8,28

7,37

25,06

4,30

5,70

6,69

6,83

6,98

13,37

9,37

11,51

13,18

7,38

(14)

Estimasi

0,18

2,10

1,61

1,11

1,04

1,21

0,95

1,06

1,19

1,51

1,38

1,01

0,79

0,98

0,60

0,57

0,54

0,61

0,43

0,88

0,29

0,96

0,55

1,47

0,54

0,82

1,00

0,90

0,96

2,71

1,42

1,21

1,00

0,64

(15)

Error

6,91

9,20

7,64

5,15

7,36

5,48

3,47

6,12

5,72

6,43

12,58

8,78

5,01

5,55

2,88

4,07

2,65

4,86

4,51

6,91

4,25

6,40

6,29

22,17

3,25

4,09

4,73

5,06

5,10

8,05

6,59

9,13

11,22

6,12

(16)

Batas Bawah

7,61

17,42

13,96

9,50

11,42

10,20

7,18

10,27

10,39

12,33

17,99

12,75

8,10

9,38

5,24

6,30

4,78

7,24

6,19

10,37

5,38

10,16

8,44

27,95

5,35

7,30

8,66

8,60

8,86

18,69

12,15

13,89

15,15

8,64

(17)

Batas Atas

Laki-Laki + Perempuan
Selang Kepercayaan

Standard

Tabel 9.10 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Sekolah Menengah menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

2,46

15,74

14,92

15,16

11,03

15,38

17,78

12,91

14,79

16,06

9,03

9,40

12,04

13,09

14,81

10,98

14,67

10,04

8,00

10,22

5,95

11,59

7,44

5,88

12,44

14,37

14,96

13,23

13,77

20,29

15,14

10,54

7,61

8,70

(19)

Relative
Standard
Error

135

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Kep. Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kep. Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

4,79

5,45

15,78

5,55

7,08

7,57

5,98

6,81

11,79

4,77

5,90

6,00

3,28

4,65

2,98

5,09

2,98

4,86

3,54

8,11

3,16

6,39

4,22

12,30

3,60

9,93

2,12

4,58

5,98

2,59

4,80

4,89

4,82

4,18

(2)

Estimasi

0,19

2,48

3,52

2,03

1,58

1,60

1,61

0,75

2,46

1,34

0,81

1,42

0,85

1,12

0,80

1,11

0,89

0,74

0,36

1,08

0,33

1,15

0,53

1,24

0,88

1,87

0,67

0,84

1,31

0,98

1,06

0,70

0,81

0,90

(3)

Error

Standard

4,42

0,59

8,87

1,56

3,98

4,43

2,83

5,35

6,96

2,14

4,31

3,21

1,61

2,45

1,40

2,92

1,23

3,42

2,84

6,00

2,52

4,14

3,18

9,87

1,87

6,27

0,80

2,94

3,42

0,66

2,73

3,51

3,22

2,42

(4)

Batas Bawah

5,16

10,31

22,68

9,53

10,18

10,70

9,12

8,27

16,62

7,40

7,49

8,79

4,95

6,85

4,55

7,27

4,73

6,31

4,25

10,22

3,80

8,65

5,25

14,74

5,33

13,60

3,44

6,23

8,54

4,51

6,87

6,26

6,41

5,94

(5)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perkotaan

ht

3,94

45,48

22,33

36,65

22,30

21,11

26,87

10,95

20,91

28,08

13,75

23,74

25,93

24,10

26,96

21,80

29,98

15,19

10,16

13,26

10,36

18,00

12,52

10,10

0,79

4,33

2,00

0,90

1,21

1,27

0,70

1,36

0,67

0,81

1,47

0,72

0,72

1,00

0,12

0,68

0,76

1,39

0,48

2,34

0,64

0,82

0,72

0,93

0,88

0,84

0,49

0,50

1,15

0,36

1,51

1,24

1,18

(8)

Estimasi

tp
://
w

24,49

18,82

31,83

18,32

21,86

37,95

21,98

14,36

16,90

21,49

(7)

Relative
Standard
Error

0,05

1,18

0,80

0,34

0,32

0,35

0,38

0,25

0,22

0,45

0,29

0,55

0,24

0,36

0,08

0,15

0,40

0,38

0,69

2,03

0,43

0,23

0,58

0,59

-0,03

0,88

0,23

-0,08

0,90

-0,35

0,25

0,30

-0,05

0,40

0,89

6,64

3,56

1,56

1,85

1,96

1,44

1,84

1,10

1,70

2,04

1,79

1,20

1,71

0,28

0,97

1,54

2,15

0,65

4,68

0,87

1,72

1,07

1,44

1,47

1,76

0,83

0,94

3,01

0,76

2,04

1,76

1,85

(11)

.id

s.
go
-0,02

0,64

0,31

0,01

0,42

-0,08

0,36

0,42

0,28

-0,08

0,14

0,05

-0,71

-0,04

0,99

0,73

0,51

(10)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perdesaan

Batas Bawah

.b
p

0,09

1,19

0,12

0,46

0,18

0,26

0,30

0,47

0,18

0,23

0,95

0,20

0,27

0,26

0,34

(9)

Error

Standard

6,43

27,15

39,93

38,01

26,51

27,48

53,47

18,05

33,59

55,79

19,91

75,77

33,67

35,60

72,07

21,31

52,57

27,63

18,31

50,81

17,91

55,81

25,14

28,08

34,56

55,94

35,97

46,01

82,55

57,40

17,68

21,18

28,93

(13)

Relative
Standard
Error

2,76

4,66

5,79

2,16

3,40

3,00

1,95

3,35

3,38

2,16

3,48

3,99

1,79

2,22

0,98

1,52

1,69

3,48

1,94

6,16

1,79

4,53

3,02

12,30

1,61

3,68

1,47

1,95

2,18

2,32

2,10

2,82

3,00

2,02

(14)

Estimasi

0,10

1,10

1,24

0,62

0,68

0,54

0,50

0,34

0,75

0,57

0,44

0,96

0,38

0,46

0,28

0,26

0,43

0,49

0,19

0,84

0,17

0,80

0,36

1,24

0,31

0,79

0,41

0,42

0,48

0,82

0,46

0,35

0,46

0,36

(15)

Error

Standard

2,56

2,51

3,37

0,93

2,06

1,94

0,97

2,69

1,91

1,05

2,61

2,11

1,05

1,32

0,43

1,02

0,84

2,51

1,56

4,51

1,47

2,97

2,32

9,87

1,01

2,13

0,66

1,13

1,23

0,72

1,20

2,14

2,10

1,32

(16)

Batas Bawah

2,96

6,81

8,22

3,38

4,73

4,06

2,93

4,02

4,85

3,27

4,34

5,87

2,54

3,13

1,54

2,02

2,54

4,44

2,32

7,81

2,12

6,10

3,72

14,74

2,22

5,23

2,28

2,78

3,13

3,92

3,00

3,50

3,90

2,73

(17)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perkotaan + Perdesaan

Tabel 9.11 Sampling Error Penduduk Lansia yang Tamat Perguruan Tinggi menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

3,66

23,52

21,38

28,98

20,05

18,00

25,74

10,15

22,22

26,32

12,65

24,06

21,24

20,86

28,72

16,87

25,70

14,14

9,99

13,66

9,22

17,64

11,88

10,10

19,25

21,51

27,98

21,49

22,17

35,14

21,88

12,37

15,34

17,73

(19)

Relative
Standard
Error

136

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Kep. Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kep. Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

1,70

0,16

4,21

1,72

0,91

0,97

0,98

0,98

0,64

1,05

0,69

0,71

1,43

0,68

0,70

0,47

0,43

0,83

0,82

0,32

1,29

0,27

1,23

0,54

1,92

0,49

0,99

0,71

0,79

0,80

0,97

0,77

0,56

0,93

0,56

(3)

Error

6,19

8,09

3,56

3,52

5,55

3,12

5,84

4,98

1,92

4,53

6,32

3,06

3,09

1,62

2,53

3,16

6,18

2,86

9,17

2,74

7,11

4,60

17,32

2,18

4,99

2,51

3,12

3,16

2,61

3,36

3,64

5,04

3,25

(2)

Estimasi

Standard

3,89

2,85

4,72

1,77

1,61

3,64

1,19

4,58

2,92

0,56

3,14

3,51

1,73

1,71

0,69

1,69

1,53

4,57

2,23

6,65

2,22

4,70

3,54

13,56

1,22

3,05

1,12

1,57

1,59

0,71

1,85

2,54

3,22

2,16

(4)

Batas Bawah

4,53

9,53

11,45

5,34

5,43

7,46

5,05

7,09

7,03

3,28

5,92

9,13

4,39

4,47

2,55

3,36

4,78

7,79

3,49

11,69

3,27

9,51

5,66

21,08

3,14

6,93

3,89

4,66

4,73

4,51

4,86

4,74

6,85

4,35

(5)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Laki-Laki

3,88

27,50

21,24

25,61

27,63

17,60

31,58

10,96

21,07

36,22

15,68

22,68

22,13

22,81

29,23

16,87

26,27

13,28

11,25

14,02

9,79

17,27

11,80

11,07

22,41

19,87

1,49

2,73

2,59

0,78

3,28

0,51

1,00

1,47

1,80

2,37

2,52

1,11

0,84

1,22

0,31

0,61

0,46

1,03

1,21

3,84

0,98

2,05

1,49

7,71

1,04

2,46

0,54

0,88

1,12

1,97

0,70

2,15

1,36

0,98

(8)

Estimasi

0,08

1,29

0,95

0,53

1,00

0,27

0,48

0,28

0,83

0,75

0,47

0,65

0,35

0,45

0,18

0,22

0,24

0,41

0,69

0,79

0,96

5,28

0,47

0,80

-0,09

0,16

-0,06

0,26

0,01

1,32

0,72

0,40

(10)

Batas Bawah

1,32

0,21

0,73

-0,25

1,32

-0,02

0,05

0,93

0,19

0,90

1,60

-0,16

0,15

0,33

-0,05

1,65

5,25

4,45

1,82

5,24

1,05

1,95

2,01

3,42

3,84

3,44

2,39

1,54

2,10

0,68

1,04

0,94

1,84

1,53

5,30

.id

s.
go

0,19

-0,02

0,23

0,88

2,38

1,28

3,32

2,02

10,15

1,61

4,12

1,18

1,60

2,31

3,69

1,39

2,97

2,01

1,56

(11)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perempuan

.b
p

0,17

0,75

0,15

0,64

0,27

1,24

0,29

0,85

0,32

0,37

0,60

0,88

0,35

0,42

0,33

0,29

(9)

Error

Standard

tp
://
w

ht

28,18

25,27

25,33

37,14

22,84

15,41

18,36

17,16

(7)

Relative
Standard
Error

5,63

47,03

36,64

67,18

30,49

53,08

48,54

18,71

45,76

31,69

18,57

58,44

42,18

37,18

58,70

35,48

53,08

39,52

13,81

19,44

15,50

31,33

18,12

16,10

27,83

34,38

59,60

41,92

53,77

44,39

50,23

19,64

24,15

30,17

(13)

Relative
Standard
Error

2,76

4,66

5,79

2,16

3,40

3,00

1,95

3,35

3,38

2,16

3,48

3,99

1,79

2,22

0,98

1,52

1,69

3,48

1,94

6,16

1,79

4,53

3,02

12,30

1,61

3,68

1,47

1,95

2,18

2,32

2,10

2,82

3,00

2,02

(14)

Estimasi

0,10

1,10

1,24

0,62

0,68

0,54

0,50

0,34

0,75

0,57

0,44

0,96

0,38

0,46

0,28

0,26

0,43

0,49

0,19

0,84

0,17

0,80

0,36

1,24

0,31

0,79

0,41

0,42

0,48

0,82

0,46

0,35

0,46

0,36

(15)

Error

Standard

2,56

2,51

3,37

0,93

2,06

1,94

0,97

2,69

1,91

1,05

2,61

2,11

1,05

1,32

0,43

1,02

0,84

2,51

1,56

4,51

1,47

2,97

2,32

9,87

1,01

2,13

0,66

1,13

1,23

0,72

1,20

2,14

2,10

1,32

(16)

Batas Bawah

2,96

6,81

8,22

3,38

4,73

4,06

2,93

4,02

4,85

3,27

4,34

5,87

2,54

3,13

1,54

2,02

2,54

4,44

2,32

7,81

2,12

6,10

3,72

14,74

2,22

5,23

2,28

2,78

3,13

3,92

3,00

3,50

3,90

2,73

(17)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Laki-Laki + Perempuan

Tabel 9.12 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Tamat Perguruan Tinggi menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

3,66

23,52

21,38

28,98

20,05

18,00

25,74

10,15

22,22

26,32

12,65

24,06

21,24

20,86

28,72

16,87

25,70

14,14

9,99

13,66

9,22

17,64

11,88

10,10

19,25

21,51

27,98

21,49

22,17

35,14

21,88

12,37

15,34

17,73

(19)

Relative
Standard
Error

137

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Kep. Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kep. Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

22,29

12,66

9,41

7,89

7,45

24,90

25,15

22,37

10,65

6,06

1,39

14,28

14,51

13,51

28,23

18,97

50,28

34,43

30,43

31,10

32,52

19,67

16,40

4,45

14,65

14,28

11,63

12,52

11,99

11,82

7,71

9,64

9,16

13,30

(2)

Estimasi

0,45

4,01

1,93

1,90

1,61

2,58

3,40

1,70

1,93

1,34

0,39

1,71

1,50

2,71

2,17

2,23

2,88

1,96

1,16

1,88

0,99

1,66

1,16

0,74

1,73

2,39

1,67

1,22

1,99

2,27

1,38

1,12

0,99

1,73

(3)

Error

Standard

21,41

4,80

5,62

4,16

4,29

19,85

18,49

19,04

6,87

3,44

0,63

10,92

11,56

8,21

23,97

14,61

44,64

30,58

28,16

27,42

30,58

16,41

14,12

3,01

11,26

9,59

8,36

10,13

8,10

7,37

5,01

7,45

7,22

9,92

(4)

Batas Bawah

23,17

20,52

13,21

11,62

10,61

29,95

31,81

25,70

14,42

8,69

2,14

17,64

17,46

18,82

32,50

23,33

55,92

38,28

32,70

34,79

34,46

22,93

18,68

5,90

18,04

18,97

14,91

14,90

15,89

16,26

10,41

11,83

11,11

16,69

(5)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perkotaan

ht

2,01

31,66

20,54

24,09

21,64

10,34

13,50

7,59

18,11

22,05

27,83

12,00

10,36

20,02

7,70

11,73

5,72

5,71

3,80

6,04

3,04

8,46

7,10

16,53

37,87

27,62

43,35

25,61

11,75

44,78

41,45

48,01

20,49

17,78

4,46

24,90

26,08

16,77

43,78

44,10

60,99

48,65

53,22

49,49

44,05

30,07

24,44

32,09

32,89

20,43

17,10

25,98

12,83

16,13

16,41

16,33

22,66

(8)

Estimasi

0,42

2,62

3,62

1,66

1,43

1,99

3,06

1,11

1,42

2,04

0,67

2,55

1,38

1,56

1,63

1,57

3,11

2,19

1,02

40,59

37,05

22,49

36,25

22,37

8,95

40,88

35,45

45,84

17,71

13,78

3,14

19,89

23,37

13,70

.id

38,69

32,75

50,45

28,86

14,56

48,69

47,44

50,19

23,27

21,77

5,77

29,90

28,79

19,84

46,97

47,17

67,09

52,94

55,22

55,12

45,77

34,08

27,58

34,66

36,41

24,78

19,10

29,62

20,27

19,28

18,41

18,50

24,81

(11)

Batas Atas

s.
go

41,03

54,89

44,36

51,23

43,85

42,32

26,05

21,29

29,52

29,38

16,07

15,10

22,35

5,39

12,97

14,42

14,17

20,52

(10)

Batas Bawah

Selang Kepercayaan

Perdesaan

.b
p

w
2,88

0,88

2,05

1,60

1,31

1,79

2,22

1,02

1,85

3,79

1,61

1,02

1,10

1,09

(9)

Error

Standard

tp
://
w

11,81

16,75

14,36

9,73

16,57

19,18

17,87

11,59

10,82

12,99

(7)

Relative
Standard
Error

1,11

9,47

8,36

6,46

12,18

4,45

7,37

2,31

6,92

11,47

15,08

10,25

5,30

9,33

3,72

3,55

5,10

4,50

1,91

5,81

2,00

6,82

6,57

4,08

5,45

10,87

5,98

7,13

29,57

9,98

6,19

6,76

4,83

(13)

Relative
Standard
Error

30,19

23,18

34,00

20,82

10,15

39,33

37,60

38,62

18,09

13,79

3,07

18,33

21,25

15,68

39,07

39,35

56,52

40,10

42,38

37,31

38,78

23,14

19,16

4,45

27,61

27,13

16,09

15,46

21,69

12,00

12,83

13,79

12,80

20,03

(14)

Estimasi

0,32

2,12

2,76

1,48

1,09

1,72

2,68

1,42

1,22

1,55

0,42

1,48

1,03

1,38

1,40

1,44

2,21

1,50

0,88

1,83

0,67

1,30

0,94

0,74

1,26

1,71

1,42

0,79

1,52

1,98

1,17

0,80

0,80

0,92

(15)

Error

29,56

19,02

28,59

17,92

8,03

35,97

32,34

35,84

15,70

10,75

2,24

15,43

19,22

12,97

36,33

36,52

52,18

37,16

40,66

33,73

37,47

20,59

17,32

3,01

25,14

23,78

13,31

13,90

18,70

8,12

10,53

12,23

11,25

18,22

(16)

Batas Bawah

30,82

27,35

39,40

23,71

12,28

42,70

42,85

41,40

20,48

16,82

3,89

21,22

23,28

18,38

41,81

42,17

60,86

43,05

44,11

40,89

40,08

25,68

20,99

5,90

30,07

30,48

18,87

17,02

24,68

15,88

15,13

15,36

14,36

21,84

(17)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perkotaan + Perdesaan
Standard

Tabel 9.13 Sampling Error Angka Buta Huruf Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

1,07

9,16

8,11

7,10

10,69

4,37

7,14

3,67

6,74

11,22

13,74

8,06

4,87

8,80

3,58

3,67

3,92

3,74

2,08

4,90

1,72

5,61

4,89

16,53

4,55

6,29

8,82

5,14

7,03

16,49

9,14

5,79

6,21

4,60

(19)

Relative
Standard
Error

138

(1)

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Kep. Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kep. Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

Provinsi

2,31

0,29

17,16

3,10

1,55

1,25

1,92

3,01

1,42

1,24

1,79

0,38

1,32

1,00

1,38

1,52

1,61

2,59

1,64

0,83

1,63

0,69

1,67

0,78

0,56

1,09

1,37

1,40

0,85

1,32

2,20

1,01

0,78

0,63

0,92

(3)

Error

15,72

31,18

12,27

6,24

23,54

23,92

26,33

10,52

10,62

1,80

9,72

8,47

9,40

22,81

28,73

38,96

20,38

24,09

15,52

22,86

14,13

11,05

1,93

14,23

11,68

6,93

7,38

10,08

7,88

7,05

7,35

5,51

9,83

(2)

Estimasi

Standard

16,59

11,19

25,11

9,23

3,78

19,76

18,02

23,54

8,10

7,12

1,06

7,13

6,50

6,69

19,84

25,58

33,88

17,17

22,46

12,33

21,51

10,85

9,53

0,83

12,08

9,00

4,18

5,72

7,48

3,57

5,08

5,82

4,28

8,03

(4)

Batas Bawah

17,73

20,25

37,25

15,31

8,69

27,31

29,82

29,11

12,94

14,13

2,54

12,31

10,44

12,11

25,78

31,88

44,04

23,59

25,72

18,71

24,21

17,40

12,58

3,03

16,37

14,36

9,68

9,04

12,68

12,19

9,03

8,89

6,75

11,64

(5)

Batas Atas

Laki-Laki
Selang Kepercayaan

1,69

14,69

9,93

12,62

20,11

8,18

12,59

5,40

11,74

16,84

20,84

13,61

11,85

14,70

6,65

5,59

6,65

8,03

3,46

10,48

3,01

11,83

7,04

28,96

7,69

11,69

20,23

22,96

34,21

16,99

19,25

19,06

18,67

28,71

(8)

Estimasi

41,63

32,62

37,93

29,17

13,81

54,73

48,72

47,93

25,54

16,50

4,21

28,92

30,78

23,01

56,13

48,86

71,18

57,93

56,85

54,18

52,39

31,82

26,99

6,76

41,18

41,56

24,29

0,42

3,48

3,79

2,26

1,63

2,28

3,44

1,65

1,81

2,20

0,64

2,32

1,57

2,21

1,82

1,65

2,17

1,99

40,81

25,79

30,51

24,74

10,60

50,27

41,99

44,69

22,00

12,19

2,96

24,38

27,71

18,68

52,56

.id

42,45

39,44

45,36

33,60

17,01

59,20

55,46

51,16

29,09

20,81

5,46

33,47

33,86

27,34

59,71

52,09

75,43

61,83

58,89

58,67

54,02

35,63

29,58

8,99

44,95

46,62

28,33

25,35

38,71

22,24

23,22

21,24

20,96

31,25

(11)

Batas Atas

s.
go

45,63

66,94

54,03

54,82

49,70

50,75

28,02

24,40

4,53

37,41

36,50

20,25

20,57

29,72

11,73

15,28

16,89

16,37

26,18

(10)

Batas Bawah

Perempuan
Selang Kepercayaan

.b
p

1,04

2,29

0,84

1,94

1,32

1,14

1,92

2,58

2,06

1,22

2,29

2,68

2,02

1,11

1,17

1,30

(9)

Error

Standard

tp
://
w

ht
11,47

13,15

27,91

14,27

10,67

11,42

9,38

(7)

Relative
Standard
Error

1,01

10,67

9,99

7,74

11,84

4,16

7,05

3,44

7,08

13,32

15,19

8,02

5,09

9,59

3,25

3,37

3,04

3,44

1,82

4,22

1,59

6,10

4,90

16,84

4,67

6,21

8,49

5,31

6,70

15,78

10,52

5,83

6,28

4,51

(13)

Relative
Standard
Error

30,19

23,18

34,00

20,82

10,15

39,33

37,60

38,62

18,09

13,79

3,07

18,33

21,25

15,68

39,07

39,35

56,52

40,10

42,38

37,31

38,78

23,14

19,16

4,45

27,61

27,13

16,09

15,46

21,69

12,00

12,83

13,79

12,80

20,03

(14)

Estimasi

0,32

2,12

2,76

1,48

1,09

1,72

2,68

1,42

1,22

1,55

0,42

1,48

1,03

1,38

1,40

1,44

2,21

1,50

0,88

1,83

0,67

1,30

0,94

0,74

1,26

1,71

1,42

0,79

1,52

1,98

1,17

0,80

0,80

0,92

(15)

Error

29,56

19,02

28,59

17,92

8,03

35,97

32,34

35,84

15,70

10,75

2,24

15,43

19,22

12,97

36,33

36,52

52,18

37,16

40,66

33,73

37,47

20,59

17,32

3,01

25,14

23,78

13,31

13,90

18,70

8,12

10,53

12,23

11,25

18,22

(16)

Batas Bawah

30,82

27,35

39,40

23,71

12,28

42,70

42,85

41,40

20,48

16,82

3,89

21,22

23,28

18,38

41,81

42,17

60,86

43,05

44,11

40,89

40,08

25,68

20,99

5,90

30,07

30,48

18,87

17,02

24,68

15,88

15,13

15,36

14,36

21,84

(17)

Batas Atas

Laki-Laki + Perempuan
Selang Kepercayaan

Standard

Tabel 9.14 Sampling Error Angka Buta Huruf Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

1,07

9,16

8,11

7,10

10,69

4,37

7,14

3,67

6,74

11,22

13,74

8,06

4,87

8,80

3,58

3,67

3,92

3,74

2,08

4,90

1,72

5,61

4,89

16,53

4,55

6,29

8,82

5,14

7,03

16,49

9,14

5,79

6,21

4,60

(19)

Relative
Standard
Error

139

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Kep. Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kep. Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

51,84

46,43

37,23

41,49

50,63

50,61

58,89

49,56

56,27

52,01

39,78

42,59

59,86

50,77

53,75

60,37

63,35

56,55

49,42

53,97

51,81

62,65

52,21

54,70

45,96

56,09

57,11

54,06

35,69

40,64

47,35

53,60

45,16

63,59

(2)

Estimasi

0,45

5,18

4,18

3,65

2,45

3,51

3,18

1,67

3,03

3,50

2,35

2,31

2,01

3,10

2,75

2,59

2,27

2,69

0,91

1,94

1,01

1,82

1,24

1,87

2,44

3,70

3,11

3,15

2,77

3,64

2,58

2,16

1,97

2,15

(3)

Error

Standard

50,96

36,28

29,03

34,33

45,82

43,73

52,66

46,28

50,34

45,14

35,18

38,05

55,91

44,70

48,35

55,28

58,90

51,28

47,63

50,17

49,82

59,08

49,79

51,03

41,17

48,84

51,01

47,88

30,26

33,50

42,30

49,37

41,30

59,38

(4)

Batas Bawah

52,72

56,58

45,43

48,65

55,44

57,48

65,12

52,84

62,21

58,88

44,38

47,13

63,80

56,84

59,15

65,45

67,80

61,82

51,21

57,77

53,79

66,22

54,64

58,36

50,75

63,34

63,22

60,25

41,12

47,78

52,41

57,82

49,03

67,81

(5)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perkotaan

ht

0,87

11,15

11,23

8,80

4,85

6,93

5,40

3,37

5,38

6,74

5,90

5,43

3,36

6,10

5,12

4,30

3,58

4,75

1,85

3,59

1,95

2,91

2,37

3,42

53,82

43,69

49,63

53,11

52,67

56,10

57,48

53,78

59,97

70,34

49,48

54,44

61,30

51,40

58,00

62,42

65,48

66,65

46,83

50,15

49,39

64,07

61,59

54,56

57,81

68,95

50,11

49,80

52,10

52,68

58,55

55,95

66,56

(8)

Estimasi

0,35

3,40

3,03

2,42

2,06

1,99

2,57

1,02

1,72

2,32

1,79

2,53

1,74

2,16

1,67

1,13

2,09

2,57

0,75

53,14

37,02

43,68

48,37

48,64

52,20

52,45

51,78

56,60

65,79

45,97

49,47

57,88

47,15

54,72

.id

54,51

50,35

55,58

57,84

56,71

60,01

62,51

55,78

63,34

74,89

52,99

59,41

64,72

55,64

61,28

64,64

69,58

71,70

48,30

53,79

51,39

68,43

63,94

56,99

61,49

74,87

52,65

53,10

65,87

56,63

61,56

58,64

69,90

(11)

Batas Atas

s.
go

60,20

61,37

61,60

45,36

46,50

47,40

59,72

59,24

52,14

54,13

63,02

47,56

46,50

38,34

48,73

55,55

53,26

63,22

(10)

Batas Bawah

Selang Kepercayaan

Perdesaan

.b
p

w
1,86

1,02

2,22

1,20

1,24

1,88

3,02

1,30

1,68

7,02

2,02

1,53

1,37

1,70

(9)

Error

Standard

tp
://
w

5,31

6,60

5,45

5,84

7,77

8,96

5,44

4,02

4,36

3,38

(7)

Relative
Standard
Error

0,65

7,78

6,11

4,55

3,91

3,55

4,46

1,90

2,86

3,30

3,62

4,66

2,84

4,21

2,88

1,81

3,20

3,86

1,60

3,70

2,06

3,47

1,94

2,27

3,25

4,38

2,59

3,38

13,48

3,83

2,62

2,45

2,56

(13)

Relative
Standard
Error

52,85

44,50

46,21

49,96

51,92

54,60

57,81

52,23

59,07

64,10

45,09

47,11

60,70

51,19

56,72

62,03

64,59

60,58

48,06

52,68

50,50

63,13

55,43

54,70

52,35

57,28

63,11

51,52

45,47

42,75

50,59

56,63

50,64

65,73

(14)

Estimasi

0,28

2,85

2,57

2,09

1,58

1,75

2,11

0,93

1,50

2,11

1,57

1,87

1,31

1,78

1,44

1,04

1,55

1,98

0,58

1,43

0,72

1,42

0,91

1,87

1,20

1,73

2,20

1,50

1,63

3,32

1,60

1,31

1,34

1,37

(15)

Error

Standard

52,29

38,92

41,18

45,86

48,83

51,16

53,68

50,41

56,12

59,96

42,02

43,44

58,12

47,71

53,89

59,99

61,55

56,70

46,92

49,86

49,08

60,34

53,65

51,03

50,00

53,88

58,80

48,59

42,27

36,24

47,45

54,07

48,01

63,04

(16)

Batas Bawah

53,40

50,09

51,24

54,06

55,00

58,04

61,94

54,05

62,01

68,23

48,16

50,77

63,27

54,66

59,54

64,07

67,63

64,46

49,20

55,49

51,91

65,91

57,21

58,36

54,70

60,68

67,43

54,46

48,67

49,26

53,74

59,19

53,27

68,41

(17)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perkotaan + Perdesaan

Tabel 9.15 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

0,54

6,40

5,55

4,19

3,03

3,21

3,65

1,78

2,54

3,29

3,47

3,97

2,17

3,47

2,54

1,68

2,40

3,27

1,21

2,72

1,43

2,25

1,64

3,42

2,29

3,02

3,48

2,91

3,59

7,77

3,17

2,31

2,65

2,08

(19)

Relative
Standard
Error

140

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Kep. Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kep. Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

3,70

0,36

51,14

2,83

2,72

2,13

2,40

3,08

1,26

2,14

2,43

1,79

2,26

1,97

2,08

1,82

1,39

2,07

2,25

0,82

2,12

0,91

1,92

1,08

2,62

1,66

2,26

2,83

1,86

2,17

4,42

2,29

1,52

1,70

1,81

(3)

Error

45,55

41,63

49,08

52,22

51,26

59,28

50,44

56,59

66,91

45,11

46,32

58,27

47,90

55,66

61,87

62,71

59,26

47,16

54,14

48,45

60,32

52,28

51,98

52,61

55,56

61,02

49,37

43,15

37,09

48,93

55,68

49,47

60,26

(2)

Estimasi

Standard

50,44

38,30

36,08

43,74

48,04

46,55

53,25

47,97

52,39

62,14

41,61

41,89

54,41

43,82

52,09

59,13

58,65

54,86

45,55

49,98

46,66

56,56

50,17

46,85

49,36

51,13

55,47

45,72

38,90

28,43

44,43

52,69

46,15

56,72

(4)

Batas Bawah

51,85

52,79

47,17

54,42

56,40

55,97

65,32

52,92

60,79

71,67

48,62

50,75

62,12

51,97

59,23

64,60

66,77

63,67

48,77

58,30

50,24

64,08

54,40

57,11

55,87

59,99

66,57

53,01

47,40

45,75

53,43

58,67

52,80

63,80

(5)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Laki-Laki

0,70

8,11

6,79

5,55

4,08

4,69

5,20

2,50

3,78

3,64

3,96

4,88

3,38

4,34

3,27

2,25

3,30

3,79

1,74

3,92

1,88

3,18

2,06

5,04

3,16

4,06

54,34

43,18

52,61

50,82

51,63

57,85

56,61

53,59

61,51

61,68

45,07

48,08

62,51

55,03

57,82

62,17

66,15

61,77

48,77

51,55

52,24

65,83

58,47

57,18

52,08

58,89

64,99

53,53

47,97

49,59

52,44

57,41

51,58

70,38

(8)

Estimasi

0,34

3,87

3,73

2,98

2,06

2,14

2,48

1,14

1,80

2,85

2,05

2,61

1,76

2,50

1,91

1,23

1,92

2,22

53,67

35,60

45,31

44,99

47,60

53,66

51,75

51,36

57,97

56,09

41,04

42,95

59,06

50,13

54,08

.id

55,01

50,76

59,92

56,66

55,67

62,04

61,48

55,82

65,04

67,26

49,10

53,21

65,96

59,92

61,57

64,59

69,92

66,12

50,21

55,05

53,85

69,56

60,59

61,83

54,78

63,21

70,56

57,02

52,26

56,77

56,60

60,48

54,51

73,58

(11)

Batas Atas

s.
go

59,76

62,38

57,42

47,34

48,04

50,63

62,09

56,36

52,53

49,39

54,57

59,42

50,04

43,69

42,42

48,28

54,34

48,65

67,18

(10)

Batas Bawah

Selang Kepercayaan

Perempuan

.b
p

0,73

1,79

0,82

1,91

1,08

2,37

1,38

2,21

2,84

1,78

2,19

3,66

2,12

1,57

1,50

1,63

(9)

Error

Standard

tp
://
w

ht
4,64

3,76

5,02

11,92

4,69

2,74

3,43

3,00

(7)

Relative
Standard
Error

0,63

8,95

7,08

5,86

3,98

3,69

4,38

2,12

2,93

4,62

4,56

5,44

2,81

4,54

3,30

1,98

2,91

3,59

1,50

3,47

1,57

2,89

1,85

4,15

2,64

3,75

4,37

3,33

4,55

7,38

4,05

2,73

2,90

2,32

(13)

Relative
Standard
Error

52,85

44,50

46,21

49,96

51,92

54,60

57,81

52,23

59,07

64,10

45,09

47,11

60,70

51,19

56,72

62,03

64,59

60,58

48,06

52,68

50,50

63,13

55,43

54,70

52,35

57,28

63,11

51,52

45,47

42,75

50,59

56,63

50,64

65,73

(14)

Estimasi

0,28

2,85

2,57

2,09

1,58

1,75

2,11

0,93

1,50

2,11

1,57

1,87

1,31

1,78

1,44

1,04

1,55

1,98

0,58

1,43

0,72

1,42

0,91

1,87

1,20

1,73

2,20

1,50

1,63

3,32

1,60

1,31

1,34

1,37

(15)

Error

Standard

52,29

38,92

41,18

45,86

48,83

51,16

53,68

50,41

56,12

59,96

42,02

43,44

58,12

47,71

53,89

59,99

61,55

56,70

46,92

49,86

49,08

60,34

53,65

51,03

50,00

53,88

58,80

48,59

42,27

36,24

47,45

54,07

48,01

63,04

(16)

Batas Bawah

53,40

50,09

51,24

54,06

55,00

58,04

61,94

54,05

62,01

68,23

48,16

50,77

63,27

54,66

59,54

64,07

67,63

64,46

49,20

55,49

51,91

65,91

57,21

58,36

54,70

60,68

67,43

54,46

48,67

49,26

53,74

59,19

53,27

68,41

(17)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Laki-Laki + Perempuan

Tabel 9.16 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

0,54

6,40

5,55

4,19

3,03

3,21

3,65

1,78

2,54

3,29

3,47

3,97

2,17

3,47

2,54

1,68

2,40

3,27

1,21

2,72

1,43

2,25

1,64

3,42

2,29

3,02

3,48

2,91

3,59

7,77

3,17

2,31

2,65

2,08

(19)

Relative
Standard
Error

141

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Kep. Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kep. Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

25,62

24,93

21,58

27,45

28,66

28,59

26,25

24,66

31,02

28,48

22,70

22,83

25,11

26,36

27,89

26,69

34,89

30,27

24,79

21,07

24,41

26,39

27,32

25,33

23,15

27,77

20,54

19,89

22,70

23,17

24,68

26,34

24,91

37,27

(2)

Estimasi

0,35

4,44

2,69

3,63

2,95

3,15

3,65

1,70

2,70

2,88

2,01

2,11

1,88

2,95

2,31

2,42

2,05

1,94

0,86

1,66

0,84

2,02

0,86

1,28

1,79

2,78

2,11

1,62

2,27

3,10

1,93

1,76

1,35

2,19

(3)

Error

Standard

24,94

16,23

16,31

20,34

22,88

22,41

19,10

21,32

25,72

22,83

18,75

18,68

21,42

20,57

23,35

21,94

30,88

26,48

23,10

17,82

22,76

22,43

25,63

22,82

19,65

22,33

16,40

16,71

18,25

17,09

20,88

22,89

22,26

32,98

(4)

Batas Bawah

26,30

33,64

26,85

34,56

34,43

34,77

33,40

28,00

36,32

34,13

26,64

26,98

28,81

32,15

32,42

31,43

38,91

34,07

26,47

24,33

26,06

30,36

29,00

27,84

26,65

33,22

24,67

23,07

27,14

29,26

28,47

29,78

27,56

41,57

(5)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perkotaan

ht

1,36

17,81

12,45

13,22

10,28

11,02

13,90

6,91

8,72

10,11

8,87

9,26

7,50

11,21

8,29

9,07

5,86

6,39

3,47

7,88

3,45

7,67

3,14

5,06

29,92

27,37

32,03

39,91

33,37

35,87

27,62

29,32

37,70

43,15

34,79

35,59

26,78

32,61

36,30

39,83

42,27

43,68

26,09

24,40

24,74

36,78

32,74

27,69

36,30

27,73

25,61

30,41

31,06

27,33

31,12

34,39

43,49

(8)

Estimasi

0,29

2,79

2,89

2,36

1,93

1,88

2,38

0,93

1,53

2,38

1,77

2,54

1,51

1,72

1,51

1,14

2,00

2,66

0,64

33,35

29,35

21,89

26,37

35,29

29,60

32,18

22,96

27,49

34,69

38,48

31,31

30,61

23,83

29,24

.id

30,50

32,84

37,69

44,53

37,15

39,55

32,28

31,15

40,70

47,83

38,26

40,57

29,74

35,98

39,25

42,06

46,20

48,90

27,34

26,79

26,34

41,43

34,77

29,87

40,21

32,69

27,92

33,50

42,60

30,74

33,45

36,74

46,25

(11)

Batas Atas

s.
go

37,60

38,34

38,46

24,84

22,02

23,15

32,13

30,71

25,50

32,38

22,77

23,30

27,32

19,52

23,91

28,80

32,05

40,73

(10)

Batas Bawah

Selang Kepercayaan

Perdesaan

.b
p

w
1,22

0,81

2,37

1,04

1,11

1,99

2,53

1,18

1,58

5,89

1,74

1,18

1,20

1,41

(9)

Error

Standard

tp
://
w

7,71

10,01

10,26

8,15

9,99

13,40

7,84

6,68

5,43

5,87

(7)

Relative
Standard
Error

0,98

10,21

9,01

5,91

5,77

5,24

8,61

3,18

4,06

5,52

5,10

7,14

5,63

5,27

4,15

2,86

4,74

6,10

2,44

4,98

3,29

6,45

3,17

4,02

5,50

9,12

4,60

5,18

18,95

6,37

3,81

3,48

3,24

(13)

Relative
Standard
Error

27,80

26,65

29,15

36,54

31,62

33,87

27,30

27,62

36,07

38,16

29,31

27,69

26,09

30,52

33,75

37,34

39,19

35,62

25,47

22,20

24,59

29,86

29,18

25,33

26,52

33,66

24,18

23,56

28,05

24,62

26,29

29,27

29,73

41,74

(14)

Estimasi

0,23

2,37

2,26

2,05

1,61

1,64

2,00

0,90

1,35

1,93

1,47

1,78

1,17

1,54

1,35

1,06

1,49

1,68

0,53

1,19

0,59

1,60

0,67

1,28

0,94

1,67

1,66

0,95

1,38

2,82

1,31

1,01

1,01

1,19

(15)

Error

27,35

22,00

24,72

32,51

28,47

30,66

23,37

25,86

33,42

34,37

26,44

24,21

23,80

27,50

31,11

35,25

36,27

32,33

24,43

19,87

23,44

26,72

27,87

22,82

24,67

30,39

20,92

21,70

25,35

19,10

23,71

27,30

27,75

39,41

(16)

Batas Bawah

28,25

31,29

33,58

40,56

34,77

37,09

31,22

29,37

38,71

41,94

32,19

31,18

28,38

33,54

36,40

39,43

42,12

38,91

26,51

24,52

25,74

33,00

30,49

27,84

28,37

36,92

27,45

25,42

30,74

30,15

28,86

31,24

31,70

44,07

(17)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perkotaan + Perdesaan
Standard

Tabel 9.17 Sampling Error Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

0,83

8,89

7,74

5,62

5,08

4,84

7,34

3,24

3,74

5,06

5,00

6,42

4,48

5,05

3,99

2,85

3,81

4,71

2,08

5,34

2,38

5,36

2,29

5,06

3,56

4,95

6,88

4,02

4,90

11,45

4,99

3,44

3,39

2,84

(19)

Relative
Standard
Error

142

INDONESIA

Papua Barat

Papua

Maluku Utara

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Kep. Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kep. Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

2,94

0,30

27,24

2,53

2,72

1,85

2,23

2,73

1,23

1,76

2,90

1,73

1,97

1,69

1,90

1,64

1,38

1,90

1,99

0,69

1,50

0,76

1,87

0,87

2,01

1,40

2,09

2,45

1,27

1,75

3,76

1,82

1,37

1,34

1,60

(3)

Error

26,59

26,14

35,63

31,88

33,12

27,22

28,33

33,43

39,08

29,04

26,42

23,93

29,09

33,29

38,06

38,37

35,66

24,69

23,36

23,68

30,12

28,31

22,04

26,61

32,94

24,57

24,02

26,15

21,77

26,07

31,08

29,84

38,66

(2)

Estimasi

Standard

26,65

20,82

21,18

30,30

28,25

28,74

21,87

25,92

29,99

33,39

25,65

22,56

20,61

25,38

30,06

35,36

34,65

31,76

23,34

20,41

22,19

26,46

26,60

18,10

23,87

28,85

19,77

21,53

22,71

14,40

22,50

28,40

27,22

35,52

(4)

Batas Bawah

27,82

32,35

31,10

40,96

35,51

37,49

32,56

30,74

36,87

44,76

32,44

30,28

27,26

32,81

36,51

40,76

42,10

39,56

26,03

26,30

25,18

33,78

30,02

25,98

29,36

37,03

29,37

26,50

29,58

29,15

29,64

33,77

32,46

41,81

(5)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Laki-Laki

1,09

11,06

9,68

7,63

5,81

6,74

10,02

4,34

5,25

7,43

5,96

7,45

7,08

6,52

4,94

3,62

4,95

5,58

2,78

6,43

3,22

6,20

3,08

9,12

5,26

6,34

28,30

26,72

33,35

37,42

31,37

34,61

27,36

27,07

38,67

37,36

29,56

29,26

27,69

32,18

34,24

36,70

39,88

35,59

26,09

21,30

25,37

29,61

30,02

28,33

26,43

34,33

23,84

23,14

30,09

28,07

26,53

27,79

29,64

44,37

(8)

Estimasi

0,29

3,75

3,89

2,63

2,22

1,94

2,45

1,00

1,84

2,67

1,75

2,51

1,74

2,22

1,82

1,29

1,87

1,98

27,73

19,37

25,72

32,27

27,03

30,82

22,56

25,12

35,07

32,13

26,12

24,35

24,28

27,82

30,68

.id

28,87

34,07

40,97

42,58

35,71

38,41

32,16

29,02

42,27

42,59

32,99

34,18

31,11

36,54

37,81

39,23

43,54

39,48

27,38

24,32

26,74

33,89

31,73

32,57

28,91

38,51

28,24

25,56

34,12

36,02

30,32

30,35

32,15

47,61

(11)

Batas Atas

s.
go

34,16

36,21

31,70

24,80

18,28

23,99

25,33

28,30

24,09

23,94

30,14

19,44

20,71

26,06

20,12

22,74

25,23

27,12

41,12

(10)

Batas Bawah

Selang Kepercayaan

Perempuan

.b
p

0,66

1,54

0,70

2,18

0,87

2,16

1,27

2,13

2,24

1,24

2,06

4,06

1,94

1,31

1,28

1,66

(9)

Error

Standard

tp
://
w

ht
9,97

5,28

6,70

17,27

6,98

4,41

4,48

4,15

(7)

Relative
Standard
Error

1,03

14,03

11,66

7,02

7,06

5,59

8,95

3,68

4,75

7,14

5,93

8,57

6,29

6,91

5,30

3,52

4,69

5,57

2,52

7,23

2,76

7,37

2,91

7,63

4,80

6,22

9,42

5,35

6,83

14,45

7,30

4,70

4,33

3,73

(13)

Relative
Standard
Error

27,80

26,65

29,15

36,54

31,62

33,87

27,30

27,62

36,07

38,16

29,31

27,69

26,09

30,52

33,75

37,34

39,19

35,62

25,47

22,20

24,59

29,86

29,18

25,33

26,52

33,66

24,18

23,56

28,05

24,62

26,29

29,27

29,73

41,74

(14)

Estimasi

0,23

2,37

2,26

2,05

1,61

1,64

2,00

0,90

1,35

1,93

1,47

1,78

1,17

1,54

1,35

1,06

1,49

1,68

0,53

1,19

0,59

1,60

0,67

1,28

0,94

1,67

1,66

0,95

1,38

2,82

1,31

1,01

1,01

1,19

(15)

Error

Standard

27,35

22,00

24,72

32,51

28,47

30,66

23,37

25,86

33,42

34,37

26,44

24,21

23,80

27,50

31,11

35,25

36,27

32,33

24,43

19,87

23,44

26,72

27,87

22,82

24,67

30,39

20,92

21,70

25,35

19,10

23,71

27,30

27,75

39,41

(16)

Batas Bawah

28,25

31,29

33,58

40,56

34,77

37,09

31,22

29,37

38,71

41,94

32,19

31,18

28,38

33,54

36,40

39,43

42,12

38,91

26,51

24,52

25,74

33,00

30,49

27,84

28,37

36,92

27,45

25,42

30,74

30,15

28,86

31,24

31,70

44,07

(17)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Laki-Laki + Perempuan

Tabel 9.18 Sampling Error Angka Kesakitan Penduduk Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

0,83

8,89

7,74

5,62

5,08

4,84

7,34

3,24

3,74

5,06

5,00

6,42

4,48

5,05

3,99

2,85

3,81

4,71

2,08

5,34

2,38

5,36

2,29

5,06

3,56

4,95

6,88

4,02

4,90

11,45

4,99

3,44

3,39

2,84

(19)

Relative
Standard
Error

143

47,60

36,26

Papua

Papua Barat

38,99

34,92

INDONESIA

42,03

Maluku Utara

30,78

50,32

32,82

32,70

41,23

39,69

39,11

44,55

38,89

32,37

29,05

46,46

47,74

44,19

44,38

42,98

35,77

32,90

32,06

36,59

39,46

34,64

38,71

43,72

39,58

31,79

32,79

39,44

40,19

(2)

Estimasi

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Kep. Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kep. Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

0,48

8,96

6,12

5,39

4,51

3,81

4,76

2,57

3,89

4,95

2,96

2,96

3,60

4,21

2,14

3,52

3,11

2,31

1,07

3,10

1,03

2,73

1,18

2,27

3,17

4,73

3,27

3,35

3,96

4,59

3,29

2,60

2,03

2,78

(3)

Error

Standard

38,05

18,68

35,62

24,35

33,20

23,32

40,98

27,79

25,06

31,53

33,90

33,31

37,49

30,65

28,17

22,14

40,36

43,20

42,08

38,30

40,96

30,41

30,58

27,60

30,38

30,19

28,24

32,14

35,97

30,57

25,34

27,70

35,45

34,74

(4)

Batas Bawah

39,93

53,83

59,59

45,48

50,86

38,24

59,65

37,85

40,33

50,93

45,49

44,92

51,62

47,14

36,56

35,95

52,55

52,27

46,29

50,45

45,01

41,13

35,22

36,51

42,80

48,72

41,05

45,27

51,48

48,58

38,23

37,87

43,42

45,63

(5)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perkotaan

1,23

24,72

12,85

15,44

10,72

12,37

9,46

7,82

11,91

12,00

7,45

7,57

8,09

10,81

6,61

12,12

6,69

4,85

2,43

6,98

2,40

7,64

3,59

7,09

8,66

11,98

51,46

60,90

62,33

51,45

62,19

63,57

55,74

44,84

60,32

46,90

50,36

50,78

48,96

63,89

60,27

56,12

50,90

57,93

54,13

50,21

51,33

46,68

43,79

51,59

58,09

44,90

54,77

50,75

34,66

55,17

41,70

58,59

37,55

(8)

Estimasi

0,41

3,84

3,53

3,15

2,39

2,40

3,60

1,16

2,25

3,47

1,79

3,87

2,50

2,37

2,26

1,39

2,62

2,23

49,36

40,15

40,89

47,54

53,04

36,43

50,80

45,67

26,98

49,56

38,56

55,40

33,84

(10)

Batas Bawah

56,04

55,48

50,67

53,37

55,42

45,26

57,52

58,86

48,68

42,57

55,90

40,09

46,86

43,20

44,05

59,26

55,84

53,39

45,76

53,55

52,26

68,43

69,24

57,63

66,87

68,28

62,80

47,11

64,73

53,70

53,87

58,37

53,86

68,53

64,70

.id

58,85

56,04

62,30

s.
go

52,22

44,95

53,30

53,21

46,70

55,64

63,14

53,37

58,73

55,83

42,33

60,79

44,83

61,79

41,25

(11)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perdesaan

.b
p

0,97

2,69

1,00

3,33

1,48

2,07

2,58

4,32

2,02

2,59

3,92

2,86

1,60

1,63

1,89

(9)

Error

Standard

tp
://
w

ht
9,43

8,65

9,05

11,60

10,34

7,92

5,15

6,91

(7)

Relative
Standard
Error

0,79

6,31

5,66

6,13

3,84

3,78

6,46

2,58

3,73

7,40

3,55

7,62

5,11

3,70

3,75

2,48

5,15

3,85

1,80

5,35

1,96

7,13

3,38

4,01

4,44

9,63

3,69

5,11

11,30

5,19

3,84

2,78

5,03

(13)

Relative
Standard
Error

45,41

53,86

58,48

46,79

54,46

54,64

54,59

40,59

53,82

44,93

45,55

43,56

47,20

55,86

51,76

51,23

49,01

51,90

49,44

46,36

47,59

39,61

36,76

32,06

47,90

52,26

39,91

49,07

48,55

38,75

46,17

38,37

49,26

38,26

(14)

Estimasi

0,31

4,21

3,03

2,73

2,42

2,12

3,00

1,16

2,08

2,84

1,66

2,36

2,07

2,15

1,78

1,35

2,00

1,64

0,73

2,21

0,72

2,13

0,93

2,27

1,74

2,39

2,75

1,77

2,17

3,89

2,22

1,39

1,32

1,58

(15)

Error

Standard

44,79

45,61

52,55

41,43

49,72

50,49

48,71

38,31

49,74

39,37

42,29

38,94

43,14

51,64

48,27

48,59

45,08

48,68

48,02

42,03

46,18

35,44

34,93

27,60

44,49

47,59

34,51

45,60

44,29

31,12

41,81

35,64

46,67

35,17

(16)

Batas Bawah

46,02

62,12

64,42

52,15

59,19

58,79

60,47

42,87

57,90

50,49

48,81

48,18

51,26

60,07

55,25

53,87

52,93

55,12

50,87

50,69

49,00

43,78

38,59

36,51

51,31

56,94

45,31

52,54

52,81

46,38

50,52

41,10

51,85

41,35

(17)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Perkotaan + Perdesaan

Tabel 9.19 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2011

0,69

7,82

5,18

5,84

4,44

3,88

5,49

2,87

3,87

6,32

3,65

5,41

4,39

3,85

3,44

2,63

4,09

3,16

1,47

4,77

1,51

5,38

2,54

7,09

3,63

4,56

6,90

3,60

4,47

10,05

4,81

3,63

2,69

4,12

(19)

Relative
Standard
Error

144

3,39

0,43

71,43

72,41

61,47

Papua

Papua Barat

INDONESIA

3,42

3,27

59,88

3,74

70,99

2,37

3,29

1,66

2,46

4,02

2,01

3,41

2,63

2,14

2,26

1,65

2,78

2,03

1,00

2,85

1,00

2,85

1,34

2,72

2,05

2,90

3,79

2,18

2,50

4,73

2,78

1,86

1,69

2,16

(3)

Error

Maluku Utara

70,89

75,86

64,17

68,74

64,51

65,34

62,11

60,98

74,27

61,87

67,61

66,82

62,91

67,05

58,40

62,39

59,01

52,24

42,29

67,10

67,81

56,18

65,18

67,98

55,47

66,56

56,66

59,93

57,22

(2)

Estimasi

Standard

Maluku

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Barat

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tengah

Gorontalo

Sulawesi Utara

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Barat

Nusa Tenggara Timur

Nusa Tenggara Barat

Bali

Jawa Timur

DI Yogyakarta

Jawa Tengah

Banten

Jawa Barat

DKI Jakarta

Lampung

Bengkulu

Kep. Bangka Belitung

Sumatera Selatan

Jambi

Kep. Riau

Riau

Sumatera Barat

Sumatera Utara

Aceh

(1)

Provinsi

60,63

65,76

64,72

53,47

63,65

66,25

69,41

60,93

63,91

56,64

61,41

55,42

55,82

70,08

57,43

64,38

61,37

58,94

65,09

52,82

60,43

53,42

49,61

36,96

63,08

62,11

48,75

60,91

63,09

46,21

61,11

53,00

56,61

52,99

(4)

Batas Bawah

62,31

79,06

78,13

66,28

78,32

75,53

82,30

67,42

73,57

72,38

69,27

68,80

66,14

78,47

66,30

70,85

72,27

66,88

69,01

63,99

64,34

64,59

54,87

47,63

71,12

73,50

63,61

69,46

72,88

64,73

72,00

60,31

63,25

61,46

(5)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Laki-Laki

0,70

4,69

4,79

5,46

5,27

3,34

4,33

2,58

3,58

6,22

3,07

5,50

4,32

2,88

3,66

2,44

4,16

3,22

1,49

4,88

1,60

4,83

2,57

6,44

3,05

4,28

31,39

28,97

38,45

33,73

38,19

40,41

35,78

23,09

38,51

27,67

29,27

22,97

36,04

36,93

41,29

36,41

33,38

42,10

35,12

36,80

35,13

21,87

22,36

22,02

26,81

37,16

25,39

34,26

28,72

19,95

26,06

24,55

40,90

22,79

(8)

Estimasi

0,40

4,85

3,88

3,51

2,94

2,99

3,81

1,52

2,86

3,82

2,09

2,53

2,35

3,22

2,39

1,69

2,26

2,06

30,61

19,46

30,86

26,86

32,43

34,54

28,31

20,12

32,90

20,18

25,18

18,00

31,43

30,62

36,60

33,10

.id

32,17

38,49

46,05

40,61

43,96

46,27

43,25

26,07

44,11

35,16

33,36

27,93

40,65

43,24

45,98

39,72

37,80

46,15

36,97

41,90

36,97

26,36

24,54

29,03

30,84

43,19

31,98

38,93

34,49

32,52

31,13

27,65

44,55

26,27

(11)

Batas Atas

s.
go
28,95

38,05

33,26

31,70

33,30

17,39

20,18

15,00

22,78

31,13

18,80

29,60

22,95

7,38

20,99

21,46

37,25

19,31

(10)

Batas Bawah

Selang Kepercayaan

Perempuan

.b
p

0,95

2,60

0,94

2,29

1,11

3,58

2,06

3,08

3,36

2,38

2,94

6,41

2,59

1,58

1,86

1,77

(9)

Error

Standard

tp
://
w

ht
6,75

3,35

3,67

8,52

4,18

3,29

2,82

3,77

(7)

Relative
Standard
Error

1,27

16,75

10,08

10,39

7,71

7,40

10,65

6,58

7,43

13,82

7,13

11,04

6,53

8,72

5,79

4,63

6,76

4,90

2,69

7,07

2,67

10,47

4,98

16,25

7,67

8,28

13,24

6,94

10,25

32,14

9,92

6,44

4,55

7,78

(13)

Relative
Standard
Error

45,41

53,86

58,48

46,79

54,46

54,64

54,59

40,59

53,82

44,93

45,55

43,56

47,20

55,86

51,76

51,23

49,01

51,90

49,44

46,36

47,59

39,61

36,76

32,06

47,90

52,26

39,91

49,07

48,55

38,75

46,17

38,37

49,26

38,26

(14)

Estimasi

0,31

4,21

3,03

2,73

2,42

2,12

3,00

1,16

2,08

2,84

1,66

2,36

2,07

2,15

1,78

1,35

2,00

1,64

0,73

2,21

0,72

2,13

0,93

2,27

1,74

2,39

2,75

1,77

2,17

3,89

2,22

1,39

1,32

1,58

(15)

Error

Standard

44,79

45,61

52,55

41,43

49,72

50,49

48,71

38,31

49,74

39,37

42,29

38,94

43,14

51,64

48,27

48,59

45,08

48,68

48,02

42,03

46,18

35,44

34,93

27,60

44,49

47,59

34,51

45,60

44,29

31,12

41,81

35,64

46,67

35,17

(16)

Batas Bawah

46,02

62,12

64,42

52,15

59,19

58,79

60,47

42,87

57,90

50,49

48,81

48,18

51,26

60,07

55,25

53,87

52,93

55,12

50,87

50,69

49,00

43,78

38,59

36,51

51,31

56,94

45,31

52,54

52,81

46,38

50,52

41,10

51,85

41,35

(17)

Batas Atas

Selang Kepercayaan

Laki-Laki + Perempuan

Tabel 9.20 Sampling Error Persentase Penduduk Lansia yang Bekerja menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2011

0,69

7,82

5,18

5,84

4,44

3,88

5,49

2,87

3,87

6,32

3,65

5,41

4,39

3,85

3,44

2,63

4,09

3,16

1,47

4,77

1,51

5,38

2,54

7,09

3,63

4,56

6,90

3,60

4,47

10,05

4,81

3,63

2,69

4,12

(19)

Relative
Standard
Error

tp
://
w

ht
.b
p

DAFTAR PUSTAKA
.id

s.
go

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2007 . Laporan Survei Buta Aksara. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
BPS. 2008 . Statistik Penduduk Lanjut Usia 2007. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
BPS. 2009 . Statistik Penduduk Lanjut Usia 2008. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
BPS. 2010 . Statistik Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta: Badan Pusat

.id

Statistik.

s.
go

BPS. 2011 . Pedoman Pencacahan Susenas Kor 2011. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.

.b
p

BPS. 2011 . Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2010. Jakarta: Badan

Pusat Statistik.

tp
://
w

BPS. 2012 . Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk
Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Kanisius.

ht

Mariyati, Sukarni. 1994 . Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Yogyakarta :

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya


Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia.
PKBI.2001. Prosiding Seminar dan Loka Karya Pengembangan Pusat
Pelayanan Lanjut Usia. Jakarta: Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia.
Rully R. 2003 . Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan Lansia di Rumah Sakit
Umum dalam Perspektif HAM. Jakarta: Pusat Pengkajian Perlindungan
Kelompok

Rentan

Badan

Penelitian

dan

Pengembangan

HAM

Departemen Kehakiman dan HAM RI.

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

147

Siti Partini Suardiman. DIY Provinsi Lansia. Yogyakarta: Kepala Pusat Studi
Sumberdaya Lansia UNY.
TEMPO Interaktif. 2007 . Pada 2025, Seperlima Penduduk Indonesia Lansia.
Jakarta.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

ht

tp
://
w

.b
p

s.
go

.id

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

148

Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2011

tp
://
w

ht
.b
p

w
.id

s.
go

.id
s.
go
.b
p
w
w
tp
://
w
ht

ISSN 2086-1036

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710


Telp. : (021) 3841195, 3842508, 3810291-4, Fax. : (021) 3857046
Homepage : http://www.bps.go.id E-mail : bpshq@bps.go.id

9 772086 103005

Anda mungkin juga menyukai