PENDAHULUAN
minum
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
(www.sanitasi.org).
A. Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Baku
Dalam perencanaan dan pembangunan sistem pengembangan air
minum perlu memperhatikan kuantitas dan kualitas dari sumber air baku
yang akan digunakan. Kuantitas dan kualitas tergantung dari jenis mata air
yang tersedia dan terbagi dalam empat kelompok yaitu a.siklus hidrologi, b.
Air permukaan, c. Air tanah, d. Air hujan.
a. Siklus Hidrologi
Keberadaan air di bumi mengalami proses setiap saat. Kondisi
siklus ini akan mempengaruhi jumlah air dari sumber sumber yang
ada. Proses siklus hidrologi yang terjadi di bumi yaitu pada saat siang
hari dimana matahari memancarkan panasnya ke bumi terjadi
penguapan diberbagai tempat seperti dari air sungai, danau, pohon dan
sebagainya. Uap air yang terbentuk akan berkumpul dan membentuk
awan, yang pada saatnya akan menjadi air hujan yang akan jatuh ke
permukaan bumi. Air hujan yang jatuh sebagian akan diserap oleh
permukaan tanah dan terkumpul di lapisan berbatuan yang disebut
dengan aquifer akan muncul berupa mata air atau diambil sebagai air
tanah dengan menggunakan pompa maupun muncul ke permukaan tanah
akibat tekanan air tanah yang cukup tinggi.
Aliran air permukaan akan mengisi sumber sumber air baku
lainnya seperti danau, kolam, sungai dan laut.
Perkiraan komposisi jumlah air di bumi dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Jenis Air
Volume
(1000 km3)
Persentase dari
total
13
0.001
1.320.000
228
2
29.000
107.770
1.360.000
97.2
0.0017
0.00015
2.13
0.79
100
b. Air Permukaan
Berkenaan dengan penggunaan pada sistem penyediaan air bersih,
sumber air permukaan terbagi dalam beberapa jenis yaitu air danau,
pond, situ, kolam dan air sungai.
Kuantitas air permukaan
Kuantitas air permukaan sangat tergantung pada jumlah curah hujan
yang terjadi, biasanya pada musim kering jumlah air permukaan
berkurang dibandingkan dengan musim hujan.
Kontinyuitas
Kontinyuitas air permukaan pada dasarnya dapat diandalakan yaitu
memiliki kapaasitas relatif stabil karena air yang ditampung besifat
renewable yaitu berasal dari air hujan dan daerah tangkapan.
c. Air Tanah
Air tanah berasal dari lapisan aquifer yang terdapat di dalam
tanah. Keberadaan air di lapisan aquifer berasal dari air hujan yang
meresap ke dalam tanah. Penggunaan air tanah bagi kebutuhan sistem
penyediaan air minum tidak dianjurkan karena dapat merusak
lingkungan.
Kuantitas air tanah
Kuantitas air tanah, khususnya saat ini, sudah sangat terbatas
terutama akibat pemakaian yang melebihi volume yang tersedia
sumber air tanah yang berasal dari cekungan aquifer dimana air yang
ada terbentuk dari waktu yang lama sebelumnya dan tidak bersifat
renewable.
d. Air Hujan
Air hujan juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum
di beberapa tempat, karena pada daerah tersebut tidak memiliki sumber
air permukaan atau air tanah.
Kuantitas air hujan
Secara kuantitas, air hujan tidak dapat diandalkan sebagai sumber air
sistem penyediaan air minum, keberadaan air hujan hanya banyak
pada musim hujan, dan sulit didapatkan pada musim kemarau.
4)
dalam intake.
Bangunan intake harus ditempatkan pada lokasi dengan kondisi
tanah yang stabil dan diperkuat dengan pondasi pancang sehingga
dapat aman terhadap kemungkinan longsor maupun amblas.
dari
sumbernya.
Pembangunan
broncaptering
harus
C. Saluran Transmisi
Fungsi dari saluran transmisi adalah untuk membawa air baku dari
bangunan pengambilan air baku ke unit produksi, atau membawa air hasil
olahan unit produksi ke reservoir. Saluran transmisi terdiri atas dua jenis
aliran :
a. Saluran Transmisi untuk Aliran Bebas ( tidak bertekanan )
1) Open canals
Saluran transmisi open canals biasanya terbuat dari beton bertulang.
Potongan melintang saluran open canals berbentuk trapesium.
2) Aquaduct
Aquaduct adalah open canals yang disangggah oleh jembatan untuk
membawa aliran air yang tidak bertekanan melewati lembah atau
jurang.
3) Tunnels
Tunnels adalah saluran air berbentuk canal namun tertutup. Jenis
saluran air ini digunakan pada saat saluran open canals harus
menembus bukit.
b. Saluran Transmisi untuk Aliran Bertekanan
Saluran transmisi untuk aliran yang bertekanan biasanya menggunakan
saluran pipa.
(Buku Ajar Sistem Penyediaan Air Minum, 2013)
1.2.2. Unit Produksi
Unit produksi merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan
untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi,
dan/atau biologi.
Unit produksi dapat terdiri dari :
a. Bangunan pengolahan dan perlengkapannya (Instalasi Pengolahan Air),
b. Desinfektan,
c. Bangunan penampungan air minum.
a. Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Salah satu bagian dari unit produksi adalah Instalasi Pengolahan Air
(IPA). Jenis IPA ada berbagai macam, pemilihannya biasanya sesuai dengan
kondisi kualitas air baku yang akan digunakan. Berikut ini akan diuraikan
jenis jenis IPA yang umum digunakan di Indonesia yaitu system saringan
pasir lambat (slow sand filter), system koagulasi flokulasi sedimentasi
filtrasi dan aerasi.
b. Disinfeksi
Disinfeksi adalah proses pengolahan air untuk mematikan orgenisme
di dalam air khususnya bakteri pathogen. Untuk mematikan bakteri
pathogen, cara disinfeksi yang banyak digunakan adalah :
1) Peta wilayah pelayanan yang berisikan informasi mengenai jalur jalan, jenis
pemanfaatan jalan untuk perumahan, perkantoran, pasar maupun untuk
komersial, jarak antar lokasi dan kantor wilayah.
2) Kebutuhan air pada masing masing pelayanan, baik untuk domestic
maupun non-domestik.
3) Jenis pipa yang akan digunakan
4) Perhitungan kebutuhan kapasitas pelayanan.
Pada dasarnya ada dua jenis sistem jaringan perpipaan distribusi yaitu :
a. Sistem Cabang (branched)
Sistem branched atau cabang adalah sistem jaringan perpipaan
distribusi yang terbuka. Sistem ini biasanya digunakan pada wilayah
perdesaan dimana besar wilayah pelayanan tidak teralu luas. Perhitungan
hidrolis pada sistem branched ini cukup sederhana yaitu setiap jalur pipa
dihitung secara terpisah.
b. Sistem Loop
Jaringan perpipaan sistem loop biasanya digunakan di wilayah
perkotaan dimana besar wilayah pelayanannya sangat luas. Sistem loop juga
disebut sistem tertutup. Perhitungan sistem loop ini lebih sulit daripada
sistem branched karena perlu menghitung kesetimbangan aliran pada
masing-masing jalur pipa di jaringan loopnya. Keunggulan dari jaringan
perpipaan distribusi dengan sistem loop adalah dapat memberikan pelayanan
yang stabil baik dari segi jumlah air yang disalurkan maupun besar tekanan
ke seluruh wilayah pelayanan.
(Buku Ajar Sistem Penyediaan Air Minum, 2013)
b. Booster Station
Bangunan ini berfungsi untuk menambah tekanan air dalam pipa
menggunakan sistem pempopaan, biasanya di tempatkan pada tempat
tempat dimana air dalam pipa kurang dari kriteria tekanan air minimum.
c. Jembatan Pipa
Bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang menyebrang sungai atau
saluran, biasanya jembatan pipa ini memakai struktu dari baja.
d. Aksesoris Pipa
Aksesoris pipa meliputi:
1) Gate Valve
Bangunan ini brfungsi untuk mengontrol aliran air dalam pipa, gate valve
dapat menutup dan membagi aliran ke bagian lainnya dalam pipa
distribusi.
2) Air Valve
Air valve berfungsi untuk melepaskan udara yang selalu ada dalam aliran
ketika ada akumulasi udara atau memasukkan udara ketika tekanan air
dalam pipa menjadi negatif sehingga air dalam pipa tidak mengalir.
Katup angin dipasang pada tiap bagian dari jalur pipa tertinggi dan
mempunyai tekanan lebih rendah dari 1 atm, karena udara cenderung
terakumulasi di tempat itu.
3) Check Valve
Bangunan check valve ini dipasang bila pengaliran diinginkan satu arah.
Biasanya check valve dipasang pada pipa tekanan antara pompa dan gate
valve.
4) Wash Out
Bangunan wash out biasanya dipasang pada titik mati atau titik terendah
(lembah) dari jalur pipa dan di tempat tempat sebelum jembatan untuk
mengeluarkan endapan atau lumpur yang terdapat di dalam pipa.
(Buku Ajar Sistem Penyediaan Air Minum, 2013)
BAB II
STANDAR DAN KRITERIA PERENCANAAN
2.1. Landasan Hukum
Adapun beberapa landasan hukum dan peraturan yang
Kebutuhan air untuk rumah tangga (domestik) yaitu pemakaian air untuk
aktivitas di lingkungan rumah tangga. penyediaan air baku untuk keperluaan
rumah tangga dihitung dengan berdasarkan:
1. Jumlah penduduk
2. Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3. Cara pelayanan air
4. Konsumsi pemakaian air (lt/org/hari)
Standar kebutuhan air domestik untuk konsumsi di daerah perkotaan adalah
120 150 l/orang/hari sesuai dengan Permen PU no 18 tahun 2007 sedangkan
untuk konsumsi air domestik di daerah pedesaan adalah 60 l/orang/hari sesuai
dengan Permen PU No. 18 tahun 2007.
A. Parameter Dalam Menentukan Tingkat Pelayanan Air Bersih
Beberapa parameter yang dipakai dalam menentukan tingkat
pelayanan air bersih untuk kebutuhan air domestik yang akan direncanakan
meliputi:
a. Konsumsi Pemakaian Air Bersih
Untuk konsumsi air bersih domestik ditentukan untuk sambungan rumah
(SR) sebesar 120 l/dt dan sambungan umum (SU) sebesar 30 l/dt.
untuk
penurun
kekeruhan,
pengontrol
Ph
air,
dan
suci