Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Yusanuari Alaniri
Febriani A. Nadadap
Khurniaty Dewi
Caca Cahya Maulana
Afrizal Maulana Sutrisna
Vinda Widiyati
Agus Ahmad Santoso
RESUME PRAKTIKUM 1
(garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu kesatu) barulah di baca rambu
belakang dan rambu muka yang terdiri dari bacaan benang tengah, atas dan
bawah. Beda tinggi slag tersebut pada dasarnya adalah pengurangan Benang
Tengah belakang (BTb) dengan Benang Tengah muka (BTm).
Kesalahan dalam penggunaan Rambu Ukur :
WATERPASS
Waterpass adalah alat untuk mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke
acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di
dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar,
perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat (nivo). Apabila gelembung
tepat berada di tengah, berarti waterpass telah terpasang dengan benar.
Berbeda dengan theodolit, penempatan alat waterpass terletak diantara dua titik
atau dua target. Di usahakan penempatannya berada tepat ditengah antara dua
titik atau target. Kemudian sama halnya seperti theodolit, pada waterpass pun
sebelum mengamati target pertama harus dilakukan centering. Centering
dilakukan dengan memutar skrup yang ada di bagian bawah waterpass, hingga
gelembung berada di tengah lingkaran.
Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam lensa,
terdapat tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada
sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Alat ini
bersifat sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk
menutupi cahaya matahari.
Bagian-bagian alat waterpass :
3. Bidik dan arahkan teropong secara kasar pada bak ukur yang didirikan
pertikal pada suatu titik (patok) yang telah ditentukan dengan
menggunakan garis bidik yang ada dalam alat.
4. Bila bayangan kabur perjelas dengan menggunakan sekrup atau memutar
lensa objektif (fokus) sedangkan benang silang perjelas denganmemutar
sekrup pengatur diafragma.
5. Himpitkan benang diafragma dengan sumbu bak ukur,dengan cara
mengatur sekrup diafragma dengan sektup penggerak halus.
6. Lakukan pembacaan yang terlihat pada lensa : BA+BB = 2 BT atau BA-BT
= BT-BB
7. Untuk memadatkan jarak optis digunakan rumus :
Jarak optis = (BA BB)x 100 sin2 sudut zenith/vertikal.
Dimana : BA = Benang atas
BB = Benang bawah
BT = Benang tengah
Apabila jarak antara dua buah titik yang akan diukur beda tingginya relatif jauh,
maka dilakukan pengukuran berantai. Pada metode ini, pengukuran tak dapat
dilakukan dengan satu kali berdiri alat. Oleh karena itu antara dua buah titik
kontrol yang berurutan dibuat beberapa slag dengan titik-titik bantu dan
pengukurannya dibuat secara berantai (differential levelling).
Seperti halnya pengukuran jarak dan sudut, pengukuran beda tinggi juga tidak
cukup dilakukan dengan sekali jalan, tetapi dibuat pengukuran pergi pulang,
yang pelaksanaannya dapat dilakukan dalam satu hari (dinamakan seksi).
THEODOLITE
Theodolite adalah alat ukur digital yang berfungsi untuk membantu pengukuran
kontur tanah di wilayah tertentu. Theodolite mempunyai fungsi yang berbeda
dengan waterpass diantaranya mampu mengukur sudut vertical dan sudut
horizontal. Sudut-sudut tersebut digunakan untuk menentukan jarak mendatar
dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Di dalam theodolite sudut yang
dapat dibaca sampai pada satuan detik. Theodolite ini mempunyai kelebihan
yaitu dapat memetakan suatu wilayah dengan cepat. Di dalam pekerjaan yang
berhubungan dengan pengukuran tanah, theodolite sering digunakan dalam
bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan situasi.
Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti pesawat penyipat datar
bila sudut verticalnya dibuat 90o.
Secara umum, bagian-bagian dari theodolit adalah sebagai berikut :
Bagian atas, terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nivo kotak
Klem pengunci
Penggerak halus
Tempat battery
Klem pengunci lingkaran horizontal
Penggerak halus lingkaran horizontal
Klem pengatur nivo tabung
Page 3 of 8
8. Handle / pembawa
9. Lensa okuler
10.Klem pengatur fokus benang
11.Tombol ON / OFF
12.Nivo tabung
13.Display
14.Keyboard
15.Plat dasar
Bagian bawah, terdiri dari:
Statif/Trifoot
Tiga sekrup penyetel nivo kotak
Unting-unting
Sekrup repetisi
Sekrup pengunci pesawat dengan statif
Cara Kerja:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pengaturan Statif.
Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan pada statif
Tinggikan statif setinggi dada
Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
Atur kembali tinggi statif hingga tribar plat mendatar
Letakkan teodolit di tribar plat
Lakukan proses centering. Dimana kedua alat tersebut berada tepat tegak
lurus diatas benchmark atau patokan yang telag ditentukan sebelumnya
9. Lakukan proses leveling
10.Atur nivo kotak
Nivo kotak harus tepat berada di tengah. Apabila nivo kotak tidak tepat di
tengah maka posisi alat dalam keadaan miring. Untuk melihat dimana
posisi alat yang lebih tinggi maka lihat gelembung yang ada di nivo kotak.
jika gelembung itu lebih kearah Timur, maka posisi alat tersebut lebih
tinggi diarah timur, sehingga kaki sebelah timur harus dipendekkan atau
kaki sebelah barat dinaikkan.
11.Atur nivo tabung
Nivo tabung harus tepat berada di tengah seperti pada nivo kotak.
Usahakan nivo tabung sejajar dengan kiap. Agar berada tepat di tengah,
atur nivo tabung dengan menggunakan kiap A dan B secara bersamaan
dengan arah keluar/masuk sampai gelembung berada di tengah. Setelah
gelembung berada di tengah putar teodolit 90 o gelembung nivo. Lalu putar
kiap C sampai gelembung berada di tengah. Apabila garis arah nivo tegak
lurus sumbu tegak, maka gelembung nivo akan tetap berada di tengah.
12.Lakukan pembidikan ke arah rambu ukur
13.Pembacaan sudut
Aturan pembacaan sudut pada theodolit adalah:
Pada skala utama menentukan besar derajat dan menit dengan
memperhatikan jarum yang berhimpit pada skala.
Pada skala nonius mencari pulajarum yang berimpit dengan skala, dengan
besar sudut setiap skala 20
Page 4 of 8
ETS terdiri dari 2 perangkat utama, ETS itu sendiri dan Prisma.
Prisma Tunggal
Page 6 of 8
Cara Kerja:
1. Letakan alat pada posisi masing-masing. ETS diletakan pada titik acuan,
dan Prisma diletakan pada titik sasaran.
2. Setelah pemasangan alat selesai, perlu dipastikan bahwa kedua alat
tersebut berada tepat tegak lurus diatas benchmark atau patokan yang
telah ditentukan sebelumnya.
3. Kemudian pastikan juga alat berada dalam kondisi datar, yaitu dengan
cara memperhatikan gelembung pada nivon kotak dan nivo tabung.
4. Hidupkan ETS kemudian arahkan kepada lokasi Prisma. Melalui teleskop
bidik titik tengah prisma. Gunakan pengatur vertikal, pengatur horizontal
dan pengatur fokus lensa.
5. Setelah sasaran dirasa telah terbidik dengan tepat, kunci bagian-bagian
pengatur tadi.
6. Selesai. Data yang diperlukan ditampilkan melalui display digital.
Data yang didapat antara lain:
PRISM
A
S
D
V
D
H
D
Sudut Vertikal
Sudut Horizontal
Jarak Vertikal (VD)
Jarak Horizontal (HD)
Jarak Miring (SD)
Page 7 of 8