Tgs Geologi Teknik Peta Dan Pemetaan Geologi
Tgs Geologi Teknik Peta Dan Pemetaan Geologi
GEOLOGI TEKNIK
DISUSUN OLEH :
NAMA : KELVIN ERIKO
NIM : 1219151009
JURUSAN : TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
PEMETAAN GEOLOGI
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu pekerjaan yang pokok bagi seorang geologiwan adalah membuat peta
geologi. Peta geologi diartikan sebagai bentuk ungkapan data geologi suatu daerah
atau wilayah yang ketelitiannya didasarkan pada skala petanya. Peta geologi tersebut
menggambarkan atau memberikan informasi segala hal mengenai keadaan geologi
wilayah tersebut antara lain sebaran, jenis, dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur,
fisiografi, sumberdaya alam dan energi. Ada beberapa cara penggambaran informasi
tersebut antara lain dengan warna, simbol dan corak atau gabungan dari ketiganya.
Nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada pemeta, seperti ketelitiannya di
lapangan, pengetahuan dasar ilmu geologi, dan tentunya pengalamannya. Peta geologi
dapat dipergunakan untuk bermacam keperluan, sehingga pembuatannya harus
disesuaikan dengan keperluan tersebut. Walaupun pada dasarnya semua peta geologi
adalah sama, tetapi untuk tiap-tiap macam peta mempunyai penekanan-penekanan
tertentu sesuai dengan tujuan atau keperluan pembuatan peta tersebut
Karena kompleksnya pekerjaan pembuatan peta geologi tersebut maka selain
dituntut pengetahuan dasar geologi, diperlukan juga managemen pengumpulan data di
lapangan. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan di lapangan dapat dilakukan seefisien
mungkin dengan waktu sesingkat mungkin dan biaya yang sekecil mungkin.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari peta geologi ?
2. Apa definisi dari pemetaan geologi ?
3. Apa saja metode-metode yang dapat digunakan dalam pemetaan geologi ?
4. Bagaimana cara menggunakan kompas geologi dalam melaksanakan pemetaan ?
C. TUJUAN
1. Untuk memahami metode-metode yang dapat digunakan dalam pemetaan geologi.
2. Untuk mengetahui cara menggunakan kompas dalam melaksanakan pemetaan.
II.
PEMBAHASAN
Teknik pemetaan ini, didukung oleh peralatan atau pesawat ukur, yang
mendeteksi, mengambil dan memindahkan data ukur kedalam daftar tabulasi dan
dengan menggambarkan langsung titik, garis, bidang dan ruang dan juga data laing
yang sehubungan dengan kebutuhan keatas kertas gambar. Peralatan yang sering
dipakai dalam pengukuran, adalah kompas geologi, theodolite, WP, dan Plane Table.
Lintasan polygon :
Litasan polygon adalah suatu lintasan pengukuran yang dibuat berdasarkan kondisi
lapangan :
Lintasan terbuka adalah suatu pengambilan litasan pengukuran yang dimulai
dari titik awal yang diikatkan dengan titik pasti dan lintasan pengukuran diakhiri
dengan tidak kembali ketitik awal berupa titik akhir yang terikat dengan titik pasti
maupun titik lepas.
Lintasan Tertutup, adalah suatu pengukuran, dimana titik akhir pengukuran
berimpit dengan dengan titik awal pengukuran yang terikat dengan titik pasti.
Detail pengukuran dapat dilakukan dengan membuat jarring-jaring pengukuran
secara random membentuk garis sarang laba-laba, maupun dengan Grid.
suatu keadaan tertentu, garis-garis berikutnya dibuat sejajar dan melintang base line
(disebut, cross line) dengan interval tertentu sesuai dengan akurasi kebutuhan analisis.
D. Cara Menggunakan Kompas Geologi Dalam Melaksanakan Pemetaan
Ada dua tipe kompas geologi yang dikenal, yaitu kompas empat kuadran
dimana lempengan skala dibagi menjadi empat kuadran, kuadaran NE (North-East),
NW (North-West), SW (South-West) dan SE (South-East), masing-masing besamya 0
0 s/d 90 diukur dari North (Utara) dan South (Selatan) balk ke arah East (Timur)
maupun West (Barat). Sedangkan tipe yang kedua adalah kompas tipe azimuth atau
tipe 360, dimana lempengan skala dibagi menjadi 360 diukur dari North ke East.
Koreksi Deklinasi.
Karena jarum kompas adalah jarum magnet, maka arah utara yang ditunjukkan
oleh jarum kompas adalah arah utara magnetik. Arah utara magnetik ini tidak berimpit
dengan arah utara sebenarnya (arah utara geografis). Mereka membentuk sudut yang
besarnya berbeda -beda dari suatu lokasi geografis dengan lokasi geografis lainnya,
dan kadang berubah dari satu waktu ke lain waktu, meskipun lokasi geografisnya
tetap. Perbedaan suclut ini dinamakan deklinasi. Supaya jarum kompas menunjukkan
arah yang sesuai dengan arah utara geografis maka harus dilakukan koreksi deklinasi.
Misalkan, besamya harga deklinasi di daerah Bojonegoro pada tahun 1930 adalah 2
15'E dan bertambah 3' setiap tahun. Keterangan tersebut dapat dibaca pada peta
topografi yang digunakan. Jika kita akan bekerja di daerah itu pada tahun 1980, maka
besarnya deklinasi adalah 2 15' + 50 x 3' = 4 45' E, artinya arah utara magnetik
tedetak 4 45' di sebelah timur dari utara sebenarnya (true north). Jadi lingkaran harus
kita putar sehingga index pin menunjuk 4 45' di sebelah timur dari titik 0.
Dengan hanya menggunakan satu mata angin yaitu North (N) memutar
melewati East (E). Setelah arah diukur dengan cara tersebut, ditulis dengan notasi
N E (misalnya N 45 E, N 100 E, N 286 E). Arah yang diukur dengan metode
ini disebut sebagai dinamakan Azimuth, besarnya 0 s/d 360. Penulisan arah
Azimuth dinyatakan dengan NE, maksudnya pengukuran mulai dari arah North
ke East, misainya N 160 E, N 340" E, N 150" E dan sebagainya. Perhatikan, NE
disini tidak menunjukkan kuadran North-East. Kompas geologi yang digunakan
juga disebut sebagai kompas tipe azimuth (360). Kompas geologi dari Eropa dan
Jepang pada umumnya dibuat mengikuti tipe ini.
Dengan menggunakan empat mata angin, yaitu North, East, South dan West.
Arah-arah diukur dari : North ke arah East untuk yang berada pada kuadran NE,
misalnya N 60 E, N 35 E dsb. , North ke arah West untuk yang berada pada
kuadran NW, misainya N 45 W, N 25 W dsb. , South ke arah East untuk yang
berada pada kuadran SE, misalnya S 12 E, S 6 E, dsb., South ke arah West
untuk yang berada pada kuadran SW, misainya S 20 W, S 48 W.
Dengan cara ini maka besamya arah hanya akan berkisar dari 0 0 - 90 0 saja.
Kompas geologi yang digunakan dalam cara ini adalah kompas jenis empat kuadran,
atau sering disebut sebagai kompas tipe Brunton. Kompas geologi buatan Amerika
kebanyakan menggunakan sistem kuadran. Setiap ahli geologi harus dapat
menggunakan kedua cara tersebut di atas sama baiknya, tergantung dari jenis kompas
geologi yang digunakannya. Kedua cara tersebut tidak boleh dicampur aduk.
dari tempat kita berada kita dapat melihat 1 atau lebih titik yang lokasinya di peta
diketahui dengan tepat, misainya puncak bukit, perpotongan dua sungai dan
sebagainya, maka lokasi tempat kita berada dapat ditentukan dengan jalan menembak
(shooting) titik-titik yang sudah diketahui posisinya tersebut (dalam hal ini disebut
sebagai target). Cara menembak dilakukan dengan jalan mengarahkan kompas ke
target, kemudian bacalah jarum selatan. Arah ini merupakan arah dari target ke
penembak.
Disini akan dijelaskan cara yang paling aman supaya tidak terbalik dalam membaca
kemiringan. Terbaliknya penggambaran kemiringan dapat menimbulkan kesalahan
yang serius. Cara pertama yang dibaca adalah arah dari jurusnya, sedangkan cara
kedua yang dibaca adalah arah dari kemiringannya.
Pengukuran dilakukan dari bagian atas lapisan, kalau yang tersingkap bagian
bawah maka sambunglah bidang perlapisan tersebut dengan clipboard saudara
dan pengukuran dilakukan di atas clipboard.
Tempelkan sisi E dari kompas pada lapisan batuan sambil kompas
dihorisontalkan dengan cara gelembung horisontal (horizontal bubble)
diusahakan berada di tengah. Kalau kompas sudah horisontal bacalah ujung
utara, maka arah ini adalah arah jurus dari lapisan. Arah kemiringannya adalah
90 dari arah ini searah jarum jam.
Ukurlah besar kemiringan dengan klinometer. Caranya : kompas diletakkan
miring pada sisinya yang ada skala klinorneter dalam arah tegak lurus,
kemudian bacalah besarnya sudut kemiringannya.
Jika arah kemiringannya yang dibaca maka:
Pengukuran tetap dilakukan pada bagian atas lapisan batuan.
Tempelkan sisi S dari kompas sambil kompas dihorisontalkan seperti pada
cara pertama.
Setelah kompas horisontal, bacalah ujung jarum utara, maka arah ini adalah
arah kemiringan dari lapisan.
Ukurlah besamya kemiringan dengan klinometer.
Arah jurusnya tentu saja tegak lurus arah kemiringan tersebut.
Kedua cara pengukuran jurus dan kemiringan yang telah diuraikan di atas
berlaku untuk kompas empat kuadran maupun kompas azimut.
III.
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Pemahaman serta penggunaan ilmu Geologi Teknik sangat diperlukan dalam
merencanakan atau mendirikan suatu bangunan agar aman dan tahan lama.
2. Peta geologi merupakan hasil dari proses pemetaan geologi.
3. Pemetaan suatu daerah perlu dilakukan sebelum merencanakan dan mendirikan
bangunan agar kita mengetahui secara pasti kondisi geologi daerah/lahan yang
akan dibangun.
B. SARAN-SARAN
1. Diharapkan para pembelajar ilmu teknik sipil memahami ilmu pemetaan geologi.
2. Diharapkan adanya kerja sama maupun koordinasi dengan ahli geologi teknik
dalam merencanakan atau mendirikan suatu bangunan.
C. DAFTAR PUSTAKA
http://andi-unej.blogspot.com/2012/04/metode-geologi-lapangan.html
http://www.masbied.com/2011/09/24/pengertian-pemetaan-geologi-pemakaian
kompas-dalam-pemetaan/
http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/07/alat-ukur-tanah-nama-ratih-dwi.html
http://geologiminyak.blogspot.com/2011/12/peta-geologi-dan-pengertianpeta.html