Anda di halaman 1dari 57

SUB MATERI PELATIHAN 2.

2-3

MODEL PEMBELAJARAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Skenario Pembelajaran

Mengama
ti
tayangan
pembelaj
aran
20 Menit

Diskusi
Kelompok
Terfokus

Kerja
Kelompok

30 Menit

40 Menit

PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK
(Project Based Learning - PjBL)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DEFINISI/KONSEP
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning=PjBL) adalah metoda
pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan
metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan
dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata.
4

DEFINISI/KONSEP
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang
untuk digunakan pada permasalahan
komplek yang diperlukan peserta didik
dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry
dimulai dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) dan
membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pada saat pertanyaan terjawab, secara
langsung peserta didik dapat melihat
berbagai elemen utama sekaligus berbagai
prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang
dikajinya. PjBL merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN
BERBASIS PROYEK
Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah
kerangka kerja;
Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan
kepada peserta didik;
peserta didik mendesain proses untuk menentukan
solusi atas permasalahan atau tantangan yang
diajukan;
Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab
untuk mengakses dan mengelola informasi untuk
memecahkan permasalahan;
Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas
aktivitas yang sudah dijalankan;
Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara
kualitatif; dan
Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap
kesalahan dan perubahan.

HAMBATAN IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Pembelajaran berbasis proyek memerlukan
banyak waktu yang harus disediakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang komplek.
Banyak orang tua peserta didik yang merasa
dirugikan, karena menambah biaya untuk
memasuki system baru.
Banyak instruktur merasa nyaman dengan
kelas tradisional ,dimana instruktur memegang
peran utama di kelas. Ini merupakan suatu
transisi yang sulit, terutama bagi instruktur
yang kurang atau tidak menguasai teknologi.
Banyaknya peralatan yang harus disediakan,
sehingga kebutuhan listrik bertambah.
7

KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN
BERBASIS PROYEK
Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
untuk belajar, mendorong kemampuan
mereka untuk melakukan pekerjaan penting,
dan mereka perlu untuk dihargai.
Meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah.
Membuat peserta didik menjadi lebih aktif
dan berhasil memecahkan problem-problem
yang kompleks.
Meningkatkan kolaborasi.
Mendorong peserta didik untuk
mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
Meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam mengelola sumber.
8

KEUNTUNGAN PEMBELAJARAN
BERBASIS PROYEK
Memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
Menyediakan pengalaman belajar yang
melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia
nyata.
Melibatkan para peserta didik untuk belajar
mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
Membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.
9

KELEMAHAN PEMBELAJARAN
BERBASIS PROYEK
Memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
Menyediakan pengalaman belajar yang
melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia
nyata.
Melibatkan para peserta didik untuk belajar
mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
Membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.
10

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PJBL

PENENTUAN
PERTAYAAN
MENDASAR

MENYUSUN
PERENCANA
AN PROYEK

MENYUSUN
JADWAL

EVALUASI
PENGALAMA
N

MENGUJI
HASIL

M0NITORING

11

PENILAIAN PROYEK
Mata Pelajaran :
.................................................................................................
.....
Nama Proyek :
.................................................................................................
.....
Alokasi Waktu :
.................................................................................................
.....
Pembimbing
:
.................................................................................................
.....
Nama
:
.................................................................................................
.....
NIS
:
.................................................................................................
.....
Kelas
:
.................................................................................................
.....
No.
1.

Aspek Yang Dinilai


Perencanaan:
a. Persiapan
b. Perumusan judul

Skor ( 1 - - 5 )
12

PENILAIAN PRODUK
Mata Pelajaran :
........................................................................................
Nama Proyek :
........................................................................................
Alokasi Waktu :
........................................................................................
Pembimbing :
........................................................................................
Nama
:
........................................................................................
NIS
:
........................................................................................
Kelas
:
........................................................................................
No.

Aspek Yang Dinilai

1.

Tahap Perencanaan Bahan:

2.

Tahap Proses Pebuatan:


a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik pengelolaan
c. K3 (Keselamatan kerja, Keamanan dan
Kebersihan)

Skor ( 1 - - 5 )

13

PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH

(PROBLEM BASED LEARNING - PBL)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DEFINISI/KONSEP
Pembelajaran berbasis masalal:
merupakan metode pembelajaran
yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar.
Dalam kelas yang menerapkan
pembelajaran berbasis masalah,
peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata
(real world)
15

DEFINISI/KONSEP
Pembelajaran berbasis masalah
merupakan metode pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk belajar
bagaimana belajar, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata.
Masalah yang diberikan ini digunakan
untuk mengikat peserta didik pada rasa
ingin tahu pada pembelajaran yang
dimaksud. Masalah diberikan kepada
peserta didik, sebelum peserta didik
mempelajari konsep atau materi yang
berkenaan dengan masalah yang harus
dipecahkan.
16

DEFINISI/KONSEP
Guru sebagai Pelatih

Peserta Didik
sebagai
Problem Solver

Masalah sebagai
Awal Tantangan
dan Motivasi

o Asking about
o Peserta yang o Menarik untuk
thinking (bertanya
aktif.
dipecahkan.
tentang pemikiran). o Terlibat
o Menyediakan
o Memonitor
langsung
kebutuhan
pembelajaran.
dalam
yang ada
pembelajaran.
hubungannya
o Probbing
dengan
o Membangun
( menantang
pelajaran yang
peserta didik untuk
pembelajaran.
dipelajari.
berpikir ).
o Menjaga agar
peserta didik
terlibat.
o Mengatur dinamika
kelompok.
o Menjaga
berlangsungnya
proses.

17

KELEBIHAN BPL
1. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna.
Peserta didik yang belajar memecahkan masalah,
maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan
yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan
dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan
dengan situasi di mana konsep diterapkan
2. Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan
pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
3. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja,
motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok.
18

Langkah-langkah Oprasional PBL


1. Konsep dasar (Basic Concept)

Fasilitator memberikan konsep dasar,


petunjuk, referensi, atau link dan skill yang
diperlukan dalam pembelajaran tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
lebih cepat masuk dalam atmosfer
pembelajaran dan mendapatkan peta
yang akurat tentang arah dan tujuan
pembelajaran serta memastikan peserta
didik memperoleh kunci utama materi
pembelajaran.

Langkah-langkah Oprasional PBL


2. Pendefinisian masalah (Defining the
Problem)
Fasilitator menyampaikan skenario atau
permasalahan dalam kelompok dan
peserta didik melakukan brainstorming
dengan cara mengungkapkan pendapat,
ide, dan tanggapan terhadap skenario
secara bebas, sehingga dimungkinkan
muncul berbagai macam alternatif
pendapat.
20

Langkah-langkah Oprasional PBL


3. Pembelajaran mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang
dapat memperjelas isu yang sedang
diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat
dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan
di perpustakaan, halaman web, atau bahkan
pakar dalam bidang yang relevan.
Tujuannya:
Agar peserta didik mencari informasi dan
mengembangkan pemahaman yang relevan
dengan permasalahan yang telah
didiskusikan di kelas
Informasi dikumpulkan untuk dipresentasikan
di kelas

21

Langkah-langkah Oprasional PBL


4. Pertukaran pengetahuan (Exchange
knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada
pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi
dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi
capaiannya dan merumuskan solusi dari
permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya.
5. Penilaian (Assessment)
22

Contoh Penerapan PBL


Sebelum memulai proses
pembelajaran, peserta didik diminta
untuk mengobservasi suatu fenomena
dan mencatat masalah-masalah yang
muncul.
Guru : mendorong peserta didik
untuk berpikir kritis dalam memecahkan
masalah yang ada dan mengarahkan
peserta didik untuk bertanya,
membuktikan asumsi, dan
mendengarkan pendapat yang berbeda
dari mereka.

Contoh Penerapan PBL


Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar.
Guru memberikan penugasan yang dapat
dilakukan di berbagai konteks lingkungan
peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga
dan masyarakat.
Penugasan itu memberikan kesempatan
peserta didik untuk belajar di luar kelas,
sehingga memperoleh pengalaman langsung
tentang apa yang sedang dipelajari dalam
rangka mencapai penguasaan standar
kompetensi, kemampuan dasar dan materi
pembelajaran.

Tahapan PBL
Tahapan
1. Orientasi
peserta
didik
kepada
masalah

Perilaku Guru
Menjelaskan tujuan
pembelajaran,
menjelaskan logistik yg
dibutuhkan.
Memotivasi peserta didik
untuk terlibat aktif dalam
pemecahan masalah
yang dipilih
2.
Membantu peserta didik
Mengorgani
mendefinisikan
sa sikan
danmengorganisasikan
peserta
tugas belajar yang
didik
berhubungan dengan
masalah tersebut

Tahapan PBL
3. Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok

Mendorong peserta didik untuk


mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah

4. Mengembang
kan dan
menyajikan
hasil karya

Membantu peserta didik dalam


merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti
laporan, model dan berbagi
tugas dengan teman

5. Menganalisa
dan mengeva
luasi proses
pemecahan
masalah

Mengevaluasi hasil belajar


tentang materi yang telah
dipelajari/meminta kelompok
presentasi hasil kerja

Sistem Penilaian
Penilaian pembelajaran dilakukan dengan memadukan
tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan
sikap (attitude).
Penilaian pengetahuan mencakup seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester
(UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan
laporan.
Penilaian kecakapan diukur dari penguasaan alat bantu
pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan
perancangan dan pengujian.
Penilaian sikap dititikberatkan pada penguasaan soft
skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi,
kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam
pembelajaran.
Bobot penilaian untuk ketiga aspek ditentukan oleh
guru.
27

Penilaian dalam pembelajaran


PBL dilakukan dengan cara evaluasi
diri (self-assessment) dan peerassessment.
1.
2.
3.
4.

Penilaian kinerja
Penilaian portofolio
Penilaian potensi belajar
Penilaian usaha kelompok

PEMBELAJARAN
PENEMUAN

(DISCOVERY LEARNING - DL)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Definisi/Konsep
Pembelajaran penemuan (Discovery
Learning) adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran
yang terjadi bila peserta didik tidak disajikan
dengan pelajaran dalam bentuk finalnya,
tetapi mengorganisasikan sendiri
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning
mempunyai prinsip yang sama dengan Inquiry
dan Problem Solving. Hanya pada Discovery
Learning lebih menekankan ditemukannya
konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak
diketahui atas masalah yang direkayasa oleh
guru.
30

Definisi/Konsep
Dalam mengaplikasikan Discovery Learning, guru
berperan sebagai pembimbing dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar
secara aktif sesuai dengan tujuan, (perubah
pembelajaran dari teacher oriented menjadi
student oriented).
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menjadi seorang problem solver, seorang
scientist, historian, atau ahli matematika. Bahan
ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi
pesrta didik dituntut melakukan berbagai kegiatan
menghimpun informasi, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis, mengintegrsikan,
mereorganisasikan bahan dan membuat
kesimpulan.

31
g

Kelebihan/Keuntungan DL
Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses-proses kognitif. Usaha penemuan
merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini
sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan dan transfer.
Menimbulkan rasa senang pada peserta didik,
karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
Metode ini memungkinkan peserta didik
berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
Menyebabkan peserta didik mengarahkan
kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan
akalnya dan motivasi sendiri.

Kelebihan/Keuntungan DL
Metode ini dapat membantu peserta didik
memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
Berpusat pada peserta didik dan guru berperan
sama-sama aktif mengeluarkan gagasangagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak
sebagai peserta didik , dan sebagai peneliti di
dalam situasi diskusi.
Membantu peserta didik menghilangkan
skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
pada kebenaran yang final dan tertentu atau
pasti.
peserta didik akan mengerti konsep dasar dan
ide-ide lebih baik.
Membantu dan mengembangkan ingatan dan
transfer kepada situasi proses belajar yang baru

Kelebihan/Keuntungan DL
Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja
atas inisiatif sendiri.
Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan
merumuskan hipotesis sendiri.
Memberikan keputusan yang bersifat intrinsic.
Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
Proses belajar meliputi sesama aspeknya
peserta didik menuju pada pembentukan
manusia seutuhnya.
Meningkatkan tingkat penghargaan pada
peserta didik.
Kemungkinan peserta didik belajar dengan
memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan
individu.
34

Kelemahan/Kekurangan DL
Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada
kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa
yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan
abstrak atau berpikir atau mengungkapkan
hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis
atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah
siswa yang banyak, karena membutuhkan
waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah
lainnya.
Harapan-harapan yang terkandung dalam
metode ini dapat buyar berhadapan dengan
siswa dan guru yang telah terbiasa dengan
cara-cara belajar yang lama

35

Kelemahan/Kekurangan DL
Pengajaran discovery lebih cocok untuk
mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan
kurang mendapat perhatian.
Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA
kurang fasilitas untuk mengukur gagasan
yang dikemukakan oleh para peserta didik
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan
untuk berpikir yang akan ditemukan oleh
peserta didik karena telah dipilih terlebih
dahulu oleh guru.
36

Langkah-langkah Operasional DL
1. Persiapan
Menentukan tujuan pembelajaran.
Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik
(kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya).
Memilih materi pelajaran
Menentukan topik-topik yang harus dipelajari
peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi)
Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa
contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya
untuk dipelajari siswa peserta didik
Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana
ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari
tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar
peserta didik.
37

Langkah-langkah Operasional DL
1. Pelaksanaan
Stimulation (Stimulasi/Pemberian
Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar
dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk
tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping
itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca
buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat mengembangkan dan membantu siswa
dalam mengeksplorasi bahan.
38

Langkah-langkah Operasional DL
Problem Statement (Pernyataan/
Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah
selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah)
39

Langkah-langkah Operasional DL
Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga
memberi kesempatan kepada para siswa
untuk mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya yang relevan untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis. Pada tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian peserta didik diberi
kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek,
wawancara dengan nara sumber, melakukan
uji coba sendiri dan sebagainya.
40

Langkah-langkah Operasional DL
Data Processing (Pengolahan Data)
Pengolahan data merupakan kegiatan
mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh para peserta didik baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya,
lalu ditafsirkan. Semua informai hasil
bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila
perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu
41

Langkah-langkah Operasional DL
e.Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik melakukan
pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
yang ditetapkan dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing
(Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner,
bertujuan agar proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia
jumpai dalam kehidupannya.
42

LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL
DL
f. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan
adalah proses menarik sebuah kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah,
2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi
maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi.
43

Sistem Penilaian DL
Dalam Model Pembelajaran
Discovery Learning, penilaian dapat
dilakukan dengan menggunakan tes
maupun non tes.
Penilaian yang digunakan dapat
berupa penilaian kognitif, proses,
sikap, atau penilaian hasil kerja
siswa. Jika bentuk penialainnya
berupa penilaian kognitif, maka
dalam model pembelajaran
discovery learning dapat
menggunakan tes tertulis. Jika
bentuk penilaiannya menggunakan
penilaian proses, sikap, atau
penilaian hasil kerja siswa maka

Analisis Nilai (Value Inquiry)


Pembelajaran analisis nilai
merupakan suatu model
penyajian materi ajar yang
bertolak dan berorientasi pada
proses pengkajian nilai yang
terkait dengan obyek atau
kualitas
obyek.
Tujuan:
Agar peserta didik aktif selama proses
pembelajaran melalui pengkajian suatu
nilai tertentu yang pada gilirannya
mereka memiliki komitmen terhadap nilai
tersebut.

Manfaat:
- Mengarahkan dan melatih penalaran
peserta didik dalam menentukan
pilihan terhadap suatu nilai tertentu
sehingga pilihannya benar-benar
dilandasi keyakinan yang kokoh,
- Menunjukkan dan menyadarkan
kepada peserta didik akan adanya
suatu nilai yang luhur,
- Melatih peserta didik agar dalam
berperilaku selalu berpedoman
kepada suatu nilai tertentu yang
dianggap luhur.

Prosedur Pembelajaran
Analisis Nilai:

1. Menginformasikan topik kajian


2. Menginformasikan langkah-langkah
kegiatan analisis nilai
3. Melalu curah pendapat, mintalah peserta
didik agar mengemukakan contoh-contoh
perbuatan yang mencerminkan sikap
sehubungan dengan topik
4. Secara individual, tugaskan agar peserta
didik menganalisis kasus dengan
menunjukkan berbagai nilai yang
berkaitan.

5. Secara kelompok, peserta didik ditugaskan untuk


mendiskusikan nilai-nilai yang terkait dengan suatu
kasus. Jadikanlah kata-kata di bawah ini sebagai
pembuka diskusi (trigger):
- Mengapa ? Benarkah demikian itu?
- Sejauhmana ? Mengapa demikian?
- Bagaimana ?
- Apakah akibatnya jika ?
- Dapatkah ? dan sebagainya.

6. Tugaskan kelompok merumuskan dan


melaporkan hasil diskusi dalam format:
Kelompok

Kategori Nilai *)

Penalaran Kelompok **)

Cat.: *) Esensi nilai dari inti pernyataan yang didiskusikan.


**) Disarikan dari hasil diskusi kelompok dalam menjawab
setiap pertanyaan.

7. Apabila masing-masing kelompok dalam


laporan hasil ternyata ada yang kurang
mendekati kebenaran yang dimaksud,
maka adakanlah silang pendapat
8. Untuk menguji komitmen peserta didik
terhadap nilai suatu kasus, maka ajukan
pertanyaan, misal:
- diantara enam kategori nilai tadi, posisi nilai
mana yang paling dapat diterima secara umum?
- mengapa demikian?

9. Secara klasikal, tugaskan agar peserta


didik mengemukakan contoh-contoh akibat
tindakan seseorang yang bertentangan
dengan nilai esensial.

Analisis Sosial
(Social Inquiry)
Suatu model penyajian materi ajar secara
induktif yang berorientasi pada cara kerja
keilmuan dengan pola masalah/kasus,
hipotesis, pengumpulan dan pengolahan
data dan penarikan kesimpulan sebagai
penguji jawaban sementara (hipotesis).
Tujuan: agar peserta didik aktif selama
proses pembelajaran melakukan
pengkajian terhadap masalah/kasus
tertentu.

Manfaatnya untuk:
- Menumbuhkan cara berpikir kritis
sistematis dan logis dalam diri peserta
didik,
- Melatih peserta didik dalam menentukan
pilihan sikap yang benar jika menghadapi
suatu masalah/kasus,
- Melatih keberanian peserta didik dalam
mengemukakan isi hatinya secara bebas
dan terbuka,
- Melatih kepekaan sikap peserta didik
dalam menghadapi setiap masalah/kasus
di lingkungannya atau merasakan adanya
masalah (feeling of perflexity) di
lingkungan sekitarnya.

Prosedur pelaksanaan analisis sosial :


a. Menginformasikan topik yang akan dibahas
kepada peserta didik.
b. Menginformasikan langkah-langkah kegiatan
analisis sosial yang akan dilakukan oleh
peserta didik dalam membahas topik.
c. Melalui curah pendapat, peserta didik diminta
untuk mengemukakan contoh masalah/kasus
dalam masyarakat berupa perbuatanperbuatan yang bertentangan dengan topik
bahasan.
Contoh mana dapat diambil dari media massa
atau berdasarkan pengalaman/pengamatan
peserta didik sendiri.

d. Secara individual, peserta didik ditugaskan


mengkaji contoh-contoh kasus dengan
jalan mempertentangkan contoh-contoh
perbuatan yang telah dikemukakan atas
dasar kenyataan (yang nyata ada) dengan
perbuatan-perbuatan yang seharusnya
ada.
e. Secara kelompok, tugaskan peserta didik
untuk merumuskan contoh-contoh kasus
yang akan dikaji dalam bentuk pertanyaan
berkenaan dengan adanya kesenjangan
antara keharusan hidup bermasyarakat
dengan kenyataan yang ada.

f. Secara individual, tugaskan agar peserta


didik merumuskan jawaban sementara
(hipotesis) atas contoh-contoh kasus
perbuatan yang dipertentangkan (usahakan
jawaban muncul dari peserta didik secara
spontan).
Dengan demikian ia mulai berpikir antisipasif
dengan jalan menarik analogi dan implikasi
dari kasus-kasus dalam kontak kehidupan
masyarakat. Untuk itu biarkanlah apa adanya
dan jangan dikritik karena ketepatannya akan
diuji pada langkah berikutnya.
g. Secara kelompok, tugaskan agar peserta
didik mengadakan wawancara berkenaan
dengan kasus perbuatan dan hipotesis yang
telah dirumuskan dengan jalan bertanya dan
menjawab pertanyaan.

h. Secara kelompok, tugaskan agar peserta didik


merumuskan hasil wawancara secara singkat
ke dalam format :
Macam Kasus
Perbuatan

i.

Sebab-sebab

Akibat

Secara kelompok, tugaskan agar peserta didik


membuat kesimpulan tentang jenis perbuatan
yang dirasakan bertentangan dengan topik.
j. Secara individual, tugaskan agar peserta didik
mencocokkan hipotesis dengan kesimpulan
yang telah dirumuskan.
k. Secara kelompok, tugaskan agar peserta didik
merumuskan kesimpulan akhir pembahasan.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai